Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PENGEMBANGAN MATERI AJAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN


FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNJ

Ayu Trihardini, M.A.


(Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin FBS UNJ)

Pendahuluan
Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin (selanjutnya disingkat PSPBM) adalah
prodi termuda pada Fakultas Bahasa dan Seni UNJ. Prodi ini mulai dirintis sejak tahun 2006,
secara bertahap melakukan rangkaian persiapan seperti penyusunan proposal pembukaan
jurusan, penelitian analisis kebutuhan pembukaan jurusan, perancangan kurikulum,
penyediaan SDM dan lain sebagainya. Rintisan ini membuahkan hasil, di akhir tahun 2013
PSPBM memperoleh izin penyelenggaraan dan mulai menerima mahasiswa angkatan
pertamanya di tahun 2014.
PSPBM UNJ merupakan salah satu dari 14 program studi pendiri Asosiasi Program
Studi Mandarin Indonesia (APSMI), yang berada di bawah Divisi Pendidikan. Di dalam Divisi
Pendidikan APSMI, terdapat Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Semarang,
Universitas Negeri Malang, Universitas Tanjung Pura, Universitas Widya Kartika, Universitas
Kristen Indonesia, Universitas Universal, Universitas Machung yang menyelenggarakan
PSPBM. Di antara universitas negeri, PSPBM UNJ merupakan yang termuda. PSPBM
Universitas Tanjung Pura berdiri di tahun 2009, Universitas Negeri Surabaya di tahun 2011,
Universitas Negeri Semarang di tahun 2011 dan Universitas Negeri Malang di tahun 2013.
Dewasa ini, kebutuhan akan penguasaan Bahasa Mandarin sangat tinggi, namun tidak
sebanding dengan permasalahan yang dihadapi: (1) Jumlah PSPBM atau program studi yang
memiliki profil lulusan menghasilkan calon guru Bahasa Mandarin terbatas, (2) Jumlah dosen
tetap dengan kualifikasi akademik yang ditentukan terbatas, (3) Target capaian pembelajaran
keterampilan berbahasa Mandarin dan keterampilan pengajaran yang harus dikuasai berimbas
pada bobot kurikulum yang melampaui durasi belajar, (4) Ketiadaan bahan ajar yang tepat guna
bagi program studi kependidikan.
Mengenai jumlah dosen tetap, PSPBM UNJ adalah satu-satunya prodi kependidikan di
Indonesia yang mempunyai kecukupan minimal SDM yang disyaratkan Dikti (minimal 6 orang
dosen tetap berlatarbelakang S2). Umumnya di beberapa PSPBM, hanya terdapat 1 dosen tetap
PNS, sementara Ketua Program Studi berlatar belakang non Bahasa Mandarin.
Kecukupan 6 orang dosen tetap pada PSPBM UNJ ini dilihat berdasarkan sudut
pandang rasio mahasiswa dan dosen. Namun dilihat berdasarkan bobot kurikulum yang
menuntut ketercapaian keterampilan berbahasa Mandarin sekaligus keterampilan pengajaran
yang baik, maka jumlah dosen dirasakan kurang. Kekhususan program studi kependidikan ini
juga menuntut ketersediaan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan calon guru berbahasa
ibu Bahasa Indonesia. Selanjutnya, tulisan ini akan membahas mengenai strategi
pengembangan materi ajar pada PSPBM UNJ.

Politik Bahasa Nasional dan Pengembangan Bahasa Mandarin


Hasan Alwi dan Dendy Sugono (2003) mengungkapkan, “Bahasa asing di Indonesia
adalah semua bahasa, kecuali bahasa-bahasa Indonesia, bahasa-bahasa daerah, dan bahasa
rumpun Melayu.”
Paparan di atas dapat dimaknai sebagai berikut, Bahasa Mandarin yang masih berfungsi
sebagai bahasa ibu etnis Tionghoa, bukan termasuk bahasa daerah dan tidak tergolong rumpun
bahasa kita. Sehingga seberapapun pentingnya Bahasa Mandarin, bahasa tersebut tetap
merupakan bahasa asing yang diajarkan dan dipelajari demi kepentingan nasional Republik

1
Indonesia. Untuk itu, perlu adanya pembinaan dan pengembangan terhadap Bahasa Mandarin
sesuai dengan kedudukannya sebagai bahasa asing.
Sutami (2012) telah mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang harus ada dalam
pembinaan dan pengembangan Bahasa Mandarin. Pembinaan Bahasa Mandarin berupaya
meningkatkan mutu pengajaran mencakupi: (1) Pengembangan kurikulum, (2) Pengembangan
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan metodologi pengajaran
bahasa, (3) Pengembangan tenaga pengajar Bahasa Mandarin yang profesional, (4)
Pengembangan sarana pengajaran Bahasa Mandarin yang memadai, (5) Pemanfaatan teknologi
dan informasi dalam Bahasa Mandarin. Pengembangan Bahasa Mandarin berupaya
meningkatkan mutu bahasa mencakupi melakukan penelitian yang bermanfaat untuk: (1)
Mengembangkan metode pengajaran Bahasa Mandarin di Indonesia guna meningkatkan mutu
pengajarannya, (2) Menyusun buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa Indonesia, (3)
Melakukan penelitian terhadap masalah penguasaan bahasa di bidang leksikon, gramatika,
fonologi, fonetik, semantik, pragmatik, (4) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
mengajar para guru melalui pelatihan, (6) Mengembangkan teori pengajaran Bahasa Mandarin.
Pengembangan materi ajar yang dilakukan PSPPBM UNJ disesuaikan dengan
kedudukan Bahasa Mandarin sebagai bahasa asing dalam politik bahasa nasional.
Pembelajarannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bangsa dalam menghadapi persaingan
global.

Target Perkuliahan dan Capaian Pembelajaran


Pada Musyawarah Nasional APSMI ke-1 tahun 2016 lalu, profil lulusan dan capaian
pembelajaran lulusan menjadi agenda utama. Divisi Bahasa dan Sastra S1, Divisi Pendidikan,
dan Divisi Vokasi masing-masing menyusun kedua hal tersebut. Tentu saja, hasil diskusi ini
berlaku umum. setiap program studi dapat menambahkan hal-hal yang bersifat khusus pada
profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusannya sesuai karakteristik. PSPBM UNJ
menyusun profil lulusan berdasarkan hasil penelitian “Analisis Kebutuhan untuk Pembukaan
Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin” di tahun 2011 serta berdasarkan hasil diskusi
Divisi Pendidikan APSMI, adapun profil lulusan yaitu: (1) Tenaga Pendidik Bahasa Mandarin,
(2) Tenaga kerja yang memiliki keahlian Bahasa Mandarin, (3) Pelaku wirausaha yang
memiliki keahlian Bahasa Mandarin.
Capaian atau kompetensi utama lulusan adalah menguasai ilmu kebahasaan Bahasa
Mandarin (setara CEFR B2 atau HSK 4) dan teori kependidikan, prinsip dan teknik pengajaran
Bahasa Mandarin sebagai bahasa asing sehingga mampu merancang pembelajaran Bahasa
Mandarin secara kreatif dalam mewujudkan ide-ide inovatif pada metodologi pengajaran
Bahasa Mandarin sehingga adaptif dengan berbagai lingkungan belajar. Sedangkan
kompetensi pendukung lulusan adalah mampu mengaplikasikan ilmu kebahasaan Bahasa
Mandarin di luar bidang pendidikan.
Kurikulum PSPBM dirancang dengan mata kuliah berbobot minimal 144 SKS, yang
ditempuh dalam waktu 8 (delapan) semester dan paling lama dalam waktu 14 (empat belas)
semester. Untuk menunjang profil lulusan serta capaian pembelajaran lulusan, diperlukan kerja
ekstra keras dari dosen-dosen di prodi. Seperti yang disinggung di muka, penguasaan
keterampilan berbahasa dan keterampilan pengajaran merupakan permasalahan yang dihadapi
seluruh PSPBM di Indonesia. Bahasa Mandarin memiliki aksara monomorfemis, sebagian
besar berasal dari piktograf, yang tidak dapat dibaca dari bentuknya. Pembelajaran Bahasa
Mandarin akan sangat terkendala pada penguasaan kosa kata. Setiap bab pelajaran apabila
terdiri dari 10 kosa kata, maka akan ada 10 aksara baru di bab tersebut. Pada mata kuliah
Percakapan semester 1 misalnya, terdapat 28 bab. Sehingga dapat dibayangkan berapa banyak
aksara baru yang harus dikuasai mahasiswa dan durasi pembelajaran Bahasa Mandarin patut
ditambahkan, seperti dijelaskan pada tabel:

2
Penguasaan 500 1000 2500 5000 8000 8000
Kosakata
CEFR A1 A2 B1 B2 C1 C2
Bahasa
Asing
Perancis 60-100 160-200 360-400 560-650 810-950 1060-1200
Jerman 75 150 300
225 400
Inggris 180-200 340-400 500-600 700-800 1000-1200
Mandarin 240-480 480-720 720-960 960-1920 1920-3840 >3840
Tabel 1. Perbandingan Durasi Pembelajaran Bahasa Asing (dalam satuan jam)

Berdasarkan tabel di atas, penguasaan terhadap Bahasa Mandarin memerlukan durasi


yang lebih panjang. Menurut diskusi yang telah dilakukan pada Divisi Pendidikan APSMI,
pembelajaran pada PSPBM di seluruh universitas di Indonesia mengalami penyesuaian durasi.
SKS yang tertulis pada kurikulum umumnya tidak sesuai dengan realita di lapangan. Jika
perkuliahan dijalankan sesuai jumlah SKS, maka sudah dapat dipastikan capaian pembelajaran
mata kuliah keterampilan berbahasa Mandarin tidak akan tercapai.
Penentuan capaian pembelajaran mata kuliah keterampilan berbahasa di PSPBM UNJ,
kami padankan dengan Common European Framework of References for Languages (CEFR)
dan Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK). Alasannya untuk memberikan suatu standar berlaku
internasional yang terukur. Sejak November 2009, HSK terbagi atas 6 level dengan HSK 1
sebagai level terendah dan HSK 6 sebagai level tertinggi. PSPBM UNJ menetapkan lulusan
mempunyai HSK 4 dengan pertimbangan bahwa level tersebut merupakan batas minimal
seseorang untuk dapat diterima dalam program magister di Cina. Deskripsi mengenai level-
level pada HSK sebagai berikut:

Level Jumlah Kosakata Deskripsi


HSK
Total Baru
1 150 150 Dirancang untuk pembelajar yang bisa mengerti dan menggunakan
beberapa aksara dan kalimat sederhana untuk berkomunikasi, dan
mempersiapkan mereka untuk belajar Bahasa Mandarin lebih lanjut.
2 300 150 Dirancang untuk pembelajar yang dapat menggunakan Bahasa
Mandarin sederhana dan langsung, dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3 600 300 Dirancang untuk pembelajar yang dapat menggunakan Bahasa
Mandarin untuk memenuhi penggunaan dalam hidup sehari-hari,
belajar, dan bekerja, dan dapat menyelesaikan sebagian besar dialog
yang mereka temui.
4 1200 600 Dirancang untuk pembelajar yang dapat berdiskusi menggunakan
Bahasa Mandarin dalam berbagai topik yang relatif luas dan mampu
berkomunikasi dengan pembicara asli dengan kualitas yang baik.
5 2500 1300 Dirancang untuk pembelajar yang sudah dapat membaca surat kabar
dan majalah berbahasa Mandarin, menonton film berbahasa Mandarin,
serta mampu menulis dan menyampaikan pidato berbahasa Mandarin
yang cukup panjang.
6 5000 2500 Dirancang untuk pembelajar yang dapat dengan mudah mengerti segala
informasi yang disampaikan dalam Bahasa Mandarin dan dapat

3
mengekspresikan diri dalam Bahasa Mandarin dengan lancer baik lisan
maupun tulisan.
Tabel 2. Target Jumlah Kosakata New HSK (Tabel diambil dari Budianto, 2014:18)

Dengan memperhitungkan lulusan PSPBM UNJ akan memiliki kemampuan Bahasa


Mandarin setara CEFR B2 atau HSK 4, maka capaian di setiap semester terbagi seperti pada
tabel di bawah ini:

Semester CEFR HSK


I A1 1
II A2 2
III B1 Awal 3 Awal
IV B1 Akhir 3 Akhir
V B2 Awal 4 Awal
VI B2 Akhir 4 Akhir
Tabel 3. Target Kemampuan Bahasa Mandarin Mahasiswa PSPBM UNJ

Target ini bukan merupakan syarat kelulusan, dan sejauh ini prodi belum bisa
mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti ujian HSK, disebabkan dana yang diperlukan
tidak sedikit. Namun demikian, pada bulan Maret 2016 beberapa mahasiswa PSPBM
mengikuti HSK telah lulus dengan hasil sebagai berikut:
Dari 17 mahasiswa yang menjadi peserta ujian, 10 orang berada di level HSK 2 (passing
score 120-200), dua diantaranya merupakan mahasiswa semester II mendapat nilai tertinggi
199. Adapun 7 orang berada di level HSK 3 (passing score 180-300), seluruhnya merupakan
mahasiswa semester IV mendapat nilai tertinggi 292. Berdasarkan ke 17 sampel mahasiswa,
dapat dikatakan bahwa secara umum hingga semester 4 target kemampuan Bahasa Mandarin
mahasiswa PSPBM UNJ telah tercapai.

Pengembangan Materi Ajar


Paparan mengenai target serta capaian pembelajaran yang dijabarkan di atas, menjadi
dasar penentuan dan pengembangan materi ajar. Permasalahan PSPBM yang mendesak untuk
segera diatasi adalah ketiadaan buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran prodi
kependidikan. Diperlukan strategi berupa langkah-langkah untuk mengembangkan materi ajar
yang diperlukan.
Pembahasan mengenai strategi pengembangan materi ajar pada PSPBM UNJ
selanjutnya akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: strategi pengembangan materi ajar
keterampilan berbahasa Mandarin dan strategi pengembangan materi ajar non keterampilan
berbahasa Mandarin.
Bagian yang pertama, strategi pengembangan materi ajar keterampilan berbahasa
Mandarin melalui beberapa tahapan: (1) Tahun 2013-2016, yaitu penentuan dan penggunaan
seri buku ajar Bahasa Mandarin yang diperuntukkan bagi mahasiswa asing, (2) Tahun 2016-
2017, yaitu penyusunan buku ajar Bahasa Mandarin berbentuk kompilasi, (3) Tahun 2017-
2019, yaitu pengembangan seri buku ajar terbitan PSPBM UNJ.

Tahap Tahun Kegiatan Keperluan Mata Kuliah

4
I 2013 Tiga Buah Penelitian Telaah Buku Teks Menyimak, Membaca, Tata
Seri Hanyu Jiaocheng Yi Nianji Di Yi Ce Bahasa
2014 Pemesanan Buku Ajar Bahasa Mandarin Menyimak, Percakapan,
hingga kepada importir Membaca, Menulis, Tata Bahasa
sekarang
II 2016 Penyusunan Buku Ajar Kompilasi Menyimak dan Berbicara Lanjut I,
Menyimak dan Berbicara Lanjut
II, Membaca dan Menulis Lanjut I,
Membaca dan Menulis Lanjut II,
2017 Penyusunan Buku Ajar Kompilasi Menulis IV,
Menyimak dan Berbicara Dasar I,
Menyimak dan Berbicara Dasar II,
Membaca dan Menulis Dasar I,
Membaca dan Menulis Dasar II
Penyusunan Modul Percakapan IV
III 2017 Penelitian R & D: Analisis Kebutuhan Percakapan, Membaca, Menulis,
Pengembangan Buku Ajar Tata Bahasa
2018 Penelitian R & D: Analisis Materi Buku Percakapan, Membaca, Menulis,
Ajar Tata Bahasa
2019 Penelitian R & D: Penyusunan Buku Ajar Percakapan, Membaca, Menulis,
Tata Bahasa
Tabel 4. Tahapan Pengembangan Materi Ajar Keterampilan Berbahasa Mandarin PSPBM UNJ

Sampai saat ini, buku ajar yang digunakan pada mata kuliah keterampilan berbahasa
Mandarin di PSPBM UNJ adalah seri buku ajar Hanyu Jiaocheng terbitan Beijing Language
and Culture University Press. Buku ini dibagi menjadi beberapa tingkatan. Yang kami gunakan
adalah buku tingkatan pertama Yi Nianji yang terdiri atas tiga jenjang, yaitu jenjang pertama
Di Yi Ce, ke dua Di Er Ce, dan ke tiga Di San Ce. Pada setiap jenjang hanya ada tiga seri, yaitu:
Hanyu Tingli Jiaocheng (digunakan untuk keterampilan menyimak), Hanyu Yuedu Jiaocheng
(digunakan untuk keterampilan membaca), dan Hanyu Jiaocheng (digunakan untuk
pengetahuan tata bahasa). Buku ini merupakan buku ajar keterampilan Bahasa Mandarin yang
disusun dan diperuntukkan bagi mahasiswa asing yang belajar di Cina, buku menggunakan
Bahasa Mandarin dilengkapi terjemahan Bahasa Inggris. Dengan kondisi demikian, PSPBM
UNJ memutuskan penggunaan buku sebagai beikut: berdasarkan penelitian telaah buku teks
pada tahun 2013, Hanyu Jiaocheng adalah serial keterampilan berbahasa yang lengkap dan
berjenjang, sehingga dapat digunakan di prodi dengan pelbagai penyesuaian. Penyesuaian
pertama, penggunaan buku yang sedianya untuk pembelajaran mahasiswa tingkat pertama Yi
Nianji di Cina, baru dapat diselesaikan pada tingkat ke dua di PSPBM UNJ. Hal ini
berhubungan dengan level, capaian pembelajaran bahasa di negara penutur bahasa target dan
di luar negaranya pasti berbeda. Penyesuaian ke dua, 3 seri buku digunakan untuk 5 mata kuliah
dengan pembagian: Hanyu Tingli Jiaocheng (digunakan untuk keterampilan menyimak),
Hanyu Yuedu Jiaocheng (digunakan untuk keterampilan membaca dan keterampilan menulis),
dan Hanyu Jiaocheng (digunakan untuk keterampilan percakapan dan pengetahuan tata
bahasa).
Berdasarkan evaluasi tim dosen dan dialog dengan mahasiswa, selama 3 tahun
penggunaan seri buku ini prodi harus berhadapan dengan persoalan: (1) Perlunya dana talangan
biaya impor pengadaan buku ajar dari Cina. Dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa,
dana yang diperlukan semakin membengkak, pun harga buku fluktuatif mengikuti kurs rupiah
terhadap yuan. Sementara tim dosen prodi merasa tidak elok untuk melakukan penggandaan
dan melanggar hak cipta; (2) Kerunutan materi dan penyajian buku ajar, ada kalanya kurang
tepat sasaran bagi penutur Bahasa Indonesia. Paparan membutuhkan penjelasan tambahan,
tidak dijelaskan, dan begitupun sebaliknya; (3) Bahasa pengantar buku menggunakan Bahasa

5
Mandarin dan Bahasa Inggris, sementara Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin lebih
memiliki kedekatan linguistis.
Persoalan di atas memerlukan perbaikan mendesak demi pengembangan kualitas
pengajaran Bahasa Mandarin di Indonesia pada umumnya dan di PSPBM FBS UNJ pada
khususnya, maka kami memutuskan untuk mengembangkan seri buku ajar untuk keterampilan
berbahasa Mandarin (Percakapan, Membaca, dan Menulis) dan buku ajar pengetahuan bahasa
Mandarin yaitu Tata Bahasa. Sedangkan untuk pengembangan buku ajar keterampilan
Menyimak dengan berbagai pertimbangan belum akan dilakukan. Kami menyadari tahapan
penyusunan buku ajar yang baik membutuhkan waktu yang sangat panjang (harus
melaksanakan penelitian analisis kebutuhan, analisis materi), sementara persoalan sudah
semakin mendesak untuk segera diatasi. Untuk itu, upaya yang kami kerjakan adalah tahapan
ke dua yaitu menyusun buku ajar berbentuk kompilasi. Penyusunan buku ajar kompilasi ini
dapat kami lakukan bersamaan dengan penelitian analisis kebutuhan. Pada tahap ini, PSPBM
UNJ hanya mengimpor 1 buah buku yaitu Hanyu Jiaocheng, yang digunakan untuk Tata
Bahasa.
Bagian yang ke dua, strategi pengembangan materi ajar non keterampilan berbahasa
Mandarin adalah penyusunan buku ajar melalui hibah internal UNJ, serta penyusunan diktat.
Sejak tahun 2013, tim dosen PSPBM UNJ secara aktif menghasilkan beberapa materi ajar non
keterampilan berbahasa:

Tahun Kegiatan Keperluan Mata Kuliah


2013 2 Hibah Buku Ajar dari BOPTN Tata Bahasa Mandarin: Morfologi dan Sintaksis, Tata
Fakultas Bunyi Bahasa Manadarin
2014 3 Hibah Buku Ajar dari WR I 3 Mata Kuliah Pilihan Peminatan: Bahasa Mandarin
UNJ Bisnis, Bahasa Mandarin Jurnalistik, Bahasa Mandarin
Wisata
2014 Penyusunan Diktat Pengantar Linguistik Umum
2015 Penyusunan Diktat Morfologi Bahasa Mandarin
2015 Penyusunan Diktat Pengantar Sintaksis dan Semantik Bahasa Mandarin
2017 Penyusunan Diktat Pengantar Fonologi dan Morfologi Bahasa Mandarin
Tabel 5. Tahapan Pengembangan Materi Ajar Non Keterampilan Berbahasa Mandarin PSPBM UNJ

Mata kuliah non keterampilan Bahasa Mandarin terdiri dari rumpun-rumpun ilmu yaitu
sejarah, kebudayaan, linguistik, pengajaran, dan kewirausahaan. Berdasarkan tabel di atas,
materi ajar untuk rumpun ilmu linguistik telah tersedia dalam bentuk diktat. Sedangkan materi
ajar rumpun sejarah masih dalam proses penyusunan diktat. Beberapa mata kuliah pada
rumpun kebudayaan, pengajaran dan kewirausahaan yang bersifat praktik mempunyai materi
ajar yang lebih kaya dan beragam. Materi ajar yang diberikan berupa video, film pendek, karya
tulis yang memancing diskusi dalam kebudayaan, kesusastraan dan pengajaran, hingga praktik
pementasan drama kebudayaan serta praktik bisnis kewirausahaan.
Tahun ini PSPBM UNJ belum memiliki lulusan. Lulusan pertama baru akan lulus pada
tahun 2018, dengan jumlah tidak lebih dari 15 orang. Upaya-upaya terkait strategi
pengembangan materi ajar dilakukan oleh tim dosen prodi secara berkelanjutan, diharapkan
pada tahun depan lulusan PSPBM UNJ dapat mencapai profil lulusan yang telah ditentukan.
Sejauh ini, pengembangan materi ajar yang dilakukan oleh prodi masih dikelola dan diawasi
secara internal. Tim dosen yang menyusun diktat, modul dan buku ajar adalah dosen
pengampu. Materi ajar yang telah disusun, kemudian disunting oleh dosen prodi yang
ditugaskan secara bergiliran. Sebagai prodi baru, PSPBM UNJ masih sangat memerlukan
bimbingan serta pengawasan terutama terkait permasalahan penjaminan mutu dari Fakultas
Bahasa dan Seni tempatnya bernaung.

6
Simpulan
Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin (PSPBM) adalah prodi termuda pada
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta, dan merupakan salah satu pendiri
Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (APSMI). PSPBM menghadapi tantangan besar,
yaitu tingginya kebutuhan penguasaan Bahasa Mandarin yang tidak sebanding dengan jumlah
lulusan universitas yang dituntut menguasai keterampilan Bahasa Mandarin serta keterampilan
pengajaran dengan baik. Untuk itu, diperlukan bahan ajar yang tepat guna, tepat sasaran bagi
program studi kependidikan. PSPBM menyusun beberapa strategi pengembangan materi ajar.
Tim dosen PSPBM sudah mulai menyusun buku ajarnya sendiri, dan telah direncanakan dalam
beberapa tahapan.
Selama 3 tahun terakhir pembelajaran berlangsung, target capaian kemampuan
berbahasa Mandarin dapat dikatakan telah terpenuhi. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan
kualitas tenaga pengajar dan strategi pengembangan materi ajar yang dijalankan di prodi.
Namun demikian, PSPBM UNJ memerlukan bimbingan dan pengawasan dari pihak
Fakultas Bahasa dan Seni dalam hal pengembangan materi ajar. Selain itu, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah kebutuhan penambahan jumlah tenaga pengajar. Kebutuhan ini harus
dilihat secara menyeluruh. Bukan semata berdasarkan rasio mahasiswa dan dosen, namun
karakteristik ilmu yang mempengaruhi bobot pembelajaran.

Daftar Pustaka
Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. 2003. Politik Bahasa: Rumusan Seminar Politik Bahasa.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Budianto, Pauw dan Noviana Laurencia. 2014. “Keterkaitan New HSK dan Kurikulum Bahasa
Mandarin di Perguruan Tinggi” dalam Jurnal Lingua Cultura. Vol. 8, No.1.
Sutami, Hermina. 2012. “Fungsi dan Kedudukan Bahasa Mandarin di Indonesia” dalam Jurnal
Paradigma. Vol. 2, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai