Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL ILMIAH

STUDI POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis Raffles, 1821)


DI HUTAN MANGROVE DESA SUNGAI ITIK KECAMATAN SADU
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SKRIPSI

Oleh

ARY WAHYUDI
RRA1C412029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
APRIL, 2018
ABSTRAK

Wahyudi, A. 2018. Studi populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis


Raffles,1821) di hutan mangrove Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jambi. Pembimbing (I) Dr. Afreni Hamidah,
S.Pt, M.Si (II) Winda Dwi Kartika, S.Si, M.Si

Kata kunci : Studi populasi, Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles,
1821), Hutan mangrove, Desa Sungai Itik

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) merupakan salah satu biota
penyusun ekosistem yang terdapat di hutan mangrove Desa Sungai Itik Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Meningkatnya aktivitas penduduk dan
pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung di Desa Sungai Itik menyebabkan terjadinya
pengurangan luasan hutan yang akhirnya berdampak terhadap satwa liar yang hidup
di dalamnya, termasuk monyet ekor panjang. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif eksploratif. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan mengamati
keberadaan monyet ekor panjang di hutan mangrove Desa Sungai Itik. Penghitungan
populasi monyet ekor panjang dibuat menjadi III stasiun pengamatan yaitu stasiun I
(T1-T5) di kanal dekat pemukiman, stasiun II (T6-T10) di kanal dekat perkebunan
dan stasiun III (T11-T15) di kanal dekat Pelabuhan Ujung Jabung dengan total
keseluruhan transek 15 transek, yang dilakukan dengan metode Total count. Panjang
lintasan pada setiap jalur transek adalah 300 m dengan lebar jarak jelajah 100 m (50
m kiri dan 50 m kanan) sehingga total luas wilayah pengamatan 45 Ha. Pengamatan
setiap jalur dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan (pagi hari pukul 07.00-10.00 WIB
dan sore hari pukul 15.00-18.00 WIB). Parameter yang diamati meliputi kepadatan
populasi, struktur umur, dan ukuran kelompok. Dari hasil pengamatan yang sudah
dilakukan, ditemukan kepadatan populasi monyet ekor panjang 37 individu/10 ha,
dengan kelas umur yang didominasi kelas umur pre-reproduktif dengan jumlah
individu fase pre-reproduktif remaja 129 individu (38%), anakan 96 individu (28%)
dan bayi 31 individu (9%) sedangkan fase reproduktif dewasa 83 individu (25%)
dengan rata-rata ukuran kelompok 9-30 individu.
I. PENDAHULUAN salah satu jenis primata dari famili
1.1 Latar Belakang Cercopithecidae yang dikenal dengan
Desa Sungai Itik merupakan nama monyet atau monyet ekor
salah satu desa yang terdapat di panjang (long tailed macaque).
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Monyet ekor panjang termasuk hewan
yang berada di Kecamatan Sadu, pemakan buah (frugivorus). Jika
kawasan hutan dimanfaatkan dan ketersedian buah rendah atau tidak ada
dialih fungsikan oleh sebagian besar monyet ekor panjang dapat memakan
penduduk sebagai sumber makanan lain seperti daun muda,
penghidupan. Aktivitas penduduk yang tunas, bahkan serangga. Monyet ekor
menyebabkan rusaknya hutan panjang pada habitat asli di hutan
mangrove adalah penebangan untuk merupakan hewan opportunistic
konservasi menjadi lahan pertanian omnivore yaitu hewan pemakan segala
dan pengambilan sumber daya kayu, jenis makanan (Kamilah dkk.,
pembuatan jalan dan pembangunan 2013:67). Berdasarkan perilaku
pelabuhan ujung jabung. Hal tersebut tersebut monyet ekor panjang memiliki
berdampak pada pengurangan luasan fungsi ekologis, yakni sebagai
hutan yang pada akhirnya berdampak penyebar biji-bijian, mediator
negatif terhadap penurunan populasi penyerbukan dan pengendali populasi
satwa liar yang hidup di dalamnya. serangga (Subiarsyah dalam Sembiring
Adanya eksploitasi hutan memberi 2014:20).
dampak terhadap keseimbangan Monyet ekor panjang merupakan
ekosistem hutan. Penebangan pohon salah satu jenis satwa primata yang
yang melebihi ambang batas dapat sering dimanfaatkan oleh manusia, di
mengancam kelestarian satwa liar antaranya sebagai hewan peliharaan,
termasuk monyet ekor panjang. untuk penelitian bidang farmasi dan
kedokteran (farmacy and biomedical
Monyet ekor panjang (Macaca
reseach). Akan tetapi pemanfaatan
fascicularis Raffles, 1821) merupakan
monyet ekor panjang umumnya

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


dilakukan dengan cara pengambilan pendataan populasi monyet ekor
langsung di alam. Hal ini menjadi panjang pada kawasan hutan mangrove
ancaman kelangsungan hidup monyet desa sungai itik.
ekor panjang di alam (Supriatna dan Pemantauan populasi satwa
Wahyono 2000:2). primata sangat diperlukan dengan
Monyet ekor panjang dalam tujuan menganalisis status keberadaan
peraturan perundangan di Indonesia populasi monyet ekor panjang dan
belum termasuk sebagai satwa liar mendapatkan informasi faktor
yang dilindungi, The International pendukungnya. Berdasarkan uraian di
union for the Conservation of Nature atas penulis melakukan penelitian
and Natural Resources (IUCN) mengenai “Studi Populasi Monyet
memasukkan monyet ekor panjang Ekor Panjang (Macaca fascicularis
dalam kategori Least Concern ( LC) Raffles, 1821) di Hutan mangrove
dan Convention on International Trade Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu
in Endangered Species of wild Fauna Kabupaten Tanjung Jabung Timur
and Flora (CITES) memasukkan 1.2 Rumusan Masalah
monyet ekor panjang dalam appendix Rumusan masalah dari
II yang berarti satwa tersebut belum penelitian ini adalah Bagaimana
terancam punah namun dapat terancam kepadatan populasi, struktur umur dan
punah apabila perdagangannya tidak ukuran kelompok di hutan mangrove
dikendalikan. Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu
Penelitian mengenai populasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?
monyet ekor panjang telah dilakukan 1.3 Tujuan Penelitian
diberbagai lokasi di povinsi jambi. Untuk mengetahui kepadatan
Namun Informasi mengenai populasi, struktur umur dan ukuran
keberadaan dan populasi monyet ekor kelompok di hutan mangrove Desa
panjang di kawasan hutan mangrove Sungai Itik Kecamatan Sadu
belum banyak diketahui sehingga Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?
diperlukan kegiatan monitoring dan

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1. Kepadatan populasi adalah besaran
Kegunaan hasil penelitian : populasi yang ditemukan di setiap
1. Memberikan informasi ilmiah mengenai lokasi pengamatan
kepadatan populasi monyet ekor panjang 2. Struktur umur adalah besaran
di Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu individu berdasarkan kelompok umur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. (bayi, anakan, remaja dan dewasa)
2. Memberikan informasi ilmiah mengenai 3. Ukuran kelompok adalah jumlah
struktur umur monyet ekor panjang di individu dalam suatu kelompok
Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. II. METODE PENELITIAN
3. Memberikan informasi ilmiah mengenai Pengamatan populasi monyet ekor
ukuran kelompok monyet ekor panjang panjang dilakukan di hutan mangrove Desa
di Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu Sungai Itik Kecamatan Sadu Kabupaten
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tanjung Jabung Timur yang dibuat menjadi
4. Sebagai salah satu materi praktikum III stasisun, setiap stasiun terdapat 5 transek
pada mata kuliah Ekologi Umum. pengamatan yaitu stasiun I (T1-T5) kanal
dekat pemukiman, stasiun II (T6-T10) kanal
1.5 Batasan penelitian dekat perkebunan, dan stasiun III (T11-T15)
Batasan dalam penelitian : Pelabuhan Ujung Jabung. Menurut Tobing
1. Pengamatan dilakukan terhadap monyet (2008:46) metode jalur pengamatan
ekor panjang yang ditemukan di lokasi merupakan metode yang paling umum dan
penelitian di Desa Sungai Itik paling sering digunakan dalam menduga
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung densitas (kepadatan) dan ukuran populasi
Jabung Timur. suatu spesies primata, ataupun untuk
2. Penelitian ini menggunakan III stasiun membandingkan densitas suatu spesies
pengamatan dengan 15 transek primata antara dua atau lebih kawasan.
menggunakan metode Total Count Metode jalur pengamatan lebih baik
dibandingkan dengan metode lain karena
1.6 Definisi Operasional lebih efektif di kondisi habitat heterogen,
Definisi operasional dalam penelitian karena lebar jalur (kawasan yang mampu
:

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


diamati) akan berbeda sesuai dengan kondisi Kepadatan populasi monyet ekor
hutan/habitat. panjang yang ditemukan di kawasan hutan
Pemilihan jalur berdasarkan hasil mangrove Desa Sungai Itik sebanyak 37
observasi lapangan pada beberapa tipe individu/10 ha dengan luas area kawasan
habitat monyet ekor panjang yang dilakukan mangrove 407 ha. Penelitian yang sudah
sebelum pengamatan. Jalur pengamatan dilakukan didapatkan hasil lebih tinggi jika
ditentukan terlebih dahulu menggunakan dibandingkan dengan penelitian-penelitian
GPS (Global Positioning System) agar yang sudah dilakukan di kawasan mangrove
diketahui kordinat lintang dan bujurnya lainnya. Salah satunya penelitian yang
kemudian masing-masing jalur diberi tanda dilakukan oleh Putra (2014:24) di hutan
dengan menggunakan pita berwarna. mangrove Pangkal Babu Kabupaten Tanjung
Pengamatan setiap jalur dilakukan sebanyak Jabung Barat yang memiliki luas wilayah
2 kali pengulangan, pada pagi hari pukul 1.558 ha. Ditemukan kepadatan populasi
07.00-10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00- sebesar 8 individu/10 ha, dan Internasional
18.00 WIB. Parameter yang diamati meliputi Animal Rescue Indonesia (2012:3) di hutan
Kepadatan populasi, Struktur umur dan mangrove Angke Kapuk Jakarta dengan luas
ukuran kelompok. wilayah 99,82 ha ditemukan kepadatan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN populasi sebesar 16 individu/10 ha.
1. Populasi Monyet Ekor Panjang Jalur pengamatan stasiun I merupakan
Berdasarkan hasil pengamatan, populasi kawasan mangrove yang berdekatan dengan
monyet ekor panjang di lokasi penelitian, pemukiman penduduk. Pada stasiun ini
ditemukan 339 individu monyet ekor ditemukan 144 individu monyet ekor
panjang dengan luas areal pengamatan 45 ha panjang, jumlah tersebut tinggi jika
dari seluruh luas stasiun. Populasi monyet dibandingkan dengan stasiun II dan stasiun
ekor panjang terbagi kedalam tiga kelompok III. Hal tersebut dapat dipengaruhi dari
yaitu stasiun I berjumlah 144 individu, faktor ketersediaan pakan dari monyet ekor
stasiun II berjumlah 139 individu, dan panjang, sebagaimana yang telah dijelaskan
stasiun III berjumlah 56 individu. Sehingga pada stasiun II. Selain itu vegetasi mangrove
dapat diketahui kepadatan populasi sebesar yang berada di stasiun I lebih terbuka dan
37 individu/10 ha. tidak terlalu rapat. Menurut penelitian
Supartono (2001) dalam Trisnawati

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


(2014:14) monyet ekor panjang cenderung panjang dapat menyesuaikan diri pada
lebih menyukai daerah yang kondisi kondisi habitatnya.
vegetasinya lebih jarang dibandingkan 2. Struktur Umur Monyet Ekor Panjang
dengan vegetasi yang rapat karena kondisi
Struktur umur monyet ekor panjang
tersebut dimanfaatkan oleh monyet ekor
di Desa Sungai Itik Kecamatan Sadu
panjang sebagai tempat bermain. Pada
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dasarnya monyet ekor panjang cenderung
menunjukkan distribusi kelas umur yang
hidup di pohon (arboreal), akan tetapi sering
didominasi kelas umur pre-reproduktif
juga bermain di tanah dan sepanjang aliran
dengan jumlah individu fase pre-reproduktif
sungai. Menurut Ansella (2008) dalam
remaja yaitu 129 individu (38%), anakan 96
Prinando (2010:4) monyet ekor panjang
individu (28%) dan bayi 31 individu (9%).
termasuk hewan diurnal salah satu jenis
Jumlah individu fase reproduktif dewasa
primata arboreal yang menempati habitat
yaitu 83 individu (25%).
hutan primer, hutan sekunder, tepi sungai,
hutan bakau sampai daerah tepi pantai sesuai Struktur umur monyet ekor panjang
dengan wilayah penyebarannya. pada stasiun I terdiri dari 11 bayi, 40
Stasiun I berada dekat dengan aliran anakan, 62 remaja, dan 31 dewasa dengan
sungai yang mana kawasan tersebut dapat jumlah 144 individu. Stasiun II terdiri dari
dimanfaatkan oleh monyet ekor panjang 17 bayi, 47 anakan, 36 remaja dan 39
sebagai tempat bermain dan mencari dewasa dengan jumlah 139 individu dan
makanan. Sebagaimana yang dinyatakan stasiun III terdiri dari 3 bayi, 9 anakan, 31
oleh Supriatna dan Wahyono (2000:6), remaja dan 13 dewasa dengan jumlah 56
bahwa monyet ekor panjang (Macaca individu (Tabel 4.1). Dari hasil tersebut
fascicularis) memiliki habitat asli di dapat disimpulkan bahwa struktur umur
sepanjang lembah yang berbatasan dengan monyet ekor panjang didominasi oleh
air, baik di daratan terbuka maupun individu remaja sebanyak 129 individu
pinggiran sungai ataupun hutan. Hal ini (38%), dan anakan 96 individu (28%)
menyebabkan monyet ekor panjang dapat dengan kelas umur bayi 31 individu (9%)
beradaptasi dengan keadaan lingkungan dan paling sedikit ditemukan. Dari hasil tersebut
iklim yang berbeda sehingga monyet ekor struktur umur monyet ekor panjang dalam
keadaan meningkat, karena jumlah individu

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


yang memiliki fungsi untuk reproduksi dan Menurut Nowak dalam Trisnawati
melanjutkan perkembangbiakan dengan baik (2014:13) Satu kelompok monyet ekor
cukup mendominasi. panjang dapat terdiri dalam satu kelompok
6-100 individu. Perhitungan ukuran
Populasi monyet ekor panjang di
kelompok monyet ekor panjang di lokasi
hutan mangrove Desa Sungai Itik
penelitian belum dikatakan dalam kategori
diperkirakan dapat mengalami peningkatan
yang besar. Hal ini karena satwa hidup
di masa mendatang. Hal ini ditunjukkan
dalam kelompok yang tidak terlalu banyak.
dengan tingginya jumlah individu remaja
Southwick dan Cadigan (1972:49)
yang ada dibandingkan dengan jumlah
menyatakan jumlah individu rata-rata dalam
individu dewasa. Selain itu struktur umur
satu kelompok 27 ekor dengan susunan 4
monyet ekor panjang di hutan mangrove
jantan dewasa, 9 betina dewasa, 7 ekor
Desa Sungai Itik termasuk struktur umur
remaja dan, 7 anak – anak.
yang meningkat. Hal ini diperkuat oleh
Rata-rata ukuran kelompok monyet
Fakhri dkk, (2012:122) yang menyatakan
ekor panjang di kawasan mangrove dapat
bahwa struktur umur meningkat jika struktur
dikatakan lebih kecil dari ukuran kelompok
umur pada populasi dengan kerapatan
monyet yang terdapat di Taman Nasional
kelompok umur remaja paling besar,
yang dapat mencapai 50 individu dalam 1
populasi dengan struktur umur demikian
kelompok. Kelompok monyet ekor panjang
akan mengalami peningkatan populasi yang
di daerah ini hidup di dalam hutan primer
cepat pada periode mendatang.
dan sekunder dataran rendah. Menurut
3. Ukuran Kelompok Monyet Ekor
Lekagul dan McNeely (1977) dalam
Panjang
Trisnawati (2014) umumnya kepadatan
Monyet ekor panjang hidup secara populasi monyet ekor panjang di hutan
berkelompok dengan jumlah kelompok yang primer lebih rendah dibandingkan kepadatan
bervariasi sesuai dengan kondisi habitatnya. populasi di hutan sekunder. Hal ini juga
Hasil penelitian Populasi monyet ekor seperti pada penelitian yang dilakukan oleh
panjang di kawasan mangrove Desa Sungai Supartono (2001:42) ukuran populasi
Itik menunjukan jumlah individu Monyet monyet ekor panjang di kawasan lindung
ekor panjang dalam tiap kelompok berkisar HPHTI PT. Riau Andalan pulp and paper
antara 9-30 individu. berkisar 18-22 individu untuk daerah

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


sepadan sungai, sedangkan di daerah kebun Sebagai Makanan oleh Macaca
karet berkisar antara 45-53 individu. Fascicularis (Raffles, 1821) di
Taman Hutan Rajolelo Bengkulu.
IV. KESIMPULAN Bengkulu : Jurnal ilmiah konservasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang 9(2):1-6.
dilakukan terhadap populasi monyet ekor
Kemp, N.J. dan J.B. Burnett. 2003. A
panjang di hutan mangrove Desa Sungai Itik Biodiversity Risk Assessment and
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Recommendations for Risk
Managementof Long-tailed
Timur dapat disimpulkan, Populasi monyet Macaques ( Macaca fascicularis) in
ekor panjang yang ditemukan berjumlah 339 new Guinea (final report).
Washington DC : Indo-Pacific
individu yang terbagi menjadi lima belas Conservation Alliance.
transek dengan luas pengamatan 45 ha
Leckagul, B, J.A. dan McNeely. 1998.
kepadatan populasi total sebesar 37
Mammal of Thailand. Thailand:
individu/10 ha. Persentase kelompok umur
Dharasuntha Press.
monyet ekor panjang yang ditemukan
didominasi kelas umur pre-reproduktif Prinando, M. 2010. Kouta Penangkapan dan

dengan presentase 9 % bayi, anakan 28 %, Pemanfaatan Monyet Ekor Panjang (

38 % remaja dan fase reproduktif 25 % Macaca fascicularis) di Indonesia.

dewasa, Depertemen Konservasi Sumberdaya

dengan rata-rata ukuran kelompok 9-30 Hutan dan Ekowisata. IPB. Bogor

individu monyet ekor panjang. Putra, E.O. 2014. Studi Habitat Dan
Populasi Monyet Ekor Panjang
Daftar Pustaka (Macaca fascicularis Raffles, 1821)
Fakhri K, Priyono B, dan Rahayuningsih di hutan mangrove pangkal babu
M. 2012. Studi Awal dan Distribusi Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Macaca fascicularis Raffles di Cagar skripsi. Universitas Jambi, Jambi.
Alam Ulolanang. Unnes Journal of
Life Science 1 (2):119-125. Rasyid, A. 2008.Populasi dan Habitat

Kamilah SN, Fitria SR, Juralis, dan Monyet Ekor Panjang (Macaca

Syarifuddin. 2013. Jenis-jenis fascicularis Raffles, 1821) di Sekitar

Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Kampus Pinang Masak Universitas

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI


Jambi, Skripsi, Universitas Jambi,
Jambi.

Supartono, T. 2001. Studi Habitat dan


Populasi Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis Raffles ,1821)
di PT. Riau Andalan Pulp and Paper,
Skripsi, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Supriatna, J. dan H.E. Wahyono. 2000.


Primata Indonesia. Panduan
lapangan. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.

Tobing, I, S.L. 2008. Teknik Estimasi


Ukuran Populasi Suatu Spesies
Primata. Vis Vitalis.1 (1) : 43-52.

Trisnawati, S.A. 2014. Studi Populasi dan


Habitat Monyet Ekor Panjang
(Macaca fascicularis Raffles ,1821)
di Cagar Alam Pananjung
Pangandaran Jawa Barat, Skripsi.
IPB. Bogor

Wahyono, H.E. 2005. Mengenal Beberapa


Primata Di Provinsi Nangroe Aceh
Darusalam. Conservation
Internasional Indonesia. Jakarta.

ARY WAHYUDI (RRA1C412029): MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS JAMBI

Anda mungkin juga menyukai