Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI PEMBANGUNAN REGIONAL

“peran kelembagaan dalam pembangunan ekonomi regional


serta analisis peran tipologi organisasi lembaga pembangunan
daerah dalam pembangunan ekonomi regional”

NAMA KELOMPOK 7 :

Putu Rama Yudhi Pratama 1707512067


Ni Putu Krisnina Pradnyadevi 1707512075

PROGRAM STUDI EKONOMI


REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” “peran
kelembagaan dalam pembangunan ekonomi regional serta analisis peran tipologi
organisasi lembaga pembangunan daerah dalam pembangunan ekonomi regional”.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr.
Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P selaku dosen mata kuliah Ekonomi Pembangunan
Regional yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan mengenai perencanaan pembangunan regional
(urgensi serta implikasi dari perencanaan pembangunan ekonomi regional. Kami pun
menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang. Mudah-mudahan
makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para
pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.

Denpasar, 04 November 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Ekonomi Kelembagaan...............................................................................6
2.2 Peran Kelembagaan dalam Ekonomi Regional....................................................................... 8
2.3 peran tipologi organisasi lembaga pembangunan daerah dalam
pembangunan ekonomi regional....................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diera reformasi dan otonomi daerah sekarang ini telah berjalan di Negara kita ini,
diharapkan mampu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di
berbagai sektor kehidupan. Dengan adanya ekonomi dan desentralisasi kekuasaan
dari pusat kepada daerah untuk mengelola maupun mengantur pemerintahan
didaerahnya masing-masing, masyarakt setempat juga di harapkan dapat berperan
aktif dalam pengelolaan daerahnya itu sendiri. Peran serta masyrakat setempat sangat
berpengaruh sekali terhadap laju perkembangan daerah dan juga jalannya
pemerintahan di tersebut.
Lembaga daerah merupakan institusi yang sangat penting bagi demokrasi dan
pembangunan. Lembaga legislasi daerah adalah lembaga penyampai kepentingan dan
aspirasi masyarakat yang diubah ke dalam kebijakan. Fungsi utama lembaga ini
adalah mewakili kebutuhan, aspirasi, perhatian dan prioritas masyarakat dengan
mengartikulasikan masukan serta aspirasi masyarakat, lalu mengubahnya menjadi
kebijakan. Fungsi kedua, menyusun peraturan perundang- undangan, peraturan yang
mengatur jurisdiksi, termasuk anggaran pemerintah, dijalankan anggota lembaga
legislasi daerah dengan selalu memperhatikan kebutuhan masyarakat. Sementara
fungsi ketiga sebuah lembaga legislasi daerah adalah pengawasan, untuk memastikan
akuntabilitas politik dan keuangan eksekutif.
Desentralisasi demokratis di Indonesia telah menciptakan sistim check and
balances dalam menjalankan tata pemerintahan daerah dengan memberikan
kewenangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Rumusan Masalah

1.1.1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi kelembagaan ?

4
1.1.2. Apa peran kelembagaan dalam ekonomi regional?
1.1.3. Apa peran tipologi organisasi lembaga pembangunan daerah dalam
pembangunan ekonomi regional?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk mengetahui arti dari ekonomi kelembagaan.
1.3.2 Untuk mengetahui peran kelembagaan dalam ekonomi regioal.
1.3.3 Untuk mengetahui peran tipologi organisasi lembaga pembangunan
daerah dalam pembangunan ekonomi regional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN EKONOMI KELEMBAGAAN


Ekonomi kelembagaan adalah cabang ilmu ekonomi yang menekankan pada
pentingnya aspek kelembagaan dalam menentukan bagaimana sistem ekonomi dan
sosial bekerja (Black, 2002). Salah satu kunci dalam aspek ekonomi kelembagaan
adalah menyangkut property right atau hak pemilikan. Property right ini melekat
dalam bentuk aturan formal dan juga norma sosial dan adat. Relefansi hak pemilikan
ini tergantung dari seberapa besar ia bisa dijalankan dan diakui dalam masyarakat.
Barzel (1989) menulis dalam bukunya mengenai Economic of Property Rights, juga
oleh Cheung (1968) yang melakukan study mengenai share cropping di Taiwan.
Kedua studi ini membuktikan bahwa ketidakjelasan hak pemilikan dan enforced
property rights terbukti menjadi handicap dalam mentransformasi pembangunan
ekonomi yang berkaitan dengan lahan.

Bagian lain yang juga penting dalam konteks ekonomi kelembagaan adalah
menyangkut biaya transaksi. Biaya transaksi adalah sisi lain atau pendekatan lain
yang digunakan untuk menjelaskan aspek ekonomi dari kelembagaan (Black, 2002).
Biaya transaksi mempertimbangkan manfaat dalam melakukan transaksi di dalam
organisasi dan antara aktor (organisasi) yang berbeda dengan menggunakan
mekanisme pasar. Biaya transaksi mempertimbangkan beberapa aspek penting dalam
ekonomi yakni bounded rationality (rasionalitas terbatas), masalah informasi, biaya
negosisasi kontrak dan opportunism. Schmid (1987) di sisi lain membedakan biaya
transaksi atas tiga hal yakni biaya informasi, biaya kontrak, dan biaya pengawasan
atau penegakan hukum. Dalam konteks inilah sering terjadi pemahaman yang keliru
mengenai apa yang dimaksud dengan transaction cost. Transaction cost bukanlah
biaya pertukaran (cost of exchange) atau salah satu biaya dalam jual beli barang dan
jasa (termasuk lahan), namun transaction cost lebih diartikan sebagai “the cost of
establishing and maintaining right” (Allen,1991). Kedua aspek di atas yakni property

6
rights dan transaction cost adalah bagian penting yang memerlukan pemahaaman
yang serius dalam kelembagaan pengelolaan lahan.

Jadi pada intinya, ekonomi kelembagaan adalah ekonomi yang menekankan


pada hak kepemilikan. Perekonomian dikembangkan oleh individu atau kelompok
yang memiliki sarana atau faktor produksi. Sehingga mereka memiliki keleluasaan
atau wewenang untuk mengatur dan berperan dalam sektor perekonomian serta
pengembangannya. Dalam hal ini pemilik faktor produksi menjadi pelaku
pengembangan perekonomian. Ternyata dalam perakteknya banyak faktor-faktor
yang memengaruhi individu dalam mengambil keputusan seperti faktor sosial, politik
dan lainnya. Pada titik ini ekonomi kelembagaan masuk untuk mewartakan bahwa
kegiatan ekonomi sangat dipengaruhi oleh tata letak antarpelaku ekonomi (teori
ekonomi politik), desain aturan main (teori ekonomi biaya transaksi), norma dan
keyakinan suatu individu atau komunitas (teori modal sosial), insentif untuk
melakukan kolaborasi (teori tindakan kolektif), model kesepakatan yang dibikin (teori
kontrak), pilihan atas kepemilikan aset fisik maupun non fisik (teori hak
kepemilikan), dan lain-lain. Intinya, selalu ada insentif bagi individu untuk
berperilaku menyimpang sehingga sistem ekonomi tidak bisa dibiarkan hanya
dipandu oleh pasar. Dalam hal ini diperlukan kelembagaan non pasar (non-market
institution) untuk melindungi agar pasar tidak terjebak dalam kegagalan yang tidak
berujung, yakni dengan jalan mendesain aturan main atau kelembagaan (institutions).

7
2.2 PERAN KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI REGIONAL

Negara kita yang merupakan negara yang sedang marak-maraknya


melakukan pembangunan. Dengan pembangunan tersebut tidak lain untuk
mensejahterakan dan mencukupi suatu kebutuhan hidup masyarakat dan juga
infrastruktur. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang ingin
dicapai oleh setiap negara yang khususnya di negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah sedang banyak melakukan perubahan yaitu
pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas hidup.

Kelembagaan juga memiliki peranan yang sangat penting peran kelembagaan


juga merupakan salah satu dari unsur yang memiliki peran yang sangat penting bagi
suatu pembangunan. Suatu kelembagaan tersebut biasanya muncul dari nilai- nilai,
suatu kebiasaan dari dulu, dan cara hidup yang sudah lama hidup dalam suatu
komunitas seperti kebiasaan dari gotong- royong dan tolong- menolong. Keberadaan
kelembagaan ini memiliki fungsi yang mampu untuk memberikan energi sosial yang
merupakan kekuatan internal dari masyarakat untuk menghadapi atau mengatasi suatu
masalah. Kelembagaan yang berperan sangat penting untuk mengatur sumber daya
dan distribusi untuk itu adanya unsur dari kelembagaan sangat diperlukan guna untuk
memperhatikan dan mengupayakan peningkatan potensi guna untuk menunjang suatu
pembangunan.

Dalam suatu pembangunan kelembagaan terdiri dari pemerintah, anggota atau


suatu komunitas, dan pelaku usaha. Pada salah satu negara yang ekonominya
merupakan salah satu tolak ukur tingkat kemakmuran yang butuh untuk memiliki
pembangunan infrastruktur. Pasti tidak ada struktur kelembagaan yang unik untuk
menjamin pemicu pertumbuhan perekonomian dan untuk meminimalisir angka
kemiskinan. Hubungan positif antara suatu pembangunan ekonomi dengan salah satu
indikator pembangunan kelembagaan agar sukses atau dapat dikatakan berhasil mulai
banyak berkembang.

8
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi salah satu faktornya adalah suatu
pembangunan yang dapat dilakukan oleh lembaga- lembaga tertentu yang terkait atau
saling berhubungan dalam pembangunan tersebut. Untuk pembangunan dilakukan
sebagai adanya upaya untuk peningkatan nilai tambah pendapatan yang dapat
diterima oleh suatu daerah yang sangat berpengaruh dalam tingkat kemiskinan
disuatu negara atau tidak. Pembangunan daerah dapat menciptakan adanya
pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Pembangunan daerah perlu juga dilakukan
untuk meminimalisirkan angka kemiskinan yang terdapat pada daerah tersebut, baik
itu dari masyarakatnya maupun dari daerahnya. Pembangunan daerah ini sangat perlu
dilaksanakan atau perlu dilakukan untuk menghindari akan terjadinya ketidakadilan
atau adanya kesenjangan antar daerah.

Dengan adanya kesenjangan daerah yang terjadi dapat mengancam kesatuan


dan persatuan pada suatu negara, yang dimana adanya pecah belah antar daerah yang
ingin memisahkan diri arau lain sebagainya. Untuk menghindari kejadian atau tragedi
tersebut perlu adanya sebuah kelembagaan yang terdiri dari pemerintah, anggota atau
komunitas, dan pelaku usaha untuk menyumbangkan atau dapat berkontribusi guna
dana investasi rencana pembangunan yang akan dilakukan.

Kelembagaan ini memiliki peran yang sangat penting dalam suatu


pembangunan, yang dimana kelembagaan ini dapat mengatur dan merencanakan
pembangunan daerah apa yang harus dibangun agar dapat terjadinya pertumbuhan
ekonomi pada daerah yang mampu untuk meningkatkan pendapatan daerah dan
pendapatan masyarakatnya, sehingga kesejahteraan pada hidup masyarakat di daerah
tersebut dapat tercapai atau terwujud sesuai dengan tujuan dari pembangunan daerah.

9
2.3 PERAN TIPOLOGI ORGANISASI LEMBAGA PEMBANGUNAN
DAERAH DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL
1. Pemerintah
Peran Pemerintah Daerah di era otonomi daerah sangat besar sekali,
dimana pemerintah daerah diberikan kewenangan seluas-luasnya untuk
mengurus pemerintahannya sendiri, termasuk pengembangan ekonomi daerah
berdasarkan kekayaan potensi daerah tersebut. Untuk mengemban tugas
tersebut, pemerintah harus berperan aktif dalam pembangunan ekonomi
daerahnya, banyak kendala-kendala yang dihadapi pemerintah daerah dalam
pembangunan ekonominya yaitu ketimpangan pembangunan sektor industri,
kurang meratanya investasi, tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah,
perbedaan sumber daya alam, perbedaan demografis dan kurang lancarnya
perdagangan antar daerah. Permasalahan-permasalahan tersebut menimbulkan
dampak pada pembangunan ekonomi daerah,akan tetapi permasalahan-
permasalahan tersebut juga dapat diatasi dengan strategi yang dijalankan oleh
pemerintah daerah, atau menjalankan strategi yang dikemukakan oleh para
ahli diantaranya yaitu menurut pendapat Arsyad (2000)strategi pengembangan
fisik, strategi pengembangan dunia usaha, strategi pengembangan dunia
usaha, strategi pengembangan masyarakat, strategi-strategi tersebut minimal
membantu atau salah satu rujukan bagi pemerintah daerah dalam mengatasi
masalah yang ada pada persoalan-persoalan perekonomian daerahnya
sehingga pembangunan ekonomi dapat berjalan dengan baik, pertumbuhan
ekonomi meningkat dan pendapatan perkapita masyarakat juga meningkat.

2. Masyarakat atau komunitas


Partisipasi masyarakat atau komunitas berwujud keikutsertaannya
dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam berbagai
tahapan pembangunan. Partisipasi masyarakat hendaknya dilakukan secara
terus-menerus sebagai instrumen untuk mendorong praktik good governance
untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan

10
pemerintahan serta mendorong masyarakat untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kebijakan publik secara langsung.

Berbagai pengalaman pembangunan daerah menunjukkan bahwa tanpa


pastisipasi masyarakat pemerintah kekurangan petunjuk mengenai kebutuhan
dan keinginan warganya. Investasi yang ditanamkan di daerah tidak
mengungkapkan prioritas kebutuhan warga. Akibatnya sumber-sumber daya
publik yang langka tidak digunakan secara optimal, sehingga potensi untuk
memperbaiki kualitas hidup masyarakat daerah tidak tertangkap. Dampak
tidak adanya partisipasi juga membuat standar-standar dalam merancang
pelayanan dan prasarana yang tidak tepat serta fasilitas-fasilitas yang ada
digunakan di bawah kemampuan dan ditempatkan pada tempat yang salah.
Dari kasus tersebut bisa disimpulkan bahwa peran serta masyarakat dalam
wujud partisipasi aktif sangat berperan besar dalam keberhasilan
pembangunan berkelanjutan.

3. Pelaku usaha

Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) memegang peranan penting dan


strategis dalam membangun perekonomian Nasional. Selain membantu
pertumbuhan ekonomi keberadaan UKM juga menbantu dalam menyerap
tenaga kerja. Saat ini populasi penduduk dengan usia produktif lebih banyak
daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia.

Hal ini memicu khususnya para pemuda untuk menciptakan


peluangnya sendiri dengan membuka bisnis dan sebagian besar tergolong
sebagai pelaku usaha sektor industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Perkembangan UKM yang tumbuh pesat tidak terlepas dari
dukungan Pemerintah Daerah dan perbankan. Selain itu BUMN, BUMD,
swasta, dan komunitas juga turut membantu untuk peningkatan skill dan
kualitas sumber daya manusia.

11
12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
ekonomi kelembagaan adalah ekonomi yang menekankan pada hak
kepemilikan. Perekonomian dikembangkan oleh individu atau kelompok yang
memiliki sarana atau faktor produksi. Sehingga mereka memiliki keleluasaan atau
wewenang untuk mengatur dan berperan dalam sektor perekonomian serta
pengembangannya. Dalam suatu pembangunan kelembagaan terdiri dari pemerintah,
anggota atau suatu komunitas, dan pelaku usaha. Pada salah satu negara yang
ekonominya merupakan salah satu tolak ukur tingkat kemakmuran yang butuh untuk
memiliki pembangunan infrastruktur. Kelembagaan ini memiliki peran yang sangat
penting dalam suatu pembangunan, yang dimana kelembagaan ini dapat mengatur
dan merencanakan pembangunan daerah apa yang harus dibangun agar dapat
terjadinya pertumbuhan ekonomi pada daerah yang mampu untuk meningkatkan
pendapatan daerah dan pendapatan masyarakatnya, sehingga kesejahteraan pada
hidup masyarakat di daerah tersebut dapat tercapai atau terwujud sesuai dengan
tujuan dari pembangunan daerah.

Peran ketiga kelembagaan ini berfungsi untuk mengatur dan mengawasi,


membuat kebijakan dalam mengambil keputusan dalam pembangunan serta membuat
lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja dalam suatu daerah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : STIE YKPN

https://www.kompasiana.com/indahavirams/5de7217fd541df04cf6f05b2/apa-peran-
kelembagaan-bagi-suatu-daerah
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/view/1409
https://www.kanalbojonegoro.com/peran-ukm-dalam-pembangunan-ekonomi-daerah/

14

Anda mungkin juga menyukai