1
Hadi, S.Pd., M.Pd, 2Anjar Kusuma Dewi S. Pd. M.Ed, 3Dr. Sriati Usman, M.Hum,
4
Rizal, S.Ag, M.Pd, 5Shanti Rachmawati Afrilya, 6Sekar Dyah Amuntyastuti, 7Rizkia
ABSTRAK
Upacara bilingual adalah sebuah bentuk perayaan yang menggabungkan dua bahasa dan
budaya yang berbeda dalam satu seremoni. Tujuan dari upacara ini adalah untuk
menghormati dan memperkuat keragaman bahasa dan budaya yang ada dalam suatu
komunitas. Dalam upacara bilingual, bahasa-bahasa yang diwakili biasanya merupakan
bahasa resmi atau dominan dari dua kelompok yang berbeda. Misalnya, dalam konteks
pendidikan, upacara bilingual dapat melibatkan bahasa nasional dan bahasa minoritas yang
diucapkan oleh siswa dan staf sekolah. Upacara bilingual biasanya dimulai dengan
penyambutan dalam kedua bahasa yang terlibat, diikuti dengan pidato atau pembacaan teks
dalam kedua bahasa. Hal ini mencerminkan kesetaraan dan penghargaan terhadap kedua
bahasa sebagai alat komunikasi yang penting dalam komunitas tersebut. Selain itu, upacara
bilingual sering kali melibatkan penampilan seni dan budaya dari masing-masing kelompok
bahasa. Ini dapat berupa tarian tradisional, nyanyian, atau pertunjukan teater yang
menggambarkan warisan budaya mereka. Tujuan dari ini adalah untuk mempromosikan
pemahaman dan penghargaan antara kelompok bahasa yang berbeda. Upacara bilingual juga
dapat menjadi platform untuk mengajarkan dan mempelajari bahasa dan budaya satu sama
lain. Misalnya, dalam proses persiapan upacara, siswa dapat belajar kosakata dan frasa dalam
bahasa yang tidak mereka kuasai sehari-hari, sementara siswa yang menggunakan bahasa
tersebut secara alami dapat berbagi pengetahuan mereka dengan yang lain. Dengan
mengadakan upacara bilingual, komunitas dapat meningkatkan pemahaman lintas budaya,
memperkuat rasa persatuan, dan merayakan kekayaan bahasa dan budaya yang ada di
dalamnya. Upacara ini juga dapat menjadi landasan untuk mempromosikan inklusi,
kesetaraan, dan saling pengertian antara kelompok bahasa yang berbeda.
Program Kampus Mengajar merupakan salah satu Program dari Merdeka Belajar
bidang keahliannya yang berguna untuk memasuki dunia kerja (Susilawati, 2021; Sopiansyah
Perguruan Tinggi tidak disubsidi dan dikelola oleh Kemendikbudristek. Sehingga, Perguruan
Tinggi dapat melaksanakan program yang diinginkan dengan ketentuan regulasi, pendanaan,
linimasa, dan kebutuhan dokumentasi yang ditentukan oleh Perguruan Tinggi itu sendiri.
Program ini dengan platform yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi agar
dapat menemukan kesempatan untuk melaksanakan program atau kegiatan untuk mahasiswa
di luar kampus, seperti asistensi mengajar. Asistensi mengajar di satuan pendidikan adalah
formal, nonformal dan informal. Meskipun begitu, pada praktiknya, tugas mahasiswa di
Tugas inti dari mahasiswa peserta Kampus Mengajar meliputi a) membantu mengajar
administrasi (Sub Pokja Kampus Mengajar, 2021). Keempat jenis tugas tersebut tentu saja
kompleks namun akan mengasah softskill mahasiswa baik dalam hal kepemimpinan,
kerjasama, empati, kreativitas, dan lain sebagainya yang akan berguna kelak setelah lulus.
mitra tentunya harus memberikan dampak nyata bagi pengembangan dan/atau perbaikan
kualitas sekolah. Oleh karena itu, sekolah- sekolah, baik SD maupun SMP yang ditunjuk
sebagai mitra memiliki kriteria tertentu, yaitu maksimal terakreditasi B (Anwar, 2021), salah
satunya adalah SMP Negeri 1 Palu, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
Pada program ini kami mahasiswa dari Prodi Bahasa Inggris ingin menerapkan
bahwa dari 32 siswa dalam satu kelas ada 10 anak yang sulit dalam mengungkapkan atau
berbicara dalam bahasa inggris, hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran guru kurang aktif
berkomunikasi dalam bahasa inggris dengan siswa, sehingga siswa kurang dalam
perbendaharaan kosakata dan siswa kesulitan dalam berbicara menggunakan bahasa inggris.
Kami dapat menyimpulkan bahwa siswa-siswi di SMP Negeri 1 Palu telah mahir dalam
kemampuan membaca dan menulis akan tetapi untuk kemampuan mendengar dan berbicara
masih perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk memperbanyak kosakata dan melatih
kemampuan berbicara dalam bahasa inggris yaitu latihan berbicara dengan dua bahasa atau
bilingual.
Bilingual adalah pemakaian dua bahasa seperti bahasa nasional dan bahasa
pengarahan, pelaksanaan, monitoring dan penilaian atau evaluasi ( Sugianto, 2014). Salah
satu manfaat dari bilingual yaitu membantu siswa menjadi cepat tanggap karena selama
menggunakan dua bahasa siswa telah terbiasa melakukan peralihan bahasa dalam waktu
singkat. Artinya, otak sudah terbiasa multitasking dalam memahami dua bahasa dalam satu
waktu. Maka dari itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan tersebut kami
Subyek pengabdian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 1 Palu. Waktu dan tempat
pelaksanaan berlangsung selama 7 hari yaitu pertama melakukan observasi pada hari Selasa
14 Maret 2023. Pelatihan upacara bilingual dilakukan pada hari kedua Rabu 15 Maret 2023
sampai hari ke enam Minggu 19 Maret 2023. Pelaksanaan upacara bilingual dilakukan pada
hari Senin 20 Maret 2023, yang dilakukan mulai pukul 07.00-08.00 WITA di lapangan
upacara SMP Negeri 1 Palu. Metode Pengabdian yang digunakan adalah pelatihan
pelaksaan upacara bilingual. Pelatihan adalah suatu pendidikan jangka pendek melalui suatu
proses yang sistematis dan tepat guna serta terorganisir secara prosedural yang diikuti oleh
beberapa orang untuk belajar teknik, ilmu pengetahuan, dan keterampilan yang telah
dan keterampilan peserta didik. Proses perencanaan dan proses pelaksanaan akan
dua bahasa atau bilingual sama sekali. Selama proses pelatihan, siwa-siswi menunjukkan
keaktifan dan antusiasme yang tinggi. Dalam waktu lima pertemuan, mereka sudah bisa
melafalkan dan membaca teks upacara dalam bahasa inggris dengan fasih.
Bahasa Inggris digunakan pada petugas upacara yaitu protokol upacara dan pemimpin
barisan. Selebihnya menggunakan bahasa indonesia banyak hal yang menarik saat pelaksaan
upacara karena berbeda dari rutinitas upacara seperti biasanya. Misalnya pembina upacara
pemimpin upacara juga menggunakan bahasa inggris tentunya peserta akan kebingungan
Dalam program kerja pengabdian yang dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 1
Palu, terjadi peningkatan dalam kemampuan berbicara mereka dalam bahasa inggris.
Sebelumnya, mereka hanya mampu menulis dan membaca, tetapi dengan program ini,
siswa-siswi mampu menyimak dengan baik dan mengikuti proses pelaksanaan upacara
bilingual dengan seksama terlihat bahwa metode yang diterapkan cukup efektif dalam
SARAN
Kami sebagai mahasiswa bahasa inggris berharap bahwa program yang kami lakukan
yaitu pelaksanaan upacara dua bahasa atau bilingual bisa tetap terlaksana kedepannya
walaupun kami sudah tidak lagi mengabdi di sekolah SMP Negeri 1 Palu.
DAFTAR PUSTAKA
Kampus Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan, 9(1), 210–220.
https://doi.org/10.47668/PKWU.V9I1.221
Sopiansyah, D., & Masruroh, S. (2022). Konsep dan Implementasi Kurikulum MBKM
(Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal,
Sub Pokja Kampus Mengajar. (2021). Panduan Pendaftaran Kampus Mengajar Angkatan
Sudaryanto., Widayati, W., & Amalia, R. (2021). Konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
dan Aplikasinya dalam Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia. Kode: Jurnal Bahasa, 9(2):
78-93. https://doi.org/10.24114/kjb.v9i2.18379.
SMP Negeri 1 Dukun Gresik. Jurnal Kebijakan Dan Pengembangan Pendidikan, 2(1).
https://doi.org/10.22219/jkpp.v2i1.1732
Susilawati, N. (2021). Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka Dalam Pandangan Filsafat
Pendidikan Humanisme. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(3):
203-219. https://doi.org/10.24036/sikola.v2i3.108.