Anda di halaman 1dari 12

KARYA ILMIAH

JUDUL :

LEMAHNYA BAHASA INDONESIA BAKU YANG DIGUNAKAN DI KAMPUS

Dosen Pengampuh

Nirwana, S.Pd,.M.Pd

Fahriyani hamaya

02042211084

I/B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN

2022/202
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur, kita panjatkan kepada Allah SWT semoga senantiasa meridhoi segala
aktifitas keseharian kita. Salawat serta salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi kita,
Muhammad SAW. Karena hidayahnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Deangan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sampaikan kepada Pembina Mata Kuliah Bahasa
Indonesia, Ibu Nirwana S.Pd. M.Pd sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah tersebut.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu
kepada penulis.

Penulis mohon maaf kepada ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila
menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dalam segi bahasa maupun
isinya. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
semua pembaca demi lebih baiknya Karya-karya tulis yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kampus adalah sebuah lembaga Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menawungi berbagai
Mahasiswa dari bermacam Daerah atau Wilaya untuk dapat melanjutkan Pendidikan Tingginya.
Begitupun hal yang sama yang di lakukan oleh salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang terletak
di Maluku Utara, Universitas Khairun (UNKHAIR) yang terletak di Kota Ternate. UNKHAIR
juga sama seperti Perguruan Tinggi Lainnya bahwa sebagai Lembaga Pendidikan sudah
seharusnya menggunakan Bahasa Indonesia yang Baku sebagai alat berkomunikasi dalam
lingkungan kampus maupun pada ruangan belajar.
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkanoleh alat ucap manusia bahasa juga merupakan alat ekspresi maupun untuk
menunjukan identitas diri melalui bahas akita dapat menunjukan sudut pandang kita  pemahaman
kita atas suatu persoalan asal-usul bangsa dan negara kita pendidikan kita bahkan siasat kita.
Bahasa menjadi cermin diri kita baik sebagai bangsa maupun diri sendiri.
Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik penerima dan pengirim bahasa har
us menguasai bahasanya.
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi berfungsi pula sebagai
alatintegritas dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu
kita akanmemilih bahasa yang akan kita gunakan. Bergantung pada situasi dan kondisi
yang menggunakan bahasa yang berbeda pada orang ynag berbeda pula. kita akan menggunakan
bahasa yang non standar dilingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar
pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Kita sering mendengar dan membaca seboyan “Pergunakanlah Bahasa Indonesia dengan
Baik dan Benar”. Makna semboyan itu sering pula diartikan bahwa kita harus berbahasa baku
atau kita harus menghindarkan pemakaian bahasa
nonbaku. Bahasa baku sama maknanya dengan bahasa yang baik dan benar.Konsep yang benar a
tau semboyan yang benar adalah “Pergunakanlah BahasaIndonesia Baku dengan Baik dan Benar
“Pergunakanlah Bahasa Nonbaku dengan Baik dan Benar”. 
Pergunakanlah Bahasa Indonesia Baku dan Nonbaku dengan Baik dan Benar. Bahasa
Indonesia Baku dan Nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan fungsi pemakaian yang
berbeda-beda atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia
baku berciri seragam sedangkan ciri bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang
pemakaian bahasa Indonesia baku denganbenar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaida
bahasa atau gramatikal bahasabaku. 
Kebaliknya pemakaian bahasa indonesia nonbakudengan benar adalah pemakaian bahasa yan
g tidak mengikuti kaidah bahasa ataugramatikal baku melainkan kaidah gramatikal nonbaku.
Pemakaian bahasa indonesia baku dengan baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang sesuai
dengan fungsi dan ciri kode bahasa pemakaian bahasa indonesia nonbaku dengan baik dan benar
adalah pemakaian bahasa ang sesuai dengan fungsi pemakaian dan ciri bahasa indonesia
nonbaku. 

Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa indonesia baik baku maupun nonbaku saling
mendukung saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian bahasa indonesia yang baik tetapi tidak
benar. Atauti daklah logis ada pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu
konsep yang benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa
yang benar. Atau sebaliknya.

2.1 . Rumusan Masalah


1. Mengapa hingga saat ini mahasiswa masih menggunakan Bahasa Daerah maupun
Bahasa Pasar dilingkungan kampus…?
2. Bagaimana solusi mengatasi Mahasiswa UNKHAIR yang sering menggunakan
bahasa pasar maupun Daerah didalam ruangan belajar…?

3.1 . Tujuan Penulis


1. Agar Mahasiswa UNKHAIR dapat memahami pentingnya menggunakan Bahasa
Indonesia dilingkungan Kampus
2. Agar Mahasiswa UNKHAIR mampu memposisikan dimana tempatI (bukan ruangan
belajar) untuk menggunakan Bahasa Pasar sebagai alat komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

1. Pengertian Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi di seluruh Indonesia. Ini merupakan
bahasa komunikasi resmi, diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk disiarkan di media
elektronik dan digital. Sebagai negara dengan tingkat multilingual (terutama trilingual) teratas di
dunia, mayoritas orang Indonesia juga mampu bertutur dalam bahasa daerah atau bahasa suku
mereka sendiri, dengan yang paling banyak dituturkan adalah bahasa Jawa dan Sunda yang juga
memberikan pengaruh besar ke dalam elemen bahasa Indonesia itu sendiri.
Dengan penutur bahasa yang besar di seantero negeri beserta dengan diaspora yang tinggal di
luar negeri, bahasa Indonesia masuk sebagai salah satu bahasa yang paling banyak digunakan
atau dituturkan di seluruh dunia. Selain dalam skala nasional, bahasa Indonesia juga diakui
sebagai salah satu bahasa resmi di negara lain seperti Timor Leste. Bahasa Indonesia juga secara
resmi diajarkan dan digunakan di sekolah, universitas maupun institusi di seluruh dunia,
terutama di Australia, Belanda, Jepang, Korea Selatan, Timor Leste, Vietnam, Taiwan, Amerika
Serikat, Inggris, dll. Memiliki keterikatan sejarah yang panjang dengan bangsa-
bangsa Eropa khususnya sejak era kolonialisme, beberapa kosakata Indonesia telah diserap ke
dalam beberapa bahasa Eropa, terutama bahasa Belanda dan Inggris. 
Bahasa Indonesia sendiri juga memiliki banyak kata serapan yang berasal dari bahasa-bahasa
Eropa, terutama dari bahasa Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahasa Indonesia juga
memiliki kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta, Tionghoa, dan Arab yang membaur
menjadi elemen dalam bahasa Indonesia yang terpengaruh karena adanya faktor-faktor seperti
aktivitas perdagangan maupun religius yang telah berlangsung sejak zaman kuno di
wilayah kepulauan Indonesia.
Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau (sekarang Kepulauan Riau). Dalam
perkembangannya, bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja
di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober
1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap
digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini,
bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik
melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Istilah
"bahasa Indonesia" paling umum dikaitkan dengan bentuk baku yang digunakan dalam situasi
resmi. Ragam bahasa baku tersebut berhubungan diglosik dengan bentuk-bentuk bahasa Melayu
vernakular yang digunakan sebagai peranti komunikasi sehari-hari. Artinya, penutur bahasa
Indonesia kerap kali menggunakan ragam sehari-hari dan/atau mencampuradukkan dengan
dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan
sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat
resmi, dan berbagai forum publik lainnya. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia
digunakan oleh semua warga Indonesia.

2. Perkembangan Bahasa Indonesia


Sejumlah prasasti berbahasa Melayu Kuno dari Sriwijaya ditemukan di pesisir tenggara
Pulau Sumatra. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Melayu menyebar ke berbagai tempat di
Nusantara dari wilayah yang strategis untuk pelayaran dan perdagangan.
Bahasa Melayu kuno yang digunakan pada saat itu menunjukkan penggunaan
awalan ni- dan mer-,bukan di- dan ber.Contohnya merwuat "berbuat","melakukan"dan nimakan 
"dimakan". Ini menunjukkan kemiripan dan relasi dengan bahasa Proto-Melayu-Polinesia dan
Proto-Austronesia. Kedua awalan ini muncul di prasasti-prasasti tersebut. Sementara itu,
istilah Melayu adalah sebutan untuk Kerajaan Melayu, sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang
bertempat di hulu sungai Batang Hari.
Pada awalnya, istilah tersebut merujuk pada wilayah kerajaan Melayu yang yang merupakan
bagian wilayah pulau Sumatra. Namun, seiring berkembangnya zaman, istilah Melayu mencakup
wilayah geografis tidak hanya merujuk pada Kerajaan Melayu, melainkan negeri-negeri di pulau
Sumatra. Karena itu, Sumatra dijuluki sebagai Bumi Melayu (bahasa Indonesia: Tanah Melayu),
yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama.
Bahasa Melayu kuno yang berkembang di Sumatra memiliki logat "o", yang digunakan pada
Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang, dan Bengkulu. Dalam Negarakretagama,
Semenanjung Malaka disebut Hujung Medini (Diterjemahkan sebagai Semenanjung Medini,
namun memiliki arti Semenanjung Malaysia).
Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada
saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan usulan Muhammad Yamin.
Dalam pidatonya pada kongres tersebut, Yamin mengatakan,
"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya,
hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu. Akan tetapi, dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi
bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
Penggantian nama dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia mengikut usulan
dari Mohammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan bahwa jika tumpah darah
dan bangsa tersebut dinamakan Indonesia, maka bahasanya pun harus disebut bahasa Indonesia.
Kata "bahasa Indonesia" sendiri telah muncul dalam tulisan-tulisan Tabrani sebelum Sumpah
Pemuda diselenggarakan. Kata "bahasa Indonesia" pertama kali muncul dalam harian Hindia
Baroe pada tanggal 10 Januari 1926. Pada 11 Februari 1926 di koran yang sama, tulisan Tabrani
muncul dengan judul "Bahasa Indonesia" yang membahas tentang pentingnya nama bahasa
Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa. Tabrani menutup tulisan tersebut dengan:[44]
Selanjutnya, perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh
sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir
Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak
mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Pada tahun 1933, berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Pada tahun 1936, Sutan
Takdir Alisjahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Meskipun Pujangga Baru
membawa pembaruan bagi bahasa dan sastra Indonesia, tetapi bahasa yang dipakai masihlah
bahasa Melayu Tinggi yang "murni". Perbedaan bahasa Melayu Tinggi dan Melayu Rendah baru
mulai pudar setelah munculnya Chairil Anwar.
Pada tanggal 25-28 Juni 1938, dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari
hasil kongres itu, dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Kongres Bahasa Indonesia kemudian rutin digelar lima tahunan untuk membahasa
perkembangan bahasa Indonesia.

B. BAHASA TIDAK BAKU DIGUNAKAN PADA LINGKUNGAN KAMPUS

1. Membudayakan Bahasa Daerah di Lingkungan Kampus


Bahasa Indonesia yang Baku harus dilahirkan pada setiap Lembaga Pendidikan Formal.
Sebagai generasi yang berpendidikan suda seharusnya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar sebagai alat berkomunikasi terhadap orang lain. Terutama sebagai Mahasiswa suda
sepantasnya harus mampu menguasai Bahasa Indonesia agar berkomunikasi dengan baik dan
benar, karena Mahasiswa juga adalah seorang pelajar yang

Salah satu penyebab lemahnya kemampuan berbahasa Indonesia yang melanda bangsa ini
adalah kacau dalam memperlakukan bahasa Indonesia. Pencampuradukkan bahasa Indonesia
dengan bahasa daerah maupun asing selain juga adanya fenomena bahasa gaul atau bahasa alay,
yang dianut oleh sebagian generasi muda di kota kota besar di Indonesia juga membuat bahasa
Indonesia semakin rusak. Kondisi penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan kampus.

 Di kelas
Pada saat kegiatan perkuliahan digunakan bahasa Indonesia yang diselipi dengan bahasa
Daerah (pasar) atau bahasa ilmiah yang berasal dari bahasa Inggris atau Latin. Pada
perkuliahan bahasa Inggris pun juga sama bahasa Inggris jadi bahasa utama dicampur bahasa
Indonesia dan bahasa daerah/pasar lagi.
 Dosen Mahasiswa
Digunakan bahasa Indonesia dan bahasa Daerah/pasar. Mahasiswa menggunakan bahasa
Indonesia sekitar 80-90% dengan dosen sedangkan dosen sekitar 20% interaksi dengan
mahasiswa memakai bahasa Daerah/sehari-hari dan sisanya bahasa Indonesia.
 Dosen-Dosen
Bahasa Indonesia bercampur bahasa Daerah (pasar) ataupun bahasa sehari-hari.
 Mahasiswa-mahasiswa
Terutama pada tingkat Mahasiswa selalu menggunakan Bahasanya gado-gado yakni bahasa
Daerah, pasar ataupun bahasa sehari-hari.

Perlu upaya untuk menjadikan bahasa Indonesia bernilai bagi kehidupan. Tentu saja semua
pihak harus meyakinkan kepada anak-anak bangsa bahwa bahasa Indonesia penting sebagai jati
diri bangsa. Penggunaan bahasa seharusnya disesuaikan dengan situasidan kondisi. Artinya
menggunakan bahasa daerahy jika kita berada di tengah keluarga, saudara atau acara adat
istiadat. Lalu menggunakan bahasa Indonesia ketika berinteraksidengan orang di luar atau dalam
situasi Formal dengan begitu akan terjalin persatuan dan menggunakan bahasa Inggris sebagai
komunikasi dengan dunia internasional.
Oleh karena itu kesadaran berbahasa perlulah untuk ditingkatkan. Tahu dimana harus
berbahasa yang baku maupun dimana harus berbahasa nonbaku. Berikut ini beberapa usulan agar
bahasa daerah dan bahasaIndonesia tetap menjadi bahasa idola kita bahkan bagi warga asing
antara lain
 Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan nasional dan Balai Bahasa Pusat dan
Daerah terus berperan aktif melakukan pembinaan-pembinaan dibidang kebahasaan baik
ditingkat lokal maupun tingkat nasional.
 Tiap-tiap satuan pendidikan berperan aktif mendidik, menga#arkan, dan mengawasi anak
didiknya agar senantiasa dibiasakan memakai bahasa Indonesia baku secara baik dan
benar baik, secara lisan maupun tulisan
 Diupayakan dibentuk/ didirikan lembaga pendidikan nonformal yang memfokuskan
pendidkan, pengajaran, dan pendalaman materi di bidang kebahasaan/bahasa Indonesia
baku sehingga nantinya mencetak tenaga ahli bahasa Indonesia yang handal secara
kualitas selain tenaga ahli bahasa lulusan dari perguruan tinggi.
 Bagi perguruan tinggi baik PTS/PTN yang secara berkelanjutan menyelenggarakan
seminar bahasa sebaiknya hasil seminar disosialisasikan lewat media massa, baik cetak
atau elektronik dan berusaha untuk mengadakan dan membudawakan penelitian-
penelitian baik penelitian tahap awal maupun penelitian lanjutan dibidang kebahasaan
dan hasil penelitian nantinya diseminarkan di kampus di tahun berikutnya.
 Tiap-tiap insan Indonesia mulai dari sekarang harus membiasakan diri untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. secara lisan atau tertulis. baik di
lingkungan sekolah/resmi maupun di lingkungan keluarga/tidak resmi.

2. Solusi Mengatasi Bahasa nonbaku (Daerah, pasar) di Lingkungan Kampus

Pendidikan baik formal maupun nonformal adalah sarana untuk pewarisan kebudayaan.
Setiap masyarakat mewariskan kebudayaannya kepada generasi yang lebih, kemudian agar
tradisi kebudayaannya tetap hidup dan berkembang, melalui pendidikan. Dalam pendidikan akan
dipelajari perlunya memisahkan pemakaian bahasa daerah sebagai bahasa Ibu, bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, dan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk membudayakan bahasa Indonesia di lingkungan kampus adalah :
 Menyadarkan dan memotivasi seluruh warga kampus akan fungsi dan pentingnya bahasa
yang baku. Menyadarkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang harus
kita utamakan penggunaannya. Dengan demikian, lebih mengutamakan penggunaan
bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul ataupun penggunaan bahasa
daerah dalam forum resmi. Melalui keputusan pimpinan rektor agar semua warga kampus
menggunakan bahasa Indonesia di lingkungan kampus. Upaya ini dimaksud untuk
mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
 Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, perlu latihan untuk berbahasa secara
tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di
lingkungan kampus. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan
kemampuan berbahasa. Dapat melalui cara-cara: membiasakan mahasiswa untuk
membaca buku-buku penulis Indonesia, berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik
kepada sesama mahasiswa dan dosen, memperkenalkannya dengan karya sastra
sastrawan Indonesia, mengajak mahasiswa sering berlatih menulis dengan bahasa
Indonesia yang baik, dan tidak merasa malu menggunakan bahasa Indonesia.
 Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang
mengikat misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasayang
baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan untuk mempelajari bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
 Meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Paramahasiswa dapat
diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk penulisan artikel dan makalah,
dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan praktik-
praktik berbahasa Indonesia tersebut, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa
Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar baik
dan benar.
 Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkukuh bangsa Indonesia
dengan penggunaan bahasa Indonesia. Dengan menanamkan semangat tersebut, akan
lebih mengutamakan bahasa Indonesia dari pada menggunakan bahasa daerah, sehari
maupun gaul. Upaya tersebut hendaknya dilakukan oleh seluruh civitas akademika
kampus, tidak hanya mahasiswa, tetapi juga dosen dan staf. Melalui penyadaran dan
pembiasaan ini diharapkan terbentuk ketertiban berbahasa Indonesia yang baik dan benar
di lingkungan kampus.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari tugas Karya Tulis Ilmiah diatas, dapat saya simpulkan bahawa :
Sebagai Mahasiswa suda seharusnya kita menguasai bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi kita dilingkungan kampus maupun saat didalam ruangan belajar. Apalagi pada saat
berada diruang Formal, jika sedang berdiskusi dengan teman-teman ataupun Dosen suda
seharusnya kita menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan baik dan benar.
Selain dari Mahasiswa sebagai anak didik, sebagai seorang pendidik/guru/Dosen suda
seharusnya menguasai bahasa Indonesia untuk berkomunikasi bersdama dosen maupun
mahasiswa saat berada pada rung rormal maupun diligkungan kampus pada umumnya. Dosen
sebagai seorang pendidik/guru harus mampu berkomunikasi dengan baik.

b. Saran
Dari tugas Karya Tulis Ilmiah diatas dapat saya Sarankan bahwa :
Untuk membiasakan Mahasiswa, Dosen serta Staf lainnya dalam menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

https://balaibahasapapua.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/08/1.-Sejarah-dan-
Perkembangan-Bahasa-Indonesia.pdf

https://kantorbahasabengkulu.kemdikbud.go.id/sekilas-tentang-sejarah-bahasa-indonesia/
#:~:text=Bahasa%20Indonesia%20lahir%20pada%20tanggal,menjunjung%20bahasa
%20persatuan%2C%20bahasa%20Indonesia.

https://www.academia.edu/24381290/Mari_Budayakan_Bahasa_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai