PENDAHULUAN
Mata pelajaran Bahasa Bali salah satunya adalah mata pelajaran yang termasuk muatan lokal
wajib bagi sekolah tingkat lanjutan pertama (SLTP) di Bali karena Bahasa dan aksaranya
merupakan potensi daerah Bali, yang patut dilestarikan, dipertahankan dan memiliki struktur
kajian bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam mata pelajaran Bahasa Bali peserta didik
diharapkan menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang meliputi aspek-aspek
antara lain: mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru mata pelajaran bahasa Bali di SMP N 4
Abiansemal telah diketahui diantara aspek-aspek tersebut diatas aspek kemampuan menulis
anak dalam penggunaan aksara Bali sangat rendah sekali dengan nilai rata-rata sebesar 5,0
masih sangat jauh dibawah KKM yang telah ditetapkan sebesar 7,5 sebagai indikator ideal.
Berdasarkan kondisi riil tersebut diatas dimana kemampuan siswa masih rendah, maka penulis
mengambil langkah-langkah dan solusi untuk mencapai kondisi ideal yang telah ditetapkan
dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Explisit Instruction dan penggunaan media
pembelajaran berupa bagan atau tabel warga aksara pada siswa Kls VIII D SMP N 4 Abiansemal
tahun pelajaran 2013/2014.
1. Rumusan Masalah
1. Apakah melalui model pembelajaran Explisit Instruction dan penggunaan media
pembelajaran bagan atau tabel warga aksara dapat meningkatkan kemampuan menulis
warga aksara pada siswa ?
2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Explisit Instruction dapat meningkatkan
hasil belajar siswa sehingga mencapai indikator yang ideal ?
1. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana penggunaan model pembelajaran Explisit Instruction dan media Pembelajaran bagan
warga aksara Bali dapat meningkatkan kemampuan menulis warga aksara pada siswa Kls VIII D
SMP N 4 Abiansemal Tahun Pelajaran 2013/2014
1. MANFAAT PENELITIAN
1. 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan keilmuan dalam pengembangan
pendidikan dan pengajaran dan dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
1. 2. Manfaat Praktis
1. a. Bagi Lembaga
Penerapan model pembelajaran Explisit Instruction dan media Pembelajaran bagan warga
aksara Bali dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan bagi lembaga sekaligus sebagai
kerangka acuan dalam mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Bahasa Bali
yang lebih baik.
Bab II
KAJIAN TEORI
1. Deskripsi Teori
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Bali sebagai Mata Pelajaran Muatan Lokal
Sebagaimana tercantum dalam penjelasan pasal 36 UUD 1945 menyebutkan bahwa di daerah-
daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik, bahasa-
bahasa itu akan dohormati dan dipelihara oleh negara. Bahasa daerah itu juga merupakan
sebagaian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.
Sejalan dengan itu pemerintah daerah Bali telah memberikan perhatian dalam usaha membina
dan memelihara bahasa, aksara dan sastra Bali dengan mengeluarkan Peraturan Daerah no.3
tahun 1992 tentang pelestarian dan pengembangan aksara, bahasa dan sastra Bali.
Dalam Undang-undang No. 2. Thn. 1989 tentang sistem pendidikan Nasional dengan tegas
menyatakan bahwa kurikulum disusun untuk mewujudkan utjuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan,
kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi serta
kesenian sesuai jenis dan jenjang tiap-tiap satuan pendidikan. Lebih lanjut pada pasal 37
dinyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam aturan pendidikan didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan daerah serta ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. Sehingga kedudukan
dan fungsi Bahasa Bali adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan:
– Dalam hubungan dengan bahasa nasional adalah sebagai bahasa daerah.
– Dalam hubungan dengan masyarakat Bali adalah sebagai bahasa ibu.
– Dalam kurikulum adalah sebagai muatan lokal wajib yang sejajar dengan mata pelajaran
lainnya
2. Fungsi:
– Sebagai bahasa daerah: lambang kebanggan masyarakat Bali, sebagai identitas
masyarakat Bali, sebagai penunjang bahasa dan kebudayaan nasional, mencerminkan lambang
kebudayaan nasional yang hidup.
– Sebagai bahasa ibu: bahasa pengantar bagi masyarakat Bali secara resmi ataupun tidak
resmi, wadah pendukung agama Hindu, sebagai wahana pembinaan dan pengembangan sastra
dan kebudayaan.
Dalam kedudukannya sebagai muatan lokal: alat untuk mengembangkan nilai-nilai budaya
daerah sesuai dengan perkembangan zaman, alat untuk mengembangkan perasaan dan
penalaran masyarakat Bali.
1. Huruf Vokal (swara) yaitu lambang bunyi yang terjadi karena udara yang keluar dari
paru-paru tidak mendapat halangan sedikitpun. Jenis vokal yang timbul tergantung dari
beberapa hal yaitu: posisi bibir, tinggi-rendh dan maju-mundurnya lidah.
2. Huruf Konsonan (Wyanjana ) yaitu bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar
dari paru-paru mendapat halangan. Halangan yang dialami dengan menggeserkan dan
mengadukan arus udara dan halangan itu bersifat keseluruhan dan bisa juga sebagian.
Berdasarkan hal tersebut maka huruf konsonan dibedakan menjadi warga aksara yaitu:
1. Kanthya / Kerongkongan (Gutturals)
2. Talawya / Langit-langit (palatal)
3. Murdhanya / ujung lidah (cerebrals)
4. Dantya / Gigi ( dentals)
5. Osthya / Bibir (labials)
Huruf merupakan salah satu jenis simbul visual dari suatu bahasa dan huruf Bali sebagaimana
diketahui diikat oleh pasang aksara atau aturan tertentu dalam penulisanya yang sering
disebut uger-uger Pasang Aksara Bali dan telah dibakukan berdasarkan beberapa loka karya
dan Pesamuhan Agung / Kecil Bahasa Bali
Bab III
1. METHODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian.
Penelitian ini akan Penulis lakukan di Kelas VIIId SMP N 4 Abiansemal dengan jumlah siswa
yang ada di kelas itu sebanyak 40 orang, letak sekolah ini adalah 20 Km dari Pusat
Pemerintahan Kabupaten Badung.
2.1. Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
2.2. Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran
yang ingin dicapai
2.3. Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.
2.4. Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran
yang akan dilaksanakan
1. Pelaksanaan tindakan, yaitu melakukan penelitian sesuai dengan KD yang ada dalam
RPP / Program yang dilaksanakan sesuai dengan jam pembelajaran.
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk
belajar Menulis huruf Bali dengan model pembelajaran explisit instruction Adapun langkah–
langkah yang dilakukan adalah (sesuaikan dengan scenario pembelajaran).
1. Kegiatan penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk
mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
1. Observasi / Evaluasi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat
melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
1. Refleksi,
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada
dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai. Refleksi
daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang
dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi
digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan
pada siklus II
BULAN / MINGGU KE
Juli Agustus
NO JENIS KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan
Menyusun konsep
1 pelaksanaan √
Menyusun instrumen √
2 Pelaksanaan
Melakukan tindakan siklus 1 √
Penyusunan laporan √
DAFTAR PUSTAKA