Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANDI ANITA PURNAMA

NPP : 29.132

KELAS : J-6

NO.ABSEN : 23

MATKUL : KONTROL PEMERINTAH DAN KOMANDO DALAM BENCANA

Tugas Resume

Contoh penerapan tugas kontrol dan komando dari 4 gambar

1. Fungsi komando pada gambar pertama yaitu mengatur orang. Menunjukkan orang
yang sedang diatur dan dikendalikan setiap gerakannya. Dan beberapa orang lainnya
terlihat sudah paham tugas dan fungsinya sehingga nerjalan dengan semestinya. Atau
bisa jadi juga menunggu atau mengantri agar dapat dikomandoi.
2. Mengawasi, mengoontrol dan memperbaiki. Ketika melakukan pengawasan harus
memastikan roda-roda tersebut berputar dan jika menemukan salah satu roda yang
bermasalah maka segera diperbaiki oleh yang bersangkutan dibidangnya.
3. Fungsi pengawasan. Agar seseorang bisa melaksanakn fungsi kontrol perlu ada
bangunan sebagai penopang. Semakin tinggi penopangnya maka semakin luas pula
jangkauannya.
4. Fungsi diagnosa dan humanis. Menjalankan fungsi kontrol dan komando tujuannya
untuk menyelamatkan masyarakat. Sehingga diperlukan sentuhan-sentuhan yang
bersifat humanis kepada masyarakat.

Status Keadaan Darurat Bencana

1. Siaga darurat
Potensi ancaman bencana – terjadinya bencana
Misalnya jika terjadi hujan terus menerus seharian maka perlu dipersiapkan apa saja
untuk menghadapi jika terjadi banjir.
2. Tanggap Darurat
Ancaman bencana terjadi – ganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
Misalnya, banjir sudah terjadi. Mobilisasi jadi terganggu, muncul berbagai penyakit,
dll.
3. Darurat Pemulihan
Ancaman bencana cenderung atau telah berakhir, tapi masih ganggu masyarakat.
Misalnya, banjir sudah surut tetapi jalanan mengalami kerusakan akibat banjir
sehiingga masyarakat kurang nyaman apabila melakukan perjalanan.

Bencana merupakan ancaman dan ganggu kehidupan & penghidupan masyarakat


yang disebabkan oleh factor alam, non alam, atau manusia sehingga menimbukan korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugain harta benda, dan dampak psokologis.

Contoh factor alam seperti tanah longsor, sunami, erupsi, dll.

Factor non alam seperti kebakaran Gedung yang bisa jadi karena keteledoran manusia.

Factor manusia seperti tawuran. Kebetulan di daerah saya yaitu Sulawesi Selatan tepatnya di
kota makassar sering terjadi tawuran. Dalam setahun itu bisa terjadi beberapa kali. Pelakunya
bisa antar warga maupun antar mahasiswa. Pilisi selaku aparat keamanan pun sering menjadi
korban dari tawuran yang terjadi di kota makassar. Bahkan bisa menimbulkan korban jiwa.
Biasanya tawuran antar warga terjadi pada malam hari sehingga manyarakat sekitar mersa
terganggu istirahatnya jika terjadi tawuran. Selain itu pengendara yang melintasi jalanan
tempat terjadinya tawuran kelak juga menjadi korban, terkena panah busur atau kendaraannya
dibakar. Berdampak juga pada psikologis warga makassar yang akhirnya takut untuk keluar
malam karena merasa tidak aman.

Penanggulangan Bencana

Berupa :

1. Social, ekonomi, budaya masyarakat


Pernah saya menonton berita sewaktu gempa di sulbar itu warga berebutan bantuan
logistic di lokasi bencana. Ini menunjukkan bahwa sifat egois mulai muncul karena
mementingkan diri sendiri. sehingga bantuan tersebut tidak merata pembagiannya.
Padahal semua korban bencana sangat bergantung dari bantuan sebab mereka tdiak
bisa bekerja dan menghasilkan uang untuk penghidupan. Maka dari itu peran
pemerintah untuk megontrol memberikan edukasi kepda korban bencana bahwa
semua akan mendapatkan kebutuhan meendasar secara merata sehingga tidak perlu
saling berebut.

2. Kelestarian lingkungan
Setiap tahun daerah saya di Kabupaten Bulukumba di beberapa titik terendam banjir.
Salah satu program 100 hari kerja Bupati dan Wabub adalah melakukan normalisasi
saluran drainase di lokasi yang sering terjadi banjir. Setelah dilakukannya normalisasi
alhamdulillah dari 4 kabupaten di wilayah selatan Sulawesi Selatan yang selalu terjadi
bajir tiap tahun, di tahun 2021 bulukumba sudah tidak banjir lagi. Dan ini
mendaptkan apresisasi dari plt Gub Sulsel bapak Andi Sudirman Sulaiman.

3. Lingkup luas wilayah


Penting untuk mendata lingkup yang terdapak bencana. Missal berapa
desa/kecamatan, berapa kepala keluarga, berapa jiwa.

4. Kemanfaatan dan efektifitas


Penanggulangan bencana yang dilakukan pemerintah harus bermanfaat kepada
masyarakat dan efektif untuk menanggulangi apabila terjadi bencana lagi. Misalnya
setelah dilakukan normalisasi saluran drainase apabila hujan turuan tidak lagi
menimbulkan banjir.

Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, pemerintah dapat:

1. Menetapkan daerah rawan bencana menjadi daerah terlarang untuk permukiman; dan/
atau
Sekiranya ini bisa dilakukan dengan mengintegrasikan pemetaan risiko bencana
dalam rencana tata ruang
2. Mencabut atau mengurangi sebagian atau seluruh hak kepemiliksn setiap orang atas
suatu benda sesuai peraturan per-uu-an.
Seperti pembatasan terhadap beberapa kegiatan social selama pandemic dilarang
mudik, aktivitas penerbangan ditutup, toko buka dengan batasan jam buka dan
pemberlakuan prokes.

Pra bencana, tanggap darurat, pasca bencana

Penanggulangan bencana saat tanggap darurat meliputi;

1. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya
2. Penentuan status keadaan darurat bencana
Kalau BPBD sudah menerima perintah dari bupati siap utnuk bertindak dan
melakukan koordinasi dengan instansi lain seperti puskesmas untuk menyediakan
peralatan medis atau bulog untuk menyediakan beras dll.
3. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
4. Pemenuhan kebutuhan dasar
5. Perlinduangan terhadap kelompok rentan; dan
6. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

Penetapan status darurat beencana dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan skala
bencana.

Skala nasional – presiden

Skala prvinsi – gubernur

Skala kab/kota – bupati/walikota

Dalam hal status keadaan darurat bencana ditetapkan, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) dan badan penanggulangan bencana daerah mempunyai kemudahan akses
yang meliputi:

a) pengerahan sumber daya manusia;


b) pengerahan peralatan;
c) pengerahan logistik;
d) imigrasi, cukai, dan karantina;
e) perizinan;
f) pengadaan barang/jasa;
g) pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau barang;
h) penyelamatan; dan
i) komando untuk memerintahkan sektor/lembaga.

Tugas BNPB

Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang


mencakup pencegahan bencana, penanganan keadaan darurat bencana, rehabilitasi, dan
rekonstruksi secara adil dan setara;
1) Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2) Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat;
3) Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap
sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
4) Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional;
5) Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
6) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
7) Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Fungsi BNPB

1) Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan


pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan
2) Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai