Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL USAHA

B Biitttte er rb ba alllle en nS Sh ho oc ck kiin ng g

Diajukan kepada :

Bank Mandiri

Jl. Raya Jatinangor gang. GKPN RT.01 RW.06 Ds. Cikeuruh Kec. Jatinangor Kab. Sumedang Jawa Barat, kodepos 40363 Telp. 022 9182 1024
1

RINGKASAN PROYEK
MANAJEMEN Nama Perusahaan Nama Pengelola Bidang Usaha yang diajukan : : : Bitterballen Attack Randi Saputra Kuliner 3 orang

Jumlah karyawan / Tenaga Kerja :

PEMASARAN Produk yang dipasarkan Sasaran Konsumen/pembeli Wilayah Pemasaran Rencana Penjualan/Tahun : : : : Bitterballen Pedagang dan masyarakat umum Bandung dan Sumedang 72.000 bungkus (6 pcs/bks)

PRODUKSI/ OPERASI Kapasitas Produksi Ketersediaan Bahan Baku Fasilitas/sarana Produksi Dampak Lingkungan : : : : 72.000 bungkus Tersedia dengan melimpah Fasilitas cukup memadai Limbah tidak berbahaya

KEUANGAN

Total Pembiyaan Proyek Modal Sendiri Pinjaman modal yang diajukan Jangka waktu pengembalian Pinjaman

: : : : : :

Rp 39.220.583 Rp 13.480.583 Rp 25.740.000

1 Tahun

Keuntungan per tahun Return On Invesment (ROI) Break Even Point

Rp 279.958.500

: .................................................... :
9.549 kg

I. ASPEK UMUM
1.1 DASAR GAGASAN USAHA 1.1.1. Prospek Pasar Bakso merupakan makanan yang cukup populer di Indonesia, menurut Chapman (1984), penjualan Bakso di Bogor mrupakan peringkat ke tiga terbesar yaitu 12 % dari sembilan makanan makanan diperdagangkan. besarnya minat masyarakat terhadap Bakso sebagai salah satu komoditas dagang yang laku di jual. Namun jenis baso yang sekarang ini dinilai kurang bervariasi,sehingga kami hadir dengan variasi baso yang lebih unik,sehat dan juga nikmat.Bitterballen ini merupakan makanan cepat saji yang dibuat tanpa bahan pengawet, dan pewarna kimia yang berbahaya.Bitterballen ini memiliki tekstur luar yang crispy dan tekstur bagian dalamnya yang halus dan juga berwarna sehingga bitterballen ini merupakan variasi baso yang unik.Harga yang kami tawarkan juga relative sangat terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat di wilayah Bandung dan Sumedang,sehingga Bitterballen ini dapat di nikmati oleh seluruh masyarakat. 1.1.2. Manfaat Ekonomi Dengan munculnya usaha bitterballen ini,berawal dari inovasi-inovasi ilmiah produk baso sebelumnya,sehingga diharapkan bitterballen ini dapat menembus pangsa pasar penikmat kuliner dan akhirnya dapat membantu mengembangkan sector riil perekonomian di lingkungan sekitar.

1.1.3. Manfaat Sosial Secara umum keberadaan dan pengembangan bitterballen

memberikan dampak yang positif bagi wilayah baik lokal maupun regional. Sifat industri bitterballen yang padat karya membuka peluang kerja dan menyerap tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar usaha.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PEMIMPIN PERUSAHAAN 1. Nama : Randi Saputra

2. Tempat/Tanggal Lahir : Lahat, 1 maret 1992 3. Agama 4. Alamat Rumah 5. Alamat tempat usaha 6. Pendidikan terakhir 7. Pelatihan yang diikuti 8. Pengalaman 9. Keterampilan 10. Bakat/Hobi 11. Kegiatan sosial : Islam : Jln .GKPN, Jatinangor : Jatinangor : S1 Ekonomi : Pelatihan Kewirausahaan IKOPIN : : Akuntansi, komputer. : memancing, nonton, baca komik : -

II. ASPEK PEMASARAN 2.1 GAMBARAN UMUM PEMASARAN 2.1.1 Jenis produk yang dipasarkan 2.1.2 Wilayah pemasaran : : Bitterballen Bandung dan Sumedang,

2.2 PERMINTAAN 2.2.1 JUMLAH PERMINTAAN TERHADAP PRODUK Sasaran Pembeli/ Konsumen Jumlah Konsumen/hari Jumlah kebutuhan/bulan Total kebutuhan pertahun : : : : Masyarakat umum 520 orang 17.800 bungkus 213.600 bungkus

TAHUN 1 2 3 4 5

PROYEKSI PERMINTAAN (Dalam bungkus) 213.600 234.960 258.456 284.302 312.732

2.3 PENAWARAN/PESAING Nama Pesaing Pengusaha nugget curah Pengusaha nugget bermerek Total Penawaran/Tahun Kapasitas Pemasaran/Tahun (Dalam bungkus) 29.800 96.800 126.600

PROYEKSI PENAWARAN PESAING SELAMA LIMA TAHUN MENDATANG TAHUN 1 2 3 4 5 PROYEKSI PENAWARAN (DALAM bks) 126.600 139.260 153.186 168.505

185.355

2.4 RENCANA PENJUALAN Tahun (1) 1 2 3 4 5 Permintaan (2) 213.600 234.960 258.456 284.302 312.732 Penawaran (3) 126.600 139.260 153.186 168.505 185.355 Peluang pasar (4)= (2) (3) 87.000 95.700 105.270 115.797 127.377 Rencana penjualan (5) 72.000 82.800 97.704 115.291 127.282 Pangsa Pasar (6) = (5)/(2)x100% 33,7% 35,2% 37,8% 40,6% 40,7%

2.5 STRATEGI PEMASARAN PESAING Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing Anda, meliputi : Produk : Produk pesaing tidak memiliki ciri khas, sama seperti produk lainnya Harga Harga Rp 12.000 relatif Saluran pemasaran yang digunakan Penjualan melalui pedagang bakso, rumah makan dan konsumen langsung Promosi yang dilakukan Melalui media cetak

NO 1

INDIKATOR Harga jual

PERUSAHAAN KITA

a. Harga sama dengan harga


pasar sehingga konsumen merasa puas

PERUSAHAAN PESAING Harga lebih murah sebagai seringnya pedangan memanipulasi penimbangan mengakibatkan yang para akibat dari para

b. Bila melakukan pembelian


dalam jumlah besar maka akan mendapat potongan bila pembayaran dilakukan secara tunai, atau dengan pemberian kredit selama

konsumen kecewa.

satu minggu dari waktu pembayaran.

Kualitas produk

a. Tidak
penyakit

mengandung

b. Diproduksi secara higienis


3 Citra produk Kebersihan produk lebih terjamin

Promosi

Melalui media massa dan media elektronik

Dilakukan orang keorang

melalui

Jalur distribusi

Dapat langsung ke supleir sehingga konsumen dapat

Langsung konsumen dalam penjualan besar di

kepada pasar jumlah

lebih bebas memilih

6 7

Sitem penjualan Kemasan

tunai dan kredit Lebih rapih dan tampak menarik

tunai

Layanan purna jual

Bila pembelian dalam jumlah

besar maka produk dapat diantar gratis jika masih

berada di kawasan Jatinangor 9 Customer service Pembelian dapat dilakukan

Via telephone atau via sms

10 11 12

Kehandalan Reliability Featur (layanan tambahan diluar produk init)

2.6 STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN Produk : Penjualan produk industri bakso pelangi ini dapat dilakukan sendiri oleh pengusaha maupun melalui jasa agen penjualan, dengan pembeli konsumen langsung, rumah-rumah makan dan perkantoran.

Harga : Harga bitterballen dipasaran termasuk stabil. Perubahan harga dipicu oleh berubahnya semua komponen biaya operasional usaha. Penyebab perubahan biaya operasional antara lain kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan BBM terakhir (April 2005) menyebabkan kenaikan harga bahan baku sebesar 1-2%, bahan pembantu sebesar rata-rata 15% dan biaya transportasi. Sementara besar kecilnya permintaan atau pengaruh musim tidak

mempengaruhi harga ditingkat produsen.

Saluran Pemasaran Yang Digunakan Jalur pemasaran produk bitterballen oleh pengusaha relatif masih sederhana. Pengusaha bitterballen menjual produknya kepada pedagang

perantara/pengepul, kemudian para pengepul mendistribusikan bakso pelangi kepada pedagang eceran. Pedagang eceran memasarkan langsung ke konsumen atau pedagang kecil lainnya. Alur pemasaran bakso pelangi dari produsen sampai ke konsumen disajikan pada Gambar 3.3. Pedagang, Perantara/ Pengepul Pedagang Eceran

Pengusaha

Konsumen

Sumber : Data Primer


Gambar 3.3.Alur Pemasaran Produk

III. ASPEK PRODUKSI 3.1 PRODUK 3.1.1 Ciri-ciri Dari Produk Yang Akan Ditawarkan Beberapa jenis bitterballen beredar dipasaran yang dapat dibedakan dari bahan bakunya. Jenis pertama berbahan baku daging sapi yang banyak beredar di pasaran dan jenis kedua berbahan baku daging ayam. Keduanya merupakan produk lokal. Jenis lainnya yaitu bakso pelangi berbahan baku ikan yang merupakan produk impor.

Mutu produk bitterballen harus memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan yaitu SNI 01-3723-1995. Syarat mutu disajikan pada Tabel 4.2.

Selain itu terdapat standar lain yang harus dipenuhi untuk produk makanan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian daerah yaitu Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) dan dari Dinas Kesehatan berupa Sertifikat Penyuluhan (SP). Namun SP ini saat ini sudah tidak digunakan. Produk pangan sebaiknya juga didaftarkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) sehingga mendapatkan label MD. Tabel 4.2. Standar Mutu Bakso (SNI. 01-3723-1995) No Keadaan 1.1. Bau 1 1.2. Rasa 1.3. Warna 2 3 4 5 6 Uji Tahan Bentuk Air (%) Abu (%) Bahan tambahan makanan (pemutih) Cemaran logam 6.1. Timbal (Pb) 6.2. Tembaga (Cu) 6.3. Seng (Zn) 10 Kriteria Uji Satuan b/b b/b mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg Normal Normal Normal Tidak hancur jika direndam di dalam air selama 10 menit maks. 14,5 maks. 0.5 Maks. 1,0 Maks. 10,0 Maks. 40,0 Maks. 0,05 Persyaratan

7 8

6.4. Raksa (Hg) Cemaran Arsen (Ar) Cemaran mikroba 8.1. angka lempeng total 8.2. E. coli 8.3. kapang

Maks. 0,5 Koloni/g Maks. 106 APM/g Maks. 10 Koloni/g Maks. 104

3.1.2 Kegunaan Utama Produk Industri bitterballen mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan makanan yang sarat akan karbohidrat dan zat tenaga dengan kandungan protein, lemak dan serat kasar yang rendah yang berharga murah bagi masyarakat.

3.1.3 Limbah Pengolahan bitterballen menghasilkan limbah cair, padat dan gas. Limbah cair dihasilkan dari sisa proses pencucian daging yang mengandung lemak. Limbah ini sebagian besar termasuk bahan organik yang bersifat

biodegradable yaitu secara alami dapat atau mudah diurai oleh mikro organisme (Djarwanti et al, 1992). Limbah cair ini dialirkan ke tempat penampungan, diendapkan, baru dialirkan kesungai atau lubang

penampungan sehingga diserap tanah. Limbah ini tidak berbahaya bagi organisme tanah dan tanaman.

Limbah

padat

dihasilkan

dari

ceceran

bitterballen

pada

proses

pengekstrusian. Jika tidak memungkinkan limbah ini biasanya digunakan untuk pupuk tanaman. Limbah berupa kotoran serat dan lainnya dibuang dalam lubang pembuangan.

Limbah gas dalam jumlah sedikit dihasilkan pada saat pemakaian kaporit. Namun gas ini akan langsung menguap ke udara karena berada di ruangan terbuka sehingga tidak berbahaya bagi pekerja dan lingkungan sekitar.

11

3.2 PROSES PRODUKSI Proses pembuatan bitterballen meliputi tahapan-tahapan : pencucian bahan daging dan sayuran, penggilingan, pencampuran bahan, pencetakan dan sterilisasi serta pengemasan. Diagram alir proses pembuatan bakso pelangi disajikan pada Gambar 4.0.

Bahan Baku Pencucian Tahap I Tahap II Tahap III Penggilingan Pencampuran Bahan Pencetakan dan Sterilisasi Pengemasan

Gambar 4.0 Diagram alir proses pembuatan bakso pelangi

3.3 KAPASITAS PRODUKSI TAHUN 1 2 3 4 5 12 Rencana Produksi (dalam bungkus) 72.000 82.800 97.704 115.291 127.282

3.4 PABRIK UNTUK USAHA Beli Sewa Rp : Rp : 10.000.000,-

3.5 BANGUNAN Beli Sewa Rp : Rp : -

3.5 MESIN DAN PERALATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama mesin dan peralatan


Mesin Penggiling Mesin Pecampur adonan Wajan Timbangan 50 kg Timbangan digital Sealer Sendok pengaduk Kompor dan gas

1unit 1 unit 2unit 1unit 1unit 1unit 2unit 2unit

Harga (Rp) 3.975.000 3.500.000 200.000 850.000 300.000 2.000.000 25.000 300.000

Total (Rp) 3.975.000 3.500.000 400.000 850.000 300.000 2.000.000 50.000 600.000 11.675.000

Beli Jenis Kendaraan Motor box Merk Jealing 1 Harga (Rp) 20.000.000 Total (Rp) 20.000.000

20.000.000

13

3.6 BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU 3.8.1. Bahan Baku Utama dan Bahan Baku Pembantu yang diperlukan sesuai dengan rencana produksi tahun 1 :

Bahan baku & Pembantu


Daging sapi Sayuran dan umbi2an Tepung Tapioka Tepung Roti Bumbu - Bumbu Plastik Pembungkus

Jumlah/hari 6 kg 1,5 kg 1,5 kg 1 kg 1 kg 200 pcs

Harga 80.000 4.000 6.000 7.000 15.000 125

Total (Rp) 172.800.000 2.160.000 3.240.000 2.520.000 5.400.000 9.000.000 195.120.000

3.8.2. Persyaratan Pembelian Bahan Baku Pembelian bahan baku bisa dilakukan secara tunai, sesuai dengan kesepakatan dengan pemasok bahan baku yang telah dilakukan sebelumnya.

3.8.3. Ketersediaan dan Kesinambungan Bahan Baku Bahan baku utama pembuatan bitterballen adalah Daging sapi dan tepung tapioka yang diperoleh melalui pemasok. Bahan baku ini merupakan produk lokal dan mudah didapatkan. Produksi daging sapi di Indonesia pada akhir tahun 2004 mencapai 200.000 ton pertahun. Daging sapi ini banyak dihasilkan di Indonesia.

14

3.7 TENAGA KERJA LANGSUNG Sistem Harian Jenis kegiatan Karyawan produksi dan Operasional Tarif/bln 700.000 Jumlah TK 3 Jumlah hari kerja/tahun 360 Total (Rp) 25.200.000 25.200.000 ` 3.8 BIAYA UMUM PABRIK Biaya Untuk Menunjang Kegiatan Produksi Jenis Biaya Umum Pabrik Pemeliharaan mesin dan peralatan Suku cadang, bahan bakar dan olie Listrik, air dll Pemeliharaan bangunan Total (Rp) 600.000 4.500.000 3.000.000 120.000 8.220.000

15

IV. ASPEK ORGANISASI DAN SDM 4.1 UMUM 4.1.1 Keadaan umum perusahaan Nama Perusahaan Nama Pemilik/ Pimpinan Alamat kantor dan tempat usaha Bentuk Badan Usaha Tahun Berdiri : Home industri : 2013 : Bitterballen Shocking : Randi Saputra : Jl. Raya Jatinangor no. 30

4.1.2 Bagan/ Struktur Organisasi

Pimpinan

(Pemilik Usaha)
Karyawan (Produksi dan Operasional)

16

4.1.3 Uraian Jabatan Jabatan 1. Pimpinan (bitter ballen) 2. Bagian Produksi dan Operasional Uraian Tugas Mengatur dan mengawasi kegiatan perusahaan melakukan proses produksi Gaji/ bulan (Rp) 1.300.000 Gaji/ tahun (Rp) 15.600.000

700.000

25.200.000 40.800.000

4.2 PERIJINAN Jenis Perijinan Usaha 1. Ijin prinsip (Dari Instansi Terkait) 2. SITU (Surat Ijin Tempat Usaha) 5. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Biaya (Rp) 250.000 300.000 200.000 750.000

17

4.3 KEGIATAN PRA OPERASI DAN JADWAL PELAKSANAAN Jenis Kegiatan Pra Operasi HARI
Survey Pasar Menyusun Renc Usaha Mengurus Perijinan Survey Tempat Usaha Survey Mesin/ Peralatan Uji Coba Produksi

Jadwal Pelaksanaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Biaya pra Operasi

100.000 70.000 2.500.000 100.000 200.000 3.706.500 6.676.500

4.4 INVENTARIS KANTOR Inventaris Kantor Meja Kerja Merk Olimpyc Jumlah 1 unit Harga (Rp) 500.000 Total (Rp) 500.000 500.000

4.5 PERLENGKAPAN KANTOR Perlengkapan Kantor Alat-alat tulis Buku Faktur Total/ Tahun (Rp) 100.000 50.000 150.000

V. ASPEK KEUANGAN 5.1 Asumsi-Asumsi Untuk penyusunan dan proyek kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenai parameter teknologi proses maupun biaya. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha industri bakso pelangi di Jatinangor serta informasi yang diperoleh dari pengusaha dan pustaka. Asumsi-asumsi 18

usaha disajikan secara ringkas pada Tabel 5.1 dan secara lengkap pada Lampiran 1. Tabel 5.1. Asumsi dan Parameter Teknis Industri bitterballen Asumsi Umur proyek Hari kerja/bulan (7 jam per hari) Bulan kerja/ tahun kapasitas produksi bakso / minggu kapasitas produksi bakso / tahun Harga jual Baso per bungkus isi 6 butir Bunga kredit Proporsi kredit dan Modal sendiri - Dana sendiri - kredit modal kerja Jangka waktu investasi pengembalian kredit 75% 25% 3 tahun 1 tahun 15%/tahun Sumber: Lampiran 1 Periode proyek diasumsikan selama 5 tahun yang ditentukan dengan memper-hatikan umur ekonomis mesin-mesin utama produksi. Kegiatan produksi diasumsikan berjalan sepanjang tahun, dengan 25 hari kerja perbulan dan rata-rata 7 jam kerja perhari. Keterangan 5 tahun 25 hari /bulan 12 bulan / tahun 600 bks/54 kg 36000 bks/3.240 kg Rp 12,5%

Jangka waktu pengembalian kredit modal kerja Pajak

Kapasitas produksi usaha diasumsikan sebesar 200 bungkus per hari atau setara dengan 72000 bungkus per tahun. Harga jual produk diasumsikan sebesar Rp 8000 per kg dan hasil produksi diasumsikan terjual seluruhnya. Sementara kapasitas operasi usaha diasumsikan optimal (100%) mulai tahun ke-3 sampai akhir proyek (tahun ke-5).

19

5.2 Pembiayaan Proyek (Dalam Rp) KETERANGAN A. INVESTASI HARTA TETAP 1. Tanah 2. Bangunan 3. Mesin & Peralatan 4. Inventaris Kantor 5. Kendaraan Total Harta tetap B. INVESTASI PRA-OPERASI 1. Rencana Usaha 2. Perijinan 3. Produksi Percobaan 4. Lain-lain Total Pra-Operasi C. INVESTASI (A + B) D. MODAL KERJA BIAYA POKOK PRODUKSI 1. Bahan baku & Pembantu 2. Upah Tenaga Kerja Produksi 3. Biaya Umum Pabrik Total Biaya Pokok Produksi BIAYA USAHA
195.120.000 25.200.000 8.220.000 228.540.000

TOTAL

MODAL SENDIRI

KREDIT

11.675.000 500.000 20.000.000


32.175.000

2.335.000 100.000 4.000.000


6.435.000

9.340.000 400.000 16.000.000


25.740.000

70.000 750.000 3.706.500 400.000 4.926.500


37.101.500

70.000 750.000 3.706.500 400.000 4.926.500


11.361.500 25.740.000

15.600.000 1. Gaji Pimpinan 150.000 5. ATK 10.000.000 7. Biaya Sewa 25.750.000 Total Biaya Usaha 254.290.000 TOTAL BIAYA OPERASI MODAL USAHA (3/340 x Biaya Operasi) TOTAL BIAYA PROYEK (C + D) PERSENTASE

2.119.083 39.220.583 100%

2.119.083 13.480.583 34,4%

25.740.000 65,6%

5.3 Proyeksi Laba Rugi (Dalam Rp)


KETERANGAN Rencana Produksi (dalam bks) A. PENJUALAN TAHUN 1
72.000 576.000.000

TAHUN 2

TAHUN 3
97.704 781.632.000

TAHUN 4
115.291 922.328.000

82.800 662.400.000

20

B. BIAYA POKOK PRODUKSI 1. Bahan Baku & Pembantu 2. Upah Tenaga Kerja Produksi 3. Biaya Umum Pabrik Total biaya pokok produksi C. LABA KOTOR (A-B) D. BIAYA USAHA 195.120.000 251.314.560 25.200.000 8.220.000
228.540.000 347.460.000 32.457.600 10.587.360 294.359.520 368.040.480 17.472.000 168.000 11.200.000 28.840.000 6.435.000 992.500 36.267.500 331.772.980 331.772.980

Gaji Pimpinan ATK Biaya Sewa


Total Biaya Usaha sebelum penyusutan & Amortisasi Penyusutan peralatan Amortisasi E. TOTAL BIAYA USAHA F. LABA USAHA (C - E) G. BIAYA BUNGA (12,5%) H. LABA SEBELUM PAJAK (FG) I. PAJAK (10 %) J. LABA (H - I) K.BEP (E/C x 100%)

15.600.000 150.000 10.000.000


25.750.000 6.435.000 992.500

6.435.000 992.500

6.435.000 992.500

33.177.500
314.282.500 3.217.500 311.065.000 31.106.500 279.958.500 9,55%

21

5.4 Proyeksi Arus Kas (Dalam Rp)


KETERANGAN
Total Penjualan A. Arus Kas Masuk 1. Penjualan Tunai 2. Penerimaan Piutang 3. Modal Sendiri 4. Kredit Investasi 5. Kredit Modal Kerja 6. Saldo Kas Awal Total Kas Masuk B. Arus Kas Keluar 1. Investasi 2. Biaya Pokok Produksi 3. Biaya Usaha (sbl P & A) 4. Bunga 5. Pajak (10%) Total Kas Keluar C. Kas Neto ( A B ) D. Kewajiban Bank 1. Angsuran Kredit Investasi 2. Angsuran Kredit Modal Kerja Total Kewajiban Bank E. Saldo Kas Akhir ( C D ) 118.145.643 26.061.466 70.436.394 2.931.569 13.721.604 37.085.417 52.883.663 13.721.604 37.085.417 89.325.196 44.374.928 23.363.813 23.363.813 317.875.000 118.145.643 317.875.000 746.127.840 36.300.000 18.081.868 122.329 800.632.037 73.367.963 900.168.820 36.300.000 8.861.869 1.300.231 946.630.920 89.969.080 1.028.859.800 36.300.000 3.113.630 6.015.957 1.074.289.387 126.410.613 1.076.922.800 36.300.000 1.130.768.940 36.300.000 436.020.643 283.413.423 111.256.250 41.350.970 10.000.000 874.000.000 10.000.000 1.030.600.000 10.000.000 1.200.700.000 10.000.000 1.260.238.000 10.000.000 1.385.261.800 864.000.000 714.420.000 306.180.000 833.490.000 357.210.000 875.166.600 375.071.400 962.683.260 412.578.540

TAHUN 0 -

TAHUN 1
864.000.000

TAHUN 2
1.020.600.000

TAHUN 3
1.190.700.000

TAHUN 4
1.250.238.000

TAHUN 5
1.375.261.800

7.474.820 1.120.697.620 139.540.380

9.268.777 1.176.337.717 208.924.083

139.540.380

208.924.083

22

ALIRAN KAS UNTUK PERHITUNGAN IRR


KETERANGAN A. Kas Masuk 1. Penjualan Tunai 2. Penjualan Kredit Total Kas Masuk B. Total Kas Keluar C. Kas Netto ( A - B ) D. Faktor Diskon i l = 15,5 % E. Nilai Sekarang ( C x D ) F. Faktor Diskon i2 = 49,5 % G. Nilai Sekarang ( C x F ) 0 317.875.000 -317.875.000 1 -317.875.000 1 -317.875.000 864.000.000 694.607.102 169.392.898 0,866 146.694.250 0,629 106.548.133 0 864.000.000 714.420.000 306.1.440.000 1.020.600.000 775.294.934 245.305.066 0,750 183.978.800 0,396 97.140.806 833.490.000 357.210.000 1.190.700.000 855.562.003 335.137.997 0,649 217.504.560 0,249 83.449.361 875.166.600 375.071.400 1.250.238.000 913.684.048 336.553.952 0,562 189.143.321 0,156 52.502.417 962.683.260 412.578.540 1.375.261.800 856.029.048 519.232.752 0,487 252.866.350 0,098 24.780.902 TAHUN 0 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

IRR = i1 +

NPV+ NPV+ - NPV-

(i2 i1)

IRR = 15,5% +

317.513.415 317.513.415 - (-617.135)

(49,5% - 15,5%)

IRR = 15,5% +

317.513.415 317.513.415 + 617.135

(34%)

IRR = 15,5% +

317.513.415 318.130.550

(34%)

IRR = 15,5% + 0,998 (34%) IRR = 15,5% + 33,9% IRR = 49,4%

23

MENGHITUNG PENYUSUTAN DAN AMORTISASI NILAI (RP) 11.675.000 500.000 20.000.000 UMUR (TAHUN) 5 5 5

PENYUSUTAN Mesin dan Peralatan Inventaris Kantor Kendaraan

PENYUSUTAN/TAHUN 2.335.000 100.000 4.000.000 6.435.000

AMORTISASI NILAI (RP) 4.962.500 UMUR (TAHUN) 5

PENYUSUTAN Investasi Pra Operasi

Amortisasi/Tahun 992.500 992.500

24

5.5 Proyeksi Neraca (Dalam Rp)


KETERANGAN I. HARTA A. Harta Lancar 1. Kas 2. Piutang 3. Persediaan Total Harta Lancar B. Harta Tetap 1. Pabrik 2. Bangunan 3. Mesin dan Peralatan 4. Inventaris Kantor 5. Kendaraan 6. Lain lain 7. Utilitas sarana Total Harta Tetap Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Harta Tetap C. Investasi Pra Operasi Akumulasi Amortisasi Nilai Buku Harta Tak Berwujud Total Harta ( A + B + C ) A. Hutang Lancar 1. Hutang Dagang 2. Kredit Modal Kerja Total Hutang Lancar B. Hutang Jangka Panjang 1. Kredit Investasi Total Hutang Jangka Panjang C. Modal 1. Modal Sendiri 2. Laba Periode Lalu 3. Laba Total Modal Total Hutang dan Modal (A+B+C) TAHUN 0 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

118.145.643 118.145.643 146.250.000 179.350.000 131.025.000 13.000.000 75.000.000 2.000.000 546.625.000 546.625.000 14.050.000 1.225.445.643 41.350.970 41.350.970 111.256.250 111.256.250 283.413.423 283.413.423 1.661.466.286

2.931.569 198.000.000 200.931.569 146.250.000 179.350.000 131.025.000 13.000.000 75.000.000 2.000.000 546.625.000 59.457.000 487.168.000 2.810.000 11.240.000 1.186.507.569 1.186.507.569

52.883.663 306.1.440.000 217.800.000 576.863.663 146.250.000 179.350.000 131.025.000 13.000.000 75.000.000 2.000.000 546.625.000 118.950.000 427.675.000 5.620.000 8.430.000 1.440.643.663 1.440.643.663

89.325.196 357.210.000 272.250.000 718.785.196 146.250.000 179.350.000 131.025.000 13.000.000 75.000.000 2.000.000 546.625.000 178.425.000 368.200.000 8.430.000 5.620.000 1.460.805.196 1.460.805.196

139.540.380 375.071.400 320.313.000 834.924.780 146.250.000 179.350.000 131.025.000 13.000.000 75.000.000 2.000.000 546.625.000 237.900.000 308.725.000 11.240.000 2.810.000 1.455.184.780 1.455.184.780

208.924.083 412.578.540 368.359.950 989.862.573 146.250.000 179.350.000 131.025.000 13.000.000 75.000.000 2.000.000 546.625.000 297.375.000 249.250.000 14.050.000 0 1.488.362.573 1.488.362.573

25

Anda mungkin juga menyukai