Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STUDI KASUS PROYEK HAMBALANG


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Akuntansi Forensik”
Dosen Pengampu:
Fia Rahma, S.E., M.S.A, Ak

Oleh:
Kelompok 9 AKS-6F

1. Elda Permata Anastasya (12403193240)


2. Risma Nur Hidayah (12403193242)
3. Ulfatun Nizauz Zahro’ (12403193244)

SEMESTER 6
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari jalan jahiliyah menuju jalan
Islamiyah.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Akuntansi Forensik dengan judul “Study Kasus Proyek Hambalang”. Melalui kesempatan ini,
kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Maftukhin, S.Pd., M.Ag. selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menempuh
pendidikan di lembaga ini.
2. Bapak Dr. H.Dede Nurrohman, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam.
3. Ibu Fia Rahma, S.E., M.S.A., Ak. selaku Dosen Akuntansi Forensik yang telah
membimbing untuk kesempurnaan makalah ini.
4. Dan kepada semua pihak yang telah begitu banyak membantu namun tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Tidak tertutup kemungkinan masih terdapat kekurangan dan kekeliruan.Terlepas dari
segala kekurangannya itu mudah-mudahan kerja keras yang kami lakukan dalam pembuatan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Untuk itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat menjadi pelajaran untuk penulisan
makalah yang selanjutnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan ataupun kutipan-
kutipan yang kurang berkenan.Dan hanya kepada Allah SWT kita berlindung dan memohon
ampun.

Tulungagung , 23 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Kronologi Kasus Proyek Hambalang .......................................................................................... 3
B. Pelaku.......................................................................................................................................... 4
C. Tindakan Hukum dan Non Hukum ............................................................................................. 5
D. Keterkaitan dengan Materi .......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat korupsi di Indonesia tergolong tinggi, kasus korupsi sekarang ini
menjadi kasus yang terus menjadi sorotan karena pelakunya tidak lain adalah pejabat-
pejabat negara yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Isu mengenai
kasus korupsi tidak bisa dilepaskan dari peran media massa. Bahkan isu korupsi telah
menjadi komoditas utama dalam headline pada setiap media. Semakin banyaknya
kejadian yang dilakukan oleh pejabat ini juga, membuat masyarakat yang awam
menjadi memiliki amarah serta kritikan pedas bagi mereka. Masyarakat seolah dibuat
geram dan menjadi marah karena adanya isu tersebut. Apalagi sebagai petinggi negara
yang sepatutnya menjadi teladan rakyat ini malahan menjadi citra yang buruk apabila
digambarkan.

Salah satu kasus korupsi di Indonesia adalah proyek pembangunan Pusat


Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Desa Hambalang,
Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Proyek P3SON
Hambalang ini sebenarnya sudah dimulai sejak 10 Desember 2010 hingga 31 Desember
2012. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menilai perlu ada pusat
pendidikan latihan dan sekolah olahraga yang bertarap nasional. Tetapi, dalam
perkembangannya proyek P3SON Hambalang ini mengalami kendala, mulai dari tidak
mendapatkan rekomendasi pembangunan, sampai permasalahan biaya anggaran yang
melonjak naik menjadi Rp 2,5 Triliun. Dalam makalah ini akan membahas tentang
kronologi terjadinya, pelaku dan tindakan terhadap kasus proyek hambalang tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologi kejadian kasus proyek hambalang?
2. Siapa saja pelaku dari kasus proyek hambalang?
3. Apa tindakan hokum dan non-hukum yang diberikan kepada tersangka dari kasus
proyek hambalang?
4. Bagaimana keterkaitan kasus dengan materi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kronologi kejadian kasus proyek hambalang.

1
2. Untuk mengetahui pelaku dari kasus proyek hambalang.
3. Untuk mengetahui tindakan hokum dan non-hukum yang diberikan kepada
tersangka dari kasus proyek hambalang.
4. Untuk mengetahui keterkaitan kasus dengan materi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kronologi Kasus Proyek Hambalang


Ide pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional
tercetus sejak jaman Menteri Pemuda dan Olahraga dijabat oleh Adiyaksa Dault.
Dipilihlah wilayah untuk membangun, yaitu tanah di daerah Hambalang, Bogor, Jawa
Barat. Namun pembangunan urung terealisasi karena persoalan sertifikasi tanah. Saat
Menpora dijabat Andi Alfian Mallarangeng, proyek Hambalang terealisasi. Tender pun
dilakukan. Pemenangnya adalah PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. Anas
Urbaningrum diduga mengatur pemenangan itu bersama Muhammad Nazaruddin,
Angelina Sondakh, dan teman dekat Anas, Mahfud Suroso. Masalah sertifikasi juga
berhasil diselesaikan.
Pemenangan dua perusahaan BUMN itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari
Citralaras menjadi subkontraktor proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63
miliar. Perusahaan yang dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah Laila, istri
Anas. Selain itu, PT Adhi Karya juga menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp
100 miliar. Setengah dana itu dipakai untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Partai
Demokrat dan sisanya dibagi-bagikan oleh Mahfud kepada anggota DPR RI, termasuk
kepada Menpora Andi Mallarangeng. Selain itu, Anas juga mendapatkan gratifikasi
berupa mobil Toyota Harrier dari Nazar.1
Menpora saat itu, Adhyaksa Dault mengakui bahwa untuk membangun pusat
olahraga pihaknya mengajukan anggaran sebesar Rp125 miliar. Karena proyek tersebut
awalnya bukan untuk pembangunan pusat olahraga. Melainkan hanya pembangunan
sekolah olahraga.
Nilai proyek ini kemudian melejit hingga Rp2,5 triliun saat Kemenpora
dipimpin oleh Menteri Andi Mallarangeng. Hal tersebut terungkap dalam audit
Hambalang, bahwa pada tanggal 8 Februari 2010 dalam Raker antara Kemenpora
dengan komisi X, Menpora menyampaikan rencana Lanjutan Pembangunan tahap I

1
Fachrul Khairuddin, “Kronologi Kasus Korupsi Proyek Hambalang”, dalam
https://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/551fc515a333119542b65a2c/kronologi-kasus-korupsi-
proyek-hambalang?page=all#section1, diakses 24 Mei 2022

3
P3SON di Bukit Hambalang Rp625 milyar. Permintaan itu diajukan karena dalam
DIPA Kemenpora TA 2010 baru tersedia Rp125 miliar. Menpora Andi
Mallarangeng juga menyampaikan bahwa usulan tersebut merupakan bagian rencana
pembangunan P3SON Bukit Hambalang Sentul yang secara keseluruhan memerlukan
dana sebesar Rp2,5 triliun.
Andi Mallarangeng pun menghormati hasil audit BPK atas proyek Hambalang
tersebut. Bahkan dirinya mendukung perlu adanya pihak yang bertanggungjawab jika
memang ditemukan adanya penyimpangan. BPK pun menemukan indikasi adanya
penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang menyebabkan kerugian
negara sekitar Rp243,6 miliar.
Kepala BPK saat itu, Hadi Purnomo menjelaskan, rincian kerugian
negara sebesar Rp116,930 miliar merupakan selisih pembayaran uang muka yang telah
dilaksanakan sebesar Rp189,450 miliar, dikurangi pengembalian uang muka pada saat
pembayaran termin pada tahun 2010 dan 2011 sebesar Rp73,520 miliar. Hadi
menambahkan, ada kelebihan pembayaran harga pada pelaksanaan konstruksi sebesar
Rp126,734 miliar. Kelebihan itu terdiri dari Mekanikal elektrikal (ME) Rp75,724
miliar dan pekerjaan struktur sebesar Rp51,1 miliar.2

B. Pelaku
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat korupsi Hambalang merugikan negara
Rp706 miliar. Jumlah itu dari hasil audit investigasi pada 2012-2013. Adapun anggaran
untuk proyek ini sebesar Rp2,5 triliun pada era Menpora Andi Mallarangeng, politikus
Partai Demokrat. KPK menetapkan Andi Mallarangeng, Choel Mallarangeng, Angelina
Sondakh, Deddy Kusdinar, Machfud Suroso, dan Teuku Bagus Muhammad sebagai
tersangka.
Pelaku kasus proyek hambalang :
1. Andi Mallarangeng (Menpora, Kabinet Indonesia Bersatu II (2004 – 2014))
2. Choel Mallarangeng (Konsultan politik)
3. Anas Urbaningrum (Sekjend DPP Partai Demokrat 2010 – 2015)
4. Muhammad Nazaruddin (Anggota DPR RI 2009 – 2014)

2
Reza Pahlevi, “Kilas Balik, Kronologi Kasus Mega Proyek Hambalang, Ternyata Nilai Kerugian Negara Ditaksir
Rp243,6 miliar?”, dalam https://jakbarnews.pikiran-rakyat.com/jakbar/pr-371478433/kilas-balik-kronologi-
kasus-mega-proyek-hambalang-ternyata-nilai-kerugian-negara-ditaksir-rp2436-miliar?page=3, diakses 24 Mei
2022

4
5. Angelina Sondakh (Anggota DPR RI 2004 – 2009)
6. Deddy Kusdinar (Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Menpora)
7. Machfud Suroso (Direktur PT Dutasari Citralaras)
8. Teuku Bagus Muhammad (Direktur Operasional PT Adhi Karya)3

C. Tindakan Hukum dan Non Hukum


Pada 2013 Angelina divonis setelah terbukti menerima suap sebesar Rp2,5
miliar dan 1,2 juta dollar AS, dalam pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda dan
Olahraga serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Awalnya ia divonis selama
4,5 tahun penjara dan denda sebesar Rp250 juta. Namun hukumannya malah bertambah
pada tingkat kasasi. Angelina divonis hukuman penjara selama 12 tahun dan membayar
denda sebanyak Rp500 juta serta wajib membayar uang pengganti sekitar Rp.2,58
milliar. Setelah melakukan peninjauan kembali yang diajukan oleh Angelina, hakim
mengabulkannya dan ia divonis 10 tahun penjara dan denda sebesar Rp500 juta.

Pada Juli 2014, Andi Mallarangeng ditetapkan sebagai tersangka dan divonis
hukuman penjara selama 4 tahun serta denda sebesar Rp200 juta. Andi Mallarangeng
dipenjara di Lapas Sukamiskin, dan pada 2017 sudah bebas dan kembali bergabung di
Partai Demokrat sebagai Sekretaris Majelis Tinggi.

Nama Anas menjadi terseret, setelah ada pernyataan dari mantan bendahara
partai Demokrat Nazzaruddin Umar pada 2011. Anas terbukti menerima gratifikasi
sebesar Rp5,3 miliar dan 36.070 dollar AS dari grup permai. Dan uang tersebut
digunakan sebagai pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Uang yang
digunakan dalam pencalonan tersebut ternyata tidak terbukti dan Anas divonis 8 tahun
penjara, lebih rendah dari vonis sebelumnya, yakni 14 tahun penjara.

Nazaruddin menjabat sebagai Bendara Umum Partai Demokrat. Setahun


menjabat, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Wisma Atlet Hambalang. Atas
perbuatannya Nazaruddin divonis hukuman penjara selama 7 tahun. Pada 2016,
Nazaruddin didakwa mengenai gratifikasi dan pencucian uang. Dalam kasus pencucian

3
Alfian Putra Abdi dan Adi Briantika, “Kasus Korupsi Hambalang Jangan Cuma Bahan Drama Partai Demokrat”,
dalam https://tirto.id/kasus-korupsi-hambalang-jangan-cuma-bahan-drama-partai-demokrat-gbzq, diakses 24
Mei 2022

5
uang, ia divonis 6 tahun penjara. Jika diakumulasikan, total hukuman penjara
Nazaruddin adalah 13 tahun.4

Mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan
Olahraga (Kemenpora), Deddy Kusdinar, divonis 6 tahun penjara dan denda Rp 100
juta subsider 3 bulan kurungan penjara.5

Hakim mengurangi hukuman Choel Mallarangeng, 6 bulan dari vonis PK tersebut.


Tadinya dihukum 3 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Tipikor, sekarang putusan PK
menjatuhkan pidana penjara selama 3 tahun. Hakim mengabulkan permohonan PK
Choel dengan mengacu pada Pasal 266 ayat (2) huruf b angka 4 KUHAP, yaitu
memberikan putusan dengan menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.
Hukuman Choel dikurangi karena Choel sudah mengembalikan seluruh uang yang telah
diterimanya.6

Direktur PT Dutasari Citra Laras (DCL) Machfud Suroso divonis enam tahun
penjara dan denda Rp 200 juta subsider tiga bulan kurungan ditambah pidana pengganti
sebesar Rp 36,818 miliar subsider dua tahun penjara.7

Hukuman mantan Kepala Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya Teuku Bagus


Muhammad, diperberat menjadi enam tahun penjara dan denda Rp 300 juta.8

D. Keterkaitan dengan Materi


Dalam skema fraud kasus hambalang ini dapat dikaitkan dengan korupsi,
penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan asset dan laporan keuangan. Bisa terlihat
dari terjadi skema suap, gratifikasi ilegal dan kolusi antara pihak dalam dengan pihak

4
Ruth Meliana Dwi Indriani, “Daftar Politisi yang Terseret Kasus Hambalang, Siapa yang Hukumannya Paling
Berat?”, dalam https://www.suara.com/news/2022/04/03/155241/daftar-politisi-yang-terseret-kasus-
hambalang-siapa-yang-hukumannya-paling-berat?page=3, diakses 24 Mei 2022
5
Dian Maharani, "Kasus Korupsi di Hambalang, Deddy Kusdinar Divonis 6 Tahun Penjara", dalam
https://nasional.kompas.com/read/2014/03/11/1150216/Kasus.Korupsi.di.Hambalang.Deddy.Kusdinar.Divonis
.6.Tahun.Penjara, diakses 24 Mei 2022
6
Andrian Pratama Taher, “Vonis PK, Hukuman Choel Mallarangeng Dikurangi 6 Bulan”, dalam
https://tirto.id/vonis-pk-hukuman-choel-mallarangeng-dikurangi-6-bulan-djQX, diakses 24 Mei 2022
7
Didi Syafirdi, “Korupsi proyek Hambalang, Machfud Suroso divonis 6 tahun penjara”, dalam
https://www.merdeka.com/peristiwa/korupsi-proyek-hambalang-machfud-suroso-divonis-6-tahun-
penjara.html, diakses 24 Mei 2022
8
Novy Lumanauw, “Hukuman Teuku Bagus Mokhamad Noor Diperberat”, dalam
https://www.beritasatu.com/nasional/224140/hukuman-teuku-bagus-mokhamad-noor-diperberat, diakses 24 Mei
2022

6
luar, yang mana pemenangnya adalah PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya.
Perusahaan tersebut telah memberikan hadiah untuk dapat memenangkan lelang dan
juga penyalahgunaan wewenang oleh Andi Mallarangeng sebagai Menpora. Kemudian
adanya anomaly dalam pencatatan transaksi yaitu perubahan anggaran. Menpora saat
itu, Adhyaksa Dault mengakui bahwa untuk membangun pusat olahraga pihaknya
mengajukan anggaran sebesar Rp125 miliar. Karena proyek tersebut awalnya bukan
untuk pembangunan pusat olahraga. Melainkan hanya pembangunan sekolah olahraga.
Nilai proyek ini kemudian melejit hingga Rp2,5 triliun saat Kemenpora dipimpin oleh
Menteri Andi Mallarangeng.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu kasus korupsi di Indonesia adalah proyek pembangunan Pusat
Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Desa Hambalang,
Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) mencatat korupsi Hambalang merugikan negara Rp706 miliar.
Jumlah itu dari hasil audit investigasi pada 2012-2013. KPK menetapkan Andi
Mallarangeng, Choel Mallarangeng, Angelina Sondakh, Deddy Kusdinar, Machfud
Suroso, dan Teuku Bagus Muhammad sebagai tersangka. Mereka mendapatkan
hukuman berupa penjara dan denda. Dalam skema fraud kasus hambalang ini dapat
dikaitkan dengan korupsi, penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan asset dan
laporan keuangan.

B. Saran
Dengan makalah ini dibuat, kami menyadari bahwa makalah di atas banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, ALfian Putra dan Adi Briantika. 2021. “Kasus Korupsi Hambalang Jangan Cuma
Bahan Drama Partai Demokrat”, dalam https://tirto.id/kasus-korupsi-hambalang-
jangan-cuma-bahan-drama-partai-demokrat-gbzq, diakses 24 Mei 2022

Dian Maharani. 2014. "Kasus Korupsi di Hambalang, Deddy Kusdinar Divonis 6 Tahun
Penjara", dalam https://nasional.kompas.com/read/2014/03/11/1150216/ , diakses 24
Mei 2022

Indriani, Ruth Meliana Dwi. 2022. “Daftar Politisi yang Terseret Kasus Hambalang, Siapa
yang Hukumannya Paling Berat?”, dalam
https://www.suara.com/news/2022/04/03/155241/daftar-politisi-yang-terseret-kasus-
hambalang-siapa-yang-hukumannya-paling-berat?page=3, diakses 24 Mei 2022

Khairuddin, Fachrul. 2013. “Kronologi Kasus Korupsi Proyek Hambalang”, dalam


https://www.kompasiana.com/fachrulkhairuddin/551fc515a333119542b65a2c/kronol
ogi-kasus-korupsi-proyek-hambalang?page=all#section1, diakses 24 Mei 2022

Lumanauw, Novy. 2014. “Hukuman Teuku Bagus Mokhamad Noor Diperberat”, dalam
https://www.beritasatu.com/nasional/224140/hukuman-teuku-bagus-mokhamad-noor-
diperberat, diakses 24 Mei 2022

Pahlevi, Reza. 2021. “Kilas Balik, Kronologi Kasus Mega Proyek Hambalang, Ternyata Nilai
Kerugian Negara Ditaksir Rp243,6 miliar?”, dalam https://jakbarnews.pikiran-
rakyat.com/jakbar/pr-371478433/kilas-balik-kronologi-kasus-mega-proyek-
hambalang-ternyata-nilai-kerugian-negara-ditaksir-rp2436-miliar?page=3, diakses 24
Mei 2022

Syafirdi, Didi. 2015. “Korupsi proyek Hambalang, Machfud Suroso divonis 6 tahun penjara”,
dalam https://www.merdeka.com/peristiwa/korupsi-proyek-hambalang-machfud-
suroso-divonis-6-tahun-penjara.html, diakses 24 Mei 2022

Taher, Andrian Pratama. 2019. “Vonis PK, Hukuman Choel Mallarangeng Dikurangi 6
Bulan”, dalam https://tirto.id/vonis-pk-hukuman-choel-mallarangeng-dikurangi-6-
bulan-djQX, diakses 24 Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai