Kemampuan kelelawar dalam beraktivitas pada malam hari (suasana gelap), telah
dibuktikan para ahli dengan dua acara untuk mendapatkan sebuah kesimpulan. Pada
percobaan pertama, para ahli pertama kali mencoba untuk mengetahui cara kelelawar
beraktivitas pada tempat yang gelap dengan cara membutakan mata si kelelawar. Namun
setelah diberi medan pada suatu ruangan tertentu, mamalia ini masih dapat bergerak
bebas walaupun dalam suasana gelap dengan mata yang telah dibutakan.
Dan pada percobaan kedua, kali ini para ahli tidak membutakan kedua mata
mamalia tersebut. Melainkan merusak system pendengaran mamalia tersebut. Alhasil
setelah dibebaskan dalam suatu ruan dengan beberapa medan, mamalia tersebut tidak
dapat bergerak bebas dan tidak dapat menghindar dari medan yang telah diberikan pada
ruangan tersebut.
Dengan hasil percobaan para ahli, mereka menarik sebuah kesimpulan bahwa
kelewar terbang dan menetukan arah dengan cara menggunakan gelombang bunyi yang
dikeluarkannya yang tidak dapat didengar oleh manusia yang berupa gelombang
ultrasonik.
Mengenai gelombang ultrasonic, menurut Cracknell pada tahun 1980, bahwa
kelelawar mengeluarkan gelombang ultrasonic dengan frekuensi 40-50 kHz. Sedangkan
manusia hanya dapat mendengar sebuah suara/bunyi dengan frekuensi 20 Hz sampai 20
kHz. Penggunaan gelombang ultrasonic ini dalam menentukan arah dibantu dengan
bentuk telinga kelelawar yangberbentuk corong layaknya alat radar penerima. Yang akan
menangkap gelombang ultrasonic yang telah dibalikkan setelah mengenai suatu benda
atau semacamnya.
Kemudian gelombang yang telah dipantulkan dan diterima oleh telinga kelelawar
ini akan diteruskan ke otak. Kemudian otak menganalisa dan menginterpretasi kan posisi
benda yang ada dihadapannya. Apabila kelelawar berada dalam lingkungan dengan
tingkat kebisingan tinggi, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi dan melemahkan
system radar yang ada pada kelelawar. Akan tetapi jika rekaman/pantulan gelombang
bunyi dirinya sendiri, maka akan berpengaruh kepada kemampuan kelelawar untuk
menganalisis pantulan gelombang yang diterimanya.
Kemampuan yang dimiliki kelelawar ini disebut dengan Ekolokasi atau biosonar,
yang merupakan sonar biologi yang digunakan oleh beberapa jenis binatang dengan
mengeluarkan bunyi dan mendengarkan pantulan bunyi tersebut yang dipantulkan oleh
benda-benda yang ada disekitarnya.