1. Identitas Penggugat (tingkat pertama) SAID MOHD TAUFIK, bertempat tinggal di Sei Betung Nomor 48, RT 03, RW 02, Desa/Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Provinsi Riau. 2. Identitas Tergugat (tingkat pertama) IRMAN, bertempat tinggal di Jalan Wonosari Perumahan Indriyani 2 (dua) RT.002, RW.008, Kel. Tangkerang Tengah, Kec. Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. 3. Identitas Kuasa Hukum a. Kuasa Hukum Penggugat (tingkat pertama) JONI HUTABARAT, S.H., Advokat pada Kantor Hukum JONI HUTABARAT, S.H. & PARTNERS yang beralamat di Jalan Terantang Gg. Sungkai No. 5, Pekanbaru, Kel. Labuh Baru Barat, Kec. Payung Sekaki Pekanbaru-Riau. b. Kuasa Hukum Tergugat (tingkat banding) M. AMIEN SUBAYANG, S.H., Advokat/Pengacara pada Kantor Hukum Law Office M. AMIEN SUBAYANG, S.H.& ASSOCIATES yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 125 Lt. III Kel. Tangkerang Selatan, Kota Pekanbaru. 4. Identitas Majelis Hakim a. Majelis Hakim Tingkat Pertama Mangapul, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, Estiono, S.H., M.H. dan Iwan Irawan, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota. b. Majelis Hakim Tingkat Banding Khairul Fuad, S.H., M.Hum., sebagai Hakim Ketua Majelis, Iman Gultom, S.H., M.H. dan Aswijon, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota. c. Majelis Hakim Tingkat Kasasi Sudrajad Dimyati, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Hakim Ketua Majelis, Dr. Drs. Muhammad Yunus Wahab, S.H., M.H., dan Dr. Rahmi Mulyati, S.H., M.H., Hakim- hakim Agung sebagai Hakim Anggota. 5. Identitas Panitera a. Panitera Pengganti Tingkat Pertama Dita Triwulany, S.H. b. Panitera Pengganti Tingkat Banding Bahari Siregar, S.H. c. Panitera Pengganti Tingkat Kasasi Arief Sapto Nugroho, S.H., M.H. B. Kasus Posisi Berdasarkan pada surat gugatan penggugat, maka kasus posisi dari perkara a quo adalah bahwa antara PENGGUGAT sebagai pelaksana pekerjaan tanah timbun dengan TERGUGAT Sdr. IRMAN sebagai pemberi Pekerjaan telah melakukan perbuatan hukum berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam Surat Perjanjian kontrak Kerja, tanggal 2 Januari 2019. Sekitar awal bulan Desember 2018 teman TERGUGAT menghubungi PENGGUGAT dan menawarkan pekerjaan Penimbunan tanah dan kemudian PENGGUGAT (Mohd. Said Taufik) membuat penawaran harga. Untuk melanjutkan pembicaran, pada tanggal 2 Januari 2019 TERGUGAT menyuruh PENGGUGAT datang ke kantor PT. CAHAYA MARWAH SEJAHTERA Kota Pekanbaru untuk meneken kontrak proyek penimbunan tanah di lokasi Jalan Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, setelah sampai dikantor tersebut pegawai TERGUGAT mengetik Surat Perjanjian Kontrak Kerja kemudian ditanda tangani oleh para pihak. PENGGUGAT dan TERGUGAT telah sepakat kerja sama dalam proyek penimbunan tanah dilokasi jalan Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, dengan nilai harga kontrak sebesar Rp. 410.000.000,- (empat ratus sepuluh juta rupiah) dengan masa kerja 30 (tiga puluh) hari kalender dimulai 7 hari setelah tanggal 2 Januari 2019. Kemudian untuk melaksanakan pekerjaan diatas, TERGUGAT telah menyetorkan Uang muka atau down payment sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kepada PENGGUGAT. Pada hari kelima setelah bekerja tepatnya pada hari Rabu tanggal 15 Januari 2019 ada orang yang komplein/keberatan atas tanah tersebut kepada pengawas/mandor PENGGUGAT sehingga pekerjaan terhenti. PENGGUGAT juga telah beberapa kali menemui TERGUGAT untuk membicarakan masalah kerugian akibat terhentinya pekerjaan penimbunan tanah dan masalah uang operasional yang telah dikeluarkan PENGGUGATnamun TERGUGAT hanya menjanjikan akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Karena tidak ada kejelasan dari TERGUGAT, kemudian PENGGUGAT juga pernah mensomasi TERGUGAT melalui Kuasa hukum sebanyak 2 (dua) kali namun belum ada jawaban dan tanggapan dari TERGUGAT, dengan demikian perbuatan TERGUGAT tersebut jelas wanprestasi/ingkar janji dan membawa kerugian kepada PENGGUGAT. Dalam rangka memenuhi kewajiban hukumnya PENGGUGAT sebagai pelaksana pekerjaan penimbunan proyek tanah timbun, maka PENGGUGAT telah mengeluarkan biaya yang cukup banyak diantaranya: Untuk biaya operasional dan persiapan penimbunan tanah sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah); Pembuatan jembatan jalan masuk sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah); Gaji pengawas dan penjagaan alat berat di lokasi pekerjaan sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah); Sewa alat berat sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah); Sewa armada dan dump truk 10 (unit) sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah); Biaya operasional PENGGUGAT selama proses proyek penimbunan tanah Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah); Biaya pengawas lapangan bulan ke 2 (dua) sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah); Fee PENGGUGAT dari hasil pekerjaan 30% dari total biaya yang dikeluarkan PENGGUGAT sebesar Rp. 46.500.000,- (empat puluh enam juta lima ratus ribu rupiah); Dengan demikian total kerugian keseluruhan Rp. 201.000.000,- (dua ratus satu juta rupiah) dikurangi uang muka Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sehingga kerugian yang dialami PENGGUGAT sebesar Rp. 151.500.000,- (seratus lima puluh satu juta rupiah) oleh karena biaya sejumlah tersebut diatas nyata-nyata telah dikeluarkan PENGGUGAT sebagai pelaksana kerja sekaligus pemodal, maka sudah sewajarnya menurut hukum TERGUGAT membayar kerugian secara tunai dan seketika kepada PENGGUGAT. Dengan terhentinya pekerjaan penimbunan tanah mengakibatkan PENGGUGAT sama sekali tidak dapat lagi keuntungan materiil sebesar Rp. 123.000.000,- (seratus dua puluh tiga juta rupiah) yang diharapkan dari proyek a quo, maka PENGGUGAT berhak berdasarkan hukum menuntut kompensasi proyek a quo. Dengan adanya masalah yang dialami oleh PENGGUGAT sebagaimana yang dikemukakan diatas, telah mengganggu ketenangan PENGGUGAT dan merusak nama baik serta Reputasi PENGGUGAT dikalangan rekan dan dunia bisnis, dan jika dinilai dengan materi adalah sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) yang demi hukum haruslah dibayar tunai dan seketika kepada PENGGUGAT. C. Inti Gugatan Bahwa berdasarkan posita yang telah diuraikan dalam surat gugatan, maka kemudian inti dari gugatan sebagaimana yang dijelaskan dalam petitum antara lain: PRIMER 1. Menerima dan mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya; 2. Menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan PENGGUGAT dalam perkara ini; 3. Menyatakan sah menurut hukum Surat Perjanjian Kontrak Kerja tertulis antara TERGUGAT dengan PENGGUGAT yang telah di tandatangani masing-masing pihak diatas materai cukup tertanggal 2 Januari 2019; 4. Menyatakan TERGUGAT telah melakukan perbuatan wanprestasi/ingkar janji karena tidak mau membayar kerugian kepada PENGGUGAT dan terhentinya pekerjaan penimbunan tanah yang yang seharusnya menjadi tanggung jawab TERGUGAT; 5. Menghukum TERGUGAT untuk membayar kerugian kepada PENGGUGAT sebesar Rp. 151.500.000,- (seratus lima puluh satu juta rupiah) secara tunai sekaligus; 6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar kepada PENGGUGAT kerugian Materiil berupa keuntungan yang seharusnya didapat oleh PENGGUGAT sejumlah Rp. 123.000.000,- (seratus dua puluh tiga juta rupiah); 7. Menghukum TERGUGAT untuk membayar kerugian Immateriil yang diderita oleh PENGGUGAT akibat wanprestasi atau cedera janji yang dilakukan oleh TERGUGAT dengan uang adalah sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) secara tunai/sekaligus; 8. Menghukum TERGUGAT untuk membayar total kewajiban materiil dan Immateriil kepada PENGGUGAT sebesar Rp. 374.500.000,- secara tunai/ sekaligus; 9. Menghukum TERGUGAT membayar uang paksa/dwangsom kepada PENGGUGAT sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), untuk setiap hari atas keterlambatan pembayaran ganti kerugian materiil maupun immaterial terhitung sejak putusan hakim mempunyai kekuatan hukum tetap dalam perkara ini; 10. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu/Uit Voerbaar bij Voeraad, meskipun TERGUGAT melakukan upaya hukum banding, kasasi atau Verzet; 11. Menghukum TERGUGAT untuk mematuhi isi putusan perkara a quo; 12. Menghukum TERGUGAT untuk membayar semua biaya yang timbul dalam Perkara ini. SUBSIDER Akan tetapi, apabila Bapak Ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru dan/atau Majelis hakim yang memeriksa dan memutuskan perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang adil dan bijaksana. Studi Putusan/Analisa Kelompok terhadap Putusan
a. Kesesuaian surat gugatan
Bahwa berdasarkan pasal 8 ayat (3) Rv, isi surat gugatan antara lain memuat identitas para pihak, dasar gugatan (posita), dan tuntutan (petitum). Dalam putusan Nomor 317/Pdt.G/2019/PN Pbr, dimuat terkait hal-hal tersebut yaitu identitas para pihak dimana PENGGUGAT sebagai pelaksana pekerjaan tanah timbun dan TERGUGAT Sdr. IRMAN sebagai pemberi Pekerjaan, selanjutnya dasar gugatan (posita) juga telah diuraikan secara rinci sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi, dan tuntutan (petitum) juga telah dicantumkan baik primer maupun subsidernya. Oleh karena itu, surat gugatan telah sesuai dengan ketentuam yang ada. b. Kesesuaian gugatan Dalam petitum gugatan poin keempat disebutkan “Menyatakan TERGUGAT telah melakukan perbuatan wanprestasi/ingkar janji karena tidak mau membayar kerugian kepada PENGGUGAT dan terhentinya pekerjaan penimbunan tanah yang yang seharusnya menjadi tanggung jawab TERGUGAT”. Wanprestasi dijelaskan dalam pasal 1238 KUHPerdata bahwa debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan. Kemudian menurut posita gugatan poin sembilan menyebutkan bahwa “…PENGGUGAT juga pernah mensomasi TERGUGAT melalui Kuasa hukum sebanyak 2 (dua) kali namun hingga Surat Gugatan ini diajukan belum ada jawaban dan tanggapan dari TERGUGAT…”. Maka berdasarkan hal-hal tersebut, gugatan telah sesuai dengan fakta- fakta yang terjadi. Sebagaimana adanya Surat Perjanjian Kontrak Kerja tertanggal 02 Januari 2019 yang menjadi perikatan antara kedua pihak dan adanya somasi yang diberikan oleh Penggugat kepada Tergugat, maka dari itu gugatan tersebut telah sesuai dengan klasifikasi perbuatan wanprestasi. c. Kesesuaian pembelaan/jawaban Tergugat kemudian memberikan jawaban pembelaannya pada 22 April 2020, yaitu: DALAM KONPENSI DALAM POKOK PERKARA (VERWEERTEN PRINCIPALE) 1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh argumen/dalil-dalil yang diajukan penggugat dalam gugatannya kecuali terhadap nilai-nilai yang diakui secara tegas oleh Tergugat. 2. Bahwa terkait dalil gugatan Penggugat pada point No. 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 benar adanya dan tak perlu ditanggapi. 3. Bahwa tidak benar dan tidak sependapat dengan dalil Penggugat pada poin 7 yang menyatakan bahwa pada hari ke lima setelah bekerja tepatnya pada hari Rabu Tanggal 15 Januari 2019, ada orang yang komplain/ keberatan atas tanah tersebut kepada Pengawas/Mandor Penggugat sehingga pekerjaan terhenti. Bahwa perlu Tergugat tegaskan dimana setelah terhentinya pekerjaan pada hari kelima tersebut, Tergugat menyuruh Penggugat untuk menarik alat berat dari lokasi pekerjaan dan melanjutkan pekerjaan tersebut diareal lain milik Tergugat, artinya alat berat tersebut tidak menganggur/ tidak terhenti dan dalil Penggugat tersebut tidaklah berdasar dan mengada-ada. 4. Bahwa dalil Penggugat pada poin 8 yang menyatakan bahwa Penggugat juga telah beberapa kali menemui Tergugat untuk membicarakan masalah kerugian akibat terhentinya pekerjaan penimbunan tanah, dst. Bahwa pekerjaan yang dikerjakan oleh Penggugat tidak pernah terhenti sesuai dengan porsi uang DP yang telah diterima oleh Penggugat sesuai dengan poin no. 4 diatas, untuk itu dalil tersebut tidak perlu ditanggapi. 5. Bahwa dalil Penggugat pada poin no. 9 yang menyatakan Penggugat pernah mensomasi Tergugat sebanyak 2 (dua) kali, namun tidak ada jawaban dari Tergugat. Bahwa Tergugat tidak pernah mendapatkan surat Somasi dari Penggugat, mungkin Somasi tersebut salah alamat sehingga Tergugat tidak pernah menerimanya, dan untuk apa Tergugat menanggapinya dan itu adalah perbuatan yang sia-sia. 6. Bahwa dalil Penggugat pada poin no. 10 yang menyatakan bahwa Penggugat telah mengeluarkan biaya yang cukup banyak diantaranya : Untuk biaya operasional dan persiapan penimbunan tanah sebesar Rp. 10.000.000 (Sepuluh juta rupiah). Bahwa angka ini tidak benar adanya dan tidak perlu ditanggapi. Pembuatan jembatan jalan masuk sebesar Rp. 15.000.000 (Lima belas juta rupiah). Bahwa biaya sebesar ini tidak masuk akal, karena pembuatan jembatan yang dibuat hanya 8 batang pohon kelapa dan apabila dihitung hanya menghabiskan uang Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah). Gaji Pengawas dan Penjagaan alat berat dilokasi pekerjaan sebesar Rp. 20.000.000 (Dua puluh juta rupiah). Bahwa biaya sebesar ini tidak masuk akal, karena pekerjaan hanya satu minggu dan apabila ditotal gaji Pengawas selama satu minggu sebesar Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah) dan gaji Penjagaan selama satu minggu sebesar Rp.3.000.000 (Tiga juta rupiah). Sewa alat berat sebesar Rp. 40.000.000 (Empat puluh juta rupiah). Bahwa berhubung pekerjaan yang dikerjakan hanya satu minggu maka sewa alat beratnya dibayar separoh, yakni sebesar Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah). Sewa armada dan truck 10 unit sebesar Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah). Bahwa pekerjaan penimbunan tanah/ sirtu baru penyiraman sepanjang jalan lebih kurang 600 m dengan lebar 5 m dan belum sampai ke lokasi tanah milik Tergugat, maka taksiran biaya sebesar Rp. 12 000.000 (Dua belas juta rupiah) dan dalil tersebut adalah dalil yang dibuat-buat dan Tergugat akan buktikan dilapangan pada saat sidang lapangan. Biaya operasional Penggugat selama penimbunan tanah sebesar Rp.15.000.000 (Lima belas juta rupiah). Bahwa dalil tersebut tidak bisa Tergugat terima karena pekerjaan baru berjalan satu minggu dan dalil tersebut mengada-ada dan tidak perlu dipertimbangkan. Biaya Pengawas Lapangan bulan ke-2 sebesar Rp. 15.000.000 (Lima belas juta rupiah). Bahwa dalil tersebut adalah memutar balikkan fakta, bahwa mana ada biaya Pengawas Lapangan bulan ke-2, sementara pekerjaan cuma satu minggu, untuk itu dalil tersebut harus dikesampingkan. Fee Penggugat dari hasil pekerjaan 30% dari total biaya yang dikeluarkan Penggugat sebesar Rp. 46.500.000 (Empat puluh enam juta lima ratus ribu rupiah). Bahwa dalil tersebut harus dikesampingkan, karena pekerjaan baru berjalan satu minggu dan belum selesai, maka fee tidak masuk akal diterima oleh Penggugat untuk dalil tersebut tidak perlu ditanggapi. Bahwa dengan demikian total uang yang telah dikeluarkan oleh Penggugat atas proyek tersebut sebesar Rp. 45.000.000 (empat puluh lima juta rupiah) dan apabila dikurangi dengan uang atau DP yang telah diterima oleh Penggugat sebesar Rp.50.000.000 (Lima puluh juta rupiah) maka masih bersisa uang milik Tergugat sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) yang harus dikembalikan kepada Tergugat. 7. Bahwa dalil Penggugat pada poin 11 yang menyatakan bahwa dengan terhentinya pekerjaan penimbunan tanah mengakibatkan Penggugat sama sekali tidak dapat lagi keuntungan material, dst. Bahwa sesuai dengan Surat Perjanjian Kontrak Kerja pasal II ayat 2 yang berbunyi : Jika terjadi permasalahan sehubungan area tanah yang ditimbun hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab pihak Pertama (contoh : sengketa tanah dan lain-lain). Untuk itu Tergugat perlu untuk menyelesaikan terlebih dahulu kepada pihak yang mengklem dan Penggugat perlu kesabarannya untuk menyetop sementara waktu pekerjaan tersebut sampai keadaan kondusip dan hal tersebut telah disampaikan kepada Penggugat, namun tidak ada tanggapan untuk itulah Tergugat tidak bisa melanjutkan pekerjaan tersebut atau status Quo dan semua pembayaran ditiadakan, dan bahkan semua pekerjaan Penggugat dilapangan dihentikan dan Penggugat tidak mengeluarkan biaya apapun. 8. Bahwa dalil Penggugat poin 12 yang menyatakan bahwa dengan adanya masalah yang dialami oleh Penggugat sebagaimana yang dikemukakan diatas, dst. Bahwa dalil tersebut adalah resiko seorang pebisnis/kontraktor sebab tidak semua pekerjaan mendapat jalan yang mulus dan tanpa rintangan bahwa disini Tergugat juga merasa tercemar atau rugi atas proyek penimbunan tersebut karena uang telah keluar sementara tanah yang ditimbun oleh Penggugat belum sampai ke objek milik Tergugat. 9. Bahwa dalil Penggugat poin 13 yang menyatakan bahwa dengan adanya perbuatan Wanprestasi/ingkar janji yang dilakukan oleh Tergugat kepada Penggugat maka Tergugat haruslah dibebankan menurut hukum untuk membayar uang paksa/ dwangsom sebesar Rp. 1.000.000 perhari, dst. Bahwa dalil tersebut harus dipertanyakan sebab pekerjaan penimbunan terhenti baru satu minggu kerja dan uang telah diserahkan sesuai bobot kerjanya Penggugat dan bahkan Penggugat harus mengembalikan uang sisa sebesar Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah) kepada Tergugat, untuk itu dalil Penggugat tersebut harus dikesampingkan. 10. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, cukup berasalan hukum Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak dan mengeyampingkan gugatan penggugat sekaligus menerima dan mengabulkan jawaban Tergugat untuk keseluruhannya. Dst. Tergugat menjawab sesuai dengan gugatan yang dituliskan oleh Penggugat. Oleh karena itu, jawaban dan pembelaan Tergugat tersebut sesuai dengan lingkup perkara a quo