LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA
TIM PENGUSUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
ii
iii
RINGKASAN .................................................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN ...............................................................................
II.
III.
IV.
11
12
LAMPIRAN ....................................................................................................
13
iii
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu model pembelajaran Bahasa Inggris
yang berbasis kearifan lokal di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menciptakan model konseptual tentang
pembelajaran Bahasa Inggris berbasis kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan
populasi sekolah dasar yang ada di Kecamatan Tanjungpinang Timur Provinsi Kepulauan
Riau dan pemilihan sampel dilakukan dengan tehnik multi-stage sampling. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, analisis dokumen dan dilengkapi dengan
wawancara. Data yang dihasilkan merupakan model konseptual pembelajaran Bahasa
Inggris yang berisi tentang standar kompetensi Bahasa Inggris sekolah dasar,
kompetensi dasar, tema/materi yang harus diajarkan untuk mencapai kompetensi,
pendekatan, metode/strategi, dan assessmen yang digunakan untuk menilai kompetensi
siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Model konseptual ini akan menjadi dasar
pengembangkan modul dan perangkat pembelajaran Bahasa Inggris sekolah dasar.
Kata kunci: model pembelajaran bahasa Inggris, kompetensi
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Lalu, mempersiapkan
kemampuan mengerjakan TOEFL untuk studi lanjut ke luar negeri dapat dilakukan
lewat fasilitas yang sama sebelum ikut tes. Itu semua dapat dilakukan hanya dengan
menguasai Bahasa Inggris.
Arus global juga menginspirasi banyak hal untuk meningkatkan kesejahteraan
dunia. Negara-negara tergolong miskin atau underdveloping countries dan negaranegara tergolong sedang berkembang atau developing countries, menjadi lebih
maju, tentu karena terinspirasi arus global dalam bentuk kerjasama interdependent.
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang banyak digunakan oleh siapapun
dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti. Bahasa Inggris tidak hanya
dengan teori
sangat efektif bila dilakukan sedini mungkin. Namun dalam kenyataannya, dampak
dari kebijakan pemerintah tersebut belum seperti yang diharapkan yaitu pencapaian
untuk
anak-anak),
serta
kurangnya
kemampuan
guru
dalam
1.2
Perumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang pentingnya penelitian pembelajaran Bahasa
2.
Bagaimana kerangka
konseptual
1.3
Tujuan Penelitian
Dengan
mempertimbangkan
permasalahan-permasalahan
yang
telah
dirumuskan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
1.4
Target Luaran
Adapun target luaran wajib yang akan dicapai pada penelitian ini adalah :
a. Publikasi ilmiah dalam jurnal terakreditasi
b. Seminar nasional
Sedangkan luaran tambahan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Desain kurikulum yang memuat muatan lokal
b. Buku ajar
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Teaching English for Young Learners (TEYL) atau dalam bahasa Indonesia,
pembelajaran Bahasa Inggris bagi anak-anak, merupakan ilmu yang
relatif baru
berkembang karena baru menjadi sebuah bidang ilmu pada dua warsa terakhir ini. Bisa
dikatakan bahwa TEYL merupakan anak dari TEFL (Teahing English as a Foreign
Language), yaitu pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang sudah
berkembang sejak awal tahun 60-an dan menjadi sebuah bidang ilmu tersendiri sejak
gencarnya konsep globalisasi didengungkan pada tahun delapan puluhan. Lahirnya
TEYL dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran
bahasa asing akan lebih efektif apabila dimulai sejak usia sebelum akil baliq (sebelum
usia belasan) karena di usia anak-anak, pebelajar bukan hanya sekadar belajar bahasa
(learning), tetapi memiliki kemampuan untuk mem-peroleh bahasa mendekati penutur
aslinya (acqui-sition) (Krashen, 1985; Oxford, 1990; Strevens, 1977). Penelitian lain
yang mendukung adalah adanya temuan bahwa pebelajar usia anak-anak memiliki
strategi pembelajaran yang berbeda dari pebelajar usia dewasa (Fillmore, dkk., 1979).
Trend TEYL saat ini bisa dikatakan mendunia terutama di negara-negara, yang
Bahasa Inggris memiliki status sebagai bahasa asing. Jepang misalnya, melakukan
pembaharuan dengan cara merekrut penutur asli Bahasa Inggris yang sudah
berpengalaman mengajar anak-anak untuk mendampingi guru-guru Bahasa Inggris
sekolah dasar di Jepang. Sementara itu, di Indonesia, usaha semacam itu belum
kelihatan. Bahasa Inggris untuk anak-anak sampai saat ini masih diajarkan dengan cara
yang tidak jauh berbeda dengan cara mengajar pebelajar SMP dan SMA. Pembelajaran
di kelas didominasi dengan penjelasan guru yang mengacu pada buku teks (yang
merupakan satu-satunya sumber belajar). Menurut teori TEYL, penggunaan buku teks
sebagai satu-satunya sumber belajar di kelas tidak akan memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar Bahasa Inggris yang digunakan dalam kehidupan nyata.
Dalam pembelajaran bahasa yang komunikatif, ada perubahan paradigma
dalam pembelajaran bahasa, dimana guru, buku teks, dan metode mengajar tidak
lagi ditempatkan sebagai faktor-faktor utama untuk sukses dalam belajar bahasa.
Dalam Prinsip Pembelajaran bahasa disebutkan: Successful mastery of the second
language will be due to a large extent to a learners own personal investment of
time, effort, and attention to the second language in the form of an individualized
battery of strategies for comprehending and producing the language (Brown,
2001:60).
Dengan demikian sukses dalam belajar bahasa sangat ditentukan oleh strategi
belajar pembelajar bahasa dalam memahami dan memproduksi bahasa. Sementara
itu Spratt (2005) memberikan definisi strategi belajar sebagai berikut: Learning
strategies are the ways chosen by learners to learn language. They include ways to
help students identify what they need to learn, process new language and work with
other people to learn. Using the right strategy at the right time can help them learn
the language better, and help to make them more autonomous.
Menurut Richard dan Schmidt (2002) secara umum strategi belajar bisa
diartikan sebagai the ways in which learners attempt to work out the meanings and
uses of words, grammatical rules, and other aspects of the language they are
learning.
Richard dan Schmidt, 2002 menyebutkan bahwa secara umum gaya belajar ini bisa
dibagi menjadi 4 kategori:
a.
b.
c.
Strategi social (social strategies), misalnya mencari teman yang juga penutur
asli dari bahasa yang sedang dipelajari (bahasa Inggris) atau bekerja
kelompok di kelas.
d.
seringkali menjadi kendala bagi para guru dalam menerapkan bahasa kedua seperti
bahasa Inngris. Di samping itu, pembelajaran bahasa Inggris bagi para pemula yang
dikenal dengan istilah YLL (young language learners) dapat terpenuhi jika para
guru dapat menyeimbangkan ilmu bahasa bahasa disertai dengan desain kurikulum
yang terencana dengan baik. Selain itu penggabungan metode TL (teaching
language) dan juga L1 (language first) dapat digunakan dalam mencapai target
pembelajaran bahasa asing (English as foreign language).
Penelitian yang lakukan oleh Horst (2010) berasumsi bahwa L2 (second
language) dan L1 (first language) dapat tercapai dengan memahami pendekatan
lintas linguistik (ilmu bahasa). Ciri-ciri linguistik juga memainkan peranan penting
guna pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Pemerolehan bahasa bagi
pemula khususnya anak-anak berada pada masa emas karena kemampuan anak
pada fase ini lebih berkembang dengan cara berfikir konsep operasional konkret.
Krashen (1981) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran bahasa kedua atau
asing kepada pebelajar pemula harus diarahkan kepada pencapaian kompetensi dan
rasa percaya diri (confidence). Lebih jauh, ahli pendidikan ini mengatakan bahwa
target pembelajaran adalah acquisition bukan semata-mata belajar bahasa. Krashen
(1982) mendefinisi-kan acquisition sebagai pemerolehan bahasa dengan usaha sendiri.
Dengan kata lain, pebelajar (khusus-nya yang tingkat pemula) mendapat kesan
yang menyenangkan dalam belajar sehingga menumbuhkan keinginan belajar terus
menerus dalam berbagai konteks (tidak hanya di dalam kelas saja) dan tidak selalu
harus dalam pengawasan guru. Dengan kata lain pembelajaran yang diberikan di
sekolah semestinya mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk bisa
melanjutkan dan mengembangkan proses belajarnya di luar kelas dengan
menggunakan Bahasa Inggris yang dipelajarinya dalam kehidupan nyata.
Kompetensi berbahasa Inggris pada tingkat awal ini sangat penting dan strategis
karena merupakan dasar pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Inggris di
tingkat lebih lanjut dan kesalahan yang mungkin terjadi karena penyimpangan
proses pembelajaran akan terbawa seumur hidup dan mempengaruhi pembelajaran
Bahasa Inggris siswa selanjutnya.
Senada dengan Luarie, Neris (2010) juga mengungkapkan bahwa pebelajar
muda yang berada di tingkat pemula seperti Sekolah Dasar merupakan masa yang
amat tepat untuk menerapkan
10
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan kearifan lokal yang
dapat dijadikan sebagai strategi belajar dalam bahasa Inggris bagi siswa di Sekolah
Dasar khususnya di wilayah Kepulauan Riau. Strategi ini juga dapat digabungkan
dengan stratgei belajar lainnya sehingga tercipta tujuan pembelajaran yang berjalan
dengan baik.
11
BAB 1V
METODE PENELITIAN
12
yang berkenaan. Mengingat jumlah populasi relatif besar dan tidak memungkinkan
untuk diteliti secara keseluruhan (sensus), maka dilakukan tehnik sampling.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
multistage sampling (Sugiarto dkk, 2003) dalam Arifin. Berdasarkan metode tersebut,
maka penelitian ini menggunakan dua tahap, yaitu : Tahap Pertama, adalah memilih
cabang berdasarkan lokasi atau wilayah yang dijadikan sampel
pemilihan cabang berdasarkan lokasi sebagai sampel dilakukan dengan memilih enam
lokasi sekolah yang ada di wilayah Tanjungpinang Timur. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa, ke enam lokasi ini memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk
yang relatif besar.
Selanjutnya, pada tahap kedua adalah menentukan sampel tenaga pengajar/guru
dari masing-masing sekolah berdasarkan lokasi yang telah dipilih sebagai sekolah
sampel. Setiap sampel diambil sedemikian hingga satuan elementer atau unit populasi.
Dengan pendekatan ini, maka sampel acak diharapkan menjamin penelitian dapat
dievaluasi objektif karena terpilihnya satuan elementer sampel secara objektivitas,
terhindar dari subjektivitas peneliti. Alasan memilih para tenaga pengajar adalah adalah
karena mereka yang secara langsung melaksanakan pengajaran bagi siswa. Untuk itu
efektivitas suatu keberhasilan pengajaran sangat tergantung dari kemauan, usaha, dan
kemampuan mereka dalam melaksanakan pengajaran tersebut.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
LAMPIRAN
Honor/Jam (Rp)
Ketua
Anggota
Pembantu lapangan
SUB TOTAL (RP)
2,000
1,500
10,000
Waktu
(jam/minggu)
120 Jam
120 Jam
27
Jam
Minggu
6
6
1
2. Peralatan Penunjang
Honor per Tahun (Rp)
hari
Harga
Satuan
(Rp)
50,000
18
eks
30,000
540,000
14
hari
300,000
4,200,000
25
eks
Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Sewa Kamera
Survei Lapangan
14
Lembar kuesioner
Sewa Mobil
Pengambilan
sample
Survei Lapangan
Suvenir (Book)
Panduan Belajar
Material
Th I
T..
Th n
700,000
750,000
30,000
Pengolahan Data
1
Sampel
SUB TOTAL (RP)
Analisis Data
Paket
1,000,000
1,000,000
7,190,000
Pembuatan
Laporan
Cartridge Canon Back Printer
Kotak
Harga
Satuan
(Rp)
150,000
Buah
200,000
200,000
Cartridge
Buah
250,000
250,000
Material
Justifikasi
Pemakaian
Kertas A4
Canon Printer
Kuantitas
T..
150,000
Color
17
Th n
ATK
Bahan Peneltian
25
Paket
75,000
1,875,000
Disket
Penyimpan data
10
Kepin
g
10,000
100,000
2,570,000
5. Lain-lain
Kegiatan
Laporan Proposal
Laporan Kemajuan
Laporan Akhir
Publikasi
Seminar
Justifikasi
Pemakaian
Pengajuan
penelitian
Pemantauan
penelitian
Hasil penelitian
Jurnal
dokumentasi
Publikasi
Eks
Harga
Satuan
(Rp)
30,000
Eks
30,000
150,000
Eks
30,000
150,000
dan 1
Paket
500,000
500,000
Paket
500,000
500,000
Kuantitas
T..
Th n
150,000
1,450,000
14,000,000
14,000,000
18
No Nama/NIDN
Instansi
Asal
Bidang
Ilmu
1.
Linguistik
2.
Riau Wati,
M. UMRAH
Hum /1024027202
Linguistik
Alokasi
waktu
Uraian
(jam/minggu) Tugas
120
jam/6 survei
minggu
lapangan
Pembuatan
proposal,
pengambilan
sampel dan
laporan hasil
120
jam/6 survei
minggu
lapangan
Pembuatan
proposal,
analisis
sampel dan
laporan hasil
19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nomor Telepon/Faks
Lulusan
yang
Dihasilkan
Jl.
Kota
1. Linguistik
2. Bahasa Inggris
12
B.
Riwayat Pendidikan
Nama PT
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-lulus
Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
S-1
UNDIP
SASTRA
INGGRIS
2002-2004
Analisis
Kesalahan
Grammatikal
pada Majalah
Hello
Prof.
Dr.
Kusrahayu
S-2
UGM
LINGUISTIK
S-3
2005-2007
Perubahan
Bahasa Melayu
Riau Penyengat
Prof.
Dr.
Soepomo
Poedjosoedarmo
20
C.
No
Tahun
Judul Penelitian
1.
2008
2.
2012
D.
Jumlah
(Juta Rp)
5.000.000,-
Sumber*
5.000.000,-
Pendanaan
No
Tahun
Judul Penelitian
1.
2012
Sumber*
UMRAH
Jumlah
(Juta Rp)
5.000.000,-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula
Tanjungpinang,
Maret 2013
Pengusul,
21
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nomor Telepon/Faks
Lulusan
yang
Dihasilkan
Jl.
Kota
1. Fonologi
2. Morfologi
12
B.
Riwayat Pendidikan
Nama PT
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-lulus
Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
S-1
Univ.
Bung
Hatta
Linguistik
1991-1995
Analisis
intrinsik novel
Bekisar Merah
Drs.
Syamsuddin
Udin, M.Pd
S-2
UGM
S-3
Linguistik
1996-1999
Analisis
Folklor teori
Vladimir
propp
Prof.Dr.
Farouk HT
22
C.
No
Tahun
Judul Penelitian
1.
2009
2.
2010
3.
2012
Analisis
Hikayat
Silsilah UMRAH
Melayu Teori Vlademir Pro
Kekuasan
Lelaki
Dimata
UMRAH
Perempuan Teori Feminisme
Analisis Penokohan Makyong UMRAH
Teori Vlademir Propp
D.
Jumlah
(Juta Rp)
5.000.000,-
Sumber*
5.000.000,5.000.000,-
Pendanaan
No
Tahun
Judul Penelitian
1.
2.
3
2012
Jumlah
(Juta Rp)
Sumber*
UMRAH
UMRAH
5.000.000,5.000.000,3.000.000,-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula
Tanjungpinang,
Maret 2013
Pengusul,
23
BAB V
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang harus dititikberatkan oleh pemerintah dalam upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ketiga hal tersebut adalah kurikulum,
metode pengajaran dan sumber kepustakaan (bahan-bahan sebagai acuan untuk
mengajar). Kurikulum mempunyai arti dan tujuan yang luas. Kurikulum
mencerminkan bagaimana dan sampai sejauh mana pengembangan system
pendidikan serta bagaimana pengabdiannya terhadap masyarakat yang terus
berubah akibat kemajuan ilmu penegtahuan dan teknologi yang ditunjang pula oleh
system komunikasi modern.
Namun aspek relevansi dan kebutuhan masyarakat juga harus ada di dalam
masyarakat, dalam arti kata menyelaraskan isi kurikulum dengan kebutuhan
pembangunan. akan tetapi, penerapan kurikulum juga harus berhati-hati karena
cenderung menghasilkan lulusan yang praktis semata. Suatu kurikulum yang baik
hanya akan terwujud apabila ditunjang oleh bentuk pengajaran yang baik pula,
yaitu yang tidak bersifat satu arah atau otoriter.
Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun
instansi pendidikan khususnya di Kepulauan Riau adalah berkaitan dengan metode
pengajaran melalui strategi belajar. Metode pengajaran di sini adalah bagaimana
strategi belajar yang tepat dalam memahami bahasa Inggris terutama di tingkat
Sekolah Dasar. Adapun strategi maupun metode mengajar yang diterapkan oleh
para pendidik dewasa ini adalah dengan mengandalkan pola-pola yang sudah ada
seperti instruksi sederhana dengan tindakan dalam konteks kelas dan juga
24
25
KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal atau budaya lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom)
dan lokal (local). Secara umum, maka local wisdom dapat dipahami sebagai
gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal tersebut
terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi
geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang
patut secara terus menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal
tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.
Dalam masyarakat kita, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam
nyanyian, pepatah, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam
perilaku sehari-hari. Kearifan local biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan
hidup masyarakat yang telah berlangsung lama. Keberlangsungan kearifan local
akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu.
26
Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan
menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan
perilaku sehari-hari. (Ridwan, 2007).
Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat istiadat kebiasaan
atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis. Sehingga, jika berbicara mengenai kearifan lokal maka tidak bisa lepas
dari budaya dan nilai-nilai yang melingkupinya. Budaya dapat dipandang sebagai
latar yang bersifat normatif bagi kelompok tertentu yang melahirkan gaya hidup
yang
berbeda
dengan
lainnya.
Budaya
juga
merupakan
latar
yang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
27
2.
Belajar dengan budaya, terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa
sebagai cara atau metode untuk mempelajari pokok bahasan tertentu. Belajar
dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam untuk perwujudan budaya.
Dengan demikian budaya dan perwujudannya merupakan menjadi media
pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dalam contoh-contoh
tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks
penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.
3.
4.
Model pembelajaran berbasis budaya melalui permainan tradisional dan lagulagu daerah.
2.
3.
28
29
sebuah kelas atau sekolah tidaklah seperti gelas kosong, akan tetapi mereka
sudah membawa pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan dari tempat di mana ia
tinggal. Dengan kata lain bahwa lingkungan yang menjadi tempat tinggal
seorang anak didik yang satu akan berbeda dengan lingkungan anak didik yang
lainnya. Dengan begitu sudah barang tentu bahwa status sosial dan ekonomi
mereka pun pasti berbeda. Begitu juga dalam lokal masyarakat, di dalam
sebuah lokal masyarakat yang satu pasti akan berbeda dengan lokal masyarakat
yang lain. Pendidikan bebasis kearifan lokal sebenarnya adalah bentuk refleksi
dan realisasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19/ 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yaitu pasal 17 ayat 1 yang menjelaskan bahwa
kurikulum tingkat satuan pendidikan SD- SMA, atau bentuk lain yang
sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,
sosial budaya, dan peserta didik.
2.
Tujuan dan manfaat dari pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal
Tujuan dari pendidikan berbasis kearifan lokal ialah sesuai dengan nasional
yang telah termaktub dalam undang- undang nasional yaitu Undang- undang
(UU) No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,
menyebutkan
bahwa
pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
30
Sedangkan manfaat dari pendidikan yang berbasis kepada kearifan lokal antara lain
ialah:
a.
b.
c.
d.
e.
3.
31
Cara yang bisa dilakukan oleh seorang pepelaku pendidikan, baik itu pengajar
ataupun peserta didik adalah dengan menggali berbagi potensi nilai yang ada
dalam sebuah lokal masyarakat tersebut. Dari situlah maka seorang pelaku
pendidikan tersebut akan bisa melakukan perubahan pada dunia pendidikan
yang dijalani dan ditekuninya.
4.
yang
bisa
digunakan
untuk
pengenalan
lingkungan
dalam
32
1.
Fasilitas
2.
3.
Tenaga pengajar
4.
Pelayanan
5.
Evaluasi
2.
b.
c.
b.
c.
Mengembangkan
kelompok
penelitian
yang
berkaitan
dengan
pembelajaran
d.
e.
Berpartisipasi
dalam
proses
perencanaan
pengembangan
model
pembelajaran.
3.
33
a.
Membangun
kegiatan
untuk
pengembangan
model
dari
sumber
b.
1.
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi:
a.
b.
2.
Guru bertanya kepada siswa kegiatan apa saja yang ada dalam gambar.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, siswa diminta memperagakan instruksiinstruksi yang diberikan oleh guru (sebagai permulaan, guru dapat memberi
contoh dalam memperagakan instruksi yang diberikan).
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa diminta memperagakan instruksiinstruksi yang diberikan oleh guru secara berkelompok (guru dapat memotivasi
siswa agar kompak dengan kelompoknya).
34
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru dapat menunjuk siswa
35
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
36
BAB VII
KESIMPULAN
Kesimpulan
37
Keterbatasan Penelitian
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti selama menyelesaikan
penelitian ini adalah:
1. Kurangnya data-data yang dapat menjadi penunjang dalam penelitian
mengenai pembelajaran bahasa Inggris yang berbasis kearifan lokal.
2. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini juga dirasa belum
mencapai target yang maksimal.
3. Keterbatasan waktu bagi peneliti dalam mendapatkan data dan
menyelesaikan hasil akhir penelitian juga turut menjadi pemicu akan
terciptanya tujuan akhir yang sempurna.
Saran Penelitian Selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini yang berjudul Pembelajaran Bahasa Inggris
Berbasis Kearifan Lokal, maka diharapkan akan menjadi pemacu bagi penelitian
selanjutnya yang juga mempunyai tujuan yang sama. Sehingga penelitian ini dapat
dijadikan
bahan
tambahan
akan
penelitian
lain
yang
dapat
membawa
kesempurnaan.
38
LAMPIRAN
4.1. Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran
1
2
3
4
5
Biaya
yang
Diusulkan (Rp)
3.000.000,1.400.000,2.916.000,2.000.000,959.000,10.500.000,-
Jenis kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
Tahun I
1 2 3
5 6
39