Anda di halaman 1dari 6

KEANEKARAGAMAN ARTHOPODA DAN MOLLUSCA DI GUNUNG

BAUNG PASURUAN

Nadiyah Rif ‘atul ‘Azizah, Bachtiar Adi Saputra, Zahrotul Aniqo, dan Ratih Purbaningsih
Widarmayanti
Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri Surabaya, Email: Aasewad@yahoo.com

ABSTRAK
Arthopoda merupakan hewan avertebrata yang berbuku-buku. Mollusca
merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Taman Wisata Alam
[TWA] Gunung Baung terletak di Desa Cowek, Kecamatan Purwosari, Kabupaten
Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengetahui keanekaragaman Arthopoda dan Mollusca di Gunung Baung, Pasuruan.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengkoleksi langsung hewan-hewan
yang ditemukan ke dalam kantong plastik. Sampel Mollusca yang diperoleh kemudian
diawetkan dengan alkohol 70%, sedangkan sampel Arthopoda dimasukkan kedalam
toples yang telah diberi kapas berkloroform setelah itu tubuh sampel Arthopoda
disuntik dan diusap dengan formalin 4 %. Hasil Penelitian didapatkan 23 spesies dari
Filum Arthopoda dan 4 spesies dari Filum Mollusca.

Kata Kunci : Keanekaragaman, Arthopoda, Mollusca, Gunung Baung

PENGANTAR
Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman hayati yang
cukup tersebar luas di kawasan Indonesia, misalnya di kawasan Taman Wisata
Alam Gunung Baung yang terletak di Purwodadi, Jawa Timur. Kawasan seluas
190,01 Ha ini sudah ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam oleh
Menteri Pertanian melalui Surat Keputusan No. 657/Kpts/Um/12/1981 pada
tanggal 1 Desember 1981 (Dephut, 2002). Tipe vegetasi yang terdapat dalam
kawasan taman nasional terbagi ke dalam 2 tipe, yaitu hutan dan air terjun.
Kondisi habitat yang beragam dapat berpengaruh terhadap keanekaragaman
hayati, khususnya hewan avertebrata.
Di permukaan bumi dari sekian banyak spesies hewan yang ada, ternyata
sekitar ¾ bagian adalah serangga. Singh (1980) menjelaskan bahwa yang
termasuk kelompok makrofauna tanah adalah Annelida, Mollusca, Arthropoda,
dan vertebrata kecil, diantaranya yang paling banyak ditemukan hidup di tanah
adalah dari kelompok Arthropoda, seperti : Insekta, Arachnida, Diplopoda,
Chilopoda. Arthropoda adalah Filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya.
Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara,
termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Mollusca merupakan Filum
terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah Filum Arthropoda.

Penelitian terhadap keanekaragaman hewan vertebrata yang berada di


Taman Wisata Alam Gunung Baung telah banyak dilakukan. Namun, belum ada
data penelitian tentang keanekaragaman Arthropoda dan Molluska di lokasi
tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai “Keanekaragaman
Arthropoda dan Mollusca Di Taman Wisata Gunung Baung Pasuruan” dengan
tujuan mengidentifikasi dan mengetahui keanekaragaman Arthropoda dan
Mollusca di lokasi tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode


observasi. Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Baung, Pasuruan.
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 5 Mei 2012. Kawasan yang menjadi
tujuan observasi adalah di daerah hutan dan di sekitar air terjun.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah formalin 4%
(200 mL), alkohol 70% (1 L), kloroform, jaring serangga, penggaris, cetok, pinset,
nampan, ayakan, ember, botol koleksi besar dan kecil, kantong plastik/klip,
sarung tangan, karet gelang, alat tulis, kapas, kamera foto, peralatan untuk
pembuatan insektarium : amplop, jarum suntik, jarum pentul, kuas, papan
perentang, kapur barus. Objek penelitian adalah hewan avertebrata (khususnya
Molluska dan Arthropoda) yang terdapat di TWA Gunung Baung, Pasuruan.
Identifikasi dilakukan dengan bantuan buku identifikasi Avertebrata dengan
melihat ciri penting yang dimiliki oleh hewan yang ditemukan.
Gambar. Peta Taman Wisata Alam Gunung Baung, Pasuruan

Inventarisasi hewan avertebrata dilakukan dengan menjelajahi seluruh area pada


daerah I (hutan) dan daerah II (sekitar air terjun). Mendokumentasikan hewan
avertebrata yang terdapat di setiap daerah dengan menggunakan foto. Sampel
yang sudah diambil pada masing-masing daerah pengamatan kemudian
dimasukkan ke dalam kantung plastik/klip. Spesimen yang memiliki kandungan
air cukup tinggi (Mollusca) diawetkan dengan cara awetan basah, sedangkan yang
memiliki kandungan air rendah (sebagian Arthropoda) diawetkan dengan cara
insektarium dan selanjutnya dibawa untuk diidentifikasi.

HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan, jenis-jenis hewan avertebrata hasil


inventarisasi dengan metode observasi di Taman Wisata Alam Gunung Baung
didapatkan hasil seperti yang tertera pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Data spesies yang ditemukan di daerah I (hutan)
Kode Spesies Kelas Filum Nama Daerah
Sp. 1 Myriapoda Arthropoda Kaki seribu
Sp. 2 Myriapoda Arthropoda Lipan
Sp. 3 Insekta Arthropoda Rayap
Sp. 4 Insekta Arthropoda Kumbang
Sp. 5 Insekta Arthropoda Jangkrik
Sp. 6 Insekta Arthropoda Belalang
Sp. 7 Insekta Arthropoda Belalang sembah
Sp 8 Insekta Arthropoda Capung
Sp 9 Insekta Arthropoda Ulat
Sp. 10 Insekta Arthropoda Kepik
Sp. 11 Insekta Arthropoda Bapak Pucung
Sp. 12 Insekta Arthropoda Kepik
Sp. 13 Insekta Arthropoda Semut Rang-rang
Sp. 14 Arachnida Arthropoda Laba-laba
Sp. 15 Arachnida Arthropoda Laba-laba
Sp. 16 Insekta Arthropoda Semut hitam
Sp. 17 Insekta Arthropoda Semut bersayap
Sp. 18 Gastropoda Mollusca Bekicot
Sp. 19 Gastropoda Mollusca Siput telanjang
Sp. 20 Insekta Arthropoda Belalang
Sp. 21 Insekta Arthropoda Kupu-kupu
Sp. 22 Insekta Arthropoda Lalat
Sp. 23 Gastropoda Mollusca Bekicot

Pada Tabel 1 diatas ditemukan 20 spesies dari Filum Arthropoda dan 3


spesies dari Filum Mollusca. Sedangkan hasil inventarisasi hewan avertebrata
pada area II (sekitar air terjun) didapatkan 5 spesies hewan avertebrata yang
terdiri dari 1 jenis Filum Arthropoda dan 4 jenis Filum Mollusca. Adapun ke 5
jenis hewan avertebrata dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Data spesies yang ditemukan di daerah II (sekitar air terjun)


Kode Spesies Kelas Filum Nama Daerah

Sp. 18 Gastropoda Mollusca Bekicot

Sp. 19 Gastropoda Mollusca Siput Telanjang

Sp. 23 Gastropoda Mollusca Bekicot

Sp. 24 Arachnida Arthropoda Laba-laba air


Sp. 25 Gastropoda Mollusca Siput air
Pada daerah sekitar air terjun spesies yang ditemukan hanya sedikit, hal ini
dikarenakan lokasi yang menjadi pengamatan peneliti terkonsentrasi di daerah I
(hutan), sehingga pada daerah II (sekitar air terjun) yang telah menjadi daerah
pengamatan peneliti lain telah mengeksplorasi spesies yang terdapat di sana. Dari
kedua lokasi pengamatan, dapat diketahui bahwa spesies dari Filum Arthropoda
lebih dominan daripada Filum Mollusca, yakni sebanyak 21 spesies dari total 25
spesies avertebrata yang ditemukan.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat berbagai macam spesies hewan
avertebrata di Taman Wisata Alam Gunung Baung yang dapat dikelompokkan
dalam dua Filum yakni Mollusca dan Arthropoda. Pada daerah I (hutan)
ditemukan lebih banyak spesies dari kelompok Arthropoda daripada di daerah II
(sekitar air terjun) dikarenakan lokasi yang menjadi pengamatan peneliti
terkonsentrasi pada daerah I (hutan).
Pada daerah hutan dan sekitar air terjun spesies yang paling dominan
adalah Filum Arthropoda terutama dari Kelas Insekta yang ditemukan sebanyak
16 spesies. Melimpahnya kelompok ini dikarenakan mempunyai habitat yang
cocok untuk kehidupannya yaitu suhu dan kelembaban yang sesuai, banyak
terdapat kayu, semak-semak, dan rerumputan.
Di daerah sekitar sungai banyak ditemukan spesies dari kelompok
Gastropoda, hal ini dikarenakan tanah pada sekitar air terjun memiliki kondisi
yang lembab dan berair sehingga merupakan faktor yang menunjang keberadaan
Gastropoda. Kelembaban tanah sangat erat hubungannya dengan populasi hewan
tanah, karena tubuh hewan tanah mengandung air, oleh karena itu kondisi tanah
yang kering dapat menyebabkan tubuh hewan tanah kehilangan air dan hal ini
merupakan masalah yang besar bagi kelulusan hidupnya (Lee, 1985). Kehidupan
fauna tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan
populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan
daerah tersebut. Dengan perkataan lain keberadaan dan kepadatan populasi suatu
jenis fauna tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu
lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Dilihat dari kelimpahan masing-masing spesies, diperoleh Arthropoda dan
Mollusca yang ditemukan di Gunung Baung terdapat 64 % Kelas Insekta, 12 % Kelas
Gastropoda, 12 % Kelas Arachnida dan 8 % Kelas Myriapoda. Kelas Insekta
mendominasi keanekaragaman dari Filum Arthropoda dan Kelas Gastropoda
mendominasi keanekaragaman dari Filum Mollusca.

KESIMPULAN
Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Baung memiliki keanekaragaman
Arthropoda dan Mollusca sebanyak 25 spesies dengan 21 spesies dari Filum
Arthropoda dan 4 spesies dari Filum Mollusca. Spesies dari kelas Insekta
merupakan serangga yang dominan dari Filum Arthropoda. Jenis avertebrata lain yang
banyak ditemukan adalah dari kelas Arachnida, Gastropoda dan Myriapoda.

KEPUSTAKAAN
Husodo, Teguh. Penelitian Keanekaragaman Hewan Avertebrata di Gunung dan
Aliran Sungai. Diakses tanggal 20 Mei 2012 dari
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=penelitian%20keanekaragaman
%20hewan%20avertebrata%20di%20gunung%20dan%20aliran
%20sungai&source=web&cd=12&ved=0CEwQFjABOAo&url=http%3A
%2F%2Fcrs.itb.ac.id%2Fmedia%2FJurnal%2FRefs%2FCritical_Review
%2FDownload%2FDISERTASI%2520Teguh%2520Husodo%2520Folder
%2FBab
%25202.doc&ei=poK4TypE4zIrQey4tXsBw&usg=AFQjCNHVRUeAkEX
KqfImqXvJGFXoJjJr1
Hariyati, Riche. 2007. Distribusi dan Kemelimpahan Meiofauna di Hulu Sungai
Code Yogyakarta. Diakses tanggal 19 Mei 2012 dari
http://eprints.undip.ac.id/2007/1/RICHE_2007.pdf
Rizali, Ahmad. Keanekaragaman Serangga. Diakses tanggal 19 Mei 2012 dari
http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/bai-journal/
Akhmad_Rizali_kanekaragaman_serangga.pdf
Yanu Arbi, Ucu. 2009. Komunitas Moluska Di Padang Lamun Perairan Likupang
Sulawesi Utara. Diakses tanggal 19 Mei 2012 dari
http://belangsumatra.files.wordpress.com/2010/02/pedoman-spesies-
p57_08.pdf
Abstrac. 2009. Diakses tanggal 19 Mei 2012 dari
http://studentresearch.umm.ac.id/research/download/umm_student_research_abstr
act_4773.pdf

Anda mungkin juga menyukai