PENDAHULUAN
A. Dasar teori
Botani merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang
tumbuhan, antara lain, tumbuhan tingkat rendah (Cryptogamae) dan
tumbuhan tingkat tinggi ( Phanerogamae atau spermatophyta). Sistem
klasifikasi tumbuhan berkembang pada tahun 1886 oleh ilmuan botani asal
jerman, Eichler. Berdasarkan alat perkembangbiakannya yaitu Cryptogamae
yang merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai alay
perkembangbiakan yang tersembunyi (menggunakan spora), diantarnya
adalah kelompok Tallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Sedangkan kelompok
tumbuhan dengan alat perkembangbiakan yang terlihat adalah
Phanerogamae atau spermatophyta yang dapat dibagi dalam 2 kelompok
yaitu Gymnospermae dan Angiospermae.
Pemahaman konsep, prinsip dan teori botani diperlukan pembelajaran
yang mendalam melalui praktik lapangan atau studi lapangan (field-based
learning) dimana mahasiswa mampu menemukan konsep yang telah
dipelajarinya, sehingga proses belajar tidak bersifat abstrak dan lebih efektif
serta tujuan pembelajaran tercapai baik secara kognitif, afektif dan
psikomotorik. Studi lapangan yang mempunyai arti sudi atau belajar di luar
ruangan dan mengamati serta mengambil objek sampel, struktur dan proses
serta fenomena dengan menggunakan akal manusia dan instrumental sensors,
sehingga studi lapangan memerlukan tempat auat lokasi yang representatif
untuk mengkaji berbagai macam tingkatan tumbuhan, terutama tumbuhan
tingkat rendah.
Kebun raya adalah suatu kawasan yang mengoleksi berbagai jenis
tumbuhan. Tumbuhan yang dikoleksi memiliki dasar ilmiah dibawah naungan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Fungsi kebun raya adalah
sebagai tempat konservasi ex situ, tempat penelitian, tempat pendidikan
lingkungan dan tempat wisata. Kebun raya purwodadi memiliki koleksi
B. Tujuan
1. Menjelaskan sejarah singkat Kebun Raya Purwodadi
2. Menjelaskan konsep tentang tumbuhan Cryptogami.
3. Mengidentifikasi keanekaragaman Cryptogami (Tallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta).
4. Menganalisis proses perkembang biakan tumbuhan Cryptogami yang
dijumpai di lapangan.
5. Mengembangkan budidaya berbagai jenis jamur mikroskopis di
lingkungan prodi pendidikan biologi maupun lingkungan sendiri.
C. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan konsep tentang tumbuhan
Cryptogame.
2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman Cryptogame
(Thallophyta, Pteridophyta dan Bryophyta).
3. Agar mahasiswa dapat menganalisis proses perkembangbiakan
tumbuhan Cryptogamae yang dijumpai di lapangan.
4. Agar mahasiswa dapat mengembangkan budidaya berbagai jenis jamur
makrokopis dilapangan.
Kebun Raya Purwodadi yang juga dikenal dengan nama Hortus Ilkim
Kering Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr. L.G.M.
Baas Becking. Kebun ini merupakan salah satu dari 3 cabang Kebun Raya
Indonesia (Kebun Raya Bogor) yang memiliki tugas dan fungsi mengkoleksi
tumbuhan yang hidup di dataran rendah kering. Kebun Raya Purwodadi
merupakan Unit Pelaksana Teknis yang bernaung dibawah dan bertanggung
jawab kepada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Kedeputian
Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI (Lembaga IImu Pengetahuan
Indonesia).
Kebun Raya Purwodadi adalah sebuah kebun penelitian yang sangat besar
yaitu menempati lahan seluas 85 hektar dan terletak di Purwodadi, Pasuruan,
Jawa Timur, Indonesia. Koleksi sekitar 10.000 jenis koleksi pohon dan
tumbuhan. Kebun raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941
oleh Dr. Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok
van Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun
Percobaans Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kebun
ini merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun
Raya Bogor) yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi spesifik. Kedua
cabang lainnya adalah Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Eka Karya Bali.
Pengelolaan seluruh Kebun Raya ini berada di bawah tanggung jawab LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).
a) Algae (ganggang)
b) Fungi (jamur, cendawan)
c) Lichenes (lumut kerak)
3) DIVISI : Pteridophyta
Seperti halnya dengan Bryophyta tumbuhan yang tergolong dalam
divisi ini dalam daur perkembangannya pun telah menunjukkan dua
keturunan yang haploid dan diploid yang bergiliran secara teratur.
Pada Bryophyta gametofit merupakan tumbuhan lumut tetapi
pada Pteridophyta gametofit berupa suatu tumbuhan kecil yang bersifat
seperti talus sedang tumbuhannya sendiri adalah sporofit yang pada
golongan tumbuhan telah jelas dapat dibedakan dalam : akar, batang dan
daun. Jadi Pteridophyta berdasarkan susunan tubuhnya itu merupakan
warga Cormophyta.
Gametofit yang bersifat seprti talus itu dinamakan protalium dan
hanya mencapai umur beberapa hari saja. Besarnya hanya beberapa cm,
bentuknya seperti talus Hepaticae, umumnya berbentuk jantung,
berwarna hijau dan melekat pada alasnya dengan rizoid-rizoid. Pada sisi
bawah protalium itu terdapat alat-alat kelaminnya, anteridium pada bagian
yang sempit dan arkegonium dekat lekukannya pada bagian yang lebar.
Pertumbuhan hanya dapat berlangsung jika ada air.
Sehabis pembuatan zigot, lalu berkembang menjadi keturunan yang
diploid, yaitu sporofitnya yang morfoligik telah menunjukkan
diferensiasi seperti tumbuhan berbiji. Protalium biasanya lalu binasa,
tetapi kalau tidak terjadi pembuahan, protalium dapat berumur lebih
panjang.
10 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
kita bandingkan dengan tumbuhan berbiji masih terdapat perbedaan
mengenai asal akarnya. Spora yang dihasilkan dapat sama (isospora),
dapat berlainan (heterospora), sehingga berdasarkan sporanya kita dapat
membedakan golongan yang isospor dan yang heterospor. Spora yang
tidak sama itu biasanya berlainan pada jenis kelaminnya yang kecil.
Mikrospora bersifat jantan nanti akan tumbuh menjadi
mikroprotalium yang mempunyai anteridium
E. Hasil pembahasan
1. Pteridophyta (Paku-pakuan)
Bahan diskusi :
a. Jelaskan karakteristik dari tumbuhan Pteridophyta ?
Memiliki akar, batang, daun sejati ( cormophyta). Ini berarti
antara akar, batang dan daun sudah dapat dibedakan dengan
jelas.
Akar pada tanaman paku-pakuan bersifat seperti serabut atau
istilahnya rizoid dengan pelindung pada ujungnya yang disebut
tudung akar atau kaliptra.
Umumnya batang pada tanaman paku pakuan tidak terlihat,
karena biasanya akar pada tanaman paku pakuan terbenam
dalam tanah dalam bentuk rimpang (rizoma). Namun demikian,
ada juga akar tanaman paku pakuan yang berdiri tegak di atas
permukaan tanah seperti Cyathea.
Daun muda pada tanaman paku-pakuan umumnya menggulung
dan melingkar pada ujungnya.
Memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof
Tidak memiliki biji untuk berkembangbiak
11 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Walaupun sifat akarnya seperti serabut (rizoid), tetapi telah
memiliki jaringan pengangkut yang sempurna, yaitu jaringan
pengangkut xilem dan floem.
Memiliki tinggi yang bervariasi, dari yang tingginya 2 cm
hingga 5 m (misalnya paku tiang atau Sphaeropteris). Bahkan
tanaman paku pada zaman purba diperkirakan tingginya
mencapai 15 m.
Siklus hidupnya terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit
dan gametofit.
Cara hidup tanaman paku-pakuan secara epifit dan saprofit.
12 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Pada daun Drynaria quercifolia Sori (bentuk jamak dari sorus)
tersebar tidak beraturan di permukaan bawah daun fertil.
Pada daun suplir (Adiantum L.) kumpulan sorus berada di sisi
bawah daun pada bagian tepi yang agak terlindung oleh lipatan
daun.
13 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
3) Paku Peralihan
Paku peralihan menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran
sama, namun berjenis kelamin jantan atau betina. Contoh : paku
ekor kuda ( Equisetum debile )
d. Buatlah klasifikasi berdasarkan binomial nomenclature tumbuhan
pteridophyta yang anda amati !
14 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
3. Amphineuron sp. Kingdom: Plantae
Divisi: Pterydophyta
Kelas: Filicopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Thelypteridaceae
Genus: Amphineuron
Spesies: Amphineuron sp
15 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Genus : Platycerium
Spesies : Platycerium
bifurcatum C.
7. Nephrolepis Kingdom : Plantae
biserrata (Sw.) Divisi : Pteridophyta
Schott (paku-pakuan)
Paku sepat Kelas : Pteridopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili :
Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis
biserrata (Sw.) Schott
16 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
lapisan pelindung yang hanya berupa pelebaran dari bagian
tepi daun yang bengkok dinamakan indusium palsu.
Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh
paku pakis. Terdapat berbagai bentuk spora diantaranya :
bulat, pipih ( monolete ), segitiga ( trilete ) dan sebagainya.
Strobilus adalah Kumpulan sprorofil yang membentuk struktur
kerucut pada ujung tunas fertile tumbuhan paku.
Sporangium adalah kotak spora. Dinding sporangium terdiri
dari satu atau beberapa lapisan sel penutup berdinding tebal
dan menyerupai cincin yang disebut anulus. Pada bagian ujung
lingkaran terdapat satu kumpulan sel yang pipih yang dikenal
sebagai stomium . Apabila sporangium masak sel stomium
akan pecah dan membebaskan spora yang terdapat didalamnya.
Sporofil adalah daun yang berfungsi untuk menghasilkan
spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis,
sehingga disebut pula sebagai troposporofil.
2. Bryophyta (Lumut)
Bahan diskusi :
a. Jelaskan karakteristik tumbuhan Bryophyta berdasarkan hasil
pengamatan yang anda temukan di lapangan ?
Merupakan peralihan dari habitat air ke habitat darat, maka
tumbuhan lumut disebut pula tumbuhan amfibi (amphibious
plant).
Tumbuhan ini tergolong kelompok Cryptogamae, yaitu
kelompok tumbuhan yang alat perkawinannya tersembunyi.
Lumut sudah memiliki rizoid (struktur menyerupai akar pada
tumbuhan tingkat tinggi) sebagai alat penyerap dan pelekat.
Habitat lumut berada pada tempat yang lembab dan teduh. Ini
karena saat bereproduksi tumbuhan tersebut membutuhkan air
17 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
untuk melakukan pembuahan. Tanpa air, sel-sel kelamin jantan
tidak bisa mencapai sel-sel kelamin betina.
b. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, buatlah analisis tentang
morfologi, habitat serta perkembangbiakannya ?
Lumut Daun (Bryopsida)
Biasanya hidup berkoloni padat atau bergerombol. Setiap
individu tanaman berukuran kecil, memiliki struktur mirip
akar yang disebut rhizoids, juga memiliki struktur mirip
batang yang menyandang struktur yang mirip daun kecil,
masing-masing biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Karena
lumut daun tidak memiliki pembuluh angkut, mereka tidak
memiliki akar, batang, atau daun sejati. Lumut daun mengalam
pergantian keturunan. gametofit lumut daun (gametangia)
berada di puncak tanaman. Banyak spesies lumut daun yang
memiliki jenis kelamin yang terpisah: tanaman jantan
memiliki antheridia dan betina memiliki archegonia. Beberapa
lumut daun lainnya dapat menghasilkan antheridia dan
archegonia pada tumbuhan yang sama.
18 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
oogami, sedangkan secara aseksual dengan pembentukan
gemmae. Gemmae terletak diatas thallus (tubuh) dari lumut.
Gemmae memiliki bentuk seperti mangkuk, sehingga sering
dinamakan dengan gemma cup. Jika terkena air hujan, sel-sel
pada bagian atas gemmae akan terpelanting. Sel-sel tersebut
pada substrat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru.
Morfologi lumut hati bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu
lumut hati bertallus(thallose liverwort) dan lumut hati
berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat
dengan rhizoid uniselluler (Hassan dan Ariyanti, 2004). Pada
kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-
sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya
sebentar, lunak, dan tidak berklorofil. Spora yang telah masak
dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4
bagian memanjang atau lebih. (Gradstein, 2003)
19 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
bryophytes lainnya, sel-sel talus Antocerophyta mempunyai
satu kloroplas besar pada masing-masingselnya. Kapsul
berbentuk silindris memanjang dimulai dari ujung kapsul
(Hasan dan Ariyanti, 2004). Tubuh utama adalah gametofitnya
yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak
bulat. Sel-selnya biasana mengandung satu kloroplas yang
besar yang mencakup pirenoid algae tertentu. Sporofit hanya
terdiri atas kaki dan kapsul, dengan kata lain tidak memiliki
seta. kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir.
Perkembangbiakan secara seksual dengan membentuk
anteredium dan arkegonium dekat permukaan atas gametofit,
sedangkan secara aseksual dengan pembentukan spora,
fragmentasi, pembentukan gemmae (kuncup), pembentukan
umbi (tuber), penebalan ujung (tepi) talus yang merupakan
suatu cara untuk mempertahankan diri terhadap kekeringan
peristiwa apospori. Sporogonium yang dimiliki lumut tanduk,
tinggi lurus dan lancip. Spora disimpan dalam ujung
sporogonium terlihat berwarna agak coklat.
20 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
c. Buatlah klasifikasi tumbuhan Bryophyta yang anda temukan
dilapangan beserta gambarnya !
21 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum
sp
Spesies :
Bryopsida sp
3. Thallophyta (Jamur)
Bahan diskusi :
a. Jelaskan karakteristik jamur yang dibudidayakan berdasarkan
klasifikasinya ?
1) JAMUR TIRAM
- Klasifikasi Jamur Tiram
Kingdom : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Family : Tricholomatacea
Genus : Pleurotus
Spesies : P. Ostreatus
- Ciri ciri jamur tiram
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur
pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas
Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah
berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung.[1] Jamur tiram masih satu kerabat
dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan
King Oyster Mushroom. Tubuh buah jamur tiram memiliki
tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin:
pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga
22 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.
Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari
hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan
yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung
mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga
memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-113-4m
serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan
cepat.
2) JAMUR KUPING
- Klasifikasi jamur kuping
Kingdom Fungi
Phylum Basidiomycota
Class Agaricomycetes
Ordo Auriculariales
Family Auriculariaceae
Genus Auricularia
Species Auricularia auricula-judae
Nama Umum Jamur Kuping
23 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
- Ciri ciri jamur kuping
Jamur ini melekat pada batang pohon, terutama
pohon yang tua atau telah mati. Tubuh buah berukuran 3-8
cm akan tetapi mampu mencapai 12 cm. Berbentuk seperti
telinga lebar, dan melekat pada substrat secara lateral.
Semakin tua, semakin gelap warnanya. Mampu
mengeluakan spora yang cukup banyak. Tersebar di
berbagai zona iklim dan wilayah di dunia. Jamur masuk
dalam klasifikasi filum Basidiomycota karena
menghasilkan spora yang berbentuk kubus yang disebut
basidia dan dihasilkan oleh basidiokarp (struktur buah
jamur yang berbentuk payung).
