Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS

DENGAN MEDIA FLASH CARD SISWA KELAS V SDN I BANDAR KEJADIAN

Rospa Diana 1)
Prasetyo Wulandari 2)
Irfan Supriatna 3)
rosparospa2@gmail.com
irfansupriatna008@gmail.com

1)
Program Studi PGSD, Fakultas Ilmu dan Keguruan Universitas Terbuka
2)
Program studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan media flash card atau kartu bergambar
dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris dengan materi hewan dan mengevaluasi peningkatan
kemampuan vocabulary siswa kelas V di SDN 1 Bandar Kejadian pada tahun ajaran 2023/2024.
Subjek penelitian terdiri dari 15 siswa kelas V, dengan komposisi 7 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan media flash card, kemampuan vocabulary siswa
mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan media flash card, presentase siswa yang mencapai
ketuntasan hanya sebesar 40% dengan rata-rata kelas sebesar 64. Setelah dilakukan siklus I,
presentase siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi 60% dengan rata-rata kelas sebesar
72,00.

Kata Kunci : Bahasa Inggris, Flash Card, Kosa Kata

PENDAHULUAN

1
Teori pendidikan memiliki peran penting sebagai dasar dan pijakan awal dalam
pengembangan praktik pendidikan, termasuk pengembangan kurikulum, manajemen
sekolah, dan proses belajar mengajar. Teori pendidikan memberikan landasan konseptual
dan prinsip-prinsip yang membantu dalam merancang dan mengarahkan kegiatan
pendidikan secara efektif. (Sholichah, 2018). Penting bagi institusi pendidikan untuk
mempertimbangkan berbagai teori pendidikan ini dalam rangka mengembangkan strategi
pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan mencapai tujuan pendidikan yang di
inginkan. Susanto (2013) menyatakan bahwa penyampaian ide-ide dengan cara yang mudah
dipahami merupakan aspek penting dalam proses komunikasi. Terutama dalam konteks
pembelajaran, guru perlu menggunakan metode dan strategi yang efektif untuk memastikan
pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Selain itu, penting bagi guru untuk
berkomunikasi dengan siswa secara terbuka dan empatik, memastikan bahwa pesan yang
disampaikan relevan dengan konteks dan kebutuhan siswa, serta memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pemahaman mereka. Dengan
menerapkan pendekatan yang efektif dalam proses pembelajaran, pesan yang disampaikan
oleh guru dapat lebih baik dipahami oleh siswa dan memberikan kontribusi pada
perkembangan kemampuan berpikir mereka. Dalam proses penyampaian pesan terutama
dalam konteks pembelajaran bahasa, beberapa faktor dapat menghambat pemahaman yang
efektif. Faktor-faktor yang disebutkan termasuk dalam kendala yang sering dihadapi oleh
pembelajar bahasa (Santosa, 2017 ). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-
faktor tersebut, yaitu gangguan komunikasi, keterbatasan kemampuan bahasa, keterbatasan
tata bahasa, dan keterbatasan kosakata. Faktor-faktor ini merupakan tantangan yang umum
dihadapi oleh pembelajar bahasa, terutama pada tahap awal pembelajaran. Namun, dengan
latihan dan pengalaman yang cukup, pembelajar dapat mengatasi kendala-kendala ini dan
secara bertahap meningkatkan kemampuan bahasa mereka. Dalam konteks pembelajaran
bahasa, penting bagi guru dan sistem pendidikan untuk memahami dan mengakomodasi
kendala-kendala ini agar pembelajaran bahasa menjadi lebih efektif dan inklusif bagi semua
pembelajar. Penting bagi guru untuk menyadari tantangan ini dan mengadopsi strategi yang
sesuai untuk mengatasi mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam
meningkatkan proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar:
a) Penggunaan metode pengajaran yang beragam: Guru dapat menggunakan
berbagai metode pengajaran seperti permainan, lagu, peran, dan proyek
berbasis bahasa untuk membuat proses pembelajaran lebih menarik dan
interaktif
2
b) Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung: Guru dapat menciptakan
lingkungan belajar yang ramah dan aman di mana siswa merasa nyaman untuk
berpartisipasi dan bereksperimen dengan bahasa Inggris.
c) Mendorong praktik berbicara dan mendengarkan: Bahasa Inggris adalah
bahasa yang harus dipraktikkan secara aktif. Guru memiliki peran penting
dalam memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk berbicara dalam
bahasa Inggris. Dengan mendorong diskusi kelompok, permainan peran dan
presentasi, guru dapat menciptakan lingkungan yang memfasilitasi praktik
komunikatif aktif dalam bahasa inggris.
d) Membangun kosakata dan tata bahasa: Guru dapat mengintegrasikan latihan
kosakata dan tata bahasa dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Penggunaan gambar, flashcard, permainan kata, dan latihan berbasis konteks
dapat membantu siswa dalam memperluas kosakata mereka dan memahami
struktur tata bahasa secara lebih baik.

Dalam hal tersebut penting bagi guru untuk memperhatikan kebutuhan dari tingkat
kemampuan siswa secara individu. Menyesuaikan metode pengajaran, memberikan umpan
balik yang konstruktif dan memberikan dukungan tambahan kepada siswa yang
membutuhkannya akan membantu mereka dalam mengatasi hambatan dan meningkatkan
kemampuan bahasa inggris mereka. Peran penting Bahasa Inggris dalam pendidikan dan
kehidupan modern, banyak sistem pendidikan di seluruh dunia memasukkan Bahasa Inggris
sebagai bagian integral dari kurikulum mereka. Pembelajaran Bahasa Inggris memberikan
siswa kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang efektif,
memperluas wawasan mereka, dan siap menghadapi tantangan dunia yang semakin
terhubung. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan primer,
sekunder, dan tersier bagi anak-anak yang mempelajari bahasa Inggris di usia sekolah.
(Fitriyani and Nulanda, 2017).

Di Indonesia, Bahasa Inggris umumnya diajarkan sebagai bahasa asing. Dalam konteks ini,
tujuan pembelajaran Bahasa Inggris adalah mengembangkan kemampuan berbahasa siswa
secara kontekstual, yang berarti siswa diajak untuk menggunakan bahasa Inggris dalam
situasi dan kondisi kehidupan sehari-hari mereka. (Iriyani, 2015 : 122). Pendekatan
pembelajaran Bahasa Inggris yang kontekstual bertujuan untuk membantu siswa memahami
dan menggunakan bahasa Inggris dalam konteks kehidupan nyata. Ini melibatkan

3
pengajaran kosakata, tata bahasa, dan kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan
menulis yang relevan dengan situasi dan topik yang relevan bagi siswa. Misalnya, siswa
dapat diajak berpartisipasi dalam peran-peran simulasi, diskusi kelompok, atau kegiatan
proyek yang melibatkan penggunaan bahasa Inggris dalam konteks sehari-hari seperti
berbelanja, melakukan perjalanan, menggambarkan hobi, atau berkomunikasi dengan orang
asing. Dengan mempelajari Bahasa Inggris secara kontekstual, siswa memiliki kesempatan
untuk memahami dan menggunakan bahasa Inggris secara praktis dalam situasi kehidupan
nyata. Ini membantu mereka memperoleh keterampilan komunikasi yang lebih baik dalam
bahasa Inggris, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dengan
penutur asli atau orang-orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional. Menguasai bahasa Inggris juga membuka pintu akses ke sumber daya
informasi yang lebih luas, seperti literatur, riset, jurnal, dan materi pembelajaran yang
tersedia dalam bahasa Inggris. Hal ini membantu individu untuk terus mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, dalam upaya
meningkatkan kemampuan berbahasa asing, termasuk bahasa Inggris, penting untuk tidak
hanya fokus pada aspek linguistik, tetapi juga memperhatikan aspek budaya terkait. Hal ini
dapat dilakukan melalui pembelajaran tentang budaya, tradisi, kebiasaan, dan norma-norma
sosial yang terkait dengan bahasa tersebut. Dengan demikian, individu dapat menjadi
komunikator yang efektif dan sensitif secara budaya dalam berbagai konteks global, sambil
tetap mempertahankan prinsip agama mereka dan menghormati nilai-nilai budaya lokal.
bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, dan
informasi antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Bahasa
memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai
situasi. (Sugihastuti, 2016: 3-4). Baik secara lisan maupun tulisan, bahasa memainkan peran
penting dalam menyampaikan pesan, mengungkapkan pikiran, emosi, dan pengalaman.
Ketika seseorang berbicara atau menulis, mereka menggunakan bahasa untuk mentransfer
informasi dan gagasan mereka kepada penerima pesan. Bahasa juga memungkinkan kita
untuk berbagi pengetahuan, memahami sudut pandang orang lain, mempengaruhi pikiran
dan perilaku orang lain, serta membentuk hubungan dan interaksi sosial. Melalui bahasa,
kita dapat membentuk pemahaman, membangun hubungan antarpribadi, dan membangun
masyarakat yang saling mendukung. Sebagai guru bahasa Inggris, penting bagi mereka
untuk memilih dan mengkategorikan materi pelajaran, menentukan urutan penyampaian
materi, dan memilih metode penyajian yang efektif (Daryanto, 2013: 1-2). Hal ini bertujuan
untuk mencegah kesan bahwa bahasa Inggris sulit dipelajari dan membantu meningkatkan
4
prestasi belajar siswa.

Dalam memilih materi pelajaran, guru bahasa Inggris dapat mempertimbangkan tingkat
kesulitan, relevansi, dan minat siswa. Materi pelajaran yang disesuaikan dengan tingkat
pemahaman dan kemampuan siswa akan membantu mereka terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Memilih materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau minat siswa
juga dapat meningkatkan motivasi dan minat mereka dalam belajar bahasa Inggris. Selain
itu, motivasi siswa juga merupakan faktor penting dalam prestasi belajar mereka. Guru
dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, memberikan umpan balik yang
konstruktif, dan menunjukkan relevansi materi dengan kehidupan nyata. Memotivasi siswa
dengan membangkitkan minat mereka, mengaitkan pembelajaran dengan tujuan mereka, dan
menciptakan pengalaman belajar yang menarik dapat membantu siswa merasa termotivasi
dan terlibat dalam pembelajaran bahasa Inggris. Penjelasan yang diberikan oleh Zainal
(2014) tentang media pembelajaran mengacu pada penggunaan media sebagai sarana dalam
proses pembelajaran. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran juga
dianggap sebagai alat bantu mengajar dan merupakan bagian dari metodologi yang
digunakan oleh guru. Salah satu jenis media pembelajaran yang disebutkan adalah media
flashcard. Media flashcard adalah kartu-kartu yang berisi gambar dan tulisan yang
digunakan sebagai permainan kartu. Media ini memiliki keunggulan karena mampu menarik
minat siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Dengan adanya media flashcard,
siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Penggunaan media
flashcard dalam pembelajaran memiliki manfaat dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Media ini dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan cara yang
lebih visual dan mudah dipahami. Selain itu, media flashcard juga dapat meningkatkan
minat siswa untuk belajar, karena pembelajaran yang menyenangkan cenderung
memotivasi siswa untuk lebih aktif dan terlibat dalam proses belajar. Kartu dapat berisi
soal-soal ataupun berisi gambar yang dilengkapi dengan soal. Penggunaan media flashcard
juga diharapkan dapat membantu guru memotivasi siswa sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat (Maghfiroh, 2013). Dari informasi yang disampaikan, terdapat masalah
rendahnya tingkat penguasaan kosakata pada peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa
Inggris di kelas V SDN 1 Bandar Kejadian. Salah satu faktor yang menyebabkan masalah
ini adalah kurangnya penguasaan kosakata bahasa Inggris oleh siswa. Dalam hal ini,
penggunaan media flashcard dapat menjadi alternatif yang efektif untuk membantu siswa

5
memperoleh penguasaan kosakata yang lebih baik. Media flashcard dapat digunakan untuk
memperkenalkan kosakata baru dengan cara yang menarik dan interaktif. Guru dapat
menampilkan gambar dan kata-kata dalam bahasa Inggris pada flashcard, lalu mengajak
siswa untuk memahami dan mengingat kosakata tersebut. Selain itu, guru juga dapat
menggunakan flashcard dengan menambahkan soal-soal terkait kosakata. Hal ini akan
membantu siswa dalam melatih pemahaman dan penggunaan kosakata dalam konteks yang
berbeda. Misalnya, guru dapat menunjukkan gambar pada flashcard dan meminta siswa
untuk mengatakan atau menulis kata yang sesuai dalam bahasa Inggris. Dengan
menggunakan media flashcard, diharapkan siswa dapat memperoleh pemahaman kosakata
secara visual, memori mereka akan ditingkatkan, dan motivasi mereka dalam belajar
kosakata bahasa Inggris juga akan meningkat. Hal ini dapat membantu siswa mengurangi
ketergantungan pada kamus dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami teks
Bahasa Inggris. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah peran guru dalam memberikan
pembelajaran yang efektif. Guru perlu menyusun strategi pembelajaran yang tepat,
memberikan penjelasan yang jelas, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih dan berinteraksi dengan kosakata bahasa Inggris. Selain itu, dapat dipertimbangkan
juga penggunaan teknik pembelajaran lainnya, seperti permainan peran, aktivitas
berpasangan, atau penggunaan media digital yang relevan. Dengan adanya upaya yang
terpadu antara penggunaan media flashcard dan peran guru yang efektif, diharapkan tingkat
penguasaan kosakata siswa dapat meningkat secara signifikan. Sementara guru terlalu
fokus pada memberikan latihan-latihan teksmembaca tanpa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memahami kosakata sulit dalam teks lebih mendalam. Hal ini dapat
menjadi faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat penguasaan kosakata siswa dan
kemungkinan kurangnya pemahaman terhadap teks yang mereka baca. (Sekarini, 2018).
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan media flashcard dalam pembelajaran kosakata
Bahasa Inggris pada siswa kelas V SDN 1 Bandar Kejadian dan mengukur peningkatan
kemampuan kosakata siswa setelah penerapan media flashcard. Penerapan media flashcard
dapat memberikan manfaat dalam pembelajaran kosakata. Dengan menggunakan media
flashcard, siswa dapat belajar kosakata dengan cara yang lebih visual, interaktif, dan
menyenangkan. Media ini dapat membantu siswa memahami dan mengingat kosakata
dengan lebih baik, serta meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar Bahasa
Inggris. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diketahui sejauh mana media flashcard
berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan kosakata siswa. Hasil penelitian dapat
memberikan informasi yang berharga bagi guru dan sekolah dalam pengembangan metode
6
pembelajaran kosakata yang efektif.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kolaboratif, Menurut
Suharsimi Arikunto (2015), penelitian tindakan merupakan penelitian yang dilakukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan situasi di masyarakat atau kelompok tertentu. Studi ini
fokus pada perubahan yang dapat diterapkan secara langsung dalam konteks yang diteliti.
Dalam kasus penelitian Anda yang bertujuan untuk meningkatkan kosakata bahasa Inggris
siswa kelas V SDN 1 Bandar Kejadian, penelitian tindakan menjadi pendekatan yang
sesuai. Penelitian tindakan sering melibatkan beberapa tahap siklus yang berulang, seperti
siklus pertama dan siklus kedua. Setiap siklus melibatkan serangkaian langkah yang
dirancang untuk mencapai tujuan penelitian. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut
mengenai tahap siklus dalam penelitian tindakan:

Siklus Pertama:
a. Perencanaan
Merencanakan langkah-langkah dan strategi untuk meningkatkan kosakata bahasa
Inggris siswa kelas V SDN 1 Bandar Kejadian, seperti penggunaan media flashcard
dan strategi pembelajaran yang sesuai.
b. Tindakan
Melakukan implementasi rencana yang telah dirancang, yaitu mengajar kosakata
Bahasa Inggris dengan menggunakan media flashcard.
c. Observasi
Mengamati dan mengumpulkan data tentang kemampuan kosakata siswa setelah
diterapkannya media flashcard.
d. Refleksi
Menganalisis data yang dikumpulkan, mengevaluasi keberhasilan langkah- langkah
yang dilakukan, dan mengevaluasi dampaknya terhadap peningkatan kosakata siswa.

Siklus Kedua:
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama, menyesuaikan atau memperbaiki
strategi pembelajaran dan langkah-langkah yang akan dilakukan.
b. Tindakan
Melakukan implementasi langkah-langkah yang telah diperbaiki dalam mengajar

7
kosakata Bahasa Inggris menggunakan media flashcard.
c. Observasi
Mengamati dan mengumpulkan data pada tahap ini untuk mengukur peningkatan
kosakata siswa setelah siklus kedua.
d. Refleksi
Menganalisis dan mengevaluasi data hasil observasi untuk memperoleh wawasan dan
informasi yang dapat digunakan dalam pengembangan selanjutnya
Dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan dan mengikuti siklus pertama dan
kedua, Anda dapat secara sistematis mengidentifikasi, menerapkan dan mengevaluasi
langkah-langkah untuk meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa kelas V SDN 1 Bandar
Kejadian. Dalam penelitian tersebut, indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan skor 65. Hal ini bertujuan untuk
menilai keberhasilan individu siswa dalam mempelajari kosakata Bahasa Inggris. Skor 65
digunakan sebagai patokan atau ambang batas yang harus dicapai oleh setiap siswa untuk
dianggap berhasil dalam penguasaan kosakata. Prosedur PTK ini dilakukan untuk
mendapatkan perbaikan dalam pembelajaran dilaksanakan yang terdiri dari empat tahap
yaitu perencanaan (planning), melakukan tindakan (acting), mengamati (observation), dan
refleksi (reflection) dengan menggunakan bagan seperti gambar dibawah ini.

1.Diagram Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas (Suharsimi, 2014 : 74)

HASIL DAN PEMBAHASAN

8
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan media flashcard dalam pembelajaran kosakata
Bahasa Inggris memiliki dampak signifikan terhadap kualitas proses dan hasil belajar
peserta didik. Melalui penggunaan media flashcard, siswa dapat lebih mudah
memahami kosakata sulit dalam teks yang digunakan selama pembelajaran. Media
flashcard juga dapat meningkatkan keberanian siswa dalam belajar dan memperkaya
kosakata. Sebelum penerapan media flashcard, pembelajaran Bahasa Inggris di kelas
V SDN 1 Bandar Kejadian didominasi oleh metode ceramah, dimana guru hanya
memberikan materi dan siswa sebagai pendengar yang kemudian mengerjakan latihan.
Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang tertarik. Dari hasil penelitian
pra-siklus, nilai siswa masih rendah dan tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi awal siswa, peneliti menyusun
serangkaian perencanaan tindakan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Langkah-langkah perbaikan tersebut kemudian dilaksanakan dalam siklus 1. Dengan
adanya perbaikan pembelajaran melalui penerapan media flashcard, harapannya
adalah siswa dapat meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris dan mencapai
nilai rata-rata di atas 65. Penerapan media flashcard diharapkan dapat membantu
siswa dalam memahami dan mengingat kosakata dengan cara yang lebih interaktif dan
efektif. Tahap analisis atau refleksi yang akan dilakukan setelah siklus 1 akan
memberikan wawasan dan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan
selanjutnya dalam penelitian tindakan ini.

Berdasarkan hasil pada siklus I dengan materi animals, bahwa 60% dari total peserta
didik mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian peserta didik berhasil mencapai standar yang
ditetapkan dalam penguasaan kosakata setelah penerapan media flashcard dalam
pembelajaran Bahasa Inggris. Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media flashcard telah berjalan, namun belum maksimal. Beberapa
faktor yang mempengaruhi efektivitas penerapan media pembelajaran adalah
kurangnya partisipasi siswa, beberapa kondisi yang perlu diperhatikan, seperti siswa
yang kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, beberapa peserta didik yang masih
mengalami kesulitan dalam memahami materi, dan adanya siswa yang tidak merespon
dengan baik saat ditugaskan untuk mengikuti proses pembelajaran. Terkadang,
beberapa peserta didik mungkin mengalami keengganan dalam menghafal kosakata
yang ada dalam media flashcard. Namun demikian, pembelajaran dengan

9
menggunakan media flashcard tetap memberikan manfaat bagi peserta didik dalam
meningkatkan kemampuan kosakata. Dengan demikian, meskipun ada peserta didik
yang mungkin kurang termotivasi dalam menghafal kosakata, penggunaan media
flashcard dalam pembelajaran tetap memberikan manfaat dalam meningkatkan
kemampuan kosakata Bahasa Inggris pada teks. Guru dapat memanfaatkan manfaat-
manfaat tersebut untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, efektif, dan
memberikan hasil belajar yang lebih baik bagi peserta didik. Dalam tahap selanjutnya,
peneliti perlu melakukan refleksi terhadap hasil observasi dan mengevaluasi faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan media flashcard. Hal ini dapat
membantu dalam perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya guna mencapai hasil
yang lebih optimal

SIMPULAN DAN SARAN


Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media flashcard telah memberikan dampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris
tentang "Animals" di kelas V SDN 1 Bandar Kejadian, Kecamatan Wonosobo,
Kabupaten Tanggamus. Adanya perbedaan individual siswa dan tipe belajar yang
berbeda menunjukkan pentingnya penggunaan media flashcard sebagai alat bantu
dalam pembelajaran. Media ini membantu menciptakan interaksi dan proses belajar
yang efektif, sehingga siswa dapat lebih terlibat dan memperoleh pemahaman yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
10
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. dkk. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi.
Aksara
Daryanto, (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya. Fitriyani,
E. And Nulanda, P. Z. (2017) ‘Efektivitas Media Flash Cards Dalam
Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris’, Psympathic : Jurnal Ilmiah
Psikologi, 4(2), Pp. 167–182. Doi: 10.15575/Psy.V4i2.1744.
Maghfiroh, Lailatul. (2013). Penggunaan Media Flashcard Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Ips Pada Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar . JPGSD Volume 01
Nomor 02 Tahun 2013
Santosa, P. P. P. (2017) ‘Kemampuan Membaca Teks’(The Ability To Read Text
United Kingdom Language Grade Persuasive X Smk Negeri 2)’, Deiksis,
09(02), Pp. 170–181.
Sekarini, W. (2018) Penggunaan Media Flash Card Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Madrasah Ibtidaiyah Terpadu
Muhammadiyah 01 Sukarame. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden
Intan
Sholichah, A. S. (2018) ‘Teori-Teori Pendidikan Dalam Al-Qur’an’, Edukasi Islami :
Jurnal Pendidikan Islam, 7(01), P. 23. Doi: 10.30868/Ei.V7i01.209
Sugihastuti dan Saudah, Siti. 2016. Buku Ajar Bahasa Indondesia Akademik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Susilana, R. dan Riyana,C. (2009). Media pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima
Wijaya, Iriany Kesuma. (2015). Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 14, No.2, 122-123.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Zainal, A. (2014). Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

11

Anda mungkin juga menyukai