ILMU ADMINISTRASI
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................. 3
A. Latar Belakang.........................................................3
C. Tujuan......................................................................6
BAB IIPEMBAHASAN................................................. 6
B. Perangkat Administrasi..........................................13
A. Kesimpulan.............................................................19
B. Saran......................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................20
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Administrasi adalah sebuah istilah yang bersifat generik,
yang mencakup semua bidang kehidupan. Karena itu,
banyak sekali definisi mengenai administrasi. Sekalipun
demikian, ada tiga unsur pokok dari administrasi. Tiga unsur
ini pula yang merupakan pembeda apakah sesuatu kegiatan
merupakan kegiatan administrasi atau tidak. Dari definisi
administrasi yang ada, kita dapat mengelompokkan
administrasi dalam pengertian proses, tata usaha dan
pemerintahan atau adminsitrasi negara. Sebagai ilmu,
administrasi mempunyai berbagai cabang, yang salah satu di
antaranya adalah administrasi negara.Administrasi negara
juga mempunyai banyak sekali definisi, yang secara umum
dapat dibagi dalam dua kategori. Pertama, definisi yang
melihat administrasi negara hanya dalam lingkungan
lembaga eksekutif saja. Dan kedua, definisi yang melihat
cakupan administrasi negara meliputi semua cabang
pemerintahan dan hal-hal yang berkaitan dengan
publik.Terdapat hubungan interaktif antara administrasi
negara dengan lingkungan sosialnya. Di antara berbagai
unsur lingkungan sosial, unsur budaya merupakan unsur
yang paling banyak mempengaruhi penampilan
(performance) administrasi negara.Sejarah Pertumbuhan
Administrasi NegaraDari uraian di atas dapat disimpulkan,
bahwa terdapat tali sejarah yang merakit perkembangan
administrasi negara. Apa yang dicapai dan diberikan oleh
administrasi negara sekarang, tidak lepas dari upaya-upaya
yang tidak kenal lelah yang telah dilakukan oleh para
peletak dasar dan pembentuk administrasi yang dahulu.
Administrasi modern penuh dengan usaha untuk lebih
menekan jabatan publik agar mempersembahkan segala
kegiatannya untuk mewujudkan kemak-muran dan melayani
kepentingan umum. Karena itu, administrasi negara tidak
dipandang sebagai administrasi “of the public”, tetapi
sebaliknya adalah administrasi “for the public”.Ide ini
sebenarnya bukanlah baru. Orientasi semacam ini telah
dicanangkan dengan jelas dalam ajaran Confusius dan dalam
“Pidato Pemakaman” Pericles, bahkan dalam kehidupan
bangsa Mesir kuno. Bukti – bukti sejarah dengan jelas
membuktikan upaya-upaya yang sistematis, yang
dikobarkan oleh tokoh-tokoh seperti Cicero dan Casiodorus.
Selama abad ke-16 – 18 tonggak kemapanan admi-nistrasi
negara Jerman dan Austria telah dipancangkan oleh kaum
Kameralis yang memandang administrasi sebagai teknologi.
Administrasi negara juga memperoleh perhatian penting di
Amerika, terutama setelah negara ini merdeka.Apa yang
dikemukakan oleh Cicero dalam De Officiis misalnya, dapat
ditemukan dalam kode etik publik dari kerajaan-kerajaan
lama. Hal yang umum muncul di antara mereka adalah
adanya harapan agar administrasi negara melakukan
kegiatan demi kepentingan umum dan selalu
mengembangkan kemakmuran rakyat. Dengan kata lain,
administrasi negara tidak seharusnya mengeruk kantong
kantornya (korupsi) demi kepentingan dirinya
sendiri.Pendekatan Administrasi Negara
ModernPerkembangan evolusioner administrasi negara
diuraikan melalui pendekatan tradisional, pendekatan
perilaku, pendekatan pembuatan keputusan (desisional) dan
pendekatan ekologis. Secara khusus, pendekatan ttradisional
mengungkapkan tentang pengaruh ilmu politik, sebagai
induk administrasi negara, pendekatan rasional dalam
administrasi dan pengaruh Gerakan Manajemen Ilmiah
terhadap perkembangan administrasi negara.Di antara empat
pendekatan yang diajukan, tidak ada satu pun pendekatan
yang lebih unggul daripada pendekatan-pendekatan yang
lain, karena setiap pendekatan berjaya pada sesuatu masa, di
samping kesadaran bahwa setiap pendekatan mempunyai
kelebihan dan kekurangan.Karena administrasi mengandung
berbagai macam disiplin, sehingga cara pendekatan dan
metodologi dalam administrasi juga beraneka ragam, maka
administrasi negara merupakan bidang kajian yang dinamis.
Selanjutnya sukar untuk secara khusus menerapkan satu-
satunya pendekatan terbaik terhadap aspek administrasi
tertentu. Kiranya lebih bermanfaat untuk mempergunakan
keempat cara pendekatan tersebut sesuai dengan aksentuasi
dari sesuatu gejala yang diamati.Pengaruh politik terhadap
administrasi negara selalu besar, tidak peduli kapan pun
masanya. Hal ini disebabkan oleh adanya gejala di semua
negara yang menunjukkan bahwa setiap pemerintah disusun
di atas tiga cabang pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif). Hubungan terus menerus administrasi dengan
politik mencerminkan keberlanjutan hubungan antara
lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif, sebagaimana
dicerminkan dalam dua tahap pemerintahan, yakni tahap
politik dan tahap administrasi. Jika tahap pertama
merupakan tahap perumusan kebijakan, maka tahap kedua
merupakan tahap implementasi kebijakan yang telah
ditetapkan dalam tahap pertama.
B.RUMUSAN MASALAH
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah
mendeskripsikan mengenai ilmu administrasi tentang
pembidangan ilmu
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengetahui penjelasan mengenai pembidangan ilmu
administrasi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Administrasi Negara :
1) Management.
2) administrasi Kepegawaian.
3) Administrasi Keuangan.
4) Office Management.
5) Leadership.
6) Filsafat Administrasi, dsb.
b. Administrasi Privat ( Administrasi Niaga ) yang
meliputi :
1) Management.
2) Management Produksi.
3) Industrial Relation.
4) Business Education.
5) Traffic Management, dsb.
Lebih lanjut SP. Siagia melihat perkembangan administrasi
yang sangat dinamis dan semakin pentingnya peranan
pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat,
sehingga pemerintah pun turut berkecimpung dalam
kegiatan keniagaan. Hal ini terbukti dengan adanya “Public
Coorporation” yang meskipun dikuasai oleh negara,
kegiatan-kegiatannya, motif bekerja dan struktur
organisasinya keseluruhannya bersifat keniagaan. Sehingga
timbul kegiatan yang bersifat “Public Business
Administration”.
4. The Liang Gie
Beliau merinci Ilmu Administrasi dari dua sudut yaitu :
a. Perincian ilmu administrasi berdasarkan unsur-
unsurnya.
Berdasarkan unsur-unsur administrasi, maka ilmu
administrasi itu dibagi atas 8 cabang ilmu pengetahuan yaitu
:
1) Ilmu Administrasi.
2) Ilmu Management.
3) Ilmu Komunikasi.
4) Ilmu Administrasi Kepegawaian.
5) Ilmu Administrasi Keuangan.
6) Ilmu Administrasi Perbankan.
7) Ilmu Tata Usaha.
8) Ilmu Hubungan Masyarakat.
b. Perincian ilmu administrasi menurut lingkungan,
suasana dan tujuan.
Berdasarkan linkungan suasana pelaksanaan dan tujuannya,
Ilmu Administrasi di golongkan dalam 3 kelompok yaitu :
1) Ilmu Administrasi Negara yang di bagi menjadi:
a. Administrasi Kepolisian.
b. Administrasi Kemiliteran.
c. Administrasi Pengadilan.
d. Administrasi Kepenjaraan.
e. Administrasi Kepajakan.
f. Administrasi Pengajaran Rakyat.
g. Administrasi Kesehatan Rakyat.
h. Administrasi Rekreasi.
i. Administrasi Internasional.
2) Ilmu administrasi perusahaan, dalam cabang-cabang
pengetahuan khusus diperinci sebagai berikut :
a. Administrasi Penjualan.
b. Administrasi Periklanan.
c. Administrasi Kepasaran.
d. Administrasi Keproduksian.
e. Administrasi Perbankan.
f. Administrasi Perhotelan.
g. Administrasi Pengangkutan.
3) Ilmu Administrasi social, diperinci sebagai berikut :
a. Administrasi Keagamaan.
b. Administrasi Serikat Buruh.
c. Administrasi Perkoperasian.
d. Administrasi Perhimpunan.
e. Administrasi Pekerjaan Sosial.
5. Prayudi Atmosudirdjo, membagi Ilmu Administrasi
sebagai berikut : Ilmu Administrasi Public yang
meliputi :
1) Ilmu Administrasi (Public) International.
2) Ilmu Administrasi (Public) Nasional, ini dibagi :
L Ilmu Administrasi negara umum.
L Ilmu Administrasi Daerah (Otonom).
L Ilmu Administrasi Negara Khusus.
b. Ilmu Administrasi Privat, yang meliputi :
1) Ilmu Administrasi Niaga (Business Administration).
2) Ilmu Administrasi Privat Non Niaga.
Lebih lanjut beliau membagi Ilmu Administrasi dalam 7
cabang, yaitu :
§ Ilmu Administrasi Umum atau Ilmu Top Management.
§ Ilmu Organisasi.
§ Ilmu Management.
§ Ilmu Tata Usaha.
§ Ilmu Sejarah Administrasi.
§ Ilmu Ensiklopedi Administrasi.
§ Ilmu Filasafat Administrasi.
6. Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gajah Mada
(BPA UGM) membagi Ilmu Administrasi dalam 9 bagian
yaitu :
a. Pengantar Ilmu Administrasi (dan Efisiensi Kerja).
b. Ilmu Organisasi.
c. Ilmu Manajemen.
d. Ilmu Komunikasi Administrasi.
e. Ilmu Administrasi Kepegawaian.
f. Ilmu Administrasi Keuangan.
g. Ilmu Administrasi Perbekalan.
h. Ilmu Administrasi Tata Usaha.
i. Ilmu Hubungan Masyarakat.
B. PERANGKAT ADMINISTRASI
Perangkat adalah alat kelengkapan. Perangkat administrasi
adalah kelengkapan administrasi atau bagian yang berfungsi
sebagai penunjang terlaksananya kegiatan administrasi.
Sudah diuraikan pada bab sebelumnya bahwadi dalam
administrasi selalu dijumpai tiga proses yaitu proses yang
bersifat pemikiran teknis operasional dan yang bersifat
pembantuan. Untuk terlaksananya proses-proses tersebut
diperlukan perangkat administrasi yang bertugas
melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan kerja sama untuk
mencapai tujuan sasaran yang telah ditentukan.
Sehubungan dengan itu Makkasau (1982:130)
menggolongkan perangkat administrasi dalam tiga bagian
yaitu:
1. Perangkat kendali administrasi, adalahl alat/sarana
yang mengendalikan kegiatan administrasi secara terarah
dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan atau sasarnnya,
meliputi perankat yang bersifat landasan idiil seperti
Pancasila bagi NKRI, perangkat yang bersifat
Konstitusional, yaitu UUD 1945 bagi KRI, dan anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga untuk organisasi biasa,
perangkat yang bersifat operasional sebagai penjabaran lebih
lanjut dari kedua landasan idiil dan konstitisi atau hanya
berdasarkan kepada salah satunya, misalnya doktrin,
petunjuk, program.
2. Perangkat operasional administrasi, yaitu perangkat
yang melaukaan kegiatan-kegiatan administrasi secara
operasional di lapangan yang terdiri atas manajemen,
organisasi, kepemimpinan, dan personal.
3. Perangkat pendukung administrasi, meliputi perangkat
kendali pendukung yang terdiri atas: prosedur pengadaan,
prosedur penggunaan, prosedur pemeliharaan, dan lain-lain.
Perangkat operasional pendukung, terdiri dari perencanaan
pendukung, terdiri dai perencanaan pendukung program
pengadaanpenggunaan, metode dan teknik
penggunaan/pemeliharaan, dan lain-lain. Perankat
sarana/prasarana pendukung terdiri dari: peralata,
biaya/anggaran, dan materi/logistik. Sebagai visualisasi lihat
gambar Berikut
C. PERBEDAAN POKOK ANTARA ADMINISTRASI
NEGARA DAN ADMINISTRASI NIAGA
Meskipun telah dikemukakan beraneka ragamnya
pembagian administrasi, namun demikian untuk
mempermudah dalam perbandingan, pada dasarnya hanya
dua klasifikasi yang sering dilihat, yaitu Administrasi
Negara dan Administrasi Niaga.
Perbedaan-perbedaan pokok antara keduanya dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1. Fakor Tujuan
a. Administrasi Negara bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran seluruh rakyat dalam wilayah negara.
b. Administrasi Niaga bertujuan untuk mengusahakan
keabdian kelangsungan hidup organisasi yang
dimungkinkan oleh adanya ekumulasi modal.
2. Faktor Motif
a. Administrasi Negara dalam proses pelaksanaan
kegiatannya bermotifkan pemberian service yang efisien,
ekonomis, dan seefektif mungkin kepada setiap warga
negara yang harus dilayani.
b. Administrasi Niaga dalam operasi bermotifkan
keuntungan yang wajar atas modal yang telah ditanam.
3. Sifat Pelayanan
a. Administrasi Negara berkewajiban melayani semua
warga negara dengan perlakuan yang sama.
b. Administrasi Niaga dalam memberikan pelayanan
sering membedakan sifat service yang diberikan karena
motif untuk mencari keuntungan itu.
4. Wilayah Yurisdiksi.
a. Administrasi Negara mempunyai wilayah kekuasaan
yang sama luasnya dengan wilayah kekuasaan negara.
b. Administrasi Niaga tidak mempunyai wilayah
kekuasaan tetapi yang ada hanya wilayah operasional yang
luasnya dapat sama atau lebih kecil atau lebih luas dari
wilayah kekuasaan negara.
5. Kekuasaan
a. Administrasi Negara memperoleh kekuasaan dari
rakyat melalui lembaga perwakilan.
b. Administrasi Niaga mempunyai kekuasaan
tergantung pada besarnya modal yang dimiliki serta
kemampuan untuk memanfaatkan hasil-hasil kemajuan di
bidang teknologi.
6. Orientasi Politik
a. Administrasi Negara dan seluruh aparat dan
personalianya sebagai abdi dari rakyat berorientasi politik
netral, artinya ia tidak memihak, akan tetapi berdiri di atas
semua golongan, aliran dan lapisan yang berada di dalam
masyarakat.
b. Administrasi Niaga, menjalankan politik pilihannya
secara memihak dan menganut suatu aliran yang
dianggapnya akan membantu usaha-usaha dalam
mengadakan pengabdian kehidupan organisasi.
7. Cara Bekerja
a. Administrasi Negara lebih lamban dibandingkan
dengan Administrasi Niaga, kelambanan ini adalah akibat
dari approach legalitas yang dipergunakan administrasi
negara yang sifatnya lebih menonjol dari administrasi niaga.
b. Administrasi Niaga kegiatan-kegiatannya lebih sering
didasarkan kepada approach programmatic dari pada
legalitas sebagai akibat dari pada kompetisi ini, maka sifat
inovasi merupakan cara terpenting untuk memenangkan
persaingan, baik yang bersifat domestik (dalam negeri,
regional, maupun Internasional).
3. Metode Kerja
Administrasi Ilmiah menggunakan metode kerja yang
sistematis dan prosedur kerja yang sederhana dan sesuai
dengan kebutuhan. Administrasi yang Non Ilmiah
menggunakan metode kerja yang tidak sistematis dan cara
kerja yang sering didapatkan pada system coba-coba (Trial
and Error) yang sering mengakibatkan kesalahan,
kekeliruan, salah perhitungan dan pemborosan.
4. Cara Bekerja
Administrasi yang ilmiah bekerja dengan cara revolusioner
dengan cepat. Administrasi yang non ilmiah bekerja dengan
cara-cara tradisional, kurang daya cipta serta lamban.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa uraian mengenai pemahaman
mengenai pembidangan ilmu administrasi, kita dapat
menyimpulkan bahwa hal tersebut sangatlah perlu untuk kita
ketahui agar kita dapat membedakan tujuan dan fungsinya
masing-masing sehingga tujuannya tercapai sesuai yang di
tentukan.
B. SARAN
Dari hasil pembahasa di atas, adapun saran dari penulis
untuk lebih memahami pembidangan ilmu administrasi,
yaitu sesering mungkin membaca artikel tentang
administrasi agar pemahaman kita sebagai mahasiswa lebih
baik dan dapat mengetahui pembidangannya sesuai aturan-
aturan dari pembidangan tersebut.
DAFTAR PUSAKA