Anda di halaman 1dari 5

Hal : PERMOHONAN PRA PERADILA

Lamp. : Surat Kuasa

Kepada Yth.

KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL

Di-

BANTUL

Untuk dan atas serta kepentingan Hukum :

SUBARNO, Laki-Laki, umur 21 Tahun, Warga Negara Indonesia, beragama Islam,

pekerjaan Mahasiswa, bertempat tinggal di Jalan Cinderamata No. 50 Bantul

Dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya berdasarkan surat kuasa bermeterai cukup

tertanggal 30 Januari 2020, dengan memberikan kuasa kepada

ANISSA DITYA IFADA, S.H., M.H.

ADVOKAT/PENGACARA – KONSULTAN HUKUM

Berlamat dikantor “ADIFA & PARTNERS LAW FIRM”

Jl. Menteri Supeno No. 123 Yogyakarta

Untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PEMOHON.

Dengan ini mengajukan Permohonan Praperadilan Terhadap :

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA cq KEPALA KEPOLISAN REPUBLIK

INDONESIA cq KAPOLDA DIY cq KAPOLRES BANTUL, alamat di Jalan Jend. Sudirman

No. 202, Bejen, Bantul, Kec. Bantul, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55711, Penyidik,

Penyidik Pembantu, selanjutnya disebut sebagai TERMOHON

Adapun yang menjadi alasan Permohonan PEMOHON adalah sebagai berikut :

1. Penetapan Tersangka Terhadap Pemohon Tidak Sah


1.1. Bahwa dalam hal ini penyidik selaku TERMOHON tidak mengirimkan Surat

Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada PEMOHON. Dalam hal

ini TERMOHON telah melanggar Perubahan atas Putusan MK dengan Nomor:

130/PUU-XIII/2015, yang intinya menyatakan bahwa “penyidik wajib

memberitahukan dan menyerahkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan

kepada Penasihat Hukum, Terlapor, Korban/Pelapor dalam waktu paling lambat

tujuh hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah Penyidikan.”;

Seharusnya pihak TERMOHON memberikan Surat Pemberitahuan Dimulainya

Penyidikan untuk memberikan perkembangan dari kasus tersebut, yang mana

hal tersebut merupakan hak dari PEMOHON;

1.2. Bahwa ditetapkannya PEMOHON sebagai TERSANGKA oleh TERMOHON

tanpa mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ialah

merupakan pelanggaran hukum yang jelas dan sudah sepatutnya peenetapan

TERSANGKA yang diterbitkan oleh TERMOHON dinyatakan tidak sah

dan/atau cacat hukum dengan segala akibat hukum yang ditimbulkannya;

1.3. Bahwa menurut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014

menganggap bahwa syarat minimum dua alat bukti dan pemeriksaan calon

tersangka untuk transparansi dan perlindungan hak asasi seseorang agar

sebelum seseorang ditetapkan sebagai tersangka telah dapat memberi

keterangan secara seimbang. Sedangkan TERMOHON sama sekali tidak pernah

melakukan pemeriksaan kepada PEMOHON dan tidak memiliki bukti

permulaan yang cukup untuk menetapkan PEMOHON sebagai Tersangka.

2. Penangkapan Tidak Sah

2.1. Bahwa pada 24 Januari 2020, dilakukannya Penangkapan oleh Penyidik

Kepolisan Resort Bantul. Dimana TERMOHON mendatangi kediaman


PEMOHON pada tanggal tersebut sekitar pukul 21.30 WIB, yang pada saat itu

PEMOHON sedang beristirahat dikediamannya.

2.2. Bahwa sebelum dilakukannya Penangkapan ketika TERMOHON membawa

PEMOHON dari kediamannya, TERMOHON sama sekali tidak menunjukkan

identitas diri dan Surat Perintah Penangkapan;

2.3. Bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (1) KUHAP PEMOHON berhak untuk

mendapatkan penjelasan singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan

kepadanya, serta TERMOHON juga tidak memperlihatkan Surat Perintah

Penangkapan. Setelah ditangkap dengan memborgol tangan PEMOHON dan

dibawa secara paksa oleh 4 orang Penyidik Kepolisian Resort Bantul dari

kediamannya ditangkap dengan tidak ditunjukkannya Surat Perintah

Penangkapan dengan. Yang mana cara penangkapan yang dilakukan oleh

TERMOHON telah melanggar Pasal 18 ayat (1) KUHAP;

2.4. Berdasarkan tindakan dari TERMOHON dalam melakukan penangkapan tidak

mengabulkan hak-hak PEMOHON yang diatur secara tegas oleh KUHAP,

sehingga hal ini menjadikan salah satu tindakan TERMOHON tidak

menghormati asas praduga tidak bersalah (presumption of innocence), maka

dari itu perlu dipertimbangkan dalam PENANGKAPAN terhadap PEMOHON

yang dilakukan oleh TERMOHON;

3. Penahanan Terhadap Pemohon Tidak Sah

3.1. Bahwa dalam hal ini TERMOHON melakukan penahanan dan pemeriksaan

terhadap PEMOHON selama 1x24 jam dan langsung melakukan penahanan dan

memasukkannya secara paksa kedalam Rutan padahal tanpa harus dipaksa

PEMOHON telah bersikap kooperatif dan akan mengikuti perintah yang

diberikan oleh TERMOHON;


3.2. Terjadi Penahanan terhadap seseorang meskupun Penyidik telah memberikan

Surat Perintah Penahanan kepada Tersangka tersebut, akan tetapi apabila Surat

Perintah Penahanan tersebut TIDAK JELAS menguraikan dan secara tegas

dimaksudkan untuk menahan Tersangka, maka penahanan tersebut tidak sesuai

dengan ketentuan Pasal 21 ayat (2) KUHAP

4. Permintaan Ganti Rugi dan Rehabilitasi terhadap Pemohon

4.1. Bahwa berdasarkan Pasal 81 KUHAP, permintaan ganti kerugian dan atau

rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan dapat diajukan

oleh penyidik atau penuntut umum atau pihak ketiga yang berkepentingan

kepada ketua pengadilan negeri dengan menyebut alasannya;

4.2. Bahwa setelah dilakukan penangkapan, PEMOHON diancam oleh

TERMOHON untuk mengakui perbuatannya dengan melakukan penyiksaan dan

penganiayaan, hal ini berdasarkan hasil Surat Visum Et Repertum pada tanggal

26 Januari 2020 yang dikeluarkan oleh RSUD Bantul yang menyatakan bahwa

PEMOHON telah mengalami luka berat akibat pemukulan dan penganiayaan;

4.3. Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka secara jelas dan nyata tindakan

TERMOHON menetapkan PEMOHON sebagai Tersangka, melakukan

penangkapan, penahanan, telah merugikan PEMOHON secara materiil dan

immaterial;

4.4. Bahwa kerugian materiil yang dialami PEMOHON sebesar Rp. 100.000.000,-

(seratus juta rupiah),-

Berdasarkan atas alasan-alasan diatas, maka para PEMOHON memohon kepada Ketua

Pengadilan Negeri Bantul agar berkenan untuk memutuskan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengabulkan Permohonan Praperadilan PEMOHON untuk keseluruhan

2. Menyatakan penetapan tersangka, Penangkapan, dan Penahanan tidak SAH.


3. Memerintahkan kepada Termohon untuk melepaskan dan membebaskan PEMOHON

dari penahanan

4. Menghukum TERMOHON untuk merehabilitasi nama baik PEMOHON dengan

mengumumkan secara lengkap dictum putusan Praperadilan ini.

5. Menghukum TERMOHON untuk memberikan ganti rugi kepada PEMOHON sebesar

Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah),-

6. Menghukum TERMOHON untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam

perkara a quo

Apabila Pengadilan Negeri Bantul berpedapat lain mohon putusan seadil-adilnya.

Bantul, 31 Januari 2020

Hormat Kami

Kuasa Hukum PEMOHON

ANISSA DITYA IFADA, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai