Anda di halaman 1dari 2

Pro: Menghimbau penggunaan Bahasa lokal dalam pengajaran di sekolah di kota Pontianak.

Mengusulkan agar penggunaan Bahasa lokal termasuk Tiociu, Hakka, Melayu, Dayak, dan
lainnya sebagai salah satu media pengajaran di sekolah-sekolah di Pontianak.

Perkenalkan saya Abigail sebagai pembicara pertama, ada mcc sebagai pembicara kedua, dan
louis sebagai pembicara ketiga. Kami dari tim pro menegaskan bahwa diperlukannya
penggunaan bahasa lokal dalam pengajaran disekolah kota Pontianak. Mengusulkan agar
penggunaan Bahasa lokal termasuk Tiociu, Hakka, Melayu, Dayak, dan lainnya sebagai salah
satu medium pengajaran di sekolah-sekolah di Pontianak. Menurut Kridalaksana, bahasa
merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa lokal sendiri mempunyai arti
bahasa yang dipakai sebagai bahasa perhubungan intradaerah atau intramasyarakat di
samping bahasa Indonesia dan jadi pendukung sastra dan budaya daerah atau masyarakat
teknik. Bahasa lokal juga digunakan dan dilestarikan secara turun-menurun oleh warga negara
Indonesia di daerah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekolah merupakan sebuah
lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan pendidik
atau guru. Disini siswa bisa menambah ilmu pengetahuan mereka masing-masing yang
bertujuan untuk menciptakan suatu kemajuan dalam hidup mereka.

Dalam usaha melakukan ketahanan bahasa agar tidak punah maka diperlukan suatu wadah
fasilitas atau badan yang melakukan konservasi dan preservasi budaya bahasa lokal di Kota
Pontianak agar generasi penerus bangsa tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia
yang bercirikan kedaerahan dengan penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran sekolah.
Belajar dalam Bahasa lokal memberikan pengalaman yang lebih menyeluruh dan kaya bagi
siswa. Mereka dapat lebih mudah memahami konsep-konsep yang kompleks karena materi
diajarkan dalam bahasa yang mereka gunakan sehari-hari. Hal ini juga dapat meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa. Pemahaman dan Penghargaan terhadap Warisan Budaya
melalui penggunaan Bahasa lokal membuat siswa menjadi lebih memahami nilai-nilai, tradisi,
cerita, dan kepercayaan yang terkandung dalam bahasa dan budaya lokal mereka. Ini
membantu meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap warisan budaya yang kaya
di wilayah Pontianak.

Dengan demikian, menghimbau penggunaan bahasa lokal sebagai salah satu medium
pengajaran di sekolah-sekolah di Pontianak adalah langkah yang penting untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan memperkuat ikatan sosial budaya di komunitas lokal. Sekian dan
terimakasih

Kontra:
Perkenalkan saya Abigail sebagai pembicara pertama dari tim Kontra yang tidak menyetujui
penggunaan Bahasa lokal dalam pengajaran di sekolah di kota Pontianak.Mengusulkan agar
penggunaan Bahasa lokal termasuk Tiociu, Hakka, Melayu, Dayak, dan lainnya sebagai salah
satu media pengajaran di sekolah-sekolah di Pontianak. Disini ada mcc sebagai pembicara
kedua dan louis sebagai pembicara ketiga.
Penggunaan bahasa lokal sebagai media pengajaran dapat menyulitkan proses standarisasi
kurikulum nasional dan evaluasi kinerja siswa, yang sering kali menggunakan bahasa resmi
nasional (bahasa Indonesia) sebagai media komunikasi. Kurikulum nasional yang disusun oleh
pemerintah memiliki tujuan untuk menjamin kesetaraan dan kualitas pendidikan di seluruh
negeri. Dengan memperkenalkan bahasa lokal sebagai medium pengajaran, ada risiko bahwa
kurikulum tersebut tidak akan sesuai dengan standar nasional yang telah ditetapkan. Hal ini
dapat mengakibatkan ketidaksesuaian antara siswa yang belajar dalam bahasa lokal dengan
kurikulum nasional, sehingga merugikan mereka dalam mengikuti ujian nasional atau ujian
lainnya yang berstandar nasional.

Penggunaan bahasa lokal sebagai media pengajaran bisa menghambat mobilitas siswa antar
wilayah atau ke luar negeri karena kurangnya pemahaman bahasa resmi nasional atau bahasa
internasional yang umum digunakan. Pertama, bahasa lokal mungkin tidak setara dengan
bahasa internasional yang umumnya digunakan dalam lingkungan akademik global seperti
bahasa Inggris. Siswa yang terbiasa belajar dalam bahasa lokal mungkin menghadapi kesulitan
dalam memahami dan berkomunikasi dengan bahasa internasional yang diperlukan untuk studi
di luar negeri. Kedua, proses aplikasi dan persyaratan untuk belajar di luar negeri sering kali
memerlukan pemahaman yang baik tentang bahasa internasional seperti bahasa Inggris,
termasuk skor TOEFL atau IELTS. Siswa yang belajar dalam bahasa lokal mungkin
membutuhkan waktu dan upaya ekstra untuk mempersiapkan dan memenuhi persyaratan ini,
yang dapat menjadi hambatan bagi mereka yang ingin melanjutkan studi di luar negeri.

Terakhir, penggunaan bahasa lokal dalam pembelajaran mungkin tidak mempersiapkan siswa
dengan baik untuk lingkungan akademik internasional yang sering menggunakan bahasa
internasional sebagai media komunikasi. Hal ini dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan
kesulitan bagi siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar yang berbeda di luar
negeri.

Oleh karena itu, walaupun penting untuk memelihara dan menghargai bahasa dan budaya
lokal, perlu pertimbangan yang hati-hati bagaimana penggunaan bahasa lokal tersebut dapat
diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan secara efektif tanpa mengorbankan standar
pendidikan nasional dan persiapan siswa untuk masa depan yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai