Anda di halaman 1dari 14

Implementasi

Etnopedagogi Dalam
Penelitian
Kelompok 4 :
1. Siti Amilia 1810305007
2. Krisna Cahyati 18103050**
3. Delya Alfina R 1810305081
Penelitian Etnopedagogi

• Penelitian adalah usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap
sesuatu masalah. Sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah-langkah
sebagai suatu kebulatan prosedur.

• Etnopedagogi merupakan aktualisasi pembelajaran yang berorientasi pada


penanaman nilai-nilai kearifan lokal.

• Kekhasan penelitian etnopedagogi terletak pada masalahnya yang difokuskan pada


nilai-nilai kearifan lokal (local genius) dan sistem kelakuan berpola yang dipraktikan
sebuah komunitas. Fokus penelitian mencakup elaborasi unsur, ciri, dan sifat nilai-
nilai kearifan lokal dan implikasinya bagi pendidikan masyarakat, serta kemungkinan
pengembangannya sebagai landasan sosial budaya pendidikan nasional.
Tujuan Penelitian Etnopedagogi

Menggali nilai-nilai dan pengalaman terbaik sebuah komunitas dalam


01. menyelenggarakann pendidikan berbasis budaya setempat

Menggali nilai-nilai inti sebagai landasan sosial budaya pendidikan


02. nasional

Mengelaborasi sistem kelakuan bepola sebagai konteks sosial budaya


03. pendidikan nasional
01. KAJIAN
JURNAL
Judul : Potensi Penggunaan Modul Keanekaragaman Hayati
Dengan Pendekatan Kearifan Lokal dan Budaya Sebagai
Alternatif Bahan Ajar Biologi SMA/MA

Tujuan : Metode :
• Menganalisis validitas • Penelitian ini menggunakan
modul keanekaragaman metode R&D versi Borg & Gall
hayati dengan yaitu dengan 4 tahapan berupa
pendekatan KALBU studi awal atau penelitian awal,
(Kearifan Lokal dan pengembangan produk, pengujian
Budaya) untuk siswa SMA lapangan dan revisi produk.
di Kabupaten Purworejo Selanjutnya dilakukan R&D versi
• Menganalisis pengaruh Sugiyono.
penggunaan modul yang
dikembangkan terhadap
pengetahuan siswa kelas
eksperimen dan kontrol.
Pembahasan :
- Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara komunikatif dan sistematis dengan harapan siswa
mampu belajar secara mandiri dengan adanya langkah-langkah di dalamnya.
- Subtopik yang diambil antara lain : Klasifikasi organisme, tatanama nomenklatur binomial, dan
keanekaragaman hayati.
- Ada 15 karakteristik modul yang membedakan modul yang dibuat dengan modul lainnya, desain sampul
mencerminkan topik, bahasa komunikatif, scientific learning, meaningful learning, berpikir kritis inovatif,
literasi dasar terutama literasi digital, pendidikan karakter, kajian etnobiologi, kajian etnopedagogi,
keterampilan abad 21, joyful learning melalui kreativitas, student centered learning, ilustrasi/gambar/media
yang dapat mempermudah materi, orisinalitas isi dan penyajian, serta mengutamakan toleransi dan tidak
diskriminatif.
- Uji coba modul dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya soal yang sudah divalidasi
diberikan melalui gform sebagai post test, hasilnya kemudian dianalisis.
- Hasilnya nilai rerata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol meskipun tidak signifikan.
LANJUTAN…

Pembahasan : Kesimpulan :
- Faktor-faktornya sebagai berikut:
1. Modul Keanekaragaman Hayati dengan
Kelas eksperimen baru pertama kali
menggunakan modul dalam Pendekatan Kearifan Lokal dan Budaya
pembelajaran di mana modul dapat dinyatakan baik karena memiliki skor
mengajak siswa untuk belajar mandiri 91.33 (kategori sangat valid).
sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode ceramah plus
2. Rerata nilai pengetahuan (post test)
tanya jawab di mana siswa diberi kelas eksperimen lebih tinggi daripada
latihan soal hingga 2 kali pada kelas kontrol, yaitu nilai pengetahuan kelas
pertemuan 3 dan 4. eksperimen ≥ 65 tetapi tidak terdapat
- Faktor dari diri sendiri juga ikut
memengaruhi dalam belajar Biologi. perbedaan signifikan nilai pengetahuan
Hal ini karena dalam masa pandemi (post test) antara kelas eksperimen dengan
covid ini, pembelajaran dilakukan kontrol karena Uhitung (54) > Utabel (27)
secara daring sehingga guru tidak
maka H0 diterima.
bisa mengontrol secara langsung
kegiatan mandiri yang dilakukan
siswa.
02. KAJIAN
JURNAL
Judul : PENGEMBANGAN LITERASI SAINS DAN
IDENTITAS BUDAYA SISWA MELALUI PENDEKATAN
ETNO-PEDAGOGI DALAM PEMBELAJARAN SAINS

