ep u ep
gu
memutuskan sebagai berikut dalam perkara : RT.02/RW.02 Jatingaleh, Semarang ; Pemohon kasasi dahulu Penggugat ; melawan: 1A, Jakarta ; Mahkamah Agung tersebut ;
ah
ng
MAHKAMAH AG UNG
am
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat dimuka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : 1 2 Bahwa Penggugat adalah pekerja pada pihak Tergugat ; selama 24 tahun lebih ;
ah k
ah
A gu ng
Bahwa Penggugat mulai bekerja pada pihak Tergugat sejak atau sudah bekerja
Bahwa Jabatan Penggugat terakhir adalah sebagai staf administrasi yang di tempatkan pada Kantor Pemasaran Gas Domestik Region III Jateng Bagian Tengah yang beralamat di Jl. Pemuda No. 114, Semarang ;
Bahwa sebelum adanya perselisihan, Penggugat adalah pekerja dengan golongan 7.434.182,00, gaji pokok sebesar Rp. 313.345,00 ; dan tunjangan daerah sebesar Rp. 1.543.000,00 ;
upah 9 dimana rincian upahnya adalah sebagai berikut upah tetap sebesar Rp.
Bahwa pada tanggal 23 Maret 2010, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina (Persero) mengeluarkan
lik
Keputusan
ub
Surat
K10020/2010-S8 tentang Tindakan Disiplin Pekerja, yang intinya adalah golongan upah Penggugat diturunkan satu tingkat lebih rendah yaitu ke golongan upah 10, dengan perincian: upah tetap Rp. 5.740.922,00, gaji pokok Rp. 255.640,00, dan tunjangan daerah Rp. 1.286.000,00 ; 6 Bahwa dalam pertimbangannya, Surat Keputusan tersebut dikeluarkan karena
ka
ah
ep
ng
Penggugat secara resmi tidak melaporkan dan meminta izin secara tertulis
Hal. 1 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 1
es
In do ne si
PT. No.Kpts.P-131/
ub lik
In do ne si a
P U T U S A N
hk am
Pengadilan Agama. Dalam pertimbangan lainnya, perbuatan Penggugat tersebut dianggap merupakan pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2007-2009 sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ;
ah
gu
Bahwa benar Penggugat telah cerai dengan Isteri Penggugat yang bernama
Poningsih dan telah menclapatkan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Semarang dengan Nomor : 1113/AC/2009/PA.Sm tertanggal 01 September 2009 ; Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara PT.Pertamina (Persero) dengan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), tidak ada
ketentuan yang mengatur bahwa Pekerja harus melaporkan atau meminta izin secara tertulis kepada perusahaan sehubungan dengan cerai sebagaimana dimaksud dalam pertimbangan point a Surat Keputusan No.Kpts.P-131 / 10 Bahwa dalam PKB khususnya dalam ketentuan Pasal 14 ayat (4) hanya mengatur sebagai berikut : Perubahan status keluarga pekerja yang tidak dilaporkan secara tertulis dalam waktu 1 (satu) tahun kepada perusahaan merupakan pelanggaran administrasi ; K10020/2010-58 ;
am
ah k
ep
ah
A gu ng
11 Bahwa atas perceraian yang dialami oleh Penggugat, Penggugat telah diajukan kepada Manajer HR Area JBT. Dengan adanya pelaporan tersebut, maka Penggugat sama sekali tidak melakukan pelanggaran administrasi Tergugat menurunkan golongan upah Penggugat tidak memiliki dasar atau alasan hukum ;
K10020/2010-S8 menganggap perbuatan Penggugat yaitu tidak melaporkan aan meminta izin secara tertulis kepada perusahaan sehubungan dengan surat permohonan talak cerai ke Pengadilan Agama. Sebagai perbuatan yang melanggar Pasal 99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan ayat (5) Pasal 99 butir 23 PKB, yang masing-masinq menyebutkan sebagai berikut :
ka
ah
Ayat (1) butir 3 point q : Setiap Pekerja dapat dikenakan saksi berupa Pemutusan Hubungan Kerja dengan pembayaran uang pesangon tabel kecil, jika : ... Melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan ;
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 2
