Makalah ini disusun guna memenuhi tugas. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
pengaruh dari pemikiran-pemikiran tersebut diatas, khususnya pemikiran yang
“baru: dan “maju” dari luar negeri. Setelah kemerdekaan, bangsa Indonesia terus
menerus mengusahakan sistem pendidikan atas dasar Pancasila.
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
Dalam sejarah pendidikan dapat dijumpai berbagai aliran yang didasarkan pada
konsepsi yang berbeda-beda, yaitu:
4
2. Aliran Nativisme
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini hampir bersamaan dengan aliran Nativisme , tokoh Aliran ini adalah
J.J Rousseau seorang filosof Prancis tahun (1712-1778) Rosseau berpendapat
dalam bukunya Email ”Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari
sang pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia ”. Berbeda dengan
Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir
mempunyai bawaaan yang baik, tidak seorangpun anak lahir dengan pembawaan
buruk. Namun akan rusak oleh tangan manusia. Rousseau ingin menjauhkan anak
dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat atau bersifat
“artificial”, sehingga kebaikan anak-anak yang dimiliki secara alamiah sejak saat
kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas.
4. Aliran Konvergensi
Tokoh aliran ini adalah William stern (1871-1939) seorang tokoh pendidikan
Jerman. Aliran yang berdasarkan konsepsi konvergensi ingin mengawinkan dua
5
aliran yang 180 derajat berlawanan, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik
dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi faktor pembawaan dan lingkungan sangat penting.
Disini kita akan membahas beberapa aliran “baru” dalm pendidikan bahan-
bahan dalam buku Agus Suyono (1958 dan 1980) dipakai sebagai bahan acuan
dalam tulisan ini.
Konsep pengajaran alam sekitar diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari
Emmanuel Kant: “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan pengamatan
tanpa pengertian adalah buta.” Hal ini berarti bahwa antara pengamatan dengan
dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling menunjang dan saling
memperkuat. Artinya manusia hendaknya mampu memanfaatkan lingkungannya.
6
c) Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif
d) Bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi anak-anak
Salah seorang tokoh pengajaran alam sekitar ialah J. Ligthart (1859-
1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda. Pengajaran alam sekitar
ini dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.
2. Pengajaran Pusat Perhatian
4. Pengajaran Proyek
1. Persiapan
7
2. Kegiatan Belajar
3. Penilaian
C. ALIRAN “TRADISIONAL” DAN “MAJU DALAM PENDIDIKAN
Konsepsi pendidikan ada yang cenderung bersifat tradisioanal dan ada yang
bersifat bila ia lebih menekankan peranan pendidik dan hal-hal lain di luar anak
didik. Sebaliknya suatu konsepsi pendidikan bersifat maju apabila menempatkan
anak didik pada kedudukan sentral dalam keseluruhan upaya pendidikan.
1. Aliran Progesivisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa
manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat
menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan ataupun
masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. Konsepsi
progresivisme memandang bahwa perubahan, dan bukan keadaan tetap,
merupakan inti dari kenyataan
2. Aliran Esensialisme
Aliran Esensial bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.
Sumbangan yang diberikan keduanya besifat eklektic. Artinya dua aliran
tersebut Bertemu sebagai pendukung esensialisme yang berpendapat
bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan
kestabilan, dapat disimpulkan aliran Esensialisme menghendaki agar
landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang teruji oleh
waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun dari zaman ke zaman
sejak zaman renaissance.
3. Aliran Perenialisme
Aliran ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yang
sifatnya abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebih
8
nyata dari pada perubahan , dan keadaan tetap itu lebih ideal daripada
terjadinya perubahan. Tokoh aliran ini adalah Plato, Aristoteles, dan
Thomas Aquino.
4. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang
epistemology Italia Ia berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapat
mengetahui segala sesuatu karena Ia pencipta segala sesuatu itu. Aliran ini
menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi
kognitif dalam diri seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat
pancaindra. Dengan demikian aliran ini menolak adanya transfer
pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain, dengan
alasan pengetahuan bukan barang yang bias dipindahkan.
9
e) Taman siswa harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
f) Pendidik harus berhamba pada anak atas dasara sikap tanpa pamrih
2. INS ( Indonesische Nederland School )
BAB III
KESIMPULAN
10
golongkan sebagai konvensional atau baru serta tradisional atau maju. Di
Indonesia menurut sejarahnya, ada beberapa konsensi pendidikan yang memiliki
cirri yang berbeda-beda , dan didasarkan atas Sistem Pendidikan Nasional
Pancasila.
1. Aliran konvensional dalam pendidikan , antara lain aliran Empirisme,
nativisme, naturalism, konvergensi, telah sejak lama tumbuh di Eropa.
Konsepsi aliran ini lebih menekankan pada factor-faktor yang
mendasari perkembangan anak dan factor-faktor inilah yang dijadikan
dasar pertimbangan perlu atau tidak perlunya usaha pendidikan.
2. Aliran baru dalam pendidikan tidak lagi lagi mempersoalkan perlu
atau tidak perlunya pendidikan melainkan lebih mengutamakan
penyelenggaraaanusaha pendidikan untuk perkembangan anak
sebesar-besarnya. Di Eropa berkembang antara lain aliran pengajaran
alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, dan sekolah kerja
3. Berbagai aliran pendidikan yang berkembang di Amerika Serikat
seperti Perenialisme, progesivisme, esensialisme,
rekonstruksionalisme.
4. Taman Siswa dan Ins adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang
berdasarkan semangat kemerdekaan kebangsaan di tanah air sejak
sebelum kemerdekaan.
11