Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLISIT INSTRUCTION DENGAN MEDIA

PEMBELAJARAN TABEL WARGA AKSARA HURUF BALI UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MENULIS WARGA AKSARA BALI PADA SISWA KELAS VIII D
SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL
Bab I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Sesungguhnya Pendidikan adalah suatu proses, dimana proses ini harus berjalan secara
realitas berdasarkan teori-teori pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah melalui guru mata
pelajaran / BK sesuai dengan latar belakang pendidikannya masing-masing.

Mata pelajaran Bahasa Bali salah satunya adalah mata pelajaran yang termasuk muatan lokal
wajib bagi sekolah tingkat lanjutan pertama (SLTP) di Bali karena Bahasa dan aksaranya
merupakan potensi daerah Bali, yang patut dilestarikan, dipertahankan dan memiliki struktur
kajian bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam mata pelajaran Bahasa Bali peserta didik
diharapkan menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar  yang meliputi aspek-aspek
antara lain: mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru mata pelajaran bahasa Bali di SMP N 4
Abiansemal telah diketahui diantara aspek-aspek tersebut diatas aspek kemampuan menulis
anak dalam penggunaan aksara Bali sangat rendah sekali dengan nilai rata-rata sebesar 5,0
masih sangat jauh dibawah KKM yang telah ditetapkan sebesar 7,5 sebagai indikator ideal.

Berdasarkan kondisi riil tersebut diatas dimana kemampuan siswa masih rendah, maka penulis
mengambil langkah-langkah dan solusi untuk mencapai kondisi ideal yang telah ditetapkan
dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Explisit Instruction dan penggunaan media
pembelajaran berupa bagan atau tabel warga aksara pada siswa Kls VIII D SMP N 4 Abiansemal
tahun pelajaran 2013/2014.

1. Rumusan Masalah
1. Apakah melalui model pembelajaran Explisit Instruction dan penggunaan media
pembelajaran bagan atau tabel warga aksara dapat meningkatkan kemampuan menulis
warga aksara pada siswa ?
2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Explisit Instruction dapat meningkatkan
hasil belajar siswa sehingga mencapai indikator yang ideal ?
 

1. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penggunaan model pembelajaran Explisit Instruction dan media Pembelajaran bagan
warga aksara Bali dapat meningkatkan kemampuan menulis warga aksara pada siswa Kls VIII D
SMP N 4 Abiansemal Tahun Pelajaran 2013/2014

1. MANFAAT PENELITIAN
1. 1.       Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan keilmuan dalam pengembangan
pendidikan dan pengajaran dan dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
1. 2.      Manfaat Praktis
1. a.      Bagi Lembaga
Penerapan model pembelajaran Explisit Instruction dan media Pembelajaran bagan warga
aksara Bali dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan bagi lembaga sekaligus sebagai
kerangka acuan dalam mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Bahasa Bali
yang lebih baik.

1. b.      Bagi Guru


Penerapan model pembelajaran Explisit Instruction dan media Pembelajaran bagan warga
aksara Bali diharapkan akan lebih mempermudah para guru dalam mengajarkan atau
menyampaikan mata pelajaran dan mengarahkan siswa khususnya terhadap siswa yang tidak
serius dalam kegiatan belajar mengajar.

1. c.      Bagi Siswa


Dengan model pembelajaran Explisit Instruction dan media Pembelajaran bagan warga aksara
Bali yang diterapkan oleh guru diharapkan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran dan
mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, khususnya mata pelajaran Bahasa Bali
sehingga siswa dapat mengembangkan daya berfikirnya dan menerima materi dengan baik.

1. d.     Bagi Peneliti


Penggunaan model pembelajaran Explisit Instruction dan media Pembelajaran bagan warga
aksara Bali  akan mempermudah peneliti dalam mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
terhadap materi mata pelajaran Bahasa Bali yang telah diberikan serta  tanggung jawab siswa
terhadap tugas mata pelajaran Bahasa Bali dan menambah wawasan.

Bab II

KAJIAN TEORI

1. Deskripsi Teori
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Bali sebagai Mata Pelajaran Muatan Lokal
Sebagaimana tercantum dalam  penjelasan pasal 36 UUD 1945 menyebutkan bahwa di daerah-
daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik, bahasa-
bahasa itu akan dohormati dan dipelihara oleh negara. Bahasa  daerah itu juga merupakan
sebagaian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.

Sejalan dengan itu pemerintah daerah Bali telah memberikan perhatian dalam usaha membina
dan memelihara bahasa, aksara dan sastra Bali dengan mengeluarkan Peraturan Daerah  no.3
tahun 1992 tentang pelestarian dan pengembangan aksara, bahasa dan sastra Bali.

Dalam Undang-undang No. 2. Thn. 1989 tentang sistem pendidikan Nasional dengan tegas
menyatakan bahwa kurikulum disusun untuk mewujudkan utjuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,
kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi serta 
kesenian sesuai jenis dan jenjang tiap-tiap satuan pendidikan.  Lebih lanjut pada pasal 37
dinyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam aturan pendidikan didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan daerah serta ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. Sehingga kedudukan
dan fungsi Bahasa Bali adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan:
–        Dalam hubungan dengan bahasa nasional adalah sebagai bahasa daerah.

–        Dalam hubungan dengan masyarakat Bali adalah sebagai bahasa ibu.

–        Dalam kurikulum adalah sebagai muatan lokal wajib yang sejajar dengan mata pelajaran
lainnya

2. Fungsi:
–        Sebagai bahasa daerah: lambang kebanggan masyarakat Bali, sebagai identitas
masyarakat Bali,  sebagai penunjang bahasa dan kebudayaan nasional, mencerminkan lambang
kebudayaan nasional yang hidup.

–        Sebagai bahasa ibu: bahasa pengantar bagi masyarakat Bali secara resmi ataupun tidak
resmi, wadah pendukung agama Hindu, sebagai wahana pembinaan dan pengembangan sastra
dan kebudayaan.

Dalam kedudukannya sebagai muatan lokal: alat untuk mengembangkan nilai-nilai budaya
daerah sesuai dengan perkembangan zaman, alat untuk mengembangkan perasaan dan
penalaran masyarakat Bali.

1. Pembagian huruf atau warga aksara Bali


Sebagaimana diketahui huruf adalah lambang bunyi ujaran.  Sehingga pembagian huruf sangat
terkait dengan proses terjadinya bunyi tersebut, sehingga berdasarkan berdasarkan cara-cara
terbentuknya bunyi bunyi bahasa oleh alat-alat bicara yang dipengaruhi oleh: udara, artikulator
dan titik artikulasi maka huruf Bali bisa dibedakan antara lain:

1. Huruf Vokal (swara) yaitu lambang bunyi yang terjadi karena udara yang keluar dari
paru-paru tidak mendapat halangan sedikitpun.  Jenis vokal yang timbul tergantung dari
beberapa hal yaitu: posisi bibir, tinggi-rendh dan maju-mundurnya lidah.
2. Huruf Konsonan (Wyanjana ) yaitu bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar
dari paru-paru mendapat halangan.  Halangan yang dialami dengan menggeserkan dan
mengadukan arus udara dan halangan itu bersifat keseluruhan dan bisa juga sebagian.
Berdasarkan hal tersebut maka huruf konsonan dibedakan menjadi warga aksara yaitu:
1. Kanthya / Kerongkongan (Gutturals)
2. Talawya / Langit-langit (palatal)
3. Murdhanya / ujung lidah (cerebrals)
4. Dantya / Gigi ( dentals)
5. Osthya / Bibir (labials)
Huruf merupakan salah satu jenis simbul visual dari suatu bahasa dan huruf Bali sebagaimana
diketahui diikat oleh pasang aksara atau aturan tertentu dalam penulisanya yang sering
disebut uger-uger Pasang Aksara Bali dan telah dibakukan berdasarkan beberapa loka karya
dan Pesamuhan Agung / Kecil Bahasa Bali
 

1. Teori Model Pembelajaran Explisit Instruction


Teori Model Pembelajaran Explicit Intruction atau Pengajaran Langsung dikemukakan oleh
Rosenshina dan Stevens Tahun 1986.  Dimana dalam model pembelajaran ini khusus dirancang
untuk mengembangkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.     Adapun langkah-
langkahnya yaitu:

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapankan siswa


2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
 

1. Manfaat Media Pembelajaran


Media Pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting dalam
proses pembelajaran, dimana media Pembelajaran adalah sebagai alat bantu proses belajar-
mengajar. Media secara umum adalah  segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemampuan atau ketrampilan yang dapat
mendorong terjadinya proses belajar.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan


keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis  yaitu meningkatkan pemahaman terhadap
siswa.

Bab III

1. METHODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian.
Penelitian ini akan Penulis lakukan di Kelas VIIId SMP N 4 Abiansemal dengan jumlah siswa
yang ada di kelas itu sebanyak 40 orang, letak sekolah ini adalah 20 Km dari Pusat
Pemerintahan Kabupaten Badung.

1. Prosedur / siklus Penelitian


Penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. 
Penelitian ini mengadopsi dari teori Kennis tagat.  Perencanaan, yaitu persiapan menyusun
instrrumen, RPP dan Program. Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan.
Kegiatan pada tahap ini adalah :

2.1.   Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.

2.2.   Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran
yang ingin dicapai

2.3.   Membuat  soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.

2.4.   Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran
yang akan dilaksanakan
1. Pelaksanaan tindakan, yaitu melakukan penelitian sesuai dengan KD yang ada dalam
RPP /  Program yang dilaksanakan sesuai dengan jam pembelajaran.
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk
belajar Menulis huruf Bali dengan model pembelajaran explisit instruction Adapun langkah–
langkah yang dilakukan adalah (sesuaikan dengan scenario pembelajaran).

1. Kegiatan penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk
mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

1. Observasi / Evaluasi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat
melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.

1. Refleksi,
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada
dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai. Refleksi
daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang
dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi
digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan
pada siklus II

1. Pengumpulan data, untuk mengumpulkan data sebagai bahan pertimbangan tindakan


selanjutnya maka digunakan tes untuk mengetahui keberhasilan pada tindakan siklus I
(pertama)
2. Silus II
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I  hanya saja
perencanaan kegiatan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih
mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
 

1. Rencana Jadwal Kegiatan


 

BULAN / MINGGU KE
 

Juli Agustus

NO JENIS KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8

Persiapan                

Menyusun konsep
1 pelaksanaan   √            

Menyusun instrumen     √          

2 Pelaksanaan                
Melakukan tindakan siklus 1       √        

Melakukan tindakan siklus 2         √      

Penyusunan laporan           √    

Menyusun konsep laporan             √  


3
Menyempurnakan draf
laporan               √
 

1. Kajian Hasil Penelitian


2. Kerangka Berpikir
3. Hipotesis
 

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK.


2. Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin University.
3. Mulyana, Slamet.2007. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pengembangan   Profesi Guru.
Bandung: LPMP.
4. Ahmad Sudrajat 2012. http://akhmadsudrajat.wordpress.com
5. Tinggen I Nengah 1993. Celah-celah Kunci Pasang Aksara Bali
6. Tim Penyusun 1998. Pedoman Pasang Aksara Bali. Dinas Kebudayaan Pemerintah
Provinsi Bali
7. Tim Penyusun 1996. Pembinaan Bahasa dan Sastra Bali Pedoman Penulisan Papan
Nama dengan  Aksara Bali. Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Bali
8. 8.      Tinggen I Nengah Pedoman Perobahan Ejaan bahasa Bali dengan Huruf Latin
dan Huruf Bali 1976,

Anda mungkin juga menyukai