Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Penyebaran Geografis.

Penyebaran geografis spesies (biogeagrafi) adalah hal yang pertama kali memberi ide akan
adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan hewan yang
bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan di tempat lain) namun sangat erat hubungan
kekerabatannya dengan spesies di daratan utama terdekat atau dipulau-pulau sekitarnya.

Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami
penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang
dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan
makhluk hidup semula. Setiap daerah geografi besar di dunia mempunyai karakteristik
kelompok tanaman dan hewan yang berbeda. Sebagai contoh, di Australia semacam kanguru
(marsupial) mempunyai kantong yang berperan sebagai tempat menyusui dan melindugi
anaknya, pada daerah biogeografi yang lain kanguru (marsupial) hampir tidak ditemukan.

Kemudian terdapat rmadillo, mamalia berkulit keras yang hanya hidup di amerika. Sudut
pandang evolusi biogeografi meramalkan bahwa armadillomodern adalah turunan yang
termoifikasi dari spesies yang terlebih dahulumenempati benua tersebut, dan bukti fosil
menguatkan bahwa nenekmoyang seperti itu memang benar pernah ada.

Contoh lainnya adalah bentuk paruh burung Finch memiliki bentuk paruh dan ukuran yang
berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika
Selatan. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan hidup
moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat
sesuai dengan lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan
yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di
Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan
ukuran paruhnya.
Ditemukannya fosil dari berbagai lapisan batuan bumi

Kajian mengenai fosil juga menjadi dasar bagi ide Darwin.Sebagian besar fosil ditemukan dalam
batuan sedimen (batuan endapan) yang terbentuk dari pasir dan lumpur yang mengendap di dasar
laut, danau, ataurawa. Lapisan-lapisan endapan baru akan menutupi endapan lapisan yang
lebihtua dan menekan menjadi lapisan-lapisan batu yang saling berhimpitan yangdisebut strata
(tunggal: stratum). Kemudian erosi mungkin mengikis lapisanstrata yang paling atas dan
menyingkap strata yang lebih tua yang telah terkubur.Fosil di dalam lapisan-lapisan itu
menunjukkan suatu suksesi (urutan) organisme-organisme yang telah menghuni bumi sepanjang
masa. (Ristasa, 2013). Contohini akan membawa kita kekeutamaan umum bukti fosil sebagai
catatan sejarah evolusi.

Umumnya fosil yang terdapat di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua
sedangkan umur fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih
muda. Dengan membandingkan fosil-fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi yaitu mulai
sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai yang
muda, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan sekarang.
Perubahan lingkungan tersebut terjadi secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian diri
organisme yang ada di dalamnya, sehingga perubahan keadaan di bumi ini mengakibatkan
terjadinya perubahan jenis-jenis makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi. Fosilisasi juga terjadi ketika
cangkang atau tulang yang lengkap tertanam di dalam lapisan sendimen di bawah permukaan air,
kemudian meninggalkan bekas bentukan atau cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau
cetakan tersebut merupakan fosil permukaan tubuh tiruan yang baik. Bentuk fosil yang lain
misalnya jejak kaki atau bekas kulit yang terbentuk pada lumpur basah kemudian akhirnya
mengeras menjadi batuan karang lunak.

Darwin. mengatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi tua
mengadakan perubahan bentuk menyesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab
itu, fosil pada lapisan lapisan bumi yang lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang
tua. Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi, yang sejarahnya
ditelusuri dari catatan fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di Amerika Utara dan sedikit dari
Eropa dan Asia. Fosil kuda termasuk cukup lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam
jumlah yang cukup besar, sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman.
Evolusi kuda merupakan suatu contoh klasik yang datanya cukup lengkap. Hal ini disebabkan
oleh kuda hidup berkelompok dan cukup besar, sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari
masa ke masa. Fosil kuda primitif ditemukan dalam jumlah besar pada zaman Eosen 58 juta
tahun yang lalu, yaitu di Eropa dan Amerika Utara.
Evolusi kuda terjadi perubahan sebagai berikut:

1. Pertambahan dalam ukuran yaitu ukuran tubuh kuda bertambah mulai dari sebesar kancil
menjadi sebesar kuda akutual sekarang.
2. Pemanjangan kaki depan dan belakang yakni kaki kuda yang relatif sebanding dengan
tubuhnya seperti proporsi tubuh kucing atau anjing.
3. Reduksi jari-jari lateral dan pembesaran jari tengah yakni mulamula jari kaki berjumlah
¾ buah, kemudian tereduksi menjadi satu jari saja.
4. Punggung menjadi lurus dan datar yakni punggung yang miring melekuk dengan bagian
dada lebih tinggi menjadi datar.
5. Gigi seri melebar yakni gigi seri yang semula

Anda mungkin juga menyukai