Anda di halaman 1dari 15

Makalah: fungsi bahasa Indonesia dalam lembaga pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang dibentuk berdasarkan aturan, kaidah atau pola-pola
tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat. Bahasa
merupakan alat komunikasi, baik secara tertulis maupun lisan yang menjadi fungsi dasar
bahasa. Bahasa menjadi kebiasaan dalam kehidupan masyarakat yang tidak dapat
ditinggalkan dan selalu mangikuti kehidupan manusia baik sebagai anggota suku maupun
bangsa sehingga bahasa mempunyai kedudukan dan fungsi tertentu. Bahasa juga menjadi ciri
identitas suatu negara, melalui bahasa orang dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat,
dapat mengenali perilaku dan kepribadian masyarakat. “Bahasa, masyarakat, dan budaya
adalah tiga entitas yang erat berpadu dan di dalam sebuah wadah masyarakat pasti hadir
entitas bahasa.”
Bahasa mempunyai kedudukan tertinggi baik itu sebagai lambang budaya, sosial ataupun
penghubung antar daerah, sehingga bahasa menjadi pemersatu bangsa dan dikatakan sebagai
bahasa Nasional. Dengan bahasa Indonesia, bangsa ini dapat merasa harmonis dan serasi
karena bahasa mempersatukan bangsa Indonesia dan tiada lagi persaingan ataupun penjajahan
baik itu antar suku, ataupun daerah-daerah lain, namun dari berbagai daerah di Indonesia
tetap menggunakan bahasa daerah masing-masing dan hal itu menjadi keistimewaan
tersendiri badi negara Indonesia karena mempunyai berbagai macam bahasa. Oleh karena itu
penting bagi kita mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sehingga kita bisa
mengerti makna bahasa Indonesia tersebut.

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat
komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan, pada dasarnya bahasa merupakan ekspresi karena
dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati dan berkomunikasi dengan sesamanya.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, bahasa  Indonesia mengalami
banyak pengembangan dan variasi. Sehingga  pengembangan bahasa itu sendiri sudah tidak
asing lagi bagi negara manapun.
Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa terpenting di negara Republik  Indonesia.
Oleh karenanya, kedudukan bahasa Indonesia antara lain, yaitu sebagai bahasa nasional,
sebagai lambang kebanggaan bangsa, dan sebagainya. Sedangkan fungsi bahasa Indonesia,
yaitu sebagai bahasa negara, pengantar dalam lembaga pendidikan, alat perhubungan tingkat
nasional, dan alat pengembangan budaya serta  ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa fungsi bahasa Indonesia?
2.      Apa macam-macam fungsi bahasa Indonesia?
3.      Bagaimana fungsi bahasa sebagai pengantar dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN\

.    Pengertian Bahasa Indonesia


Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Sebagaimana telah diketahui bahwa
bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Secara
formal bahasa indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan
sebagaimana tersirat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 pada ikrar ketiga yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia berbahasa yang satu bahasa Indonesia”., bahasa
nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945 pasal
36 UUD 1945, bahasa indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan
bahasa ilmu. Keenan kedudukan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda walaupun dalam
praktiknya dapat muncul bersama-sama dalam suatu peristiwa, atau hanya muncul satu atau
dua fungsi saja. Bahasa indonesia diresmikan penggunanya setelah proklamasi kemerdekaan
bangsa indonesia, tepatnya sehari sesudahnya yaitu 18 Agustus 1945.

B.     Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan dapat diliat dari berbagai sumber. Menurut George F Kneller,
dalam bukunya Foundations of Education memilik dua arti yaitu dalam arti luas dan dalam
arti sempit. Dalam arti luas adalah suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai
pengaruh dalam berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pikiran, watak, atau
kemampuan fisik individu. Sedankan dalam arti sempit adalah apa yang kita peroleh melalui
belajar, pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan-ketrampilan.
John Dewey, dalam bukunya Democracy & Education adalah pengalaman yang
menambah makna pengalaman, dan menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman
selanjutnya.
Frederick, dalam bukunya Foundations of Education adalah suatu proses yang
menuntun pencerahan umat manusia.
Carter V Good, dalam bukunya Dictionary of Education adalah keseluruhan proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk tingkahlaku lain yang
bernilai positif dalam masyarakat dimanapun dia hidup.
Ki Hajar Dewantara, menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Jadi dapat disimpulakan bahwa pendidikan adalah proses melakukan suatu kegiatan
yang bermanfaat dan bernilai positif untuk mengarahkan seseorang agar memiliki
pengetahuan dan budi pekerti yang baik.

C.    Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar Pendidikan


Bahasa indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan,
mulai dari pendidikan terendah (Taman Kanak-kanak) sampai dengan pendidikan tertinggi
(Perguruan Tinggi) diseluruh Indonesia, kecuali di daerah yang masih terbilang pelosok
karena mayoritas masih menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu.
Didaerah ini bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar pendidikan tingkat
sekolah dasar sampai tahun ketiga. Setelah itu, harus menggunakan bahasa indonesia. Karya-
karya ilmiah diperguruan tinggi seperti karya akhir mahasiswa yaitu skripsi, tesis, disertasi,
dan lain-lain itu telah menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa
indonesia telah mampu digunakan sebagai alat penyampaian Iptek.
Sebagai fungsinya yang kedua dalam kedudukannya bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara. Menurut Minto Rahayu, telah dibuktikan bahwa sejak bangsa Indonesia
diproklamasikan sebagai negara (17 Agustus 1945), bahasa Indonesia telah digunakan
sebagai pengantar dalam dunia pendidikan menggantikan bahasa Belanda, kecuali TK dan
tiga tahun SD. Penggunaan bahasa daerah belum sama sekali dapat dihilangkan, mengingat
bahasa Indonesia masih dianggap sebagai bahasa kedua. Namun, perkembangan
membuktikan bahwa bahasa Indonesia semakin banyak digunakan sebagai bahasa pengantar
pendidikan di semua jenjang dan jalur pendidikan.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa indonesia sebagai
bahasa pengantar pendidikan memiliki kesamaan dan juga perbedaan, yaitu kesamaannya
fungsi bahasa Indonesia pengantar pendidikan dimulai dari lembaga pendidikan terendah
sampai pendidikan tertinggi. Adapun perbedaannya yaitu dalam segi penggunaan dalam
daerah masing-masing, karena penggunaan bahasa daerah yang belum bisa dihilangkan.
Mengenai tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan, dalam
sebuah negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam sehingga kelangsungan dalam
pendidikan tidak terganggu.
Pemakaian lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan mengganggu keefektifan
pendidikan. Sehingga dengan sebuah keseragaman bahasa, dapat menjadikan lebih hemat
biaya pendidikan. Selain itu, peserta didik dari berbagai daerah dapat saling berhubungan.

1.      Peranan bahasa dalam pendidikan


Pendidikan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu pendidikan tentang
bahasa. Agar kita dapat belajar dan mengetahui bagaimana cara kita menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Terutama  bagi calon pendidik, pendidikan bahasa dan
sastra Indonesia memang penting, karena ketika seorang pendidik memberikan pengajaran
kepada anak didiknya, ia harus bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Apabila seorang pendidik menggunakan bahasa yang kurang baik, maka akan dicontoh oleh
anak didiknya.
2.      Pemakaian bahasa dalam pendidikan
Dalam pemakaian fungsi bahasa Indonesia yang paling utama adalah sebagai alat
komunikasi. Dalam hal ini berbagai penjelasan mengenai pemakaian fungsi bahasa dalam
pendidikan dapat dikemukakan oleh para ahli bahasa. Beberapa pakar memberikan
penjelasan mengenai pemakaian fungsi bahasa dapat dilihat dari cara pandang masing-
masing.
Akan tetapi, penjelasan mengenai pemakaian fungsi bahasa secara keseluruhan
memiliki banyak persamaan. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara
konstekstual bahasa yang digunakan anak-anak dwibahasawan berfungsi sebagai alat
berinteraksi atau interaksional, merupakan alat diri atau personal, alat untuk memperoleh
ilmu pengetahuan atau heuristik, dan untuk menyatakan imajinasi dan khayal.
Dengan demikian fungsi bahasa dapat diartikan  sebagai fungsi untuk menjelaskan
suatu informasi atau materi pelajaran yang terkait secara kontekstual. Dan bahasa Indonesia
merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan  akan bahasa yang seragam
dalam pendidikan di Indonesia. Adapun itu juga, bahasa Indonesia dalam pemakaiannya telah
berkembang pesat dan sudah tersebar luas. Sehingga  pemakaian bahasa Indonesia dalam
dunia pendidikan bukan hanya terbatas pada bahasa pengantar, akan tetapi bahan-bahan ajar
juga memakai bahasa Indonesia. Dalam konteks ini bahasa Indonesia adalah bahasa yang
membuka jalan bagi kita menjadi anggota yang seutuhnya dari bangsa Indonesia.
A.    Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Sebagaimana telah diketahui bahwa
bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Ini adalah
fungsi dasar bahasa, Sehingga dengan adanya fungsi bahasa tersebut memungkinkan seorang
untuk berpikir secara abstrak. Dengan artian seseorang dapat memikirkan suatu hal meskipun
objek yang difikirkan itu tidak berada di dekatnya.[1]
Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu
sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam
perkembangannya lebih lanjut, akibat pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV, Pasal
36, UUD 1945, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa
budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun
dalam praktiknya dapat saja muncul bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul
satu atau dua fungsi saja.[2]
Fungsi bahasa Indonesia selain kedudukannya sebagai bahasa nasional,  bahasa Indonesia
mempunyai fungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan Kebangsaan, (2) lambang identitas
nasional, (3) alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan
bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, (3) alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Dari fungsi bahasa ini termasuk dikategorikan dalam bentuk khusus.

B. Macam-macam Fungsi Bahasa Indonesia


Secara garis besar macam-macam fungsi bahasa Indonesia terbagi dua yakni, berdasarkan
kedudukan dan fungsinya.
1.      Berdasarkan Kedudukannya
Fungsi bahasa Indonesia berdasarkan kedudukan sebagai bahasa nasional menurut hasil
perumusan seminar politik bahasa Indonesia pada tanggal 25-28 februari 1975 bahwa bahasa
Indonesia berfungsi sebagai berikut:
a.       Sebagai Lambang Kebanggaan Kebangsaan
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan
kita. Atas dasar ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggaan
pemakainya senantiasa kita bina.
b.      Sebagai Lambang Identitas Nasional
Bahasa Indonesia kita junjung  di samping bendera dan lambang negara kita. Di dalam
melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula
sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain.
c.       Alat Perhubungan Antarwarga, Daerah, dan Budaya
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga sebagai bahasa nasional adalah sebagai alat
perhubungan antarwarga, antardaerah dan antarsuku bangsa. Berkat adanya bahasa nasional
kita dapat berhubungan satu dangan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman
sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
d.      Alat yang Memungkinkan Penyatuan Berbagai Suku Bangsa Indonesia
Fungsi bahasa indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional adalah
sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya berbagai alat suku bangsa yang memiliki
latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda dalam satu kesatuan kebangsaan
yang bulat.
Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai
keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas
kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah
yang bersangkutan. Sejalan dengan fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya, bahasa Indonesia telah  berhasil pula menjalankan fungsinya sebagai alat
pengungkap perasaan.[3]

2.      Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi menurur seminar politik
bahasa nasional pada tanggal 25-28 februari 1975 sebagai berikut:
a.       Bahasa Resmi Kenegaraan
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa,
dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk ke
dalam kegiatan-kegiatan itu adalah penulisan dokumen-dokumen dan putusan-putusan serta
surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta
pidato-pidato kenegaraan.
b.      Sebagai Bahasa Pengantar di dalam Dunia Pendidikan
Bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan,
mulai dari lembaga pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai dengan lembaga
pendidikan tertinggi (Perguruan Tinggi) di seluruh Indonesia, kecuali di pelosok-pelosok
daerah tertentu mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu.
 Di daerah ini, bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan
tingkat sekolah dasar sampai tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan
bahasa Indonesia. Karya-karya ilmiah di perguruan tinggi (baik buku rujukan, karya akhir
mahasiswa, seperti skripsi, tesis, disertasi, dan hasil atau laporan penelitian)  yang ditulis
dengan menggunakan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah mampu
sebagai alat penyampaian Iptek, dan sekaligus menepis anggapan bahwa bahasa Indonesia
belum mampu mewadahi konsep-konsep Iptek.[4]
Sebagai fungsinya yang kedua di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali di daerah-daerah,
seperti daerah aceh, batak, sunda,  jawa, madura, bali, dan makasar yang menggunakaan
bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.[5]
Selain itu juga menurut Minto Rahayu, telah dibuktikan bahwa sejak bangsa Indonesia
diproklamasikan sebagai negara (17 Agustus 1945), bahasa Indonesia telah digunakan
sebagai pengantar dalam dunia pendidikan menggantikan bahasa Belanda, kecuali di TK dan
tiga tahun SD, penggunaan bahasa daerah belum sama sekali dapat dihilangkan, mengingat
bahasa Indonesia masih dianggap sebagai   bahasa kedua. Namun, perkembamgan
membuktikan bahwa bahasa Indonesia semakin banyak digunakan sebagai bahasa pengantar
pendidikan di semua jenjang dan jalur pendidikan.[6]
Dari ketiga versi pendapat ini bisa disimpulkan bahwa fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar dalam pendidikan, itu memiliki kesamaan dan juga perbedaan, yakni
kesamaanya fungsi bahasa Indonesia pengantar pendidikan itu di mulai dari lembaga
pendidikan terendah TK, SD dan seterusnya sampai ke jenjang yang tertinggi (Perguruan
Tinggi). Adapun perbedaannya hanya sedikit sekali yaitu dalam segi penggunaan dalam
daerah masing-masing, karena penggunaan bahasa daerah belum bisa dihilangkan, mengingat
kedudukannya masih sebagai bahasa kedua sebelum menggantikan bahasa Belanda.
c.       Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan Pembangunan
Sebagai fungsinya yang ketiga di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah.
Dalam fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja alat komunikasi timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarsuku, melainkan juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang sama latar 
belakang sosial budaya dan bahasanya.
d.      Alat Pengembangan Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Penyebaran ilmu dan teknologi baik melalui penulisan maupun  penerjemahan buku-buku
teks serta penyajiannya di lembaga-lembaga pendidikan maupun melalui penulisan buku-
buku untuk masyarakat umum dan melalui sarana-sarana lain di luar lembaga-lembaga
pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Selain itu di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa
sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari
kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita gunakan sebagai alat untuk
menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional kita.[7]
C.    Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Pendidikan
Mengenai penjelasan tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan
bahwasanya telah diterangkan di atas bahwa, kedudukan kedua dari kedudukan bahasa
dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai pengantar pendidikan dari taman
kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa
Indonesia.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau
menyusunnya sendiri. Karena dengan cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan
perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan teknologi (IPTEK).
Mengenai tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, dunia
pendidikan di sebuah Negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam sehingga
kelangsungan pendidikan tidak terganggu.
Pemakaian lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan mengganggu keefektifan
pendidikan. Sehingga dengan sebuah keseragaman bahasa itu, dapat menjadikan lebih hemat
biaya pendidikan. Selain itu juga, peserta didik dari tempat yang berbeda  dapat saling
berhubungan.[8]
1.      Peranan Bahasa Dalam Pendidikan
Pendidikan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting di dalam dunia pendidikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu pendidikan tentang bahasa. Agar
kita dapat belajar dan mengetahui bagaimana cara kita menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Terutama  bagi calon pendidik, pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia memang sangat penting. Karena ketika seorang pendidik memberikan pengajaran
kepada anak-anak didiknya, ia harus bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Apabila seorang pendidik menggunakan bahasa yang kurang baik, maka akan dicontoh
anak-anak didiknya.
2.      Pemakaian Bahasa Dalam Pendidikan
Dalam pemakaian ataupun penggunaannya fungsi bahasa Indonesia yang paling utama adalah
sebagai alat komunikasi. Dalam hal ini berbagai penjelasan mengenai pemakaian fungsi
bahasa dalam pendidikan telah dapat dikemukakan oleh para ahli bahasa. Beberapa pakar
memberikan penjelasan mengenai pemakaian fungsi bahasa dapat dilihat dari cara pandang
masing-masing.
Akan tetapi, penjelasan mengenai pemakaian fungsi bahasa secara keseluruhan memiliki
banyak persamaan. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara konstekstual
bahasa yang digunakan anak-anak dwibahasawan berfungsi sebagai alat berinteraksi atau
interaksional, merupakan alat diri atau personal, alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan
atau heuristik, dan untuk menyatakan imajinasi dan khayal.[9]
Dengan demikian fungsi bahasa dapat diartikan  sebagai fungsi untuk menjelaskan suatu
informasi atau materi pelajaran yang terkait secara kontekstual. Dan bahasa Indonesia
merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan  akan bahasa yang seragam
dalam pendidikan di Indonesia. Adapun itu juga, bahasa Indonesia dalam pemakaiannya telah
berkembang pesat dan sudah tersebar luas. Sehingga  pemakaian bahasa Indonesia dalam
dunia pendidikan bukan hanya terbatas pada bahasa pengantar, akan tetapi bahan-bahan ajar
juga memakai bahasa Indonesia. Dalam konteks ini bahasa Indonesia adalah bahasa yang
membuka jalan bagi kita menjadi anggota yang seutuhnya dari bangsa Indonesia.
PENGARUH BAHASA PERGAULAN TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL DI
SEKOLAH
Ada beberapa indikator yang menentukan kuatnya bahasa pergaulan yang dikuasai oleh
siswa.[11]
1.    Sejak lahir, anak sudah dibiasakan menggunakan bahasa pergaulan. Proses pembiasaan ini
akan sangat mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam kemampuan berbahasa. Bagi
mereka, kesan atau pengalaman awal inilah yang sangat mempengaruhi proses
perkembangannya ke depan. Sesuatu yang sudah dibiasakan akan sangat sulit untuk
ditinggalkan atau diperbaharui. Kalau pun mungkin, proses itu membutuhkan waktu yang
cukup lama.
2.    Lingkungan. Lingkungan tidak hanya menjadi obyek atau tempat, namun turut
mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Anak yang sudah dibiasakan dengan bahasa
ibu atau bahasa pergaulan, dan berada di lingkungan yang masyarakatnya sering
menggunakan bahasa peragulan, maka akan memunculkan daya ingat dan daya serap yang
sangat kuat terhadap bahasa pergaulan tersebut.
Kedua indikator inilah yang menimbulkan mengapa seorang anak akan sangat sulit
melupakan bahasa ibu atau pergaulan. Pengaruh bahasa pergaulan akan terlihat jelas dalam
pendidikan di sekolah sebagai proses lanjut dari pendidikan di rumah. Masalah kedekatan
atau kekentalan bahasa pergaulan siswa akan membawa kesulitan tersendiri pada kemampuan
berbahasa siswa terutama dalam kemampuan berbahasa secara baku yakni sesuai Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Kesulitan itu meliputi :[12]
1.    Kemampuan berbicara dengan menggunakan bahasa secara tepat. Kekuatan dan kemampuan
bahasa pergaulan menghipnotis siswa begitu kuat hingga siswa terus saja membawanya
dalam bahasa-bahasa resmi yang baku. Pengucapan beberapa kata akan terlihat janggal
karena faktor pembiasaan dari rumah dan lingkungan yang sudah mengeras. Contoh,
menyebutkan kata “pegang”. Siswa cenderung menyebutkan kata “pegang” dengan sebutan
“pegang” dengan e seperti menyebutkan “keju”. Padahal sebutan yang tepat adalah “pegang”
dengan e seperti menyebutkan “belajar”.
2.    Selain itu, kelekatan pada bahasa pergaulan akan sangat menyulitkan anak dalam penulisan
yang tepat. Anak cenderung menuliskan secara lurus apa yang dipikirkan termasuk kata-kata
yang diadopsi dalam bahasa pergaulan tanpa suatu proses pengolahan yang tepat.
3.    Penempatan tanda baca. Siswa yang sudah sangat kental bahasa pergaulannya, akan sulit
juga untuk menempatkan tanda baca yang tepat terutama tanda baca koma. Proses
pembiasaan bahasa pergaulan secara lisan sejak dini akan sangat sulit bagi para siswa ketika
menterjemahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan secara tepat.
Beberapa solusi untuk membiasakan anak berbahasa secara tepat:[13]
1.    Menyadarkan siswa akan perbedaan dan fungsi dari bahasa pergaulan dan bahasa yang baku.
Upaya pembedaan ini dimaksud untuk mengajak anak menyadari porsi dan tempat yang tepat
bagi penggunaan kedua bahasa tersebut. Kapan mereka harus menggunakan bahasa pergaulan
dan kapan bahasa yang baku mengambil peran.
2.    Sebagaimana bahasa pergaulan, proses berbahasa secara tepat yang sesuai dengan EYD pun
membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, anak dilatih untuk berbahasa secara tepat
baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di sekolah. Pembiasaan
ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada siswa.

F.   PENGARUH BAHASA TERHADAP  KOMUNIKASI PENDIDIKAN


Salah satu fungsi bahasa Indoneisa adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam
kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah
Nasional Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagian orang terhadap
keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan
dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa
Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan. Kekhawatiran seperti di atas sah-sah saja. Apalagi kalau kita amati penggunaan
bahasa Indonesia oleh para penuturnya. Dalam berbahasa Indonesia sebagaian penutur
kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana yang bersifat
resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa digunakan dalam
suasana tidak resmi/kehidupan sehari-hari. Padahal, seperti kita ketahui bahwa berbahasa
Indonesia secara baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan suasana/situasinya
dan kaidah-kaidan kebahasaan. Hal tersebut mungkin karena sikap negatif terhadap bahasa
yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat tidaknya ragam
bahasa yang digunakan. Bagi mereka, yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi
kepada orang lain. Perkara orang lain tahu atau tidak terhadap apa yang disampaikan mereka
tidak ambil pusing. Padahal salah satu syarat utama supaya komunikasi berjalan dengan
lancar adalah keterpahaman orang lain/mitra tutur terhadap informasi yang disampaikan.
Selain itu, tidak pada tempatnya dalam suasana yang bersifat resmi seseorang menggunakan
kata/kalimat/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tak resmi.[14]
Untuk itu, sudah selayaknyalah kalau warga negara Indonesia mempunyai sikap positif
terhadap bahasa yang mereka gunakan. Dalam berkomunikasi, menggunakan bahasa
Indonesia baik penutur maupun mitra tutur haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya
ragam bahasa yang digunakan. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus mempunyai sikap
seperti itu karena siapa lagi yang harus menghargai bahasa Indonesia selain warga negaranya.
Kalau kita ingin bahasa Indonesia nantinya bisa menjadi salah satu bahasa internasional kita
juga harus menghargai, ikut merasa bangga, merasa memiliki, sehingga kita punya jatidiri.
Kita, sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur, bangga, dan beruntung karena memiliki
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Munculnya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI) tidak perlu
memunculkan kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di
dunia pendidikan. Hal ini karena ternyata penggunaan bahasa asing sebagai pengantar
ternyata tidak diterapkan pada semua mata pelajaran. Penggunaan bahasa asing sebagai
bahasa pengantar di SNBI hanya diterapkan pada beberapa mata pelajaran.
Intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-
mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih mengefektifkan proses
pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih
banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat
teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai
dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Pengkondisian pada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan berarti menghilangkan
hal-hal yang bersifat teoretis. Hal-hal yang bersifat teoretis tetap disampaikan tetapi porsinya
tidak begitu besar. Dengan pengkondisian seperti itu, siswa menjadi terbiasa mempergunakan
bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana resmi mereka menggunakan bahasa
resmi dan dalam suasana tak resmi mereka menggunakan bahasa tak resmi. Selain itu,
mereka menjadi terbiasa menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah
kebahasaan.[15]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Pendidikan adalah proses dalam melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat dan
bernilai positif untuk mengarahkan seseorang agar memiliki pengetahuan dan budi pekerti
yang baik. Pendidikan sendiri memiliki arti penting bagi pemerintah maupun masyarakat
sendiri, yaitu untuk memajukan negara.
Pada hakekatnya fungsi bahasa Indonesia sebagai pengantar pendidikan ini memiliki fungsi
dan kedudukan yaitu sebagai bahasa pemersatu, bahasa negara, bahasa nasional, dan bahasa
resmi. Dalam lembaga-lembaga pendidikan agar suatu materi dapat tersampaikan kepada
murid-muridnya maka dalam berbahasa digunakan bahasa Indonesia

Penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui pentingnya suatu
pendidikan dan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sebagai bangsa Indonesia kita
harus bangga dengan bahasa kita sendiri dan jangan jadikan bahasa indonesia menjadi bahasa
yang kedua setelah bahasa asing. 

DAFTAR PUSTAKA
Rahardi, R. kunjana. Bahasa Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2009.
Nazar, Noerzisri A. Bahasa Indonesia Dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora. 2006.

Drs. E. Kosasih, M.Pd. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan Cermat  Berbahasa      Indonesia. 


Bandung :  CV. Yrama Widya.
Muslich Mansur dan I Gusti Ngurah Oka. 2012. Perencanaan Bahasa pada
Era    Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia untuk     Perguruan
Tinggi. Jakarta: CV. Akademika Presindo.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo.
Rohmadi Muhammad, dkk. 2008. Teori dan Aplikasi: Bahasa Indonesia di             Perguruan
Tinggi. Surakarta: UNS Press.
Badudu, J.s. 1978. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Moeliono, Anton. 1985. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan          Alternatif di
dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.

Anda mungkin juga menyukai