Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. H. Asmadi, M.Si.

DISUSUN OLEH :
Sandi Maulana
Rina Sukmawati

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP PANGERAN DHARMA KUSUMA
INDRAMAYU 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu menganugerahkan
nikmat-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai umatnya, amin.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, syukur alhamdulillah saya
dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “ALIRAN ALIRAN PENDIDIKAN”
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini, semoga menjadi suatu ibadah dan semoga Allah SWT membalasnya dengan sesuatu yang
lebih baik, amin. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Indramayu 19 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Atau Aliran Pendidikan..................................................... 2
B. Macam-macam Teori Atau Aliran Pendidikan............................................ 3
1. Aliran Empirisme............................................................................... 3
2. Aliran Nativisme................................................................................ 4
3. Aliran Naturalisme............................................................................. 5
4. Aliran Konvergensi............................................................................ 6
5. Aliran Progresivisme ......................................................................... 7
6. Aliran Konstruktivisme...................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa


berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan
pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan
kebutuhan yang diperlukan. Karenanya, banyak teori yang dikemukakan para pemikir
yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan.

Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan


membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan
memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan
kebutuhan masa kini, serta perkiraan atau antisipasi masa datang.

Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori atau aliran pendidikan ?
2. Apa saja macam-macam teori atau aliran pendidikan ?

C. Tujuan
Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran pendidikan
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian teori atau aliran pendidikan

Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan


pendidikan. Pertama, “teori” dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan
hipotesis-hipotesis tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui
eksperimental dan observasi serta berfungsi menjelaskan pokok bahasannya.
O’Connor mendefinisikan istilah “teori” ini
katanya :

Kata “teori” sebagaimana yang dipergunakan dalam konteks pendidikan


secara umum adalah sebuah tema yang apik. Teori yang dimaksudkan hanya
dianggap absah manakala kita tetapkan hasil-hasil eksperimental yang
dibangun dengan baik dalam bidang psikologi atau sosiologi hingga sampai
kepada praktek kependidikan.

Muhammad Nujayhi, seorang ahli pendidikan Mesir Kontemporer merefleksikan


pandangan senada dengan O’Connor ketika mengatakan, bahwa
perkembangan-perkembangan di bidang psikologi eksperimental membawa
kesan-kesan ke dalam dunia pendidikan dan memberi sumbangan bagi teori-teori
pendidikan, sebagaimana yang terdapat pada bidang ilmu pengetahuan khusus.
Dengan demikian, “teori” dalam arti pertama terbatas pada penjelasan mengenai
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan batas-batas ilmiah.

Kedua, “teori” menunjuk kepada bentuk asas-asas yang saling berhubungan yang
mengacu kepada petunjuk praktis. Dalam pengertian ini, bukan hanya mencangkup
pemindahan-pemindahan eksplanasi fenomena yang ada, namun termasuk di
dalamnya mengontrol atau membangun pengalaman.

2
B. Macam-macam teori atau aliran pendidikan

1. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak
lahir tidak dipentingkan.

Pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia


sekitarnya. Pengalaman-pengalaman itu berupa stimulan-stimulan dari alam bebas
maupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.

Tokoh utama aliran ini adalah filsuf Inggris bernama John Lock yang
mengembangkanpaham Rasionalisme pada abad ke 18. Teori ini mengatakan bahwa
anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang
belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabularasa” (a blank sheet of paper). Teori
ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin.
Dengan demikian, menurut aliran ini anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai
bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu,
anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa yang memberikan
warna pendidikannya.

Menurut pandangan Empirisme (atau dikenal juga sebagai environmentalisme),


pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab pendidikan menyediakan
lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak. Lingkungan itu akan diterima oleh
anak sebagai sejumlah pengalaman yang kesemua pengalaman itu telah disesuaikan
dengan tujuan pendidikan.

Di sini jelas bahwa segala kecakapan dan pengetahuan anak-anak muncul dan
teroptimalkan dibentuk karena pengalaman yang diserap oleh indra mereka melalui
pendidikan. Anak ingin dijadikan apapun tergantung siapa guru yang mengelolanya.
Oleh karena itu, perkembangan anak 100% dipengaruhi atau ditentukan oleh
lingkungannya.

3
Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap
pendidikan, sebab aliran ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang
diperoleh dari lingkungan. Adapun kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir
dianggap tidak menentukan keberhasilan seseorang. Aliran ini masih menganggap
manusia sebagai makhluk yang pasif, mudah dibentuk atau direkayasa, sehingga
lingkungan pendidikan dapat menentukan segalanya.

Pandangan sebagaimana di atas tentu saja patut dipertanyakan. Dalam kenyataan


kehidupan sehari-hari, akan ditemukan anak yang berhasil karena memang dirinya
berbakat, meskipun pada awal lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan
anak tersebut disebabkan oleh kemauan yang luar biasa, sehingga menyebabkan
dirinya sadar akan kemampuannya. Kesadaran akan kemampuannya mendorong
dirinya lebih berusaha dan terekspresikan dalam bentuk kerja keras mencari dan
menemukan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kemampuannya. Upaya itu
menyebabkan dirinya mendapatkan lingkungan yang sesuai, yakni lingkungan yang
dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang ada dalam dirinya, sehingga anak
tersebut berhasil.

2. Aliran Nativisme
Paham ini menentang paham Empirisme yang dikemukakan John Lock. Nativs
(dari bahasa latin) memiliki arti terlahir. Menurut paham ini, dengan tokohnya
seorang filsuf Jerman Schopenhauer (1788-1860), dikatakan bahwa anak-anak yang
lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang
menurut arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula
yang buruk. Oleh karena itu, menurut paham ini perkembangan anak tergantung dari
pembawaannya sejak lahir. Berdasarkan aliran ini, keberhasilan pendidikan anak
ditentukan oleh anak itu sendiri.

Aliran ini pun berkeyakinan bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat dan
sebaliknya, yang baik akan menjadi baik. Pendidikan yang tidak sesuai bakat dan
pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri.

Singkatnya, aliran Nativisme menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga


faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap
pendidikan anak.

4
Yang paling berpengaruh menurut aliran ini adalah pembawaan. Pendidikan tidak
akan berdaya mempengaruhi perkembangan anak karena setiap anak telah memiliki
pembawaannya sejak dilahirkan.

Jadi jelas di sini, bahwa menurut teori ini anak tumbuh dan berkembangnya tidak
dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan baik lingkungan sekitar yang ada sehari-hari
maupun lingkungan yang direkayasa oleh orang dewasa yang disebut pendidikan.
Dengan kata lain, pendidikan, lingkungan masyarakat, dan orang tua tidak
berpengaruh terhadap perkembangan anak karena setiap anak akan berkembang sesuai
pembawaannya, bukan oleh kekuatan-kekuatan dari luar.

3. Aliran Naturalisme
Paham Naturalisme dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau yang
muncul pada abad ke-18. Nature dalam bahasa latin memiliki makna Alam.

Berbeda dengan Schopenhauer, Rousseaue berpendapat setiap anak yang baru


dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang
terdapat pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh
lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, atau lingkungan masyarakat di sekitar di mana anak tumbuh dan
berkembang. Berdasarkan pendapatnya tersebut, aliran ini dikenal juga dengan
sebutan Negativisme.

Selanjutnya Rousseaue mengatakan, anak yang terlahir dalam keadaan baik


tersebut biarkan berkembang secara alami. Ini artinya bahwa perkembangan anak
yang dipengaruhi oleh pendidikan apakah pendidikan di rumah, di sekolah, maupun di
masyarakat sebagai urun rembuk orang-orang dewasa malah akan merusak
pembawaan anak yang baik.

Hal ini seperti dikemukakan oleh J.J. Rousseaue, yaitu : “segala sesuatu adalah
baik ketika ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia
sudah berada di tangan manusia.”

5
Dengan demikian, menurut Rousseaue agar seorang anak dapat tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang baik, anak tersebut harus diserahkan kepada alam.
Kekuatan alam yang akan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang terlahir secara
alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Beragam kebaikan itu akan terus diserapnya
oleh setiap anak yang terlahir, secara spontan dan bebas dari rekayasa orang dewasa.

Oleh karena itu, di sini jelas bahwa Rosseaue tidak berharap pada pendidikan.
Dengan kata lain sekolah tidak perlu ada. Ia menginginkan perkembangan anak
dikembalikan ke alam yang mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah
yang paling tepat menjadi guru.

4. Aliran Konvergensi
Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran Konvergensi adalah William
Stern (1871-1939), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Ia mengatakan
bahwa seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan
buruk. Ia pun mengakui bahwa proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuai dengan perkembangan
bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik pun sulit mengembangkan potensi anak
secara optimal apabila tidak terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang
diharapkan anak tersebut. Dengan demikian, paham ini menggabungkan antara
pembawaan sejak lahir dan lingkungan yang menyebabkan anak mendapatkan
pengalaman.

William Stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya pembawaan dan


lingkungan itu dengan perumpamaan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan.

Oleh karena itu, teorinya dikenal dengan sebutan Konvergensi (Konvergen berarti
memusat ke satu titik). Menurut teori konvergensi ada tiga prinsip : (1) pendidikan
mungkin untuk dilaksanakan, (2) pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang
diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan
mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik, dan (3) yang membatasi hasil
pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

6
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang
tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian terdapat
variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan
tumbuh kembang itu.

Variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang


strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia. Seperti strategi
disposisional/konstitusional, strategi phenomenologis/humanistik, strategi behavioral,
strategi psikodinamik/psikoanalitik, dan

sebagainya. Demikian pula halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu
telah menyebabkan munculnya berbagai teori belajar dan atau teori/model mengajar.
Jadi tegasnya proses pendidikan adalah hasil kerjasama dari faktor-faktor yang dibawa
ketika lahir dengan lingkungan.

5. Aliran Progresivisme
Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa
manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta
mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat
mengancam dirinya.

Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal
itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding
makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh
kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan
kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta
didiknya.

Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun
juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam
pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan.
Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dari sebanyak mungkin
mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya, sehingga
suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.

7
6. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemologi
Italia. Ia dipandang sebagai cikal bakal lahirnya konstruktivisme. Ia mengatakan
bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan.
Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang dapat
mengetahui segala sesuatu karena Dia Pencipta segala sesuatu itu. Manusia hanya
dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan. Bagi Vico, pengetahuan dapat
menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan tidak bisa lepas dari
subjek yang mengetahui.

Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif,
Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara
individu satu dengan lingkungannya. Pengetahuan merupakan suatu proses, bukan
suatu barang. Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi intelektual antara
pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat
terbentuk pengertian baru.

Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga


proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah perpaduan
data baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian
struktur kognitif terhadap situasi baru, dan ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali
yang secara terus menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi.

Aliran Konstruktivisme ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh


dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang diterima
lewat panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa.
Dengan demikian, aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan
dari seseorang kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bisa
dipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukan untuk mentransfer ilmu, perbuatan
itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda jika pembelajaran ini
ditujukan untuk menggali pengalaman.

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
➢ Teori atau aliran pendidikan dalam arti pertama terbatas pada penjelasan
mengenai persoalan-persoalan yang berkaitan dengan batas-batasan ilmiah.
Sedangkan yang kedua, menunjuk kepada asas-asas yang saling berhubungan
yang mengacu kepada petunjuk praktis.
➢ Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan
pendidikan.
➢ Macam-macam teori atau aliran pendidikan yaitu :
a. Aliran Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan
bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh
perintisnya adalah John Locke.

b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk
faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap
pendidikan anak. Tokoh perintisnya adalah Schopenhauer.

c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J. J. Rousseau. Rousseau berpendapat bahwa
semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik.Pembawaan
baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan
yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik
anak itu.

9
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh William Stern, ia berpendapat
bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai
untuk perkembangan anak itu.

e. Aliran Progresivisme
Aliran Progresivisme dipelopori oleh John Dewey. Aliran ini
memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal
itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika
dibanding makhluk lain. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama
pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya. Peserta
didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin mengambil
bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung disekitarnya,
sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.

f. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico yang kemudian
di kembangkan oleh Jean Piaget. Aliran ini menegaskan bahwa
pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri
seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu
penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan
demikian, aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang
dilakukan dari seseorang kepada orang lain karena perbuatan itu akan
sia-sia saja.

10
B. Saran

Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga
makalah ini berguna untuk kita semua. Amin.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/145196024/Makalah-Tentang-Aliran-Aliran-Pendidikan

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/doc/
145196024/Makalah-Tentang-Aliran-Aliran-Pendidikan&ved=2ahUKEwj2oefW64rz
AhUPfX0KHQHkB-IQFnoECBAQAQ&usg=AOvVaw2nMWR89t2pEVO1WNwpsD
aT

12

Anda mungkin juga menyukai