Tujuan : PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan Tahapan pembelajaran etnopedagogi, diintegrasikan ke
untuk mengembangkan dalam model pembelajaran berbasis proyek terdiri dari
dan menerapkan model lima langkah pembelajaran
pembelajaran
etnopedagogi dalam
pembelajaran IPA untuk
mengembangkan literasi
sains dan identitas
budaya siswa pada
materi sistem tata surya.
.
LANJUTAN…

Pembahasan : Kesimpulan :
- Pendekatan etnopedagogi
memfasilitasi kesadaran budaya
Pembelajaran sains dengan model
dan sosial siswa. Analisis identitas Etnopedagogy dapat mengembangkan
budaya siswa didapat dari data literasi sains siswa dengan memberikan
wawancara, reflektif jurnal, dan artikel tentang fenomena tata surya yang
lembar kerja identifikasi siswa. terintegrasi dengan budaya dari Bugis,
Hampir setiap aspek pada Tidore, Yogyakarta, Solo, dan Bima. Hal
pendekatan Etnopedagogi dapat
mendukung terbentuknya
ini dapat meningkatkan tanggung jawab
kesadaran sosial budaya yang siswa dalam melestarikan dan mengenal
mencakup empati komunikasi, kebudayaan yang ada di lingkungannya
bertanggung jawab, disiplin, dan maupun di daerah lain di Indonesia dalam
kepedulian sosial (Altugan, 2015) proses pembelajaran sains. Selain itu,
juga mampu mengembangkan rasa ingin
tahu, cinta tanah air, kesadaran sosial dan
budaya, peduli lingkungan, dan berpikir
kritis.
03. KAJIAN
JURNAL
Judul : POTENSI KEBUDAYAAN BETAWI SEBAGAI PENDEKATAN
KEARIFAN LOKAL DAN BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Tujuan : Metode :
• mendeskripsikan • penelitian menggunakan studi
identifikasi tumbuhan dan, literatur dan observasi lapangan.
hewan pada upacara adat Studi literature menggunakan
perkawinan dan kuliner referensi yang berkaitan dengan
Betawi dan budaya Betawi, antara lain skripsi
• mendeskripsikan bentuk artikel ilmiah, serta buku
Pendekatan Kearifan
Lokal dan Budaya
Kebudayaan Betawi pada
pembelajaran
Biologi.
PEMBAHASAN
• Pendekatan kearifan lokal dan budaya ini memiliki kelebihan, antara lain:
Kesimpulan
1) pengetahuan berupa kearifan lokal dan budaya di sekitar tempat tinggal
dapat dipahami oleh siswa dan guru; • Potensi kebudayaan Betawi
2) Nilai-nilai kearifan lokal dan budaya dapat dijadikan sebagai salah satu berpotensi sebagai alternative
pedoman dalam kehidupan sehari-hari; Pendekatan Kearifan Lokal dan
3) Kajian etnobiologi dan etnopedagogi dapat mengintegrasikan kearifan lokal Budaya (KALBU) pada
dan budaya ke dalam pembelajaran Biologi. pembelajaran Biologi K-2013.
• Subtopik yang dibahas: Kebudayaan Betawi (Upacara Perkawinan Betawi dan • Kebudayaan Betawi yang dapat
Kuliner Betawi) dan bentuk Pendekatan Kearifan Lokal dan Budaya diintegrasikan dalam Biologi
Kebudayaan Betawi pada pembelajaran Biologi Kelas X adalah topik Kingdom
Plantae dan Kingdom Animalia.
• Pemanfaatan species tumbuhan dan hewan yang digunakan pada Kebudayaan • Pembelajaran berbasis proyek
Betawi, species yang digunakan sebagian besar adalah tumbuhan dari dengan pendekatan kearifan
kelompok Eudicots, Monocots, dan Magnoliids. Species hewan biasanya lokal dapat membuat
digunakan sebagai pelengkap, seperti dari kelompok Aves dan Crustacea pembelajaran menjadi aktif dan
meningkatkan kemampuan
• Pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan kearifan lokal dapat literasi dan peduli dengan
membuat pembelajaran menjadi aktif dan meningkatkan kemampuan literasi. kebudayaan setempat.
Hal ini karena model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil
belajar dan sikap serta meningkatkan keterampilan berpikir kreatif.

• Pendekatan kearifan local dan budaya juga dapat membuat guru dan siswa
lebih peduli dengan kebudayaan setempat sehingga karakter dari sebuah
daerah tetap terjaga dengan baik.
THANKS!!!

Anda mungkin juga menyukai