Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "ALIRAN
ALIRAN PENDIDIKAN" tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H.


Asmadi, M.Si. selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan, Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsepsi dan aliran konvensional dalam Pendidikan


1. Aliran Empirisme
2. Aliran Nativisme
3. Aliran Naturalisme
4. Aliran Konvergensi

B. Konsepsi dan aliran “baru” dalam Pendidikan

1. Pengajaran Alam Sekitar


2. Pengajaran Pusat Perhatian
3. Sekolah kerja ( pendidikan individual dan social)
4. Pengajaran Proyek

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dimanapun dan kapanpun menyelenggarakan usaha pendidikan.


Tidak hanya itu, manusia terutama para ahlinya juga memikirkan berbagai hal
yang menyangkut usaha pendidikan itu sehingga terungkaplah pemikiran-
pemikiran tentang factor-faktor yang mendasari perkembangan manusia
(individu) dalam kaitannya dengan usaha pendidikan serta dasar-dasar
penyelenggaraan pendidikan yang lebih praktis dan metodologis. Di Indonesia,
penyelenggaraan dan pemikiran tentang pola pendidikan tertentu telah
dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan, karenanya banyak teori yang
dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran
pendidikan. Adapun Aliran-aliran pendidikan itu terdiri dari aliran Konvensional
dan Aliran baru yang kini sedang berkembang.

Di Indonesia, penyelenggaraan dan pemikiran tentang pola pendidikan


tertentu telah dilaksanakan sejak sebelum kemerdekaan. Penyelenggaraan dan
pemikiran tentang pendidikan ini banyak yang secara langsung menerima

3
pengaruh dari pemikiran-pemikiran tersebut diatas, khususnya pemikiran yang
“baru: dan “maju” dari luar negeri. Setelah kemerdekaan, bangsa Indonesia terus
menerus mengusahakan sistem pendidikan atas dasar Pancasila.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah manusia dan keindahan adalah


sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan aliran-aliran pendidikan ?


2. Apa saja aliran-aliran pendidikan ?
3. Bagaimana perbandingan antara aliran pendidikan di zaman dulu dan di
zaman modern seperti sekarang ini ?

BAB II PEMBAHASAN

Dalam sejarah pendidikan dapat dijumpai berbagai aliran yang didasarkan pada
konsepsi yang berbeda-beda, yaitu:

A. KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN


Aliran ini terdiri atas 4 pilar utama, yaitu :
1. Aliran Empirisme

Aliran ini berdasarkan atas konsepsi yang menyatakan bahwa perkembangan


individu bergantung pada pengalaman-pengalaman yang di peroleh individu
tersebut selama hidupnya. Tokoh aliran ini adalah John locke (1632-1704)
seorang filsuf inggris teorinya dikenal dengan Tabulae Rasae (meja ber;apis
lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang baru lahir ke dunia seperti kertas
kosong yang putih bersih. Jhon locke berpendapat anak dilahirkan di dunia ini
tanpa pembawaan melainkan tabula rasa, artinya pengalaman yang akan
dihadapinya dapat mempengaruhinya untuk membentuk tingkah laku, sikap, serta
watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

4
2. Aliran Nativisme

Aliran ini bertolak belakang dengan konsepsi empirisme , yaitu perkembangan


individu ditentukan faktor bawaan sejak lahir. Tokoh aliran ini adalah
Schopenhaeur seorang fiolsof Jerman yang hidup pada tahun (1788-1880).

Yang berpendapat: Bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan


pembawaan buruk, hasil akhir perkembangan dan pendidikan manusia ditentukan
oleh pembawaan yang sudah di bawa sejak lahir. Prinsipnya , pandangan
Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya hasil yang telah terbentuk sejak
manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologisnya yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri
tiap individu.

3. Aliran Naturalisme

Aliran ini hampir bersamaan dengan aliran Nativisme , tokoh Aliran ini adalah
J.J Rousseau seorang filosof Prancis tahun (1712-1778) Rosseau berpendapat
dalam bukunya Email ”Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari
sang pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia ”. Berbeda dengan
Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir
mempunyai bawaaan yang baik, tidak seorangpun anak lahir dengan pembawaan
buruk. Namun akan rusak oleh tangan manusia. Rousseau ingin menjauhkan anak
dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat atau bersifat
“artificial”, sehingga kebaikan anak-anak yang dimiliki secara alamiah sejak saat
kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas.

Dengan demikian , aliran Naturalisme menitikberatkan pada strategi


pembelajaran yang bersifat paedosentris, artinya, factor kemampuan individu
anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar mengajar.

4. Aliran Konvergensi

Tokoh aliran ini adalah William stern (1871-1939) seorang tokoh pendidikan
Jerman. Aliran yang berdasarkan konsepsi konvergensi ingin mengawinkan dua

5
aliran yang 180 derajat berlawanan, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik
dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi faktor pembawaan dan lingkungan sangat penting.

B. KONSEPSI DAN ALIRAN “BARU” DALAM PENDIDIKAN

Aliran “konvensional” dalam pendidikan membahas dan menetapkan faktor-


faktor dasar yang mempengaruhi perkembangan manusia ( individu) dan
menerapkan faktor-faktor dasar ini dalam kaitannya dengan berapa jauh usaha
pendidikan perlu dilakukan terhadap individu yang sedang berkembang itu. Aliran
“baru” dalam pendidikan tidak lagi mempersoalkan perlu atau tidak perluya
pendidikan bagi individu yang perlu dikembangkan adalah bagaimana
menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermanfaat secara maksimal bagi
individu yang sedang berkembang itu dan bagi lingkungan atau masyarakatnya.

Disini kita akan membahas beberapa aliran “baru” dalm pendidikan bahan-
bahan dalam buku Agus Suyono (1958 dan 1980) dipakai sebagai bahan acuan
dalam tulisan ini.

1. Pengajaran Alam Sekitar

Konsep pengajaran alam sekitar diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari
Emmanuel Kant: “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan pengamatan
tanpa pengertian adalah buta.” Hal ini berarti bahwa antara pengamatan dengan
dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling menunjang dan saling
memperkuat. Artinya manusia hendaknya mampu memanfaatkan lingkungannya.

Langkah-langkah pokok pengajaran ini ialah menetapkan tujuan, mengadakan


persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati. Keuntungan
Pengajaran Alam Sekitar adalah

a) Menentang verbalisme dan intelektualisme


b) Dapat membangkitkan perhatian spontan dari anak -anak untuk
melakukan kegiatan dengan sepenuh hati.

6
c) Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif
d) Bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi anak-anak
Salah seorang tokoh pengajaran alam sekitar ialah J. Ligthart (1859-
1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda. Pengajaran alam sekitar
ini dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.
2. Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian didasarkan alam sekitar yang objek-objek


pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang
menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.

O. Declroy (1871-1932) seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi


tokoh pengajaran pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empat
instink pokok yang ada pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki
dan mempertahankan, untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif.

3. Sekolah kerja ( pendidikan individual dan social)

Aliran ini memandang penting antara seorang individu dengan masyarakat


dalam menunjang proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang
yaitu untuk kepentingan individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang
individu harus di bina agar dirinya dapat berkembang secara penuh
menyumbangkan kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan
masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar
setiap warganya dapat mencapai tingkat perkembangan yang setinggi- tingginya.

4. Pengajaran Proyek

W.H Kalipatrik (1871) yang menyelenggarakan suatu system pengajaran


proyek prinsip dasarnya bahwa pengajaran itu harus aktif ilmiaj dan
memasyarakat. Proyek pada dasarnya adalah tugas yang harus dipecahkan melalui
suatu rencana dan penyelenggaraan kegiatan secara baik. Berikut langkah-langkah
Pokok Pengajaran Proyek yaitu :

1. Persiapan

7
2. Kegiatan Belajar
3. Penilaian
C. ALIRAN “TRADISIONAL” DAN “MAJU DALAM PENDIDIKAN

Konsepsi pendidikan ada yang cenderung bersifat tradisioanal dan ada yang
bersifat bila ia lebih menekankan peranan pendidik dan hal-hal lain di luar anak
didik. Sebaliknya suatu konsepsi pendidikan bersifat maju apabila menempatkan
anak didik pada kedudukan sentral dalam keseluruhan upaya pendidikan.

Di Amerika Serikat berkembang pesat empat aliran filsafat yang masing-


masing memberikan penekanan yang berbeda yaitu lebih bersifat tradisional dan
maju, yaitu :

1. Aliran Progesivisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa
manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat
menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan ataupun
masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. Konsepsi
progresivisme memandang bahwa perubahan, dan bukan keadaan tetap,
merupakan inti dari kenyataan
2. Aliran Esensialisme
Aliran Esensial bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.
Sumbangan yang diberikan keduanya besifat eklektic. Artinya dua aliran
tersebut Bertemu sebagai pendukung esensialisme yang berpendapat
bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan
kestabilan, dapat disimpulkan aliran Esensialisme menghendaki agar
landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang teruji oleh
waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun dari zaman ke zaman
sejak zaman renaissance.
3. Aliran Perenialisme
Aliran ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yang
sifatnya abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebih

8
nyata dari pada perubahan , dan keadaan tetap itu lebih ideal daripada
terjadinya perubahan. Tokoh aliran ini adalah Plato, Aristoteles, dan
Thomas Aquino.
4. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang
epistemology Italia Ia berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapat
mengetahui segala sesuatu karena Ia pencipta segala sesuatu itu. Aliran ini
menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi
kognitif dalam diri seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat
pancaindra. Dengan demikian aliran ini menolak adanya transfer
pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain, dengan
alasan pengetahuan bukan barang yang bias dipindahkan.

D. TAMAN SISWA DAN INS SEBAGAI AWAL PENDIDIKAN DI


INDONESIA

Kedua pendidikan ini lahir sebelum masa kemerdekaan yang sama-sama


mengarahkan pada usaha-usaha menuju kemerdekaan bangsa

1. Perguruan kebangsaaan Taman Siswa

Didirikan oleh Kihajar Dewantara pada tanggal 03 Juli 1922. Ki hajar


Dewantara adalah tokoh politik penentang penjajah Belanda yang mengutamakan
gerakannya di bidang pendidikan nasional.

Adapun asas-asas Taman siswa adalah :

a) Menjadi hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat


tertibnya persatuan.
b) Pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia yang merdeka.
c) Pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa
mengesampingkan kebudayaan bangsa-bangsa lain.
d) Pedidika n harus merata untuk seluruh rakyat

9
e) Taman siswa harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
f) Pendidik harus berhamba pada anak atas dasara sikap tanpa pamrih
2. INS ( Indonesische Nederland School )

INS didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutaman Sumatera Barat


oleh Moh. Syafei. Adapun tujuan dari INS adalah :

a) Mendidik rakyat kea rah kemerdekaan


b) Memberi pendidika yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
c) Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
d) Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan berani bertanggung
jawab
e) Berusaha untuk dapat berdiri sendiri dan tidak bersedia menerima bantuan
dari orang lain yang mengurangkan kebebasan.

Sebagai seorang pejuang Moh. Safeii menekankan bahwa Indonesia harus


memiliki watak yang merdeka, dengan memberikan alat yang akan
menyadarkannya. Dengan dasar konsepsi tersebut INS didirikan dengan memakai
system sekolah kerja yang kreatif, untuk ini sekolah menyediakan sebanyak-
banyaknya dan selengkap-lengkapnya fasilitasnya pendidikan yang dapat
menampung pengembangan bakat anak sesuai dengan kodrat lahir dan batin.
Kegiatan pendidikan di INS meliputi bidang-bidang berikut :

1. Bidang pendidikan Keterampilan


2. Bidang Pertanian
3. Bidang Karya seni
4. Pendidikan manajemen

BAB III
KESIMPULAN

Dalam sejarah pendidikan dapat dijumpai berbagai aliran pendidikan yang


didasarkan pada konsepsi yang berbeda-beda. Konsepsi dan aliran ini di

10
golongkan sebagai konvensional atau baru serta tradisional atau maju. Di
Indonesia menurut sejarahnya, ada beberapa konsensi pendidikan yang memiliki
cirri yang berbeda-beda , dan didasarkan atas Sistem Pendidikan Nasional
Pancasila.
1. Aliran konvensional dalam pendidikan , antara lain aliran Empirisme,
nativisme, naturalism, konvergensi, telah sejak lama tumbuh di Eropa.
Konsepsi aliran ini lebih menekankan pada factor-faktor yang
mendasari perkembangan anak dan factor-faktor inilah yang dijadikan
dasar pertimbangan perlu atau tidak perlunya usaha pendidikan.
2. Aliran baru dalam pendidikan tidak lagi lagi mempersoalkan perlu
atau tidak perlunya pendidikan melainkan lebih mengutamakan
penyelenggaraaanusaha pendidikan untuk perkembangan anak
sebesar-besarnya. Di Eropa berkembang antara lain aliran pengajaran
alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, dan sekolah kerja
3. Berbagai aliran pendidikan yang berkembang di Amerika Serikat
seperti Perenialisme, progesivisme, esensialisme,
rekonstruksionalisme.
4. Taman Siswa dan Ins adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang
berdasarkan semangat kemerdekaan kebangsaan di tanah air sejak
sebelum kemerdekaan.

11

Anda mungkin juga menyukai