Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara

Membuat Surat Gugatan Wan Prestasi


Ajeng Riswanita Aulia /171010201225

Malang, 24 September 2014.

Nomor : 123/G.PDT/RCP/IX/2014
Perihal : Gugatan Wanprestasi
Lamp :-

Kepada Yth :
Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Negeri Semarang
Di Kota Malang.

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Ervian Dwi Agung Prasetyo, S.H. Advokat, pada Kantor Hukum Advokat/Konsultan
Hukum “EDA ASSOSIATION LAW” beralamat di Jl Lahor gang 2 No.42A Kota Malang
65123, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 1 September 2014 terlampir, bertindak untuk
dan atas:
Nama Ima Rida Sari Rahayu, Spd., Agama Islam, Umur 28 tahun, Pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil, Beralamat di Saptorenggo RT.01/RW.05 No.29 KEC. Pakis KAB. Malang,
dengan ini hendak menandatangani dan memajukan surat gugatan ini, selanjutnya disebut
sebagai PENGGUGAT.
Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap :
Tuan Alnanda Yuhannandri, yang beralamatkan di Saptorenggo RT.04/RW.05 no 05
kecamatan pakis, Kabupaten Malang. Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.

Adapun mengenai duduk persoalannya adalah sebagai berikut :


DALAM POSITA

1. Bahwa, Pada tanggal 08 April 2014, PENGGUGAT dan TERGUGAT telah


mengadakan kerja sama berupa pemberian tugas pelaksanaan jasa-jasa pekerja
yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2014 berdasarkan Perjanjian Kerja
Sama No11/XI-NO/IV/2014 yang dibuat dan ditandatangani oleh dan diantara
keduanya pada 08 April 2014 (selanjutnya disebut “Perjanjian”), Perjanjian mana
telah menempatkan PENGGUGAT sebagai Pelaksana Kerja dan TERGUGAT
sebagai Pemberi Kerja (Bukti P-1);
2. Bahwa, berdasarkan Pasal 10 ayat 1 Perjanjian, PENGGUGAT sebagai
Pelaksana Kerja memiliki kewajiban untuk melakukan pekerjaan berupa ; jasa
pembuatan seni lukis seperti yang diminta si TERGUGAT;
3. Bahwa berdasarkan Pasal Pasal 10 ayat 1 Perjanjian, PENGGUGAT sebagai
Pelaksana Kerja berhak memperoleh Honorarium dari TERGUGAT sebesar Rp.
Rp.9.000.000,- (sembilan juta rupiah) (selanjutnya disebut “Honorarium”);
4. Bahwa berdasarkan Pasal 10 ayat 1 Perjanjian, pembayaran Honorarium yang
menjadi hak PENGGUGAT tersebut akan dilakukan oleh TERGUGAT secara
bertahap, yaitu meliputi: Pembayaran Tahap Pertama sebesar 5% (lima persen)
dari Honorarium atau sebesar Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah)
dilakukan pada tanggal 21 mei 2014 Pembayaran Tahap Kedua sebesar 95 %
(Sembilan puluh lima persen) dari Honorarium atau sebesar Rp. 8.550.000,-
(delapan juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) dilakukan pada tanggal 10 juli
2014;
5. Bahwa pada tanggal 8 juli 2014, PENGGUGAT telah melaksanakan seluruh
pekerjaannya yang merupakan kewajiban PENGGUGAT kepada TERGUGAT
sesuai dengan Perjanjian;
6. Bahwa dengan telah dilaksanakannya seluruh kewajiban PENGGUGAT
tersebut, maka berdasarkkan Pasal 10 ayat 1 Perjanjian PENGGUGAT berhak
untuk menerima pembayaran Honorarium dari TERGUGAT sebesar Rp.
9.000.000,-(Sembilan juta rupiah);
7. Bahwa, untuk melaksanakan kewajiban pembayaran Honorarium dari
TERGUGAT kepada PENGGUGAT tersebut, maka TERGUGAT telah
melaksanakan Pembayaran Tahap Pertama Honoraium kepada PENGGUGAT
sehingga jumlah pembayaran kewajiban TERGUGAT kepada PENGGUGAT
yang telah dilaksanakan sampai dengan batas akhir jangka waktu pembayaran
seluruh nilai Honorarium berdasarkan Perjanjian yang jatuh tempo pada tanggal
21 mei 2014 adalah sebesar Rp. 450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah
rupiah);
8. Bahwa, dengan telah dilaksanakannya Pembayaran Tahap Pertama Honorarium
yang merupakan kewajiban TERGUGAT kepada PENGGUGAT tersebut, maka
sisa Pembayaran Tahap Kedua Honorarium yang menjadi kewajiban
TERGUGAT kepada PENGGUGAT sampai dengan batas akhir jangka waktu
berdasarkan Perjanjian adalah sebesar Rp. 8.550.000,- (delapan juta lima ratus
lima puluh ribu rupiah);
9. Bahwa, pada tanggal 12 juli 2014, TERGUGAT telah mengajukan permohonan
keringanan Pembayaran Honorarium kepada PENGGUGAT berdasarkan surat
nomor 1-C012-bbt tanggal 12 juli 2014 perihal “permohonan keringanan
Pembayaran Honorarium”, yang pada intinya berisi (Bukti P-2):
i. Pengakuan TERGUGAT bahwa TERGUGAT masih memiliki
kewajiban Pembayaran Honorarium kepada PENGGUGAT sebesar Rp.
8.550.000,- (delapan juta lima ratus lima puluh ribu rupiah rupiah);
ii. Janji TERGUGAT untuk membayar sisa kewajiban TERGUGAT
tersebut kepada PENGGUGAT paling lambat tanggal 30 juli 2014;
10. Bahwa, berdasarkan surat permohonan penangguhan waktu Pembayaran Tahap
Kedua Honoraium dari TERGUGAT kepada PENGGUGAT tersebut, maka
PENGGUGAT secara lisan telah menyetujui permohonan TERGUGAT untuk
mengundurkan waktu Pembayaran Tahap Kedua Honorarium sampai dengan
tanggal 30 juli 2014;
11. Bahwa, sampai dengan jangka waktu terakhir Pembayaran Tahap Kedua
Honorarium tersebut diatas, TERGUGAT ternyata tidak juga melaksanakan
kewajibannya melakukan Pembayaran Tahap Kedua Honorarium kepada
PENGGUGAT;
12. Bahwa, karena belum dilaksanakannya kewajiban TERGUGAT tersebut, maka
PENGGUGAT telah melakukan peneguran kepada TERGUGAT untuk segera
melaksanakan seluruh kewajibannya tersebut yang antara lain berupa beberapa
kali teguran lisan melalui telepon dan teguran tertulis melalui surat (Buki P-3);
13. Bahwa, karena teguran-teguran PENGGUGAT tersebut tidak juga diindahkan
oleh TERGUGAT, maka pada tanggal 2 september 2014 PENGGUGAT telah
melayangkan surat teguran keras (SOMASI) kepada TERGUGAT untuk
melunasi kewajibannya melaksanakan Pembayaran Tahap Kedua Honorarium
(Bukti P-4);
14. Bahwa, ternyata surat teguran keras (SOMASI) yang dilayangkan
PENGGUGAT tersebut juga tidak diindahkan oleh TERGUGAT, sehingga
dengan demikian maka TERGUGAT dengan itikad tidak baik telah berusaha
menghindari kewajibannya kepada PENGGUGAT, terlebih lagi belakangan
TERGUGAT telah berusaha untuk menghindari PENGGUGAT dengan tidak
dapat lagi dihubunginya TERGUGAT oleh PENGGUGAT baik melalui telepon
maupun di tempat kediamannya, sehingga dengan demikian maka TERGUGAT
dengan itikad tidak baik telah berusaha menghindari kewajibannya melakukan
pembayaran sisa honorarium yang menjadi hak PENGGUGAT berdasarakan
Perjanjian;
15. Bahwa, dengan tidak dilaksanakannya kewajiban TERGUGAT tersebut, maka
TERGUGAT telah melakukan ingkar janji (wanprestasi) terhadap Perjanjian,
yaitu dengan tidak dilaksanakannya Pembayaran Tahap Kedua Honorarium
sebesar Rp. 8.550.000,- (delapan juta lima ratus lima puluh ribu rupiah
rupiah) yang harus sudah dibayarkan paling lambat tanggal 10 juli 2014,
sehingga dengan Demikian wanprestasi tersebut telah mengakibatkan kerugian
bagi PENGGUGAT atas sisa honorarium sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah);
16. Bahwa, terhadap wanprestasi yang telah dilakukan oleh TERGUGAT tersebut,
dan untuk menjaga kepentingan hukum PENGGUGAT, maka dengan ini
PENGGUGAT memohon agar Ketua Pengadilan Negeri Malang menyatakan
bahwa TERGUGAT telah melakukan wanprestasi;
17. Bahwa, agar gugatan ini tidak illusoir, kabur dan tidak bernilai, dan demi
menghindari usaha TERGUGAT untuk mengalihkan harta kekayaannya kepada
pihak lain, maka PENGGUGAT mohon agar dapat diletakan sita jaminan
(Conservatoir Beslag) terhadap 1 (Satu) buah kendaraan roda dua merek
HONDA tipe NC12A1CBFAT Nomor BPKB 0207120 Nomor STNK P 2654
KB milik TERGUGAT;
18. Bahwa PENGGUGAT juga mohon agar putusan perkara ini dapat dijalankan
lebih dahulu (iut voerbaar bij voorraad) meskipun ada upaya banding, kasasi
maupun verzet;
19. Bahwa untuk menjamin pelaksanaan putusan, maka wajar jika PENGGUGAT
mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Malang untuk menetapkan uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah) perhari yang harus
dibayar TERGUGAT bila lalai dalam melaksanakan putusan ini yang telah
berkekuatan hukum tetap;

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka PENGGUGAT mohon kepada Ketua
Pengadilan Negeri Malang agar berkenan untuk memutuskan:

DALAM PETITUM

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;


2. Menyatakan sah dan berharga semua alat bukti yang diajukan PENGGUGAT dalam
perkara ini;
3. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang diletakan atas
sebuah kendaraan roda dua merek HONDA tipe NC12A1CBF AT Nomor BPKB
0207120 Nomor STNK P 2654 KB atas nama TERGUGAT;
4. Menyatakan bahwa TERGUGAT telah melakukan wanprestasi;
5. Menghukum TERGUGAT untuk melakukan Pembayaran Tahap Kedua Honorarium
sebesar Rp. 8.550.000,- (delapan juta lima ratus lima puluh ribu rupiah rupiah rupiah)
kepada PENGGUGAT secara tunai;
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
500.000 (lima ratus ribu rupiah) setiap hari TERGUGAT lalai melaksanakan isi putusan
perkara ini terhitung sejak putusan berkekuatan hukum tetap;
7. Mebebankan biaya perkara ini kepada TERGUGAT;
8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad)
meskipun ada perlawanan banding, kasasi, maupun verzet;

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Malang, 24 september 2014.

Hormat, Kuasa Penggugat

Ervian Dwi Agung Prasetyo, S.H.

Anda mungkin juga menyukai