Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi merupakan salah satu masalah yang serius di Indonesia. Aktor


koruptor ini diperankan oleh pejabat-pejabat Negara yang tidak memiliki rasa puas
terhadap kekuasaan yang didudukinya saat ini. Salah satu koruptor yang terjerat
pada salah satu kasus korupsi yang tertangkap pada tahun 2018 yaitu Muhammad
Helmi Kamal Lubis sebagai Presiden Direktur Dana Pensiun PT. Pertamina
Persero dimana Pertamina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara.
Kasus tersebut bermula pada pertengahan 2014. Edward yang juga Direktur Ortus
Holding Ltd berkenalan dengan Presiden Direktur Dana Pensiun Pertama
Muhammad Helmi Kamal Lubis1. Dalam kasus ini Muhammad Helmi Kamal Lubis
terjerat kasus korupsi pengelolaan dana pensiun PT. Pertamina Persero dimana
selaku Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina bersama Edward S.
Soeryadjaya selaku Direktur Ortus Holding Ltd.

Perkenalan tersebut berlanjut ke hubungan bisnis antara Muhammad Helmi


Kamal Lubis dan Edward S. Soerdjaya. Hingga pada pertengahan 2014 telah
terjadi transaksi pembelian saham PT. Sugih Energy Tbk menggunakan dana
pensiun PT. Pertamina Persero2.

Transaksi pembelian saham tersebut melalui PT. Millenium Danatama


Sekuritas (PT MDS) sebagai perantara pedagang efek dan merealisasikan
pembelian tersebut. Dalam hal ini terjadi pertemuan pada pertengahan tahun 2014

1
Kompas.com, “Kejagung Tahan Tersangka Kasus Pertamina Edward Seky Soeryadjaya”, diakses dari
https://nasional.kompas.com/kejagung-tahan-tersangka-kasus-pertamina-edward-seky-soeryadjaya.html pada
tanggal 22 September 2019

2
Malvyandie Haryadi, “Pengamat Sebut Modus Korupsi Dana Pensiun Pertamina Termasuk Jarang Ditemukan”,
Tribun News, diakses dari https://kabar24.bisnis.com/mantan-dirut-dapen-pertamina-ditahan-ini-kronologi-
kerugian-negara.html, pada tanggal 22 September 2019.
bertempat di Kantor Ortus Holdings di Jalan Teluk Bitung No. 38 Jakarta (kantor
Edward S. Soerdjaya) oleh Muhammad Helmi Kamal Lubis, Bety (Komisaris
Utama PT MDS) dan Edward S. Soerdjaya.

Dalam pertemuan tersebut Bety memperkenalkan Edward S. Soerdjaya


kepada Muhammad Helmi Kamal Lubis bahwa Edward S. Soerdjaya merupakan
salah satu pemegang saham PT. Sugih Energy Tbk lalu Edward S. Soerdjaya
mengajak Muhammad Helmi Kamal Lubis agar PT. Pertamina Persero bergabung
menjadi pemegang saham PT. Sugih Energy Tbk, atas ajakan tersebut apabila
disetujui Edward S. Soerdjaya menyampaikan agar Muhammad Helmi Kamal
Lubis melakukan negosiasi dengan Bety terkai harga pembelian saham PT. Sugih
Energy Tbk. Pada sisi lain Edward S. Soerdjaya mengetahui bahwa saham
tersebut dalam keadaan jaminan repo (kontrak jual atau beli efek dengan janji beli
atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan) milik Ortus
Holdings Ltd.

Setelah pertemuan tersebut sebelum Muhammad Helmi Kamal Lubis


menindaklanjuti pembelian saham PT. Sugih Energy Tbk oleh Dana Pensiun
Pertamina terjadi pertemuan beberapa kali dengan Bety di Restoran Sumire,
Grand Hyatt dan En Dinning Plaza Indonesia untuk melakukan proses negosiasi
dengan inti pembicaraan penyampaian informasi kepada Muhammad Helmi
Kamal Lubis bahwa kondisi saham PT. Sugih Energy Tbk dalam kondisi sebagai
jaminan repo dan harga di pasar regular telah direkayasa agar tetap memiliki nilai
ekonomis.

Pada waktu antara bulan Oktober 2014 sampai November 2014 Muhammad
Helmi Kamal Lubis menyampaikan kepada Bety bahwa DP Pertamina akan
melakukan pembelian saham PT. Sugih Energy Tbk dengan permintaan
mendapat diskon harga minimal sebesar 25% dari harga pasar dan Muhammad
Helmi Kamal Lubis juga meminta imbalan sebesar 5% sampai dengan 8% dari
nilai transaksi pembelian saham PT. Sugih Energy Tbk oleh DP Pertamina.
Kemudian, Muhammad Helmi Kamal Lubis menyuruh Bety untuk membuat surat
penawaran penjualan saham PT. Sugih Energy Tbk kepada DP Pertamina.

Pada 6 November 2014, Andy Purnomo Anthony selaku Direktur PT.


Millenium Danatama Sekuritas mengirimkan surat penawaran penjumlahan
saham PT. Sugih Energy Tbk sejumlah 315.955.766 lembar dengan diskonto 25%
dari harga pasar saham yaitu senilai Rp. 316 perlembar senilai Rp.
100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah) dengan jangka waktu 12 bulan dan
memberikan jaminan pembelian saham kembali (buy back quarantee) dengan
harga Rp. 422 per lembar.

Terkait transaksi pembelian saham dimana harus melalui memorandum yang


diusulkan oleh tim investasi. Nyatanya, Sofyan Hermansyah selaku Manajer
Investasi PT. Pertamina Persero tidak pernah mengusulkan pembelian dan tidak
pernah dilakukan kajian atas saham SUGI. Pada tanggal 22 Desember 2014
Muhammad Helmi Kamal Lubis memerintahkan Manajer Investasi untuk
melakukan pembelian saham SUGI melalui pasar negosiasi dengan broker PT.
Millenium Danatama Sekuritas melalui cara transaksi repo

Pada tanggal 29 Desember 2014, Muhammad Helmi Kamal Lubis


memerintahkan Hadi Budi Yulianto selaku Pjs Presdir DP Pertamina untuk
melakukan transaksi pembelian saham SUGI dengan menandatangani Perjanjian
Penjualan dan Pembelian Kembali Saham dengan Ivan Lius selaku Direktur
Utama PT. Bumimas Inti Cemerlang sebagai pihak penjua dan Andy Purnomo
Anthony selaku Direktur Utama PT. Millenium Danatama Sekuritas sebagai broker
dan transaksi pembelian saham SUGI terjadi dengan sejumlah 311.526.480
lembar saham dengan harga penjualan Rp. 321. Perlembar dengan pembelia total
Rp. 100.000.000.000,- yang dibagi dalam 2 (dua) termin dan akan melakukan
pembelian kembali 12 bulan dari tanggal pembelian dengan harga pembelian
kembali Rp 428 per lembar. Perjanjian terssebut telah ditindaklanjuti pada tanggal
30 Desember 2014 dengan melakukan realisasi transaksi pembelian saham SUGI
sejumlah 155.763.240 lember dengan harga Rp. 321 per lembar dengan total
pembayaran tunai senilai Rp. 50.000.000.000,- kepada pihak PT. Bumimas Inti
Cemerlang melalui broker PT. Millenial Danatama Sekuritas. Dalam hal ini,
Muhammad Kamal Lubis tidak memperhitungkan keamanan investasi dan tidak
pernah melakukan pengecekan kemampuan keuangan PT. Bumimas Inti
Cemerlang.

Pada tanggal 10 April 2015 Muhammad Kamal Lubis melakukan transaksi


dengan pihak PT. Millenium Dana Sekuritas secara langsung telah melakukan
kesepakatan pembelian saham SUGI sejumlah 33.333.300 lember dengan harga
Rp. 300 per lember dengan total senilai Rp. 9.999.990.000,- melalui pasar
negosiasi dimana Sofjan Hermansyah selaku Manajer Investasi tidak pernah
mengajukan adanya usulan pembelian saham SUGI dan tanpa persetujuan Sjahril
Samad selaku Direktur Keuangan dan Investasi.

Setelah semua transaksi pembelian saham SUGI oleh Dana Pensiun


Pertamina tersebut Muhammad Helmi Kamal Lubis telah menerima uang sebagai
imbalan dari Bety untuk setiap transaksi pembelian saham SUGI oleh DP
Pertamina dengan keseluruhan penerimaan sejumlah SGC706,426.00 dan
USD2129,633.00.

Saham SUGI yang telah dibeli Dapen Pertamina mengalami penurunan


harga yang signifikan dan PT. BEI telah mengeluarkan pengumuman mulai 24
Agustus 2916 s.d pengumuman bursa lebih lanjut terkait penghentian
perdagangan (suspensi) saham SUGI di pasar regular dan pasar tunai yang harga
saham SUGI pada saat suspense menjadi Rp. 114,00 per lembar.

Dari perbuatan Muhammad Helmi Kamal Lubis menyebabkan kerugian


keuangan pada Dapen Pertamina sebesar Rp. 612.106.408.331 atau setidak-
tidaknya sekitar jumlah tersebut.3

3
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan NOMOR : 07/Pid.Sus-TPK/2018/PT.DKI, diakses
dari putusan.mahkamahagung.id pada tanggal 30 Septemer 2019.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahaluan yang telah dipaparkan maka dari itu rumusan
masalah yang dapat diangkat sebagai berikut :
1. Aturan atau norma apa yang dilanggar berdasarkan perbuatan pelaku ?
2. Bagaimana mekanisme penegakannya ?
3. Berapa ancaman maksimal pelaku ?
BAB II

PEMBAHASAN

 Peraturan yang dilanggar oleh Muhammad Helmi Kamal Lubis dalam kasus
tindak pidana korupsi adalah :
1. Pasal 2 ayat 1 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55
ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
2. Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 jo
Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
3. Pasal 12 huruf a UU N0. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20
Tahun 2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana
4. Pasal 12 huruf b UU N0. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20
Tahun 2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana Korupsi ;
5. Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20 Tahun
2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana Korupsi
6. Pasal 11 UU N0. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU N0. 20 Tahun
2001 tentang perubahaan atas UU N0.31 Tahun 1999 Tentang
Pembarantasan Tindak Pidana Korupsi.4
 Unsur Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan,
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)5
1. Setiap Orang
Muhammad Helmi Kamal Lubis yang berstatus sebagai penyelenggara
Negara (Presiden Direktur Dana Pensiun PT. Pertamina Persero)
2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi
dengan menguntungkan diri sendiri yaitu Edward S. Soeryadjaya atau
suatu korporasi yaitu PT. Ortus Holdings Ltd
3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang
ada padanya
Yaitu Muhammad Helmi Kamal Lubis menggunakan jabatannya selaku
Presiden Direktur Dana Pensiun PT. Pertamina Persero melakukan
pembelian saham SUGI menggunakan Dana Pensiun Pertamina tanpa
persetujuan Direktur Keuangan dan Investasi.
4. Karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang dapat merugikan
keuangan Negara atau perekonomian Negara.

4
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan NOMOR : 07/Pid.Sus-TPK/2018/PT.DKI, diakses
dari putusan.mahkamahagung.id pada tanggal 30 Septemer 2019.
5
Undang-undang No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
yang mengakibatkan kerugian keuangan negara pada DP Pertamina
sebesar sebesar Rp.599.426.883.540,00 (lima ratus Sembilan puluh
Sembilan milyar empat ratus dua puluh enam juta delapan ratus delapan
puluh tiga ribu lima ratus empat puluh rupiah) dari kekayaan DP
Pertamina berupa uang tunai yang digunakan untuk membeli saham
SUGI sebesar Rp59.999.990.040,00 dan kerugian dari kekayaan DP
Pertamina berupa saham-saham yang di lepas untuk pertukaran saham
SUGI sebesar Rp541.839.112.200,00 dikurangi atas penjualan Repo
Saham SUGI bulan Juni 2016 sebesar Rp2.412.218.700,00
sebagaimana Laporan suai Surat Anggota VII Badan Pemeriksa
Keuangan RI Nomor :59/S/IX/06/2017 tanggal 2 Juni 2017 dan kerugian
negara yang dihitung dalam Pembayaran pekerjaan jasa konsultan
untuk pembelian saham ELSA kepada PT CLSA Indonesia
Rp.864.000.000,- (delapan ratus enam puluh empat juta rupiah) dan
Pembayaran denda ACS kepada broker PT Sucorinvest Central Gani
sebesar Rp.11.956.024.791 (sebelas milyar Sembilan ratus lima puluh
enam juta dua puluh empat ribu tujuh ratus Sembilan puluh satu rupiah)
sehingga total kerugian negara pada PD Pertamina
Rp.612.106.408.331 (enam ratus duabelas milyar seratus enam juta
empat ratus delapan ribu tiga ratus tiga puluh satu rupiah) atau
setidaktidaknya sekitar jumlah tersebut.

 Prosedur penegakan hukum


Mekanisme penegakan hukum mengenai penghitungan kerugian keuangan
Negara dilaksanakan oleh Badan Permeriksaan Keuangan atau lebih
tepatnya pengelolaan dan tanggungjawab keungan Negara sesuai dengan
Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Negara.
Pada kasus ini, penyidikan oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia
dimana sesuai dengan Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang No. 16 Tahun
2004 tentang kejaksaan bahwa penyidikan dapat dilakukan oleh Kejaksaan
Agung Republik Indonesia pada perkara tindak pidana korupsi. Dimana
sesuai dengan Pasal 6 KUHAP bahwa penyidik adalah pejabat pegawai
negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.
Setelah penyidikan, sesuai dengan Pasal 14 KUHAP bahwa penuntut
umum menerima berkas penyidik dimana dalam kasus ini penuntut umum
berasal dari Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.
Setelah berkas dinyatakan lengkap atau P-21 maka berkas dilimpahkan ke
Pengadilan Negeri dimana dalam kasus ini bahwa Pengadilan negeri yang
berwenanng menangani kasus ini adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

 Ancaman maksimal pemidanaan


Sesuai dengan pasal 3 bahwa
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan,
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
Dalam Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat No. 107/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Jkt.Pst. tanggal 29
Januari 2018 bahwa Muhammad Helmi Kamal Lubis telah terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara
bersama-sama dalam hal ini penyertaan terhadap Bety dan Edward S.
Soerdjaya melakukan tindak pidana korupsi yang memenuhi unsur Pasal 3
jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1)
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Putusan Pemidanaan
Muhammad Helmi Kamal Lubis pada nomor 4 dan 5 yaitu :
- Menjatuhkan pidana oleh karenanya terhadap Terdakwa
MUHAMMAD HELMI KAMAL LUBIS dengan pidana penjara
selama 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar
Rp. 250.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan
apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana
kurungan selama 3 (tiga) bulan;
- Menjatuhkan pidana tambahan berupa uang pengganti terhadap
Terdakwa sebesar Rp. 46.212.842.853 (empat puluh enam miliar
dua ratus dua belas juta delapan ratus empat puluh dua ribu
delapan ratus lima puluh tiga rupiah) selambat-lambatnya satu
bulan setelah putusan ini memperoleh kekuatan hukum tetap6

6
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan NOMOR : 07/Pid.Sus-TPK/2018/PT.DKI, diakses
dari putusan.mahkamahagung.id pada tanggal 30 Septemer 2019.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Kasus Korupsi merupakan masalah yang serius di Indonesia yang sulit untuk diberantas.
Segala lembaga dan peraturan dikeluarkan untuk memberantas adanya koruptor di Indonesia
namun dalam hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa korupsi masih ada di depan mata rakyat
Indonesia. Seperti pada kasus ini Muhammad Helmi Kamal Lubis selaku Presiden Direktur Dana
Pensiun PT. Pertamina Persero bersama beberapa rekannya menjalankan pembelian jual beli
saham dimana dalam penginvestasian ini diperlukannya usul, pertimbangan, dan persetujuan
manajer Investasi dan Direktur Manajer dan Investasi. Serta pembelian saham terkait
memberikan keuntungan lain kepada Muhammad Helmi Kamal Lubis secara pribadi yang
mendapatkan fee terhadap pembelian saham SUGI dan penjualan saham PT. Pertamina
Persero kepada pihak lainnya. Namun, yang terjadi ketika saham ini sudah dibeli oleh PT.
Pertamina Persero menggunaka Dana Pensiun nilai saham tersebut turun secara drastis yang
akhirnya membawa kerugian dalam bidang investasi sehingga BEI mengeluarkan surat suspensi.
Dalam pembuktian Muhammad Helmi Kamal Lubis dibuktikan bersalah dan terbukti melanggar
peraturan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP akhirnya diancam dengan hukuman 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan dan pidana denda
sebesar Rp. 250.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
DAFTAR PUSTAKA

Kompas.com, diakses dari https://nasional.kompas.com/kejagung-tahan-tersangka-


kasus-pertamina-edward-seky-soeryadjaya.html pada tanggal 22 September 2019

Malvyandie Haryadi, “Pengamat Sebut Modus Korupsi Dana Pensiun Pertamina


Termasuk Jarang Ditemukan”, Tribun News, diakses dari
https://kabar24.bisnis.com/mantan-dirut-dapen-pertamina-ditahan-ini-kronologi
kerugian-negara.html, pada tanggal 22 September 2019.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan NOMOR : 07/Pid.Sus-


TPK/2018/PT.DKI, diakses dari putusan.mahkamahagung.id pada tanggal 30
Septemer 2019.

Undang-undang No. 20 Tahun 2001 Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun


1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai