Anda di halaman 1dari 2

- Surat kwitansi pembelian laptop asus, namun laptopnya tidak dijadikan barang bukti.

Bahwa pembanding tidak sepakat mengenai bukti surat yang menjadi pertimbangan
Majelis Hakim tingkat pertama yakni 1 (satu) lembar kwitasni pembelian laptop
SUSA. Dimana bentuk fisik dari laptop SUSA tidak dihadirkan dalam persidangan
sehingga surat kwitansi tidak dapat dibuktikan secara utuh mengenai ada atau
tidaknya barang yang bersangkutan.
- Tidak mempertimbangkan keterangan saksi dan ahli a de charge
Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama sama sekali tidak memperhatikan dan/atau
mempertimbangkan keterangan-keterangan Saksi A De Charge (Saksi Monica selaku
Sekretaris PT Mabur Banter Cabang Yogyakarta, saksi Reno selaku karyawan magang
yang sebelumnya gajinya belum di bayar oleh kantor , ahli, surat maupun barang
bukti yang pada intinya menerangkan bahwa pemohon banding melakukan hal
tersebut semata-mata untuk menyelamatkan perusahaan sebagaimana yang
terungkap dalam fakta persidangan dalam keterangan terdakwa yang dicocokkan
dengan keterangan milik saksi Reno bahwa gajinya memang belum dibayarkan oleh
perusahaan selama 2 bulan. Pada fakta persidangan saksi monica juga menjelaskan
bahwa sebelumnya pemohon banding telah mencoba menceritakan masalah
perusahaan mengenai gaji dan kerusakan barang milik pelanggan.
- Bahwa benar telah terungkap fakta hukum dalam persidangan Saksi Sujarwo
mengatakan pemohon banding menjelaskan uangnya dipakai untuk menggaji karyawan
magang dan belanja operasional kantor dulu sehingga saksi Sujarwomenelpon
perusahaan pusat dan kemudian dilakukan audit. Artinya Saksi Sujarwo telah
menerima laporan dari Pemohon Banding bahwa uang tersebut digunakan untuk
menggaji karyawan dan belanja operasional terlebih dahulu sehingga tidak ada
penggelapan.
- Bahwa pembanding tidak sepakat mengenai uang yang di gunakan oleh pemohon
banding untuk membeli laptop merk apel sebesar Rp 23.000.000,00 (dua puluh
tiga juta rupiah dan Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) karena sesuai
dengan fakta hukum dipersidangan bahwa pemohon banding hanya
menggunakan sedikit uang tersebut sehingga dengan nominal total diatas yaitu
Rp. 48.000.000,- (empat puluh delapan juta rupiah) tidak sesuai dengan maksud
terdakwa. Sehingga laptop tersebut digunakan juga untuk operasional kantor
tidak hanya digunakan secara pribadi saja
- Bahwa dikarenakan secara fakta atas perumusan pasal yang didakwakan pada
pembanding (terhukum) sebagaimana yang didakwakan yang pada akhirnya
dipertimbangkan Majelis Hakim Tingkat Pertama secara fakta dipersidangan
nyata-nyata tidak dapat terungkap, sehingga layak bila Permohonan Banding
dari Pemohon Banding dipertimbangkan untuk dikabulkan.

Anda mungkin juga menyukai