es
In do ne si
ub lik
ng
Pasal 99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan (5) butir 23, yang dapat dikenai
In do ne si a
ep u
hk am
terhadap perusahaan, dikenakan sanksi seberat-beratnya berupa pemutusan hubungan kerja dan kepada yang bersangkutan diberikan penggantian hak berupa secara proporsional ;
ah
gu
Ayat (5) butir 23 : Melakukan perbuatan yang merupakan pelanggaran ketentuan pemerintan ; Ketentuan-ketentuan tersebut sama-sekali tidak mengatur mengenai keharusan Penggugat urituk melaporkan dan meminta izin secara tertulis kepada perusahaan
tersebut. Dengan demikian semakin jelas bahwa tindakan Tergugat menerapkan disiplin kepada Penggugat berupa penurunan golongan upah tidak beralasan. 13 Berdasarkan uraian-uraian tersebut Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang untuk membatalkan Pekerja tertanggal 23 Surat Keputusan No.Kpts.P-131/K10020/2010-S8 tentang Tindakan Disiplin
am
ah k
ep
Maret 2010
ub lik
dan
ng
kompensasi hari-hari istirahat tahunan dan fasilitas istirahat tahunan yang dihitung
menghukum Tergugat
mengembalikan golongan upah Penggugat pada golongan sebelumnya yaitu golongan upah 9 (sembilan) dan dikembalikan hak gaji golongan tersebut sampai dengan sekarang ;
ah
A gu ng
14 Bahwa terhadap dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut, Penggugat telah mengupayakan penyelesaian melalui proses perundingan secara bipartit dengan Tergugat melalui surat Penggugat kepada Manager HR Area Jawa Bagian Tengah
15 Bahwa perundingan bipartit dilakukan pada tanggal 26 April 2010, bertempat di Kantor PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Wilayah Jateng dan DIY, Jalan Pemuda 114 ;
Penggugat dan Tergugat, karena itu Penggugat melalui suratnya tertanggal 8 Juli 2010 mengadukan perselisihan tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang untuk dilakukan upaya Mediasi ; 17 Bahwa karena tidak tercapainya kesepakatan, Mediator mengeluarkan anjuran 2010, yang pada intinya menganjurkan hal-hal sebagai berikut : a Agar Tergugat dalam mengevaluasi kinerja dan perbaikan sikap pekerja, mempertimbangkan masa kerja dan prestasi pekerja selama ini dan mengembalikan Penggugat ke golongan upah semula paling lambat 1 melalui Surat Nomor : 567/4203/2010 perihal Anjuran tertanggal 3 September
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 3
es
In do ne si
In do ne si a
untuk
Ayat (3) : Apabila seorang Pekerja melakukan kesalahan yang dikategorikan berat
ep u
hk am
kerja yang harmonis, dan tidak melakukan tindakan sepihak yang dapat merugikan pihak lainnya ;
ah
gu
18 Bahwa Penggugat menyatakan sebagian menerima anjuran, sedangkan Tergugat menolak sebagian dengan memberikan jawaban ;
19 Oleh karena sampai dengan tahap mediasi melalui Mediator pada Dinas Tenaga sudah cukup alasan bagi Penggugat mengajukan penyelesaian perselisihan ini melalui Pengadilan Hubungan Industrial ; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat mohon kepada Pengadilan
Kerja dan Transmigrasi Semarang perselisihan ini tidak dapat diselesaikan, maka
ng
Agar
masing-masing
pihak
memberikan
jawaban
am
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang agar memberikan putusan sebagai berikut : PRIMER : 1 2 3 4
ah k
Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; Menyatakan Surat Keputusan No.Kpts.P-131/K10020/2010-S8 tentang Tindakan Disiplin Pekerja, tertanggal 23 Maret 2010 batal demi hukum ;
ep
Menghukum Tergugat untuk mengembalikan golongan upah Penggugat ke golongan upah sebelumnya yaitu golongan upah 9 (sembilan) ; Membebankan biaya perkara kepada Negara ;
SUBSIDAIR :
PHI.Smg tanggal 16 Maret 2011 yang amarnya sebagai berikut : DALAM POKOK PERKARA : 1 2 Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; lima ribu sembilan ratus Rupiah) ;
ah
Membebankan beaya perkara kepada negara sebesar Rp. 205.900,00 (dua ratus Menimbang, bahwa putusan terakhir ini telah dijatuhkan dengan
ub
lik
ka
permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 30 Maret 2011 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 15/Kas/III/ 2011/PHI.Smg yang dibuat oleh Plt. Panitera Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di
ah
ep
Penggugat pada tanggal 16 Maret 2011 kemudian terhadapnya oleh Penggugat diajukan
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 4
es
In do ne si
dihadiri
A gu ng
ub lik
In do ne si a
atas anjuran
ep u
hk am
diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat / Pemohon Kasasi diajukan jawaban
memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan tersebut pada tanggal 25 April Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
ah
gu
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Pokok Permasalahan :
ng
2011 ;
Terbitnya SK Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) No.Kpts. P-131/ K10020/2010 S8 tgl. 23 Maret 2010 tentang Tindakan Disiplin Pekerja (c.q.Penggugat dalam perubahan status keluarga), kemudian menimbulkan perselisihan hubungan industrial, karena perbedaan penafsiran dalam penerapan 2 Kronologi Singkat : a PKB 2007-2009 sehingga terjadi hilangnya beberapa hak Penggugat : Pada tgl. 23 Maret 2010 Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) mengeluarkan SK No.Kpts. P-131/K10020/2010 S8 tentang Tindakan Disiplin Pekerja berupa penurunan golongan upah satu tingkat
am
ah k
ep
ah
A gu ng
kepada Sdr.Rajab Marsikun (Penggugat). Dasar penerbitan SK aquo sebagaimana dijelaskan dalam konsiderans adalah Penggugat tidak melaporkan secara resmi dan meminta izin secara tertulis kepada
2009 pasal 99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan (5) butir 23 yang dapat dikenai sanksi PHK. Penggugat menolak SK tersebut dan mengajukan pertemuan bipartit
dan selanjutnya kasus tersebut dilimpahkan ke Mediator Disnakertrans Semarang. Setelah dilakukan sidang mediasi di Kantor Disnakertrans Kota Semarang, dalam sidang mediasi dimaksud tidak tercapai upaya perdamaian kedua pihak. Kemudian pada tgl. 22 Juli 2010 Mediator sebagian anjuran, sedangkan pihak pekerja menolak anjuran. Selanjutnya kasus tersebut dilimpahkan ke Pengadilan Hubungan Industrial Kota Semarang. c Disnakertrans mengeluarkan anjuran dimana pihak perusahaan menerima
ka
ah
ep
ub
lik
ng
PHI Propinsi Jawa Tengah di kota Semarang dan setelah melalui sidangHal. 5 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 5
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
Bahwa setelah itu oleh Tergugat yang pada tanggal 13 April 2011 telah
ep u
hk am
Pendapat Penggugat atas Putusan Majelis Hakim PHI Jawa Tengah atas
ng
ah
gu
adalah tidak tepat, Penggugat berpendapat atas berbagai data/fakta bahwa dalam
perkara a quo adalah perselisihan Hak yang diakibatkan perbedaan penafsiran dalam
penerapan PKB 2007-2009, terkait dengan pengurangan hak-hak pekerja antara lain selisih dalam satu tahun (hingga Maret 2011) Upah Tetap : Rp.20.319.120,- Gaji
tujuh kali upah tetap : Rp. 7.434.182,- (satu kali UP), insentif 2010 : Rp.14.868.364,(dua kali UP), insentif 2010 : 29.736.728,- (empat kali UP) THR : Rp. Rp. 2.677.221,yang telah mengalami penurunan total pertahun : Rp. 78.812.075,(Tujuhpuluh Delapan Juta Delapanratus duabelas Ribu Tujuhpuluh Lima Rupiah). Dengan demikian karena terkait dengan hak-hak normatif pekerja, penggugat berpendapat bahwa perkara a quo adalah perselisihan hak. Sebagai pertimbangan tulisan HM. Laica Marzuki dalam Asri Wijayanti, SM. HM. Mengenal Karakteristik Kasus-kasus Perburuhan Varia Peradilan nomor 133, Jakarta Oktober 1996, hal.151
am
ah k
ep
ah
A gu ng
yang menyebutkan ; Kasus perselisihan Hak (rechtgeschil, conflict of right) yang berpaut dengan dengan tidak adanya persesuaian dengan itu, menitikberatkan aspek
Dalam perselisihan Hak, Hukumnya yang dilanggar, tidak dilaksanakan atau 3.a. Bahwa Majelis Hakim kurang cermat dalam memposisikan status para saksi
yang dihadirkan oleh Tergugat. Bahwa para saksi tersebut adalah para staf pejabat HR dan Manajer yang notabene adalah bagian dari Pihak Tergugat. Bahwa yang dimaksud Saksi adalah orang yang melihat, mendengar dan tersebut tidak memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku, dengan demikian pendapat para saksi tersebut sepatutnya ditolak dan bukan sebagai alat bukti dalam persidangan dimaksud. 3.b. Bahwa Majelis Hakim kurang cermat dalam melihat Perjanjian Kerja Bersama merasakan/mengalami peristiwa/kasus itu sendiri. Sementara para saksi
ka
ah
ep
ub
lik
ng
(PKB) 2007-2009 terkait dengan pemberian sanksi. Bahwa jenis dan tingkatan
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 6
es
In do ne si
ub lik
Pokok : Rp.692.460,- Tunjangan Daerah : Rp. 3.084.000,- dan insentif 2010 sebesar
In do ne si a
ep u
hk am
pasal 82 ayat (3) PKB 2007-2009). Bahwa Surat Peringatan Kedua diberikan apabila Pekerja yang sedang menjalani sanksi Surat Peringatan Pertama
ah
gu
ng
ayat (5) PKB 2007-2009). Bahwa Penggugat sebelum mendapat sanksi penurunan golongan upah, telah mendapat sanksi Surat Peringatan Pertama
Nopember 2008 s.d. 12 Mei 2009. Bahwa sebelum masa berlakunya sanksi
yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila Penggugat dianggap bersalah karena tidak melaporkan talak cerai, maka seyoyagnya diberikan Surat Peringatan Kedua, karena perbuatan tersebut hanya masalah administrasi dan bukan jenis pelanggaran yang sama atau setara yang pernah dilakukan Penggugat 3.c. Bahwa Majelis Hakim berpendapat karyawan PT Pertamina (Persero) dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana dimaksud dalam PP No.10 Tahun 1983 jo.PP No.45 Tahun 1990. Bahwa sejak lahirnya sebelumnya.
am
ah k
ep
ah
A gu ng
10/1983 jo.PP 45 Tahun 1990 dan PP 30 tahun 1980, PP tersebut merupakan satu kesatuan dalam UU Kepegawaian no.8/1974. Dengan demikian pengertian
menundukkan pada PP tertentu harus dituangkan ke dalam PKB atau peraturan perusahaan lainnya tetap dalam PKB wajib disebut/dicantumkan peraturan dimaksud, dan wajib ada kesepakatan dengan Serikat Pekerja serta tercatat di Kantor Depnakertrans RI. Bahwa majelis hakim telah keliru menafsirkan dengan PNS adalah menyangkut kedudukan karyawan PT Pertamina (Persero) sebagai penyelenggara negara (pelaksana) dalam melayani kepentingan umum tetapi untuk syarat-syarat kerja diatur tersendiri dalam PKB sesuai amanah UU ketenagakerjaan tahun 2003. pengertian dipersamakan dengan PNS. Bahwa pengertian dipersamakan
ka
ah
ep
ub
lik
syarat kerja harus sama dengan PNS, namun demikian apabila mau
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 7
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
Surat Peringatan terdiri atas Surat Peringatan Pertama, Kedua dan Ketiga (vide
ep u
hk am
(Persero) yang melakukan kawin siri maupun perceraian yang terjadi di unitunit operasi lainnya di lingkungan PT Pertamina (Persero), tidak mendapatkan
ah
gu
4.a. Bahwa SK dimaksud tidak menjelaskan secara spesifik dan terperinci bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pekerja sebagai dasar pemberian sanksi, sehingga bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama pasal 80 ayat (2).
terungkap pada hasil penyelidikan/pemeriksaan Sekuriti bahwa Sdr.Rajab Marsikun 688252 secara resmi tidak melaporkan dan meminta izin secara tertulis kepada perusahaan sehubungan dengan permohonan talak cerai ke Pengadilan Agama. Ini menunjukkan bahwa pembuktian perkara hanya terhadap Sdr.Rajab Marsikun sebagai pihak tertuduh yang lazimnya pembuktian suatu perkara haruslah di BAP yang menghadirkan para saksi sehingga diperoleh alat bukti yang cukup untuk memutuskan suatu perkara. sampai pada tingkat penyelidikan dan belum pernah dilakukan penyidikan
am
ah k
ep
Dan sebelum sanksi diberikan, pekerja diberi kesempatan untuk membela diri
ah
A gu ng
permohonan talak cerai ke Pengadilan Agama. Bahwa proses perceraian yang dialami Sdr.Rajab Marsikun adalah adanya desakkan dari pihak istri, kemudian
oleh Pengadilan Agama Kota Semarang dengan putusan nomor 1563/ Pdt.G/2008/ PA.Sm. tanggal 01 September 2009 dan putusan tersebut in kracht karena kedua pihak menerima putusan tersebut. Selanjutnya Sdr.Rajab Marsikun melaporkan perubahan status keluarga kepada perusahaan pada tgl. 2007-2009 mengatur secara jelas mengenai pelaporan perubahan status keluarga pekerja yakni pada pasal 14 ayat (4) disebutkan : Perubahan status keluarga pekerja yang tidak dilaporkan secara tertulis dalam waktu 1 (satu) tahun kepada perusahaan merupakan pelanggaran administrasi. Kemudian 09 April 2010. Patut diketahui bahwa Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
ka
ah
ep
ub
lik
ng
pada pasal 14 ayat (7) disebutkan : Perubahan data istri atau suami hanya
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 8
es
In do ne si
ub lik
4.b. Bahwa dalam konsiderans huruf a disebutkan : Bahwa berdasarkan fakta yang
ng
bahwa pemberian sanksi terhadap Penggugat sangat tendensius dan terlalu berlebihan.
In do ne si a
3.d. Bahwa fakta yang ada kasus-kasus serupa/setara yakni karyawan PT Pertamina
ep u
hk am
maupun meninggal dunia sesuai bukti yang sah menurut hukum. Dari
ketentuan PKB tersebut bila dihitung sejak putusan Pengadilan Agama keluar
ah
gu
4.d. Bahwa dalam konsiderans huruf b SK dimaksud disebutkan : Bahwa perbuatan Sdr.Rajab Marsikun 688252 merupakan pelanggaran PKB 2007 2009 pasal
ng
Dengan demikian Sdr.Rajab Marsikun belum dapat dikatakan melanggar ketentuan perusahaan.
99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan (5) butir 23 yang dapat dikenai sanksi
adalah PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990, Surat Edaran BAKN No.08/ SE/1983, TKO No.B-028/I0220/2000-S0 tgl.01 Nopember 2000 dan TKO No.B-029/I0220/2000-S0 tgl.01 Nopember 2000. Oleh karena dianggap melanggar peraturan-peraturan dimaksud, Sdr.Rajab Marsikun diberi sanksi PT. Pertamina (Persero) telah rinci dalam susunan bab per bab sesuai konteksnya, dalam bab II mengatur tentang Perubahan status keluarga Pekerja yang dalam konteks UU no.8/1974 adalah PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990, sedang bab VIII tentang Hubungan Industrial yangmerupakan perubahan dari berupa penurunan golongan upah satu tingkat tanpa batas waktu. Padahal PKB
am
ah k
ep
ah
A gu ng
norma dan syarat kerja yang dipakai PNS PP 30/1980, karena sejak UU Tahun 2003 semua badan usaha wajib tunduk pada UU Ketenagakerjaan, sehingga
penafsiran peraturan perundang-undangan dimaksud bukan sama sekali PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990, melainkan PP menyangkut pelanggaran berat yang apabila terkait pidana dengan ancaman pidana satu tahun lebih.
4.e. Bahwa dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN pasal 9 menyebutkan
bahwa BUMN terdiri dari Persero dan Perum. Kemudian dalam pasal 11
prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (dalam hal ini telah diubah dengan UU No.40 Tahun 2007). Bahwa PT Pertamina (Persero) adalah BUMN berbentuk Persero. Bahwa BUMN yang berbentuk Persero bukanlah Badan termasuk keputusan Tata Usaha Negara. Terkait dengan perkara ini sangatlah jelas bahwa perkara ini disidangkan ke Pengadilan Hubungan Industrial bukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Bilamana pekerja BUMN masih dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil maka tentu dalam perkara aquo Tata Usaha Negara sehingga keputusan yang diambil oleh Direksi BUMN tidak
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 9
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ep u
hk am
BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan Perjanjian Kerja
gu
ng
bidang ketenagakerjaan dan tidak lagi tunduk kepada UU No.8/1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jo. PP No.10/1983 jo.PP No.45 Tahun 1990. Dengan demikian apabila perusahaan masih mengaitkan masalah
ketenagakerjaan dengan PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990 maka hal itu tidak bukan Pegawai Negeri Sipil.
ah
4.g. Bahwa menurut pendapat saksi ahli yang kami hadirkan yakni Sdr. Djoko Triyanto, SH.MH (Dosen Ketenagakerjaan Fak. Hukum UNDIP Semarang selama 24 tahun) dan Sdr. Ibnu Santosa Faridi, SH. M.Hum. (pejabat bidang Hubungan Industrial/ketenagakerjaan). bahwa dalam perspektif hukum ketenagakerjaan, pekerja BUMN tidak dapat dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil karena pengaturan syarat-syarat kerja, hak dan kewajibannya diatur dalam undang-undang yang berbeda. Perusahaan tidak berhak disnakertran dan Kependudukan Jawa Tengah yang telah 30 tahun berprofesi di
am
ah k
ep
ah
A gu ng
mencampuri masalah privat atau masalah rumah tangga karyawannya, dan yang perlu diatur adalah perubahan status keluarga karena menyangkut tunjangan/kompensasi atau benefit yang akan diberikan perusahaan. PKB menghendaki aturan tambahan tidak boleh bertentangan dengan induk aturan
adalah sebuah UU tertinggi para pihak dalam Perjanjian Kerja, dan apabila (PKB) atau secara jelas diadob/dicantumkan kedalam PKB lewat kesepakatan para pihak dan didaftarkan ke Disnakertran dan Kependudukan. Terkait dengan PP No.10 Tahun 1983 jo.PP No.45 Tahun 1990 ditegaskan hanya berlaku untuk komunitas tertentu (Pegawai Negeri Sipil).
4.h. Selanjutnya Sdr.Rajab Marsikun dianggap melanggar TKO No.B-028/ I0220/2000-S0 tgl. 01 Nopember 2000 dan TKO No.B-029/ I0220/2000-S0 tgl.01 Nopember 2000. Bahwa Tata Kerja Organisasi (TKO) adalah peraturan menjalankan aturan, fungsi mana yang berwenang menjalankan aturan dan tidak mengatur masalah sanksi. Kemudian dengan mengacu kepada KUH Perdata pasal 1338 yang mentakan : Perjanjian yang dibuat secara syah berlaku sebagai Undang Undang bagi para pihak. Apabila di dalam PKB telah pelaksana dari PKB yang hanya mengatur tata cara, prosedur atau mekanisme
ka
ah
ep
ub
lik
ng
jelas mengenai prosedur penerapan aturan maka tidak lagi diperlukan TKO.
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 10
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ep u
hk am
justifikasi untuk memberikan sanksi, karena TKO-TKO tersebut dibuat sepihak oleh perusahaan dan isinya bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi yakni
gu
ng
UU Ketenagakerjaan dan PKB. Keberadaan TKO tersebut bertentangan dengan dari PKB ini maka dapat diadakan sepanjang tidak bertentangan dengan
PKB 2007-2009 pasal 3 ayat (2) yakni Jika diperlukan ketentuan pelaksana ketentuan yang termaktub dalam PKB ini, dengan mendapat persetujuan hal ini TKO-TKO tersebut tidak atau belum mendapatkan persetujuan dari FSPPB, jadi PKB sebagai aturan tertinggi,
ah
bersifat petunjuk rinci/detail dalam pelaksanaan PKB, untuk seluruh Pekerja dengan tidak bertentangan dengan PKB. 4.i. Bahwa dari penjelasan huruf e, f, g dan h diatas maka tidak ada alasan ataupun dasar hukum bagi perusahaan untuk memberikan sanksi. Dengan demikian tidak melaporkan perceraian adalah tindakan yang berlebihan dan tidak memiliki dasar hukum. 4.j. Bahwa menurut perusahaan keluarnya SK dimaksud terkait dengan putusan pemberian sanksi berupa penurunan golongan upah 1 (satu) tingkat karena
am
ah k
ep
ah
A gu ng
memvonis Sdr.Rajab Marsikun selama 4 (empat) bulan. Alasan itu tidak dapat Marsikun telah mendapatkan Surat Peringatan yang berlaku sejak tgl. 13
dibenarkan dan tidak relevan lagi. Dimana dalam kasus tersebut Sdr.Rajab
Nopember 2008 s.d 12 Mei 2009, dan sanksi itu telah dijalani, dengan
selesai masalahnya. Di dalam PKB secara jelas mengatur bahwa pekerja yang
dipekerjakan kembali (Ref. pasal 87 ayat (6) PKB). Demikian juga proses pemeriksaan pelanggaran diluar perusahan paling lama 6 (enam) bulan (Ref.pasal 86 ayat (7) PKB). Juga untuk sengketa hak sebagaimana diatur UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka masa kedaluarsanya adalah Negeri No. 669/Pid.B/ 2008/DN.Smg tgl. 04 September 2008 dengan keluarnya SK Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) No.Kpts. P-131/ K10020/2010 S8 pada tgl. 23 Maret 2010 maka sudah melebihi waktu 1 (tahun). Dengan demikian apabila perusahaan mengaitkan kasus perselisihan 1 (satu) tahun. Bila dilihat dari sisi waktu sejak keluarnya putusan Pengadilan
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 11
es
In do ne si
ub lik
diperbolehkan dalam PKB bab XII adalah aturan dibuat oleh Perusahaan yang
In do ne si a
Terkait dengan kasus dimaksud, maka kedua TKO tersebut tidak bisa dijadikan
ep u
hk am
4.k. Bahwa saksi-saksi yang dihadirkan oleh perusahaan bukanlah orang-orang yang
ah
gu
4.l. Bahwa sejak diberikan sanksi berupa penurunan golongan upah, Sdr.Rajab material sejak tgl. 23 Maret 2010 sampai dengan saat ini mencapai puluhan juta rupiah. Kerugian tersebut yakni dari jumlah upah, insentif, bonus, THR dan benefit lainnya yang diterima menjadi berkurang. Sedangkan kerugian immaterial bahwa pemberian sanksi tersebut telah merusak nama baik 4.m. Bahwa berdasarkan alasan-alasan, fakta-fakta dan data-data diatas maka SK No.Kpts. P-131/K10020/2010 S8 tgl. 23 Maret 2010 dimaksud tidak memiliki dasar hukum dan harus dibatalkan, untuk selanjutnya Sdr.Rajab Marsikun direhabilitasi nama baiknya, dikembalikan ke posisi/jabatan semula Sdr.Rajab Marsikun dan dipinggirkan dalam lingkungan kerja.
ng
tersebut juga bukanlah saksi ahli, tetapi mereka adalah para pejabat PT
Pertamina (Persero) sehingga kedudukan mereka dalam persidangan adalah mereka berikan tidak termasuk alat bukti yang sah menurut hukum acara
sama seperti tergugat. Dengan demikian pendapat atau keterangan yang perdata.
am
ah k
ep
ah
A gu ng
atau yang sesuai dengan kompetensi yang bersangkutan dan dikembalikan hak-
penggugat.
berpendapat :
bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, Judex Facti tidak salah
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh : RAJAB MARSIKUN tersebut harus ditolak ;
ub
ka
150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) maka berdasarkan ketentuan Pasal 58 UU No. 2 Tahun 2004 biaya perkara dibebankan pada Negara ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, UndangUndang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan
ah
ep
lik
ng
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No.
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 12
es
In do ne si
Pemohon Kasasi : Rp.
ub lik
In do ne si a
ep u
hk am
MENGADILI :
tersebut ;
gu
hari Senin tanggal 27 Juni 2011 oleh Dr. H. Supandi, SH., M.Hum. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Buyung Marizal, SH., dan Dwi Tjahyo Soewarsono, SH.,MH. Hakim-Hakim Ad Hoc PHI pada
ah
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh dihadiri oleh para pihak ; Hakim-Hakim Anggota : ttd./Buyung Marizal, SH. Edy Pramono, SH.,MH. Panitera Pengganti dengan tidak
am
ah k
A gu ng
Panitera Pengganti :
Untuk Salinan Mahkamah Agung RI a.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus
ah
ka
ah
ep
ub
lik ik In d on
Halaman 13
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
gu
ng
es
In do ne si
ep
ub lik
Ketua :
ng
In do ne si a
terbuka untuk
ep u