Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA TULISAN BAB 2

Oleh : Irma Cahyati Kusdiono / 40010417060041

I. Sejarah Kota Tangerang Selatan

Awal terbentuknya Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 51 Tahun 2008

II. Gambaran Umum Kota Tangsel

Potensi Fisik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021

III. Visi dan Misi Kota Tangsel

Visi : “TERWUJUDNYA TANGSEL KOTA CERDAS, BERKUALITAS

DAN BERDAYA SAING BERBASIS TEKNOLOGI DAN INOVASI”

Misi :

1. Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing.

2. Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional.

3. Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan.

4. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk

unggulan.

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi

informasi.

IV. Profil Singkat BPKAD Tangsel

Sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Tangerang Selatan Nomor 72

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan

Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah


V. Visi dan Misi BPKAD Tangsel

Visi : Menjadi instansi yang andal, sistematis, dan akuntabel dalam

pengelolaan pendapatan keuangan dan aset daerah.

Misi :

1. Meningkatkan pengelolaan pendapatan daerah

2. Mengembangkan pengelolaan anggaran belanja daerah

3. Meningkatkan pengelolaan aset daerah

VI. Bidang Terkait

Sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Tangerang Selatan Nomor 72

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan

Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah


BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

2.1 Sejarah Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu daerah hasil pemekaran

Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan atau yang disingkat dengan

Tangsel, terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat

106’38’ – 106’47’ Bujur Timur dan 06’13’30’ – 06’22’30’ Lintang Selatan.

Tangerang Selatan merupakan kota terbesar kedua di wilayah Provinsi

Banten, dan juga menjadi wilayah terbesar kelima di kawasan Jabodetabek.

Berdirinya Kota Tangerang Selatan melalui proses yang lumayan

panjang dan alot. Dimulai ditahun 1999, beberapa aktor intelektual dibalik

berdirinya Kota Tangerang Selatan yakni Drs.Hidayat, Sunaryo Supardi,

Ust. Muhari, Ust. Zubaidi Ahmad Saidi, Susetyohadi, dan MB Romsay.

Mereka merupakan warga asal Pamulang yang mulai resah dengan beberapa

problem seperti kemacetan di pasar Ciputat, sampah, penataan &

pengelolaan kota yang tak terurus, dan jarak dari wilayah mereka ke pusat

pemerintahan Kabupaten Tangerang di Tigaraksa terbilang jauh (± 50 km).

Mereka mencoba menuangkan aspiranya untuk mengubah kondisi

wilayah Kecamatan Ciputat, Pamulang, Serpong, dan Pondok Aren

(Cipasera) menjadi daerah otonomi terpisah dari Kabupaten Tangerang. Hal

tersebut diperkuat dengan UU no 22 tahun 1999 yang mengatur tentang

Otonomi Daerah. Saat beberapakali perbincangan, pada akhirnya mereka


membentuk Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom Kota Cipasera

(KPPDO-KC). Kelompok tersebut diketuai oleh Basuki Rahardjo dengan

sekretaris Hidayat berdasarkan hasil pemilihan melalui voting yang mereka

buat.

Setelah terbentuk KPPDO-KC, muncul ide untuk membuat korwil di

setiap kecamatan dan mereka juga mensosialisasikan idenya dengan menulis

artikel diberbagai media cetak. Untuk mempermudah proses persetujuan,

mereka membuat tim yang disebar di enam Kecamatan untuk

mengumpulkan tanda tangan para sesepuh ataupun tokoh masyarakat.

Hampir semua kepala daerah yang mereka temui setuju, namun Kades di

Kecamatan Serpong menolak untuk tanda tangan, akan tetapi beberapa

Kades lainnya di Kecamatan yang sama menyatakan persetujuannya secara

lisan.

Setelah dibekali dengan beberapa tanda tangan dari kepala daerah,

KPPDO-KC mengirim surat kepada DPRD Kabupaten Tangerang terkait

aspirasinya, namun sayangnya tidak ditanggapi. Karena sudah menunggu

lama tetapi tidak direspon,  KPPDO-KC mengirimkan surat kedua yang

dibawa langsung oleh ketua dan temani oleh para pengurus. Rombongan

tersebut kemudian diterima oleh Komisi A yang saat itu diketuai oleh

Norodom Sukarno.

Khamrin Ja’far (Saat itu menjabat Wakil Ketua Komisi A DPRD

Kabupaten Tangerang) mengusulkan untuk menemui semua fraksi. Usaha


yang dilakukan KPPDO-KC dengan beberapa kali mengirim surat kepada

Ketua DPRD dan Bupati Tangerang (saat itu dijabat oleh Agus Djunara)

tidak pernah ditanggapi. Setelah itu Ketua KPPDO-KC mencoba menemui

Ketua DPRD (H Dadang Kartasasmita) di rumah dinasnya di kawasan Citra

Raya. Dadang mengatakan, pemekaran Kabupaten Tangerang dirasa kurang

tepat.

Gagal mendapat persetujuan dari Ketua DPRD, mereka mencoba

meloby Patrialis Akbar (Anggota Komisi II DPR-RI), namun ia

menyarankan agar sesuai prosedur yakni melalui persetujuan DPRD

Kabupaten dan Bupati. Kegagalan kedua tak memutuskan asa dari KPPDO-

KC, mereka justru meningkatkan intensitas sosialisasi dan penetrasi dengan

menulis artikel di koran lokal dan nasional, menggelar seminar, membuat

spanduk diberbagai wilayah Cipasera dan menyebar pamplet- di beberapa

tempat.

KPPDO-KC menggelar Deklarasi Cipasera di Gedung Pusdiklat

Departemen Agama pada Tanggal 31 Maret 2002, yang dihadiri lebih dari

1000 orang dari beberapa lapisan masyarakat. Deklarasi tersebut mendapat

pengawalan dari pasukan garda FKPP (Forum Komunikasi Pemuda

Pagedangan). Acara itu diliput oleh media cetak dan elektronik baik lokal

maupun nasional. Dari situlah timbul kembali harapan yang besar, Tiga hari

berselang Ketua KPPDO-KC diundang oleh Stasiun televisi swasta, Metro

TV, untuk mengisi acara dialog interaktif. KPDDO-KC menerbitkan


buku :”Kajian Awal, Pembentukan Daerah Otonom Kota Cipasera” yang

ditulis oleh Basuki Rahardjo dan Hidayat.

Beberapa organisasi masyarakat di wilayah Cipasera dengan terang-

terangan menyutujui gagasan dari KPPDO-KC. Dibentuklah aliansi antar

ormas dengan KPPDO-KC dalam bentuk Komisariat Bersama Cipasera

yang diketuai dari masing-masing organisasi dan dipimpin oleh seorang

Sekretaris Jenderal, Hidayat (Ketua KPPDO-KC yang baru). Dengan

demikian terbentuklah tiga organisasi baru yang memperjuangkan

terbentuknya kota Cipasera yaitu KPPDO-KC (pelopor), Bakor (Badan

Koordinasi) Cipasera, dan Komber (Komisariat Bersama) Cipasera.

Basuki Rahardjo sebagai Sekretaris Komisi A menyusun naskah surat

dari Komisi A kepada Ketua Panmus (ketua DPRD) yang berisi terkait

rekomendasi agar Panitia Musyawarah membuat agenda pembentukan

Panitia Khusus (Pansus) Pemekaran Daerah. Surat ditandatangani oleh Daka

Udin (Wakil Ketua Komisi A saat itu). Namun pada rapat Panmus banyak

ditentang oleh anggota Panmus lainnya, diantara mereka tidak setuju dengan

adanya Pansus.

Al Mansyur sebagai anggota Panmus mengusulkan untuk mengundang

Bupati terlebih dahulu. Dari situlah mullai perdebatan sengit, dalam jajak

pendapat, Bupati menyatakan setuju asalkan terbentuk menjadi dua kota,

akan tetapi itu tidak mungkin. Panmus membentuk Pokja tentang

pemekaran daerah (Pokja sebetulnya tidak dikenal di dalam tata tertib


DPRD periode th 2004-2009). Pokja kemudian menghasilkan kajian ilmiah

dari Prof. DR. Sadu Wasistiono lulusan Universitas Langlangbuana,

Bandung, terkait pemekaran daerah Kabupaten Tangerang.

Dalam rapat paripurna yang dilakukan anggota legislatif, diusulkan

beberapa nama untuk daerah pemekaran itu antara lain; Kota Cipasera, Kota

Ciputat, Kota Serpong, Kota Lengkong, dan Kota Tangerang Selatan. Dari

hasil voting saat itu, terpilihlah nama Kota Tangerang Selatan. Sedangkan

batas wilayah berdasarkan hasil kajian Prof DR Sadu Wasistiono yakni

mencakup Kec. Ciputat, Cisauk, Pamulang, Serpong, dan Pondok Aren.

Berarti wilayah Cipasera diusung mengurangkan Kec. Pagedangan.

Atas keputusan bersama, anggota DPRD terpecah dua bagian, ada yang

mengikuti rekomendasi Prof Sadu Wasistiono (tanpa Kec.Pagedangan) dan

satu lagi mengikuti aspirasi masyarakat (dengan Kec. Pagedangan). Di

dalam voting rapat paripurna, ternyata yang memilih tanpa Pagedangan

justru lebih banyak.

Sebagai langkah awal pembentukan Tangsel, Bupati Kabupaten

Tangerang memekarkan Kec. Cisauk menjadi Kec. Cisauk dan Kec. Setu,

Kec.Ciputat menjadi Kec. Ciputat dan Kec. Ciputat Timur, Kec.Serpong

menjadi Kec. Serpong dan Kec. Serpong Utara. Untuk Kecamatan Cisauk

setelah pemekaran, wilayahnya hanya berada di barat sungai Cisadane.

Sedangkan sisanya yang berada di Timur Sungai Cisadane adalah wilayah

Kec. Setu.
Pada akhirnya dalam rapat paripurna, ditetapkanlah pembentukan Kota

Tangsel dengan batas wilayah Sungai Cisadane. Surat persetujuan dari

DPRD dan Bupati setelah itu diserahkan kepada Gubernur Provinsi Banten

yang kemudian diserahkan berkasnya ke DPRD Propinsi Banten untuk

dibahas. Setelah proses persetujuan DPRD Provinsi, berkas tersebut

disampaikan ke Komisi II DPR-RI dan dibawa oleh Wakil Gubernur Banten

bersama Bupati Kabupaten Tangerang dan Pansus Pemekaran Daerah

DPRD Kabupaten Tangerang.

Pada tanggal 29 Oktober 2008, Kota Tangerang Selatan diresmikan

oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, dengan tujuh kecamatan

(Kec. Setu, Kec. Serpong, Kec. Serpong Utara, Kec. Pondok Aren, Kec.

Pamulang, Kec. Ciputat, dan Kec. Ciputat Timur) hasil pemekaran dari

Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten

Tangerang pada 27 Desember 2006.

PETA WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN

(Gambar)
2.2 Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk

pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten.

Pembentukan daerah otonom baru tersebut dilakukan dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing

daerah. Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten,

yaitu pada titik koordinat 106˚38’-106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30”-

06˚22’30” Lintang Selatan, memiliki Luas sebesar 147,19 Km2, dan

mempunyai 7 (tujuh) kecamatan yang terdiri atas 54 (lima puluh empat)

kelurahan (berdasarkan Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun

2012). Kota Tangerang Selatan terletak di sebelah Timur Provinsi Banten

dengan batas wilayah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tangerang

dan Provinsi DKI Jakarta; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi

DKI Jakarta dan Kota Depok Provinsi Jawa Barat; c. Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat;

dan di Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.1.

Kecamatan dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas
29,88 Km2 atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan,

sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas

14,80 Km2 atau 10,06%.

POTENSI FISIK DASAR KOTA TANGERANG SELATAN

N
Potensi Fisik Dasar Keterangan
o
1 Letak Geografis Sebelah Timur Provinsi Banten
2 Luas Wilayah 147,19 Km² atau 14.719 Ha
106°38' - 106°47' BT dan 06°13'30'' - 06°22'30''
3 Titik Koordinat
LS
4 Batas Sebelah Utara Kota Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta
Batas Sebelah
  Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok
Timur
Batas Sebelah
  Kota Depok dan Kabupaten Bogor
Selatan
  Batas Sebelah Barat Kabupaten Tangerang
5 Kecamatan 7 Kecamatan
  Kelurahan 49 Kelurahan
  Desa 5 Desa
Sumber : Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 (Tabel)

2.3 Visi dan Misi Kota Tangerang Selatan

Perumusan Visi dan Misi Kota Tangerang Selatan drumuskan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tangerang Selatan

2016-2021. Berdasarkan kondisi saat ini dan isu strategis pada lima tahun

mendatang yang secara dinamis mempengaruhi pembangunan kota, salah

satu diantaranya adalah smart city, kota layak huni dan pembangunan

berkelanjutan maka rumusan visi Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Tahun 2016-2021 adalah :


Visi : “TERWUJUDNYA TANGSEL KOTA CERDAS, BERKUALITAS

DAN BERDAYA SAING BERBASIS TEKNOLOGI DAN INOVASI”

Visi sebagai sebuah cita-cita perubahan kondisi yang didambakan juga

merupakan jawaban atas permasalahan dan isu strategis di Kota Tangerang

Selatan lima tahun kedepan. Untuk mencapai kondisi yang diinginkan

dalam kurun waktu lima tahun mnedatang, tentu banyak permasalahan

pembangunan yang akan dihadapi. Permasalahan ini mempengaruhi

pembangunan Kota Tangerang Selatan sehingga perlu diantisipasi. Berikut

ini penjelasan tentang permasalahan dengan visi yang dicita-citakan :

1. Kualitas Sumber Daya Manusia berkorelasi dengan bagian dari visi

Tangerang Selatan Cerdas

2. Pertumbuhan Penduduk berkorelasi Tangerang Cerdas dengan

penduduk yang terkendali dan tingkat pendidikan serta kesehatan yang

baik

3. Sarana dan Prasarana Wilayah berkorelasi dengan visi berkualitas

sehingga memiliki daya saing

4. Perekonomian Daerah berkorelasi dengan perekonomi yang berdaya

saing berbasis inovasi produk unggulan daerah

5. Kemiskinan dan Kesejahterahan Sosial berkorelasi dengan masyarakat

cerdas yang memiliki pendidikan, kesehatan dan kesejahterahan yang

baik
6. Tata Kelola Pemerintah berkorelasi dengan pengelolaan sistem

pemerintahan melalui aparatur yang cerdas berbasis teknologi dan

inovasi

Antara Visi dan Misi memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dan

saling terkait. Rumusan misi yang baik membantu lebih jelas penggambaran

visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya apa yang harus dilakukan.

Rumusan misi dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Tangerang Selatan 2016-2021 dikembangkan

dengan memperhatikan faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi

serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam

pembangunan daerah.

Dalam rangka mewujudkan visi maka perlu disusun misi yang

merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan keinginan kondisi tentang masa depan. Sesuai dengan

visi diatas maka dirumuskan misi Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk

periode 2016-2021 sebagai berikut :

1. Mengembangkan sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing.

2. Meningkatkan infrastruktur kota yang fungsional.

3. Menciptakan kota layak huni yang berwawasan lingkungan.

4. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis inovasi dan produk

unggulan.

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi

informasi.
2.4 Profil Singkat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Tangerang Selatan Nomor 72

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan

Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah bahwa Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan merupakan

Badan Tipe A yang menyelenggarakan unsur penunjang pelaksanaan urusan

keuangan dan aset daerah. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

Dasar hukum terbentuknya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Tangerang Selatan mengacu pada Undang-undang Nomor 51

Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Undang-

undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 201 Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Program dan kegiatan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

terdiri dari 5 jenis program, yaitu pengembangan pengelolaan keuangan

daerah terdapat 24 kegiatan, peningkatan pengelolaan aset daerah terdapat 6

kegiatan, perencanaan pembangunan daerah terdapat 1 kegiatan,

pengembangan sistem manajemen sumber daya aparatur terdapat 1 kegiatan,


pelayanan administrasi dan sarana prasarana perkantoran terdapat 1

kegiatan.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai rencana

kinerja dalam rangka mendukung keberhasilan kebijakan dan program

prioritas daerah Kota Tangerang Selatan dapat digambarkan ke dalam

rencana target kinerja program Tahun 2016-2021.

Berikut ini adalah rincian target kinerja Badan Pengelolaan Keuangan

Daerah Kota Tangerang Selatan :

1. Meningkatkan kualitas akuntabilitas laporan keuangan daerah dengan

indikator kinerja opini laporan keuangan Pemerintah Daerah.

2. Terselenggaranya operasional administrasi perkantoran dengan indikator

kinerja cakupan operasional administrasi perkantoran

Berikut ini target kinerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 :

1. Program pengembangan pengelolaan keuangan daerah dengan indikator

tersusunnya dokumen Raperda APBD sesuai ketentuan, tersusunnya

laporan pengendalian keuangan Pemerintah Daerah sesuai ketentuan,

tersusunnya laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai ketentuan.

2. Program perencanaan pembangunan daerah dengan indikator cakupan

perencanaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai

ketentuan.

3. Program pelayanan administrasi perkantoran dengan indikator cakupan

pelayanan administrasi perkantoran.


4. Program pengembangan sistem manajemen sumber daya aparatur

dengan indikator cakupan pengembangan sumber daya aparatur di

SKPD.

Komposisi kepegawaian Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah per

bidang adalah sebagai berikut :

No Bidang Komposisi Jumlah %


PNS TKS

1 Sekretariat 13 24 37 31,90

2 Anggaran 6 7 15 12,93
3 Perbendaharaan 14 8 22 18,97

4 Akuntansi 6 5 11 9,48

5 Aset 13 18 31 26,72

Jumlah 57 64 116 100,00

Tabel Komposisi Pegawai BPKAD Kota Tangerang Selatan (tabel)

2.5 Visi dan Misi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Visi : Menjadi instansi yang andal, sistematis, dan akuntabel dalam

pengelolaan pendapatan keuangan dan aset daerah.

Misi :

4. Meningkatkan pengelolaan pendapatan daerah

5. Mengembangkan pengelolaan anggaran belanja daerah

6. Meningkatkan pengelolaan aset daerah


2.6 Bidang Terkait

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas membantu Kepala Badan

dalam melaksanakan pengelolaan perbendaharaan. Bidang Perbendaharaan

dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam menjalankan tugasnya berada

dibawah dan bertanggungjawab pada Kepala Badan. Kepala Bidang

Perbendaharaan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam

menyusun kebijakan dan perencanaan serta menyelenggarakan kegiatan di

Bidang Perbendaharaan I, Perbendaharaan II dan Kas Daerah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Bidang Perbendaharaan terdiri dari Seksi Perbendaharaan I, Seksi

Perbendaharaan II dan Seksi Kasda. Setiap seksi memiliki tugas dan fungsi

masing-masing serta bertanggung jawab membantu Kepala Bidang

Perbendaharaan dalam menjalankan tugasnya di Bidang Perbendaharaan.

1. Kepala Seksi Perbendaharaan memiliki tugas sebagai berikut :

 Menyiapkan pelaksanaan kegiatan Perbendaharaan I meliputi

Perangkat Daerah Perencanaan Pembangunan, Kependudukan dan

Catatan Sipilm Pemberdayaan Perempuan dan Perindungan Anak,

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Sosial Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah, Penanaman Modal, Kesatuan Bangsa dan

Politik, Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi

Keuangan Statistik, Kearsipan, Komunikasi dan Informatika,

Perpustakaan, Kehutanan, Perdagangan dan Industri.


 Menyiapkan pelaksanaan proses pencairan dana atas belanja daerah

terkait kegiatan Perbendaharaan I

 Menyiapkan pelaksanaan penelitian dan pengujian setiap Surat

Permintaan Pembayaran, Surat Perintah Pembayaran atas beban

pengeluaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung sesuai

ketentuan yang berlaku terkait kegiatan Perbendaharaan I

 Melaksanakan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas

Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terkait kegiatan

Perbendaharaan I

 Menghimpun dan meneliti atas perubahan data gaji dan tunjangan

Pegawai Negeri Sipil

 Melaksanakan penerbitan surat keterangan pemberhentian

pembayaran gaji dan tunjangan

 Melakukan rekonsiliasi belanja pegawai atas setoran iuran wajib

Pegawai, tabungan perumahan, asuransi Kesehatan, jaminan

kecelakaan kerja dan jaminan kematian terkait kegiatan

Perbendaharaan I

 Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan arsip di lingkup

Seksi Perbendaharaan I

 Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas

pegawai pada Seksi Perbendaharaan I

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan sesuai dengan tugas

2. Kepala Seksi Perbendaharaan II memiliki tugas sebagai berikut :


 Menyiapkan pelaksanaan kegiatan Pebendaharaan II meliputi

Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum, Perumahan, Lingkungan

Hidup, Penata Ruang, Pertanahan, Ketenagakerjaan, Kebudayaan,

Kepemudaan dan Olahraga, Ketahanan Pangan, Perhubungan,

Pertanian, energi dan Sumber Daya Mineral, Pariwisata, Kelautan

dan Perikanan dan Ketransmigrasian.

 Menyiapkan pelaksanaan proses pencairan dana atas belanja daerah

terkait kegiatan Perbendaharaan II

 Menyiapkan pelaksanaan penelitian dan pengujian setiap Surat

Permintaan Pembayaran, Surat Perintah Pembayaran atas beban

pengeluaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung sesuai

ketentuan yang berlaku terkait kegiatan Perbendaharaan II

 Melaksanakan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas

Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terkait kegiatan

Perbendaharaan II

 Menghimpun dan meneliti atas perubahan data gaji dan tunjangan

Pegawai Negeri Sipil

 Melaksanakan penerbitan surat keterangan pemberhentian

pembayaran gaji dan tunjangan

 Melakukan rekonsiliasi belanja pegawai atas setoran iuran wajib

Pegawai, tabungan perumahan, asuransi Kesehatan, jaminan

kecelakaan kerja dan jaminan kematian terkait kegiatan

Perbendaharaan II
 Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan arsip di lingkup

Seksi Perbendaharaan II

 Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas

pegawai pada Seksi Perbendaharaan II

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan sesuai dengan tugas

3. Kepala Seksi Kasda memiliki tugas sebagai berikut :

 Menyiapkan bahan perumusan kebijakan strategis dan teknis

pedoman norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkup Seksi

Kas Daerah;

 Menyusun perencanaan dan pelaksanaan program dan anggaran di

lingkup Seksi Kas Daerah;

 Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan

pelaksanaan urusan Seksi Kas Daerah;

 Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan

pelaksanaan tugas pegawai di lingkup Seksi Kas Daerah;

 Menyiapkan bahan materi dan melaksanakan bimbingan teknis dan

sosialiasi Kas Daerah;

 Menyiapkan pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan

meliputi penyusunan anggaran kas, penyediaan dana, pencairan,

pembukuan dan pelaporan pertanggungjawaban Kas Daerah;

 Melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan penerimaan dan

pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah oleh Bank

dan/atau Lembaga keuangan yang telah di tunjuk;


 Melaksanakan rekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah dengan pihak satuan kerja dan

bank;

 Menyiapkan dokumen penempatan kas Daerah;

 Melaksanakan pengelolaan investasi Daerah setara kas;

 Menyiapkan laporan pengawasan terhadap pemotongan atau

pemungutan dan penyetoran pajak yang dilakukan oleh bendahara

pengeluaran Perangkat Daerah berupa Daftar Transaksi Harian dan

Rekapitulasi Transaksi Harian;

 Menyiapkan laporan posisi kas bulanan dan perkiraan belanja

operasi dan belanja modal;

 Melaksanakan penerimaan dan pengeluaran uang Daerah

berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana;

 Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan arsip di lingkup

Seksi Kas Daerah;

 Menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas

pegawai pada Seksi Kas Daerah;


 Melaksanakan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan

tugas.

Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (tabel)

Anda mungkin juga menyukai