WAWASAN NUSANTARA
Dosen pembimbing:
Tetti Eka Purnama,M.pd
Disusun Oleh:
Try Rahmat Akbar
17064062
B. Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara. Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (national outlook)
yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan meneju ke masa depan. Adapun wawasan nasional
bangsa Indonesia di kenal dengan Wawasan Nusantara. Istilah wawasan nusantara terdiri dari dua
buah kata yakni wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti
pandangan, tinjauan atau penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang
berarti memandang, meninjau atau melihat. Sehingga wawasan dapat berarti cara pandang, cara
meninjau, atau cara melihat. Sedangkan Nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti pulau –
pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal (dua benua yaitu benua Asia dan benua
Australia serta dua samudera yakni samudera Pasifik dan samudera Hindia). Berdasarkan teori-
teori tentang wawasan, latar belakang falsafah pancasila, latar belakang pemikiran aspek
kewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan, terbetuklah satu wawasan nasional
indonesia yang disebut wawasan nusantara dengan rumusan pengertian yang sampai ini
berkembang sebagai berikut:
2. Pengertian wawasan nusantara menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua Program S-2 PKN – UI )
“wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”. Hal tersebut
disampaikannya saat lokakarya wawsan nusantara dan ketahanan nasional di Lemhanas pada
Januari 2000. Ia juga menjelaskan bahwa wawasan nusantara merupakan geopolitik indonesia.
3. Pengertian wawasan nusantara, menurut kelompok kerja wawasan nusantara, yang diusulkan
menjadi ketetapan majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di Lemhanas tahun 1999 adalah
sebagai berikut: “cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang berseragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional. ”
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan
kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Sedangkan arti dari
wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan demikian
wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan
kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan
nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan
kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita –
citanya. 4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi wawasan nusantara diantaranya:
1. Wilayah (geografi).
a. Asas Kepulauan (archipelagic principle) Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari
kata Italia yakni ‘archipelagos’. Akar katanya adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama
dan ‘pelagos’ berarti laut atau wilayah lautan. Jadi archipelago adalah lautan terpenting.
Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah resmi perjanjian antara Republik
Venezza dengan Michael Palaleogus (1268) yang menyebutkan ‘arc(h) Pelego’yang
maksudnya adalah ‘Aigaius Pelagos’ atau laut Aigia yang dianggap sebagai laut terpenting
oleh negara – negara yang bersangkutan kemudian pengertian ini berkembang tidak hanya
laut Aigia tetapi juga termasuk pulau – pulau di dalamnya. Lahirnya asas archipelago
mengandung pengertian bahwa pulau – pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara
tempat unsur perairan atau lautan antara pulau – pulau berfungsi sebagai unsur penghubung
dan bukan sebagai unsur pemisah.
b. Kepulauan Indonesia. Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian
menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini
sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli,
‘Nusantara’, ‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda (Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan
Belanda. Bangsa Indonesia sangat mencintai nama ‘Indonesia’ walaupun bukan dari
bahasanya sendiri tetapi ciptaan orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat,
yaitu kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau.
Sebutan ‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The Indian
Archipelago And East Asia (1850). Sir W.E. Maxwell (seorang ahli hukum) juga memakainya
dalam kegemarannya mempelajari rumpun melayu. Kata Indoneis semakin terkenal berkat
peran Adolf Bastian, seorang etnolog yang menegaskan arti kepulauan ini dalam bukunya
Indonesien Order Die Inseln Des Malaysichen Archipels (1884 – 1889). Setelah cukup lam
istilah itu hanya dipakai sebagai nama keilmuan, maka pada awal abad ke-20 perkumpulan
mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai ‘Perhimpunan Indonesia’.
Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-10-1928 kata Indonesia di pakai
sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi
kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara dan
bangsa Indonesia sampai sekarang.
c. Konsep tentang Wilayah Lautan. Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal
beberapa konsep mengenai kepemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut : o Res
Nullius menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya. o Res Cimmunis
menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena tidak dapat dimiliki oleh
masing – masing negara. o Mare Liberum menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk
semua bangsa. o Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea) menyatakan bahwa
hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat
dikuasai dari darat (kira – kira sejauh 3 mil). o Archipelagic State Principles (asas negara
kepulauan) menjadi dasar dalam konvensi PBB tentang hukum laut. Saat ini konvensi PBB
tentang hukum laut (United Nation Convention on the Law of the Sea – UNCLOS) mengakui
adanya keinginan untuk membentuk tertib hukum dan samudera yang dapat mempermudah
komunikasi internasional, mendayagunakan sumber kekayaan alam secara adil dan efisien,
konservasi dan pengkajian sumber kekayaan hayatinya, serta perlindungan dan pelestarian
lingkungan laut. Sesuai dengan hukum laut internasional, secara garis besar Bangsa Indonesia
sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, Perairan Pedalaman, Zone Ekonomi
Ekskusif dan Landasan Kontinen. Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri
dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau – pulau yang lain. Kepulauan adalah
suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya.
Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis
pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai. Perairan
Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis pangkal. Zone
Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pagkal. Di dalam
ZEE, negara yang bersangkutan memiliki hak kedaulatan untuk keperluan eksplorasi, ekploitasi,
konservasi dan pengelolan sumber kekayaan alami hayati dari perairan. Landasan Kontinen suatu
negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya
sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya.. Jaraknya 200 mil dari garis
pangkal tau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari
garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m. d. Karakteristik Wilayah Nusantara. Nusantara
berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan benua Australia dan diantara
samudra Pasifik dan samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sbb: Utara : ± 6°08’ LU Selatan : ± 11°15’
LS Barat : ± 94°45’ BT Timur : ± 141°05’ BT Jarak utara-selatan sekitar 1.888 Kemerdekaan,
sedangkan jarak barat-timur sekitar 5.110 Kemerdekaan. Luas wilayah Indonesia seluruhnya
adalah 5.193.250 km², yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas
3.166.163 km². 2. Geopolitik dan Geostrategi. a. Geopolitik. Pengertian Geopolitik. Geografi
mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena
politik dari aspek geografi. Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan
alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.
Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah kelemahan
yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat
menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau
memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh
pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri
saja yang persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh
bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara
penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika. Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah
wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu
konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. 2 Saran. Dengan
adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta
tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa
hendaknya ditanamkan sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu kiranya pendidikan yang
membahas/mempelajari tentang wawasan nusantara dimasukan ke dalam suiatu kurikulum yang
sekarang diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran Kewarganegaraan,
Pancasila, PPKn dan lain - lain). Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca
makalah serta yang lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang
tercermin dari perilaku – perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan.