Anda di halaman 1dari 3

Nama Matakuliah

: Kepemimpinan Dalam Organisasi Belajar

Judul Kasus

: Context and Perspective for Educational Leaders : Scrivner


Middle School

Nama Kelompok

: Dwinita Arwidiyarti
M. Multazam
Maspaeni

Identifikasi Masalah :
1.
2.

3.
4.
5.

Sekolah dikelola dengan cara kuno yaitu dengan pola kepemimpinan abad 20 tanpa
menyesuaikan dengan perubahan jaman dan tanpa mengalami kemajuan apapun
Kepala sekolah sebelumnya tidak mampu memenuhi keinginan pemerintah , negara
bagian dan tuntutan lokal dan dewan sekolah terhadap sekolah tersebut sehingga
terjadi resistensi, perpecahan dan ketidakpercayaan yang berakibat pada kerusakan
ideologi sekolah dan tidak ada upaya perbaikan sekolah.
Kepala sekolah yang baru mengalami banyak konflik dan menerima banyak kritik
baik secara internal maupun eksternal.
Kurikulum, pengajaran dan dukungan layanan tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini
Guru kurang mendapatkan perhatian baik dalam bentuk penghormatan maupun
kesejahteraan.

Penyelesaian Masalah :
Beberapa tindakan yang akan dilakukan oleh kepala sekolah baru untuk jangka waktu 5 tahun
ke depan, berdasarkan elemen-elemen memimpin dan mengelola pendidikan dalam buku
educational leadership (Sue Law & Derek Glover, 2000) dapat dilihat dari beberapa aspek :
1. Konteks kepemimpinan pendidikan, yaitu :
a. Mengekplorasi potensi-potensi yang masih ada di dalam sekolah,
b. Membentuk tim professional dan chief exekutif officer,
c. Membuat kebijakan untuk memulai melakukan perubahan,
d. Memberdayakan sumber daya manusia dan memperbaiki pengelolaan
(manajemen),
e. Mencari strategi pemecahan terhadap inti masalah dengan memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki.
2. Membangun efektifitas kepemimpinan dan manajemen, yaitu:
a. Memperbaiki sistem pengelolaan (manajemen) dan pola kepemimpinan dalam
sekolah tersebut,
b. Membentuk kepemimpinan pendidikan yang mengajar (mentoring),
c. Melaksanakan pengelolaan manajemen berdasarkan pola pdca (planning,
organizing, controlling dan actuating),
d. Melaksanakan sistem kepemimpinan yang mengarahkan, menginspirasi,
bekerja tim dan menjadi contoh,

e. Memberikan perhatian yang tinggi terhadap segenap guru/pegawai maupun


tugasnya,
f. Tidak memilah posisi kepemimpinan berdasarkan jenis kelamin (gender) tapi
berdasarkan kemampuan yang dimiliki,
g. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan peran pemimpin,
h. Membangun kekuatan dan pengaruh organiasi (citra positif) sekolah ke luar
(masyarakat).
i. Membangun kerjasama kolaboratif antar individu dan kelompok dalam
organisasi sekolah khususnya dalam meningkatkan motivasi kerja.
j. Menempatkan guru sebagai leaders para siswanya dan manager dalam
mengelola proses belajar mengajar di sekolah.
3. Mengelola diri dan memimpin orang lain, yaitu :
a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab pribadi sebagai kepala sekolah,
b. Melakukan pendelegasian wewenang kepada kepada bawahan sesuai tugas,
peran dan tanggungjawabnya,
c. Melaksanakan pengelolaan tugas pribadi dan tugas bawahan,
d. Membuat dan mengambil keputusan yang tepat, rasional, diterima semua
pihak dan tepat waktu.
e. Mengatur waktu (jadwal) dari setiap pelaksanaan tugas.
f. Mengelola stress (tekanan pekerjaan) melalui manajemen emosi, stamina fisik,
berfikir positif dan mengurangi efek negatif dari stress.
4. Memotivasi dan mengelola orang lain, yaitu :
a. Memberikan motivasi belajar kepada siswa,
b. Memberikan motivasi kerja bagi guru dan pegawai,
c. Memenuhi kebutuhan psikologis individu (guru dan pegawai) seperti rasa
aman, ketenangan dan rasa cinta pada pekerjaannya.
d. Memenuhi kebutuhan individu seperti kesejahteraan (gaji) dan jaminan
kesehatan.
e. Memberikan umpan balik positif terhadap hasil pekerjaan yang baik seperti
pujian, hadiah da jenjang karir.
5. Memimpin efektifitas tim kerja yaitu :
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi lisan dan tulisan dalam tim, untuk
menyampaikan ide-ide positif demi kepentingan sekolah.
b. Memberikan pemahaman positif akan manfaat organisasi sekolah bagi
kebutuhan individu dan perbedaannya jika individu bekerja di luar sekolah
atau organisasi lain.
c. Menjadikan semua individu dalam sekolah sebagai tim pengembangan
organisasi yang solid,
d. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan setiap individu (guru dan pegawai)
melalui kerja tim,
e. Mengukur kinerja keberhasilan tim secara berkelanjutan untuk mencapai
terwujudnya visi misi organisasi.

Anda mungkin juga menyukai