Anda di halaman 1dari 23

IPA

Adaptasi tingkah laku hewan

Nama : Magfiroh Haniah

Kelas : 6.C
ADAPTASI HEWAN

Tujuan Pembelajaran :

a . Siswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis cara hewan


menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan

Pembahasan :

1 ) Adaptasi merupakan cara atau kemampuan suatu organisme atau


makhluk hidup dalam mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya
supaya dapat mampu untuk bertahan hidup . Adaptasi adalah proses
dimana suatu makhluk hidup menjadi lebih cocok dengan
lingkungannya .

2 ) Tujuan Adaptasi

a ) Untuk melindungi diri dari musuh maupun pemangsa yang


lainnya .

b ) Untuk bisa mendapatkan makanan .

c)Mengatasi kondisi lingkungan yang ekstrem , misalnya


lingkungan yang sangat panas , dingin dan kering .

3 ) Macam - macam adaptasi ada yaitu : a . Adaptasi morfologi Adalah


Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh , stuktur tubuh ,
atau alat - alat tubuh organisme terhadap lingkungannya . Adaptasi
morfologi dapat dilihat dengan jelas .
 Panjang rata-rata adalah 1 inci
 Banyak segmen tubuh
 Badannya berbentuk silinder atau agak pipih
 Warna oranye dan hitam pada setiap ruas tubuh
 Orang dewasa memiliki antara 34 dan 400 kaki, tergantung
spesiesnya
 Setiap ruas tubuh mempunyai 2 pasang kaki kecuali beberapa
ruas pertama di belakang kepala yang masing-masing hanya
mempunyai 1 pasang kaki
 Bayi terlihat mirip dengan orang tuanya

DAPTASI FISIK
Kaki seribu memiliki bentuk untuk menggali:
Kaki seribu menghabiskan banyak waktu untuk menggali ke dalam tanah.
 Bentuk tubuhnya yang ramping serta segmen tubuh yang menyatu
 memungkinkan mereka untuk bergerak maju sementara segmen lainnya tetap kaku.
 Kaki mereka berasal dari tengah perut, bukan di sepanjang tepinya.Hal ini
 memungkinkan tubuh yang kaku melindungi kaki yang halus dan juga
 memungkinkan kaki mereka lebih banyak bersentuhan dengan tanah.

ADAPTASI PERILAKU

Kaki seribu aktif di malam hari:


 Mereka aktif pada malam hari ( nokturnal ).

Kaki seribu menjaga dirinya tetap terhidrasi:


 Kaki seribu kehilangan kelembapan melalui kerangka luarnya
 (penutup keras di bagian luar tubuh yang memberikan perlindungan),
 jadi penting bagi mereka untuk melindungi kaki seribu dari kekeringan.
 Kaki seribu sering terlihat setelah hujan lebat atau saat kondisi lembap.
 Mereka memiliki organ indera khusus yang disebut organ Tömösváry yang
 digunakan untuk menentukan kelembapan (kelembaban) di suatu daerah.
 Mereka menggunakan organ tersebut untuk menentukan area mana yang
 memiliki tingkat kelembapan paling optimal.

Kumparan kaki seribu untuk melindungi dirinya:


 Saat dipegang oleh predator (hewan yang memakannya), kaki
seribu diketahui berbentuk kumparan dengan eksoskeleton
( penutup keras di bagian luar tubuh yang memberikan
perlindungan) menghadap ke luar.
 Kerangka luar yang keras melindungi kaki halus dan bagian tubuh
yang lebih lembut.

Adaptasi tingkah laku ini berfungsi untuk melindungi diri dari


ancaman dan bahaya makhluk hidup lain. Cairan pekat atau tinta
cumi-cumi bisa digunakan untuk melindungi diri. Tinta yang
dikeluarkan oleh cumi-cumi bisa berfungsi memperkeruh air laut.
Saat air laut keruh, maka cumi-cumi akan melarikan diri dari musuh.

Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut
cangkang. Ketika merasa dalam bahaya, siput akan memasukkan
tubuhnya ke dalam cangkang. Sementara itu, trenggiling juga memiliki
kulit terluar yang keras dan tebal. Ketika merasa terancam, trenggiling
akan menggulung dirinya sendiri agar tidak terancam oleh bahaya yang
mengintai di lingkungan.
Paus merupakan hewan mamalia yang hidup di air dan memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru. Agar dapat bernapas dan menghirup
oksigen di udara paus beradaptasi dengan cara naik ke permukaan laut
untuk bernapas. Sebagai mamalia, paus tidak bisa bernapas di dalam air
karena tidak memiliki insang seperti ikan. Pernapasan paus tidak hanya
didukung adaptasi perilaku, tetapi juga morfologi dan fisiologi. Namun,
kali ini kita hanya akan membahas adaptasi perilaku saja. Berikut adalah
adaptasi perilaku pada paus untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya! Naik ke permukaan untuk bernapas Adaptasi perilaku
paus yang pertama adalah naik ke permukaan untuk bernapas. Paus
bernapas melalui lubang di bagian atas kepalanya. Setelah mengambil
napas, paus dapat menyelam dan menahan napasnya. Baca juga:
Mengapa Paus Menyemburkan Air ke Udara? Berapa lama paus dapat
menahan napas bergantung pada jenis spesiesnya. Dilansir dari National
Geographic, paus minke dapat menahan napas sekitar 15 menit, paus
sperma hingga 90 menit, dan paus berparuh cuvier dapat menahan lebih
dari dua jam. Tidur mengambang di air Kebutuhannya akan oksigen dari
udara, membuat paus mengembangkan adaptasi perilaku berupa tidur
mengambang di dekat permukaan air. Hal tersebut dilakukan agar paus
mudah untuk mengambil napas. Sehingga, tidak kehabisan oksigen dan
tenggelam saat tidur. Artinya, paus tidak sepenuhnya tidur seperti
mamalia darat. Setengah otak mereka tetap aktif dan waspada sembari
tetap mengontrol pernapasannya. Baca juga: Hewan-Hewan yang Tidur
dengan Cara Unik Kripsis akustik Adaptasi perilaku selanjutnya yang
dilakukan oleh paus adalah kripsis akustik. Seperti yang kita ketahui,
paus berkomunikasi dengan satu sama lain lewat gelombang bunyi atau
akustik. Namun, gelombang tersebut tidak hanya didengar paus.
Beberapa predator lautan juga dapat mendengar gelombang akustik
tersebut. Kripsis akustik dilakukan oleh induk paus dan anaknya yang
masih kecil. Dilansir dari The Gall Lab, kripsis akustik dilakukan dengan
mengurangi jumlah panggilan amplitude yang lebih tinggi untuk
meminimalkan risiko penyadapan dan deteksi oleh pemangasa. Sehingga,
anak dan induk paus tetap dapat berkomunikasi. Namun, tidak banyak
yang didengar oleh predator yang membahayakan anak paus.

1. Hewan Predator
Burung hantu biasanya memangsa mamalia kecil seperti tikus, tupai, atau
kelinci. Tidak hanya itu, mereka juga memburu serangga dan juga reptil.
Sama seperti burung lainnya, burung hantu makan dengan cara
menelannya dalam potongan yang kecil dan tidak mengunyahnya.
Burung ini memiliki paruh yang kuat untuk dipakai mengoyak
mangsanya

. Bola Mata Burung Hantu

Burung hantu memiliki bola mata yang tidak bisa digerakkan secara
leluasa. Inilah kenapa mereka tidak bisa melirik dan perlu menolehkan
kepala seluruhnya untuk melihat ke arah yang berbeda. Karena burung
hantu memiliki mata yang menghadap ke depan, sistem penglihatan dua
mata mereka pun dapat berkembang dengan baik.

3. Kebanyakan Terbang Tanpa Suara

Burung hantu telah beradaptasi dan memiiki bulu khusus yang membuat
suara kepakan sayap mereka semakin tidak terdengar. Ini sangat berguna
bagi mereka saat sedang berburu, mangsa tidak akan sadar ketika mereka
terbang mendekat.

. Jumbai di Atas Kepala Burung Hantu

Jika teman-teman melihat di atas kepala burung hantu, terdapat dua


jumbai yang mirip seperti sepasang telinga. Namun, itu hanyalah
‘aksesoris’ saja dan bukan sepasang telinga. Telinga burung hantu justru
terletak di wajahnya. Tepatnya berada di belakang mata dan tersembunyi
ditutupi bulu-bulu mereka. Burung hantu mempunyai indera pendengaran
yang sangat tajam. Kemampuan ini juga membantu mereka untuk
menemukan serta menangkap mangsanya.

Musang Luwak (Paradoxurus hermaproditus) merupakan mamalia yang


memilikisebaran geografis yang luas. Persebaran geografis luwak
terbentang dari Asia Selatan hinggaAsia Tenggara yang meliputi, India,
Bangladesh, Myanmar, Laos, Thailand, Vietnam,Kamboja, Singapura,
Malaysia, Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali), Sri
Lanka,Brunei Darrusalam dan Filipina. Musang luwak merupakan hewan
arboreal yang padahabitatnya menghabiskan sebagian hidupnya berada di
atas pepohonan (Vaughan et al.,2000). Musang luwak merupakan hewan
nokturnal (aktif di malam hari) untuk mencarimakan dan beristirahat di
siang hari (Joshi et al., 1995; Su dan Sale, 2007).Upaya pelestarian
musang luwak dapat dilakukan melalui konservasi eks-situ
yaitupenangkaran. Kegiatan penangkaran musang luwak umumnya
dilakukan bersamaan denganmemproduksi kopi luwak, yang dilakukan
oleh suatu perusahaan secara mandiri. DiIndonesia, musang luwak
merupakan
salahsatuhewanyangbanyakditangkarkan.Alasandilakukannyapenangkara
n terhadap musang luwak adalah selain berperan dalam penyebarbiji
secara alami di alam, musang luwak juga memiliki potensi ekonomi
(Jotish, 2011;Iseborn et al., 2012). Potensi ekonomi dan ekologi yang
dimiliki musang luwakmenyebabkan musang luwak diburu oleh para
petani kopi untuk dipelihara. Kopi luwakmerupakan kopi termahal di
dunia karena harganya dapat mencapai $300/pon dan apabiladirupiahkan
harga kopi luwak berkisar antara Rp.600.000 – Rp.1.300.000 per kg di
pasaran(Panggabean, 2011; Morganelli, 2007).Ditinjau melalui konsep
adaptasi biologis, aktivitas merupakan fungsi adaptasimorfologis dan
fisiologis satwa (Scott, 1972). Bartels (1964) melaporkan bahwa
musangluwak mulai aktif pada sore hari hingga menjelang pagi, aktivitas
harian musang luwak dialam terdiri dari penjelajahan dan makan. Di
tempat penangkaran dengan sistemperkandangan kelompok yang terdiri
dari 6-7 ekor musang dalam satu kandang, musang lebihbanyak
menghabiskan waktu aktivitas untuk melakukan pergerakan, istirahat dan
mengendus(Khrisnakumar et al., 2002). Perbedaan aktivitas tersebut
dikarenakan faktor luas kandangdan ketersediaan makanan (Hadinoto,
1993).Sampai saat ini belum ada informasi mengenai aktivitas harian
musang luwak yangdipelihara menggunakan kandang soliter. Penelitian
ini dilakukan untuk mengkaji aktivitasharian musang luwak yang
dikandangkandengansistemperkandangansoliter.Penelitiandilakukandirm
ah produksi kopi luwak yang berlokasi di Kecamatan Sukawati,
Kelelawar merupakan hewan mamalia yang diklasifikasikan sebagai
kingdomAnimalia, subphylum Vertebrata, klas Mamalia, ordo
Chiroptera. Berdasarkan jenismakanan, kelelawar dibagi menjadi dua
subordo, yaitu subordo Megachiropterayang terdiriatas 1 famili, 41
genus, dan 163 spesies, dan subordo Microchiropterayang terdiri atas
17famili, 147 genus, dan 814 spesies (Corbet dan Hill 1992, Flannery
1995). Megachiropteraadalah kelelawar pemakan buah, daun, nektar, dan
serbuk sari, dan Microchiroptera adalahkelelawar yang kebanyakan
memakan serangga dan hanya sebagian kecil yang pemakan buahdan
nektar (Yalden dan Morris 1975). Di Indonesia, diperkirakan terdapat 72
spesies subordoMegachiroptera, 133 spesies subordo Microchiroptera.Di
Sulawesi, subordo Megachiroptera terdapat 11 genus, 22 spesies, yaitu
Acerodoncelebensis dan Acerodon
humilis,Boneiabidens,Chironaxmelanocephalus,PteropusalectoPteropusP
teropus pumilus, dan Pteropus speciosus, Nyctimenecephalotes,
Nyctimene minitus, Chynopterus luzoniensis, Chynopterus minutus,
Dobsoniaexoleta, Dobsonia minor, Thoopterus nigrescens, Macroglossus
minimus, Rousettusamplexicaudatus, Rousettus celebensis (Flannery
1995, Suyanto 2001), dan Rousettuslinduensis tersebar di Taman
Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah (Maryanto dan
Yani2003)Morfologi kelelawar dapat dibedakan berdasarkan ukuran
tubuh luar, seperti panjangekor, panjang kaki belakang, bobot tubuh,
ekor, bola mata, telinga, dan rambut. Ransaleleh etal. (2013) melaporkan
bahwa Pteropus alecto memiliki tubuh berwarna hitam, sayapberwarna
cokelat tua, dengan karakteristik morfometri yaitu rataan legan bawah
sayap154,67-3,39 mm, panjang betis 73,93-4,23 mm, Panjang telinga
69,60-0,83 mm., hampirsama dengan yang dilaporkan oleh Flannery
(1995) dan Suyanto (2001) yaitu panjang lenganbawah sayap berkisar,
156-185 mm, betis 68-75 mm, telinga 22-23 mm, dan Panjangtengkorak
total 64,7-77,2 mm. Rataan bobot badan 508,89-25,22 g. Betina memiliki
sepasangmammae yang terletak di daerah dada. Jari-jari kakinya
memiliki cakar yang tajam danmelengung. Kelelawar betina akan
menggunakan patagium untuk memegang anak yang barudilahirkan
dengan posisi kepala dibawah.Keberadaan kelelawar sangat penting bagi
kehidupan manusia karena perannyasebagai pemencar biji buah-buahan
(Hodgkison et al. 2003), sebagai penyerbukan bunga danbuah-buahan
(Bumrungisri et al. 2009, Dumont 2004), oleh sebagian masyarakat
dijadikansebagai bahan pangan ( Lee 2000b, Riley 2002, Jenkins &
Racey 2008, Afolabi et al. 2009),dan diyakini dapat menyembuhkan
suatu penyakit (Mohd-Azlan et al. 2005). Kelelawarmerupakan satu-
satunya hewan mamalia yang dapat terbang dengan menggunakan sayap
danaktif pada malam hari. Hewan ini bersifat nocturnal karena aktif
mencari makan dan terbanghanya pada waktu malam hari. Kelelawar
juga mengalami adaptasi khusus berupa inderayang sangat mendukung
aktivitas mereka dimalam hari, sehingga dapat mengurangipersaingan
dengan hewan beraktivitas pada siang hari (diurnal) misalnya burung.
Kelelawarmembutuhkan lebih banyak oksigen pada saat terbang, yaitu 27
ml O2/g bobot tubuh,sedangkan saat tidak terbang kelelawar hanya
membutuhkan 7 ml O2/g bobot tubuh. Padasaat terbang jantung
kelelawar berdenyut lebih cepat yaitu 822 kali/menit. Untuk
mendukungkebutuhan oksigen yang tinggi, jantung kelelawar berukuran
relative lebih besar
Tupai adalah kelompok mamalia berukuran kecil yang sering disamakan dengan
bajing karena mempunyai beberapa kesamaan fisik. Namun secara ilmiah keduanya
memiliki kekerabatan yang sangat jauh upai merupakan jenis binatang pemakan
serangga, sedangkan bajing adalah jenis fauna yang masuk dalam kategori hewan
pengerat. Oleh sebab itu, secara ilmiah tupai masuk dalam kelompok Insetktivora dan
bajing dalam kelompok Rodentia, seperti tikus.

Tupai dalam Bahasa Inggris biasa disebut dengan istilah treeshrew yang secara
leksikal mempunyai arti ‘cerurut pohon’ walau tidak semua tupai hidup di pohon.
Berikut Sebenarnya istilah tupai digunakan untuk merujuk pada kelompok satwa
yang berada dalam ordo Scandentia. Ordo ini membawahi berbagai jenis keluarga
tupai yang terbagi dalam bermacam jenis berdasarkan famili dan genusnya. Dalam
ordo membawahi dua famil, yaitu Tupaiidae dan Ptilocercidae.

Dalam sejarah ilmu pengetahuan, tupai pernah diklasifikasikan pada kelompok yang
berbeda dengan tikus bulan dan cerurut, tetapi ketiganya tetap satu bangsa
Insektavora. Oleh sebab itu tupai masuk dalam kelompok Primata bersama monyet,
kera, kukang, dan singapuar karena banyaknya kemiripan dengan bangsa monyet
tersebut.

Akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena setelah melalui kajian lebih
lanjut berdasarkan kekerabatan molekuler atau disebut molecular phylogeny, maka
tupai dimasukkan ke dalam jenis tersendiri yaitu bangsa Scandentia. Kelompok
tersebut juga meliputi kubung dari bangsa Dermopetra dan keluarga Primata yang
sebelumnya telah disebutkan.

Morfologi Tupai

Banyak yang tidak mengira jika tupa memiliki otak berukuran besar akrena ukuran
tubuh satwa ini relatif kecil. Bahkan dari sederet penelitian diketahui bahwa
persentase otak tupai melebihi ukuran besar dari otak manusia. Selain itu ciri khas
paling jelas dari tupai dan membedakannya dengan bajing adalah adanya kumis di
area wajahnya.

1. Kepala

Kumis panjang yang dimiliki tupai berperan sebagai pengatur keseimbangan. Hal ini
bermanfaat saat satwa ini melompat ataupun berlari. Apabila kumisnya dipotong,
maka tupai akan kehilangan keseimbangan tubuhnya. Selain itu kumis juga berfungsi
sebagai alat untuk mendeteksi benda ketika malam hari.

ini adalah klasifikasi ilmiah atau taksonominya

2. Tubuh

Ukuran tubuh satwa ini tergolong kecil dan ramping, yaitu dengan panjang kepala
dan tubuhnya sekitar 15 cm. Tubuh tupai ditumbuhi oleh rambut atau lebih dikenal
sebagai bulu yang tidak begitu lebat. Warna bulu tersebut bervariasi pada setiap
spesies, tetapi umumnya berwarna cokelat gelap, abu-abu, dan pada bagian perut
agak putih.

3. Ekor

Ekor tupai memiliki panjang rata-rata 18 cm. Ekor tersebut nyaris sama panjang
dengan tubuhnyadan berbentuk lebar, tegak, serta berumbai. Tupai biasa membiarkan
ekornya menjuntai di atas punggung. Ukuran ekor yang panjang pada tupai sangat
bermanfaat saat satwa ini melompat dari suatu pohon menuju pohon yang lain.

Sehingga bukan hanya kumis yang berperan sebagai organ keseimbangan, melainkan
juga ekornya. Ketika melompat ekor tupai biasanya dibuat agak pipih untuk
memudahkan proses melompat. Selain itu tupai juga biasa memanfaatkan ekornya
sebagai selimut ketika tidur khususnya saat suhu dingin.

4. Alat Gerak

Tupai merupakan kelompok binatang yang mempunyai empat alat gerak atau
sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Menariknya tupai memiliki
kemampuan untuk mengubah posisi kaki 180 derajat, sehingga memudahkan untuk
berlari atau memanjat pohon jika tiba-tiba musuh datang menghampiri dan memberi
ancaman.

Perilaku Tupai

Tupai adalah kelompok binatang pintar apabila diamati dari perilakunya ketika
membuat sarang. Satwa ini membuat sarang dari bahan bertekstur halus seperti kapas
dan daun pisang muda. Sarang tersebut dibangun membentuk lingkaran dengan satu
jalan keluar.

Binatang dari genus Tupaia ini dikenal aktif bergerak dan mencari makan pada waktu
siang hari. Hal tersebut dikarenakan jika tupai bergerak maka ia akan kehilangan
panas tubuh dengan cepat, sehingga tubuhnya menjadi dingin. Untuk mengatasi
kondisi tersebut maka tupai akan melilitkan ekornya dengan sangat erat pada
tubuhnya agar tetap merasa hangat.

Pada saat melompat tupai akan meregangkan kaki depan dan belakangnya agar lebih
mudah melayang. Jauh lompatan yang bisa dilakukan oleh tupai mencapai empat
meter dan dapat terjun bebas dari ketinggian sembilan meter dengan pendaratan
mulus di atas tanah menggunakan kakinya.

Habitat dan Sebaran

Tupai dikenal sebagai kelompok mamalia yang dapat hidup di berbagai macam
lingkungan pada kawasan hutan hujan tropis sampai wilayah semi kering di padang
pasir. Akan tetapi satwa ini tidak mampu hidup di wilayah kutub dengan cuaca yang
sangat dingin serta kawasan gurun dengan tingkat kekeringan sangat tinggi.
Kebanyakan tupai ditemukan dan membentuk habitat di wilayah hutan Benua Eropa
dan Amerika Utara. Meski begitu belakangan diketahui ternyata tupai juga hidup
dengan baik di Pulau Kalimantan. Satwa ini tinggal di dalam pohon berdaun lebat
untuk melindungi diri dari pemangsa serta melindunginya agar tidak basah saat hujan.

Di Indonesia tupai tidak hanya ditemukan di Pulau Kalimantan tetapi juga di Pulau
Sumatera khususnya di bagian barat, Pulau Nias, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Satwa
ini hidup di hutan-hutan yang berada pada ketinggian antara 0 sampai dengan 1700
meter di atas permukaan laut.

Status Kelangkaan

Status kelangkaan tupai berbeda-beda tergantung dari spesiesnya. Akan tetapi khusus
untuk spesies dengan nama Latin Tupaia javanica, berdasarkan data yang ada di
International Union of Conservation for Nature (IUCN) Red List, satwa ini masuk
dalam kelompok binatang kategori Least Concern (LC).

Status tersebut diperoleh oleh spesies yang menjadi binatang khas Indonesia tersebut
pada tahun 2016. Hal itu dikarenakan setelah dilakukan penelitian kondisi tupai tidak
mengindikasikan masuk ke dalam spesies yang terancam atau hampir punah. Akan
tetapi jumlah populasinya mengalami penurunan yang cukup signifikan setiap
tahunnya.

Perkembangbiakan Tupai

Sebagai kelompok mamalia, tupai melakukan perkembangbiakan dengan cara vivipar


atau melahirnya anaknya. Kematangan reproduksi akan masuk saat binatang ini
berusia tiga sampai empat bulan dan ketika telah mencapai masa tersebut, maka tupai
dianggap mampu untuk melakukan perkawinan.

Sebelum melakukan perkawinan tupai jantan dan betina biasanya akan terlibat proses
komunikasi terlebih dahulu. Terkadang kedua individu ini akan berkejaran selama
beberapa saat. Pada beberapa spesies, tupai jantan biasanya akan mengeluarkan suara
aneh yang bertujuan untuk menakuti betina agar segera berhenti berlari.

Ketika betina berhenti berlari, maka saat itulah proses perkawinan akan berlangsung.
Umumnya proses ini berlangsung dalam waktu 40 sampai dengan 60 menit. Proses
perkawinan tersebut akan meninggalkan sperma dari tupai jantan di dalam tubuh
betina yang nantinya akan berkembang menjadi proses kehamilan.

Jika perkawinan tersebut berhasil, maka tupai betina akan hamil. Masa kehamilan
berlangsung cukup singkat, yaitu hanya sekitar 40 hari. Setelah itu tupai betina akan
melahirkan anaknya sebagaimana kelompok mamalia lainnya. Biasanya tupai akan
melahirkan anak berjumlah antara satu sampai empat ekor.

Tupai betina akan terus mengurus dan mengasuh anaknya yang baru lahir dengan
menyusui dan mencarikan makanan untuk mereka. Setidaknya masa tersebut
berlangsung sampai anak tupai berusia enam hingga delapan pekan. Ketika telah
mencapai usia tersebut, anak tupai dianggap telah mampu untuk hidup dan mencari
makan sendiri.

Interval kehamilan tupai sebenarnya tidak begitu lama, karena dalam satu tahun satwa
ini dapat hamil satu atau dua kali. Satu-satunya hal yang mengakibatkan penurunna
populasi tupai secara serius adalah kondisi habitatnya yang terus mengalami
penyusutan karena pemanfaatan oleh manusia sebagai perkebunan atau permukiman.
Makanan Tupai

Telah disebutkan sebelumnya bahwa tupai adalah kelompong binatang Insektivora


atau pemakan serangga. Namun pada kenyataannya tupai terkadang dikelompokkan
sebagai herbivora karena juga mengonsumsi buah-buahan. Bahkan berdasarkan
pengamatan, tupai memang lebih menyukai buah daripada serangga kecuali dalam
keadaan tertentu .

Buah yang menjadi makanan favorit tupai adalah buah bertekstur kulit keras seperti
kenari, hazelnut, chesnut, dan buah cemara. Maka dari itu tidak heran jika gigi tupai
mudah sekali aus. Satwa ini biasanya menyimpan makanan di dalam kantong yang
berada di area pipi.

Anda mungkin juga menyukai