Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar teori
Botani merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang
tumbuhan, antara lain, tumbuhan tingkat rendah (Cryptogamae) dan
tumbuhan tingkat tinggi ( Phanerogamae atau spermatophyta). Sistem
klasifikasi tumbuhan berkembang pada tahun 1886 oleh ilmuan botani asal
jerman, Eichler. Berdasarkan alat perkembangbiakannya yaitu Cryptogamae
yang merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai alay
perkembangbiakan yang tersembunyi (menggunakan spora), diantarnya
adalah kelompok Tallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Sedangkan kelompok
tumbuhan dengan alat perkembangbiakan yang terlihat adalah
Phanerogamae atau spermatophyta yang dapat dibagi dalam 2 kelompok
yaitu Gymnospermae dan Angiospermae.
Pemahaman konsep, prinsip dan teori botani diperlukan pembelajaran
yang mendalam melalui praktik lapangan atau studi lapangan (field-based
learning) dimana mahasiswa mampu menemukan konsep yang telah
dipelajarinya, sehingga proses belajar tidak bersifat abstrak dan lebih efektif
serta tujuan pembelajaran tercapai baik secara kognitif, afektif dan
psikomotorik. Studi lapangan yang mempunyai arti sudi atau belajar di luar
ruangan dan mengamati serta mengambil objek sampel, struktur dan proses
serta fenomena dengan menggunakan akal manusia dan instrumental sensors,
sehingga studi lapangan memerlukan tempat auat lokasi yang representatif
untuk mengkaji berbagai macam tingkatan tumbuhan, terutama tumbuhan
tingkat rendah.
Kebun raya adalah suatu kawasan yang mengoleksi berbagai jenis
tumbuhan. Tumbuhan yang dikoleksi memiliki dasar ilmiah dibawah naungan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Fungsi kebun raya adalah
sebagai tempat konservasi ex situ, tempat penelitian, tempat pendidikan
lingkungan dan tempat wisata. Kebun raya purwodadi memiliki koleksi

1|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


tanaman sebanyak 178 jumlah suku, 958 jumlah marga, 1993 jumlah jenis
dan 11746 jumlah spesies. Masing masing tanaman dikelompokkan
berdasarkan divisi yang tersebar diseluruh wilayah kebun raya tersebut.

B. Tujuan
1. Menjelaskan sejarah singkat Kebun Raya Purwodadi
2. Menjelaskan konsep tentang tumbuhan Cryptogami.
3. Mengidentifikasi keanekaragaman Cryptogami (Tallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta).
4. Menganalisis proses perkembang biakan tumbuhan Cryptogami yang
dijumpai di lapangan.
5. Mengembangkan budidaya berbagai jenis jamur mikroskopis di
lingkungan prodi pendidikan biologi maupun lingkungan sendiri.

C. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan konsep tentang tumbuhan
Cryptogame.
2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman Cryptogame
(Thallophyta, Pteridophyta dan Bryophyta).
3. Agar mahasiswa dapat menganalisis proses perkembangbiakan
tumbuhan Cryptogamae yang dijumpai di lapangan.
4. Agar mahasiswa dapat mengembangkan budidaya berbagai jenis jamur
makrokopis dilapangan.

D. Waktu & tempat


Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2015
Pukul : 06.00 WIB
Tempat : Kebun Raya Purwodadi

2|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


BAB II

HASIL STUDI LAPANGAN

A. Sejarah Kebun Raya Purwodadi Pasuruan

Kebun Raya Purwodadi yang juga dikenal dengan nama Hortus Ilkim
Kering Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. L.G.M.
Baas Becking. Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya
Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang memiliki tugas dan fungsi mengkoleksi
tumbuhan yang hidup di dataran rendah kering. Kebun Raya Purwodadi
merupakan Unit Pelaksana Teknis yang bernaung dibawah dan bertanggung
jawab kepada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Kedeputian
Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI (Lembaga IImu Pengetahuan
Indonesia).

Johannes Viets adalah orang Belanda pertama yang memimpin Kebun


Raya Purwodadi yaitu pada tahun 1941-1942, dengan pengangkatannya
sebagai pimpinan pada tanggal 30 Januari 1941. J. Viets telah meletakkan
pola-pola dasar pengembangan kebun raya, walaupun Ia tidak dapat berbuat
banyak dalam membangun kebun, karena pada tahun 1942 terjadi penyerbuan
bala tentara Jepang ke Indonesia. Peristiwa ini menyebabkan berakhirnya
masa kepemimpinan bangsa Belanda di lembaga-lembaga pemerintahan di
Indonesia. Pada Tahun 1943, Kebun Raya Purwodadi dipimpin oleh bangsa
Jepang, yaitu Tanaka. Pada masa kepemimpinannya, Tanaka membangun
jalan utama yang membelah kebun menjadi dua, serta jalan-jalan lain dari
arah utara ke selatan. Setelah masa kemerdekaan sampai saat ini, Kebun Raya
Purwodadi dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri kecuali pad tahun 1945-
1954, yaitu oleh seorang Belanda H.O. van Leusen. Moestopo (1945-1949)
adalah orang Indonesia pertama yang memimpin Kebun Raya Purwodadi.
Pada mulanya, kebun ini dipergunakan untuk kegiatan penelitian tanaman
perkebunan kemudian pada tahun 1954 mulai diterapkan dasar-dasar
perkebunrayaan yaitu dengan dimulainya pembuatan petak-petak tanaman

3|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


koleksi. Kebun Raya Purwodadi untuk pertama kalinya dibuka untuk umum
pada masa kepemimpinan Sarwana. Peresmian pembukaan tersebut dilakukan
pada tanggal 10 Maret 1963. Setelah pembukaan Kebun Raya untuk umum,
pembangunan sarana fisik dan pembangunan sistem pengelolaan kebun
semakin digalakkan. Sejak tahun 1980 sebagian tanaman ditata kembali
menurut kelompok suku yang menganut sistem klasifikasi Engler dan Prantl.
Penyempurnaan vak koleksi, pembangunan gedung kantor, penambahan
koleksi melalui eksplorasi, pertukaran biji menjadi program pimpinan Kebun
Raya Purwodadi selanjutnya. Dalam perkembangannya UPT Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi diharapkan akan menjadi
pusat konservasi dan penelitian tumbuhan dataran rendah kering Indonesia.

B. Koleksi tanaman Cryptogami di Kebun Raya Purwodadi Pasuruan


No. Koleksi Deskripsi
1. Polong - polongan Digolongkan menjadi 3 suku yaitu Mimosaceae,
Caesalpiniaceae, dan Papilionaceae. Ada 157
jenis dari 70 marga yang termasuk dalam suku-
suku tersebut. Berbagai jenis polong-polongan
dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti jenis-
jenis dari marga Amherstia, Brownea, Cassia,
Senna dan Saraca. Selain itu, beberapa jenis
dimanfaatkan juga kayunya untuk bangunan
sepertisonokeling (Dalbergia latifolia) dan
wangkal (Albizia procera), tanaman penghijauan
dan tepi jalan seperti Angsana (Pterocarpus
indicus), Akasia (Acacia auriculiformis) dan
Soga (Peltophorum pterocarpum). Ada pula
yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat
seperti Johar (Senna siamea),Kedawung (Parkia
timoriana), Dadap srep(Erythrina subumbrans),

4|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


dan Dadap ayam (Erythrina orientalis).
2. Anggrek Ditempatkan di rumah kaca yang kondisinya
disesuaikan dengan habitat alaminya. Ada
sekitar 2.344 spesimen anggrek alam yang
terdiri atas 319 jenis, 69 marga, dan 277 masih
sp.. Sekitar 7 jenis merupakan anggrek endemik
Jawa Timur sepertiAppendicula imbricata,
Dendrobium arcuatum, Paphiopedilum
glaucophyllum (Anggrek Selop) dan lain-lain.
Sedangkan yang terancam keberadaannya di
alam antara lain Ascocentrum miniatum,
Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan),
Coelogyne pandurata (anggrek hitam) asal
Kalimantan dan lain-lainnya.
3. Palem Palem termasuk dalam famili Arecaceae dan
merupakan jenis-jenis tertua yang telah dijumpai
sejak zaman Cretaceus, kurang lebih 120 juta
tahun yang lalu. Arecaceae sangat menarik dari
segi botani, keindahan bentuknya,
keanekaragaman jenis dan kegunaannya. Famili
Arecaceae di dunia diperkirakan 200-300 genus
dan sekitar 2000-3000 jenis tersebar di daerah
tropis dan sub tropis. Indonesia merupakan pusat
keanekaragaman palem dunia, dari jumlah
palem yang terdapat di dunia 46 genus di
antaranya (576 jenis) terdapat di Indonesia dan
29 genus merupakan palem endemik. (LBN-
LIPI, 1978; Witono, 1998; Sharma, 2002; Chin,
2003).
Sebagai salah satu lembaga konservasi
tumbuhan ex-situ, Kebun Raya Purwodadi
mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi,

5|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


eksplorasi, penanaman koleksi dan pemeliharaan
tumbuhan dataran rendah kering yang memiliki
nilai ilmu pengetahuan dan berpotensi untuk
dikoleksi (dikonservasi). Kebun Raya
Purwodadi seluas 845.148 m2 memiliki 174
famili, 904 marga dan 1.896 jenis dengan
koleksi Arecaceae sejumlah 60 marga 117 jenis
dan 435 individu berdasarkan katalog 2006
(Suprapto et al., 2006).

4. Bambu Sekitar 30 jenis bambu telah dikoleksi Kebun


Raya Purwodadi, 16 jenis berasal dari Jawa, 2
jenis dariMaluku, 2 jenis dari Sulawesi, dan 10
jenis dari beberapa negara Asia (Cina, Jepang,
Thailand, India, dan Birma). Gigantochloa
manggong (Bambu Manggong) merupakan
bambu endemik Jawa Timur , Gigantochloa
apus (pring apus) sering dipergunakan untuk
mebel, kerajinan atau atap rumah,
Dendrocalamus asper (pring petung) rebungnya
untuk dimakan, dan Schizostachyum silicatum
(bambu wuluh) untuk seruling.

5. Paku Koleksi tumbuhan paku ditata di bawah


pepohonan besar dan rindang, karena kelompok
tumbuhan ini menyukai tempat rindang dan
lembap. Koleksinya mencapai 60 jenis dari 36
marga dan 21 suku. Di antaranya paku sarang
burung (Asplenium nidus), suplir
(Adiantum spp.), hata (Lygodium circinnatum),
dan paku tanduk rusa / simbar menjangan
(Platycerium coronarium). Ada beberapa
koleksi tumbuhan paku bermanfaat lainnya,
seperti paku sayur (Athyrium esculentum) yang

6|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


dapat dimakan tunasnya, Asplenium sp. Dan
Adiantum sp. sebagai tanaman hias, paku ekor
kuda Equisetum debile sebagai bahan
pengobatan, Cyathea contaminans sebagai
bahan media tumbuh anggrek, dan hata
Lygodium circinnatumsebagai bahan kerajinan.

6. Obat Terletak di petak XIV G dan V A, ditata


sedemikian rupa hingga berfungsi sebagai taman
yang menarik untuk dinikmati. Di antara
koleksinya adalah Pace (Morinda citrifolia),
buahnya untuk obat batuk dan tekanan darah
tinggi, daun ungu (Graptophyllum pictum),
daunnya untuk obat wasir, Widoro upas
(Merremia mammosa), umbinya untuk
obat kencing manis, Sembung (Blumea
balsamifera) daunnya untuk obat asma, sakit
jantung, Wudani (Quisqualis indica) daunnya
untuk obat cacing dan lain-lainnya.
7. Mangga Ada 4 jenis koleksi mangga di Kebun Raya
Punwodadi yaitu Mangifera indica, M. foetida,
M. odorata yang berasal
dari Jawa dan M. minor dan Sumbawa. Terdiri
dari 37 kultivar seperti mangga endog, rnangga
gurih, rnangga madu, mangga kopyor, mangga
putihan, dan lain-lain.

8. Pisang Ada 5 jenis koleksi pisang di Kebun Raya


Purwodadi yaitu Musa acuminata, M.
balbisiana (jenis liar yang berperan sebagal
induk silangan pisang kultivar), M.
troglodytarum, M. orrnata (mempunyal
tandan buah yang rnenghadap ke atas) dan M.

7|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


paradiksiaca yang merupakan pisang kultivar
Tercatat ada 148 pisang kultivar yang berada
di XXIV A, B, D dan E. Salah satu pisang
kultivar kebanggaan Kebun Raya Purwodadi
adalab Pisang Kates, yang merupakan hasil
silangan dari M, acuminata dan M.
balbisiana, memiliki 3 5 buah per sisir dan
ukurannya lebih besar dari pisang gajih.

C. Sistem pengelolaan Kebun Raya Purwodadi

Kebun Raya Purwodadi adalah sebuah kebun penelitian yang sangat besar
yaitu menempati lahan seluas 85 hektar dan terletak di Purwodadi, Pasuruan,
Jawa Timur, Indonesia. Koleksi sekitar 10.000 jenis koleksi pohon dan
tumbuhan. Kebun raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941
oleh Dr. Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok
van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun
Percobaans Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kebun
ini merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun
Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi spesifik. Kedua
cabang lainnya adalah Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka Karya Bali.
Pengelolaan seluruh Kebun Raya ini berada di bawah tanggung jawab LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

D. Macam-macam tumbuhan cryptogamae dan karakteristiknya


Cryptogamae adalah kelompok tumbuhan yang mempunyai alat
perkembangbiakan yang tersembunyi (menggunakan spora), kelompok ini
adalah Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Tumbuhan yang
termasuk Cryptogamae :
1) DIVISI : Thallophyta (Tumbuhan Talus)
Dalam divisi ini termasuk beraneka rupa organisme. Sel-selnya telah
mempunyai inti, tetapi belum dapat dibedakan akar maupun bagian-

8|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


bagian lainnya. Meskipun dari luar tampaknnya sudah ada diferensiasi,
tetapi dari segi anatomi sel-selnya masih dapat dikatakan sama dan belum
menampakkan suatu diferensiasi, jadi dalam badannya pun belum ada
berkas-berkas pengangkutan maupun alat-alat lain yang mempunnyai
tugas-tugas yang tertentu. Alat-alat kelamin yang berupa anteridia dan
arkegonia belum ada. Sporangia dan gametagianya belum diselubungi
oleh suatu dinding yang terdiri atas sel-sel yang steril. Thallophyta
dibedakan dalam 3 anak divisi:

a) Algae (ganggang)
b) Fungi (jamur, cendawan)
c) Lichenes (lumut kerak)

2) DIVISI : Bryophyta (Lumut)


Tumbuhan yang tingkatannya lebih tinggi dari thallophyta dengan
habitus yang macam-macam. Sementara ahli botani telah menempatkan
Bryophyta itu dalam Cormophytabersama-sama dengan Pteridophyta
dan Spermatophyta, tetapi ada pula yangmasih menganggap
Bryophyta sebagai tumbuhan yang bertalus, meskipun morfologinya
seringkali telah menunjukkan organisasi yang lebih tinggi dan habitusnya
seringkali telah amat menyerupai tumbuhan tinggi seperti
misalnya: Mniodendron, dan lain-lain. Warna telah kelihatan hijau betul,
karena adanya klorofil a dan b. Kebanyakan telah hidup di daratan dan
sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri atas selulosa. Alat
kelamin terdiri atas anteridium dan arkogenium yang telah mempunyai
dinding yang telah terdiri atas sel-sel steril, demikian pula
sporangiumnya.arkegonium mempunyai bentuk dan susunan karakteristik
seperti arkegonium pada Pteridophyta, dari itu Bryophyta +Pteridophyta
seringkali disatukan merupakan suatu golongan tumbuhan yang disebut :
Archegoniata.
Bryophyta berkembangbiak dengan spora dan telah menunjukkan
pergantian keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumbuhan lumutnya.

9|BOTANI TUMBUHAN RENDAH


Sporofit berupa sporogonium atau kapsul spora yang terdapat pada
gametofit itu, jadi gametofit dan sporofit belum terpisah. Dari spora tidak
lalu terjaditumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian
baru menjadi lumut.
Dalam sistematik lumut dibedakan dalam 2 kelas :
Kelas Musci (lumut daun) dan kelas Hepaticae (lumut hati).

3) DIVISI : Pteridophyta
Seperti halnya dengan Bryophyta tumbuhan yang tergolong dalam
divisi ini dalam daur perkembangannya pun telah menunjukkan dua
keturunan yang haploid dan diploid yang bergiliran secara teratur.
Pada Bryophyta gametofit merupakan tumbuhan lumut tetapi
pada Pteridophyta gametofit berupa suatu tumbuhan kecil yang bersifat
seperti talus sedang tumbuhannya sendiri adalah sporofit yang pada
golongan tumbuhan telah jelas dapat dibedakan dalam : akar, batang dan
daun. Jadi Pteridophyta berdasarkan susunan tubuhnya itu merupakan
warga Cormophyta.
Gametofit yang bersifat seprti talus itu dinamakan protalium dan
hanya mencapai umur beberapa hari saja. Besarnya hanya beberapa cm,
bentuknya seperti talus Hepaticae, umumnya berbentuk jantung,
berwarna hijau dan melekat pada alasnya dengan rizoid-rizoid. Pada sisi
bawah protalium itu terdapat alat-alat kelaminnya, anteridium pada bagian
yang sempit dan arkegonium dekat lekukannya pada bagian yang lebar.
Pertumbuhan hanya dapat berlangsung jika ada air.
Sehabis pembuatan zigot, lalu berkembang menjadi keturunan yang
diploid, yaitu sporofitnya yang morfoligik telah menunjukkan
diferensiasi seperti tumbuhan berbiji. Protalium biasanya lalu binasa,
tetapi kalau tidak terjadi pembuahan, protalium dapat berumur lebih
panjang.

Seperti telah diterangan di atas, sporofit yang merupakan


tumbuhan paku telah mempunyai akar, batang dan daun, hanya saja jika

10 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
kita bandingkan dengan tumbuhan berbiji masih terdapat perbedaan
mengenai asal akarnya. Spora yang dihasilkan dapat sama (isospora),
dapat berlainan (heterospora), sehingga berdasarkan sporanya kita dapat
membedakan golongan yang isospor dan yang heterospor. Spora yang
tidak sama itu biasanya berlainan pada jenis kelaminnya yang kecil.
Mikrospora bersifat jantan nanti akan tumbuh menjadi
mikroprotalium yang mempunyai anteridium

Yang besar makrospora atau megaspora yang nanti tumbuh


menjadi makroprotalium dengan arkegonianya.

E. Hasil pembahasan
1. Pteridophyta (Paku-pakuan)
Bahan diskusi :
a. Jelaskan karakteristik dari tumbuhan Pteridophyta ?
Memiliki akar, batang, daun sejati ( cormophyta). Ini berarti
antara akar, batang dan daun sudah dapat dibedakan dengan
jelas.
Akar pada tanaman paku-pakuan bersifat seperti serabut atau
istilahnya rizoid dengan pelindung pada ujungnya yang disebut
tudung akar atau kaliptra.
Umumnya batang pada tanaman paku pakuan tidak terlihat,
karena biasanya akar pada tanaman paku pakuan terbenam
dalam tanah dalam bentuk rimpang (rizoma). Namun demikian,
ada juga akar tanaman paku pakuan yang berdiri tegak di atas
permukaan tanah seperti Cyathea.
Daun muda pada tanaman paku-pakuan umumnya menggulung
dan melingkar pada ujungnya.
Memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof
Tidak memiliki biji untuk berkembangbiak

11 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Walaupun sifat akarnya seperti serabut (rizoid), tetapi telah
memiliki jaringan pengangkut yang sempurna, yaitu jaringan
pengangkut xilem dan floem.
Memiliki tinggi yang bervariasi, dari yang tingginya 2 cm
hingga 5 m (misalnya paku tiang atau Sphaeropteris). Bahkan
tanaman paku pada zaman purba diperkirakan tingginya
mencapai 15 m.
Siklus hidupnya terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit
dan gametofit.
Cara hidup tanaman paku-pakuan secara epifit dan saprofit.

b. Berdasarkan data yang diperoleh, bagaimana bentuk-bentuk sorus


dan penyebarannya pada daun-daun tersebut, apakah ada perbedaan
diantara spesies-spesies tersebut, jelaskan analisis anda ?
Daun sporofil merupakan daun yang berfungsi sebagai penghasil
spora. Spora disimpan didalam kotak spora yang disebut
sporangium. Pada daun sporofil inilah kumpulan sporangium (yang
disebut sorus) berada, biasanya terletak pada bagian bawah daun dan
berupa bintik-bintik berwarna kuning, cokelat, atau cokelat
kehitaman.

Sorus-sorus yang masih muda dilindungi oleh membran tipis


yang disebut indisium. Dan sporofil memiliki peran penting dalam
tumbuhan paku karena merupakan akar dari setiap tumbuhan paku
yang akan menghasilkan spora yang akan melengkapi struktur
tanaman paku sehingga akan menghasilkan tanaman paku yang
sempurna.

Berdasarkan data yang diperoleh, diantara spesies-spesies yang kami


dapatkan, terdapat perbedaan penyebaran sorusnya diantaranya :

12 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Pada daun Drynaria quercifolia Sori (bentuk jamak dari sorus)
tersebar tidak beraturan di permukaan bawah daun fertil.
Pada daun suplir (Adiantum L.) kumpulan sorus berada di sisi
bawah daun pada bagian tepi yang agak terlindung oleh lipatan
daun.

Pada daun Tectaria crenata Spora terdapat pada tepi bawah


permukaan daun.

Pada daun Amphineuron sp. Spora tersebar beraturan di


permukaan bawah daun.
Pada daun Selaginella spora dihasilkan dengan perbedaan
ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan
spora betina besar disebut makrospora.
Pada daun Tanduk rusa spora tidak dihasilkan.
Pada daun paku sepat (Nephrolepis biserrata Sw.) spora
tersebar pada permukaan bawah daun.

c. Berdasarkan spora yang dihasilkan ada berapa macam tumbuhan


pteridophyta, jelaskan !
Ada 3 (tiga) macam tumbuhan paku berdasarkan jenis spora yang
dihasilkan, yaitu :
1) Paku Homospora ( isospora )
Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran
sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina.
Contoh: Lycopodium sp. (paku kawat)
2) Paku Heterospora ( an-isospora )
Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda
ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan
spora betina besar disebut makrospora. Contoh: Selaginella
sp.(paku rane), Marsilea crenata (semanggi)

13 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
3) Paku Peralihan
Paku peralihan menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran
sama, namun berjenis kelamin jantan atau betina. Contoh : paku
ekor kuda ( Equisetum debile )
d. Buatlah klasifikasi berdasarkan binomial nomenclature tumbuhan
pteridophyta yang anda amati !

No Spesies Klasifikasi Gambar


.
1. Drynaria Kerajaan: Plantae
quercifolia Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drynaria
Spesies : D. quercifolia

2. Adiantum L. Kerajaan : Plantae


suplir Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Pteridales
Famili : Pteridaceae
(Adiantaceae)
Genus : Adiantum
L.

14 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
3. Amphineuron sp. Kingdom: Plantae
Divisi: Pterydophyta
Kelas: Filicopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Thelypteridaceae
Genus: Amphineuron
Spesies: Amphineuron sp

4. Tectaria crenata Kingdom : Plantae


Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridops
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Tectaria
Spesies : Tectaria
crenata Cav.

5. Selaginella sp. Kingdom : Plantae


Divisio : Lycophyta
Classis : Lycopsida
Ordo : Selaginelalles
Familia :
Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Species : Selaginella sp.

6. Platycerium Kingdom : Plantae


bifurcatum Divisi : Pteridophyta
Paku tanduk (paku-pakuan)
rusa Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae

15 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Genus : Platycerium
Spesies : Platycerium
bifurcatum C.
7. Nephrolepis Kingdom : Plantae
biserrata (Sw.) Divisi : Pteridophyta
Schott (paku-pakuan)
Paku sepat Kelas : Pteridopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili :
Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis
biserrata (Sw.) Schott

e. Apakah yang dimaksud dengan istilah sorus, spora, strobillus,


sporangium dan sporofil !
Sorus adalah suatu badan yang terdiri atas beberapa kelompok
sporangium atau kotak spora, dan berbentuk bulat atau pipih.
Sorus yang masih muda biasanya ditutupi oleh selaput
pelindung yang disebut indusium.
Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi
sporangium terutama yang masih muda. Ada sorus yang tidak
dilindungi oleh indusium yang dikenali sebagai sorus yang
telanjang. Sementara yang dilengkapi dengan indusium
terdapat dua jenis. Jenis yang pertama dinamakan indusium
sejati yang mana lapisan tisunya berupa penutup melengkok
terdiri dari dua ruangan dengan bagian tengah berhubungan
dan mengikatkannya kepada permukaan daun. Manakala

16 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
lapisan pelindung yang hanya berupa pelebaran dari bagian
tepi daun yang bengkok dinamakan indusium palsu.
Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh
paku pakis. Terdapat berbagai bentuk spora diantaranya :
bulat, pipih ( monolete ), segitiga ( trilete ) dan sebagainya.
Strobilus adalah Kumpulan sprorofil yang membentuk struktur
kerucut pada ujung tunas fertile tumbuhan paku.
Sporangium adalah kotak spora. Dinding sporangium terdiri
dari satu atau beberapa lapisan sel penutup berdinding tebal
dan menyerupai cincin yang disebut anulus. Pada bagian ujung
lingkaran terdapat satu kumpulan sel yang pipih yang dikenal
sebagai stomium . Apabila sporangium masak sel stomium
akan pecah dan membebaskan spora yang terdapat didalamnya.
Sporofil adalah daun yang berfungsi untuk menghasilkan
spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis,
sehingga disebut pula sebagai troposporofil.

2. Bryophyta (Lumut)
Bahan diskusi :
a. Jelaskan karakteristik tumbuhan Bryophyta berdasarkan hasil
pengamatan yang anda temukan di lapangan ?
Merupakan peralihan dari habitat air ke habitat darat, maka
tumbuhan lumut disebut pula tumbuhan amfibi (amphibious
plant).
Tumbuhan ini tergolong kelompok Cryptogamae, yaitu
kelompok tumbuhan yang alat perkawinannya tersembunyi.
Lumut sudah memiliki rizoid (struktur menyerupai akar pada
tumbuhan tingkat tinggi) sebagai alat penyerap dan pelekat.
Habitat lumut berada pada tempat yang lembab dan teduh. Ini
karena saat bereproduksi tumbuhan tersebut membutuhkan air

17 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
untuk melakukan pembuahan. Tanpa air, sel-sel kelamin jantan
tidak bisa mencapai sel-sel kelamin betina.
b. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, buatlah analisis tentang
morfologi, habitat serta perkembangbiakannya ?
Lumut Daun (Bryopsida)
Biasanya hidup berkoloni padat atau bergerombol. Setiap
individu tanaman berukuran kecil, memiliki struktur mirip
akar yang disebut rhizoids, juga memiliki struktur mirip
batang yang menyandang struktur yang mirip daun kecil,
masing-masing biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Karena
lumut daun tidak memiliki pembuluh angkut, mereka tidak
memiliki akar, batang, atau daun sejati. Lumut daun mengalam
pergantian keturunan. gametofit lumut daun (gametangia)
berada di puncak tanaman. Banyak spesies lumut daun yang
memiliki jenis kelamin yang terpisah: tanaman jantan
memiliki antheridia dan betina memiliki archegonia. Beberapa
lumut daun lainnya dapat menghasilkan antheridia dan
archegonia pada tumbuhan yang sama.

Gambar 1 : lumut daun (Sphagnum sp.)

Lumut hati (Hepaticae) dapat bereproduksi secara seksual


dengan peleburan gamet jantan dan betina atau dengan cara

18 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
oogami, sedangkan secara aseksual dengan pembentukan
gemmae. Gemmae terletak diatas thallus (tubuh) dari lumut.
Gemmae memiliki bentuk seperti mangkuk, sehingga sering
dinamakan dengan gemma cup. Jika terkena air hujan, sel-sel
pada bagian atas gemmae akan terpelanting. Sel-sel tersebut
pada substrat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru.
Morfologi lumut hati bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu
lumut hati bertallus(thallose liverwort) dan lumut hati
berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat
dengan rhizoid uniselluler (Hassan dan Ariyanti, 2004). Pada
kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-
sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya
sebentar, lunak, dan tidak berklorofil. Spora yang telah masak
dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4
bagian memanjang atau lebih. (Gradstein, 2003)

Gambar 2 : Marchantia polymorpha

Lumut Tanduk (Antocerophyta) Disebut sebagai lumut


tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk
hewan. Lumut tanduk mempunyai gametofit bertalus dengan
sporofit interminate dan berklorofil. Berbeda dengan

19 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
bryophytes lainnya, sel-sel talus Antocerophyta mempunyai
satu kloroplas besar pada masing-masingselnya. Kapsul
berbentuk silindris memanjang dimulai dari ujung kapsul
(Hasan dan Ariyanti, 2004). Tubuh utama adalah gametofitnya
yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak
bulat. Sel-selnya biasana mengandung satu kloroplas yang
besar yang mencakup pirenoid algae tertentu. Sporofit hanya
terdiri atas kaki dan kapsul, dengan kata lain tidak memiliki
seta. kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir.
Perkembangbiakan secara seksual dengan membentuk
anteredium dan arkegonium dekat permukaan atas gametofit,
sedangkan secara aseksual dengan pembentukan spora,
fragmentasi, pembentukan gemmae (kuncup), pembentukan
umbi (tuber), penebalan ujung (tepi) talus yang merupakan
suatu cara untuk mempertahankan diri terhadap kekeringan
peristiwa apospori. Sporogonium yang dimiliki lumut tanduk,
tinggi lurus dan lancip. Spora disimpan dalam ujung
sporogonium terlihat berwarna agak coklat.

Gambar 3 : Anthoceros sp.

20 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
c. Buatlah klasifikasi tumbuhan Bryophyta yang anda temukan
dilapangan beserta gambarnya !

No. Spesies Klasifikasi Gambar


1. Marchantia Kingdom : Plantae
polymorpha Divisi : Hepatophyta
Subdivision : Hepaticae
Class : Hepatopsida
Subclass : Marchantiae
Ordo : Marchantiales
Family :
Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Species : Marchantia
polymorpha

2. Anthoceros sp. Kingdom : Plantae


Divisi :
Anthocerotophyta
Kelas :
Anthocerotopsida
Ordo :
Anthocerototales
Famili :
Anthocerotoceae
Genus :
Anthoceros
Jenis :
Anthoceros sp.
3. Sphagnum sp. Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo :
Sphagnales
Familia :

21 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum
sp
Spesies :
Bryopsida sp

3. Thallophyta (Jamur)
Bahan diskusi :
a. Jelaskan karakteristik jamur yang dibudidayakan berdasarkan
klasifikasinya ?
1) JAMUR TIRAM
- Klasifikasi Jamur Tiram
Kingdom : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Family : Tricholomatacea
Genus : Pleurotus
Spesies : P. Ostreatus
- Ciri ciri jamur tiram
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur
pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas
Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah
berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung.[1] Jamur tiram masih satu kerabat
dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan
King Oyster Mushroom. Tubuh buah jamur tiram memiliki
tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin:
pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga

22 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.
Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari
hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan
yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung
mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga
memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-113-4m
serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan
cepat.

Gambar 4 : jamur tiram pada budidaya jamur, Malang

2) JAMUR KUPING
- Klasifikasi jamur kuping

Kingdom Fungi
Phylum Basidiomycota
Class Agaricomycetes
Ordo Auriculariales
Family Auriculariaceae
Genus Auricularia
Species Auricularia auricula-judae
Nama Umum Jamur Kuping

23 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
- Ciri ciri jamur kuping
Jamur ini melekat pada batang pohon, terutama
pohon yang tua atau telah mati. Tubuh buah berukuran 3-8
cm akan tetapi mampu mencapai 12 cm. Berbentuk seperti
telinga lebar, dan melekat pada substrat secara lateral.
Semakin tua, semakin gelap warnanya. Mampu
mengeluakan spora yang cukup banyak. Tersebar di
berbagai zona iklim dan wilayah di dunia. Jamur masuk
dalam klasifikasi filum Basidiomycota karena
menghasilkan spora yang berbentuk kubus yang disebut
basidia dan dihasilkan oleh basidiokarp (struktur buah
jamur yang berbentuk payung).

Gambar 5 : jamur kuping pada budidaya jamur, Malang

b. Jelaskan tahapan proses persiapan hingga masa panen ?


1) Menyiapkan baglog. Baglog merupakan media tanam tempat
meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah
serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Bahan
lainnya yaitu katul yang terbuat dari kulit padi, air dan semen
kapur. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana
salah satu ujungnya diberi lubang dan ditutup dengan kapas agar

24 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
media tidak kemasukan air saat proses sterilisasi. Pada lubang
tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.
2) sterilisasi media, proses ini dilakukan dengan cara menguapi
baglog yang telah ditutupi kapas. Sterilisasi dilakukan pada suhu
95-120 selama 6 sampai 8 jam.
3) Bila proses sterilisasi telah selesai, selanjutnya proses
penanaman (inokulasi) dapat dilakukan jika suhu baglog telah
kembali normal. Sebelum menanamkan bibit jamur ke dalam
baglog, perlu dilakukan sterilisasi bibit jamur agar terhindari
dari organisme lain yang mengganggu pertumbuhan miselium.
Caranya sebelum menamam semprotkan terlebih dahulu alkohol
70% pada kedua telapak tangan. Kemudian panaskan stik besi
diatas api spritus, lalu semprotkan botol bibit dengan alkohol
agar steril, buka tutup kapas baglog diatas api spritus dan
masukan bibit jamur yakni jagung ke dalam baglog dengan
bantuan stik besi yang telah disterilkan. Tutup kembali baglog
dengan kapas, setelah bibit jamur selesai ditanamkan.
4) Setelah bibit jamur ditanam, melakukan inkubasi selama 4-8
minggu dengan suhu 28-35C, tingkat kelembapan 80% dan
bantuan cahaya lampu TL 60 watt. Jika lebih dari 5 minggu
masa inkubasi dan belum ada tanda-tanda pertumbuhan
miselium, maka dimungkinkan proses inokulasi gagal sehingga
terkontaminasi.
5) Bila proses inkubasi telah selesai, proses selanjutnya adalah
memindahkan baglog jamur kuping/tiram ke dalam ruang
kumbung jamur yang telah disiapkan. melakukan pelubangan
baglog menggunakan silet yang telah disterilisasikan. Kemudian
mengatur baglog dengan rapi dan dilakukan penyiraman secara
rutin setiap 2-4 kali per hari.
6) Pemanenan jamur dapat dilakukan dengan cara mencabut jamur
kuping/tiram beserta akarnya.

25 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
c. Bagaimana mutu hasil dari budidaya tersebut dan peluang usaha
yang dapat dicapai, jelaskan ?
Mutu hasil yang didapat dari budidaya jamur lumayan baik terbukti
dari banyaknya orang-orang yang membeli untuk di konsumsi
maupun di jual kembali karena harganya yang cukup terjangkau.
Peluang usaha pada budidaya jamur juga cukup besar karena masih
belum banyak pesaing dan tempatnya yang strategis yang sangat
mendukung untuk budidaya jamur yakni pada daerah pegunungan di
Malang.

d. Berdasarkan karakteristik jamur tersebut yang anda amati,


bagaimana jika budidaya tersebut dikembangkan di daerah dataran
rendah (Green house pendidikan Biologi UMSurabaya). Uraikan
berdasarkan analisis anda ?
Jamur tiram akan mengalami pertumbuhan yang optimal
sepanjang tahun bila lokasi budidayanya sesuai dengan habitat
aslinya, yakni di kawasan pegunungan atau di daerah dataran dengan
ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan air laut (mdpl),
serta memiliki suhu udara sekitar 20-28C dengan tingkat
kelembapan sekitar 70% sampai 80%. Namun jika memang
budidaya jamur ingin dikembangkan di daerah dataran rendah yang
notabene berhawa panas maka perlu diperhatikan langkah langkah
berikut :
1. Membuat bangunan kumbung jamur dengan sistem sirkulasi
buka tutup. Yang dimaksud buka tutup disini adalah menutup
sirkulasi kumbung jamur di siang hari agar kelembapan di
dalamnya tetap terjaga dan membukanya pada malam hari
sehingga suhu ruangan di dalam kumbung jamur bisa lebih
dingin.
2. Menggunakan bahan atap yang tidak menyerap panas. Hal ini
penting agar intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam

26 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
kumbung jamur tidak berlebihan. Beberapa bahan yang bisa
digunakan sebagai atap kumbung jamur antara lain anyaman
bambu atau genteng.
3. Faktor kelembapan merupakan syarat utama yang harus
terpenuhi dalam budidaya jamur tiram, sebab kelembapan
udara sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Untuk
mengatasi hal tersebut, bisa meletakkan beberapa tong/wadah
air di dalam kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan
ruangan.
4. Karena lokasi budidaya jamur berada di daerah panas, maka
diusahakan untuk membuat bangunan kumbung di tempat yang
teduh atau dekat dengan pepohonan. Selain itu hindari pula
pembuatan pintu kumbung yang berada di arah matahari terbit
atau terbenam, hal ini dilakukan untuk mencegah sinar
matahari langsung masuk ke ruangan kumbung.
5. Melindungi sekitar lokasi kumbung dari sinar matahari
langsung yang terlalu menyengat. Bisa dilakukan dengan cara
menanam banyak pohon rindang (perdu) disekeliling kumbung
jamur.
6. Untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam kumbung jamur
tiram, usahakan tinggi bangunan kumbung dibuat lebih tinggi
atau tidak kurang dari 4 meter.
7. Memperhatikan rak penyimpanan baglog jamur yang dibuat.
Bila di daerah dingin rak yang dibuat pada kumbung jamur
bisa mencapai 5 tingkat, pastikan rak yang dibuat di daerah
panas tidak lebih dari 3 tingkat.
8. Karena lokasi kumbung jamur berada di daerah panas, maka
sebisa mungkin melakukan penyiraman lebih sering
dibandingkan di daerah pegunungan. Penyiraman baglog jamur
bisa Anda lakukan minimal 3 kali dalam sehari.

27 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
e. Setelah melakukan studi lapangan di tempat budidaya jamur, inovasi
apa saja yang dapat dikembangkan selain dari jamur-jamur yang
sudah dikembangkan tersebut dan juga pengelolahannya !
- Jamur yang sudah dibudidayakan dapat juga diolah menjadi
kripik jamur, abon jamur, dan bubur jamur. Setelah itu akan
di jual.
- Untuk pengganti daging para vegetarian juga bisa
menggunakan jamur. Untuk membuka rumah makan
vegetarian, jamur sangat baik untuk dijadikan pengganti
daging.

4. Herbarium
Bahan diskusi :
a. Jelaskan konsep herbarium kering ?

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan


oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai
koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di
Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang
mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di
atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Ramadhanil,
2003).
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak
terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan
berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga
dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh
habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah
dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar. Herbarium
kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun
tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan
dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
(Ardiawan,1990).

28 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
b. Mengapa proses pengeringan tidak diperbolehkan menggunakan
pemanas buatan (setrika atau oven) ?
Peggunaan oven atau setrika saat membuat herbarium tidak
diperbolehkan karena daun tidak bisa menyerap panas secara
langsung dan jika terserap panasnya mungkin hanya sebagian yang
menyerap jadi tidak rata dan menyebabkan kerontokan pada daun
tersebut karena bagian bawah daun belum menyerap panas.

29 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kebun raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr.
Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok van
Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun
Percobaan 's Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kebun ini
merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya
Bogor). Fungsi Kebun Raya Purwodadi : Melakukan inventarisasi,
Menyediakan fasilitas penelitian, Menyediakan fasilitas rekreasi di alam
terbuka. Pada kebun raya purwodadi terdapat tumbuhan paku (atau paku-
pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang
telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji
untuk reproduksinya Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Paku : Tumbuhan
paku merupakan tumbuhan fotoautotrof misalnya Drynaria quercifolia,
Adiantum L suplir, Amphineuron sp, Tectaria crenata, Selaginella sp,
Platycerium bifurcatum Paku tanduk rusa. Namun, pada umumnya
tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat). Reproduksi :
Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Dua fase
yang sangat dominan dari daur hidup tumbuhan Paku adalah : 1. Fase sporofit
( Tahap penghasil spora ) 2. Fase Gametofit ( Tahap penghasil sel kelamin ) 3.
Fase sporofit. Selain tumbuhan paku di kebun raya purwodadi juga terdapat
berbagai macam lumut yang tumbuh liar diantaranya lumut daun dan lumut
hati. Kemudian kami juga telah mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana
cara cara membudidayakan jamur tiram dan jamur kuping dari Budidaya
Jamur yang ada di Malang. Dan yang terakhir kami mengetahui konsep
pembuatan Herbarium Kering.

30 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Daftar pustaka

Tjitrosoepomo, Gembong. TaksonomiTumbuhan(Schizophyta, Thallophyta,


Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta :GadjahMada University Press, 2009.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Taksonomi Umum (Dasar-dasar taksonomi tumbuhan). Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta.

http://www.slideshare.net/fikriyatuzzahro/karakteristik-tumbuhan-lumut diakses
pada tanggal 26-12-2015 pukul 11:45

https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-
8#q=makalah%20studi%20lapangan%20kebun%20raya%20purwodadi diakses pada
tanggal 4-01-2016 pukul 14.56

31 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Lampiran 1

Tectaria crenata

Bagian depan Bagian belakang

Drynaria quercifolia Selaginella

32 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Platycerium bifurcatu
Adiantum L. (Suplir) Paku tanduk rusa

Nephrolepis biserrata (Sw.) Schott


Stenosemia biaurita presl.
Paku sepat

33 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Lampiran 2

Pengadukan bekatul, air


Bekatul dan semen kapur

Baglog yang berisi adukan


bekatul, air dan semen kapur

Jamur yang dihasilkan

34 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H

Anda mungkin juga menyukai