Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR BAGI PERTUMBUHAN

EKONOMI INDONESIA

Dea Ananda Fitriani

Nim. 2014120395

Mahasiswi program studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN
PALANGKARAYA

Email: deaa73646@gmail.com

ABSTRAK
Pentingnya mendorong kegiatan ekspor untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi dan meningkatkan pendapatan nasional. Dengan meningkatnya

pendapatan ekonomi masyarakat menjadi sejahtera. Selain itu, kegiatan ekspor

menghasilkan mata uang negara yang kemudian digunakan untuk membiayai

kebutuhan negara. bangunan negara. Dikatakan bahwa suatu bangsa berhasil

dan berhasil diwakili berkat tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi hal ini

dapat tercapai. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan impor dan

ekspor. Masalahnya muncul saat mengekspor lebih rendah dari impor, yang

mengarah ke neraca perdagangan jadi negatif, nilai tukar dan daya beli

masyarakat menurun, sehingga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

Artikel ini akan membahas dampak impor dan ekspor untuk pertumbuhan

ekonomi.

Kata kunci: Ekspor, impor, dan pertumbuhan ekonomi.


PENDAHULUAN

Perdagangan internasional atau bisnis internasional terutama


dilaksanakan melalui perjanjian jual beli. Perjanjian jual beli internasional
dikenal dengan sebutan perjanjian ekspor impor. Dalam jual beli semacam ini
kegiatan jual disebut ekspor dan kegiatan beli disebut impor. Pihak penjual
disebut eksportir dan pihak pembeli disebut importir. Secara ringkas kegiatan
ini disebut ekspor impor.
Kata ekspor dipandang dari sudut bahasa Indonesia adalah perbuatan
mengirimkan barang ke luar Indonesia, sedangkan impor, sebaliknya, yaitu
memasukkan barang dari luar negeri ke dalam Indonesia. Dipandang dari sudut
jual beli perusahaan, perbuatan ekspor impor adalah perikatan yang timbul dari
perjanjian jual beli perusahaan yang telah ditutup.
Ekspor impor adalah prestasi penjual dalam usahanya untuk menyerahkan
barang kepada pembeli di seberang lautan. Ekspor dilakukan oleh penjual di
Indonesia, sedangkan impor dilakukan oleh penjual di luar negeri. Jadi, ekspor
impor adalah perbuatan penyerahan oleh penjual kepada pembeli. Ini
merupakan unsur pertama dari suatu pelaksanaan perjanjian jual beli
perusahaan. Sementara itu, unsur kedua adalah pembayaran. Unsur kedua ini
pada umumnya dilakukan dengan mempergunakan devisa, yaitu alat
pembayaran luar negeri.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga


Pembiayaan Ekspor Indonesia dijelaskan bahwa ekspor adalah kegiatan
mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia dan atau jasa dari wilayah
Negara Republik Indonesia. Departemen Perdagangan mendefinisikan, ekspor
adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah Pabean. Eksportir adalah
perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut disebut
importir.
Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah

darat, perairan, ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona

Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen.

Masalah perdagangan antar negara dengan Indonesia yang akhirnya

muncul adalah melemahnya nilai tukar rupiah. Hal ini terjadi karena Indonesia

terlalu banyak mengimpor tetapi mengekspor terlalu sedikit. Seringkali yang

terjadi adalah Indonesia mengimpor terlalu banyak sehingga otomatis merugi

karena harus membayar lebih dari harga semula. Walaupun hal ini lebih sering

terjadi pada bisnis impor, namun bisa juga terjadi pada bisnis ekspor yang

mengakibatkan kerugian bagi Indonesia.

Fakta dan data terkait perkembangan ekspor dan impor perdagangan

internasional di Indonesia diantaranya:

1. Perkembangan Ekspor
a. Nilai ekspor Indonesia Februari 2023 mencapai US$21.40 miliar atau

turun 4,15 persen dibanding ekspor Januari 2023. Dibanding Februar

2022 nilai ekspor naik sebesar 4.51 persen.

b. Ekspor nonmigas Februan 2023 mencapai US$20.21 miliar, turun 3.00

persen dibanding Januari 2023, sementara itu naik 3.76 persen jika

dibanding ekspor nonmigas Februari 2022.

c. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januan-Februan 2023

mencapai US$43,72 miliar atau naik 10.28 persen dibanding periode

yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai

US$41.05 miliar atau naik &.73 persen.

d. Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februan 2023 terhadap Januan

2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$277.0

juta (651 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada mesin

dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$141.0 juta

(10.93 persen).

e. Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Jamuan-

Februan 2023 turun 0.26 persen dibanding periode yang sama tahun

2022 demikian juga ekspor hasil pertanian kehutanan, dan perikanan

turun 1.95 persen, sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya naik

58.76 persen.

f. Ekspor nommigas Februan 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu

US$5.04 miliar disosol Amenka Serikat US$1,91 miliar dan Jepang


US$1.74ar dengan kontribusi ketiganya mencapai 42.99 persen.

Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-

masing sebesar US$3.97 milat dan US$1.25 milliar

g. Menurut provinsi asal barang ekspor Indonesia terbesar pada Januari-

Februari 2023 berasal dan Jawa Barat dengan nilai US$500 milliar

(13.72 persen) diikuti Kalimantan Timur US$5, 10 milliar (13,67

persen dan Zawa Timur US$3.83 miliar (8,75 persen).

2. Perkembangan Impor

a. Nilai impor Indonesia Februari 2023 mencapai US$15.92 miliar, turun

13.68 persen dibandingkan Januari 2023 atau turun 432 persen

dibandingkan Februan 2022.

b. Impor migas Februari 2023 senilai US$2:41 miliar, turun 17.19 persen

dibandingkan Januari 2023 atau turun 17.08 persen dibandingkan

Febuari 2022.

c. Impor nonmigas Februari 2023 senilai US$13.51 miliar turun 13.03

persen dibandingkan Januan 2023 atau turun 1,63 persen

dibandingkan Februar 2022.

d. Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Februari 2023

dibandingkan Januari 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan

bagiannya US$3554 juta (15.22 persen). Sedangkan peningkatan

terbesar adalah bijih fogam, terak dan abu US$111.1 juta (249.87

persen).
e. Tiga negara pemasok barang impot nonmigas terbesar selama Januari-

Februari 2023 adalah Tiongkok US$9.36 miliar 02.22 persen Jepang

US$2.77 miliar (953 persen) dan Thailand US$1.79 miliar (6.17

persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$4.99 miliar (17.17 persen)

dan Uni Eropa US$2.01 miliar (6.91 persen).

f. Menurut golongan penggunaan barang nila impor Januari-Februari

2023 terhadap penode yang sama tahun sebelumnya terjadi

peningkatan pada golongan barang modal US$3173 juta (5.87 persen)

dan barang konsumsi US$178.6 juta (6.42 persen, namun bahan

baku/penolong turun US59835 juta 069 persen).

g. Neraca perdagangan Indonesia Februari 2023 mengalami surplus

US$5.48 miliar terutama berasal dan sekter nonmigas US$6 70 mila

namun teleduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,22 miliar.

Kegiatan ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan

sebaliknya. Impor, selain dalam bentuk investasi dan modal, juga berpengaruh

negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya, nilai tukar rupiah terhadap

dolar AS akan menguat ketika ekspor meningkat, begitu pula sebaliknya, nilai

tukar rupiah akan melemah ketika ekspor menurun.

Dampak Positif Perdagangan Internasional

1. Terbentuknya persahabatan antar negara, dengan adanya perdagangan

internasional antar negara dengan intensitas yang cukup tinggi, maka


dengan sendirinya hubungan antar negara yang terlibat dalam aktifitas

perdagangan akan semakin erat dan berkesinambungan. Persahabatan

akan semakin erat apabila beberapa negara saling memiliki

ketergantungan satu dengan lainnya. Ketika persahabatan antar negara

terbentuk maka secara berkelanjutan kerjasama nantinya tidak hanya

terkait dalam kegiatan perdagangan saja akan tetapi akan merambah

kepada budaya, politik, militer, pendidikan mauapun teknologi yang

dimiliki oleh negara yang bersangkutan.

2. Meningkatnya kemakmuran negara, salah satu indikator kemakmuran

sebuah negara bisa dilihat dari pelaku ekonomi yaitu produsen, konsumen

dan pemerintah. Kemakmuran ketika dilihat dari sudut pandang produsen

adalah ketika produsen mampu meningkatkan profit yang dimilikinya

dengan semakin banyak menjual barang atau jasa ke berbagai negara

dengan sedikit hambatan tariff ataupun non tariff. Kemakmuran dilihat

dari sudut pandang konsumen adalah ketika konsumen mampu.

meningkatkan utility dengan indikasi mampu meningkatkan konsumsi

tanpa terhalang kesulitan dalam mencari barang dan jasa karena adanya

perdagangan internasional. Sedangkan ketika kemakmuran dilihat dari

pemerintah dengan adanya perdagangan internasional pemerintah dalam

hal ini negara akan mendapatkan devisa jika negara memiliki ekspor iauh

lebih besar dari nada ekspor.


3. Berkurangnya pengangguran, kegiatan perdagangan internasional akan

menuntut sebuah negara menjadi semakin lebih produktif agar mampu

mendapatkan keuntungan dengan adanya perdagangan internasional.

Semakin produktif sebuah negara dengan ditandai semakin banyak

kegiatan ekspor barang dan jasa ke negara lain, maka dengan sendirinya

tingkat pengangguran akan berkurang.

4. Transfer IPTEK, perdagangan internasional juga sebagai salah satu alat

mobilisasi IPTEK, terutama teknologi dari negara maju ke negara

berkembang dan miskin. Semakin sering intensitas perdagangan

dilakukan antar beberapa negara terutama kegiatan ekspor impor yang

berbasis pada kecanggihan teknologi seperti; barang elektronika, mesin

mesin produksi dan otomotif besar kemungkinan semakin cepat

mobilisasi teknologi.

5. Menciptakan efisiensi dan spesialisasi, dengan adanya perdagangan

internasional akan membuat negara dan penduduk yang terdapat di

negara itu menjadi terspesialisasi. Spesialisasi yang dimaksud di sini

adalah negara ataupun individu akan mempunyai keahlian khusu dalam

mengahasilkan suatu produk barang dan jasa, dimana keahlian ini tidak

dimiliki oleh negara atau penduduk negara lainnya (Keunggulan

Absolut). Salah satu penyebab adanya spesialisasi ini adalah kemampuan

suatu negara atau individu untuk memproduksi dengan biaya yang murah

dibandingkan negara lain, sehingga barang yang dihasilkan lebih efisien

tidak memerlukan biaya yang mahal.


6. Menstabilkan harga, harga pasar yang stabil dan inflasi yang terkendali

merupakan ultimate goal setiap kebijakan moneter setiap negara.

Perdagangan internasional secara tidak langsung mampu mengendalikan

harga yang terdapat di pasar domestik suatu negara. Harga cenderung

berfluktuatif salah satu penyebabnya adalah jumlah barang yang tersedia

di suatu negara mengalami kelangkaan atau sebaliknya memiliki stock

berlebih.

Dampak Negatif Perdagangan Internasional

1. Produk dalam negeri semakin menurun, dengan adanya perdagangan

internasional berarti akan turut membuka persaingan industri antar

negara. Bagi negara yang memiliki industri yang menghasilkan barang

dengan tingkat kualitas rendah ataupun menghasilkan barang dengan

harga yang relatif mahal maka sudah dapat dipastikan barang yang

dihasilkan oleh negara bersangkutan tidak akan mengalami penurunan

jumlah permintaan karena konsumen akan berusaha mencari barang

dengan kualitas yang bagus dan barang dengan harga yang terjangkau.

2. Ketergantungan terhadap negara maju, permasalahan bagi negara

berkembang dan miskin ketika kegiatan ekonomi bergantung kepada

negara maju adalah pertumbuhan ekonominya sangat tergantung dari

pergerakan perekonomian negara maju. Dari sisi produksi barang,

ketergantungan dalam faktor produksi terlebih teknologi yang digunakan,


nega miskin dan negara berkembang memiliki ketergantungan yang

cukup tinggi kepada negara maju. Dari sisi konsumsi barang, barang

elektronik dan otomotif sampai saat ini masih di dominasi negara maju

dalam hal pengembangan ataupun produk baru, sedangkan negara miskin

dan berkembang mayoritas masih sebagai pemakai.

3. Industri kecil kurang begitu bersaing, kecukupan modal merupakan salah

satu penyebab industri kecil domestik sulit mengembangkan diri, dengan

adanya perdagangan internasional ruang gerak industri kecil akan

semakin kecil karena selain harus bersaing dengan industri nasional yang

memiliki modal cukup besar, industri kecil juga harus bersaing dengan

perusahan multinasional.

4. Persaingan tidak sehat, kebijakan yang dibuat di beberapa negara seperti

dumping, praktik tarif impor dengan alibi melindungi industri dan

produsen dalam negeri sebenarnya akan merusak esensi dari perdagangan

internasional itu sendiri karena pada dasarnya perdagangan internasional

haruslah didasarakan kepada persaingan usaha yang sehat dan pemerintah

hanya bertindah sebagai pengawas kegiatan perdagangan.

Pendapat para ahli ekonomi tentang perdagangan internasional yaitu

sebagai berikut:

a. O.P. Simorangkir, berpendapat Perdagangan Internasional adalah

perdagangan yang dilaksanakan para pedagang antarnegara yang berbeda,


mengakibatkan timbulnya valuta asing yang mempengaruhi neraca

perdagangan negara yang bersangkutan.

Amir M.S. berpendapat Perdagangan luar negeri berarti perdagangan

barang dari suatu negeri ke lain negeri di luar batas Negara.

Menurut penulis terkait perdagangan internasional di Indonesia sangatlah

penting untuk kemajuan perekonomian Negara Indonesia itu sendiri walaupun

terdapat dampak positif dan negative dari perdagangan itu sendiri. Akan tetapi

dengan adanya perdagangan internasional yang ada di Indonesia ini dapat

meningkatkan serta menambah devisa Negara, mendistribusikan manfaat

sumber daya, mengurangi ketimpangan negara maju dan negara berkembang,

memperluas hubungan dan mempererat persahabatan, mengisi kekurangan di

bidang ekonomi bagi masing-masing negara yang mengadakan kerja sama dan

meningkatkan perekonomian negara-negara yang mengadakan kerja sama di

berbagai bidang.
DAFTAR PUSTAKA

Purwosutjipto. Hukum Dagang Indonesia: Hukum Jual Beli Perusahaan.


Jakarta: Djambatan 1984.
Departemen, Perdagangan. “Kebijaksanaan Umum Perdagangan Internasional
Departemen Perindustrian dan Perdagangan”
Simorangkir, O.P. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara, 1985.
Amir, M.S. Seluk Berak dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Seri Umum
No.2, PT. Pustaka Binaman.
Malik, Nazaruddin. Ekonomi Internasional. Malang: Ummpress, 2017.

Anda mungkin juga menyukai