Kode MK : PGSD3422
Waktu :Jumat, Pukul 08.00 – 09.40
Prodi : PGSD
Semester :VA
Bobot : 2 SKS
Dosen : Sutanto
Pertemuan : ke- 4
-----ooo0ooo----
1. Bahasa sangat mempengaruhi intelektual, emosional, dan sosial pada peserta didik. Bahasa
menjadi penunjang keberhasilan peserta didik dalam memperlajari semua bidang studi.
Pentingnya Pembelajaran berbahasa diharapkan mampu membantu peserta didik dalam
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa
dapat membekali peserta didik untuk mampu menyampaikan gagasan, perasaan dengan
disertai kemampuan analitif dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa Indonesia telah diikrarkan dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia ,menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”. Sejak itulah Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia.Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam bahasa negara salah satunya
pada bidang pendidikan. Berdasarkan hal ini, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa
pengantar dalam lembag-lembaga pendidikan. lembaga pendidikan mulai dari Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga lembaga perguruan tinggi di Indonesia.
Oleh sebab itu, perlulah dan pentingnya pembelajaran Bahasa terutama bahasa indonesia
dalam pendidikan nasional.
Berdasarkan kurikum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia menjadi modal dasar
belajar dan perkembangan peserta didik. Mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum
bertujuan agara peserta didik mampu mendengar, membaca, memirsa, berbicara, dan
menulis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pentingnya pembelajaran bahasa khususnya
bahasa indonesia dapat mengantar peserta didik untuk lebih mampu;
a. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika, baik secara lisan maupun
tulis,
b. menghargai dan bangga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi
Indonesia,
c. memahami dan mengguanakan bahasa Indonesia dengan tepat dan efektif sesuai
dengan tujuan,
d. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan intelektual, kematangan
emosional, dan sosial,
e. mengembangkan bahasa Indonesia dalam khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
f. menikmati dan memanfaatkan bahasa Indonesia dalam karya sastra untuk memperluas
wawasan,
2. Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hak Anak pada tahun 1989 dalam pasal 30
berbunyi “Tiap anak berhak belajar dan menggunakan bahasa, adat istiadat, dan agama
keluarga atau komunitasnya, terlepas dari apakah bahasa, adat istiadat, dan agama itu
dipraktikkan oleh masyarakat mayoritas di negara tempatnya tinggal.”
Pentingnya bahasa ibu untuk anak-anak dimana akan belajar lebih baik ketika
mereka diajarkan menggunakan bahasa ibu. Siswa di kelas awal sekolah dasar
khususnya Kelas I,II dan III yang kesulitan memahami pelajaran karena kendala
bahasa, akan mengalami masalah dalam kemampuan berhitung, membaca, dan
pelajaran lainnya. Proses belajar akan lebih berhasil apabila guru menggunakan bahasa
yang digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anak belajar dengan
menggunakan bahasa ibu, mereka merasa bahwa gurunya adalah orang tuanya dan
suasana belajar seperti dalam keluarga. Anak merasa lebih nyaman untuk belajar.
Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media
televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. Pihak
yang berperan aktif dalam hal ini adalah Pendidikan formal, keluarga dan lingkungan
sosial (tetangga/masyarakat sekitar)
Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk
cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu
dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan
yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan. Pihak yang berperan
aktif adalah Pendidikan formal, keluarga dan lingkungan sosial (tetangga/masyarakat
sekitar)