Anda di halaman 1dari 4

Progresivisme secara bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-

kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan, progresivisme merupakan suatu
aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi ragam aktivitas yang mengarah
pada pelatihan kemampuan berpikir mereka secara menyeluruh, sehingga mereka dapat
berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam data empiris dan
informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan, dan pembuatan kesimpulan menuju
pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah
dihadapi.
Dengan pemilikan kemampuan berpikir yang baik, subjek-subjek didik akan terampil
membuat keputusan-keputusan terbaik pula untuk dirinya dan masyarakatnya serta dengan
mudah pula dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Redja Mudyaharjo, Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), sebagai reaksi
terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan
pelajaran (subject-centered).
Para progresivis berkeyakinan, bahwa manusia secara alamiah memiliki kemampuan-
kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan atau mengatasi berbagai problem
kehidupannya menuju suatu perkembangan yang lebih baik, yang mengarah pada suatu
progres.

2.2.  Sejarah Lahirnya Filsafat Pendidikan Progresivisme.


Secara historis, progresivisme ini telah muncul pada abad ke-19, namun perkembangannya
secara pesat baru terlihat pada awal abad ke-20, terutama di negara Amerika Serikat. Bahkan
pemikiran yang dikembangkan aliran ini pun sesungguhnya memiliki benang merah yang
secara tegas dapat dilihat sejak zaman Yunani kuno.
Lahirnya filsafat pendidikan progresivisme, merupakan protes terhadap kebijakan-kebijakan
pendidikan konvensional yang bersifat formalis tradisionalis yang telah diwariskan oleh
filsafat abad ke-19 yang dianggapnya kurang kondusif dalam melahirkan manusia-manusia
yang sejati.
Dalam kesejarahannya, filsafat progressivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatisme
yang diperkenalkan oleh William James (1842-1910),  dan John Dewey (1859-1952), yang
menitik  beratkan pada segi manfaat bagi hidup praktis. Dan dalam banyak hal
progressivisme identik dengan pragmatisme. Oleh karena itu apabila orang menyebut
pragmatisme, maka berarti sama dengan progressivisme. Filsafat Progressivisme tidak
mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme dan otoriterisme dalam segala
bentuknya, nilai-nilai yang dianut bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan,
sebagaimana dikembangkan oleh Immanuel Kant, salah seorang penyumbang pemikir
pragmatisme-progressivisme yang meletakkan dasar dengan penghormatan yang bebas atas
martabat manusia dan martabat pribadi. Sehingga filsafat ini menjunjung tinggi hak asasi
individu dan menjunjung tinggi nilai demoktratis.
Oleh karena itu, filsafat progressivisme ini dianggap sebagai the liberal road of the culture
(kebebasan mutlak menuju ke arah kebudayaan), maksudnya nilai-nilai yang dianut bersifat
fleksibel terhadap perubahan, toleran dan terbuka (open minded), dan menuntut pribadi-
pribadi penganutnya untuk selalu bersikap menjelajah, meneliti, guna mengembangkan
pengalamannya. Mereka harus memiliki sikap terbuka dan berkemauan baik sambil
mendengarkan kritik dan ide-ide lawan sambil memberi kesempatan kepada mereka untuk
membuktikan argumen tersebut.
Tokoh Progresivisme Thomas Paine dan Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada
Progresivisme karena kepercayaan mereka pada demokrasi dan penolakan terhadap sikap
yang dogmatis, terutama dalam agama. Charles S. Peirce mengemukakan teori tentang
pikiran dan hal berfikir & rdquo; pikiran itu hanya berguna bagi manusia apabila pikiran itu
bekerja yaitu memberikan pengalaman (hasil) baginya & rdquo;. Fungsi berfikir adalah
membiasakan manusia untuk berbuat perasaan dan gerak jasmaniah adalah manifestasi dari
aktifitas manusia dan keduanya itu tidak dapat dipisahkan dari kegiatan berfikir.

2.3. Landasan Filosofis Filsafat Pendidikan Progresivisme.


Dasar filosofis dari aliran progresivisme adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme Baru.
Realisme spiritualistik berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber dari
prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang
perkembangan anak. Sedangkan Humanisme Baru menekankan pada penghargaan terhadap
harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.
Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh manusia
tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan berdasarkan tata logis dan sisematisasi berpikir ilmiah. Oleh karena itu, tugas
pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan
berbagai masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang
berguna bagi kehidupannya dalam masyarakat. Aliran ini memandang, bahwa yang riil
adalah segala sesuatu yang dapat dialami dan dipraktikkan dalam kehidupan nyata.

2.4. Pandangan Filsafat Pendidikan Progresivisme Terhadap Pendidikan


Pendidikan dalam aliran Progressivisme ini muncul sebagai oposisi atas pendidikan model
tradisional di Amerika Serikat, sekitar tahun 1800-an. Kebangkitan ini dipicu oleh adanya
anggapan dari masyarakat terutama para pendidik bahwa sekolah gagal untuk menjaga
langkah dari zaman dengan perubahan hidup yang terjadi dalam masyarakat Amerika itu
sendiri. bahwa Progressivisme muncul untuk mereformasi metode-metode pendidikan
tradisional. Para pendidik progressivisme berpikiran bahwa para guru haruslah dibayar lebih
banyak agar mereka lebih banyak juga memberikan perhatian kepada murid-murid secara
individu dan menghilangkan pandangan atau pendapat bahwa semua murid itu memiliki
kemampuan yang sama.
Berdasarkan pada pandangan ini pula, maka aliran ini berpendapat bahwa pendidikan
mestilah dimaknai sebagai sebuah proses yang berlandaskan pada asas pragmatis. Dengan
asas ini, pendidikan bertujuan untuk memberikan pengalaman empiris kepada anak didik
sehingga terbentuk pribadi yang selalu belajar dan berbuat.
Oleh karena itu, sekolah yang ideal menurut alirannya adalah sekolah yang
mengaksentuasikan isi pendidikannya pada persoalan-persoalan yang terdapat di lingkungan
masyarakat, serta dapat memberi jaminan kepada para siswanya selama ia belajar.
Maksudnya adalah bahwa sekolah harus mampu untuk membantu dan menolong siswanya
untuk bertumbuh dan berkembang serta memberi keleluasaan tempat untuk para murid untuk
mengembangkan minat dan bakatnya melalui  bimbingan para guru.

2.5. Kelebihan dan Kelemahan Aliran Progresivisme


   Kelebihan:
- Nilai-nilai yang dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan
- Toleran dan terbuka sehingga menuntut untuk selalu maju bertindak secara konstruktif,
inovatif, reformatif, aktif serta dinamis
- Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangkan
bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh
rintangan yang dibuat oleh orang lain
- Menjadikan anak didik memiliki kulalitas dan terus maju sebagai generasi yang akan
menjawab tantangan zaman peradaba baru.
     Kelemahan:
- Progresivisme tterlampau menekankan pada pendidikan individu
- Kelas sekolah progresif artifisial atau dibuat-buat dan tidak wajar
- Progersivusme bergantung pada minat dan spontan
- Siswa merencanakan sesuatu sendiri dan mereka tidak bertanggung jawab  terhadap hasil
dari tugas-tugas yang dikerjakan.

2.6. Pandangan dari kelompok kami tentang pandangan Aliran Progresivisme


Menurut kami sangat setuju karena dalam pendidikan kita tidak hanya mendapatkan
pengetahuan berupa materi dan praktek, tetapi sebagai pendidik harus bisa mengembangkan
pola pikir peserta didik dan mengambangkan wawasan peserta didik secara menyeluruh.
Pandangan kami mengenai aliran progresiveme ini sebenarnya cukup baik tetapi di
kesampingkan dari kelemahannya ,aliran progrsiveme ini sangat membantu dalam kehidupan
zaman ini dikarnakan banyaknya hal hal baru dan perkembangan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai