PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kompas.com, “Kejagung Tahan Tersangka Kasus Pertamina Edward Seky Soeryadjaya”, diakses dari
https://nasional.kompas.com/kejagung-tahan-tersangka-kasus-pertamina-edward-seky-soeryadjaya.html pada
tanggal 22 September 2019
2
Malvyandie Haryadi, “Pengamat Sebut Modus Korupsi Dana Pensiun Pertamina Termasuk Jarang Ditemukan”,
Tribun News, diakses dari https://kabar24.bisnis.com/mantan-dirut-dapen-pertamina-ditahan-ini-kronologi-
kerugian-negara.html, pada tanggal 22 September 2019.
bertempat di Kantor Ortus Holdings di Jalan Teluk Bitung No. 38 Jakarta (kantor
Edward S. Soerdjaya) oleh Muhammad Helmi Kamal Lubis, Bety (Komisaris
Utama PT MDS) dan Edward S. Soerdjaya.
Pada waktu antara bulan Oktober 2014 sampai November 2014 Muhammad
Helmi Kamal Lubis menyampaikan kepada Bety bahwa DP Pertamina akan
melakukan pembelian saham PT. Sugih Energy Tbk dengan permintaan
mendapat diskon harga minimal sebesar 25% dari harga pasar dan Muhammad
Helmi Kamal Lubis juga meminta imbalan sebesar 5% sampai dengan 8% dari
nilai transaksi pembelian saham PT. Sugih Energy Tbk oleh DP Pertamina.
Kemudian, Muhammad Helmi Kamal Lubis menyuruh Bety untuk membuat surat
penawaran penjualan saham PT. Sugih Energy Tbk kepada DP Pertamina.
3
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan NOMOR : 07/Pid.Sus-TPK/2018/PT.DKI, diakses
dari putusan.mahkamahagung.id pada tanggal 30 Septemer 2019.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahaluan yang telah dipaparkan maka dari itu rumusan
masalah yang dapat diangkat sebagai berikut :
1. Aturan atau norma apa yang dilanggar berdasarkan perbuatan pelaku ?
2. Bagaimana mekanisme penegakannya ?
3. Berapa ancaman maksimal pelaku ?
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan yang dilanggar oleh Muhammad Helmi Kamal Lubis dalam kasus
tindak pidana korupsi adalah :
1. Pasal 2 ayat 1 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55
ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
2. Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 jo
Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
3. Pasal 12 huruf a UU N0. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20
Tahun 2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana
4. Pasal 12 huruf b UU N0. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20
Tahun 2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana Korupsi ;
5. Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20 Tahun
2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana Korupsi
6. Pasal 11 UU N0. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20 Tahun
2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana Korupsi.4
Unsur Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan,
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)5
1. Setiap Orang
Muhammad Helmi Kamal Lubis yang berstatus sebagai penyelenggara
Negara (Presiden Direktur Dana Pensiun PT. Pertamina Persero)
2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi
dengan menguntungkan diri sendiri yaitu Edward S. Soeryadjaya atau
suatu korporasi yaitu PT. Ortus Holdings Ltd
3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang
ada padanya
Yaitu Muhammad Helmi Kamal Lubis menggunakan jabatannya selaku
Presiden Direktur Dana Pensiun PT. Pertamina Persero melakukan
pembelian saham SUGI menggunakan Dana Pensiun Pertamina tanpa
persetujuan Direktur Keuangan dan Investasi.
4. Karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang dapat merugikan
keuangan Negara atau perekonomian Negara.
4
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan NOMOR : 07/Pid.Sus-TPK/2018/PT.DKI, diakses
dari putusan.mahkamahagung.id pada tanggal 30 Septemer 2019.
5
Undang-undang No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
yang mengakibatkan kerugian keuangan negara pada DP Pertamina
sebesar sebesar Rp.599.426.883.540,00 (lima ratus Sembilan puluh
Sembilan milyar empat ratus dua puluh enam juta delapan ratus delapan
puluh tiga ribu lima ratus empat puluh rupiah) dari kekayaan DP
Pertamina berupa uang tunai yang digunakan untuk membeli saham
SUGI sebesar Rp59.999.990.040,00 dan kerugian dari kekayaan DP
Pertamina berupa saham-saham yang di lepas untuk pertukaran saham
SUGI sebesar Rp541.839.112.200,00 dikurangi atas penjualan Repo
Saham SUGI bulan Juni 2016 sebesar Rp2.412.218.700,00
sebagaimana Laporan suai Surat Anggota VII Badan Pemeriksa
Keuangan RI Nomor :59/S/IX/06/2017 tanggal 2 Juni 2017 dan kerugian
negara yang dihitung dalam Pembayaran pekerjaan jasa konsultan
untuk pembelian saham ELSA kepada PT CLSA Indonesia
Rp.864.000.000,- (delapan ratus enam puluh empat juta rupiah) dan
Pembayaran denda ACS kepada broker PT Sucorinvest Central Gani
sebesar Rp.11.956.024.791 (sebelas milyar Sembilan ratus lima puluh
enam juta dua puluh empat ribu tujuh ratus Sembilan puluh satu rupiah)
sehingga total kerugian negara pada PD Pertamina
Rp.612.106.408.331 (enam ratus duabelas milyar seratus enam juta
empat ratus delapan ribu tiga ratus tiga puluh satu rupiah) atau
setidaktidaknya sekitar jumlah tersebut.
6
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan NOMOR : 07/Pid.Sus-TPK/2018/PT.DKI, diakses
dari putusan.mahkamahagung.id pada tanggal 30 Septemer 2019.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kasus Korupsi merupakan masalah yang serius di Indonesia yang sulit untuk diberantas.
Segala lembaga dan peraturan dikeluarkan untuk memberantas adanya koruptor di Indonesia
namun dalam hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa korupsi masih ada di depan mata rakyat
Indonesia. Seperti pada kasus ini Muhammad Helmi Kamal Lubis selaku Presiden Direktur Dana
Pensiun PT. Pertamina Persero bersama beberapa rekannya menjalankan pembelian jual beli
saham dimana dalam penginvestasian ini diperlukannya usul, pertimbangan, dan persetujuan
manajer Investasi dan Direktur Manajer dan Investasi. Serta pembelian saham terkait
memberikan keuntungan lain kepada Muhammad Helmi Kamal Lubis secara pribadi yang
mendapatkan fee terhadap pembelian saham SUGI dan penjualan saham PT. Pertamina
Persero kepada pihak lainnya. Namun, yang terjadi ketika saham ini sudah dibeli oleh PT.
Pertamina Persero menggunaka Dana Pensiun nilai saham tersebut turun secara drastis yang
akhirnya membawa kerugian dalam bidang investasi sehingga BEI mengeluarkan surat suspensi.
Dalam pembuktian Muhammad Helmi Kamal Lubis dibuktikan bersalah dan terbukti melanggar
peraturan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP akhirnya diancam dengan hukuman 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda
sebesar Rp. 250.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
DAFTAR PUSTAKA