Anda di halaman 1dari 7

Kendari, 21 Juli 2016

DUPLIK ATAS REPLIK PENGGUGAT


Dalam Perkara Nomor 19/PDT.G/2016/PN.KDI

Kepada Yth,
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendari
Di –
Kendari

antara
ARIF RAHMAN :-----------------------------------------------------PENGGUGAT
lawan
NURSYAM PUJIANTO, S.E. :----------------------------------------------------TERGUGAT

Dengan Hormat,
Saya,
Nama Lengkap : DAVID HARDIAGO, S.H., M.H.
Tempat Lahir : Raha
Umur / Tanggal Lahir : 48 Tahun / 30 Maret 1968
Tempat Tinggal : Kompleks Citra Land Blok H 01 No. 1, Jalan Malaka, Anduonohu, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara
Adalah Advocat dan konsultan Hukum Pada Kantor Pradi Law Office yang beralamat Hukum di Jalan
Sao-Sao Nomor 93 Kendari, Sulawesi Tenggara, yang berdasarkan surat kuasa tanggal 8 Juni 2016
bertindak untuk dan atas nama :
Nama : NURSYAM PUJIANTO, S.E.
Tmpat Lahir : Solo
Umur / Tanggal Lahir : 35 Tahun / 24 Desember 1979
Tempat Tinggal :Perumahan Dian Anyar Blok S3 Nomor 03 Kelurahan Watubangga, Kecamatan
Baruga
Agama Islam : Islam
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Direksi P.T. MEKAR JAYA

Dengan ini Tergugat mohon menyampaikan replik sebagai tanggapan dari jawaban Tergugat,
tertanggal 25 Juli 2016, sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa dalam positanya Penggugat beberapa kali mengungkapkan bahwa antara
Penggugat dan Tergugat sering berkomunikasi melalui media social tanpa pernah
mmenyebutkan jenis media sosial yang di maksud. Sedangkan kita ketahui bersama
bahwa jenis media sosial yang saat ini hidup di masyarakat sangatlah banyak.
- Bahwa terhadap hal ini Penggugat beranggapan bahwa dengan tidak menyebutkan
secara spesifik jenis sosial media yang digunakan Penggugat dan Terguugat untuk
berkomunukasi bukanlah hal mendasar yang dapat menjadikan sebuah gugatan
menjadi cacat formil dengan alasan gugatan kabur ( obscuur libel). Karena apapun
jenis sosial media yang di gunakan dalam berkomunikasi tidak akan berpengaruh
terhadap kerugian-kerugian yang timbul akibat wanprestasi yang dilakukan oleh
Tergugat.
- Bahwa salah satu syarat formil yang dalam suatu gugatan adalah harus berisikan
posita (dasar gugatan) yang jelas dan spesifik sehingga dalam hal ini Tergugat
beranggapan bahwa yang dimaksud spesifik adalah termasuk di dalamnya jenis sosial
media yang di gunakan Pengugat ddan Tergugat untuk berkomunukasi. Sekiranya
Penggugat tidak mampu memberitahukan jenis sosial media yang digunakan, artinyaa
Penggugat juga tidak akan mampu membuktikan benar/tidaknya percakapan tersebut
telah terjadi.
2. Bahwa dalam gugatannya, Penggugat juga secara sepihak telah memastikan besar
keuntungan yang di raih oleh Tergugat setiap bulannnya tanpa pernah mengkonfirmasi
hal tersebut terlebih dahulu. Sehingga dapatlah dipastikan bahwa dalam hal ini Penggugat
hanya sekedar mengarang cerita versinya sendiri tanpa sumber yang jelas (kabur).
- Bahwa terhadap hal ini sekiranya telah terjawab dengan jelas dalam poin ke-6 (enam)
gugatan Kami yaitu:
“Bahwa pada tanggal 28 Januari 2015 Tergugat memberitahukan kepada Penggugat
melalui percakapan media sosial bahwa uang yang telah disetorkan oleh Penggugat
Pada tanggal 28 Desember 2014 untuk Kerjasama Perdagangan Kayu Bulat (LOG)
sebesar Rp. 350,000,000,- (Tiga ratus lima puluh juta rupiah) sudah menjadi sebesar
Rp. 450,000,000,-(Empat ratus lima puluh juta rupiah). Artinya Tergugat
mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp. 100,000,000,- (seratus puluh juta
rupiah) dari Kerjasama Perdagangan Kayu Bulat (LOG) dengan perhitungan
Rp.450,000,000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah) – Rp. 350,000,000,-(tiga ratus
lima puluh juta rupiah maka keuntungan bersih Rp. 100,000,000,- (seratus puluh
juta rupiah)/bulan”
- Bahwa memang benar Terggugat telah pernah menginformasikan bahwa Tergugat
mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dari
kerjasama antara Penggugat dan Tergugat, tetapi hanya pada bulan pertama dan untuk
selanjutnya Tergugat tidak lagi mendapatkan keuntungan yang sama, justru Tergugat
mendapat kerugian yang mengakibatkan kondisi keuangan Perusahaan Tergugat
menurun drastis.
3. Bahwa dalam gugatannya Penggugat memperkarakan Terguguat atas dalil Wanprestasi
tetapi Penggugat juga memasukkan tuntutan biaya (Lawyers Fee ) yang sama sekali tidak
bersinggungan dengan isi perjanjian sehingga hal ini semakin menambah kabur bentuk
gugatan yang di ajukan.
- Bahwa dalam hal ini, Tergugat telah keliru dalam menafsirkan apa yang kiranya
dapat menjadi petitum dalam perkara perdata yang tidak hanya membatasi terhadap
apa yang tertuliskan dengan jelas dalam perjanjian tetapi juga segala kerugian yang
timbul sebagai bagian dari wanrestasi yang dalam hal ini dilakukan oleh Tergugat.
- Bahwa menurut Prof. R. Subekti, S.H., ada 4(empat) hal yang dapat di katakan
wanprestasi, yaitu :
1. Tidak melakukan sesuatu;
2. Tidak memberikan sesuatu;
3. Melakukan sesuatu tapi terlambat ;
4. Melakukan sesuatu yang tidak di larang.
Dan keempat-empatnya harus bersesuaian dengan isi perjanjian yang ada. Sehingga
jelaslah sudah bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan wanprestasi maka
harus menguji empat hal tersebut terhadap isi perjanjian yang dalam hal perjanjian antara
Penggugat dan Tergugat.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, mohon Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendari,
menerima seluruh eksepsi Tergugat tersebut.-----------------------------------------------------------

DALAM POKOK PERKARA :


1. Bahwa dalam gugatannya Penggugat memperkarakan Tergugat atas dalil Tergugat
telah melakukan Wanprestasi atas perjanjian tanggal 15 Desember 2014.. Akan tetapi
Pengugat mengungkapkan bahwa nominal penyetoran uang oleh Penggugat kepada
Tergugagat adalah sebesar Rp. 370.000.000,- (Tiga ratus tujuh puluh juta rupiah) yang
tidak sesuai dengan jumlah modal dalam surat perjanjian.
- Bahwa meskipun yang termuat dalam perjanjian hanyalah sebesar Rp. 350.000.000-,
(Tiga ratus lima puluh juta rupiah) tetapi berdasarkan bukti-bukti yang telah
Penggugat siapkan maka akan terbukti dengan jelas bahwasanya nominal tersebut
telah berkmbang menjadi sebesar Rp. 370.000.000,- (Tiga ratus tujuh puluh juta
rupiah).
- Bahwa terhadap seluruh bentuk kerjasama di luar dari yang menjadi isi perjanjian
tidak dapat menjadi dasar telah terjadinya wanprestasi. Mengingat karena yang di
maksud wanprestasi menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H. adalah ketiadaan sutu
prestasi di dalam hukum perjanjian, berarti suatu hal yang harus dilaksanakan sebagai
isi perjanjian. Sehingga dasar gugatan daari Penggugat sama sekali tidak berdasar
untuk di ajukan sebagai perbuatan wanprestasi.
2. Bahwa yang menjadi pokok tuntutan gugatan Para Penggugat sebagaimana dimaksud
pada poin 5 (lima) dalam gugatannya tersebut adalah untuk menyatakan Tergugat telah
menerima keuntungan sebesar Rp. 100,000,000,- (seratus juta rupiah)/bulannya
terhitung mulai tanggal 28 Januari 2015 s/d tanggal 18 Agustus 2015 dengan nilai
perhitungan sementara sebesar Rp. 1.260.000.000,- (satu milyar dua ratus enam puluh
juta rupiah) Dan akan terus dihitung perbulannya sampai dengan adanya pelunasan.
Sedangkan pada kenyataannya Tergugat tidak mendapatkan keuntungan yang sama
setiap bulannya, justru Perusahaan Tergugat mengalami kerugian yang berpengaruh
besar terhadap keuangan Tergugat.
- Bahwa berdasarkan surat perjanjian yang telah disepakati bersama oleh Penggugat
dan Tergugat telah jelas dikemukakan bahwa segala kerugian yang timbul akibat
kesalahan dari Tergugat maka Penggugat tidak akan ikut bertanggung jawab
sehingga tidak seharusnya Tergugat mengabaikan kewajibannya kepada Penggugat
dengan dalil kerugian yang telah di alami Tergugat akibat kesalahaannya sendiri.
- Bahwa tidak seharusnya Penggugat serta merta mengatakan bahwa kerugian timbul
akibat kesalahan dari Tergugat tanpa pernah mengkonfirmasinya terlebih dahulu
kepadda Tergugat. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Penggugat tidak memiliki itikad
baik dalam melakukan perjanjian dan tidak sesuai denga asas itikad baik yang harus
terpenuhi dalam perjanjian.
3. Bahwa dalam hal adanya kerugian tersebut maka Tergugat juga sudah
menyampaikannya kepada Penggugat melalui percakapan Sosial Media (BBM) yang
tidak di tanggapi oleh Penggugat.
- Bahwa pemberitahuan yang di lakukan oleh Tergugat melalui media sosial memang
tidaak mendapatkan respon oleh Penggugat karena Penggugat menganggap tidak
seharusnya sebuat Badan Hukum resmi mengajukan penangguhan pembayaran utang
dengan nominal yang sangat besar hanya melaui pesan singkat di sosial media.
- Bahwa alasan untuk mencari formalitas tidaklah dapat menjadikan suatu
penginformasian menjadi tidak di anggap sama sekali. Sehingga dalil pembelaan
yang di ajukan oleh Penggugat semakin memperjelas bahwasanya sedari awal
Penggugat tidak pernah mempunyai itikad baik dalam melakukan isi perjanjian
anttara Penggugat dan Tergugat.
4. Bahwa dalam gugatannya Penggugat juga mengatakan bahwa Tergugat tidak
mempunyai itikad baik untuk memberikan hak Penggugat, sedangkan pada
kenyataannya Tergugat telah membuat perjanjian baru terkait dengan cara pelunasan
hak yang dimaksud sebagai perwujudan nyata dari itikad baik Tergugat.
- Bahwa memang benar Tergugat telah bersedia membuat perjanjian baru terkait
dengan cara pelunasan hak Penggugat, tetapi hal ini baru dilakukan oleh Tergugat
setelah Penggugat mengiriman undangan mediasi kedua. Selain itu, Penggugat juga
sama sekali tidak mengindahkan perjanjian tersebut karena Tergugat tidak kunjung
melakukan pelunasan dengan cara yang telah diperjanjikan.
- Bahwa dengan adanya perjanjian tersebut telah sangat jelas memberikan penjelasan
yang kongkrit bahwasannnya sedari awal Tergugat tidak pernah mempunyai niat akan
melarikan diri dari pengembalian modal Penggugat sebagaimana yang telah di
perjanjiakan dalam perjanjian tanggal 15 Desember 2014. Hal ini dsebabkan karena
Tergugat sangat menjunjung tinggi asas itikad baik dalam perjanjian.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, mohon Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendari
yang memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan putusan :

DALAM EKSEPSI :
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya.
2. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya tidak dapat
diterima/Niet Ontvankelijk Verklaard.
3. Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara
ini.

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan


tidak dapat diterima/Niet Ontvankelijk Verklaard.
2. Menghukum Penggugat untuk membayar keseluruhan biaya yang timbul dalam perkara
ini.
3. Menghukum Penggugat untuk membayar segala kerugian materil san immaterial
Tergugat yang di sebabkan oleh guugatan Penggugat sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus
juta rupiah).

Atau apabila Mejelis Hakim yang Mulia berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aqueo et bono).
Hormat Kami
Hormat Kuasa Tergugat

DAVID HARDIAGO, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai