Anda di halaman 1dari 11

Ancaman terhadap Bidang Ekonomi

Ketergantungan impor dari China


Korupsi

DI SUSUN OLEH:
Nama: Piter Davinci. N
Kelas: XI MIPA 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah Ancaman Integrasi Nasional di Bidang
Ekonomi ini. Dalam kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan
hingga selesainya makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah yang telah
tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi
para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya
penyusun dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah tentang Ancaman
Integrasi Nasional di Bidang Ekonomi ini menjadi lebih baik lagi.
Penyusun sadar bahwa penyusun ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian
yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki
penyusun. Oleh sebab itu, penyusun membutuhkan kritik dan saran kepada
segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.

Indonesia, April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ancaman integrasi nasional di bidang ekonomi………………. 2
B. Pengertian Impor……………………………………………… 2
C. Data impor Indonesia terhadap China………………………… 3
D. Barang yang di impor dari China.…….………………………. 4
E. Bahaya ketergantungan barang impor………………………... 5
F. Startegi dalam mengatasi ketergantungan impor……………... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.…………………………………………………... 7
B. Saran………………………………………………………….. 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu negara banyak sekali ancaman integrasi nasional yang harus
di perhatikan, contohnya adalah ancaman terhadap bidang ekonomi.
Banyak sekali aspek yang bisa menjadi ancaman di bidang ekonomi,
salah satunya adalah ketergantungan barang impor. Impor adalah proses
transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara
legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya
adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan
campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.
Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya
adalah ekspor.

Indonesia masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap impor


bahan baku dari China. Saat ini, impor dari negeri tirai bambu tersebut
mencapai lebih dari seperempat total impor Indonesia. Hal ini dinilai
berbahaya bagi perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data neraca perdagangan Badan Pusat Statistik (BPS) yang


dirilis hari ini (15/6), defisit perdagangan antara Indonesia dan China per
Mei 2017 mencapai US$5,89 miliar. Defisit tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan defisit Indonesia dengan negara lainnya seperti dengan
Thailand yang mencapai US$1,57 miliar dan defisit dengan Australia
yang mencapai US$1,34 miliar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ancaman integrasi nasional di bidang ekonomi?
2. Apa yang dimaksud dengan impor?
3. Berapa Data jumlah impor Indonesia dari China?
4. Apa yang di impor Indonesia dari China?
5. Apa Bahaya hal tersebut terhadap perekonomian Indonesia?
6. Bagaimana strategi dalam menghadapi hal tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ekonomi
Ancaman integrasi nasional di bidang ekonomi merupakan
sebuah ancaman yang di dalamnya tidak dilibatkan kekuatan
senjata atau peralatan berbahaya lainnya di bidang ekonomi
namun jika terus dibiarkan maka ancaman tersebut akan
berbahaya bagi kedaulatan dan keutuhan seluruh wilayah negara
serta akan memberi dampak buruk terhadap keselamatan
masyarakat terutama di bidang ekonomi.

Di samping itu, sangat dibutuhkan pula dukungan oleh unsur


lain dari kekuatan bangsa. Globalisasi perekonomian merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan di mana
negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial
negara.

Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh


batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan ketika
globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan ekonomi nasional dengan akan
semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan
membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk- produk global ke dalam pasar domestik. Hal tersebut
tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman
bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.
B. Pengertian dari impor
Dari kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), impor
didefinisikan sebagai /im·por/ n: pemasukan barang dan
sebagainya dari luar negeri.

Sedangkan dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan


impor sebagai Pemasukan barang atau jasa dari luar negeri atau
daerah pabean untuk diedarkan ke dalam negeri atau daerah lalu
lintas bebas; jasa yang diterima dari luar negeri, seperti transpor,
asuransi, tenaga asing diperhitungkan juga sebagai impor
(import).

Jadi, impor yaitu sebuah kegiatan transportasi barang atau


komoditas dari suatu negara ke negara. Umumnya proses impor
merupakan kegiatan memasukan barang atau komoditas dari
negara lain ke dalam negeri.

Secara besar impor barang umumnya membutuhkan campur


tangan dari bea cukai di negara pengirim dan penerima. Maka
dapat dikatakan bahwa, impor merupakan kebalikan dari
kegiatan ekspor yang merupakan kegiatan transportasi barang
atau komoditas yang dikirim ke luar negeri.
C. Data Impor Indonesia terhadap China
Indonesia masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap
impor bahan baku dari China. Saat ini, impor dari negeri tirai
bambu tersebut mencapai lebih dari seperempat total impor
Indonesia. Hal ini dinilai berbahaya bagi perekonomian
Indonesia.

Berdasarkan data neraca perdagangan Badan Pusat Statistik


(BPS) yang dirilis hari ini (15/6), defisit perdagangan antara
Indonesia dan China per Mei 2017 mencapai US$5,89 miliar.
Defisit tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan defisit Indonesia
dengan negara lainnya seperti dengan Thailand yang mencapai
US$1,57 miliar dan defisit dengan Australia yang mencapai
US$1,34 miliar.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M. Sairi Hasbullah


mengatakan, impor barang konsumsi, bahan baku serta barang
modal Indonesia per Mei 2017 meningkat jika dibandingkan
dengan Mei tahun lalu. Impor bahan baku tercatat mengalami
kenaikan tertinggi yakni 17,63 persen dari US$40,16 miliar
menjadi US$47,24 miliar.

Hasbullah mengatakan, peningkatan impor bahan baku tersebut


didominasi oleh barang-barang yang berasal dari China,
mencapai US$13,67 miliar atau meningkat 26,12 persen. Impor
dari China, menguasai lebih dari 25 persen dari total barang
impor yang masuk ke Indonesia.

Data BPS menyebut, impor terbesar dari China berupa mesin-


mesin/pesawat mekanik senilai US$2,33 miliar. Disusul impor
mesin/peralatan listrik yang mencapai US$1,92 miliar, besi dan
baja US$645 juta, dan bahan kimia organik sebesar US$368
juta.

D. Barang yang di Impor dari China


Faktanya, lebih dari seperempat (28,49%) produk nonmigas
impor yang datang ke Indonesia di tahun 2018 berasal dari
China, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap
satu dari empat barang impor non migas di Indonesia, dikirim
dari Negeri Tirai Bambu.

Berikut 10 golongan barang terbesar yang diimpor dari China di


tahun 2018, berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC
Indonesia pada data perdagangan luar internasional yang
dirangkum oleh UN Comtrade. UN Comtrade sendiri
merupakan basis data yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).

HS 85 (Elektronik)
10.06
HS 84 (Barang-Barang Mesin)
9.86
HS 72 (Besi dan Baja)
2.17
HS 39 (Plastik)
1.75
HS 29 (Kimia Organik)
1.54
HS 73 (Benda-benda dari besi dan baja)
1.5
HS 87 (Kendaraan dan Bagiannya)
1.01
HS 54 (Filamen tekstil)
0.97
HS 76 (Aluminium dan dan turunannya)
0.88
HS 28 (Kimia Anorganik)
0.83

Dari grafik di atas dapat terlihat bahwa golongan barang HS 85


dan HS 84 hampir mendominasi barang impor yang datang dari
China. Dalam HS 85, barang yang paling banyak diimpor adalah
telepon seluler (HS 8517), dengan nilai mencapai US$ 3,72
miliar di tahun 2018.

Maklum saja, merk-merk handphone asal China memang cukup


digemari konsumen Indonesia. Contonnya Xiaomi, Oppo, dan
Huawei. Selain itu, sebagian besar merk handphone dunia juga
menggunakan China sebagai basis produksi.

Sementara barang paling banyak diimpor yang termasuk dalam


HS 84 adalah mesin pengolah data otomatis (HS 8471) dengan
total nilai US$ 1,65 miliar. Fasilitas produksi seperti pabrik,
serta fasilitas pembangkit listrik banyak menggunakan mesin-
mesin ini. Adapun barang-barang lain sebagian besar merupakan
bahan baku produksi di berbagai industri, elektronik, konstruksi,
dan kimia.

E. Bahaya Ketergantungan Impor Terhadap Perekonomian


Jika China mengalami permasalahan ekonomi, maka itu juga
akan berdampak pada kegiatan impor Indonesia. Contohnya
adalah saat sekarang China sedang mengalami krisis akibat
melonjaknya kasus Covid-19 di China.

Seperti diketahui, otoritas China mengumumkan pertumbuhan


ekonomi pada Kuartal I-2022 hanya mencapai 4,8% (year on
year/yoy), lebih buruk dari yang diperkirakan oleh banyak
analis.
China kembali menerapkan penguncian wilayah atau lockdown
akibat meningkatnya penularan virus corona atau Covid-19. Hal
itu membuat penjualan ritel di negeri panda ini anjlok hingga
11,1% (yoy) pada April 2022.

Selanjutnya, produksi industri turun 2,9% dan sektor


manufaktur turun hingga 4,6% yang dipengaruhi oleh anjloknya
penjualan otomotif dan peralatan.

Sri Mulyani khawatir terhadap tingkat inflasi di tanah air, karena


pasokan bahan pangan dan konsumsi banyak diimpor dari
China. Jika produksi di China terhambat, dampaknya pasokan
pangan di Indonesia bisa langka, dan berimbas terhadap
kenaikan harga.

Diperparah adanya gejolak Rusia dan Ukraina yang masih


menimbulkan ketidakpastian. Dampaknya dirasakan banyak
negara, termasuk Indonesia. Mulai dari lonjakan harga energi
yang memicu kenaikan inflasi.

F. Strategi Dalam Mengatasi Ketergantungan Impor


Menurut Hasbullah, ketergantungan impor dari China yang
terlalu besar berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya,
jika suplai dari China tiba-tiba berkurang signifikan, akan ada
kelangkaan barang di pasar domestik.

Untuk itu, ia mengusulkan kepada pemerintah untuk


mendiversifikasi negara asal impor meskipun hal tersebut sulit
dilakukan di tengah kondisi perlambatan perekonomian global.

“Satu-satunya cara adalah kita harus mencari pasar atau sumber


perdagangan baru dari negara lain, harus ada upaya besar ke
sana, sekarang 25 persen impor kita dari China. Supaya kalau
ada masalah kita ada skenario lain ada negara lain yang bisa
mensuplai menggantikan China,” pungkasnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam suatu negara banyak sekali ancaman integrasi nasional yang
harus di perhatikan, contohnya adalah ancaman terhadap bidang
ekonomi. Banyak sekali aspek yang bisa menjadi ancaman di bidang
ekonomi, salah satunya adalah ketergantungan barang impor. Impor
adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses
impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas
dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya
membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim
maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional, lawannya adalah ekspor. Indonesia masih memiliki
ketergantungan yang besar terhadap impor bahan baku dari China.
Saat ini, impor dari negeri tirai bambu tersebut mencapai lebih dari
seperempat total impor Indonesia.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah dan masyarakat bisa saling berkontribusi agar
globalisasi ekonomi dan dampak globalisasi ekonomi berkurang, salah
satu usahnya

Anda mungkin juga menyukai