Anda di halaman 1dari 22

Emosi dan Motivasi dalam

Belajar dan Kinerja


Mulia Runita Karya

MURKA

Latar Belakang
Motivasi dan emosi berperan penting dalam
proses pembelajaran. Ketika motivasi tinggi
maka akan meningkatkan semangat untuk
belajar dan hasil belajar dipengaruhi oleh emosi
Contoh:
Ketika akan menghadapai ujian akhir, jika
motivasi tinggi maka akan meningkatkan minat
untuk terus belajar untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan. Namun jika pada saat ujian
emosi negatif muncul maka nilai ujian juga
akan ikut dipengaruhi

PADA BAGIAN INI MENJELASKAN TITIK TEMU BAGAIMANA


MOTIVASI DAN EMOSI MEMPENGARUHI PROSES
PEMBELAJARAN DAN BAGAIMANA MENINGKATKAN MOTIVASI

Emosi dan Motivasi Tidak


Terpisahkan
Motivasi dan emosi terlihat seperti
dua sisi mata uang yang sama, dua
aspek dari proses yang sama.
Motivasi dan emosi saling
berinteraksi satu sama lain dan
membuat satu sama lain diaktifkan
yang mengarahkan ke prilaku.
Perilaku mempengaruhi proses
pembelajaran.

Bagaimana emosi mempengaruhi


proses pembelajaran
Emosi mempengaruhi proses kognitif
dan strategi
Emosi mempengaruhi pengambilan
keputusan
Emosi mempengaruhi motivasi
Semua Pengaruh saling timbal balik

Pengaruh Emosi terhadap motivasi


Emosi yang berbeda akan
berpengaruh terhadap tindakan yang
berbeda pula
Tindakan pada intinya adalah bentuk
nyata dari motivasi
Pengaruh emosi dan motivasi
dimediasi oleh tujuan (goals).

Pengaruh emosi terhadap terhadap


perilaku dapat bersifat positif
(memfasilitasi) atau negatif
(menghambat) perilaku untuk mencapai
tujuan.
Mengoptimalkan emosi akademik pada
gilirannya dapat mengoptimalkan
motivasi
dan akhirnya meningkatkan hasil belajar
dan kinerja

Efek Timbal Balik


Emosi dapat mempengaruhi pikiran
dan sebaliknya pikiran juga dapat
mempengaruhi emosi seseorang
contoh kualitas pemahaman peserta
didik dipengaruhi oleh emosi
(misalnya rasa empati terhadap
mata pelajaran.

Bagaimana Emosi Terjadi


Emosi timbul ketika seseorang
menilai situasi tertentu
Saat seseorang menilai situasi
tertentu baik secara sadar atau
tidak, itu akan menimbulkan respon
emosional dan dari respon tersbut
akan berpengaruh terhadap
tindakan.

Mengoptimalkan Emotional
Experience
Memahami emosi peserta didik untuk mengetahui
pemahaman peserta didik tidak hanya dilakukan
melalui nilai-nilai akademik, tetapi juga dari perilaku
belajar dan kemampuan mereka dalam memecahkan
masalah (Astleitner, 2000;. Op't Eynde et al, 2006).

Memahami emosi peserta didik harus


terus
dilakukan
karena
dapat
menyebabkan
hasil
positif
yaitu
keterbukaan
pikiran,
penggunaan
strategi kognitif yang efektif, motivasi,
prestasi
akademik,
perkembangan
psikologis dan peningkatan aspirasi
yang
positif.
(Astleitner, 2000; Fredrickson, 1998;.
Goetz et al, 2006; Pekrun, 2006).

Model dan Pendekatan untuk


Mengoptimalkan Pengalaman Emosional
The FEASP :
Fear, Envy, Anger, Sympathy,
Pleasure
Satu set strategi pembelajaran sistematis
dapat menurunkan
takut, iri hati, dan kemarahan dan
meningkatkan simpati dan kesenangan
(Astleitner, 2000).
Astleitner (2000) berpendapat bahwa
strategi harus dilaksanakan oleh desainer
instruksional dan
guru untuk menggali dan memperluas

ARCS (Attention, Relevance,


Confidence, Satisfaction) : Keller,
2010
MVP (Motivation, Volition,
Performance) : Keller, 2011

VIRTUAL TUTEE SYSTEM


(VTS)
Park
dan
Kim
(2012)
memperkenalkan pendekatan untuk
meningkatkan kesenangan siswa dan
mengurangi
kebosanan
dalam
pembelajaran online.
VTS dirancang berdasarkan konsep
pembelajaran
dengan
mengajar
untuk meningkatkan minat dan
kenikmatan
dan
penurunan
kebosanan.

Emosional mengacu pada kegiatan


yang disesuaikan dengan dari isi
pengajaran serta sebagai
pengalaman emosional siswa di kelas,
selain itu Peraturan yang digunakan
untuk emosi positif.
Gross (2008) mengusulkan 4 strategi
untuk mengurangi emosi negatif
yaitu :

Situasi modifikasi berubah lingkungan


tertentu untuk mengurangi emosi negatif
attentional deployment-mengalihkan
perhatian ke sesuatu lain
perubahan-penilaian kembali kognitif;
mengevaluasi ulang kognitif situasi
Respon modulasi penekan emosi tertentu
diaktifkan

Kim dan Hodges (2012): intervensi


regulasi emosi yang berfokus pada
pembaharuan proses penilaian
kognitif menggunakan tiga strategi
ini:
Attentional deployment,
perubahan kognitif, dan
modulasi respon).

Schutz dan Davis (2010)


mengusulkan empat regulasi emosi
proses dalam konteks pengambilan
tes sebagai berikut:
proses kognitif
proses focus pada Tugas
Proses focus pada Emosi
Mendapatkan kembali proses umpan
balik dari tugas yang diberikan.

EMOSI DAN MOTIVASI dalam


pembelajaran dan kinerja
emosi dan motivasi dapat
diintegrasikan ke proses desain
instruksional dan pengembangan.
Reviu teori tentang bagaimana emosi
muncul.
Instrumen mendeteksi emosi

Bagaiman Emosi bisa diukur?


Asesmen siswa dan evaluasi formatif
& sumatif
Investigasi status emosional
Bagaiamana emosi dapat diatur
(diregulasi)
Harus ada instrumen yang mengukur
emosi
Ada intervensi dan pengukuran
efeknya

Instrumen Pengukuran Emosi


Achievement Emotion Qustionnaire (AEQ) sebagai
basis pengukuran emosi
Laporan AEQ berupa asesmen siswa dalam konteks
akademik
AEQ mengukur 9 jenis emosi yang ber-relasi dengan:
Kehadiran Kelas, Mengerjakan PR, Mengambil test
dan Ujian, rasa-suka - harapan - kebanggaan,
kelegaan. kemarahan. ketakutan, rasa bosan, malu,
putus-asa

Teknologi Pengukuran
Emotive Computing Cub (Univ. Memphis)
Affective Learning Companion Research
(Arizona State University)
Mendeteksi peoples psychophysiological
responses
Expression Glasses untuk mengkoleksi data
yang relevevan, kejutan, kebingungan dan
kepuasan (satisfaction)

facial expressions, Galvactivator untuk


mengumpulkan data to collect data
of Impuls (gairah) und Excitement
melalui reaksi kulit, Pressure- sensitive
mouse untuk mengumpulkan data
frustasi dan rasa takut dari gerakan
mouse-cick

Anda mungkin juga menyukai