Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah: Pembelajaran Literasi di SD

Kode MK : PGSD3422
Waktu :Jumat, Pukul 08.00 – 09.40
Prodi : PGSD
Semester :VA
Bobot : 2 SKS
Dosen : Sutanto
Pertemuan : ke- 4

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.


Semoga keselamatan, rahmad, dan barokah Allah untuk kita semua.
Mahasiswa peserta mata kuliah Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar yang baik hatinya.
Hari ini kita berjumpa melalui sosial media. Saya berharap semua dalam keadaan sehat
walafiat. Jaga kesehatan dan tingkatkan imunitas tubuh, dan tetap semangat.
Perkuliahan akan kita lakukan melalui wa grup dalam bentuk tugas yang harus mahasiswa
selesaikan dalam bentuk word atau PDF.

Landasan Filosofi pembelajaran literasi


1. Sumpah Pemuda butir ketiga (3) menyatakan, “menjunjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia yang memiliki makna pengakuan terhadap keberadaan ratusan bahasa daerah
yang memiliki hak hidup dan peluang penggunaan bahasa asing sesuai dengan
keperluannya.”
Jelaskan dan berilah contoh pentingnya pembelajaran berbahasa dalam
pendidikan nasional.
2. Konvensi PBB tentang Hak Anak pada tahun 1989 tentang pentingnya
penggunaan bahasa ibu. Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa,
khususnya mikrokultur-mikrokultur tertentu perlu difasilitasi dengan bahasa ibu
saat mereka memasuki pendidikan dasar kelas rendah (kelas I, II, III).
Jelaskan pernyataan tersebut dan berilah contonya.
3. Konvensi PBB di Praha tahun 2003 tentang kecakapan literasi dasar dan kecakapan
perpustakaan yang efektif merupakan kunci bagi masyarakat yang literat dalam
menghadapi derasnya arus informasi teknologi. Lima komponen yang esensial dari
literasi informasi itu adalah basic literacy, library literacy, media literacy, technology
literacy, dan visual literacy.
Jelaskan lima komponen literasi informasi tersebut.

Tugas dikumpulkan pada pertemuan yang akan datang melalui PJ.

-----ooo0ooo----
1. Bahasa sangat mempengaruhi intelektual, emosional, dan sosial pada peserta didik. Bahasa
menjadi penunjang keberhasilan peserta didik dalam memperlajari semua bidang studi.
Pentingnya Pembelajaran berbahasa diharapkan mampu membantu peserta didik dalam
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa
dapat membekali peserta didik untuk mampu menyampaikan gagasan, perasaan dengan
disertai kemampuan analitif dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa Indonesia telah diikrarkan dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia ,menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”. Sejak itulah Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia.Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam bahasa negara salah satunya
pada bidang pendidikan. Berdasarkan hal ini, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa
pengantar dalam lembag-lembaga pendidikan. lembaga pendidikan mulai dari Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga lembaga perguruan tinggi di Indonesia.
Oleh sebab itu, perlulah dan pentingnya pembelajaran Bahasa terutama bahasa indonesia
dalam pendidikan nasional.
Berdasarkan kurikum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia menjadi modal dasar
belajar dan perkembangan peserta didik. Mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum
bertujuan agara peserta didik mampu mendengar, membaca, memirsa, berbicara, dan
menulis.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pentingnya pembelajaran bahasa khususnya
bahasa indonesia dapat mengantar peserta didik untuk lebih mampu;

a. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika, baik secara lisan maupun
tulis,
b. menghargai dan bangga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi
Indonesia,
c. memahami dan mengguanakan bahasa Indonesia dengan tepat dan efektif sesuai
dengan tujuan,
d. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan intelektual, kematangan
emosional, dan sosial,
e. mengembangkan bahasa Indonesia dalam khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
f. menikmati dan memanfaatkan bahasa Indonesia dalam karya sastra untuk memperluas
wawasan,

2. Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hak Anak pada tahun 1989 dalam pasal 30
berbunyi “Tiap anak berhak belajar dan menggunakan bahasa, adat istiadat, dan agama
keluarga atau komunitasnya, terlepas dari apakah bahasa, adat istiadat, dan agama itu
dipraktikkan oleh masyarakat mayoritas di negara tempatnya tinggal.”

Pentingnya bahasa ibu untuk anak-anak dimana akan belajar lebih baik ketika
mereka diajarkan menggunakan bahasa ibu. Siswa di kelas awal sekolah dasar
khususnya Kelas I,II dan III yang kesulitan memahami pelajaran karena kendala
bahasa, akan mengalami masalah dalam kemampuan berhitung, membaca, dan
pelajaran lainnya. Proses belajar akan lebih berhasil apabila guru menggunakan bahasa
yang digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anak belajar dengan
menggunakan bahasa ibu, mereka merasa bahwa gurunya adalah orang tuanya dan
suasana belajar seperti dalam keluarga. Anak merasa lebih nyaman untuk belajar.

Dalam proses pembelajaran, penggunaan bahasa ibu di kelas awal cukup


bervariasi. Dari hasil diskusi terungkap, bahasa ibu digunakan dalam pengantar dan
substansi pembelajaran (sepanjang pembelajaran) (5 sekolah), dan pada saat pengantar
pembelajaran saja (substansi pembelajaran disampaikan dalam Bahasa Indonesia) (1
sekolah). Ada juga sekolah yang menggunakan bahasa ibu pada saat tertentu saja (2
sekolah), misalnya di SDN 06 Tanjung Selor, Bulungan, karena siswanya berasal dari
suku bangsa yang berbeda. Di sekolah lainnya, bahasa ibu digunakan hanya pada saat
membuka pelajaran (1 sekolah), pada saat menyampaikan cerita pendek (1 sekolah),
dan digunakan pada saat membaca, menulis, dan berhitung (1 sekolah). Hasil diskusi
menyatakan, alasan penggunaan bahasa ibu sebagai pengantar maupun substansi mata
pelajaran disebabkan banyaknya kosa kata dalam bahasa Indonesia yang tidak
dipahami oleh siswa, sehingga guru menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu.
Penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran menyebabkan guru perlu melakukan
upaya ekstra, misalnya sebelum mengajar guru perlu menyiapkan kata, kalimat, istilah,
nyanyian, gambar, dan video berbahasa ibu. Di samping itu, guru juga menyediakan
alat peraga dan media elektronik seperti laptop untuk memutar video, gambar, dan
media pembelajaran lainnya. Dengan menggunakan bahasa ibu, anak dapat lebih
terbuka kepada gurunya. Kemudian adaptasi siswa akan lebih mudah dengan warga
sekolah.

Dengan demikian penggunaan bahasa ibu di sekolah sangat membantu anak-


anak dalam belajar dan dengan mikro kultur-mikro kultur yang difasilitasi dengan
media pembelajaran elektronik dan digital anak akan lebih mudah dalam belajar dan
lebih mudah terbuka dengan gurunya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan
menajdi lebih efektif dan efisien.

3. Literasi Permulaan (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,


berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi
(perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing)
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi. Pihak yang berperan
aktif yaitu Pendidikan formal dan keluarga.
Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang
memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan
pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika
sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
Pihak yang berperan aktif yakni Pendidikan formal.

Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media
televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. Pihak
yang berperan aktif dalam hal ini adalah Pendidikan formal, keluarga dan lingkungan
sosial (tetangga/masyarakat sekitar)

Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan


yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software),
serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam
memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.
Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy)
yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan
dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan
pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat. .
Pihak yang berperan aktif Pendidikan formal dan keluarga.

Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk
cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu
dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan
yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan. Pihak yang berperan
aktif adalah Pendidikan formal, keluarga dan lingkungan sosial (tetangga/masyarakat
sekitar)

Anda mungkin juga menyukai