Pendataan UMKM
Nama :
NIM :
Fakultas :
Jurusan/profil :
1. Profil Umum UMKM Pembuatan Tahu
a. Nama Merek/Produk : -
b. Kluster : [V ] Makanan/Minuman
[ ] Pertanian
[ ] Peternakan
[ ] Bangunan
[ ] Jasa
[ ] Kerajinan
[ ] Tekstil
c. Nama Pemilik : Bapak Maryanto
d. Alamat
a. Jalan : Jalan Ronggolawe
b. RT/RW : 06/05
c. Kelurahan : Gedanganak
d. Kecamatan : Ungaran Timur
e. Kodepos : 50519
e. Nomor Telepon : -
f. Nomor HP : 081325050481
g. Email : -
h. Website : -
2. Kondisi Usaha
a. Omset Penjualan per Tahun
[V ] Rp. 0 s/d 300.000.000
[ ] Rp. 300.000.000 s/d 2.500.000.000
[ ] Rp. 2.500.000.000 s/d 50.000.000.000
d. Bahan Baku
1. Bahan baku berupa : Kedelai
[ ] Desa Sendiri
[V ] Luar Desa, Sebutkan Semarang
e. Pemasaran
1. Cakupan Wilayah Pemasaran
[ ] Desa [ ] Kecamatan [V ] Kabupaten
[ ] Nasional [ ] internasional
2. Jenis Pemasran yang Dilakukan
[V ] Penjualan Langsung [V ] Konsinyasi
[ ] Online
Analisis
Usaha yang dijelaskan dalam form ini adalah usaha pembuatan tahu.
Usaha ini berdiri sekitar tahun 1985 dan sudah cukup terkenal di wilayah
semarang. Kebanyakan pelanggan cukup senang dengan hasil tahu yang
diproduksi oleh pabrik tahu ini dengan rasa yang gurih dan mendapat julukan tahu
mijen, karena memang lokasi pabrik yang berada di daerah mijen.
Pabrik ini mempunyai beberapa masalah, terutama dibagian K3.
Kebanyakan pabrik tahu memang mempunyai masalah dibidang ini. Limbah cair
tahu secara langsung dibuang ke daerah sungai yang beada di lokasi sekitar
pabrik. Kerusakan biota air serta kondisi air sungai yang bau dan kotor menjadi
dampak yang jelas terlihat oleh kegiatan ini. Selain itu, pembuangan gas hasil
pembakaran kayu juga tidak dikontrol yang menyebabkan polusi udara sekitar
pabrik. Masalah K3 yang buruk yang tidak diselesaikan menjadi masalah baru
pada perijinan terkait operasi kegiatan pabrik ini.
Selain permasalahan tersebut, terdapat permasalahan mengenai
pengembangan produk dan nilai gizi yang ada pada produk. Kemasan produk
masih sederhana dimana kemasan masih berbentuk plastik biasa, label dan
merkpun belum terdapat pada produk tahu yang dimilki UMKM ini. Terkait nilai
gizi, produk ini belum diteliti lebih lanjut terkait nilai gizi yang ada. Implikasi
dari masalah ini adalah cakupan penjualan yang hanya berada pada pasar dan
pedagang asongan setempat, meskipun cakupannya sampai beberapa pasar luar
kecamatan ungaran. Dengan kondisi demikian, laba yang didapatkan tidak akan
terlalu tinggi.
Untuk masalah ini, pihak pemilik pabrik tahu harus mulai sedikit demi
sedikit memulai mengukur kandungan nilai gizi yang bersertifikat pada
lab sekitar semarang, atau minta bantuan pemerintah daerah semarang
dalam mengurus dan meneliti kandungan nilai gizi dari tahu yang
dihasilkan. Pengembangan produk khususnya dalam nama produk, label,
logo,dan kemasan bisa mulai dibuat secara bertahap. Nama produk harus
dipatenkan, serta label kemasan dan logo sudah mulai dikerjakan. Untuk
masalah ini, bisa meminta bantuan pada pengurus UMKM setempat untuk
pembuatan logo, label, atau meminta jasa mahasiswa dalam
pembuatannya. Kemasan yang digunakan harus memberikan kesan segar
pada produk, terdapat logo produk, kandungan nilai gizi, serta nomor
sertifikat yang dimiliki.