Anda di halaman 1dari 13

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep

No. 358 K/Pdt.Sus/2011

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah

gu

memutuskan sebagai berikut dalam perkara : RT.02/RW.02 Jatingaleh, Semarang ; Pemohon kasasi dahulu Penggugat ; melawan: 1A, Jakarta ; Mahkamah Agung tersebut ;

ah

ng

MAHKAMAH AG UNG

RAJAB MARSIKUN, bertempat tinggal di Jalan Jangli Tlawah Barat

Termohon Kasasi dahulu Tergugat ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

am

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat dimuka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : 1 2 Bahwa Penggugat adalah pekerja pada pihak Tergugat ; selama 24 tahun lebih ;

ah k

ah

A gu ng

Bahwa Penggugat mulai bekerja pada pihak Tergugat sejak atau sudah bekerja

Bahwa Jabatan Penggugat terakhir adalah sebagai staf administrasi yang di tempatkan pada Kantor Pemasaran Gas Domestik Region III Jateng Bagian Tengah yang beralamat di Jl. Pemuda No. 114, Semarang ;

Bahwa sebelum adanya perselisihan, Penggugat adalah pekerja dengan golongan 7.434.182,00, gaji pokok sebesar Rp. 313.345,00 ; dan tunjangan daerah sebesar Rp. 1.543.000,00 ;

upah 9 dimana rincian upahnya adalah sebagai berikut upah tetap sebesar Rp.

Bahwa pada tanggal 23 Maret 2010, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina (Persero) mengeluarkan

lik
Keputusan

ub
Surat

K10020/2010-S8 tentang Tindakan Disiplin Pekerja, yang intinya adalah golongan upah Penggugat diturunkan satu tingkat lebih rendah yaitu ke golongan upah 10, dengan perincian: upah tetap Rp. 5.740.922,00, gaji pokok Rp. 255.640,00, dan tunjangan daerah Rp. 1.286.000,00 ; 6 Bahwa dalam pertimbangannya, Surat Keputusan tersebut dikeluarkan karena

ka

ah

ep

Tergugat memutuskan dan menetapkan terhitung mulai tanggal 1 April 2010,

ng

Penggugat secara resmi tidak melaporkan dan meminta izin secara tertulis
Hal. 1 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 1

es

In do ne si
PT. No.Kpts.P-131/

ub lik

PT. PERTAMINA (PERSERO), berkedudukan di Jalan Merdeka Timur

In do ne si a

P U T U S A N

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

Pengadilan Agama. Dalam pertimbangan lainnya, perbuatan Penggugat tersebut dianggap merupakan pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 2007-2009 sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ;

ah

gu

Bahwa Penggugat menolak atau keberatan terhadap Keputusan tersebut ;

Bahwa benar Penggugat telah cerai dengan Isteri Penggugat yang bernama

Poningsih dan telah menclapatkan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Semarang dengan Nomor : 1113/AC/2009/PA.Sm tertanggal 01 September 2009 ; Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara PT.Pertamina (Persero) dengan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), tidak ada

ketentuan yang mengatur bahwa Pekerja harus melaporkan atau meminta izin secara tertulis kepada perusahaan sehubungan dengan cerai sebagaimana dimaksud dalam pertimbangan point a Surat Keputusan No.Kpts.P-131 / 10 Bahwa dalam PKB khususnya dalam ketentuan Pasal 14 ayat (4) hanya mengatur sebagai berikut : Perubahan status keluarga pekerja yang tidak dilaporkan secara tertulis dalam waktu 1 (satu) tahun kepada perusahaan merupakan pelanggaran administrasi ; K10020/2010-58 ;

am

ah k

ep

ah

A gu ng

11 Bahwa atas perceraian yang dialami oleh Penggugat, Penggugat telah diajukan kepada Manajer HR Area JBT. Dengan adanya pelaporan tersebut, maka Penggugat sama sekali tidak melakukan pelanggaran administrasi Tergugat menurunkan golongan upah Penggugat tidak memiliki dasar atau alasan hukum ;

melaporkan perubahan statusnya melalui Surat tertanggal 09 April 2010 yang

sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (4) PKB. Dengan demikian, tindakan

K10020/2010-S8 menganggap perbuatan Penggugat yaitu tidak melaporkan aan meminta izin secara tertulis kepada perusahaan sehubungan dengan surat permohonan talak cerai ke Pengadilan Agama. Sebagai perbuatan yang melanggar Pasal 99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan ayat (5) Pasal 99 butir 23 PKB, yang masing-masinq menyebutkan sebagai berikut :

ka

ah

Ayat (1) butir 3 point q : Setiap Pekerja dapat dikenakan saksi berupa Pemutusan Hubungan Kerja dengan pembayaran uang pesangon tabel kecil, jika : ... Melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan ;

ep

ub

lik

12 Bahwa selanjutnya Tergugat pada pertimbangan point b SK No.Kpts.P 131/

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 2

es

In do ne si

ub lik

ng

Pasal 99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan (5) butir 23, yang dapat dikenai

In do ne si a

kepada perusahaan sehubungan dengan surat permohonan talak cerai ke

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

terhadap perusahaan, dikenakan sanksi seberat-beratnya berupa pemutusan hubungan kerja dan kepada yang bersangkutan diberikan penggantian hak berupa secara proporsional ;

ah

gu

Ayat (5) butir 23 : Melakukan perbuatan yang merupakan pelanggaran ketentuan pemerintan ; Ketentuan-ketentuan tersebut sama-sekali tidak mengatur mengenai keharusan Penggugat urituk melaporkan dan meminta izin secara tertulis kepada perusahaan

terkait permohonan talak cerai. Tergugat juga tidak menyebutkan peraturan

tersebut. Dengan demikian semakin jelas bahwa tindakan Tergugat menerapkan disiplin kepada Penggugat berupa penurunan golongan upah tidak beralasan. 13 Berdasarkan uraian-uraian tersebut Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang untuk membatalkan Pekerja tertanggal 23 Surat Keputusan No.Kpts.P-131/K10020/2010-S8 tentang Tindakan Disiplin

am

ah k

ep
Maret 2010

ub lik
dan

perundang - undangan atau ketentuan pemerintan mana yang mengharuskan hal

ng

kompensasi hari-hari istirahat tahunan dan fasilitas istirahat tahunan yang dihitung

menghukum Tergugat

mengembalikan golongan upah Penggugat pada golongan sebelumnya yaitu golongan upah 9 (sembilan) dan dikembalikan hak gaji golongan tersebut sampai dengan sekarang ;

ah

A gu ng

14 Bahwa terhadap dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut, Penggugat telah mengupayakan penyelesaian melalui proses perundingan secara bipartit dengan Tergugat melalui surat Penggugat kepada Manager HR Area Jawa Bagian Tengah

tertanggal 12 April 2010 dan surat kedua tertanggal 21 April 2010 ;

15 Bahwa perundingan bipartit dilakukan pada tanggal 26 April 2010, bertempat di Kantor PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Wilayah Jateng dan DIY, Jalan Pemuda 114 ;

Penggugat dan Tergugat, karena itu Penggugat melalui suratnya tertanggal 8 Juli 2010 mengadukan perselisihan tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang untuk dilakukan upaya Mediasi ; 17 Bahwa karena tidak tercapainya kesepakatan, Mediator mengeluarkan anjuran 2010, yang pada intinya menganjurkan hal-hal sebagai berikut : a Agar Tergugat dalam mengevaluasi kinerja dan perbaikan sikap pekerja, mempertimbangkan masa kerja dan prestasi pekerja selama ini dan mengembalikan Penggugat ke golongan upah semula paling lambat 1 melalui Surat Nomor : 567/4203/2010 perihal Anjuran tertanggal 3 September

ka

ah

ep

ub

lik

16 Bahwa perundingan bipartit tersebut tidak mencapai kesepakatan antara

ng

(satu) tanun sejak berlakunya SK No. Kpts. P-131 /K.1 0020/2010.S8 ;


Hal. 3 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 3

es

In do ne si

In do ne si a
untuk

Ayat (3) : Apabila seorang Pekerja melakukan kesalahan yang dikategorikan berat

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

kerja yang harmonis, dan tidak melakukan tindakan sepihak yang dapat merugikan pihak lainnya ;

ah

gu

18 Bahwa Penggugat menyatakan sebagian menerima anjuran, sedangkan Tergugat menolak sebagian dengan memberikan jawaban ;

19 Oleh karena sampai dengan tahap mediasi melalui Mediator pada Dinas Tenaga sudah cukup alasan bagi Penggugat mengajukan penyelesaian perselisihan ini melalui Pengadilan Hubungan Industrial ; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat mohon kepada Pengadilan

Kerja dan Transmigrasi Semarang perselisihan ini tidak dapat diselesaikan, maka

ng

Agar

masing-masing

pihak

memberikan

jawaban

selambatlambatnya dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah

diterimanya anjuran ini ;

am

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang agar memberikan putusan sebagai berikut : PRIMER : 1 2 3 4

ah k

Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; Menyatakan Surat Keputusan No.Kpts.P-131/K10020/2010-S8 tentang Tindakan Disiplin Pekerja, tertanggal 23 Maret 2010 batal demi hukum ;

ep

Menghukum Tergugat untuk mengembalikan golongan upah Penggugat ke golongan upah sebelumnya yaitu golongan upah 9 (sembilan) ; Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

SUBSIDAIR :

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ;

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Semarang telah mengambil putusan, yaitu putusan No.114/G/2010/

PHI.Smg tanggal 16 Maret 2011 yang amarnya sebagai berikut : DALAM POKOK PERKARA : 1 2 Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; lima ribu sembilan ratus Rupiah) ;

ah

Membebankan beaya perkara kepada negara sebesar Rp. 205.900,00 (dua ratus Menimbang, bahwa putusan terakhir ini telah dijatuhkan dengan

ub

lik

ka

permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 30 Maret 2011 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 15/Kas/III/ 2011/PHI.Smg yang dibuat oleh Plt. Panitera Muda Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di

ah

ep

Penggugat pada tanggal 16 Maret 2011 kemudian terhadapnya oleh Penggugat diajukan

ng

Kepaniteraan Pengadilan tersebut pada tanggal 30 Maret 2011 ;

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 4

es

In do ne si
dihadiri

A gu ng

ub lik

In do ne si a
atas anjuran

Agar selama proses penyelesaian para pihak tetap menjaga hubungan

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat / Pemohon Kasasi diajukan jawaban

memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan tersebut pada tanggal 25 April Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah

ah

gu

diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan

dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Pokok Permasalahan :

kasasi tersebut formal dapat diterima ;

Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah : 1

ng

2011 ;

Terbitnya SK Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) No.Kpts. P-131/ K10020/2010 S8 tgl. 23 Maret 2010 tentang Tindakan Disiplin Pekerja (c.q.Penggugat dalam perubahan status keluarga), kemudian menimbulkan perselisihan hubungan industrial, karena perbedaan penafsiran dalam penerapan 2 Kronologi Singkat : a PKB 2007-2009 sehingga terjadi hilangnya beberapa hak Penggugat : Pada tgl. 23 Maret 2010 Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) mengeluarkan SK No.Kpts. P-131/K10020/2010 S8 tentang Tindakan Disiplin Pekerja berupa penurunan golongan upah satu tingkat

am

ah k

ep

ah

A gu ng

kepada Sdr.Rajab Marsikun (Penggugat). Dasar penerbitan SK aquo sebagaimana dijelaskan dalam konsiderans adalah Penggugat tidak melaporkan secara resmi dan meminta izin secara tertulis kepada

perusahaan dan perbuatan Penggugat merupakan pelanggaran PKB 2007

2009 pasal 99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan (5) butir 23 yang dapat dikenai sanksi PHK. Penggugat menolak SK tersebut dan mengajukan pertemuan bipartit

dan selanjutnya kasus tersebut dilimpahkan ke Mediator Disnakertrans Semarang. Setelah dilakukan sidang mediasi di Kantor Disnakertrans Kota Semarang, dalam sidang mediasi dimaksud tidak tercapai upaya perdamaian kedua pihak. Kemudian pada tgl. 22 Juli 2010 Mediator sebagian anjuran, sedangkan pihak pekerja menolak anjuran. Selanjutnya kasus tersebut dilimpahkan ke Pengadilan Hubungan Industrial Kota Semarang. c Disnakertrans mengeluarkan anjuran dimana pihak perusahaan menerima

ka

ah

ep

ub

lik

kepada perusahaan pada tanggal 26 April 2010, tidak dicapai kesepakatan

Pada tanggal.05 Nopember 2010 Penggugat mendaftarkan gugatannya ke

ng

PHI Propinsi Jawa Tengah di kota Semarang dan setelah melalui sidangHal. 5 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 5

es

In do ne si

ub lik

In do ne si a

Bahwa setelah itu oleh Tergugat yang pada tanggal 13 April 2011 telah

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

sebagaimana terlampir dalam Memori Kasasi ini. 3

Pendapat Penggugat atas Putusan Majelis Hakim PHI Jawa Tengah atas

Pada halaman 24 alinea 5 putusan a quo,

ng

Perkara Nomor 114/G/2010/PHI.SMG

Majelis Hakim PHI dalam

ah

gu

pertimbangannya perselisihan perkara a quo merupakan perselisihan kepentingan

adalah tidak tepat, Penggugat berpendapat atas berbagai data/fakta bahwa dalam

perkara a quo adalah perselisihan Hak yang diakibatkan perbedaan penafsiran dalam

penerapan PKB 2007-2009, terkait dengan pengurangan hak-hak pekerja antara lain selisih dalam satu tahun (hingga Maret 2011) Upah Tetap : Rp.20.319.120,- Gaji

tujuh kali upah tetap : Rp. 7.434.182,- (satu kali UP), insentif 2010 : Rp.14.868.364,(dua kali UP), insentif 2010 : 29.736.728,- (empat kali UP) THR : Rp. Rp. 2.677.221,yang telah mengalami penurunan total pertahun : Rp. 78.812.075,(Tujuhpuluh Delapan Juta Delapanratus duabelas Ribu Tujuhpuluh Lima Rupiah). Dengan demikian karena terkait dengan hak-hak normatif pekerja, penggugat berpendapat bahwa perkara a quo adalah perselisihan hak. Sebagai pertimbangan tulisan HM. Laica Marzuki dalam Asri Wijayanti, SM. HM. Mengenal Karakteristik Kasus-kasus Perburuhan Varia Peradilan nomor 133, Jakarta Oktober 1996, hal.151

am

ah k

ep

Juga untuk tunjangan posisi tidak dibayarkan sama sekali ( + Rp.350.000,-/bulan).

ah

A gu ng

yang menyebutkan ; Kasus perselisihan Hak (rechtgeschil, conflict of right) yang berpaut dengan dengan tidak adanya persesuaian dengan itu, menitikberatkan aspek

hukum (rechtmatighheid) dari permasalahan, utamanya menyangkut pencederaan

janji (wanprestasi) terhadap Perjanjian Kerja, suatu pelanggaran perundang-

undangan ketenagakerjaan. Kemudian Prof. Aloysius Uwiyono, dalam Desertasi

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta 2001, hal.217 menyebutkan ;

Dalam perselisihan Hak, Hukumnya yang dilanggar, tidak dilaksanakan atau 3.a. Bahwa Majelis Hakim kurang cermat dalam memposisikan status para saksi

yang dihadirkan oleh Tergugat. Bahwa para saksi tersebut adalah para staf pejabat HR dan Manajer yang notabene adalah bagian dari Pihak Tergugat. Bahwa yang dimaksud Saksi adalah orang yang melihat, mendengar dan tersebut tidak memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku, dengan demikian pendapat para saksi tersebut sepatutnya ditolak dan bukan sebagai alat bukti dalam persidangan dimaksud. 3.b. Bahwa Majelis Hakim kurang cermat dalam melihat Perjanjian Kerja Bersama merasakan/mengalami peristiwa/kasus itu sendiri. Sementara para saksi

ka

ah

ep

ub

lik

ditafsirkan secara berbeda.

ng

(PKB) 2007-2009 terkait dengan pemberian sanksi. Bahwa jenis dan tingkatan

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 6

es

In do ne si

ub lik

Pokok : Rp.692.460,- Tunjangan Daerah : Rp. 3.084.000,- dan insentif 2010 sebesar

In do ne si a

sidang, pada tgl.16 Maret 2011 PHI Semarang mengeluarkan putusan

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

pasal 82 ayat (3) PKB 2007-2009). Bahwa Surat Peringatan Kedua diberikan apabila Pekerja yang sedang menjalani sanksi Surat Peringatan Pertama

ah

gu

ng

melakukan/mengulangi pelanggaran/kesalahan yang sama/setara (vide pasal 82

ayat (5) PKB 2007-2009). Bahwa Penggugat sebelum mendapat sanksi penurunan golongan upah, telah mendapat sanksi Surat Peringatan Pertama

No.R-2859/F13500/2008-S0 tgl.25 Nopember 2008 yang berlaku tmt. 13

Nopember 2008 s.d. 12 Mei 2009. Bahwa sebelum masa berlakunya sanksi

Surat Peringatan Pertama berakhir, Penggugat dinyatakan bersalah karena tidak

melaporkan talak cerai sehingga diberikan sanksi penurunan golongan upah.

yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila Penggugat dianggap bersalah karena tidak melaporkan talak cerai, maka seyoyagnya diberikan Surat Peringatan Kedua, karena perbuatan tersebut hanya masalah administrasi dan bukan jenis pelanggaran yang sama atau setara yang pernah dilakukan Penggugat 3.c. Bahwa Majelis Hakim berpendapat karyawan PT Pertamina (Persero) dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana dimaksud dalam PP No.10 Tahun 1983 jo.PP No.45 Tahun 1990. Bahwa sejak lahirnya sebelumnya.

am

ah k

ep

UU No.13 tentang ketenagakerjaan dan UU nomor 19 Tahun 2003 tentang

ah

A gu ng

BUMN dan PP No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT Pertamina

(Persero) sebagai BUMN harus tunduk dengan peraturan perundang-undangan

di bidang ketenagakerjaan (Ref.pasal 87 UU BUMN) dan tidak lagi tunduk

dengan UU No.8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jo. PP

10/1983 jo.PP 45 Tahun 1990 dan PP 30 tahun 1980, PP tersebut merupakan satu kesatuan dalam UU Kepegawaian no.8/1974. Dengan demikian pengertian

dipersamakan dengan PNS tidak berarti dalam ketenagakerjaan atau syarat-

menundukkan pada PP tertentu harus dituangkan ke dalam PKB atau peraturan perusahaan lainnya tetap dalam PKB wajib disebut/dicantumkan peraturan dimaksud, dan wajib ada kesepakatan dengan Serikat Pekerja serta tercatat di Kantor Depnakertrans RI. Bahwa majelis hakim telah keliru menafsirkan dengan PNS adalah menyangkut kedudukan karyawan PT Pertamina (Persero) sebagai penyelenggara negara (pelaksana) dalam melayani kepentingan umum tetapi untuk syarat-syarat kerja diatur tersendiri dalam PKB sesuai amanah UU ketenagakerjaan tahun 2003. pengertian dipersamakan dengan PNS. Bahwa pengertian dipersamakan

ka

ah

ep

ub

lik

syarat kerja harus sama dengan PNS, namun demikian apabila mau

ng

Hal. 7 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 7

es

In do ne si

ub lik

Bahwa pemberian sanksi penurunan golongan upah adalah tindakan berlebihan

In do ne si a

Surat Peringatan terdiri atas Surat Peringatan Pertama, Kedua dan Ketiga (vide

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

(Persero) yang melakukan kawin siri maupun perceraian yang terjadi di unitunit operasi lainnya di lingkungan PT Pertamina (Persero), tidak mendapatkan

ah

gu

4. Pendapat Penggugat terhadap Perkara a quo :

4.a. Bahwa SK dimaksud tidak menjelaskan secara spesifik dan terperinci bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pekerja sebagai dasar pemberian sanksi, sehingga bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama pasal 80 ayat (2).

terungkap pada hasil penyelidikan/pemeriksaan Sekuriti bahwa Sdr.Rajab Marsikun 688252 secara resmi tidak melaporkan dan meminta izin secara tertulis kepada perusahaan sehubungan dengan permohonan talak cerai ke Pengadilan Agama. Ini menunjukkan bahwa pembuktian perkara hanya terhadap Sdr.Rajab Marsikun sebagai pihak tertuduh yang lazimnya pembuktian suatu perkara haruslah di BAP yang menghadirkan para saksi sehingga diperoleh alat bukti yang cukup untuk memutuskan suatu perkara. sampai pada tingkat penyelidikan dan belum pernah dilakukan penyidikan

am

ah k

ep

Dan sebelum sanksi diberikan, pekerja diberi kesempatan untuk membela diri

ah

A gu ng

sebagaimana diatur dalam PKB 2007-2009 pasal 84. Dengan demikian SK

dimaksud tidak memenuhi syarat-syarat formil sebagaimana diatur dalam PKB

2007-2009. Apalagi tidak sepatutnya perihal hubungan industrial dan bukan

perkara fisik / kriminal melibatkan secutity sebagai pemeriksa.

4.c. Bahwa Sdr.Rajab Marsikun dianggap bersalah karena tidak melaporkan

permohonan talak cerai ke Pengadilan Agama. Bahwa proses perceraian yang dialami Sdr.Rajab Marsikun adalah adanya desakkan dari pihak istri, kemudian

oleh Pengadilan Agama Kota Semarang dengan putusan nomor 1563/ Pdt.G/2008/ PA.Sm. tanggal 01 September 2009 dan putusan tersebut in kracht karena kedua pihak menerima putusan tersebut. Selanjutnya Sdr.Rajab Marsikun melaporkan perubahan status keluarga kepada perusahaan pada tgl. 2007-2009 mengatur secara jelas mengenai pelaporan perubahan status keluarga pekerja yakni pada pasal 14 ayat (4) disebutkan : Perubahan status keluarga pekerja yang tidak dilaporkan secara tertulis dalam waktu 1 (satu) tahun kepada perusahaan merupakan pelanggaran administrasi. Kemudian 09 April 2010. Patut diketahui bahwa Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

ka

ah

ep

ub

lik

diproses di Pengadilan Agama. Dalam kasus perceraian tersebut telah diputus

ng

pada pasal 14 ayat (7) disebutkan : Perubahan data istri atau suami hanya

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 8

es

In do ne si

ub lik

4.b. Bahwa dalam konsiderans huruf a disebutkan : Bahwa berdasarkan fakta yang

ng

sanksi sebagaimana sanksi yang diterima Penggugat. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian sanksi terhadap Penggugat sangat tendensius dan terlalu berlebihan.

In do ne si a

3.d. Bahwa fakta yang ada kasus-kasus serupa/setara yakni karyawan PT Pertamina

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

maupun meninggal dunia sesuai bukti yang sah menurut hukum. Dari

ketentuan PKB tersebut bila dihitung sejak putusan Pengadilan Agama keluar

ah

gu

4.d. Bahwa dalam konsiderans huruf b SK dimaksud disebutkan : Bahwa perbuatan Sdr.Rajab Marsikun 688252 merupakan pelanggaran PKB 2007 2009 pasal

ng

hingga pelaporan perubahan status maka belum melewati 1 (satu) tahun.

Dengan demikian Sdr.Rajab Marsikun belum dapat dikatakan melanggar ketentuan perusahaan.

99 ayat (1) butir 3 point q, ayat (3) dan (5) butir 23 yang dapat dikenai sanksi

PHK. Konsiderans ini merujuk pada peraturan perundang-undangan yang

adalah PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990, Surat Edaran BAKN No.08/ SE/1983, TKO No.B-028/I0220/2000-S0 tgl.01 Nopember 2000 dan TKO No.B-029/I0220/2000-S0 tgl.01 Nopember 2000. Oleh karena dianggap melanggar peraturan-peraturan dimaksud, Sdr.Rajab Marsikun diberi sanksi PT. Pertamina (Persero) telah rinci dalam susunan bab per bab sesuai konteksnya, dalam bab II mengatur tentang Perubahan status keluarga Pekerja yang dalam konteks UU no.8/1974 adalah PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990, sedang bab VIII tentang Hubungan Industrial yangmerupakan perubahan dari berupa penurunan golongan upah satu tingkat tanpa batas waktu. Padahal PKB

am

ah k

ep

ah

A gu ng

norma dan syarat kerja yang dipakai PNS PP 30/1980, karena sejak UU Tahun 2003 semua badan usaha wajib tunduk pada UU Ketenagakerjaan, sehingga

penafsiran peraturan perundang-undangan dimaksud bukan sama sekali PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990, melainkan PP menyangkut pelanggaran berat yang apabila terkait pidana dengan ancaman pidana satu tahun lebih.

4.e. Bahwa dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN pasal 9 menyebutkan

bahwa BUMN terdiri dari Persero dan Perum. Kemudian dalam pasal 11

prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (dalam hal ini telah diubah dengan UU No.40 Tahun 2007). Bahwa PT Pertamina (Persero) adalah BUMN berbentuk Persero. Bahwa BUMN yang berbentuk Persero bukanlah Badan termasuk keputusan Tata Usaha Negara. Terkait dengan perkara ini sangatlah jelas bahwa perkara ini disidangkan ke Pengadilan Hubungan Industrial bukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Bilamana pekerja BUMN masih dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil maka tentu dalam perkara aquo Tata Usaha Negara sehingga keputusan yang diambil oleh Direksi BUMN tidak

ka

ah

ep

ub

lik

disebutkan bahwa Terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-

ng

harus digugat melalui jalur PTUN.


Hal. 9 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 9

es

In do ne si

ub lik

berlaku. Menurut perusahaan peraturan perundang-undangan yang dimaksud

In do ne si a

dimungkinkan dalam hal terjadinya putus perkawinan baik karena perceraian

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan Perjanjian Kerja

gu

ng

Bersama (PKB) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di

bidang ketenagakerjaan. Terkait dengan masalah ketenagakerjaan maka PT

Pertamina (Persero) harus tunduk dengan peraturan perundang-undangan di

bidang ketenagakerjaan dan tidak lagi tunduk kepada UU No.8/1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jo. PP No.10/1983 jo.PP No.45 Tahun 1990. Dengan demikian apabila perusahaan masih mengaitkan masalah

ketenagakerjaan dengan PP No.10/1983 jo. PP No.45/1990 maka hal itu tidak bukan Pegawai Negeri Sipil.

ah

4.g. Bahwa menurut pendapat saksi ahli yang kami hadirkan yakni Sdr. Djoko Triyanto, SH.MH (Dosen Ketenagakerjaan Fak. Hukum UNDIP Semarang selama 24 tahun) dan Sdr. Ibnu Santosa Faridi, SH. M.Hum. (pejabat bidang Hubungan Industrial/ketenagakerjaan). bahwa dalam perspektif hukum ketenagakerjaan, pekerja BUMN tidak dapat dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil karena pengaturan syarat-syarat kerja, hak dan kewajibannya diatur dalam undang-undang yang berbeda. Perusahaan tidak berhak disnakertran dan Kependudukan Jawa Tengah yang telah 30 tahun berprofesi di

am

ah k

ep

ah

A gu ng

mencampuri masalah privat atau masalah rumah tangga karyawannya, dan yang perlu diatur adalah perubahan status keluarga karena menyangkut tunjangan/kompensasi atau benefit yang akan diberikan perusahaan. PKB menghendaki aturan tambahan tidak boleh bertentangan dengan induk aturan

adalah sebuah UU tertinggi para pihak dalam Perjanjian Kerja, dan apabila (PKB) atau secara jelas diadob/dicantumkan kedalam PKB lewat kesepakatan para pihak dan didaftarkan ke Disnakertran dan Kependudukan. Terkait dengan PP No.10 Tahun 1983 jo.PP No.45 Tahun 1990 ditegaskan hanya berlaku untuk komunitas tertentu (Pegawai Negeri Sipil).

4.h. Selanjutnya Sdr.Rajab Marsikun dianggap melanggar TKO No.B-028/ I0220/2000-S0 tgl. 01 Nopember 2000 dan TKO No.B-029/ I0220/2000-S0 tgl.01 Nopember 2000. Bahwa Tata Kerja Organisasi (TKO) adalah peraturan menjalankan aturan, fungsi mana yang berwenang menjalankan aturan dan tidak mengatur masalah sanksi. Kemudian dengan mengacu kepada KUH Perdata pasal 1338 yang mentakan : Perjanjian yang dibuat secara syah berlaku sebagai Undang Undang bagi para pihak. Apabila di dalam PKB telah pelaksana dari PKB yang hanya mengatur tata cara, prosedur atau mekanisme

ka

ah

ep

ub

lik

ng

jelas mengenai prosedur penerapan aturan maka tidak lagi diperlukan TKO.

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 10

es

In do ne si

ub lik

relevan lagi diterapkan kepada pekerja PT Pertamina (Persero) yang notabene

In do ne si a

4.f. Selanjutnya dalam UU No.19 Tahun 2003 pasal 87 disebutkan Karyawan

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

justifikasi untuk memberikan sanksi, karena TKO-TKO tersebut dibuat sepihak oleh perusahaan dan isinya bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi yakni

gu

ng

UU Ketenagakerjaan dan PKB. Keberadaan TKO tersebut bertentangan dengan dari PKB ini maka dapat diadakan sepanjang tidak bertentangan dengan

PKB 2007-2009 pasal 3 ayat (2) yakni Jika diperlukan ketentuan pelaksana ketentuan yang termaktub dalam PKB ini, dengan mendapat persetujuan hal ini TKO-TKO tersebut tidak atau belum mendapatkan persetujuan dari FSPPB, jadi PKB sebagai aturan tertinggi,

perusahaan dan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). Dalam

adapaun atauran yang

ah

bersifat petunjuk rinci/detail dalam pelaksanaan PKB, untuk seluruh Pekerja dengan tidak bertentangan dengan PKB. 4.i. Bahwa dari penjelasan huruf e, f, g dan h diatas maka tidak ada alasan ataupun dasar hukum bagi perusahaan untuk memberikan sanksi. Dengan demikian tidak melaporkan perceraian adalah tindakan yang berlebihan dan tidak memiliki dasar hukum. 4.j. Bahwa menurut perusahaan keluarnya SK dimaksud terkait dengan putusan pemberian sanksi berupa penurunan golongan upah 1 (satu) tingkat karena

am

ah k

ep

Pengadilan Negeri No. 669/Pid.B/2008/DN.Smg tgl. 04 September 2008 yang

ah

A gu ng

memvonis Sdr.Rajab Marsikun selama 4 (empat) bulan. Alasan itu tidak dapat Marsikun telah mendapatkan Surat Peringatan yang berlaku sejak tgl. 13

dibenarkan dan tidak relevan lagi. Dimana dalam kasus tersebut Sdr.Rajab

Nopember 2008 s.d 12 Mei 2009, dan sanksi itu telah dijalani, dengan

demikian sejak 13 Mei 2009 Sdr.Rajab Marsikun harus dinyatakan bersih/

selesai masalahnya. Di dalam PKB secara jelas mengatur bahwa pekerja yang

dikenakan hukuman kurungan badan / penjara 6 (enam) bulan atau kurang

dipekerjakan kembali (Ref. pasal 87 ayat (6) PKB). Demikian juga proses pemeriksaan pelanggaran diluar perusahan paling lama 6 (enam) bulan (Ref.pasal 86 ayat (7) PKB). Juga untuk sengketa hak sebagaimana diatur UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka masa kedaluarsanya adalah Negeri No. 669/Pid.B/ 2008/DN.Smg tgl. 04 September 2008 dengan keluarnya SK Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina (Persero) No.Kpts. P-131/ K10020/2010 S8 pada tgl. 23 Maret 2010 maka sudah melebihi waktu 1 (tahun). Dengan demikian apabila perusahaan mengaitkan kasus perselisihan 1 (satu) tahun. Bila dilihat dari sisi waktu sejak keluarnya putusan Pengadilan

ka

ah

ep

ub

lik

maka hubungan kerjanya dipertimbangkan oleh pimpinan perusahaan untuk

ng

Hal. 11 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 11

es

In do ne si

ub lik

diperbolehkan dalam PKB bab XII adalah aturan dibuat oleh Perusahaan yang

In do ne si a

Terkait dengan kasus dimaksud, maka kedua TKO tersebut tidak bisa dijadikan

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

tidak relevan, juga sudah kedaluarsa.

4.k. Bahwa saksi-saksi yang dihadirkan oleh perusahaan bukanlah orang-orang yang

ah

gu

4.l. Bahwa sejak diberikan sanksi berupa penurunan golongan upah, Sdr.Rajab material sejak tgl. 23 Maret 2010 sampai dengan saat ini mencapai puluhan juta rupiah. Kerugian tersebut yakni dari jumlah upah, insentif, bonus, THR dan benefit lainnya yang diterima menjadi berkurang. Sedangkan kerugian immaterial bahwa pemberian sanksi tersebut telah merusak nama baik 4.m. Bahwa berdasarkan alasan-alasan, fakta-fakta dan data-data diatas maka SK No.Kpts. P-131/K10020/2010 S8 tgl. 23 Maret 2010 dimaksud tidak memiliki dasar hukum dan harus dibatalkan, untuk selanjutnya Sdr.Rajab Marsikun direhabilitasi nama baiknya, dikembalikan ke posisi/jabatan semula Sdr.Rajab Marsikun dan dipinggirkan dalam lingkungan kerja.

ng

melihat, mendengar dan mengalami proses terjadinya perkara. Orang-orang

tersebut juga bukanlah saksi ahli, tetapi mereka adalah para pejabat PT

Pertamina (Persero) sehingga kedudukan mereka dalam persidangan adalah mereka berikan tidak termasuk alat bukti yang sah menurut hukum acara

sama seperti tergugat. Dengan demikian pendapat atau keterangan yang perdata.

am

ah k

ep

ah

A gu ng

atau yang sesuai dengan kompetensi yang bersangkutan dan dikembalikan hak-

haknya serta tuntutan lainnya sebagaimana telah disampaikan pada replik

penggugat.

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung

berpendapat :

bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, Judex Facti tidak salah

menerapkan hukum karena Penggugat telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh : RAJAB MARSIKUN tersebut harus ditolak ;

ub

ka

150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) maka berdasarkan ketentuan Pasal 58 UU No. 2 Tahun 2004 biaya perkara dibebankan pada Negara ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, UndangUndang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan

ah

ep

Menimbang, bahwa karena nilai gugatan perkara ini dibawah

lik

pasal 99 (PKB) dan kepadanya sudah diberikan SP I.

ng

Undang-Undang No. 5 Tahun 2004, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No.

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 12

es

In do ne si
Pemohon Kasasi : Rp.

ub lik

Marsikun telah mengalami kerugian material maupun immaterial. Kerugian

In do ne si a

hubungan industrial ini dengan putusan Pengadilan Negeri tersebut, selain

ep u

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

lain yang bersangkutan ;

MENGADILI :

tersebut ;

gu

Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada

hari Senin tanggal 27 Juni 2011 oleh Dr. H. Supandi, SH., M.Hum. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Buyung Marizal, SH., dan Dwi Tjahyo Soewarsono, SH.,MH. Hakim-Hakim Ad Hoc PHI pada

ah

umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh dihadiri oleh para pihak ; Hakim-Hakim Anggota : ttd./Buyung Marizal, SH. Edy Pramono, SH.,MH. Panitera Pengganti dengan tidak

am

ah k

A gu ng

Panitera Pengganti :

ttd./Edy Pramono, SH.,MH.

Untuk Salinan Mahkamah Agung RI a.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus

ah

ka

ah

ep

ub

RAHMI MULYATI, SH.MH Nip. 19591207 1985 12 2 002.

lik ik In d on
Halaman 13

Hal. 13 dari 14 hal. Put. No. 358 K/Pdt.Sus/2011

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

gu

ng

es

In do ne si

ttd./Dwi Tjahyo Soewarsono, SH.,MH.

ep

ub lik
Ketua :

Mahkamah Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang

ng

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : RAJAB MARSIKUN

ttd./Dr. H. Supandi, SH., M.Hum.

In do ne si a
terbuka untuk

3 Tahun 2009, Undang-Undang No.2 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan

ep u

Anda mungkin juga menyukai