Anda di halaman 1dari 6

Seluruh MAPEL jurusan di SMA wajib menggunakan bahasa pengantar

Bahasa Inggris
Setuju :

Di era globalisasi ini, dunia pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan dalam suatu
penggunaan sistem bahasa, dimana tak jarang instansi pendidikan menggunakan bahasaasing
sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar-mengajar. Pendidikan sekolah dasar jugatak
lepas dari pengaruh perkembangan penggunaan bahasa internasional yang di jadikan
sebagai bahasa pengantar yang dipakai sebagai standar suatu sekolah tertentu. Anak-anak sebaga
i penerus bangsa diharapkan mampu bersaing dalam pasar dunia sehingga ketika dalam
usia yangcukup matang atau masa dewasa. maka, anak-anak yang tumbuh menjadi dewasa yang
telahmendapatkan pendidikan lebih dengan menggunakan bahasa inggris mampu melakukan
suatu perubahan nantinya

Menurut Darmaningtyas, bahasa pengantar Bahasa Inggris diatur dalam Permendiknas No


79/2009 pasal 5 ayat 3,4 dan 5 yang berbunyi:

(3) SBI dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya yang
digunakan dalam forum internasional bagi mata pelajaran tertentu.

(4) Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, dan muatan lokal menggunakan bahasa pengantar bahasa
Indonesia.

(5) Penggunaan bahasa pengantar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dimulai dari kelas IV untuk SD.

C.   Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar Dunia Pendidikan


Bahasa Indonesia lahir pada saat peristiwa Sumpah Pemuda yaitu pada tanggal 28
Oktober 1928. Artinya Bahasa Indonesia sekarang sudah berumur 86 tahun. Dengan usia
sebanyak itu, seperti orang tua yang semakin banyak umur, maka pengalaman merasakan pahit
dan manisnya hidup sudah banyak pula, tentunya Bahasa Indonesia pun sama. Bahasa Indonesia
telah mengalami berbagai perkembangandan perbaikan, dari segi ejaan dan cakupan perluasan
(kata serapan, formal, non formal, dsb) Bahasa Indonesia juga menjadi Bahasa Ibu, Bahasa
Nasional/ Bahasa Negara  seperti yang tercantum dalam UUD 1945.
Salah satu fungsi dari bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar dunia Pendidikan. Artinya seluruh lembaga pendidikan di Indonesia harus
menggunakan bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam proses belajar dan mengajar.
Yang termasuk dalam Lembaga Pendidikan ini adalah mulai dari jenjang TK (Taman Kanak-
Kanak) hingga Perguruan Tinggi.
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dunia Pendidikan seharusnya tidak hanya
digunakan dalam penyampaian materi saat proses belajar mengajar saja tetapi juga dalam
penulisan buku pelajaran dan penyusunan laporan.
Oleh karena itu bahasa Indonesia sudah sewajarnya menjadi bekal wajib oleh seluruh
masyarakat yang terlibat dalam dunia Pendidikan, baik Guru, Kepala Sekolah, maupun tenaga
pendidik lainnya. Makanya Bahasa Indonesia selalu diberikan dalam setiap jenjang pendidikan,
terutama ketika memilih program pendidikan guru.  Tujuannya adalah supaya Tenaga Guru
dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat mengajarkan dan
memberikan contoh penggunaanya dalam dunia sehari-hari kepada murid didikan.

"Bahasa pengantar itu tetap (bahasa Indonesia). Tapi bahasa asing memang harus diadakan harus
diperkuat, jadi itu nilai lebihnya. Jadi kita menggunakan bahasa asing untuk ekspansi, tanpa
harus mengurangi nilai-nilai kita. Prinsipnya yang tidak boleh kan melunturkan," kata
Mendikbud M Nuh di Bidakara, Jakarta, Kamis (26/4/2012).

Sekolah berstandar internasional telah menjamur di berbagai SMP dan SMA negeri di seluruh
penjuru Indonesia. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), trend Bahasa
Inggris ini merupakan kebanggaan semua

 Dampak positif

1. Mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak

2. Semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris makaakan semakin
cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan
 
3. Menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis,sekolah).
 
4. Anak dapat memperoleh dua atau lebih bahasa dengan baik apabila terdapat polasosial yang
konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa berbahasa apa, dimana berbahasa apa, atau
kapan berbahasa apa.
 
Dalam upaya penggunaan bahasa Inggris di sekolah, pemerintah dalam hal ini Kemdikbud
menetapkan bahwa penggunaan bahasa Inggris hanyalah untuk mata pelajaran tertentu saja,
seperti Matematika dan IPA, dan beberapa mata pelajaran kejuruan untuk SMK, jadi tidak
berlaku untuk semua pelajaran. Peraturan ini juga hanya diberlakukan kepada sekolah RSBI,
tidak untuk semua sekolah. Hal ini jelas dinyatakan dalam pedoman penjaminan mutu
sekolah /madrasah bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengahbahwa
“pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan
bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali bahasa asing, harus
menggunakan bahasa Indonesia”.
A.   Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional,
Seiring dengan berkembangnya jaman, pada era globalisasi manusia dituntut untuk
menghadapi persaingan ketat antar Negara tanpa ada batasan geografis. Oleh karena itu,
Indivudu-individu yang berdaya saing global sangat dibutuhkan saat ini. Atas dasar itu, maka
dibuatlah lembaga-lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah bertaraf Internasional (SBI). SBI
sendiri menggunakan kurikulum nasional yang ditambah dengan penyesuaian-penyesuaian agar
mencapai taraf internasional

Menurut peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas)  No. 78 tahun 2009


tentang penyelenggaraan Sekolah Beraraf Internasional pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah Pasal 1 Ayat 8 menjelaskan bahwa “Sekolah bertaraf Internasional selanjutnya
disingkat SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh SPN yang diperkaya dengan
keunggulan mutu tertentu yang berasal dari Negara anggota Organizatian for Economic Co-
operation and Development (OECD) atau negara maju lainnya”.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN), dan PP No. 19 Tahun
2005, pemerintah mengatur standar suatu sekolah.
Ada 8 standar yang harus dipenuhi oleh sekolah adalah;
1.    standar isi,
2.    standar proses,
3.    standar kompetensi lulusan,
4.    standar tenaga kependidikan,
5.    standar sarana dan prasarana,
6.    standar pengelolaan,
7.    standar pembiayaan,
8.    standar penilaian pendidikan.
Pada ayat (2) dan ayat (3) berlakunya Standar Nasional Pendidikan, maka pemerintah
memiliki kepentingan untuk mengkategorikan sekolah berdasarkan SNP menjadi;
1.    Sekolah standar
2.    Sekolah mandiri
3.    Sekolah bertaraf internasional
Tidak Setuju :

sia peserta didik yang tergolong anak-anak (6 sd 12 tahun) merupakan usia emas
(golden age) yang mana otak mereka mampu menyerap dengan cepat berbagai
pengetahuan kebahasaan yang mengarahkan mereka memperoleh bahasa target
yang dipelajari. Oleh karena itu, pengenalan multi bahasa pada usia tersebut
menjadi sebuah keniscayaan.

Fakta membuktikan bahwa beberapa tahun terakhir, pembelajaran bahasa Inggris


sebagai muatan lokal banyak ditiadakan di SD. Ada beberapa hal yang ditengarai
sebagai alasan dari keputusan tersebut. Salah satunya adalah akibat dari nilai
pembelajaran peserta didik dalam Bahasa Indonesia lebih rendah daripada nilai
Bahasa Inggris.

Fenomena ini dimaknai bahwa peserta didik lebih menyenangi belajar Bahasa
Inggris dibandingkan dengan bahasanya sendiri. Hal ini menimbulkan kekhawatiran
di kalangan elit pemerintah yang bergelut di bidang pendidikan terkait dengan
nasionalisme generasi muda yang akan cenderung terkikis, karena lebih
menjagokan bahasa yang menjadi identitas orang atau negara lain .

Pemberian pembelajaran bahasa inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar


tidaksepenuhnya berjalan dengan baik dan efektif, hal ini di karenakan ada beberapa faktor
yangmempengaruhi atau menghambat anak-anak usia sekolah dasar dalam menyerap atau
menerimamateri pembelajaran bahasa inggris di sekolahnya, misalnya
1).Guru,
dalam proses pembelajaran guru memegang peranan penting agar siswa-siswi dapat mengerti
dan memahamimateri yang di sampaikan oleh guru, gaya mengajar guru dapat mempengaruhi
bagaimana penerimaan materi anak-anak sekolah dasar dalam proses pembelajaran
2).Siswa,
 kesiapan belajar seorang anak juga mempengaruhi penerimaan materi pembelajaran, dimana
dalam hal inisiswa-siswi harus memiliki hati yang siap untuk diajar sehingga siswa-siswi
tersebut memilikirasa semangat dalam proses pembelajaran, dengan begitu siswa-siswi mampu
menyerap sedikitdemi sedikit materi.
3).Media belajar,
minimnya media sebagai fasilitas dalam
proses pembelajaran bahasa inggris dianggap menghambat proses pembelajaran bahasa inggris, k
arenadengan media pembelajaran, maka mendukung proses pembelajaran bahasa inggris siswa-
siswi

Berbeda dengan Mendikbud, pengamat pendidikan Darmaningtyas bersuara lebih lantang. Dia
dengan tegas menolak Bahasa Inggris sebagai bahasa wajib dalam kegiatan belajar mengajar
sekolah.

"Kemajuan suatu bangsa tidak ditentukan bahasa asing atau Bahasa Inggris. Jepang sampai
sekarang tidak sampai 5 persen dari warganya bisa berbahasa Inggris. Bahasa bukan penentu
kemajuan, penentu kemajuan adalah penghayatan nalar ilmu," ungkap Darmaningtyas yang
mengawali karier sebagai guru honorer di SMP Bina Muda, Gunung Kidul, pada 1982 silam ini

"Itu kebanggaan semu. Kalau sudah bisa lancar berbahasa Inggris, terus mau apa? Apakah
menunjukan kualitas? Apakah ketika sekolah menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar, itu berarti kualitasnya internasional? Masa hanya karena berbahasa Inggris lalu sudah
bangga," kata sejarawan Asvi Warman Adam.

Bahkan secara tegas pakar bahasa Abdul Chaer menyatakan penggunaan hal tersebut melanggar
konstitusi.

"Penggunaan bahasa Inggris dalam proses belajar - mengajar di RSBI bertentangan dengan
amanat konstitusi yang disebutkan dalam pasal 36 UUD 1945, dan pasal 29 ayat (1), (2), dan (3)
UU No 24/2009," kata Abdul Chaer.

Seperti diketahui, para orang tua murid dan aktivis pendidikan menguji pasal 50 ayat (3) UU
Sisdiknas yang mengaku tak bisa mengakses satuan pendidikan RSBI/SBI ini lantaran mahal.
Mereka adalah Andi Akbar Fitriyadi, Nadia Masykuria, Milang Tauhida (orang tua murid),
Juwono, Lodewijk F Paat, Bambang Wisudo, Febri Antoni Arif (aktivis pendidikan).

 Dampak negatif penggunaan bahasa inggris tehadap anak usia sekolah dasara.

1. Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasaIndonesia.


 
2. Anak-anak semakin lama kelamaan akan lupa kalau bahasa Indonesia merupakan bahasa
persatuan.
 
3. Anak-anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia.

 
4. Semakin lama anak-anak Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesiayang baik dan
benar.
 
5. Mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan budaya
sendiri.

 penggunaan bahasa Inggris di sekolah tidak menunjukkan semangat nasionalisme

 Kritikan lain terhadap penggunaan bahasa Inggris di sekolah dikaitkan dengan UUD 1945 pasal
31 tentang pendidikan dan pasal 36 tentang bahasa negara. Pasal 31 (1) Tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran; (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang. Pasal 36: Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia.

 Kesimpulan
Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran beberapa mata
pelajaran di Sekolah Bertaraf Internasional bukan merupakan hal yang salah. Hal tersebut
dikarenakan tujuan dari SBI yaitu menciptakan individu-individu yang unggul, berdaya saing
global dan berkapasitas Internasional. Tetapi kecintaan terhadap bahasa Indonesia harus tetap
ditumbuh kembangkan dalam setiap pembelajaran dengan pengantar Bahasa Indonesia yaitu
menerapkan system pembelajaran berbasis praktek.
Keberadaan Bahasa Indonesia juga harus dapat dipertahankan dengan menumbuhkan sikap
positif terhadap bahasa Indonesia oleh masyarakat. Penggunaan bahasa Inggris di Indonesia
tidak akan menggeser fungsi bahasa Indonesia selama masyarakatnya pun ikut melestarikan,
peduli dan tanggap.

Anda mungkin juga menyukai