24 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
media tidak kemasukan air saat proses sterilisasi. Pada lubang
tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.
2) sterilisasi media, proses ini dilakukan dengan cara menguapi
baglog yang telah ditutupi kapas. Sterilisasi dilakukan pada suhu
95-120 selama 6 sampai 8 jam.
3) Bila proses sterilisasi telah selesai, selanjutnya proses
penanaman (inokulasi) dapat dilakukan jika suhu baglog telah
kembali normal. Sebelum menanamkan bibit jamur ke dalam
baglog, perlu dilakukan sterilisasi bibit jamur agar terhindari
dari organisme lain yang mengganggu pertumbuhan miselium.
Caranya sebelum menamam semprotkan terlebih dahulu alkohol
70% pada kedua telapak tangan. Kemudian panaskan stik besi
diatas api spritus, lalu semprotkan botol bibit dengan alkohol
agar steril, buka tutup kapas baglog diatas api spritus dan
masukan bibit jamur yakni jagung ke dalam baglog dengan
bantuan stik besi yang telah disterilkan. Tutup kembali baglog
dengan kapas, setelah bibit jamur selesai ditanamkan.
4) Setelah bibit jamur ditanam, melakukan inkubasi selama 4-8
minggu dengan suhu 28-35C, tingkat kelembapan 80% dan
bantuan cahaya lampu TL 60 watt. Jika lebih dari 5 minggu
masa inkubasi dan belum ada tanda-tanda pertumbuhan
miselium, maka dimungkinkan proses inokulasi gagal sehingga
terkontaminasi.
5) Bila proses inkubasi telah selesai, proses selanjutnya adalah
memindahkan baglog jamur kuping/tiram ke dalam ruang
kumbung jamur yang telah disiapkan. melakukan pelubangan
baglog menggunakan silet yang telah disterilisasikan. Kemudian
mengatur baglog dengan rapi dan dilakukan penyiraman secara
rutin setiap 2-4 kali per hari.
6) Pemanenan jamur dapat dilakukan dengan cara mencabut jamur
kuping/tiram beserta akarnya.
25 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
c. Bagaimana mutu hasil dari budidaya tersebut dan peluang usaha
yang dapat dicapai, jelaskan ?
Mutu hasil yang didapat dari budidaya jamur lumayan baik terbukti
dari banyaknya orang-orang yang membeli untuk di konsumsi
maupun di jual kembali karena harganya yang cukup terjangkau.
Peluang usaha pada budidaya jamur juga cukup besar karena masih
belum banyak pesaing dan tempatnya yang strategis yang sangat
mendukung untuk budidaya jamur yakni pada daerah pegunungan di
Malang.
26 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
kumbung jamur tidak berlebihan. Beberapa bahan yang bisa
digunakan sebagai atap kumbung jamur antara lain anyaman
bambu atau genteng.
3. Faktor kelembapan merupakan syarat utama yang harus
terpenuhi dalam budidaya jamur tiram, sebab kelembapan
udara sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Untuk
mengatasi hal tersebut, bisa meletakkan beberapa tong/wadah
air di dalam kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan
ruangan.
4. Karena lokasi budidaya jamur berada di daerah panas, maka
diusahakan untuk membuat bangunan kumbung di tempat yang
teduh atau dekat dengan pepohonan. Selain itu hindari pula
pembuatan pintu kumbung yang berada di arah matahari terbit
atau terbenam, hal ini dilakukan untuk mencegah sinar
matahari langsung masuk ke ruangan kumbung.
5. Melindungi sekitar lokasi kumbung dari sinar matahari
langsung yang terlalu menyengat. Bisa dilakukan dengan cara
menanam banyak pohon rindang (perdu) disekeliling kumbung
jamur.
6. Untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam kumbung jamur
tiram, usahakan tinggi bangunan kumbung dibuat lebih tinggi
atau tidak kurang dari 4 meter.
7. Memperhatikan rak penyimpanan baglog jamur yang dibuat.
Bila di daerah dingin rak yang dibuat pada kumbung jamur
bisa mencapai 5 tingkat, pastikan rak yang dibuat di daerah
panas tidak lebih dari 3 tingkat.
8. Karena lokasi kumbung jamur berada di daerah panas, maka
sebisa mungkin melakukan penyiraman lebih sering
dibandingkan di daerah pegunungan. Penyiraman baglog jamur
bisa Anda lakukan minimal 3 kali dalam sehari.
27 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
e. Setelah melakukan studi lapangan di tempat budidaya jamur, inovasi
apa saja yang dapat dikembangkan selain dari jamur-jamur yang
sudah dikembangkan tersebut dan juga pengelolahannya !
- Jamur yang sudah dibudidayakan dapat juga diolah menjadi
kripik jamur, abon jamur, dan bubur jamur. Setelah itu akan
di jual.
- Untuk pengganti daging para vegetarian juga bisa
menggunakan jamur. Untuk membuka rumah makan
vegetarian, jamur sangat baik untuk dijadikan pengganti
daging.
4. Herbarium
Bahan diskusi :
a. Jelaskan konsep herbarium kering ?
28 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
b. Mengapa proses pengeringan tidak diperbolehkan menggunakan
pemanas buatan (setrika atau oven) ?
Peggunaan oven atau setrika saat membuat herbarium tidak
diperbolehkan karena daun tidak bisa menyerap panas secara
langsung dan jika terserap panasnya mungkin hanya sebagian yang
menyerap jadi tidak rata dan menyebabkan kerontokan pada daun
tersebut karena bagian bawah daun belum menyerap panas.
29 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebun raya Purwodadi didirikan pada tanggal 30 Januari 1941 oleh Dr.
Lourens Gerhard Marinus Baas Becking atas prakarsa Dr. Dirk Fok van
Slooten pada tanggal 30 Januari 1941 sebagai pemekaran dari Stasiun
Percobaan 's Lands Plantentuin Buitenzorg atau Kebun Raya Bogor. Kebun ini
merupakan salah satu dari tiga cabang Kebun Raya Indonesia (Kebun Raya
Bogor). Fungsi Kebun Raya Purwodadi : Melakukan inventarisasi,
Menyediakan fasilitas penelitian, Menyediakan fasilitas rekreasi di alam
terbuka. Pada kebun raya purwodadi terdapat tumbuhan paku (atau paku-
pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang
telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji
untuk reproduksinya Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Paku : Tumbuhan
paku merupakan tumbuhan fotoautotrof misalnya Drynaria quercifolia,
Adiantum L suplir, Amphineuron sp, Tectaria crenata, Selaginella sp,
Platycerium bifurcatum Paku tanduk rusa. Namun, pada umumnya
tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat). Reproduksi :
Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Dua fase
yang sangat dominan dari daur hidup tumbuhan Paku adalah : 1. Fase sporofit
( Tahap penghasil spora ) 2. Fase Gametofit ( Tahap penghasil sel kelamin ) 3.
Fase sporofit. Selain tumbuhan paku di kebun raya purwodadi juga terdapat
berbagai macam lumut yang tumbuh liar diantaranya lumut daun dan lumut
hati. Kemudian kami juga telah mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana
cara cara membudidayakan jamur tiram dan jamur kuping dari Budidaya
Jamur yang ada di Malang. Dan yang terakhir kami mengetahui konsep
pembuatan Herbarium Kering.
30 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Daftar pustaka
http://www.slideshare.net/fikriyatuzzahro/karakteristik-tumbuhan-lumut diakses
pada tanggal 26-12-2015 pukul 11:45
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-
8#q=makalah%20studi%20lapangan%20kebun%20raya%20purwodadi diakses pada
tanggal 4-01-2016 pukul 14.56
31 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Lampiran 1
Tectaria crenata
32 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Platycerium bifurcatu
Adiantum L. (Suplir) Paku tanduk rusa
33 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H
Lampiran 2
34 | B O T A N I T U M B U H A N R E N D A H