Anda di halaman 1dari 269

PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN BENTUK ADJEKTIVA

BAHASA JEPANG : SUATU KAJIAN MORFOLOGI


GENERATIF

TESIS

OLEH

SARI ANGGRAINI SILALAHI


097009016/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara


PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN BENTUK ADJEKTIVA
BAHASA JEPANG : SUATU KAJIAN MORFOLOGI
GENERATIF

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SARI ANGGRAINI SILALAHI


097009016/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN BENTUK
ADJEKTIVA BAHASA JEPANG :
SUATU KAJIAN MORFOLOGI GENERATIF
Nama Mahasiswa : Sari Anggaraini Silalahi
Nomor Pokok : 097009016
Program Studi : Linguistik
Konsentrasi : Bahasa Jepang

Menyetujui

Komisi Pembimbing

(Prof.Dr. Robert Sibarani, M.Si) (Drs.Yuddi Adrian Muliadi, M.A)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.T. Silvana Sinar, M.A.,Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

Tanggal Lulus : 20 Januari 2012

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji
pada tanggal 20 Januari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Robert Sibarani, M.Si


Anggota : 1. Drs. Yuddi Adrian Muliadi, MA
2. Dr. Dwi Widayati, M.Hum
3. Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

TESIS
PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN BENTUK ADJEKTIVA BAHASA
JEPANG : SUATU KAJIAN MORFOLOGI GENERATIF

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Magister dari Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun pengutipan yang saya lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan Tesis ini, telah saya cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian Tesis ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-
sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Juli 2012

Sari Anggraini Silalahi

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT., karena atas rahmat dan

hidayah-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini berjudul “Pembentukan dan

Perubahan Adjektiva Bahasa Jepang : Suatu Kajian Morfologi Generatif”. Tesis ini

merupakan salah satu syarat untuk mendapat magister pada Program Studi Magister

(S2) Linguistik, Konsentrasi Bahasa Jepang, Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara. Penulis juga tidak lupa mengucapkan salawat dan salam pada

junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Selama proses, perngerjaan tesis ini, penulis memperoleh bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena, selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada

Prof. Dr. Robert Sibarani, M.Si sebagai Pembimbing I dan Pak Drs. Yuddi Adrian

Muliadi, MA selaku pembimbing II. Selama penulis menjadi mahasiswa di Program

Studi Magister, Program Studi Linguistik beliau telah banyak memberikan pelajaran

yang berharga. Beliau dengan penuh ketelitian dan perhatian memberikan bimbingan,

masukan dan motivasi yang sangat berharga demi perbaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu sangat diharapkan saran dan masukan yang konstruksi sehingga tulisan ini

lebih baik.

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menempuh perkuliahan dan penyelesaian tesis ini, penulis mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis

menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas

segala doa, perhatian, bimbingan, arahan, serta dorongan yang telah diberikan kepada

penulis oleh pihak-pihak berikut ini.

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K). selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara beserta Staff Akademik dan Administrasinya.

3. Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. dan Dr. Nurlela, M.Hum. selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Manager Linguistik Sekolah Pascasarjana USU beserta

Dosen dan Staf Administrasinya.

4. Prof. Dr. Robert Sibarani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama dan Bapak Drs.

Yuddi Adrian Muliadi, M.A. selaku Pembimbing II yang telah membimbing

penulis dalam penyelesaian tesis ini serta memberikan dorongan dan motivasi.

5. Dr. Dwi Widayati, M.Hum.selaku Dosen dan Penguji yang telah memberikan

kebaikan dan dorongan serta motivasi dalam menyelesaikan perkuliahan serta

membangun logika berfikir penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara


6. Dr. Eddy Setia,M.Ed. TESP selaku Dosen dan Penguji yang telah menyalurkan

ilmu dan bertukar pikiran dalam berdiskusi dalam perkuliahan dan penyelesaian

tesis ini.

7. Kedua Orang tua penulis Bapak S.Silalahi dan ibu Nuzuliani yang telah

membesarkan dan membimbing dengan penuh kesabaran dan kasih saying.

8. Keluraga Besar Silalahi dan Haloho, serta H. Rahmad dan Hj. Aisyah, serta

paman dan tante yang selalu memberi dukungan lahir dan batin.

9. Angkatan 2009 Program Studi Magister Linguistik, Sekolah Pascasarjana USU.

Terutama Rizky “Keni” Kanya Lubis, Riko Pohan, Anggi Cito Sartika dan

Veryani Guniesti (sahabat perjuangan), Kak Lia, Kak Yuna, Kak Mutia, Dian

Nst , dan teman-teman lain yang tidak sempat disebut. Thank You All...

10. Dan ucapan spesial penulis tujukan kepada Teta Farisna yang telah banyak

membantu.

Semoga Allah SWT memberikan kemurahan rezeki, membalas segala doa dan

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga

tesis ini dapat meberikan kontribusi dalam kajian sastra, khususnya yang

berhubungan dengan sastra komparatif dan unsur kepahlawanan. Terima kasih.

Medan, Juli 2012

Penulis,

Sari Anggraini Silalahi

NIM. 09709016

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI ………………………………...…………………………… i
ABSTRAK
ABSTRACT……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………...…………………………………….. 1
1.2 BatasanMasalah ………………………………………………… 14
1.3 Rumusan Masalah …..………………………………………….. 14
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian …..…………………………….. 15
1.4.1 Tujuan Penelitian ……………………………..……………. 15
1.4.2 Manfaat Penelitian …………………….…………………… 16
1.4.2.1 Manfaat Teoritis …………………………………….. 16
1.4.2.2 Manfaat Praktis ……………………………………… 16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 17
2.1 Morfologi ……………………………………………………….. 17
2.1.1 Pengertian Morfologi ……………………………………… 17
2.1.2 Morfem Bahasa Jepang (Keitaisou) ……………………….. 18
2.1.3 Kata Bahasa Jepang (Tango) ……………………………… 24
2.1.4 Teori Morfologi Generatif ………………………………… 32
2.2 Proses Pembentukan Kata dalam Bahasa Jepang (Gokeisei) …... 43
2.2.1 Afiksasi (Setsuji) ………………………………….............. 45
2.2.2 Reduplikasi (Juufuku) ……………………………………… 54
2.2.3 Pemajemukan/Kata Majemuk (Fukugo) …………………… 57
2.3 Perubahan Bentuk Kata Dalam Bahasa Jepang (Katsuyoukei) … 61
2.4 Adjektiva Bahasa jepang (Keiyoushi) ………………………...… 65
2.4.1 Pengertian Adjektiva Bahasa Jepang (Keiyoushi)……......... 65
2.4.2 Fungsi Adjektiva Bahasa Jepang (Keiyoushi) ……………... 68
2.4.3 Jenis-jenis Adjektiva Bahasa Jepang (Keiyoushi) …………. 70
2.4.3.1 Adjektiva Golongan I/Adjektiva-I (i-keiyoushi) ……. 70
2.4.3.2 Adjektiva Golongan II/Adjektiva-na/-da
(na-keiyoushi) ……………………………………………….. 73
2.5 Penelitian Terdahulu ……………………………………………. 76
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………….. 78
3.1 Metode Penelitian ……………………………………………….. 78
3.2 Data dan Sumber Data …………………………………………... 78
3.3 Instrumen Penelitian …………………………………………….. 79
3.4 Tahap Penelitian ………………………………………………… 80
3.5 Tekhnik Analisis Data …………………………………………... 80
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………….. 84

Universitas Sumatera Utara


4.1 Pembentukan Kata (Gokeisei) Pada Adjektiva (Keiyoushi) ……. 84
4.1.1 Proses Afiksasi (Setsuji) …………………………………… 84
4.1.1.1 Prefiks/Awalan (Settouji) …………………………… 84
4.1.1.1.1 Proses Pembentukan Adjektiva (Keiyoushi)
dengan Pelekatan Prefiks …………...……… 85
4.1.1.2 Sufiks/Akhiran (Setsubiji) …………………………. 133
4.1.1.2.1 Proses Pembentukan Adjektiva (Keiyoushi)
dengan Pelekatan Sufiks ………..…………. 134
4.1.1.3 Sisipan (Secchuuji) ………………………………….. 162
4.1.2 Reduplikasi (Juufuku) ……………………………………… 163
4.1.2.1 Reduplikasi Kata Dasar dengan Penanda Akhiran
Adjektiva-na(na-Keiyoushi) ………...………………. 163
4.1.2.2 Reduplikasi Afiksasi Dengan Penanda Akhiran
Adjektiva-I (i-keiyoushi) …………………………….180
4.1.3 Pemajemukan/Kata Majemuk (Fukugo) …………………… 185
4.1.3.1 Adjektiva-I (i-keiyoushi) ……………………………..186
4.1.3.2 Adjektiva-na (na-keiyoushi) ………………………… 197
4.2 Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) Pada Adjektiva (Keiyoushi) … 202
4.2.1 Proses Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) Pada Adjektiva
(Keiyoushi) …………………………………………………. 203
4.3. Hasil Temuan Penelitian ………………………………………..220
4.3.1 Hasil Temuan Penelitian pembentukan Kata pada Adjetiva
Bahasa Jepang…………….……………………………….. 220
4.3.1.1 Afiksasi (Setsuji) ……………………………………. 220
4.3.1.1.1 Prefiks (Settouji) ……………………………. 220
4.3.1.1.2 Sufiks (Setsubiji) …………………………… 224
4.3.1.2. Reduplikasi (Juufuku) ……………………………… 226
4.3.1.2.1 Reduplikasi dengan Penanda Akhiran –i
(i-keiyoushi) ………………………………… 226
4.3.1.2.2 Reduplikasi dengan Penanda Akhiran –na
(na-keiyoushi) ………………………………. 227
4.3.1.3. Pemajemukan (Fukugo) ……………………………. 228
4.3.2. Hasil Temuan Penelitian Perubahan Bentuk Kata pada
Adjektiva Bahasa Jepang …………………………………. 231

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. 234


5.1 Simpulan ………………………………………………………. 234
5.2 Saran ………………………………………………………….. 237

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. 238


DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 248

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembentukan kata


(gokeisei) dan perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi) dalam
bahasa Jepang serta untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh pembentukan
kata (gokeisei) dan perubahan bentuk kata (katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi)
bahasa Jepang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
analisis isi, serta menggunakan studi pustaka. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah buku Minna no Nihonggo I & II dan Advanced Vocabulary Book
for Levels 1 & 2, 500 Essential Japanese Expression A Guide to Correct Usage of
Key Sentence Patterns. Data dalam penelitian ini berupa morfem, kata, atau kalimat
yang memiliki bentuk adjektiva atau yang sebelum dan sesudahnya berasal dari
adjektiva bahasa Jepang.
Analisis data yang dilakukan, yaitu data morfem, kaidah penguraian
pembentukan kata, kaidah penguraian perubahan kata, dan analisis fungsi.
Dari hasil temuan menunjukkan bahwa proses pembentukan kata (gokeisei)
dalam adjektiva (keiyoushi) bahasa Jepang terbagi atas 3 yaitu afiksasi (setsuji),
reduplikasi (juufuku), dan komposisi (fukugo). Dalam afiksasi adjektiva bahasa
Jepang terbagi atas 2 bagian yaitu prefiks (settouji) dan sufiks (setsubiji). Prefiks
adjektiva bahasa Jepang terdiri atas prefiks KO-, FU-, MA-, KA-, OO-, DAI-, USU-,
ASA-, URA-, TE-, DO-, DOSU-, WARU-, TA-, SORA-, NAMA-, MONO-, dan sufiks
pada adjektiva bahasa Jepang terdiri atas sufiks –PPOI, -RASHII, dan –SHII.
Komposisi pada adjektiva bahasa Jepang terdiri atas reduplikasi kata dasar dengan
penanda akhiran adjektiva-na (na-keiyoushi) dan reduplikasi afiksasi dengan penanda
akhiran adjektiva-I (i-keiyoushi). Komposisi pada adjektiva bahasa Jepang yaitu
terjadi dengan penggabungan dengan jenis kata lain seperti nomina (meishi) dan
verba (doushi). Perubahan bentuk kata (katsuyoukei) terdiri atas mizenkei (bentuk
kemungkinan atau aktivitas yang belum selesai), renyoukei (bentuk sambung),
shuushikei (bentuk dasar), rentaikei (bentuk yang diikuti taigen) kateikei (bentuk
pengandaian).

Kata kunci : Pembentukan kata, Perubahan Bentuk, Adjektiva bahasa Jepang,


Kajian Morfologi Bahasa Jepang

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

The purpose of this research is to know the process of word formation


(gokeisei) and change formation (katsuyoukei) on the Japanese adjective (keiyoushi)
and also to find the cause of the process of word formation (gokeisei) and the change
formation (katsuyokei) in adjective (keiyoushi) in Japanese language.
This research using a descriptive qualitative methodological research,
content analysis, and library research. The data sources that was use in this research
are Minna no Nihonggo I & II dan Advanced Vocabulary Book for Levels 1 & 2, 500
Essential Japanese Expression A Guide to Correct Usage of Key Sentence Patterns
books. The data from this research are morpheme, words, or a sentences in a form of
adjective before or after adjective that was found in Japanese language.
The analysis data that was used, there are the collecting data of morphemes,
the rules of decomposition of word formation, the rules of
change formation, and analysis functions. The findings indicate that the process
of word formation and changes formation on the Japanese adjective.
From the result shown that word formation (gokesei) in Japanese adjective
(keiyoushi) consist of 3 parts which are affixation (setsuji), reduplication (juufuku),
and composition (fukugo), in Japanese adjective affixation consist of 2 parts, which
are prefix (settouji) and suffix (setsubiji). Japanese adjective prefix consist of prefix
KO-, FU-, MA-, KA-, OO-, DAI-, USU-, ASA-, URA-, TE-, DO-, DOSU-, WARU-,
TA-, SORA-, NAMA-, MONO-, and Japanese adjective of suffix consist of PPOI, -
RASHII, and –SHII. Meanwhile the composition of Japanese adjective consist of
basic word reduplication with a adjective suffix sign –na (na-keiyoushi) and
reduplication of suffixation with a suffix sign –I (i-keiyoushi). the composition of
Japanese adjective happened with a uniting with other word formation like noun
(meishi) and verb (doushi). Change formation (katsuyoukei) consist mizenkei (form
of possibility or activity that yet has not been done), renyoukei (conjunction form),
shuushikei (basic form), rentaikei (form that are followed by taigen) kateikei
(subjunctive form).

Keywords: Word formation, change


formation, Japanese adjectives, Morphological study
of Japanese language

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembentukan kata


(gokeisei) dan perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi) dalam
bahasa Jepang serta untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh pembentukan
kata (gokeisei) dan perubahan bentuk kata (katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi)
bahasa Jepang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan
analisis isi, serta menggunakan studi pustaka. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah buku Minna no Nihonggo I & II dan Advanced Vocabulary Book
for Levels 1 & 2, 500 Essential Japanese Expression A Guide to Correct Usage of
Key Sentence Patterns. Data dalam penelitian ini berupa morfem, kata, atau kalimat
yang memiliki bentuk adjektiva atau yang sebelum dan sesudahnya berasal dari
adjektiva bahasa Jepang.
Analisis data yang dilakukan, yaitu data morfem, kaidah penguraian
pembentukan kata, kaidah penguraian perubahan kata, dan analisis fungsi.
Dari hasil temuan menunjukkan bahwa proses pembentukan kata (gokeisei)
dalam adjektiva (keiyoushi) bahasa Jepang terbagi atas 3 yaitu afiksasi (setsuji),
reduplikasi (juufuku), dan komposisi (fukugo). Dalam afiksasi adjektiva bahasa
Jepang terbagi atas 2 bagian yaitu prefiks (settouji) dan sufiks (setsubiji). Prefiks
adjektiva bahasa Jepang terdiri atas prefiks KO-, FU-, MA-, KA-, OO-, DAI-, USU-,
ASA-, URA-, TE-, DO-, DOSU-, WARU-, TA-, SORA-, NAMA-, MONO-, dan sufiks
pada adjektiva bahasa Jepang terdiri atas sufiks –PPOI, -RASHII, dan –SHII.
Komposisi pada adjektiva bahasa Jepang terdiri atas reduplikasi kata dasar dengan
penanda akhiran adjektiva-na (na-keiyoushi) dan reduplikasi afiksasi dengan penanda
akhiran adjektiva-I (i-keiyoushi). Komposisi pada adjektiva bahasa Jepang yaitu
terjadi dengan penggabungan dengan jenis kata lain seperti nomina (meishi) dan
verba (doushi). Perubahan bentuk kata (katsuyoukei) terdiri atas mizenkei (bentuk
kemungkinan atau aktivitas yang belum selesai), renyoukei (bentuk sambung),
shuushikei (bentuk dasar), rentaikei (bentuk yang diikuti taigen) kateikei (bentuk
pengandaian).

Kata kunci : Pembentukan kata, Perubahan Bentuk, Adjektiva bahasa Jepang,


Kajian Morfologi Bahasa Jepang

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

The purpose of this research is to know the process of word formation


(gokeisei) and change formation (katsuyoukei) on the Japanese adjective (keiyoushi)
and also to find the cause of the process of word formation (gokeisei) and the change
formation (katsuyokei) in adjective (keiyoushi) in Japanese language.
This research using a descriptive qualitative methodological research,
content analysis, and library research. The data sources that was use in this research
are Minna no Nihonggo I & II dan Advanced Vocabulary Book for Levels 1 & 2, 500
Essential Japanese Expression A Guide to Correct Usage of Key Sentence Patterns
books. The data from this research are morpheme, words, or a sentences in a form of
adjective before or after adjective that was found in Japanese language.
The analysis data that was used, there are the collecting data of morphemes,
the rules of decomposition of word formation, the rules of
change formation, and analysis functions. The findings indicate that the process
of word formation and changes formation on the Japanese adjective.
From the result shown that word formation (gokesei) in Japanese adjective
(keiyoushi) consist of 3 parts which are affixation (setsuji), reduplication (juufuku),
and composition (fukugo), in Japanese adjective affixation consist of 2 parts, which
are prefix (settouji) and suffix (setsubiji). Japanese adjective prefix consist of prefix
KO-, FU-, MA-, KA-, OO-, DAI-, USU-, ASA-, URA-, TE-, DO-, DOSU-, WARU-,
TA-, SORA-, NAMA-, MONO-, and Japanese adjective of suffix consist of PPOI, -
RASHII, and –SHII. Meanwhile the composition of Japanese adjective consist of
basic word reduplication with a adjective suffix sign –na (na-keiyoushi) and
reduplication of suffixation with a suffix sign –I (i-keiyoushi). the composition of
Japanese adjective happened with a uniting with other word formation like noun
(meishi) and verb (doushi). Change formation (katsuyoukei) consist mizenkei (form
of possibility or activity that yet has not been done), renyoukei (conjunction form),
shuushikei (basic form), rentaikei (form that are followed by taigen) kateikei
(subjunctive form).

Keywords: Word formation, change


formation, Japanese adjectives, Morphological study
of Japanese language

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang memiliki akal budi dan juga makhluk sosial.

Sebagai makhluk sosial, manusia saling berinteraksi satu sama lain, dan untuk dapat

saling berinterkasi diperlukan alat yang bernama ”bahasa” untuk menyampaikan

maksud dan tujuannya. Menurut Sutedi (2003:2), bahasa digunakan untuk

menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain.

Bahasa memiliki satuan-satuan dan aturan dalam penggunaannya. Misalnya

dalam setiap kata dari sebuah bahasa mempunyai makna dan arti tersendiri. Apabila

suatu kata ditambah dengan bentuk satuan bahasa lain seperti morfem, kata, dan

kalimat lain akan membentuk makna dan arti lainnya. Aturan-aturan dalam

penggunaan bahasa perlu dipelajari dan dipahami, sehingga dikatakan bahwa bahasa

dapat menjadi sebuah ilmu.

Ilmu yang mempelajari bahasa disebut dengan ilmu lingusitik. Linguistik

sebagai ilmu yang spesifik adalah ilmu yang mempelajari bahasa secara lisan atau

tulisan dan termasuk dalam kebudayaan berdasarkan struktur dan bahasa yang dikaji

secara metode ilmiah. Dalam linguistik, yang dikaji bisa berupa kalimat, kosakata,

atau bunyi ujaran bahkan sampai pada bagaimana bahasa diperoleh, serta bagaimana

sosio-kultural yang mempengaruhi masyarakat pengguna bahasa tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Bahasa Jepang memiliki banyak perbedaan jika dibandingkan dengan bahasa

Indonesia dalam hal keragaman tata bahasanya yaitu dimana kalimat dalam bahasa

Jepang memiliki pola S-O-P. Bahasa Jepang memiliki bentuk MD (Menerangkan

Diterangkan) seperti dalam bahasa Inggris, sedangkan Bahasa Indonesia memiliki

pola S-P-O dan DM (Diterangkan Menerangkan). Misalnya pada contoh di bawah

ini :

Dalam pola S-O-P :

Watashi wa nihonggo o benkyoushiteimasu.


私 は 日本語 を 勉強しています。

watashi wa = 私は = saya)  S

nihonggo = 日本語 = bahasa Jepang)  O

benkyoushiteimasu = 勉強しています = sedang belajar)  P

Watashi wa nihonggo o benkyoushiteimasu


S O P

I am studying Japanese
S V O

Saya sedang belajar bahasa Jepang.


S P O

Contoh dalam pola MD

Kuroi neko = 黒い猫 = kucing hitam  ( kuroi = 黒い= hitam) dan ( neko

= 猫= kucing)

kuroi = 黒い= hitam  M

Universitas Sumatera Utara


neko = 猫 = kucing)  D

黒い 猫  kuroi neko  A black cat  kucing hitam


M D M D M D D M

Guna mempermudah pemahaman tentang bahasa Jepang, perlu mengetahui

tata bahasanya dengan mempelajari ilmu linguistik bahasa Jepang. Lingusitik dalam

bahasa Jepang disebut dengan istilah genggogaku (言語学) atau disebut juga dengan

istilah ’nihonggo- gaku' (日本語学) yang artinya ilmu bahasa Jepang.

Menurut Sutedi (2003:6) bahwa dalam linguistik bahasa Jepang Nihongo no

genggogaku (日本語の言語学) mempunyai berbagai cabang linguistik (genggogaku,

言 語 学 ), yaitu Fonetik (onseigaku, 音声学 ), fonologi (on-in-ron, ' 音韻論 ),

morfologi (keitairon, 形态 論), sintaksis (tougoron, 統語論), semantik (imiron, 意味

論), pragmatik (goyouron, 御用論), sosio-linguistik (shakai gengogaku, 社会言語

学 ) dan lain-lain. Selain itu, ada juga yang disebut dengan morfofonemik.

Morfofonemik adalah gabungan dua cabang linguistik, yaitu morfologi dan fonologi.

Kajian morfologi merupakan kajian yang meneliti suatu bahasa dari bagian

terkecilnya yaitu morfem. Morfologi merupakan cabang dari linguistik yang

mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya, bentuk bahasanya, pengaruh

perubahan bentuk bahasa pada fungsi dan arti kata, serta mengidentifikasikan satuan-

satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Menurut Bauer (1983:33) dalam

Ba’dulu dan Herman (2005:2), morfologi membahas struktur internal bentuk kata.

Universitas Sumatera Utara


Dalam morfologi, analisis membagi bentuk kata ke dalam formatif komponennya

(yang kebanyakan merupakan morf yang berwujud akar kata atau afiks), dan

berusaha untuk menjelaskan kemunculan secara formatif.

Istilah morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan keitairon (形

态 論). Morfologi merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji tentang kata dan

proses pembentukannya. Objek yang dipelajarinya yaitu tentang kata (go/tango) dan

morfem (keitaiso). Batasan dan ruang lingkup morfologi dalam bahasa Jepang yaitu

kata (tango), morfem (keitaiso) dan jenisnya, alomorf (ikeitai), pembentukan kata

(gokeisei), imbuhan (setsuji), perubahan bentuk kata (katsuyou), dan sebagainya.

Objek utama yang dipelajari dalam kajian morfologi adalah morfem dan kata.

Morfem adalah satuan-satuan bahasa terkecil yang bermakna. Morfem bersifat abriter,

yang berarti hubungan antara bunyi dari suatu morfem dengan maknanya sama sekali

bersifat konvensional, bukan berakar pada objek yang mewakilinya. Morfem dapat

membentuk suatu kata. Kata adalah satuan morfermis atau bentuk bebas dalam

tuturan. Bentuk bebas secara morfermis adalah bentuk yang dapat berdiri sendiri,

artinya tidak membutuhkan bentuk lain yang digabungkan dengannya, dan dapat

dipisahkan dari bentuk-bentuk bebas lainnya. Dalam morfologi, kata itu sebagai

satuan yang dianalisis sebagai satu morfen atau lebih. Menurut O’Grady dan

Dobrovolsky (1989:91) bahwa kata bukanlah satuan bahasa terkecil yang bermakna,

karena kata dapat diuraikan lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara


Teori dalam kajian morfologi yang sering dipakai adalah teori morfologi

struktural dan teori morfologi generatif. Menurut O’Grady dan Dobrovolsky

(1989:90), morfologi adalah komponen Tata bahasa Generatif Transformasional

(TGT) yang membicarakan tentang struktur internal kata, khususnya kata kompleks.

Dalam teori morfologi generatif secara umum terdapat dua pandangan. Kelompok

pertama dipelopori oleh Halle yang berpijak pada asumsi bahwa yang menjadi dasar

dari semua derivasi adalah morfem (morpheme-based approach); kelompok yang

kedua dipelopori oleh Aronoff yang memakai kata dan bukan morfem sebagai

dasar (word-based approach) yang dikutip oleh Dardjowijojo (1988:33).

Dalam suatu pembentukan kata, teori yang dipergunakan adalah teori morfologi

generatif. Adapun pembentukan kata menurut morfologi generatif terdiri dari empat

komponen, yaitu (1) Daftar Morfem (2) kaidah pembentukan kata (3) saringan

(filter) dan (4) kamus.

Kajian morfologi dalam bidang pembentukan kata merupakan subsistem

dalam sistem bahasa. Pembentukan kata lazimnya diuraikan daripada sudut prosesnya.

Dalam pembicaraaan pembentukan suatu kata itu melalui proses-proses pengimbuhan,

penggandaan, atau pemajemukan. Proses pembentukan kata menyangkut masalah

morfem yaitu perubahan morfem dasar menjadi bentuk turunan melalui proses

morfologis tertentu.

Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata.

Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi perlu memahami zat apa yang

dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif;

Universitas Sumatera Utara


sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Jepang perlu memahami imbuhan apa

yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar.

Misalnya, akhiran –SA (– さ ) yang dapat direkatkan dengan kata sifat. Contohnya

kata : yasashii (優しい = ramah) untuk membentuk kata benda yasashisa (優しさ=

keramahan) dilekatkan akhiran -SA (–さ). Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan

oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata

tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui

oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat

flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.

Pembentukan kata dapat dikatakan juga suatu proses morfermis atau proses

pengimbuhan. Dalam bahasa jepang pembentukan kata disebut dengan istilah

gokeisei. Dalam pembentukan kata dalam bahasa Jepang terdapat dua unsur penting

antara lain dilihat bedasarkan bentuknya, yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat, serta

berdasarkan isi, yaitu akar kata dan afiksasi atau dari segi gramatikalnya.

Pembentukan kata bahasa Jepang memiliki 3 pokok bahasan utama yaitu pada

afiksasi (setsuji), reduplikasi (jufuku), dan komposisi (fukugo).

Hasil pembentukan kata (gokeisei) dalam bahasa jepang sekurang-kurangnya

ada empat macam yaitu: 1. haseigo, 2. fukugougo/ goseigo 3. karikomi/ shouryaku

dan 4. toujigo. Kata yang terbentuk dari penggabungan morfem isi (naiyou-keitaiso)

dengan imbuhan (setsuji) disebut kata kajian (haseigo). Proses pembentukkannya:

awalan (settouji) + morfem atau morfem + akhiran (setsubiji). Awalan O-, GO-, SU-,

Universitas Sumatera Utara


MA-, KA- bisa digolongkan ke dalam settouji, sedangkan akhiran -SA, -MI, -TEKI, -

SURU termasuk ke dalam setsubiji.

Pembahasan mengenai pembentukan kata dalam bahasa Jepang khususnya pada

kelas kata adjektiva (keiyoushi) memiliki suatu fenomena kebahasaan dalam proses

pembentukan katanya. Hal ini dapat dilihat dari contoh pembentukan kelas kata

adjektiva melalui proses morfologis atau proses pengimbuhan (setsuji). Misalnya

kelas kata nomina (meishi) yang jika ditambahkan sufiks/akhiran –PPOI yang

memiliki makna ’menjadi seperti’ yang berfungsi sebagai sufiks pembentuk kata sifat

akan mengubah kelas kata nomina (meishi) menjadi pembentukan kelas kelas kata

adjektiva (keiyoushi). Contohnya :

onna = 女 = perempuan  (kelas kata nomina)

jika ditambahkan sufiks –PPOI (っぽい) (sufiks pembentuk adjektiva)

onnappoi = 女っぽい = keperempuanan, feminim  (kelas kata adjektiva)

Berikut penguraian pembentukan katanya akibat proses morfologi atau

pengimbuhan :

(onna = perempuan )  (onna + ppoi)  (onnappoi = keperempuan)

Uraian diatas sebagai salah satu contoh dari suatu masalah fenomena kebahasan

pada proses pembentukan kata bahasa Jepang (gokeisei) khususnya pada kelas kata

adjektiva (keiyoushi). Bagaimana dalam suatu proses pembentukan kata dalam bahasa

Jepang memiliki suatu aturan tertentu. Masalah pembentukan kata yang kompleks

dalam bahasa Jepang dan akibat yang ditimbulkannya menjadi suatu masalah

Universitas Sumatera Utara


mengingat pembentukan katanya berbeda dengan bahasa Indonesia. Hal ini sangat

menarik untuk dibahas sebagai suatu kajian mendasar dalam kajian linguistik

khususnya morfologi bahasa jepang. Selain itu, juga sebagai suatu ilmu pengantar

dalam mempelajari morfologi adjektiva bahasa jepang bagi para pelajar bahasa

jepang khususnya dari Indonesia. Untuk lebih jelasnya mengenai aturan dalam proses

pembentukan kata dalam bahas Jepang (gokesei) dan akibat yang ditimbulkan dalam

proses pembentukan katanya akan dibahas dalam bab selanjutnya.

Morfem dan Kata merupakan satuan bahasa yang dapat mengalami perubahan

bentuk atau mengalami konjugasi. Perubahan suatu bentuk kata dalam bahasa Jepang

disebut dengan katsuyoukei. Dalam bahasa Jepang, terdapat kelas kata yang dapat

mengalami perubahan bentuk kata (katsuyoukei) yang disebut dengan istilah yougen.

Yougen terdiri dari verba (doushi), kopula (jodoushi), dan adjektiva (keiyoushi).

Makna dari yougen tersebut ditentukan pula oleh bentuknya, apakah bentuk lampau,

atau bentuk akan dan sebagainya. Karena ada kata tertentu yang tidak atau hanya

digunakan dalam bentuk tertentu, misalnya verba suru dalam frase : shiroi hada o

shite iru (memutihkan kulit), dimana selalu digunakan dalam bentuk TE IRU.

Sedangkan kata yang tidak mengalami perubahan bentuk kata disebut taigen.

Dalam bahasa Jepang perubahan bentuk kata yaitu terjadi pada kelas kata

verba (doushi), adjektiva (keiyoushi) dan kopula (joudoushi) disebut konjugasi

(katsuyou). Dalam hal ini akan dibahas perubahan bentuk kata atau konjugasi

mengenai adjektiva (keiyoushi). Dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004:152)

yang mengutip pendapat Hirai Masao (1989:150) bahwa di dalam bentuk konjugasi

Universitas Sumatera Utara


(katsuyoukei) terdapat enam macam perubahan yaitu sebagai berikut : Mizenkei,

Renyoukei, Shuushikei, Rentaikei, Kateikei dan Meireikei.

Kelas kata yang akan diteliti yaitu kelas kata sifat/adjektiva bahasa Jepang

(keiyoushi). Adjektiva (keiyoushi) adalah kata-kata yang mengutarakan perasaan,

keadaan, sifat sesuatu yang berkaitan dengan orang, benda atau suatu hal. Dalam

bentuk prenomina (sebagai pewatas) berakhiran dengan suara /i/ (い) dan /na/ (な)

atau /da/ (だ). Adjektiva (Keiyoushi) dalam bahasa Jepang berdasarkan silabel yang

mengakhiri katanya terbagi atas yang berakhiran huruf /-i/ disebut dengan adjektiva-i

(i-keiyoushi) dan adjektiva (keiyoushi) yang berakhiran /-na/ disebut adejktiva-na

(na-keiyoushi) atau yang berakhiran /-da/ (だ) yang disebut dengan keiyoudoushi).

Adjektiva-i (i-keiyoushi) sering disebut juga keiyoushi yaitu kelas kata yang

menyatakan sifat atau keadaan sesuatu, dengan sendirinya dapat menjadi predikat dan

dapat mengalami perubahan bentuk. Contoh adjektiva-i (i-keiyoushi) : takai (tinggi),

nagai (panjang), hayai (cepat), omoi (berat), akai (merah) dan sebagainya. Kanjou

keiyoushi, yaitu kelompok i-keiyoushi yang menyatakan perasaan atau emosi secara

subjektif. Misalnya : ureshii (senang), kanashii (sedih), kowai (takut) dan sebagainya.

Adjektiva-i (i-keiyoushi) dalam bahasa Jepang yang berfungsi sebagai

pewatas yaitu seperti pada contoh wakai hito = “orang muda”, takai yama = “gunung

yang tinggi”, sabishii mura = “kampung yang sepi”, dll. Sama seperti halnya dalam

bahasa Inggris dalam kata young, high, lonely, dll. Namun secara morfologis, apalagi

ketika adjektiva bahasa Jepang berfungsi sebagai predikat berbeda dengan bahasa

Universitas Sumatera Utara


Inggris seperti contoh berikut anohito wa wakai = “orang itu muda”, fujisan wa takai

= “gunung Fuji tinggi”, sono mura wa sabishii = “kampung itu sepi”.

Seperti halnya adjektiva-i (i-keiyoushi), dalam bahasa Jepang ada yang

disebut dengan adjektiva-na (na-keiyoushi). Adjektiva ini mengutarakan perasaan,

keadaan, dan sifat orang, benda atau suatu hal. Na-keiyoushi sering disebut juga

keiyoudoushi (yang termasuk jenis jiritsugo) yaitu kelas kata yang dengan sendirinya

dapat membentuk sebuah kalimat (bunsetsu), dapat berubah bentuknya (termasuk

jenis yougen), dan bentuk shuushikei-nya berakhir dengan (だ) da atau desu (です).

Oleh karena perubahannya mirip dengan verba (doushi) sedangkan artinya mirip

dengan adjektiva (keiyoushi), maka kelas kata ini diberi nama keiyoudoushi.

Na-keiyoushi atau keiyoudoushi terbagi atas Keiyoudoushi yang menyatakan

sifat, misalnya : shizuka da (sepi), kirei da (cantik, indah, bersih), sawayaka da

(segar), akiraka da (jelas) dan sebagainya. Keiyoudoushi yang menyatakan perasaan,

misalnya : iya da (tidak senang), zannen da (menyesal), yukai da (senang), fushigi da

(aneh) dan sebagainya.

Secara morfologis adjektiva-na (na-keiyoushi) berbeda dengan adjektiva-i (i-

keiyoushi) ketika ia berfungsi sebagai prenomina (rentaikei) seperti contoh berikut

genkina hito = “orang yang sehat”, rippana yama = “gunung yang megah”.

Sedangkan dalam bentuk bentuk akhir (shuushikei) diikuti bentuk kopula da, desu,

atau dalam bentuk sopan yang diikuti kopula de gozaimasu.

Universitas Sumatera Utara


Keiyoushi merupakan kelas kata yang dapat berubah bentuk. Bagian yang

mengalami perubahan bentuk dalam i-keiyoushi yaitu akhiran atau silabel /i/ (い),

sedangkan pada na-keiyoushi atau keiyoudoushi yang mengalami perubahan adalah

/na/ (な) atau /da/ (だ). Proses perubahan bentuk pada adjektiva bahasa Jepang

memiliki aturan tertentu yang sedikit berbeda dengan kelas kata lain seperti kelas kata

verba.

Jenis perubahan adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang hampir sama

dengan jenis perubahan verba (doushi), tetapi tidak ada perubahan ke dalam bentuk

bentuk keadaan perintah (meireikei). Ini merupakan hal yang wajar, sebab makna

adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang, yaitu kata yang berfungsi untuk

menunjukkan keadaan, sifat, atau perasaan yang diakhiri dengan silabel /i/ (い) dan

silabel /na/ (な) atau /da/ (だ).

Dalam proses perubahan kata bukan hanya makna atau arti dalam kalimat

yang berubah, tetapi juga merubah fungsi, maksud dan tujuan. Aturan dalam proses

perubahan bentuk kata memiliki formula tersendiri dan fenomena kebahasaan dalam

bahasa Jepang sangat kompleks. Dimana terdapat pengecualian-pengecualian pada

kata-kata tertentu. Seperti pada contoh adjektiva-i (i-keiyoushi) pada kata ”ii’ (baik,

bagus) yang memiliki pengecualian yang cukup merepotkan. kata ’ii’ dapat berubah

bentuk menjadi ”yokute” (baik, bagus) dalam fungsinya sebagai bentuk sambung

dalam sebuah kalimat. Perubahan bentuk yang terjadi secara drastis dari ’’ii”

menjadi ”yokute” yang merubah secara keseluruhan katanya dianggap cukup

Universitas Sumatera Utara


menyulitkan bagi yang baru belajar bahasa Jepang. Contoh pengecualian inilah yang

banyak menjadi permasalahan bagi orang yang sedang belajar bahasa Jepang.

Kajian penelitian terdahulu yang sudah pernah membahas mengenai proses

perubahan bentuk kata bahasa Jepang (katsuyoukei) telah dilakukan oleh Masao

(1989:152) yang membahas berbagai bentuk proses perubahan untuk kedua jenis ini

( i-keiyoushi dan na-keiyoushi ) dan kemudian membuat tabel contoh bentuk

konjugasi (katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi).

Berdasarkan penelitian dilakukan oleh Hirai Masao (1989:152) yaitu, dalam

bentuk kamus (jishokei) contohnya dalam i-keiyoushi yaitu pada kata chisai (kecil)

tidak akan mengalami perubahan bentuk dasar, dan contohnya dalam na-keiyoushi

seperti shizuka na (tenang). Dalam perubahan bentuk (katsuyoukei) pada bentuk

kemungkinan (mizenkei) pada i-keiyoushi misalnya dalam kata chisai (kecil) akan

menjadi chisa karou (kemungkinan kecil), yaitu terdapat perubahan bentuk

(katsuyoukei) dengan penambahan morfem karou yang mengubah makna kata chisai

menjadi chisa karou (kemungkinan kecil) dan hal ini juga terdapat dalam perubahan

bentuk (katsuyoukei) lainnya seperti shuushikei (peletakan adjektiva di akhir kalimat),

rentaikei (yang diikuti oleh nomina), kateikei ( bentuk pengandaian ), dan renyoukei

yang dapat dibagi lagi atas bentuk waktu lampau, diikuti oleh kata lain, bentuk

menyangkal atau bentuk negatif, bentuk alasan atau sebab-akibat, dan dalam bentuk

halus atau bentuk sopan. Maka dengan demikian, seperti halnya dalam kelas kata lain

seperti kelas verba bahasa Jepang, adjektiva pun mengalami pembentukan kata

(gokeisei) dan perubahan bentuk kata atau konjugasi (katsuyoukei).

Universitas Sumatera Utara


Namun dalam penelitian Hirai Masao tersebut tidak dibahas secara jelas

mengenai akibat yang ditimbulkan dari proses perubahan bentuk katanya dan

perubahan fungsi yang terjadi pada adjektiva (keiyoushi), maupun posisi adjektiva

dalam kalimat. Orang yang baru belajar bahasa Jepang akan sedikit kesulitan dalam

memahami secara jelas proses perubahan bentuk kata dan fungsi serta akibat yang

ditimbulkan dari perubahan bentuk kata tersebut. Hal ini dapat menjadi suatu ide

pemecahan masalah bagi para pelajar bahasa Jepang yang kesulitan dalam memahami

secara keseluruhan kajian proses perubahan bentuk kata, maupun kajian linguistik

pada bidang morfologi bahasa Jepang.

Melihat dari uraian mengenai masalah pembentukan kata dan perubahan

bentuk (katsuyoukei) yang dialami oleh adjektiva (keiyoushi) dan permasalahan yang

timbul dalam proses pembentukan dari suatu kelas kata adjektiva dan perubahan

bentuk yang terjadi pada adjektiva tersebut yang akan sangat mempengaruhi setiap isi

dari makna dan kandungan kata atau kalimat tersebut, serta perubahan fungsi akibat

yang ditimbulkan dari proses pembentukan kata (gokeisei) dan perubahan bentuk kata

(katsuyoukei) tersebut.

Melihat permasalahan tersebut, maka penulis menjadi tertarik untuk

menganalisis dan penulis menilai perlunya bahasan khusus mengenai proses

pembentukan kata dan perubahan bentuk katanya serta akibat yang ditimbulkan

akibat perubahan yang terjadi khususnya pada adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa

Jepang. Permasalahan yang telah diuraikan tersebut akan penulis analisis secara lebih

rinci dalam bab selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


1.2. Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar

penelitian lebih fokus, perlu dibuat batasan masalah. Dalam analisis ini, penulis

hanya akan membatasi ruang lingkup pembahasan pada pembentukan kata (gokeisei)

dan perubahan bentuk /konjugasi (katsuyoukei) pada kelas kata sifat/adjektiva

(keiyoushi). Kelas kata sifat/ adjektiva (keiyoushi) ini diambil sebagai bahasan

penelitian karena kata sifat yang merupakan jenis kata yang dapat berdiri sendiri

sebagai sebuah kata dan memiliki pembentukan kata maupun dapat terjadi perubahan

bentuk katanya sehingga sangat menarik untuk diteliti dalam hal fenomena

kebahasaan khususnya dalam kajian morfologi.

Penulis mendeskripsikan bagaimana proses pembentukan kata (gokeisei) atau

pemberian suatu morfem (proses morfologis) dan juga perubahan bentuk

(katsuyoukei) pada kata sifat atau adjektiva bahasa Jepang (keiyoushi) tersebut baik

itu adjektiva-i (i-keiyoushi) maupun adjektiva-na (na-keiyoushi) yang ditinjau dari

kajian morfologi. Bagaimanakah proses pembentukan kata, perubahan bentuk kata,

akibat yang ditimbulkan dari pembentukan kata maupun perubahan bentuk katanya

yang terjadi. Hal ini menjadi pokok bahasan yang diteliti dalam penelitian ini.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut, permasalahan penelitian ini mencoba menjawab

masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses pembentukan kata (gokeisei) dan perubahan bentuk

Universitas Sumatera Utara


(katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang?

2. Bagaimanakah akibat yang ditimbulkan dari pembentukan kata (gokeisei) dan

perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva-i/kata sifat-i (i-keiyoushi)

dalam sebuah kata bahasa Jepang?

3. Bagaimanakah akibat yang ditimbulkan dari pembentukan kata (gokeisei) dan

perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva-na/kata sifat-na (na-keiyoushi)

dalam sebuah kata bahasa Jepang?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini antara lain :

1. Mendeskripsikan dan memperoleh hasil penelitian dari proses pembentukan

kata (gokeisei) dan perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi)

dalam bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan dan memperoleh hasil penelitian dari akibat yang

ditimbulkan dari pembentukan kata (gokeisei) dan perubahan bentuk

(katsuyoukei) pada adjektiva-i/kata sifat-i (i-keiyoushi) dalam sebuah kata

bahasa Jepang.

3. Mendeskripsikan dan memperoleh hasil penelitian dari akibat yang

ditimbulkan dari perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva-na/kata sifat-

na (na-keiyoushi) dalam sebuah kata bahasa Jepang.

Universitas Sumatera Utara


1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang sudah dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1.4.2.1. Manfaat Teoritis :

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai pembentukan kata (gokeisei) dan

perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva/kata sifat (keiyoushi) dalam

kajian morfologi bahasa Jepang.

2. Dapat menjadi sumber data bagi penelitian yang berhubungan dengan bidang

kajian linguistik bahasa Jepang.

1.4.2.2. Manfaat Praktis

1. Dapat menjadi suatu sumber pengetahuan bagi masyarakat mengenai ilmu

bahasa Jepang.

2. Dapat menjadi sumber data dan pengetahuan khususnya bagi para pembelajar

bahasa Jepang.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi

2.1.1. Pengertian Morfologi

Kajian morfologi merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji tentang

kata dan proses pembentukannya, bentuk bahasanya, pengaruh perubahan bentuk

bahasa pada fungsi dan arti kata, serta mengidentifikasikan satuan-satuan dasar

bahasa sebagai satuan gramatikal.

Dalam konsep ini morfologi dilihat sebagai studi yang mempermasalahkan

struktur kata. Dengan berkembangnya aliran strukturalis dan generatif doktrin

pemisahan tataran dalam analisis memudar dan selanjutnya berkembang ke arah

doktrin keterkaitan tataran pada suatu fokus analisis yang dinyatakan oleh Katamba

(1993: 3-16). Dengan demikian analisis morfologis yang dikaitkan dengan aspek-

aspek linguistik lain seperti fonologi, sintaksis dan semantik akan memungkinkan

kajian fenomena morfologis yang lebih komprehensip. Tambahan lagi menurut

Katamba (1993:19) menyatakan bahwa Morfologi adalah suatu "study of word

structure"

Istilah morfologi dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan keitairon dan

morfem disebut keitaiso. Morfem ( keitaiso ) merupakan satuan bahasa terkecil yang

memiliki makna dan tidak dapat dipecahkan lagi ke dalam satuan makna yang lebih

Universitas Sumatera Utara


kecil lagi. Koizumi (1993:89) menyatakan’keitairon wa gokei no bunseki ga chuusin

to naru’ (morfologi adalah satu bidang ilmu yang meneliti pembentukan kata).

Karena itu tentu saja selalu terkait dengan kata dan terutama sekali dengan morfem).

Batasan dan ruang lingkup morfologi dalam bahasa Jepang yaitu kata (tango),

morfem (keitaiso) dan jenisnya, alomorf (ikeitai), pembentukan kata (gokeisei),

imbuhan (setsuji), perubahan bentuk kata (katsuyoukei), dan sebagainya.

2.1.2. Morfem Bahasa Jepang (Keitaisou)

Salah satu objek yang dipelajari dalam morfologi yaitu morfem. Menurut

Akmajian dkk (1984:58) dalam Ba’dulu dan Herman (2005:7) menyatakan bahwa

morfem adalah satuan terkecil dari pembentukan kata dalam suatu bahasa yang tidak

dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam bagian-bagian yang bermakna atau yang dapat

dikenal.

Istilah morfem dalam bahasa Jepang disebut keitaisou ( 形態素 ). Menurut

Sutedi (2003:41) bahwa morfem ( keitaisou) adalah satuan bahasa terkecil yang

memiliki makna dan tidak bisa dipisahkan lagi dalam satuan makna yang lebih kecil

lagi dan juga menegaskan akan morfem bahasa Jepang dengan mengatakan bahwa

salah satu keistimewaan morfem bahasa Jepang, yaitu lebih banyak morfem

terikatnya dibanding dengan morfem bebasnya.

Koizumi (1993:90) juga mengungkapkan pengertian dari morfem adalah

satuan bahasa terkecil yang masih mempunyai makna. Satuan bahasa terkecil disini

Universitas Sumatera Utara


merupakan adanya pelekatan makna khusus dengan ujar yang dihasilkan melalui

proses fonemis).

Pengertian morfem dinyatakan oleh Cahyono (1995:140) bahwa morfem

adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya relatif stabil dan maknanya tidak dapat

dibagi atas bagian bernakna yang lebih kecil. Dalam bahasa Jepang juga demikian.

Misalnya kata ’daigaku’ (universitas) yang terdiri dari dua satuan yaitu ’dai’

dan ’gaku’. Kedua satuan tersebut tidak dapat dipecahkan lagi menjadi satuan yang

lebih kecil yang mengandung makna dan arti. Satuan terkecil dari ’dai’ yang secara

leksikal bermakna’besar’ dan kata ’gaku’ yang secara leksikal bermakna ’belajar atau

ilmu’ yang masing-masing merupakan satu morfem, sehingga kata ’daigaku’ terdiri

atas dua morfem.

 Klasifikasi Morfem

Morfem dapat diklasifikasikan atau digolongkan. Akmajian dkk (1984:58)

mengemukakan klasifikasi morfem sebagai berikut :

1. Morfem Bebas, yang terdiri dari kata penuh dan kata fungsi.

2. Morfem Terikat, yang terdiri atas afiks (pengimubahan) dan pangkal terkat,

Afiks terbagi atas : prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran)

Perhatikan contoh berikut ini :

(1) Tanya : kore wa nan desuka? 『これはなんですか。』 (Apakah ini?)

Jawab : hako  ( 箱) atau「ハコ」 (kotak)

(2) Tanya : kore wa nan desuka? 『これはなんですか。』 (Apakah ini?)

Universitas Sumatera Utara


Jawab : haribako  (針箱)atau『ハリバコ』 (kotak jarum)

Pada contoh (1) diatas terdapat kata “hako” (kotak) yang merupakan kata

yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti. Sedangkan pada contoh (2) terdapat

kata “haribako” (kotak jarum) yang merupakan kata yang berasal dari penggabungan

kata “hari” (jarum) yang merupakan morfem bebas yang juga dapat berdiri sendiri

serta mempunyai arti sendiri, dan kata “hako” (kotak). Kata “hako” 『ハコ』

berubah menjadi bako『バコ』karena perubahan alomorf pada bentuk pengucapan

katanya. Itu mengenai morfem perubahan (alomorf) pada “hako”『ハコ』 berubah

menjadi bako『バコ』, kata “hako”『ハコ』dapat digunakan berdiri sendiri, seperti

dalam pembentukan ucapan. Ucapan adalah merupakan kesinambungan dari suara

yang mengalir keluar dari dan setelah mulut terbuka sampai tertutup lagi. Tetapi pada

bagian (bako) 『バコ』harus ada morfem lain sebelumnya, dan itu dimunculkan

dalam bentuk morfem terikat pada kata haribako『ハリバコ』. Contoh lainnya

seperti boorubaku(ボール箱)yang artinya “kotak bola” yang merupakan bagian

dari bentuk “hako” (箱) atau 「ハコ」.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika

pengucapannya dapat berdiri sendiri, dan tidak dapat dikacaukan, morfem terbagi

atas 2 bentuk bahagian yang besar yaitu : (1) Morfem bebas (Jiyuukeitai, 自由形

態): morfem yang pengucapannya dapat berdiri sendiri. Dan (2) Morfem terikat

Universitas Sumatera Utara


(Ketsugoukeitai, 結合形態) : morfem yang pengucapannya tidak dapat berdiri sendiri,

dan morfem ini selalu terikat dengan morfem yang lain.

Hal ini juga dikemukakan oleh Koizumi (1993:93) yang membagi morfem

bahasa Jepang berdasarkan bentuknya menjadi dua bahagian :

1. Bentuk bebas (Jiyuukei, 自由形) : morfem yang dilafalkan/ diucapkan secara

tunggal(berdiri sendiri).

2. Bentuk terikat (Ketsugoukei, 結合形) : morfem yang biasanya digunakan dengan

cara mengikatnya dengan morfem lain tanpa dapat dilafalkan secara tunggal

(berdiri sendiri).

Koizumi (1993:95) juga menggolongkan morfem berdasarkan isinya menjadi

dua yaitu :

1. Akar kata (gokan, 語幹) : morfem yang memiliki arti yang terpisah (satu per

satu) dan kongkrit.

2. Afiksasi (setsuji, 接辞) : morfem yang menunjukkan hubungan gramatikal.

Sutedi (2003:44 - 45) berpendapat, dalam bahasa Jepang, selain terdapat

morfem bebas dan morfem terikat, morfem bahasa Jepang juga dibagi menjadi dua,

yaitu morfem isi dan morfem fungsi. Morfem isi (naiyoukeitaiso,内容形態素) adalah

morfem yang menunjukkan makna aslinya, seperti nomina, adverbia dan akar kata

(gokan) dari verba atau adjektiva, sedangkan morfem fungsi (kinoukeitaiso, 機能形

Universitas Sumatera Utara


態素) adalah morfem yang menunjukan fungsi gramatikalnya, seperti partikel, gobi

dari verba atau adjektiva, kopula dan morfem pengekpresi kala (jiseikeitiso, 時制形

態素).

Dari kedua tipe diatas, selanjutnya dapat dibagi jenisnya menurut konsfigurasi

bahasa Jepang :

(a) hanya morfem bebas : yama (山) = gunung

(b) morfem bebas + morfem terikat : shiroi (白い) = putih  shiro -- i  [ シ

ロ .イ]

(c) morfem terikat + morfem terikat : kaite (書いて) = menulis  (kai – te)

[カイ.テ]

(d) morfem bebas + morfem bebas : yamamichi ( 山道) = jalan gunung  (yama

– michi)  [ヤマ.ミチ]  merupakan kata majemuk (fukugo, 複合)

Pada bagian (a) pada kata “yama” (ヤマ) yang berarti ‘gunung’ merupakan

penjelasan mengenai morfem bebas. Morfem ini dapat berdiri sendiri dan memiliki

arti sendiri. Pada bagian (b) pada kata “shiro” 『 白 』 dari shiroi 「白 い 」 yaitu

merupakan morfem bebas karena dapat digunakan berdiri sendiri, Pada kata shiro

「 白 yaitu /i/ ( イ ) pada akhiran yang mengikutinya adalah akhiran yang

menunjukkan suatu pekerjaan dari adjektiva-i (i-keiyoushi), dan selalu memerlukan

morfem yang mendahuluinya. Jadi /i/ (イ) ini disebut morfem terikat.

Universitas Sumatera Utara


Pada bagian (c) pada kata kaite 「書いて」 pada /kai/「カイ」dari yaitu

seperti pada kaite「カイテ」dan kaita「カイタ」, muncul bentuk terikat pada kata

kerja bantu kata sambung /te/ 「 テ 」 dan /ta/ 「 タ 」 dan tidak pernah muncul

pengucapan yang pemisahannya hanya dengan kata /kai/「カイ」, serta tidak ada

pada bagian akar kata, dan /kai/「カイ」 ini merupakan morfem terikat. Pada kata

「 テ 」 /te/ dan 「 タ 」 /ta/ adalah elemen yang ditambahkan pada bentuk kata

sambung dari partikel, ini juga merupakan morfem terikat.

Pada bagian (d) morfem bebas dari kata dan disebut kata majemuk yang

mengikat morfem bebas yang setara. Masing-masing morfem bebas itu berdiri sendiri

dan memiliki arti tersendiri bergabung dan membentuk kata dan arti yang baru. Pada

kata yama「ヤマ」yang memiliki arti ‘gunung’ jika ditambahkan kata michi「ミ

チ」yang memiliki arti ‘jalan’ jika digabungkan menjadi yamamichi (山道)atau

「ヤマミチ」yang artinya menjadi ’jalan pegunungan’. Dalam bahasa Jepang kata

majemuk kebanyakan dibentuk akibat dari penggabungan dari dua atau lebih dari

huruf kanji. Huruf kanji juga dapat dikatakan satu morfem bebas yang berdiri sendiri

dan memiliki arti sendiri.

Tsujimura (1996:141-142), dalam tulisannya yang berjudul An Introduction to

Japanese Linguistics, Morfem derivasional adalah morfem terikat yang dapat

mengubah makna dan atau kategori kata yang dilekatinya. Misalnya, morfem [す-,

su- (telanjang)] dilekatkan pada kata benda (nomina) [あし, ashi (kaki)] menjadi [す

Universitas Sumatera Utara


あし, suashi (kaki telanjang]. Morfem [す-, su-] tidak mengubah identitas kata yang

dibentuknya, namun mengubah makna kata tersebut. Sementara itu, morfem

infleksional tidak membuat suatu kata baru yang berbeda, seperti yang dilakukan oleh

morfem derivasional. Misalnya dalam bahasa Jepang terdapat morfem yang

menunjukkan kalimat bukan lampau biasanya ditandai dengan morfem [-る, -ru]

dan kalimat lampau ditandai dengan morfem [-た, -ta].

2.1.3. Kata Bahasa Jepang (Tango)

Konsep morfem tidak dikenal oleh para tata bahasawan tradisional, yang

selalu ada dalam tata bahasa tradisional adalah satuan lingual yang disebut kata. Apa

yang disebut kata ini, adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).

Penelitian dalam bidang kebahasaan atau linguistik akan selalu membahas

mengenai kata. Banyak ahli linguistik meneliti mengenai kata dan didefenisikan

menurut bentuknya, jenisnya dan sebagainya. Verhaar (2001:97) mengatakan bahwa

kata adalah satuan atau bentuk bebas dalam tuturan yang dapat berdiri sendiri, artinya

tidak membutuhkan bentuk lain yang digabungkan dengannya, dan dapat dipisahkan

dari bentuk - bentuk bebas lainnya di depannya dan dibelakangnya dalam tuturan.

Selain itu Keraf (1984:53) menyatakan adanya perubahan pemakaian kata makna

untuk pengertian dari kata dan menggantinya dengan ide. Dia mengatakan bahwa

kesatuan-kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas

bagian-bagaiannya, dan yang mengadung suatu ide disebut kata.

Universitas Sumatera Utara


Ramlan (1987:33) memberi definisi kata merupakan dua macam satuan, yaitu

satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu

atau beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Misalnya kata

belajar terdiri dari tiga suku yaitu be, la, dan jar. Suku /be/ terdiri dan dua fonem,

suku /la/ terdiri dari dua fonem. Dan jar terdiri dari tiga fonem. Jadi kata belajar

terdiri dari tujuh fonem yaitu / b,e,l,a,j,a,r /. Jadi yang dimaksud dengan kata adalah

satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain setiap satuan bebas merupakan

kata.

Kata dalam bahasa Jepang disebut dengan go atau tango. Iwabuchi Tadasu

(1989:105-106) dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004:136-137) menyebut tango

dengan istilah go. Dia menyebutkan bahwa tsuki, hashira, omoshiroi, rippada, sono,

mettani, shikashi, rareru, dan sebagainya disebut go( 語) atau tango ( 単語).

Go merupakan satuan terkecil di dalam kalimat. Misalnya pada kalimat

‘Hana ga saku’ (bunga berkembang) dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang lebih

kecil akan menjadi hana-ga-saku, bagian-bagian kalimat ini tidak dapat dibagi

menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Kalaupun dibagi-bagi lagi akan menjadi

ha-na-ga-sa-ku yang hanya merupakan deretan silabel (onsetsu) yang tidak

mempunyai arti apapun. Go memiliki arti tertentu, diucapkan sekaligus, dan memiliki

arti tertentu. Di dalam sebuah kalimat go secara langsung dapat membentuk sebuah

kalimat (bunsestsu).

Universitas Sumatera Utara


 Klasifikasi Kata

Kata dapat diklasifikasikan atau dapat dikelompokkan. Menurut Parera

(1994:7) Pengelompokan kelas kata sebuah bahasa pada umumnya dibedakan atas

dua tahap. Pertama klasifikasi primer (pengelompokan pertama) dilakukan

berdasarkan distribusi kata secara sintaksis dan frasal. Dalam hal ini kata-kata

tersebut masih berada dalam keadaan sebagai morfem bebas atau kata yang

bermorfem tunggal. Umpamanya dalam pengelompokan kelas kata bahasa Inggris

berdasarkan distribusinya secara sintaksis dan frasal sebagai berikut : father, man,

boy, sick, good, and, or, because, go, sing dan sebagainya. Kedua yaitu klasifikasi

sekunder (pengelompokan kedua) dilakukan berdasarkan distribusi sintaksis dan

frasal dalam bentuk kata kompleks. Umpamanya pengelompokan kata bahasa

Inggris : boys, books, better, does, dan sebagainya.

Berdasarkan cara-cara pembentukannya, go dapat dibagi menjadi jiritsugo dan

fuzokugo. Jiritsugo yaitu kata (go) yang dapat berdiri sendiri dan dapat menunjukkan

arti tertentu. Yang termasuk ke dalam jiritsugo yaitu kelas kata verba (doushi),

adjektiva (keiyoushi, keiyoudoushi), nomina (meishi), prenomina (rentaishi), adverbia

(fukushi), konjungsi (setsuzokushi), dan interjeksi (kandoushi). Fuzokugo yaitu kata

(go) yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki arti tertentu. Yang termasuk

kedalam fuzokugo yaitu partikel (joushi), dan kopula (jodoushi). Perbedaan antara

jiritsugo dengan fuzokugo yaitu jiritsugo dengan sendirinya dapat membentuk sebuah

kalimat (bunsetsu) walaupun tanpa dibantu tango yang lainnya, sedangkan fuzokugo

Universitas Sumatera Utara


tidak dapat membentuk kalimat (bunsestsu) kalau tidak dgabungkan dengan

jiritsugo.

Berdasarkan asal usulnya, kata dalam bahasa Jepang terdiri dari wago,

kango, dan gairaigo. Selain itu terdapat juga konshugo yang merupakan kata-kata yang

terdiri dari gabungan beberapa kata dari asal yang berbeda. Secara

harfiah, wago adalah kosakata asli Jepang yang telah ada sebelum masuknya pengaruh

bahasa China ke dalam bahasa Jepang, namun dikatakan juga bahwa ada beberapa

kata wago yang merupakan kosakata yang diserap dari bahasa China. Kango adalah

kosakata yang digunakan dalam bahasa Jepang yang berasal dari China.

Walaupun kango memiliki kesamaan dengan gairaigo sebagai kosakata yang diserap

dari bahasa asing, namun karena wago yang diserap dari bahasa China memiliki

karakteristik tertentu, maka tidak digolongkan ke dalam gairaigo. Pengertian Gairaigo

menurut Sudjianto dan Ahmad Dahidi, (2004:104) adalah kata-kata yang berasal dari

bahasa asing (gaikokugo) yang lalu dipakai sebagai bahasa nasional (kokugo).

Tango (kata) dalam bahasa Jepang dibagi menjadi dua macam,

yaitu tanjungo dan gouseigo. Tanjungo adalah kata yang terdiri dari morfem yang

berbentuk kata tunggal, sehingga secara struktural tidak dapat diuraikan lagi,

contohnya yama, inu dan lain-lain. Sedangkan gouseigo adalah kata yang terdiri dari

beberapa unsur sehingga secara struktural masih dapat diuraikan,

contohnya yamamichi (jalan setapak di pegunungan) yang terdiri dari yama (gunung)

dan michi (jalan). Gouseigo itu sendiri dibagi lagi menjadi dua macam yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Fukugougo, yaitu kata yang terdiri dari beberapa unsur yang masing-masing

unsur mengandung arti dan dapat berdiri sendiri sehingga secara struktural

dapat diuraikan, misalnya seperti yang telah disebutkan di atas.

2. Haseigo, adalah kata yang terdiri dari dua unsur yaitu unsur dasar dan unsur

infiks. Unsur yang menjadi kata dasar dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti,

sedangkan unsur infiks bila berdiri sendiri tidak memiliki arti. Karena itu unsur

infiks tidak dapat berdiri sendiri.

Tango dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya dan jenisnya.

Pengklasifikasian atau pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi

bunrui ( 品詞分類). Hinshi berarti jenis kata (word class, atau part of speech),

sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori atau pembagian. Jadi

hinshi bunrui berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristinya

secara gramatikal Menurut Situmorang (2007:8) pembagian kelas kata bahasa Jepang

adalah sebagai berikut:

1. Verba (doushi, 動詞) yaitu kata yang bermakna gerakan, dapat berdiri sendiri,

mengalami perubahaan bentuk/berkonjugasi, dan dapat menjadi predikat dalam

sebuah kalimat.

2. Adjektiva (keiyoushi, 形 容 詞 ), yaitu kata yang menunjukkan sifat atau

keadaan suatu benda, mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan

selalu berakhiran dengan huruf ~i dan dapat menjadi predikat.

Universitas Sumatera Utara


3. Adjektiva (keiyoudoushi, 形容動詞), yaitu kata yang menunjukkan sifat atau

keadaan suatu benda, mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan

selalu berakhiran dengan akhiran –da.

4. Nomina (meishi, 名詞), yaitu kata nama, tidak mengalami perubahan bentuk,

dapat berdiri sendiri dan menjadi subjek atau objek dalam kalimat.

5. Adverbia (fukushi, 副詞), yaitu merupakan kata tambahan, tidak mengalami

perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri , tidak menjadi subjek, tidak menjadi

predikat, dan tidak menjadi objek, dan menerangkan keiyoushi, dan

menerangkan fukushi.

6. Prenomina (rentaishi, 連 体 詞 ), yaitu kata yang mengikuti benda ( yang

menerangkan benda), tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri,

dan diikuti kata nama tanpa diantarai kata lain.

7. Konjungsi (setsuzokushi, 接 続 詞 ), yaitu kata sambung, tidak mengalami

perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri, tidak menjadi subjek, objek, predikat

dalam kalimat. Berfungsi menyanbung dua buah kata, karena untuk

menyambung dua buah kata dalam bahasa Jepang dipergunakan setsuzokujoshi.

8. Kopula (jodoushi, 助 動 詞 ), yaitu kata bantu sebagai verba, mengalami

perubahan bentuk sama seperti doushi, tidak dapat berdiri sendiri, ada yang

mempunyai arti sendiri dan ada yang menambah makna pada kata lain.

9. Partikel (joushi, 助詞), yaitu kata bantu, tidak mengalami perubahan bentuk,

tidak dapat berdiri sendiri, tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan

Universitas Sumatera Utara


dalam kalimat, selalu mengikuti kata lain, dan ada yang mempunyai arti sendiri

dan ada juga yang berfungsi memberikan arti pada kata lain.

10. Interjeksi (kandoushi, 感動詞), yaitu kata gerakan perasaan, tidak mengalami

perubahan bentuk, dan dapat berdiri sendiri sebagai kalimat, tidak menjadi

keterangan, tidak menjadi subjek, predikat, dan tidak pula menjadi penyambung

kata atau kalimat. Serta berfungsi untuk mengutarakan rasa terkejut, kaget,

heran, marah, dan sebagai kata-kata salam.

Istilah kata (go, 語) atau (tango, 単語) dalam bahasa Jepang terdiri dari

beberapa kelompok yang dilihat menurut pembentukannya yaitu :

1. Kata Dasar (tanjungo, 単純語)

Misalnya kata orang(hito, 人), makan (taberu, 食べる ), tidur (neru, 寝る)

dan lain lain. Dengan lain kata dasar adalah kata yang mempunyai satu arti dan dapat

berdiri sendiri, tidak mengalami penambahan imbuhan dan perubahan bentuk.

2. Kata Turunan (haseigo, 派生語)

Kata turunan yaitu kata kata yang sudah mengalami perubahan bentuk,

penambahan imbuhan dan proses perubahan ucap. Kata turunan ini dalam bahasa

Jepang terbagi menjadi 3 bagian yaitu,

a. Gejala perubahan pengucapan (hen on genshou, 変音現象)

b. Penamahan imbuhan di awal kata (settouji, 接頭辞 )

c. Penambahan imbuhan di akhir kata(setsubiji, 接尾辞)

Universitas Sumatera Utara


3. Kata Majemuk (fukugougo, 複合語)

Kata majemuk yaitu kata kata yang mengalami proses pembentukan kata

majemuk, dalam bahasa jepang kata majemuk ini jumlahnya sangat banyak dan

bervariasi. Kata majemuk dalam bahasa Jepang terbagi menjadi :

3.1. Kata Benda Majemuk (fukugou meishi, 複合名詞)

Kata benda majemuk yaitu kata benda yang terbentuk dari gabungan dua

buah unsur kata yang membentuk satu kata benda majemuk. Kata majemuk ini

terbagi lagi menjadi gabungan unsur unsur seperti di bawah ini :

a. Verba + Verba d. Adjektiva + Noun g. Noun Adjektiva +Noun

b. Noun + Verba e. AD + Noun

c. Noun + Noun f. Verba + Noun

3.2. Kata Kerja Majemuk (fukugoudoushi, 複合動詞)

Kata kerja majemuk atau verba majemuk ini sangat bervariasi , merupakan

gabungan dua buah unsur yang membentuk verba majemuk , secara garis besar verba

majemuk ini terbagi menjadi 5 kelompok yaitu :

a. V + V b. N + V c. A + V d. Adv+V e. Imbuhan +V

3.3. Kata Sifat 1 majemuk (fukugo keiyoushi, 複合形容詞 )

Kata sifat atau adjektiva dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua golongan

yaitu : kata sifat I atau adjektiva-I (i-keiyoushi) yang berakhiran /-i/ seperti

atararashii, takai dan lain lain, dan kata sifat golongan II atau adjektiva-na (na-

keiyoushi) yang berakhira /na/ atau /da/, seperti kirei da, shizuka da da lain lain.

Universitas Sumatera Utara


2.1.4. Teori Morfologi Generatif

Dalam analisis penelitian ini, penulis menggunakan teori morfologi generatif

supaya jangkauan pembicaraan tidak terbatas dan tidak hanya bersifat deskriptif

tradisional. Untuk itu perlu suatu model teoretis yang lebih mutakhir (seperti

Morfologi Generatif) dalam pendekatan terhadap analisis penelitian ini sehingga

menghasilkan pemerian yang lebih komprehensip.

Perhatian para linguis terhadap teori morfologi generatif mulai berkat ajakan

Chomsky pada tahun 1970 melalui tulisannya yang berjudul "Remarks on

Nominalisation". Dalam tulisannya itu ia memaparkan betapa pentingnya bidang

morfologi terutama proses pembentukan kata yang ditinjau dari teori transformasi.

Dardjowijojo (1988:32) mencatat bahwa orang yang pertama kali menaruh minat

yang serius terhadap morfologi generatif adalah Morris Halle dalam papernya yang

berjudul "Morphology in a Generative Grammar" yang disajikan pada Congress of

Linguists di Bologna tahun 1972. Tahun berikutnya karya tersebut diterbitkan dengan

judul "Prolegomena to a Theory of Word Formation". Tulisan Halle memberikan

dampak yang sangat kuat dan diikuti oleh ahli-ahli lain seperti Siegel pada tahun

1974, Botha pada tahun 1974, Boas pada tahun 1974, Lipka pada tahun 1975 dalam

bentuk artikel dan oleh Aronoff pada tahun 1976, serta Scalise pada tahun 1984

dalam bentuk buku.

Secara umum dapat diidentifikasi bahwa di kalangan kelompok orang-orang

yang menekuni bidang morfologi generatif, terdapat 2 pandangan. Kelompok pertama

dipelopori oleh Halle yang berpijak pada asumsi bahwa yang menjadi dasar dari

Universitas Sumatera Utara


semua derivasi adalah morfem (morpheme-based approach); Asumsi dasar Halle di

tahun 1973 adalah bahwa secara normal penutur bahasa di samping memiliki

pengetahuan tentang kata juga paham tentang komposisi dan struktur kata tersebut.

Dengan kata lain penutur asli dari suatu bahasa mempunyai kemampuan untuk

mengenal kata-kata dalam bahasanya, bagaimana kata itu terbentuk dan sekaligus

bisa membedakan bahwa suatu kata tidak ada dalam bahasanya. Misalnya, penutur

asli bahasa Inggris akan secara intuitif mampu memahami

bahwa look dan careful adalah bahasa Inggris sedangkan lihat dan hati-hati bukan

bahasa Inggris. Ini segera bisa menunjukkan bahwa careful dibentuk dari

penambahan morfem bebas care dengan sufiks –ful.

Tatabahasa merupakan perwujudan formal mengenai apa yang semestinya

dipahami penutur suatu bahasa. Menurut model teoretis Halle morfologi terdiri dari

atas:

1. List of Morpheme yakni Daftar Morfem selanjutnya disingkat dengan DM

2. Word Formation Rules atau Kaidah Pembentukan Kata yang selanjutnya

disingkat KPK

3. Filter atau saringan

4. Dictionary atau kamus. Ini ditambahkan oleh Halle dua tahun kemudian

sebagai tempat menyimpan morfem yang telah lolos dari KPK dan Saringan.

Dalam komponen DM bisa diketemukan dua macam anggota yakni akar kata

dan berbagai macam afiks baik yang bersifat infleksional maupun derivasional yang

Universitas Sumatera Utara


disertai dengan rentetan segmen fonetik dengan beberapa keterangan gramatikal yang

relevan.

Komponen KPK menentukan bagaimana bentuk-bentuk yang ada dalam DM

tersebut diatur. Dalam kaitan ini tugas KPK membentuk kata dari morfem-morfem

yang berasal dari DM. KPK bersama-sama dengan DM menentukan kata yang bena-

benar kata atau bentuk potensial dalam bahasa yakni satuan lingual yang belum ada

dalam realitas tetapi mungkin akan ada karena memenuhi persyaratan. Dengan kata

lain KPK bisa menghasilkan bentuk-bentuk yang memang merupakan kata serta

bentuk-bentuk lain yang sebenarnya memenuhi segala persyaratan untuk menjadi kata

tetapi nyatanya tidak terdapat dalam bahasa tersebut.

Komponen Saringan merupakan wadah untuk menyaring segala ideosinkrasi

sehingga kata-kata yang aktual saja boleh lewat saringan. Terdapat tiga jenis

ideosinkrasi, yakni (1) ideosinkrasi semantik berupa keanehan dalam bidang

semantik, misalnya kata recital dalam bahasa Inggris yang tidak merujuk pada apa

saja yang di "recite", tetapi hanya merujuk pada suatu pertunjukan konser oleh

seorang pemain tunggal dan transmission hanya merujuk pada proses pemindahan

gigi pada mobil, (2) ideosinkrasi fonologis yang berujud ketidaklaziman fonologis

dan (3) ideosinkrasi leksikal yakni keanehan yang menyangkut fakta dalam bahasa di

mana suatu bentuk yang seharusnya ada tetapi nyatanya tidak terdapat dalam bahasa

bersangkutan seperti misalnya bahasa Inggris mengenal kata arrival tetapi tidak

diketemukan dalam bahasa tersebut kata *derival.

Universitas Sumatera Utara


Kamus sebagai tempat menyimpan bentuk-bentuk yang lolos dari saringan

sedangkan bentuk yang tidak berterima tertahan di saringan, Walaupun Halle tidak

menganggap kamus sebagai komponen morfologi namun dari uraiannya nampak jelas

kamus ini merupakan unit yang sama penting dengan ketiga komponen sebelumnya.

Model Teori Morfologi Generatif Morris Halle dalam Ba’dulu & Herman (2005 :31)

Daftar Morfem Kaidah Pembentukan Filter Kamus

Output Fonologi Sintaksis

Model diatas terdiri atas empat komponen, yaitu : (1) Daftar Morfem (DM),

(2) Kaidah Pembentukan Kata (KPK), (3) Filter, dan (4) Kamus. Cara Kerja model

Halle dapat digambarkan sebagai berikut yang dikutip oleh scalise (1984:31) dalam

Ba’dulu & Herman (2005:31)

DM KPK Filter Kamus

1. friend
2. boy
hood
3. recite [+penyim-
al pangan]
4. ignore X [-LI]
ation
5. mountain
al

Universitas Sumatera Utara


Keterangan :

1) Kata friend masuk kamus sebagaimana adanya, yaitu melewati KPK dan filter

tanpa mengalami perubahan. Kata itu harus dicantumkan dalam DM, karena

diperlukan untuk pembentukan kata lain, seperti friendly.

2) Kata boyhood tidak terdapat dalam DM ; yang ditemukan adalah boy dan

hood. Kedua unsur ini digabungkan oleh KPK ; dan hasilnya, yaitu boyhood,

masuk ke dalam kamus tanpa memperoleh sesuatu ciri idiosingkretis; kata itu

bersifat regular dari segi sintaksis dan semantis. Perubahan ciri [-abstrak] dari

pangkal boy menjadi [+abstrak] dalam output dilakukan oleh KPK, menurut

Halle.

3) Kata recital dibentuk secara regular oleh KPK, seperti boyhood, sebelum kata

itu sampai ke kamus, filter memberinya ciri-ciri idiosinkretis tertentu

menyangkut makna (yaitu, ‘performansi seorang solois’).

4) Kata ignoration dibentuk oleh KPK, tetapi diblokir oleh filter, yang

memberinya ciri [-LI]; kata ini dipandang sebagai suatu kata yang ‘mungkin’

tetapi “non-eksisten”, dan karena itu tidak didaftar dalam kamus.

5) Kata mountainal tidak dibentuk oleh KPK, karena –al hanya dapat

dirangkaikan dengan verba menurut kaidah, bukan dengan nomina. Kata ini

merupakan kata yang “tidak mungkin’ dan “non-eksisten’.

Secara diagramatik, Dardjowijojo (1988:36) mempresentasikan model Halle

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


DM KPK SARINGAN KAMUS

KELUARAN FONOLOGI SINTAKSIS

Kelompok yang kedua dipelopori oleh Aronoff yang memakai kata dan bukan

morfem sebagai dasar (word-based approach) dikutip dalam Dardjowijojo

(1988:33).Untuk kepentingan ilmu itu sendiri (dalam hal ini linguistik pada umumnya

dan morfologi pada khususnya) berbagai konsep dan model teoretis muthakhir

tersebut perlu diujicobakan atau diaplikasikan pada studi kasus dalam berbagai

bahasa sehingga keunggulan dan kelemahan teori tersebut bisa diidentifikasi serta

selanjutnya bisa dipakai mengungkap atau mengkaji fenomena linguistik khususnya

dalam bidang morfologi suatu bahasa secara lebih tuntas.

Aronoff pada tahun 1976 dalam tulisannya yang berjudul Word Formation

in Generatif Grammar mengajukan hipotesis bahwa bentuk minimal yang dipakai

dalam pembentukan kata didasarkan pada kata bukan morfem. Penolakan konsep

Halle tentang morfem sebagai dasar pembentukan kata didasarkan pada dengan

argumentasi bahwa morfem tidak memiliki makna tetap, dan dalam hal tertentu

morfem tidak memiliki makna sama sekali.

Universitas Sumatera Utara


Aronoff memandang KPK sebagai kaidah yang beraturan yang hanya akan

menurunkan kata yang bermakna dari dasar yang bermakna. Oleh karena itu hanya

kata yang dapat dijadikan unit dasar dalam pembentukan kata. Meskipun demikian

istilah 'kata' sebagai dasar ini harus diartikan sebagai leksem sehingga teori Aronoff

yang dikenal dengan word-based morphology lebih tepat disebut lexeme-based

morphology.

Sebuah kata baru dibentuk dengan menerapkan kaidah beraturan pada kata

tunggal yang telah ada. Kata baru dan kata yang sudah ada merupakan anggota dari

katagori leksikal utama. Hipotesis yang dikemukakan Aronoff tersebut bertitik tolak

dari sejumlah syarat seperti: (1) sesuai dengan namanya, kata dasarnya haruslah kata

(bukan yang lebih kecil dari kata), (2) kata dasar tersebut haruslah kata-kata yang

benar-benar ada dan kata yang potensial tidak dapat menjadi dasar KPK, (3) KPK

hanya berlaku untuk kata tunggal dalam arti bahwa kata dasar ini bukan berwujud

frase ataupun bentuk terikat, (4) Input dan output dari KPK haruslah menjadi anggota

katagori leksikal yang utama. Dengan demikian kata dalam konteks ini merupakan

bentuk tanpa infleksi.

Di samping tidak memiliki DM seperti model Halle, Aronoff tidak pula

menunjukkan adanya komponen khusus untuk menangani kata-kata yang potensial

dalam bahasa. Walaupun demikian Aronoff (1976:43) memiliki mekanisme lain yang

disebut blocking yang mencegah munculnya suatu kata karena sudah ada kata lain

yang mewakilinya.

Universitas Sumatera Utara


Umumnya tidak ada masalah yang timbul apabila menurunkan suatu kata dari

kata lain melalui KPK. Tetapi kenyataannya cukup banyak contoh dalam bahasa

(Inggris) pada penambahan afiks mensyaratkan adanya perubahan ujud kata dasar

(seperti nominate dan evacuate + -ee menjadi nominee dan evacuee setelah melalui

proses pemenggalan ate) yang perlu ditampung melalui suatu aturan. Dalam kaitan

dengan masalah ini Aronoff (1976:105) mengajukan seperangkat aturan yang

dinamakan Adjustment Rules yang menangani alternasi akibat faktor-faktor lain yang

termasuk dalam komponen leksikal. Kaidah penyesuaian ini terdiri atas (1) aturan

pemenggalan (truncation rule) dengan cara menghilangkan sebuah morfem yang ada

dalam kata dasar ditambah afiks dan (2) aturan alomorfi (allomorphic rules) dengan

menyesuaikan bentuk morfem atau kelas morfem dalam lingkungan di mana morfem

tersebut berada.

Model Aronoff tersebut di atas yang dikutip oleh Scallise (1984:68) dalam

Ba’dulu & Herman (2005:34), sebagai berikut :

Komponen Leksikal

Kamus

KPK

Kaidah
Penyesuaian

Output

Universitas Sumatera Utara


Terdapat suatu kesamaan dalam kedua model teoretis morfologi generatif ini.

Baik Halle maupun Aronoff tidak menangani masalah pembentukan kata yang terdiri

dari dua kata atau lebih (compounding). Di samping itu mengenai isi dan kodrat dari

elemen yang ada dalam DM, baik Halle maupun Aronoff mengabaikan bentuk dasar

yang statusnya bukanlah kata (seperti kata prakatagorial juang, temu dan anjur dalam

bahasa Indonesia) maupun afiks dan akan memiliki status sebagai kata hanya setelah

diberi afiks. Kajian morfologi generatif terhadap kasus pembentukan VK bahasa

Inggris ini bertumpu pada perpaduan konsep dan model teoretis Halle di tahun 1973

dan Aronoff di tahun 1976.

Menurut Halle dalam Scalise (1984:43) studi morfologi generatif terdiri dari

empat komponen yang terpisah yaitu (1) daftar morfem (list of morphemes) (2)

kaidah pembentukan kata (word formation rules) (3) saringan (filter) dan (4) kamus

(dictionary). Komponen pertama adalah DM yang terdiri dari dua macam anggota

yaitu morfem dan bermacam-macam afiks, baik yang derivasional maupun yang

infleksional. Butir leksikal dalam DM tidak cukup diberikan dalam bentuk urutan

segmen fonetik tetapi harus pula dibubuhi dengan keteranganketerangan gramatikal

yang relevan. Contohnya dalam bahasa Inggris ditemukan morfem write yang harus

dijelaskan sebagai kata verbal, tidak berasal dari bahasa Latin dan konjugasinya

bukan konjugasi yang umum.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa kata-kata yang telah dibentuk

di pembentukan kata (KPK) ada yang mengalami proses morfofonologis. Uraian

metode struktural tentang morfofonologis diakhiri dengan penemuan kaidah yang

Universitas Sumatera Utara


berupa penambahan fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, sementara dalam

morfologi generatif proses morfofonologis dimasukkan ke dalam komponen filter

dengan kaidah Struktur Asal (SA), proses asimilasi dan Struktur Lahir (SL). Selain

itu kata-kata yang potensial ada yang diberi idiosinkresi baik idiosinkresi fonologi,

leksikal maupun semantik. Kata-kata tersebut dibentuk dan (akan) dipakai oleh

masyarakat pemakai bahasa sebagai alat komunikasi. Jadi bentuk bunyi apapun yang

digunakan manusia sebagai pengguna bahasa itulah kenyataan bahasa. Hal lain yang

menunjukkan perbedaan antara morfologi generatif dan struktural dapat dilihat pada

adanya komponen ciri-ciri pembeda (distinctive fitures) untuk membedakan kata-kata

yang ditemukan di dalam kamus.

Berdasarkan uraian di atas, teori struktural tidak digunakan pada penelitian ini

karena dianggap tidak mampu lagi mengakomodasi fenomena kebahasaan

pembentukan kata pada saat ini. Hal ini sesuai dengan tujuan morfologi yang

dikatakan oleh Katamba bahwa salah satu tujuan morfologi tidak hanya memahami

dan membentuk kata yang ada (real) dalam bahasa mereka tetapi juga membentuk

kata-kata potensial yang belum digunakan pada saat mereka berujar. Berdasarkan

temuan data dalam penelitian ini, proses pembentukan katanya dibatasi hanya dengan

data morfem (DM) dan kaidah pembentukan kata.

Proses Morfofononologis (Morfofonemik)

Studi mengenai perubahan-perubahan pada fonem disebabkan oleh hubungan

dua fonem atau lebih serta pemberian tanda-tandanya, disebut morfofonologi atau

Universitas Sumatera Utara


morfofonemik. Morfofonologi (morfofonemik) adalah terjadinya perubahan bunyi

atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses morfologi, baik proses

afiksasi, proses reduplikasi maupun proses komposisi.

Gejala morfofonemik timbul apabila fonem-fonem yang bersinggungan

menyebabkan perubahan tertentu pada fonem-fonem tersebut. Perubahan bunyi

fonem terjadi oleh pengaruh lingkungan yang dimasuki oleh tiap morfem. Menurut

Parera (1994:41) bahwa perubahan bentuk sebuah morfem berdasarkan bunyi

lingkungannya ini, yaitu yang menyangkut hubungan antara morfem dan fonem,

disebut perubahan-perubahan morfofonemik. Tipe-tipe perubahan morfofonemik

yang biasa terjadi dan yang pada umumnya ditujukan untuk memperlancar

pengucapan dikarenakan : (1) asimilasi, (2) disimilasi, (3) elipsis, (4) metatesis, dan

(5) sandi.

Asimilasi adalah perubahan morfofonemik tempat sebuah fonem yang

cenderung lebih banyak menyerupai fonem lingkungannya. Asimilasi dapat terbagi

lagi atas asimilasi progresif dan asimilasi regresif. Asimilasi progresif ini terjadi jika

bunyi yang mengalami perubahan terletak di belakang bunyi lingkungannya. Dalam

bahasa Turki /gitti/ ‘ia pergi’ berasal dari /git/ + /di/. Bunyi /t/ mempengaruhi bunyi

/d/ sehingga bunyi itu cenderung menyerupakan diri dan terjadi asimilasi bunyi total.

Sedangkan asimilasi regresif terjadi bila bunyi yang mengalami perubahan dan

penyerupaan terletak di depan bunyi lingkungannya. Misalnya pada kata /imperfek/

yang berasal dari /in/ + /perfek  imperfek.

Universitas Sumatera Utara


Disimilasi yaitu perubahan morfofonemik yang terjadi karena fonem seakan-

akan menjauhi persamaan dengan fonem sekitarnya. Dengan kata lain terjadi kelainan

bunyi demi kepentingan kelancaran ucapan. Misalnya, pada kata belajar. Proses ber

+ ajar  belajar menunjukkan kelainan itu. Hal ini terjadi karena bunyi /r/ yang

berdekatan cenderung untuk menjadi tidak sama.

Elipsis yaitu perubahan morfofonemik yang terjadi bila dua bunyi yang sama

dalam proses pembentukan kata, salah satu bunyi itu tanggal atau hilang. Misalnya,

pada kata bekerja. Proses ber + kerja  bekerja. Terjadi penghilangan bunyi /r/ demi

kelancaran pengucapan.

Metatesis yaitu perubahan dalam urutan fonem-fonem. Metatesis secara

sinkronis jarang terjasi dalam suatu bahasa. Dalam bahasa Indonesia terdapat kata

/lemari/ yang berasal dari bahasa portugis : /almari/

Sandi yaitu proses morfofonemilk yang merupakan proses peleburan atau

sintesis dua fonem vocal atau lebih menjadi satu fonem vocal. Misalnya, pada kata

bhineka diturunkan dari bhina + ika  bhineka. Bunyi vokal /a/ bertemu /i/ dan

kemudian melebur menjadi /e/.

2.2. Proses Pembentukan Kata dalam Bahasa Jepang (Gokeisei)

Bahasa yang dibentuk oleh proses morfologis akan membentuk kata-kata

yang secara normal menjadi kata yang beraturan. Pembentukan kata-kata secara

produktif tersebut menggunakan satu atau beberapa proses morfologis. O’Grady dan

Dobrovolsky (1989:100) yang dikutip oleh Ba’dulu dan Herman (2005:30)

Universitas Sumatera Utara


menyatakan bahwa ada dua jenis pembentukan kata yang paling umum, yaitu, (1)

derivasi dan (2) pemajemukan. Keduanya menciptakan kata-kata dari morfem-

morfem yang ada. Derivasi adalah suatu proses, pembentukan suatu kata baru dari

suatu pangkal, biasanya melalui penambahan suatu afiks. Derivasi juga merupakan

suatu proses pembentukan kata yang menghasilkan leksem baru (menghasilkan kata-

kata yang berbeda dari paradigma yang berbeda), dalam pembentukan derivasi

bersifat tidak dapat diramalkan (unpredictable). Pemajemukan adalah suatu proses

yang mencakup penggabungan dua kata (dengan atau tanpa afiks) untuk

menghasilkan suatu kata baru

Koizumi (1993:160) mengemukakan bahwa ada beberapa tipe pembentukan

kata dalam bahasa Jepang, dan hal ini tergantung bentuk katanya, ada juga yang dapat

dilihat dengan memegang strukturnya, dan ada juga yang tidak terlalu rumit yaitu

dapat dengan menebak susunannya saja. Penentuan struktur secara sintaksis lebih

mudah bagi bahasa yang memiliki banyak perubahan bentuk kata, tetapi bagi bahasa

yang miskin akan perubahan kata, maka harus dilihat dari awal sampai akhir urutan

pembentukan kata. Jadi pembentukan kata tergantung juga sifat dari sebuah bahasa.

Samsuri (1994: 190) menyatakan bahwa proses pembentukan kata (derivasi)

dapat dikatakan juga dengan proses morfemis. Proses morfermis adalah cara

pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem

yang lain. Proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah

gokeisei. Proses pembentukan kata pada umumnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu

Universitas Sumatera Utara


(1) pembubuhan afiks/afiksasi (setsuji), (2) proses pengulangan/reduplikasi (jufuku),

dan (3) proses pemajemukan/komposisi (fukugo).

2.2.1. Afiksasi (Setsuji)

J.D. Parera (1994:18) menyatakan bahwa proses afiksasi merupakan satu

proses yang paling umum dalam bahasa. Proses afiksasi terjadi apabila sebuah

morfem terikat dibubuhkan atau dilekatkan pada sebuah morfem bebas secara urutan

lurus. Berdasarkan posisi morfem terikat terhadap morfem bebas tersebut, proses

afiksasi dapat dibedakan atas (1) pembubuhan depan (awalan atau prefiks), (2)

pembubuhan tengah (sisipan atau infiks), (3) pembubuhan akhir (akhiran atau infiks),

dan (4) pembubuhan terbagi (morfem terikat terbagi atau konfiks).

Lebih lanjut lagi, Verhaar (2001:107), mengatakan bahwa di antara proses

morfemis atau pengimbuhan afiks (afiksasi) yang terpenting adalah afiksasi, yaitu

pengimbuhan afiks yang terbagi atas : prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Prefiks yaitu

pengimbuhan yang diletakkan di sebelah kiri kata dalam proses yang disebut dengan

afiksasi, misalnya pengimbuhan kata { men--} yang ada dalam kata : mendapat,

mencuri, mencuci, mengubah dan sebagainya. Contoh lain adalah pengimbuhan kata

{ber--} pada kata : berjalan, bersepeda, bermain dan sebagainya.

Dalam proses pembentukan kata, terdapat proses pengimbuhan dalam bahasa

jepang yang disebut setsuji yang memegang peranan penting. Setsuji menurut Matsuka

Takahashi dan Takubo Yukinori (1995: 62) yaitu adalah suatu unsur yang menyusun

kata (kata jadian), yang merupakan tambahan pada kata dasar (jadian kata dasar) yang

Universitas Sumatera Utara


berdiri sendiri. Kata yang berada di depan kata dasar disebut settougo dan yang berada

di belakang kata dasar disebut setsubigo". Sedangkan menurut Tokieda Seiki (1955:

583) pengertian Setsuji adalah kata yang tidak digunakan sebagai kata tunggal yang

berdiri sendiri, biasanya digabungkan dengan kata lain dan dilafalkan dalam satu

kesatuan, yang ditambahkan pada susunan kata yang baru.

Setsuji adalah salah satu unsur susunan kata. Biasanya ditambahkan pada kata

lain (kata dasar/goki), tidak berdiri sendiri serta unsur yang membentuk satu kata

dengan diucapkan pada sambungannya. Tambahan lagi menurut Iori dkk (2000:

396) Setsuji adalah kata atau bagian yang membentuk inti kata yang melekat pada kata

dasar (goki) dan merupakan bentuk yang menyatakan arti secara tata bahasa dan lain-

lain, serta menunjukkan kata yang tidak berdiri sendiri".

Afiksasi (setsuji) terbagi atas prefiks (settouji), sufiks (setsubiji) dan infiks

(secchuuji). Namun dalam bahasa Jepang afiksasi yang paling dominan adalah prefiks

(settouji) dan sufiks (setsubiji). Dalam bahasa Jepang prefiks disebut dengan settouji

(接頭辞). Prefiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan atau yang dimbuhkan di depan

atau di awal kata. Misalnya: (o kyaku = お 客 = tamu) , (gokazoku = ご 家 族 =

keluarga), dan lain-lain. Dalam bahasa Jepang sufiks disebut dengan setsubiji (接尾

辞). Sufiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan yang diimbuhkan di sebelah kanan

kata dalam proses yang disebut dengan sufiksasi, misal pemberian akhiran /-an/ pada

kata : tuntutan, makanan, minuman dan sebagainya Contoh dalam bahasa Jepang

yaitu : (Tanaka-san = 田中ーさん = Tuan Tanakan), (kihonteki = 基本的= pada

Universitas Sumatera Utara


dasarnya) dan lain-lain. Infiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan dengan penyisipan

di dalam kata itu, misalnya (patuk - pelatuk, tali- temali, gigi - gerigi). Koizumi

(1993:95) menyatakan bahwa dalam bahasa Jepang infiks disebut dengan (secchuuji).

Infiks dalam bahasa Jepang secara umum kurang terlihat. Namu terlihat pada infiks /-

e-/) dalam contoh kata berikut ini : (miru =見る= melihat) (mieru =見える =

kelihatan)  (mi + e + ru). Konfiks yaitu pengimbuhan yang diletakkan pada

sebagian di sebelah kiri dan sebagian yang lain di sebelah kanan kata, misal

(perbedaan, persatuan, kecurian, kelihatan). Dalam bahasa Jepang tidak terdapat

konfiks.

Menurut Thimothy Vance (1993:1) prefiks (settouji) yang biasanya sering

dipakai antara lain O(お), SOU(総), GO(ご), SAI(再), SHIN(新),

DAI(大), FU(不), ZEN(全) , HI(非), KAKU(各), KYUU(旧),

ME (女), MA(真), MI(未), MU(無).

Menurut Thimothy Vance (1993:29) sufiks bahasa Jepang (setsubiji) yang

sering dipakai antara lain : TEKI(的), BETSU(別), BU(部), BUTSU

(物), BYOU(病), CHOU(調), CHU(中), DAI(代), DAN(団), DO

(度), HI(費), HIN(品), HOU(法), HON (本) , IN(員), JIN(人),

SHO(所), JOU(上), KA(下), KA(家), KA(化), KAN(感), KEN

(圏), KIN(金), RON(論), RUI(類), RYOKU(力), RYUU(流),

SEI(生), SETSU(説), KAI(会), KAI(界), SA (さ), SAN (さん), SHA

Universitas Sumatera Utara


(者), SHI(士), SHIKI(式), SHIN(心), SOU(層), JOU(場), TAI

(隊), YOU(用), FUU(風), HA(派), ZAI(剤), KOU(工).

Menurut Sugimoto dan Masashi (1994:35), jika dilihat dari segi jenis kata,

setsuji terbagi atas :

1) Setsuji yang berasal dari bahasa Jepang (Wago), yaitu : O(お): (O Sara = お

皿 = piring), GO(ご): (Go Kazoku = ご家族 = keluarga), SA (さ) : (Takasa

= 高さ = tingginya), SAN (さん) : (Tanaka-san = 田中さん = Tuan

Tanaka), HON (本) : (Ippon = 一本= satu batang)

2) Setsuji yang berasal dari bahasa Cina (Kango), yaitu : FU(不): (Fumei = 不

明= tidak jelas). HI(非): (Hisai = 非才= tidak bijaksana), KAKU(各):

(Kakuchi = 各地 = tiap daerah), TEKI(的) : (Rironteki = 理論的 = secara

teoritis), JIN(人)= (Chuugokujin = 中国人= orang Cina), KA(化):

(Risouka = 理想化= idealis), DAI(大): (Daikouzui = 大洪水= banjir besar),

MI ( 未 ) : (Mibunseki = 未 分 析 = belum dianalisis), MU ( 無 ) =

(Mukeikaku = 無計画= tanpa rencana)

3) Setsuji yang berasal dari bahasa Asing (Gairaigo), yaitu : MAN (マン) : (Eigyo-

man = 栄魚マン= pengusaha), ANCHI(アンチ): (Anchi-kyojin = アンチき

ょじん= anti orang terkemuka), METORU(メトル): (San metoru = 三メト

Universitas Sumatera Utara


ル= tiga meter), KIROGURAMU(キログラム)= (Ichi kiroguramu = いちキ

ログラム= satu kilogram)

RUPIAH(ルピアー): (Hyaku rupiah = 百ルピアー = seratus rupiah)

Terdapat 11 kelompok atau klasifikasi afiksasi bahasa Jepang tersebut yang

dapat dirinci menurut maknanya yaitu sebagai berikut :

1) Afiks (prefiks) yang menyatakan “negasi” yaitu : fu ( 不)、hi ( 否)、mu ( 無)、

mi (未).

Contoh : (fuseikou = 不 成 功 = tidak berhasil) 、 (hitei = 否 定 =

negatif/menyangkal)、(mukankei = 無関係 = tidak ada hubungan)、(mikon= 未

婚 = belum menikah) .

2) Afiks (prefiks)yang menyatakan “betul-betul , sangat, paling” yaitu : ma (真

~)、dai (大~)、sai (最)

Contoh : (masshiro =真っ白 = betul-betul putih)、(daikirai = 大嫌い = sangat

benci)、(saishingata = 最新型 = model paling baru).

3) Afiks (prefiks) yang menyatakan “lagi, yang” yaitu : sai (再~)

Contoh : (saikakunin = 再確認 = konfirmasi lagi)

4) Afiks (sufiks) yang menyatakan “orang / pelaku” yaitu : jin (~人)、sha (~者)、

ka (~家)、 in (~員)、shi (~師)

Universitas Sumatera Utara


Contoh : (nihonjin =日本人= orang Jepang)、(kenkyuusha = 研究者 = peneliti)、

(ongakuka = 音楽家 = musikus) 、 (ginkouin = 銀行員 = pegawai bank) 、

(bengoshi = 弁護士pengacara)、(kyoushi = 教師 = pengajar).

5) Afiks (sufiks) yang menyatakan “gaya / ala ” yaitu : shiki (~式)、fuu (~風)

Contoh : (nihonshiki = 日本式 = ala Jepang)、 (wafuu = 和風= gaya Jepang)、

6) Afiks (sufiks) yang menyatakan “tujuan penggunaan” yaitu : muke ( ~向け)、

muki (~向き)、you (~用)

Contoh : (kodomomuke = 子供向け = ditujukan untuk anak)、(kyoushimuki = 教

師向き = ditujukan untuk pengajar)、 (jouseiyou = 女性用 = keperluan untuk

kaum wanita)

7) Afiks (sufiks) yang menyatakan “sedang, waktu / masa,” yaitu : chuu (~中)、ji

(~時)、dai (~代)

Contoh : (benkyouchuu = 勉強中= sedang belajar)、(tsuugakuji = 通学時 =

masa anak-anak)、(40 dai = 40代 = umur 40 – an).

8) Afiks (sufiks) yang meyatakan “kecenderungan” yaitu : ge (~げ)、gachi (~が

ち)、gimi (~気味)、ppoi ( ~っぽい)

Contoh : (kurushige = 苦 げ = cenderung lelah), (okuregachi = 遅 が ち =

cenderung terlambat)、 (kazegimi = 風邪気味 = agak pilek)、(kodomoppoi = 子

供っぽい = kekanak-kanakan)

Universitas Sumatera Utara


9) Afiks (sufiks) yang menyatakan “biaya” yaitu : chin (~賃)、hi (~費)、kin (~

金)、ryou (~料)、dai (~代)

Contoh : (yachin = 家賃 = biaya sewa rumah)、 (seikatsuhi = 生活費 = biaya

hidup)、(shougakukin = 奨学金 = beasiswa)、(yuusouryou = 郵送料 = biaya

pengiriman)、 (denwadai = 電話代 = biaya telepon).

10) Afiks (sufiks) yang menyatakan “jamak” yaitu : tachi (~たち)、domo (~ども)、

gata (~方)、ra (~ら)、sho (諸~)

Contoh : (gakuseitachi = 学生たち = para siswa/mahasiswa)、(yakunindomo =

役人ども = para pegawai negeri)、 (senseigata = 先生方 = para guru/dosen)、

(warera = 我ら = mereka-mereka)、 (shodaigaku = 諸大学 = semua perguruan

tinggi).

11) Afiks (sufiks) yang lain, yang termasuk di dalamnya antara lain : teki (~的)

yang menyatakan arti ‘”secara”、rashii ( ~らしい) menyatakan arti “menjadi

seperti”

Contoh : (jidouteki = 自動的 = secara otomatis)、(onnarashii = 女らしい =

seperti wanita).

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa dalam proses pembentukan kata, setsuji

memegang peranan penting. Tetapi suatu kata juga dapat dibentuk dengan cara

menggabungkan beberapa morfem bebas. Hasil dari pembentukan kata dalam bahasa

Universitas Sumatera Utara


Jepang sekurang-kurangnya ada empat macam yaitu : (1) haseigo, (2)

fukugougo/goseigo, (3) karikomi/shouryaku, dan (4) toujigo.

Kata yang terbentuk dari penggabungan naiyou-keitaiso dengan setsuji

disebut dengan kata kajian (haseigo). Proses pembentukannya bisa dalam formula :

‘settouji + morfem’ atau ‘morfem + setsubiji’. Awalan (O-, GO-, SU-, MA-, KA-,

SUQ-) dapat digolongkan ke dalam settouji, sedangkan akhiran (sa, mi, teki, suru)

termasuk ke dalam setsubiji. Perhatikan contoh di bawah ini :

O- + nomina : o-kuruma (mobil ; yaitu sebuah ungkapan sopan)

o-kyaku (tamu ; yaitu sebuah ungkapan sopan)

GO- + nomina : go-kazoku (keluarga ; yaitu sebuah ungkapan sopan)

go-shuujin (suami ; yaitu sebuah ungkapan sopan)

SU- + nomina : su-gao (wajah asli ; tanpa bedak, dll)

su-ashi (kaki telanjang)

MA- + nomina : ma-gokoro (setulus hati)

ma-mizu (air muni)

KA- + adjektiva : ka-guroi (hitam pekat; yaitu suatu penegas)

ka-bosoi (sangat tipis)

KO- + adjektiva : ko-gitanai (agak kotor)

ko-urusai (agak ribut)

Fungsi settouji O- dan GO- yaitu sebagai penghalus dan digunakan hanya

untuk orang lain. Fungsi settouji SU- untuk menyatakan arti (asli/polos) sehingga

pada kosakata (sude = tangan kosong) yang berasal dari kata (te = tangan) berubah

Universitas Sumatera Utara


maknanya menjadi (sude = tangan kosong) yang mempunyai makna ‘tidak

menggenggam atau tidak membawa apa-apa. Settouji MA- untuk menyatakan

(kemurnian atau ketulusan), settouji KA- untuk menyatakan arti (sangat), dan KO-

yang menyatakan arti (agak/sedikit). Contoh kata yang merupakan hasil dari

perpaduan antara ‘morfem + setsubiji’ antara lain sebagai berikut :

Gokan dari adjektiva + -SA = nomina : samusa (dinginnya)

takasa (ketinggian)

Gokan dari adjektiva + -MI = nomina: atsumi (ketebalan)

amami (manisnya)

nomina verba + -SURU = verba : benkyousuru (belajar)

undousuru (berolahraga)

nomina + -TEKI = adjektiva : chuushouteki (secara abstrak)

keizaiteki (ekonomis)

Akhiran -SA dan -MI digunakan untuk mengubah adjektiva menjadi nomina,

tetapi tidak semua adjektiva bisa diikuti oleh (-SA) dan (-MI). Begitu pula dengan -

SURU merupakan verba istimewa dalam bahasa Jepang, karena bisa berfungsi

sebagai verba transitif dan juga sebagai verba intransitif. Tidak semua nomina bisa

diikuti oeh -SURU, melainkan terbatas pada nomina yang menyatakan arti suatu

perbuatan atau nomina verba saja. Akhiran -TEKI digunakan untuk mengubah

nomina menjadi adjektiva atau adverbia. Misalnya kata keizaiteki yang berasal dari

kata keizai (ekonomi/perekonomian) yang mendapat akhiran -TEKI yaitu (keizai +

teki) ; (nomina + teki) = adverbia.

Universitas Sumatera Utara


2.2.2. Reduplikasi (Juufuku、重複)

Seperti dalam bahasa Indonesia, bahasa jepang juga memiliki kata ulang yang

merupakan hasil reduplikasi dari fonem , suku kata. Stem, akar kata , kata majemuk

dll. Reduplikasi adalah perulangan morfem dasar baik secara utuh atau sebagiannya

saja, baik tanpa ataupun dengan imbuhan sekaligus.

Beberapa defenisi reduplikasi reduplikasi (juufuku) seperti dalam kamus besar

bahasa Jepang yaitu kata majemuk yang berasal dari pengulangan kata tunggal yang

sama yang berfungsi untuk memperkuat arti, bentuk jamak pengulangan aksi dan

keadaaan serta menunjukkan kesinambungan, misalnya : wareware (kami), dan

akaaka (merah). Sedangkan dalam kamus linguistik reduplikasi yaitu proses dari

hasil pengulangan satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal, misalnya :

ieie (rumah-rumah).

Cahyono (1995:145-146) mengatakan bahwa reduplikasi adalah pengulangan

bentuk satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian, baik disertai variasi

fonem maupun tidak. Tambahan lagi menurut Chaer (2003:182), mengatakan bahwa

secara umum, reduplikasi merupakan proses morfermis yang mengulang kata dasar,

baik secara keseluruhan, secara sebagian, maupun dengan perubahan bunyi.

Reduplikasi (Juufuku), yaitu pengulangan kata pada bahasa Jepang. Dalam

bahasa Jepang reduplikasi selain disebut dengan istilah juufuku juga disebut dengan

jougo dan choujo. Jougo adalah kata yang dibentuk dengan mengulang satuan atau

unit morfem yang berupa kata atau satu bagian dari kata tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Secara umum jougo terbagi atas 3 bagian yaitu :

1) Kanzen Jougo (完全畳語)

Kanzen Jougo yaitu pengulangan sempurna atau pengulangan seluruh bentuk

dasar tanpa perubahan fonem maupun pengafiksasian. Contohnya : (ieie = rumah-

rumah).

2) Bubun Jougo (部分畳語)

Bubun Jougo yaitu pengulangan sebagian, contohnya yaitu : (susuru =

menghirup).

3) Onkoutai Jougo(音交替的畳語)

Onkoutai Jougo yaitu pengulangan berubah bunyi atau pengulangan yang

melibatkan perubahan vokal dan perubahan konsonan. Contohnya : (hitobito =

banyak orang), (samazama = bermacam-macam), dan lain-lain.

Pembagian jougo berdasarkan kelas kata pembentukya yaitu :

1. Jougo Meishi Dameishi (畳語名詞。代名詞), yaitu pengulangan nomina

dan pronominal. Contohnya : (ieie = rumah-rumah).

2. Jougo Meishi Dameishi (Rendaku) (畳語名詞。代名詞、連濁) , yaitu

pengulangan nomina dan pronominal dengan perubahan bunyi. Contohnya :

(hitobito = banyak orang).

3. Jougo Doushi (畳語動詞), yaitu pengulangan verba dengan verba dengan

pengulangan sempurna. Contohnya : (yasumiyasumi = berhenti).

Universitas Sumatera Utara


4. Jougo Doushi (bubun jougo) (畳語動詞、部分畳語)), yaitu pengulangan

verba sebagian. Contohnya (susuru = menghirup).

5. Jougo Keiyoushi (畳語形容詞), yaitu pengulangan adjektiva. Contohnya :

(wakawakashii = kemuda-mudaan).

6. Jougo Fukushi ( 畳 語 副 詞 ) , yaitu pengulangan kelas kata adverbia.

Contohnya : (tokidoki = kadang-kadang).

7. Jougo Giongo Gitaigo (畳語擬音語擬態語), yaitu pengulangan bunyi

tiruan suara (anematope). Contohnya yaitu : (dokidoki = ‘deg-deg’).

8. Jougo Gairaigo (畳語外来語), yaitu pengulangan yang berasal dari kata

atau serapan bahasa asing. Contohnya : (teburuteburu = meja-meja).

9. Jougo Shuujougo (畳語集畳語), yaitu pengulangan dari kumpulan kata

ulang. Contohnya : (achirakochira =disana-sini).

Koizumi (1993: 108-109) membagi reduplikasi dalam bahasa jepang (jufuku)

menjadi dua bagian, yaitu :

1) Reduplikasi kata dasar (gokan no juufuku,語幹の重複)

Reduplikasi ini berasal dari pengulangan dari bentuk dasarnya.

Contoh :’hitobito’ (人々)、’yamayama’ (山々).

2) Reduplikasi Afiksasi (gokan no juufuku to setsuji、語幹の重複と接辞)

Reduplikasi ini merupakan pengulangan yang berasal dari akibat mengalami

proses afiksasi (pengimbuhan).

Universitas Sumatera Utara


Contoh : /waka-i/ (若い ) => (waka-waka-shii = 若々しい = kemuda-mudan)

Dalam bahasa Jepang, anomatope juga merupakan unsur yang mengalami

proses ulangan. Koizumi (1993:108) juga membagi kata ulang (juufuku) yang berasal

dari anomatope atau tiruan bunyi /suara yaitu:

1. Gitaigo (擬態語)

Gitaigo (擬態語), yaitu bunyi bahasa yang diungkapkan seperti keadaan

bendanya atau bunyi bahasa yang timbul dengan melihat keadaan bendanya.

Cth : (hyu hyu = bunyi angin).

2. Giongo (擬音語)

Giongo ( 擬音語 ), yaitu bunyi bahasa atau suara yang menyerupai suara

benda atau hewan. Contoh : (wan wan = suara gonggongan anjing).

2.2.3. Pemajemukan/ Kata Majemuk (Fukugo、複合)

Komposisi yang disebut juga dengan istilah kata majemuk dalam bahasa

Jepang disebut dengan fukugo. Kata majemuk (fukugo) yaitu penggabungan dua buah

kata yang membentuk satu kata baru.

Dalam bahasa Jepang, menurut Koizumi (1993:109) kata majemuk bahasa

Jepang adalah merupakan penggabungan beberapa morfem yang terbagi atas berbagai

variasi. Defenisi yang lain dari kata majemuk (fukugougo atau disebut juga

gouseigo) yaitu kata yang terbentuk sebagai hasil penggabungan beberapa ‘morfem

Universitas Sumatera Utara


isi’. Misalnya : pada kata ‘ama-gasa’ (payung hujan) berasal dari nomina ‘ame’

(hujan) dan nomina ‘kasa’ (payung).

Berikut adalah komposisi atau kata majemuk bahasa Jepang (fukugo)

berdasarkan kelas kata yang membentuknya:

a) Nomina (meishi) + Nomina (meishi)  (tegami = surat) (te + kami)  手紙

「テ+ガミ」

b) Nomina(meishi) + Verba (doushi) (bonodori = tarian bon)  (bon + odori )

 ボン踊り「ボン+オドリ」

c) Nomina (meishi) + Adjektiva (keiyoushi)  (nakayoku = akrab)  (naka +

yoku)  仲良く「ナカ+ヨク」

d) Verba (doushi) + Nomina (meishi)  (iriguchi = pintu masuk) ( iri + guchi) 

入り口 「イリ+グチ」

e) Verba (doushi) + Verba (doushi)  (hikidasi = laci)  (hiki + dashi)  引き出

し「ヒキ+ダシ」

f) Verba (doushi) + Adjektiva (keiyoushi)  (torinikui = sulit diambil)  (tori +

nikui)  取り難い 「トリ+ニクイ」

g) Adjektiva (keiyoushi) + Nomina (meishi)  (wakamono = anak muda)  (waka

+ mono)  若者「ワカ+モノ」

h) Adjektiva (keiyoushi) + Verba (doushi)  (yasuuri = Obral)  (yasu + uri)  安

売り「ヤス+ウリ」

Universitas Sumatera Utara


i) Adjektiva (keiyoushi) + Adjektiva (keiyoushi)  (kireizuki = suka kebersihan) 

(kirei + suki)  綺麗好き「キレイ+ズキ」

Dalam bahasa Jepang, Nomura (1992:185) juga membagi komposisi atau

kata majemuk (fukugo) menjadi 3 polayaitu :

1. Hubungan pelengkap (hosokukankei, 補足関係), yaitu pada :

a) Nomina (meishi) + Adjektiva (keiyoushi)  ( irojiro = warna putih)  (iro +

jiro)  色白「イロ+ジロ」

b) Nomina (meishi) + Verba (doushi)  (higure = matahari terbenam)  (hi +

gure)  日暮れ「ヒ+グレ」

2. Hubungan penerang (shuushokukankei, 修飾関係), yaitu pada :

 Adjektiva (keisyoushi) + Verba (doushi)  (hayaoki = bangun cepat)  (haya

+ oki)  早起き「ハヤ+オキ」

 Verba (doushi) + Verba (doushi)  (tachiyomi = membaca sambil berdiri) 

(tachi + yomi) 立ち読み 「タチ+ヨミ」

 Adjektiva (keiyoushi) + Nomina (meishi)  (marugao = wajah bulat)  (maru

+ gao)  丸顔「マル+ガオ」

 Verba (doushi) + Nomina (meishi)  (uchikizu = luka memar)  (uchi + kizu)

 うち傷 「ウチ+キズ」

 Nomina (meishi) + Nomina (meshi (hondana = rak buku) (hon + dana) )

 本棚「ホン+ダナ」

Universitas Sumatera Utara


3. Hubungan perlawanan (tairitsukankei, 対立関係), yaitu pada :

 Nomina (meishi) + Nomina (meishi)  (ashikoshi = kaki dan pinggang) 

(ashi + koshi)  足腰「アシ+コシ」

 Verba (doushi) + Verba (doushi)  (urikai = jual beli)  (uri + kai)  売り買

い「ウリ+カイ」

 Adjektiva (keiyoushi) + Adjektiva (keiyoushi)  (sukikirai = suka tak suka) 

(suki + kirai)  好き嫌い 「スキ+キライ」

Menurut Sutedi (2003:46) fukugougo atau gouseigo merupakan kata yang

terbentuk dari penggabungan beberapa buah morfem isi. Beberpa contohnya yang

lain yaitu sebagai berikut :

a) Dua buah morfem isi

 Nomina (meishi) + nomina (meishi)  (hondana = rak buku)  (hon + dana)

 本棚 「ホン+ダナ」

b) Morfem isi + imbuhan (setsuji)

 Nomina (meishi) + verba (doushi)  (Tokyo iki = pergi)  (tokyo + iki)  東

京行き「トウキョ+イキ」

 Verba (doushi) + nomina (meishi)  (yakiniku = daging bakar)  (yaki +

niku)  焼肉「ヤキ+ニク」

 Verba(doushi) + verba (doushi) = verba (doushi)  (urikiru = habis terjual)

 (uri + kiru)  売り切る  「ウリ+キル」

Universitas Sumatera Utara


 Verba + verba = nomina = (kashidashi = rental)  (kashi+ dashi)  貸し出

し「カシ+ダシ」

Cara pembentukan kata majemuk yang lainnya, yaitu ‘shouryaku/karikomi’

dan ‘toujigo’. Karikomi merupakan akronim yang berupa suku kata (silabis) dari

kosakata aslinya, sedangkan toujigo merupakan singkatan huruf pertama yang

dituangkan dalam huruf alfabet (romaji). Perhatikan contoh berikut :

a) Contoh Karikomi/Shouryaku :

Terebishon  terebi (TV)

Paasonaru konpyuuta  pasokon (komputer pribadi)

Tokyou daigaku  toudai (Universitas Tokyou)

b) Contoh Toujigo

Nippon Housou Kyoukai  NHK (siaran TV Jepang)

Water Closet  WC (kamar kecil)

2.3. Perubahan Bentuk Kata Dalam Bahasa Jepang (Katsuyoukei)

Jenis perubahan adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang hampir sama

dengan jenis perubahan verba, tetapi tidak ada perubahan ke dalam bentuk bentuk

perintah (meireikei). Ini hal yang wajar karena adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa

Jepang, yaitu kata yang berfungsi untuk menunjukkan keadaan, keinginan, sifat, atau

perasaan, maupun permintaan yang diakhiri dengan huruf /i/ dan /na/ atau /da/.

Dimana dalam bentuk meireikei merupakan sebagai bentuk perintah atau menyuruh

Universitas Sumatera Utara


sudah dianggap menyatakan suatu keadaan dari suatu keinginan dari sesuatu perasaan

seseorang kepada orang lain.

Dalam bahasa Jepang i-keiyoushi memiliki akhiran-i (gobi-i) dan na-keiyoushi

memiliki akhiran-na (gobi-na). Bagian yang mengalami perubahan dalam i-keiyoushi

yaitu fonem /i/ (い), sedangkan pada na-keiyoushi yang disebut juga keiyoushi-da,

yang mengalami perubahannya adalah /da/ (だ).

Kata-kata yang termasuk dalam i-keiyoushi dapat membentuk kalimat

(bunsetsu) walaupun tanpa bantuan kelas kata lain. Setiap kata yang termasuk i-

keiyoushi selalu diakhiri silabel /i/ ( い ) dalam bentuk kamusnya, dapat menjadi

predikat, dan dapat menjadi kata keterangan yang menerangkan kata lain dalam suatu

kalimat. Kelas kata ini mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kalimat.

Kata-kata ’yuumei’ yang makna leksikalnya terkenal, ’kirai’ yang makna

leksikalnya benci, dan ’kirei’ yang makna leksikalnya cantik atau bersih atau indah,

seringkali kata-kata tersebut dianggap i-keiyoushi karena kata-kata tersebut

berakhiran silabel /i/ (い). Tetapi kata-kata tersebut termasuk dalam na-keiyoushi

karena dalam bentuk kamusnya berakhiran silabel /na/ (な) yaitu yuumei-na, kirai-na,

dan kirei-na.

Dalam bahasa Jepang perubahan bentuk kata yaitu terjadi pada kelas kata

verba (doushi) , adjektiva (keiyoushi) dan kopula (joudoushi) disebut konjugasi

(katsuyou). Dalam penelitian ini akan dibahas perubahan bentuk kata atau konjugasi

mengenai adjektiva ( keiyoushi). Menurut Masao (1989:150) di dalam katsuyoukei

Universitas Sumatera Utara


terdapat enam macam perubahan yaitu sebagai berikut : Mizenkei ( 未 然 形 ),

Ren’youkei (連用形), Shuushikei (終止形), Rentaikei (連体形), Kateikei (仮定形)

dan Meireikei ( 命 令 形 ). Keenam macam perubahan bentuk ini memiliki pola

perubahan tertentu sesuai dengan fungsi kata sifatnya.

1. Mizenkei (未然形)

Mizenkei yaitu menyatakan bahwa aktivitas atau tindakannya belum dilakukan

atau belum dilakukan atau belum terjadi sampai sekarang. Bentuk ini diikuti fonem

/u/. Misalnya pada bentuk i-keiyoushi pada kata mijikai  miijikarou. Pada bentuk

na-keiyoushi pada kata kirei na  kirei darou.

2. Ren’youkei (連用形)

Renyoukei yaitu menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas. Oleh

karena bentuk ini pun dapat diikuti yougen. Bentuk ini diikuti ’ta’, ’aru’, tau ’naru’.

Misalnya pada bentuk i-keiyoushi pada kata chiisai  chisaku naru, chisakatta. Pada

bentuk na-keiyoushi pada kata kirai na  kirai datta, kirai de aru, kirai ni naru.

3. Shuushikei (終止形)

Shuushikei yaitu menyatakan bentuk dasar adjektiva (keiyoushi) yang dipakai

sewaktu mengakhiri ujaran. Pada bentuk i-keiyoushi akan tetap berakhiran /i/ (い),

sedangkan pada bentuk na-keiyoushi akan berakhiran /da/ (だ). Misalnya pada bentuk

i-keiyoushi pada kata mazui  mazui. Pada bentuk na-keiyoushi pada kata yuumei na

 yuumei da.

Universitas Sumatera Utara


4. Rentaikei (連体形)

Rentaikei yaitu bentuk yang diikuti taigen seperti kata toki. Bentuk dasar

ataupun bentuk kamus pada adjektiva (keiyoushi) nya diikuti kata ’toki’. Misalnya

pada bentuk i-keiyoushi pada kata takai  takai toki. Pada bentuk na-keiyoushi pada

kata shizuka na  shizuka na toki.

5. Kateikei (仮定形)

Kateikei yaitu menyatakan bentuk pengandaian, merupakan bentuk yang

diikuti oleh ’ba’. Pada bentuk i-keiyoushi akan menggunakan bentuk ’kereba’

sedangkan pada bentuk na-keiyoushi akan menggunakan bentuk ’naraba’. Misalnya

pada bentuk i-keiyoushi pada kata muzukashii  muzukashiikereba. Pada bentuk na-

keiyoushi pada kata yuumei na  yuumei naraba.

6. Meireikei (命令形)

Meireikei yaitu menyatakan perubahan bentuk menyuruh atau bentuk

perintah. Dalam adjektiva tidak banyak mengalami perubahan bentuk dan biasanya

tetap ada dalam bentuk asalnya atau bentuk kamusnya. Seperti telah disampaikan

diatas bahwa adjektiva sendiri sudah merupakan suatu kelas kata yang menyatakan

keadaan atau keinginan seseorang. Namun kelas kata lain seperti dalam kelas kata

verba terdapat perubahan bentuk meireikei, contohnya seperti : (ike = 行け= pergi),

(damare = だまれ!= diam) dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


2.4. Adjektiva/Kata Sifat Bahasa Jepang (Keiyoushi)

2.4.1. Pengertian Adjektiva/Kata Sifat Bahasa Jepang (Keiyoushi)

Adjektiva (keiyoushi) adalah salah satu jenis kata yang mengutarakan

atau mengungkapkan perasaan (psikis), perasaan yang dimiliki manusia, keadaan, dan

kesan penilaian terhadap sifat sesuatu yang berkaitan dengan orang, benda atau suatu

hal, serta keadaan makhluk hidup dan manusia. Menurut Kitahara dalam Sudjianto

dan Ahmad Dahidi (2004:154). Adjektiva (keiyoushi) adalah kelas kata yang

menyatakan sifat atau keadaan sesuatu, dan keiyoushi dengan sendirinya dapat

menjadi predikat dan dapat mengalami perubahan bentuk .

Shadan Houjin (1990:448) juga menjelaskan bahwa adjektiva (keiyoushi)

merupakan salah satu jenis kata. Kesan dan pertimbangan terhadap semua yang tidak

bersifat watak dan keadaan suatu peristiwa, keadaan seseorang, dan lain-lain.

Menunjukkan perasaan emosi, rasa, dan lain-lain yang dimiliki oleh seseorang

dengan bahasa yang mengaplikasikan kata sifat dan termasuk pada kata yang dapat

menjadi predikat.

Menurut Situmorang (2007:28) jika dilihat dari huruf kanjinya, kata Keiyoushi

( 形容詞) terdiri dari tiga buah huruf kanji, yaitu :

形 = yang dibaca Kei yang berarti bentuk, rupa, corak atau potongan.

容 = yang dibaca You yang berarti lukisan, perumpamaan, kiasan atau ibarat.

詞 = yang dibaca Shi yang berarti kata

Menjadi : keiyoushi = 形容詞 = kata bentuk keadaan.

Universitas Sumatera Utara


Adjektiva mempunyai kata keterangan yang mengikutinya. Kata yang dapat

menerangkan adjektiva disebut dengan shushokugo. Kata keterangan yang dapat

menerangkan adjektiva yaitu sebagai berikut :

1) Adjektiva dapat diberikan keterangan perbandingan, seperti : Sukoshi = すこし=

sedikit, chotto = ちょっと, ikuraka = いくらか = beberapa, donokurai = どの

くらい = berapa, seberapa, onajikurai =同じくらい= hampir sama. Contohnya :

chotto muzukashii =ちょっと難しい=sedikit sulit.

2) Adjektiva dapat diberikan keterangan penguat, seperti : Totemo = とても= sangat,

hijou ni = 非常に = sangat, hontou ni = 本当に= benar-benar, kanari = かなり

= lumayan, sugoku =すごく= benar-benar, motto = もっと= lebih . Contohnya :

totemo kanashii = とても悲しい= sangat sedih.

3) Adjektiva dapat diberikan kata keterangan untuk mengingkari sesuatu hal dengan

kata ingkar tidak yang biasanya dipakai untuk bentuk negatif /-nai/. Kata

keterangan yang mengikuti adjektiva dalam bentuk ingkar yang memiliki arti

tidak seperti : Amari = あまり, sonnani = そんなに, zenzen = ぜんぜん,

mattaku = まったく. Contohnya : zenzen itakunai = ぜんぜん痛くない = tidak

sakit

Adjektiva (keiyoushi) dalam bentuk prenomina (sebagai pewatas) berakhiran

dengan akhiran /i/ (い) dan /na/ (な). Adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang ada

dua macam golongan yaitu adjektiva I yang berakhiran huruf-i atau /i/ (い) disebut

Universitas Sumatera Utara


dengan i-keiyoushi dan adjektiva II yang berakhiran- /na/ (な) atau /da/ (だ ) yang

disebut na-keiyoushi atau keiyoudoushi.

Adjektiva (keiyoushi) bahasa Jepang merupakan kelas kata yang dapat berdiri

sendiri dan memiliki makna sendiri. Adjektiva (keiyoushi) bahasa Jepang merupakan

kelas kata yang dapat mengalami perubahan bentuk (katsuyoukei) yang disebut

dengan yougen. Perubahan bentuk adjektiva tersebut dikarenakan adjektiva

merupakan kelas kata yang sangat fleksibel dalam pembentukan kata adjektiva itu

sendiri.

Sutedi (2003: 58-59) mengemukakan bahwa jenis perubahan adjektiva

(keiyoushi) dalam bahasa Jepang hampir sama dengan perubahan verba, hanya saja

dalam keiyoushi tidak ada perubahan dalam bentuk meireikei (perintah). Hal ini di

karenakan makna adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang merupakan kata yang

berfungsi untuk menunjukkan keadaan, sifat, atau perasaan yang diakhiri dengan

huruf /i/ atau /da/.

Adjektiva-i (i-keiyoushi) memiliki pembentukan kata, perubahan bentuk kata

dan penempatan posisi dalam kalimat pada tata bahasanya yang kebanyakan sama

dengan verba (doushi) sedangkan adjektiva-na (na-keiyoushi) hampir mirip dengan

nomina (meishi).

Universitas Sumatera Utara


2.4.2. Fungsi Adjektiva/Kata Sifat Bahasa Jepang (Keiyoushi)

Menurut Arakawa (1989:39), bahwa fungsi utama kata sifat atau adjektiva

(keiyoushi) dalam bahasa Jepang adalah sebagai atributif dan predikatif. Oleh karena

fungsinya sebagai atributif maupun predikatif dalam kalimat maka pelekatan dan

penggunaannya pun memiliki aturan tertentu dalam tata bahasa Jepang. Pemakaian

kata sifat bahasa Jepang diletakkan di depan kata benda (Hukum MD). Bahasa Jepang

yang juga menggunakan Hukum MD, seperti Bahasa Inggris. Jadi hal ini kebalikan

dari susunan bahasa Indonesia (Hukum DM).

Contoh : 1. Kata sifat atau adjektiva golongan I : 赤いりんご akai ringo (apel

merah), 大きい家 Ookii uchi (rumah besar)

2. Kata sifat adjektiva golongan II: きれいな花 Kireina hana (bunga

indah)

Berikut beberapa fungsi serta penggunaan kata sifat dalam bahasa Jepang :

1. Fungsi Atributif (Sebagai Keterangan Kata Benda)

Dalam hal ini, kata sifat berfungsi untuk menerangkan sifat/keadaan dari kata

benda. Untuk kata adjektiva-i (i-keiyoushi), langsung digabungkan dengan kata benda

yang dimaksud tanpa mengalami prubahan bentuk kamusnya atau perubahan bentuk

asalnya dan tidak menghilangkan akhiran /-i/ nya. Formulanya :

Adjektiva-I + nomina

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan pada adjektiva-na (na-keiyoushi) di antara kata sifat dan kata benda

disisipkan /na/ (な). Formulanya :

Adjektiva-na (な) + nomina

Jika akan menggunakan dua atau lebih kata sifat dalam sebuah frase yang

menerangkan kata benda, maka bentuk yang digunakan adalah bentuk asli (tidak

mengalami konjugasi).

2. Fungsi Predikatif

Taeko Kamiya (2002:12) menyatakan bahwa adjektiva-i (i-keiyoushi), ketika

digunakan sebagai predikat, berfungsi seperti kata kerja. Pada fungsi predikatif,

adjektiva menjadi sebagai penjelasan utama keadaan dari subjeknya. Formulanya :

Nomina wa/ga + adjektiva + desu/da

Nomina は/が + adjektiva + desu/da

3. Fungsi Menjelaskan Verba (doushi)

Kata sifat atau adjektiva digunakan sebagai kata keterangan untuk

menjelaskan kata kerja, kata sifat dan kata keterangan. Untuk adjektiva-i (i-

keiyoushi), bentuk adverbial (kata keterangan) diperoleh dengan mengubah huruf

akhir /i/ menjadi /ku/ dan

Adjektiva-i –/ku/ + verba

Adjektiva いーく + verba

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan untuk adjektiva-na (na-keiyoushi), dengan menambahkan /ni/

setelah adjektivanya. Formulanya :


Adjektiva-na--/ni/ + verba

Adjektiva なーに + verba

2.4.3. Jenis-Jenis Adjektiva Bahasa Jepang (Keiyoushi)

2.4.3.1. Adjektiva golongan I/Adjektiva– i (I-Keiyoushi)

Adjektiva-i (i-keiyoushi) merupakan kelas kata sifat golongan I. Menurut

Kitahara (1995:82) bahwa adjektiva-i (i-keiyoushi) sering disebut juga keiyoushi yaitu

kelas kata yang menyatakan sifat atau keadaan sesuatu, dengan sendirinya menjadi

predikat dan dapat mengalami perubahan bentuk.

Setiap kata yang termasuk i-keiyoushi selalu diakhiri /i/ (い). Dalam bentuk

kamusnya, adjektiva-i (i-keiyoushi) dapat menjadi predikat, dan juga dapat menjadi

kata keterangan yang menerangkan kata lain dalam sebuah kalimat. Adjektiva-i (i-

keiyoushi) selalu diakhiri hiragana /i/ (い) seperti /ii/, /ai/, /oi/, /ui/. Akhiran /i/ (い)

Ini adalah okurigana yaitu bagian yang akan berubah-ubah pada saat terjadi konjugasi

adjektivanya. Contohnya : muzukashii (sulit/sukar/susah), chisai (kecil), omoshiroi

(menarik), dan warui (jelek/buruk).

Adjektiva-i (i-keiyoushi) biasanya selalu berakhiran /i/ ( い ), namun ada

beberapa adjektiva-na (na-keiyoushi) yang diakhiri /i/ (い) seperti misalnya yumei

(mimpi), kirai (benci), dan kirei (cantik, indah, bersih). Contohnya pada kata kirei na

Universitas Sumatera Utara


(cantik, indah, bersih yang ditulis dalam hiragananya 「 きれい (な)」. Cara

membedakannya yaitu adjektiva-na yang diakhiri 「 い 」 dan umumnya ditulis

dengan hiragana: 「きれい 」 dan 「嫌い 」. Adjektiva-na (na-keiyoushi) lain yang

diakhiri 「い」 biasanya ditulis dengan kanji jadi dapat dilihat bahwa itu bukan

adjektiva-i (i-keiyoushi). Contohnya, 「きれい 」 jika ditulis dengan kanji adalah 「

綺麗 」 atau 「 奇麗 」, dan karena 「い」-nya merupakan bagian dari kanji

「麗」, maka dapat diketahui bahwa itu tidak mungkin merupakan adjektiva-i. Ini

karena inti utama 「 い 」 pada adjektiva-i adalah memungkinkan dilakukannya

konjugasi tanpa mempengaruhi kanjinya, walaupun berakhiran /i/ (い) tapi tidak

termasuk i-keiyoushi karena dalam bentuk kamusnya berakhiran /da/ (だ).

1. Ciri-ciri i-keiyoushi

a) Dapat berdiri sendiri.

b) Menunjukkan sifat atau keadaan sesuatu benda.

c) Mempunyai perubahan bentuk (konjugasi).

d) Selalu berakhiran /i/.

e) Dapat menjadi predikat.

2. Jenis-jenis i-keiyoushi

Menurut Shimizu (2000:46) i-keiyoushi dibagi menjadi dua macam yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Zokusei keiyoushi yaitu kelompok i-keiyoushi yang menyatakan sifat atau keadaan

secara objektif. Misalnya : takai (tinggi; mahal), nagai (panjang), hayai (cepat),

omoi (berat), akai (merah) dan sebagainya.

2. Kanjou keiyoushi, yaitu kelompok i-keiyoushi yang menyatakan perasaan atau

emosi secara subjektif. Misalnya : ureshii (senang), kanashii (sedih), kowai

(takut) dan sebagainya.

Menurut Situmorang (2007:28) Keiyoushi atau I-Keiyoushi dibagi menjadi

tujuh jenis dilihat dari artinya, yaitu:

1) Keiyoushi yang mengutarakan bentuk benda. Contoh :(marui = 丸い= bulat ,

(shikakui = 四角い= persegi empat) , (hosoinagai = 細長い = panjang kurus/

sempit) , (hiratai = 平たい= datar) , (surudoi = 鋭い = tajam).

2) Keiyoushi yang mengutarakan jumlah atau volume benda. Contoh : (ooki = 大き

い= besar , 小さい = kecil) , (komakai = 細かい = halus, mendetail) , (nagai =

長い = panjang) , (atsui= 厚い = tebal).

3) Keiyoushi yang menunjukkan sifat benda. Contoh : (katai = 固い= keras),

yawarakai = 柔らかい= lembek/ lembut) , (atsui = 熱い= panas) , (shiroi = 白

い= putih) , (akai = 赤い= merah).

4) Keiyoushi yang berhubungan dengan mutu. Contoh : (warui = i悪い= jelek) ,

(utsukushii = 美しい = cantik), (konomashiii = 好ましい = suka, menarik hati) ,

(kitanai = 汚い= kotor) , (omoshiroi = 面白い = menarik).

Universitas Sumatera Utara


5) Keiyoushi yang berhubungan dengan nilai benda. Contoh : (subarashii = 素晴ら

しい= hebat) , (yasashii = 優し い = baik hati ), (ikameshii = 厳しい = keras,

sungguh-sungguh), (mutsumajii = 睦まじい= ramah, bersahabat).

6) Keiyoushi yang berhubungan dengan nilai bunyi-bunyian . Contoh : (yakamashii

= 喧しい= riuh, bising), (sawagashii = 騒がしい = gaduh, riuh).

7) Keiyoushi yang mengutarakan makna gerakan. Contoh : (hayai = 早 い =

kencang), (osoi = 遅 = lambat, pelan-pelan) , (noroi = のるい = pelan-pelan)

2.4.3.2. Adjektiva Golongan II/ Adjektiva–na/-da (Na -Keiyoushi/Keiyoudoushi)

Adjektiva-na atau adjektiva-da (na-keiyoushi/keiyoudoushi) merupakan

kelas kata sifat golongan II. Iwabuchi (1989:96) menyatakan bahwa na-keiyoushi

sering disebut juga keiyoudoushi (yang termasuk jenis jiritsugo) yaitu kelas kata yang

dengan sendirinya dapat membentuk sebuah kalimat (bunsetsu), dapat berubah

bentuknya (termasuk jenis yougen), dan bentuk shuushikei-nya berakhir dengan (だ)

da atau desu ( で す ). Oleh karena perubahannya mirip dengan verba (doushi)

sedangkan artinya mirip dengan adjektiva (keiyoushi), maka kelas kata ini diberi

nama keiyoudoushi.

Adjektiva-na atau adjektiva-da (na-keiyoushi/keiyoudoushi) pada

dasarnya berperilaku seperti nomina. Satu perbedaan utamanya adalah adjektiva-na

dapat memodifikasi nomina yang mengikutinya dengan menyelipkan /na/「な」 di

Universitas Sumatera Utara


antara adjektiva dan nominanya yang disebut adjektiva-na. Contohnya, ’shizuka na

hito’ = 静か な 人 = Orang yang pendiam.

Terbalik dengan bahasa Indonesia, pada bahasa Jepang disebutkan sifatnya

dulu sebelum bendanya. Lalu, /na/「な」 dapat dianggap seperti "yang" pada bahasa

Indonesia: yang berfungsi menghubungkan benda dan sifatnya. Hanya saja, dalam

bahasa Indonesia seringkali dapat ”membuang yang" (misalnya "orang pendiam")

tanpa ada perubahan arti, pada bahasa Jepang adjektiva-na selalu membutuhkan /na/

「な」. Sedangkan dalam terjemahan bahasa Indonesia kata "yang" dapat diabaikan.

Selain memodifikasi nomina menggunakan /na/ 「 な 」 , dapat dikatakan

bahwa "suatu nomina" bersifat "suatu adjektiva" dengan menggunakan partikel topik

atau identifikasi, mengikuti pola [nomina] [partikel] [adjektiva]. Contohnya adalah

’hito wa shizuka’「 人 は 静か 」. Ini pada dasarnya sama dengan menyatakan

keadaan benda. Namun, karena tidak mungkin "suatu adjektiva" menjadi "suatu

nomina", maka tidak dapat mengatakan [adjektiva] [partikel] [nomina] (misalnya

tidak mungkin kata ’shizuka na hito’ (静か な 人 = Orang yang pendiam) menjadi

’shizuka ga hito’「静か が 人 」adalah salah). Ini cukup jelas karena, misalnya,

seseorang mungkin saja bersifat pendiam, tapi mengatakan bahwa sifat pendiam

adalah orang tidaklah masuk akal.

Na-keiyoushi sering disebut keiyoudoushi yaitu kelas kata yang dengan

sendirinya dapat membentuk sebuah kalimat (bunsetsu), dapat berubah bentuk dan

Universitas Sumatera Utara


bentuk shuushikei –nya berakhiran /da/ ( だ ) atau /desu/ ( で す ). Karena

perubahannya mirip dengan doushi sedangkan artinya mirip dengan keiyoushi,

sehingga kelas kata ini disebut keiyoudoushi.

Pada adjektiva-na (na-keiyoushi) terdapat kata keterangan yang dapat

menerangkan atau menjelaskan bentuk dari kata sifat. Seperti : (taihen = 大変な =

sangat susah), (totemo = とても= sangat, sekali), (chotto = ちょっと= Agak/sedikit),

(amari = あまり= tidak begitu) yang diikuti pola kalimat negatif), (tabun = たぶん=

mungkin).

Pada adjektiva-na (na-keiyoushi) ada juga yang terbentuk akibat reduplikasi

seperti : いろいろな(iroiro na = macam-macam), さまざまな (samazama na =

macam-macam), ざらざらな(zarazara na = kasar), dan lain-lain.

1. Ciri-ciri na-keiyoushi atau keiyoudoushi

a) Dapat berdiri sendiri.

b) Menunjukkan sifat atau keadaan sesuatu benda.

c) Mempunyai perubahan bentuk (konjugasi).

d) Selalu berakhiran /na/ atau /da/

e) Dapat menjadi predikat.

2. Jenis-jenis na-keiyoushi

Menurut Shimizu (2000:46-47) na-keiyoushi dibagi menjadi dua macam yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Keiyoudoushi yang menyatakan sifat, misalnya : shizuka da (sepi), kirei da (cantik,

indah, bersih), sawayaka da (segar), akiraka da (jelas), sakan da

(makmur/populer), kenkooteki da (sehat), dan sebagainya.

2. Keiyoudoushi yang menyatakan perasaan, misalnya : iya da (tidak senang),

zannen da (menyesal), yukai da (senang), fushig ida (aneh), suki da (suka), kirai

da (benci), heiki da (tenang/tidak memperhatikan) dan sebagainya.

2.5. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memperoleh referensi dari penelitian-penelitian

terdahulu yang telah ditulis dan diteliti oleh para peneliti linguistik umum maupun

peneliti dan pembelajar ilmu bahasa Jepang yang memiliki relevansi dalam kajian

penelitian yang akan diteliti oleh penulis.

Penelitian mengenai Linguistik bahasa Jepang banyak diteliti khususnya oleh

Hirai Masao (1989), Shimizu (2000), Kitahara (1995), Hamzon Situmorang (2007),

Sutedi Dedi (2003), Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004), dan Adriana Hasibuan

(2003) yang kemudian mereka banyak memuat penelitiannya ke dalam buku-buku

maupun artikel dan jurnal.

Para peneliti di atas banyak menuangkan ide, pendapat maupun teori yang

menjadi acuan dalam penelitian ini. Peneliti mengambil beberapa penelitian terdahulu

yang menjadi acuan dasar munculnya suatu masalah fenomena kebahasaan yang

secara spesifik khususnya masalah fenomena kebahasaan pada adjektiva bahasa

Jepang yang diteliti khususnya bagi para pembelajar bahasa Jepang dari Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


Berikut penelitian terdahulu yang menjadi ide peneliti untuk mengambil tema pokok

bahasan baru mengenai pembentukan kata dan perubahan bentuk kata pada adjektiva

bahasa Jepang.

1. Analisis Morfologi Verba Bahasa Jepang oleh Adriana Hasibuan (2003)

Penelitian ini menjelaskan proses morfologis kelas kata verba (doushi) dalam

bahasa Jepang. Peneliti menguraikan proses morfologis kelas kata verba mulai dari

kata kerja I, II dan III.

2. Afiks (suffiks) Bahasa Jepang yang Menyatakan “Orang” oleh Renariah (2005)

Peneliti meneliti afiksasi khusnya sufiks yang menyatakan ”orang”, kemudian

mengelompokkannya menjadi beberapa bagian dan menganalisis pembentukannya.

3. Afiksasi Bahasa Bali :Sebuah kajian morfologi Generatif’ oleh I Wayan Simpen

(2008)

Artikel ini membahas mengenai proses pengafiksasian yang terdapat dalam

bahasa Bali kemudian menguraikan pembentukannnya dengan menggunakan teori

morfologi generatif.

4. Analisis Makna Kata Chiisai, Komakai dan Kuwashii dalam Kalimat Bahasa

Jepang (Ditinjau dari Segi Semantik) oleh Khairina Iasha (2010)

Penelitian ini membahas secara spesifik salah satu jenis adjektiva-i (i-

keiyoushi) yaitu kata chisaii, komakai, dan kuwashii yang memiliki kesamaan makna

pada penggunaannya dalam kalimat. Setelah itu peneliti meninjau kajian makna dari

kata sifat tersebut ditinjau dari semantiknya.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, penulis menetapkan pendekatan atau metode

penelitian sesuai dengan rumusan masalah. Dalam melakukan sebuah penelitian

dibutuhkan metode sebagai penunjang untuk mencapai tujuan. Metode adalah suatu

cara melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini merupakan penelitian yang

hasilnya akan dituliskan dalam bentuk deksriptif atau penjabaran secara terperinci.

Penelitian ini berupa library research (studi kepustakaan) dan data yang digunakan

berupa buku-buku dan literatur yang menunjang penelitian ini. Oleh karena itu,

penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Menurut Koentjaraningrat (1976:30), penelitian yang bersifat deskriptif yaitu

memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala,

atau kelompok tertentu.

3.2. Data dan Sumber Data

Sumber data penelitian ini sebagai data primernya adalah buku Minna no

Nihonggo I & II, Advanced Vocabulary Book for Levels 1 & 2, 500 Essential

Japanese Expression A Guide to Correct Usage of Key Sentence Patterns, dan buku-

buku berbahasa Jepang lainnya. Sumber-sumber data tersebut di atas diambil

berdasarkan kelengkapan dan keabsahan yang valid sebagai buku pelajaran bahasa

Universitas Sumatera Utara


Jepang yang diakui dan digunakan oleh para pembelajar bahasa Jepang. Datanya

berupa data tertulis yang mengandung unsur adjektiva maupun kata yang membentuk

maupun merubah adjektiva.

Data-data penelitian dikumpulkan penulis dengan menggunakan teknik studi

kepustakaan (Library Research), dengan mengambil sumber acuan dari berbagai

buku dan referensi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Selain itu penulis

memperoleh sumber informasi dari berbagai macam artikel baik dari majalah, jurnal,

situs-situs atau website dari internet, serta literatur-literatur lainnya yang menunjang

untuk kelengkapan data-data penelitian ini.

3.3. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri, yaitu dengan membaca buku

pembelajaran bahasa Jepang dimulai dari tingkat dasar, menengah dan atas. Setelah

itu penulis mengambil data dari sumber data yang berhubungan dengan penelitian ini

yaitu mengenai pembentukan kata dan perubahan bentuk kata (katsuyoukei) dalam

kalimat yang memiliki adjektiva bahasa Jepang (keiyoushi).

Peneliti membuat tabel analisis kerja berdasarkan fokus-fokus penelitian dan

membaca tabel tersebut untuk mengarahkan peneliti mengambil kesimpulan dari hasil

analisis penelitian ini. Kemudian peneliti membuat tabel hasi analisis datanya. Hal ini

dilakukan guna mengarahkan peneliti untuk mengambil data yang valid dan tidak

keluar dari jalur penelitian yang ingin diteliti tersebut.

Universitas Sumatera Utara


3.4. Tahap Penelitian

Tahap–tahap penelitian yang dilakukan yaitu pertama-tama mencari,

mengumpulkan dan mengklasifikasikan morfem, kata dan kalimat yang terdapat kelas

kata adjektiva dalam bahasa Jepang. Tahap berikutnya adalah proses merangkum dan

menyusun data-data dalam satuan-satuan untuk dikelompokkan dalam setiap bab dan

anak bab. Dan yang terakhir berupa penarikan kesimpulan berdasarkan data-data

yang telah diteliti, lalu dari kesimpulan yang ada dapat diberikan saran-saran yang

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan bahasa Jepang. Jadi tahapan dalam

penelitian ini meliputi kegiatan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan,

mengkaji, dan menginterpretasikan data.

3.5. Tekhnik Analisis Data

Tekhnik yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tekhnik

pengumpulan Data morfem ( DM) dan tekhnik kaidah pembentukan kata (KPK).

Kemudian data yang dianalisis diuraikan sesuai dengan daftar morfem kemudian

mnganalisisnya menggunakan tekhnik kaidah pembentukan kata menggunakan teori

morfologi generatif. Pada perubahan bentuk kata, tekhnis yang digunakan hanya

menguraikan perubahan bentuk kata.

Analisis data yang dilakukan dalam proses pembentukan kata yang pertama

adalah menggolongkan data yang ditemukan baik berupa morfem, kata, klausa dan

kalimat dalam bentuk Daftar Morfem (DM). Semua morfem yang ditemukan dalam

data tulisan berupa kalimat maupun klausa diidentifikasikan ke dalam kategori-

Universitas Sumatera Utara


katagerori tertentu. Semua morfem dikelompokkan ke dalam dua kategori kelas

utama, yaitu kata pangkal (Kp) dan afiks. Kata Pangkal (Kp) dalam penelitian ini

merupakan kata yang terdapat dalam bentuk kamus (jishokei). Kata pangkal dapat

dibagi lebih lanjut ke dalam dua kelas, yaitu kata pangkal bebas (bases) yang

merupakan bentuk morfem bebas (jiyuukeitaiso) dari akar kata bahasa Jepang (gokan)

dan kata pangkal terikat (stem) yang merupakan morfem terikat (ketsugoukeitaiso)

dari akhiran penanda pada verba dan adjektiva (gobi). Semua Kp dikelompokkan ke

dalam kategori-kategori leksikal seperti nomina pangkal (Np), verba pangkal (Vp),

adjektiva pangkal (Adjp), adverbia pangkal (Advp), dan numeralia pangkal (Nump).

Apabila ada kata pangkal yang tidak digolongkan ke dalam kategori-kategori tersebut,

maka kata pangkal tersebut diberikan nama kategori umum, yaitu Kp.

Setelah semua morfem didaftarkan dalam DM, maka langkah analisis

berikutnya adalah merumuskan seperangkat kaidah pembentukan kata (KPK), yang

meliputi kaidah pembentukan adjektiva. Dalam bahasa Jepang misalnya, adjektiva

dapat dibentuk dengan dengan kaidah sebagai berikut :

[ [X]Np + [-ppoi]Suf ]Adj-i

Makna : sifat ’X’ yang menjadi seperti atau seolah-olah

Kaidah ini menyatakan bahwa adjektiva dapat dibentuk dengan menambahkan

sufiks –ppoi kepada nomina pangkal (Np) yang dinyatakan dengan ’X’ dengan

makna ”sifat ’X’ yang menjadi seperti atau seolah-olah”. Berikut contoh analisis

dengan menggunakan kaidah KPK :

[ [onna]Np + [-ppoi]Suf ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


Dalam menerapkan kaidah pembentukan adjektiva tersebut diperoleh struktur

asal yang berterima dan yang tidak berterima. Stuktur asal yang berterima akan

melewati filter atau saringan dan memperoleh Struktur Lahir (SL) dan langsung

masuk ke dalam kamus. Sedangkan struktur asal (SA) yang tidak berterima belum

dapat dimasukkan ke dalam kamus, dan masih perlu melalui proses-proses

morfofonologis terlebih dahulu, seperti asimilasi (penyesuaian fonem) dan juga

menyaring tiga jenis ideosinkrasi seperti Ideosinkrasi Semantik (IS), Ideosinkrasi

fonologis (IF) dan Ideosinkrasi leksikal (IL). Berikut contoh analisis data pada

Struktur asal (SA) yang belum berterima dan menyaring ideosinkrasi leksikal terlebih

dahulu.

SA : [ [akiru]Vp + [-ppoi]Suf ]Adj-i

IL : [ [aki]Vp + [-ppoi]Suf ]Adj-i

SL : akippoi

Setelah memperoleh struktur lahir (SL), maka semua kata, baik kata pangkal

(Kp), maupun kata turunan yang dibentuk melalui KPK, dan telah melalui filter atau

saringan, dimasukkan ke dalam kamus sebagai komponen terakhir. Dalam kamus

semua kata disertai dengan artinya serta ciri-ciri yang semestinya. Hal ini diperlukan

dalam pemilihan dan pemakaian kata dalam kalimat, sehingga dapat diketahui

kalimat yang menyimpang (ungrammatical ). Misalnya dalam kelas kata adjektiva

bahasa Jepang terdapat ciri-ciri seperti dapat berdiri sendiri, menunjukkan sifat dan

keadaan, mempunyai perubahan bentuk, dapat menjadi predikat, dan terbagi atas dua

golongan yaitu adjektiva yang berakhiran /-i/ yang disebut i-keiyoushi dan adjektiva

Universitas Sumatera Utara


yang berakhiran /-na/ atau /-da/ yang disebut na-keiyoushi atau keiyoudoushi. Dalam

kamus akan tampak sebagai berikut :

Onnappoi yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi seperti ’perempuan atau

feminim’ ”, seperti yang dinyatakan oleh Kp’.

+ Adj

+ berdiri sendiri

+ sifat atau keadan

+ berfungsi sebagai predikatif dan nominatif

+ berakhiran /-i/ dan /-na/ atau /-da/

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembentukan Kata (Gokeisei) pada Adjektiva (Keiyoushi)

Pembentukan kata dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah gokeisei.

Dalam pembentukan suatu kata terdiri atas proses morfermis/afiksasi (setsuji),

reduplikasi (jufuku) dan komposisi (fukugo).

4.1.1. Proses Afiksasi (Setsuji)

Dalam proses afiksasi bahasa Jepang terdiri atas 3 bagian yaitu :

awalan/prefiks (settouji), akhiran/sufiks (setsubiji), dan sisipan/infiks (secchuji).

Bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki afiksasi konfiks

dalam proses afiksasi katanya, yaitu pada adjektiva (keiyoushi) bahasa Jepang tidak

memiliki konfiks.

4.1.1.1. Prefiks/Awalan (Settouji、接頭辞)

Awalan (Settouji), yaitu suatu pengimbuhan dengan menambahkan di awal

kata dasar (prefiks). Kata yang terbentuk dari penggabungan naiyou-keitaiso dengan

setsuji disebut dengan kata kajian (haseigo).

Universitas Sumatera Utara


4.1.1.1.1. Proses Pembentukan Adjektiva (Keiyoushi) dengan Pelekatan Prefiks

1. Prefiks (Settouji ) /KO–/ (小)

Dalam bahasa Jepang prefiks (settouji) /KO-/ (小) yaitu menyatakan arti

“agak/sedikit”. Formulanya sama dengan settouji –ma yaitu : prefiks (settouji ) +

morfem

Contoh:

1) あのひとは小うるさいばあさんです。EJJE.WEBLIO.JP

Ano hito wa kourusai obaasan desu.

Orang itu nenek yang agak cerewet.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Urusai urusa- i- ko- kourusai
(うるさい) (うるさ) (い) (小) (小うるさい)
(ribut, berisik) (agak cerewet)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)
KPK :

[ [ko-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang menjadi ’X’”

/urusai/ /ko-/ + /urusa-/ + /-i/  /kourusai/

Universitas Sumatera Utara


うるさい →うるさい - → 小- + -うるさい →うるさい

うるさい 「コ+ウルサ+イ」 小うるさい

Saringan :

SA : [ [ko-]Pref + [-urusai]Adj-p ]Adj-i

: [ [ko-]Pref ] + [-urusa]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

[ [ko-Ppref ] + [-urusai]Adj-p ]Adj-i

SL : kourusai

Kamus :

(urusai = ribut, bising, cerewet)  (ko + urusai)  (kourusai = agak ribut,

berisik)

kourusai yaitu ”sesuatu sifat ’agak cerewet, agak bising’ ”

Contoh:

2) 彼の部屋はちょっと小汚いでしょね。EJJE.WEBLIO.JP

Kare no heya wa chotto kogitanai desuyone.

Kamarnya agak kotor (agak berantakan) ya!.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kitanai kitana- i- ko- kogitanai
(汚い) (汚) (い) (小) (小汚い)
(kotor) (agak kotor)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [ko-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang menjadi ’X’”

/kitanai/  /ko-/ + /kitana-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kitanai/  /ko-/ + /kitana-/ + /-i/  /ko-/ + /gitana-/ + /-i/  /kogitanai/

汚い → 汚い- → 小- + -汚い→ 小汚い

汚い 「コ+キタナ+イ」 小汚い

Saringan :

SA : [ [ko-]Pref + [-kitanai]Adj-p ]Adj-i

: [ [ko-]Pref ] + [-kitana]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ko-]Pref ] + [-gitana]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ko-Ppref ] + [-gitanai]Adj-p ]Adj-i

SL : kogitanai

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(kitanai = kotor)  (ko + gitanai)  (kogitanai = agak kotor)

kogitanai yaitu ”sesuatu keadaan’agak kotor’ ”

Analisis kata :

Prefiks KO- merupakan salah satu jenis prefiks yang dapat melekat dengan kelas kata

adjektiva. Pada contoh kalimat diatas, pada pelekatan prefiks KO- pada kata ’urusai’

yang merupakan kelas kata adjektiva-i (i-keiyoushi) dan tidak merubah jenis kelas

katanya, namun pada kalimat (1) pada kata urusai perubahan pengucapan vokal /u/

pada kata urusai setelah mendapat prefiks KO- tidak berubah. Kalimat (2) pada kata

kitanai, setelah mendapat prefiks KO- tidak merubah kelas kata adjektiva-nya.

Pelekatan prefiks KO- pada kata kitanai dimana konsonan /k/ nya berubah menjadi /g/.

Hal ini merupakan kekhususan bahasa Jepang dalam hal perubahan bunyi.

2. Prefiks/Awalan (Settouji ) /FU–/ (不)

Prefiks/awalan (settouji) /FU-/ (不) berfungsi sebagai bentuk ’negasi’ dan

menyatakan arti ”tidak”. Formula pembentukan katanya yaitu : prefiks (settouji ) +

morfem.

Contoh:

3) 不満足なひどく省略された会話。EJJE.WEBLIO.JP

Fumanzoku na hidoku shouryakusareta kaiwa.

Pembicaraan yang dipotong sungguh tidak menyenangkan.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
manzoku na manzoku- na- fu- fumanzoku na
(満足な) (満足) (な) (ふ) (不満足な)
(puas) (tidak puas, tidak
menyenangkan)
Daftar
Morfem Adj-na Adj-pb Adj-pt Pref Adj-na
(DM)

KPK :

[ [fu-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-na

Makna : keadaan yang menjadi ’X’”

/manzoku na/  /fu-/ + /manzoku-/ + /-na/  /fumanzoku na/

満足な → 不 - + - 満足 → 不満足な

満足な 「フ+マンゾク+ナ」  不満足な

Saringan :

SA : [ [fu-]Pref + [-manzoku na]Adj-p ]Adj-na

: [ [fu-]Pref ] + [-manzoku]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [fu-]pref ] + [-manzoku na]Adj-p ]Adj-na

SL : fumanzoku na

Kamus :

(manzoku na = puas)  (fu + manzoku na)  (fumanzoku na = ketidakpuasan)

Universitas Sumatera Utara


fumanzoku na yaitu ”keadaan yang ’tidak menyenangkan, ketidakpuasan’ ”

Analisis kata :

Prefiks /FU-/ (不) merupakan prefiks yang berasal dari bahasa cina (kango), dimana

prefiks /FU-/ (不) ini tidak merubah bentuk kata maupun silabel bunyi yang akan

mengikutinya. Pada kalimat (3) pada kata manzoku na, setelah mendapat prefiks /FU-

/ tidak merubah kelas kata adjektiva-nya. Prefiks /FU-/ (不) tidak merubah jenis

kelas katany akan tetapi memiliki fungsi membentuk sebuah ”negasi” pada katanya.

3. Prefiks/Awalan (Settouji) /MA--/ (真っ )

Prefiks/awalan (settouji) /MA-/ (真っ ). Fungsi awalan ini yaitu untuk

menyatakan suatu keadaan yang menjelaskan penekanan dari pengandaian bentuk

sifatnya. Makna dari awalan /–MA/ ini yaitu ’menjadi seperti’. Formula

pembentukan katanya yaitu : prefiks (settouji ) /MA--/ (真っ ) + morfem.

Contoh:

4) 西の空が真っ赤ですよ。EJJE.WEBLIO.JP

Nishi no sora ga makka desuyo.

Langit di bagian barat kemerah-merahan ya!.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
akai aka- i- ma- makka na
(赤い) (赤) (い) (真) (真っ赤な)
(merah) (kemerah-
merahan)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-na
(DM)

KPK :

[ [ma-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-na

Makna : keadaan yang menjadi seperti ’X’”

/akai/  /ma-/ + /aka-/ + /-i/  akhiran /i/ dihilangkan, diganti akhiran /na/

/akai/ /ma-/ + /aka-/ + /-i/  /ma-/ + /aka-/ + /-na/  vokal depan /a/

melemah dan melesap sedangkan konsonan /k/ menguat

/akai/  /ma-/ + /aka-/ + /-i/  /ma-/ + /aka-/ + /-na/  /ma-/ + /kka-/ + /-na/

 /makka na/

赤 い→ 赤 - →まっ - + -赤 → 真っ 赤な

赤 い 「マッ+アカ」  真っ 赤な

Saringan :

SA : [ [ma-]Pref + [-akai]Adj-p ]Adj-na

IL : [ [ma-]Pref ] + [-aka]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-na

Universitas Sumatera Utara


: [ [ma-]Pref ] + [-aka]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [ma-]Pref ] + [-kka]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [ma-]pref ] + [-kka na]Adj-p ]Adj-na

SL : makka na

Kamus :

(akai = merah) ( ma + akai)  (makka na = kemerah-merahan)

makka na yaitu ”keadaan yang ’tidak menyenangkan, ketidakpuasan’ ”

Perhatikan contoh berikut ini :

5) 母は私に真っ白いドレスを作ってくれた。EJJE.WEBLIO.JP

Haha wa watashi ni mashhiroi doresu wo tsukutte kureta.

Ibu membuatkan pakaian yang serba putih untuk saya.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
shiroi shiro- i- ma- masshiroi
(白い) (白) (い) (真) (真っ白い)
(putih) (serba putih,
keputih-putihan)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [ma-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang menjadi seperti ’X’

/shiroi/  /ma-/ + /shiro-/ + /-i/  konsonan depan /s/ pada kata ’shiroi’

menguat

/shiroi/  /ma-/ + /shiro-/ + /-i/  /ma-/ + /-sshiro-/ + /-i/  /masshiroi/

白 い→白 - →まっ - + - 白 → 真っ 白い

白 い  「マッ+シロイ」 真っ 白い

Saringan :

SA : [ [ma-]Pref + [-shiroi]Adj-p ]Adj-i

: [ [ma-]Pref ] + [-shiro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ma-]Pref ] + [-sshiro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ma-]pref ] + [-sshiroi]Adj-p ]Adj-i

SL : masshiroi

Kamus :

(shiroi = putih)  (ma + shiroi)  (masshiroi = keputih-putihan, pucat)

masshiroi yaitu ”keadaan yang ’serba putih, keputih-putihan’ ”

Contoh:

6) 彼は日に焼けて真っ黒になった。EJJE.WEBLIO.JP

Kare wa hi ni yakete makkuro ni natta.

Dia menjadi kehitaman karena terbakar cahaya matahari.

Universitas Sumatera Utara


Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kuroi kuro- i- ma- makkuro na
(黒い) (黒) (い) (真) (真っ黒な)
(hitam) (kehitam-hitaman)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-na
(DM)

KPK :

[ [ma-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-na

Makna : keadaan yang menjadi seperti ’X’”

/kuroi/  /ma-/ + /kuro-/ + /-i/  akhiran /i/ dihilangkan, ditambah akhiran

/na/

/kuroi/  /ma-/ + /kuro-/ + /-i/  /ma-/ + /kuro-/ + /-na/  konsonan depan

/k/ kata ’kuroi’ pada menguat

/kuroi/  /ma-/ + /kuro-/ + /-i/  /ma-/ + /kuro-/ + /-na/  /ma-/ + /kkuro-/ +

/-na/  /makkuro na/

黒 い→黒 - →まっ - + -黒 → 真っ 黒な

黒い「マッ+クロ」  真っ 黒な

Saringan :

SA : [ [ma-]Pref + [-kuroi]Adj-p ]Adj-na

Universitas Sumatera Utara


IL : [ [ma-]Pref ] + [-kuro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-na

: [ [ma-]Pref ] + [-kuro]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [ma-]Pref ] + [-kkuro]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [ma-]pref ] + [-kkuro na]Adj-p ]Adj-na

SL : makkuro na

Kamus :

(kuroi = hitam) ( ma + kuro)  (makkuro na = kehitam-hitaman)

makkuro na yaitu ”keadaan yang menjadi seperti ’kehitam-hitaman’ ”

Contoh:

7) カラスのように真っ黒い。EJJE.WEBLIO.JP

Karasu no youni makkuroi.

Hitam seperti gagak.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kuroi kuro- i- ma- makkuroi
(黒い) (黒) (い) (真) (真っ黒い)
(hitam) (kehitam-hitaman)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [ma-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang menjadi seperti ’X’

/kuroi/  /ma-/ + /kuro-/ + /-i/  konsonan depan /k/ pada kata ’kuroi’

menguat

/kuroi/  /ma-/ + /kuro-/ + /-i/  /makkuroi/

黒 い→ まっ - + - 黒い → 真っ 黒い

黒 い  「マッ+クロイ」 真っ 黒い

Saringan :

SA : [ [ma-]Pref + [-kuroi]Adj-p ]Adj-i

: [ [ma-]Pref ] + [-kuro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ma-]Pref ] + [-kkuro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ma-]pref ] + [-kkuroi]Adj-p ]Adj-i

SL : makkuroi

Kamus :

(kuroi = hitam) ( ma + kuroi)  (makkuroi = kehitaman)

makkuroi yaitu ”keadaan yang ’kehitam-hitaman’ ”

Analisis kata :

Pada adjektiva bahasa Jepang terdapat beberapa awalan (settouji) seperti /MA-/ (真

っ ) adjektiva yang mendapat prefiks /MA-/ (真っ ) ini kebanyakan hanya adjektiva-i

(i-keiyoushi). Formulanya yaitu settouji + morfem. Misalnya pada kalimat (4) pada

Universitas Sumatera Utara


kata ’makka’ berasal dari kata ’akai’ yang merupakan adjektiva-i (i-keiyoushi),

dimana setelah mendapat prefiks /MA-/ (真っ ) maka vokal /a/ nya melemah dan

konsonan /k/ setelahnya menguat dan mendapat penekanan dan pada awalan /MA–/

terdapat pelemahan vokal depan dan penekanan konsonan depan sesuai dengan kata

yang diikutinya. Pada kalimat (4) akhiran /i/ nya dihilangkan dan berubah menjadi

akhiran /na/ yang mengakibatkan perubahan menjadi kelas kata adjektiva-na (na-

keiyoushi). Namun pada kalimat (5) pada kata masshiro dari kata shiroi yang juga

adjektiva-i (i-keiyoushi) setelah mendapat prefiks /MA-/ (真っ ) maka konsonan

depan /s/ nya menguat dan mendapat penekanan. Namun tidak terjadi perubahan

jenis kelas katanya dan tetap merupakan kelas kata adjektiva-i (i-keiyoushi). Namun

pada kalimat (6) dan kalimat (7) yang sama-sama berasal dari kata kuroi (hitam) yang

merupakan adjektiva-i (i-keiyoushi), dimana pada kalimat (6) kata kuroi setelah

mendapat prefiks /MA-/ (真っ ) berubah menjadi makkuro na dan berubah menjadi

adjektiva-na (na-keiyoushi). Akhiran /i/ nya hilang dan berubah menjadi akhiran /na/.

Pada kalimat (7) kata kuroi setelah mendapat prefiks /MA-/ (真っ ) menjadi makkuroi

dimana tidak merubah kelas katanya yaitu tetap menjadi adjektiva-i (i-keiyoushi). Hal

ini merupakan salah satu keunikan dan kekhususan tersendiri dalam bahasa jepang.

4. Prefiks/ Awalan (Settouji) /KA-/ (か)

Dalam bahasa Jepang settouji /KA-/ (か) mempunyai makna untuk menyatakan

arti (sangat). yaitu suatu penegasan atau penekanan terhadap sesuatu hal. Formulanya

sama dengan settouji –ma yaitu : prefiks (settouji ) + morfem isi.

Universitas Sumatera Utara


Contoh:

4) か細い腕にもかかわらず、彼はよくやった 。EJJE.WEBLIO.JP

Kabosoi udenimo kakawarazu, kare wa yoku yatta.

Meskipun lengannya tipis (kecil,ramping), dia melakukannya dengan baik.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Pfiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
hosoi hoso- i- ka- kabosoi
(細い) (細) (い) (か) (か細い)
(tipis) (sangat tipis)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [ka-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang menjadi seperti ’X’

/hosoi/  /ka-/ + /hoso/ + /i/  konsonan depan /h/ menjadi /b/

/hosoi/  /ka-/ + /hoso-/ + /-i/  /ka-/ + /boso-/ + /-i/  /kabosoi/

細い→細- →か- + -細→か細い

細い 「カ+ホソイ」  か細い

Saringan :

SA : [ [ka-]Pref + [-hosoi]Adj-p ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


IF : [ [ka-]Pref ] + [-hoso]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ka-]Pref ] + [-boso]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ka-]pref ] + [-bosoi]Adj-p ]Adj-i

SL : kabosoi

Kamus :

(hosoi = tipis)  (ka+ hosoi)  (kabosoi = sangat tipis, sangat kecil)

kabosoi yaitu ”keadaan yang ’sangat tipis’ ”

5) か黒い声 。EJJE.WEBLIO.JP

Kaguroi koe

Suara yang hitam (kasar, jahat)

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Kuroi kuro- i- ka- kaguroi
(黒い) (黒) (い) (か) (か黒い)
(hitam) (hitam pekat)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [ka-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

Universitas Sumatera Utara


/kuroi/  /ka-/ + /kuro-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kuroi/  /ka-/ + /kuro-/ + /-i/  /ka-/ + /guro-/ + /-i/  /kaguroi/

黒い→黒- →か- + -黒→か黒い

黒い 「カ+クロイ」 か黒い

Saringan :

SA : [ [ka-]Pref + [-kuroi]Adj-p ]Adj-i

: [ [ka-]Pref ] + [-kuro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

IF : [ [ka-]Pref ] + [-guro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ka-]pref ] + [-guroi]Adj-p ]Adj-i

SL : kaguroi

Kamus :

(kuroi = hitam)  (ka + kuroi)  (kaguroi = hitam pekat)

kaguroi yaitu ”keadaan yang ’hitam pekat’ ”

Analisis kata :

Pelekatan settouji /KA—/ (か) pada adjektiva-i (i-keiyoushi) ini tidak mengalami

penghilangan akhiran /i/ nya, akan tetapi akibatnya akan terdapat perubahan bunyi

atau penyebutan fonologisnya. Hal ini merupakan kekhususan bahasa Jepang.

Biasanya akan terjadi perubahan bunyi dari kosonan depannya. Misalnya pada

kalimat (8) apabila konsonan depan katanya pada konsonan /h/ akan berubah

menjadi /b/, dan pada kalimat (9) konsonan depan /k/ nya berubah menjadi /g/.

Universitas Sumatera Utara


5. Prefiks/Awalan (Settouji ) /OO–/ (大)

Prefiks /OO-/ (大) mempunyai arti ‘besar dan sangat’. Formulanya yaitu :

prefiks /OO-/ (大) + morfem. Contoh:

8) 彼は本当に大馬鹿な人です。EJJE.WEBLIO.JP

Kare wa hontou ni oobaka na hito desu.

Dia itu benar-benar bodoh sekali.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
baka na baka- na- oo- oobaka na
(馬鹿な) (馬鹿) (な) (大) (大馬鹿な
(bodoh) (bodoh sekali)
Daftar
Morfem Adj-na Adj-pb Adj-pt Pref Adj-na
(DM)

KPK :

[ [oo-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : sifat yang ’X’

/baka na/  /oo-/ + /baka-/ + /-na/  /oobaka na/

馬鹿な → 大- + -馬鹿な → 大馬鹿な

馬鹿な 「オオ+バカ」 大馬鹿な

Universitas Sumatera Utara


Saringan :

SA : [ [oo-]Pref + [-baka na]Adj-p ]Adj-i

: [ [oo-]Pref ] + [-baka]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-i

: [ [oo-]pref ] + [-baka na]Adj-p ]Adj-i

SL : oobaka na

Kamus :

(baka na = bodoh)  (oo + baka)  (oobaka na = bodoh sekali, tolol, idiot)

oobaka na yaitu ” sifat yang ’bodoh sekali’ ”

Analisis kata :

Prefiks/awalan (Settouji ) /–OO/ (大) merupakan prefiks yang berasal dari bahasa

Cina (kango) namun dibaca dengan onyoumi (cara baca ala jepang). Prefiks /–OO/

(大) yaitu prefiks adjektiva yang dapat melekat pada bentuk kelas kata lainnya seperti

nomina (meishi) dan verba (doushi). Pada kalimat (10) diatas terdapat kata “baka na”

yaitu merupakan kelas kata adjektiva-na (na-keiyoushi) yang mendapat pelekatan

prefiks /–OO/ (大) menjadi “oobaka na” tidak berubah kelas katanya, maupun

perubahan pengucapan bunyi. Hal ini merupakan kekhasan prefiks yang berasal dari

hurf kanji Cina (kango).

6. Prefiks/Awalan (Settouji ) /DAI–/ (大)

Prefiks /–DAI/ (大) mempunyai arti ‘besar dan sangat’. Formulanya yaitu : prefiks

/–DAI–/ (大) + morfem isi. Contoh:

10) 彼は必ず来るから、大丈夫ですよ。EJJE.WEBLIO.JP

Universitas Sumatera Utara


Kare wa kanarazu kuru kara, daujoubu desuyo!

Tenang saja, karena dia pasti akan datang.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
joubu na joubu- na- dai- daijoubu na
(丈夫な) (丈夫) (な) (大) (大丈夫な)
(baik) (baik-baik saja)
Daftar
Morfem Adj-na Adj-pb Adj-pt Pref Adj-na
(DM)

KPK :

[ [dai-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang benar-benar ’X’

/joubu na/  /dai-/ + /joubu-/ + /-na/  /daijoubu na/

丈夫な→ 大- + - 丈夫な→大丈夫な

丈夫な 「ダイ+ジョウブ」  大 丈夫な

Saringan :

SA : [ [dai-]Pref + [-joubu na]Adj-p ]Adj-i

: [ [dai-]Pref ] + [-joubu]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-i

: [ [dai-]pref ] + [-joubu na]Adj-p ]Adj-i

SL : daijoubu na

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(joubu na = tenang, aman)  (dai + joubu na)  (daijoubu na = tenang,

aman, selamat)

daijoubu na yaitu ”keadaan yang ’tenang, aman, selamat, baik-baik saja’ ”

Analisis kata :

Prefiks/awalan (Settouji ) /DAI--/ (大) merupakan prefiks yang berasal dari bahasa

cina (kango). Prefiks /DAI--/ (大) sama dengan /OO--/ (大) yaitu prefiks adjektiva

yang dapat melekat pada bentuk kelas kata lainnya seperti nomina (meishi), adjektiva

(keiyoushi) dan verba (doushi). Pada kalimat (11) pada kata joubu na apabila

ditambahkan prefiks /DAI--/ (大) menjadi daijoubu na dan tidak merubah jenis kelas

katanya.

7. Prefiks/Awalan (Settouji ) /USU–/ (薄)

Prefiks /–USU / (薄) mempunyai arti ‘tipis, agak, sedikit’. Formulanya yaitu : prefiks

/–/–USU / (薄) + morfem isi. Contoh:

9) 無色か無色に近い汁をもつ 薄赤い すっぱいサクランボ。

EJJE.WEBLIO.JP

Mushoku ka mushoku ni chikai shiru wo motsu usuakai suppai sakurambo.

Buah ceri yang asam berwarna merah pucat dengan jus berwarna atau

hampir berwarna.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
akai aka- i- usu- usuakai
(赤い) (赤) (い) (薄) (薄赤い)
(merah) (merah pucat)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [usu-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/akai/  /usu-/ + /aka-/ + /-i/  /usuakai/

赤い → 薄- + -赤い→ 薄赤い

赤い 「ウス+アカイ」 薄赤い

Saringan :

SA : [ [usu-]Pref + [-akai]Adj-p ]Adj-i

: [ [usu-]Pref ] + [-aka]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [usu-]pref ] + [-akai]Adj-p ]Adj-i

SL : usuakai

Kamus :

(akai = merah)  (usu + akai) (usuakai = merah pucat)

usuakai yaitu ”keadaan yang ’merah pucat’ ”

Universitas Sumatera Utara


Contoh:

10) 薄汚い上着。EJJE.WEBLIO.JP

Usugitanai uwagi

Mantel yang agak kotor

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kitanai kitana- i- usu- usugitanai
(汚い) (汚) (い) (うす) (薄汚い)
(kotor) (agak kotor)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [usu-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/kitanai/  /usu-/ + /kitana-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kitanai/  /usu-/ + /kitana-/ + /-i/  /usu-/ + /gitana-/ + /-i/  /usugitanai/

汚い → 薄- + - 汚い→ 薄汚い

汚い 「ウス+キタナイ」 「ウス+ギタナイ」 薄汚い

Saringan :

SA : [ [usu-]Pref + [-kitanai]Adj-p ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


IF : [ [usu-]Pref ] + [-kitana]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [usu-]Pref ] + [-gitana]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [usu-]pref ] + [-gitanai]Adj-p ]Adj-i

SL : usugitanai

Kamus :

(kitanai = kotor)  (usu + kitanai)  (usu + gitanai)  (usugitanai = agak

kotor)

usugitanai yaitu ”keadaan yang ’agak kotor’ ”

Analisis kata :

Prefiks / USU– / (薄) merupakan prefiks yang berasal dari kelas kata adjektiva yaitu

dari kata ‘usui’ (tipis). Pada kalimat (12) pada kata akai setelah mendapat prefiks /

USU–/ (薄) menjadi usuakai, dan tidak merubah keseluruhan arti atau maknanya,

malah bahkan memperkuat maksud dari artinya. Akhiran /i/ nya pun tidak

dihilangkan dan tetap dipakai Pada kalimat (13) pada kata kitanai setelah mendapat

prefiks / USU– / ( 薄 ) menjadi usugitanai, yaitu dimana terdapat perubahan

pengucapan dari /k/ menjadi /g/. Ini merupakan kekhususan pada bahasa Jepang.

Dimana pada bahasa Jepang vokal /depan /a, i, u, e, o/ pada sebuah kata biasanya

jarang mengalami perubahan pengucapan, berbeda jika katanya memiliki konsonan

depan seperti /k/,/s/, /t/, /h/, /f/ dapat berubah menjadi konsonan depan /g/, /z/, /j/, /d/,

/p/, /b/. Hal ini pun terdapat pada kalimat (13) d iatas.

Universitas Sumatera Utara


8. Prefiks/Awalan (Settouji ) /ASA–/ (浅)

Prefiks / ASA – / (浅) mempunyai arti ‘dangkal, agak, sedikit’. Formulanya

yaitu : prefiks /ASA–/ (浅) + morfem isi. Perhatikan contoh berikut ini :

12) 浅黒い肌の民族。EJJE.WEBLIO.JP

Asaguroi hada no minzoku

Ras berkulit gelap

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Kuroi kuro- i- asa- asaguroi
(黒い) (黒) (い) (真) (浅黒い)
(hitam) (hitam pekat,
gelap)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [asa-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang menjadi seperti ’X’

/kuroi/  /asa-/ + /kuro-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kuroi/  /asa-/ + /kuro-/ + /-i/  /asa-/ + /guro-/ + /-i/  /asaguroi/

黒い → 浅- + -黒い→ 浅黒い

Universitas Sumatera Utara


黒い 「アサ+クロイ」「アサ+グロイ」 浅黒い

Saringan :

SA : [ [asa-]Pref + [-kuroi]Adj-p ]Adj-i

IF : [ [asa-]Pref ] + [-kuro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [asa-]Pref ] + [-guro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [asa-]pref ] + [-guroi]Adj-p ]Adj-i

SL : asaguroi

Kamus :

(kuroi = hitam)  (asa + kuroi)  (asa + guroi)  (asaguroi = hitam pekat,

gelap)

asaguroi yaitu ”keadaan yang ’hitam pekat, gelap’ ”

Analisis kata :

Prefiks / ASA –/ (浅) merupakan prefiks yang berasal dari kelas kata adjektiva yaitu

dari kata ‘asai’ (dangkal). Pada kalimat (14) pada kata kuroi yang merupakan

adjektiva-i (i-keiyoushi) setelah mendarapat prefiks /–ASA/ (浅) menjadi asaguroi,

tidak merubah jenis kelas katanya, akan tetapi hanya mendapat penekanan maksud

dari prefiks /ASA–/ (浅). Namun kata asaguroi ini dapat digolongkan menjadi kata

majemuk.

9. Prefiks/Awalan (Settouji ) /URA–/ (うら)

Prefiks /URA–/ (うら) mempunyai makna “apa yang ada di dalam hati”. Formulanya

yaitu : Prefiks /URA–/ (うら) + morfem isi. Contoh:

Universitas Sumatera Utara


14) うら悲しい気持ちになる。EJJE.WEBLIO.JP

Uraganashii kimochi ni naru.

Merasakan perasaan sedih yang mendalam.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kanashii kanashi- i- ura- uraganashii
(悲しい) (悲し) (い) (うら) (うら悲しい)
(sedih) (sedih sekali)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [ura-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/kanashii/  /ura-/ + /kanashi-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kanashii/  /ura-/ + /kanashi-/ + /-i/  /ura-/ + /ganashi-/ + /-i/ 

/uraganshii/

悲しい → うら- + -悲しい → うら悲しい

悲しい 「ウラ+カナシイ」「ウラ+ガナシイ」 うら悲しい

Universitas Sumatera Utara


Saringan :

SA : [ [ura-]Pref + [-kanashii]Adj-p ]Adj-i

IF : [ [ura-]Pref ] + [-kanashi]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ura-]Pref ] + [-ganashi]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ura-]pref ] + [-ganashii]Adj-p ]Adj-i

SL : uraganashii

Kamus :

(kanashii = sedih)  (ura + kanashii)  (ura + ganashii)  uraganashii

uraganashii yaitu ”keadaan yang ’sangat sedih, sedih yang mendalam’ ”

Contoh:

15) 一生で一番うら恥ずかしいことです。EJJE.WEBLIO.JP

Ishou de ichiban urahazukashii koto desu.

Ini adalah hal yang paling memalukan selama hidupku.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Hazukashii hazukashi- i- ura- urahazukashii
(恥ずかしい) (恥ずかし) (い) (うら) (うら恥ずかしい)
(malu) (malu sekali)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [ura-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/hazukashii/  /ura-/ + /hazukashi-/ + /-i/  /urahazukashii/

恥ずかしい→ うら- + -恥ずかしい → うら恥ずかしい

恥ずかしい 「ウラ+ハズカシイ」 うら恥ずかしい

Saringan :

SA : [ [ura-]Pref + [-hazukashii]Adj-p ]Adj-i

: [ [ura-]Pref ] + [-hazukashi]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ura-]pref ] + [-hazukashii]Adj-p ]Adj-i

SL : urahazukashii

Kamus :

(hazukashii = malu)  (ura + hazukashii)  (urahazukashii = malu yang

mendalam)

urahazukashii yaitu ”keadaan yang ’malu sekali, malu yang mendalam’ ”

Analisis Kata :

Prefiks /URA–/ (うら) merupakan prefiks yang mengungkapkan keadaan yang ada di

dalam hati seseorang. Pada kalimat (15) pada kata kanashii ketika mendapat prefiks

/URA–/ ( う ら ) menjadi uraganashii dimana mengalami perubahan bunyi pada

konsonan depan /k/ menjadi /g/ . Pada kalimat (15) tidak terjadi perubahan jenis

Universitas Sumatera Utara


katanya dimana kata kanashii yang menjadi uraganashii yang keduanya merupakan

jenis kelas kata adjektiva-I (i-keiyoushi)

10. Prefiks/Awalan (Settouji ) /TE–/ (手)

Prefiks /TE–/ (手) menyatakan ‘sesuatu hal yang sangat atau menguatkan sesuatu

maksud’. Formulanya yaitu : prefiks /TE–/ (手) + morfem. Contoh:

15) 彼は正当に手厳しい。EJJE.WEBLIO.JP

Kare wa shotou ni tekibishii.

Dia benar-benar berdisiplin tinggi.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Kibishii kibishi- i- te- tekisbishii
(厳しい) (厳し) (い) (手) (手厳しい)
(disiplin) (berdisiplin tinggi)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [te-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : sifat yang ’X’

/kibishii/  /te-/ + /kibishi-/ + /-i/  /tekibishii/

Universitas Sumatera Utara


厳しい→ 手- + -厳しい → 手厳しい

厳しい 「テ+キビシイ」 手厳しい

Saringan :

SA : [ [te-]Pref + [-kibishii]Adj-p ]Adj-i

: [ [te-]Pref ] + [-kibishi]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [te-]pref ] + [-kibishii]Adj-p ]Adj-i

SL : tekibishii

Kamus :

(kibishii = disiplin)  (te + kibishii)  (tekibishii = berdisiplin tinggi)

tekibishii yaitu ”sifat yang ’berdisiplin tinggi’ ”

Contoh:

16) 手強い相手。EJJE.WEBLIO.JP

Tezuyoi aite.

Lawan yang tangguh sekali.

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
tsuyoi tsuyo- i- te- Tezuyoi
(強い) (強) (い) (手) (手強い)
(kuat) (tangguh sekali)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [te-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan atau sifat yang ’X’

/tsuyoi/  /te-/ + /tsuyo-/ + /-i/  konsonan depan /ts/ menjadi /z/

/tsuyoi/  /te-/ + /tsuyo-/ + /-i/  /te-/ + /zuyo-/ + /-i/  /tezuyoi/

強い→ 手- + -強い → 手強い

強い 「テ+ツヨイ」「テ+ヅヨイ」 手強い

Saringan :

SA : [ [te-]Pref + [-tsuyoi]Adj-p ]Adj-i

IF : [ [te-]Pref ] + [-tsuyo]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [te-]Pref ] + [-zuyoo]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [te-]pref ] + [-zuyoi]Adj-p ]Adj-i

SL : tezuyoi

Kamus :

(tsuyoi = kuat, tangguh)  (te + tsuyoi)  (te + zuyoi)  (tezuyoi = tangguh

sekali)

tezuyoi yaitu ”keadaan atau sifat yang ’tangguh sekali’ ”

Analisis Kata :

Pada kalimat (17) pada kata kibishii yang merupakan jenis kelas kata adjektiva-I (i-

keiyoushi) setelah mendapat prefiks /TE–/ (手) menjadi kata tekibishii yang tetap

merupakan jenis adjektiva-I (i-keiyoushi). Penambahan prefiks /TE–/ ( 手 ) tidak

Universitas Sumatera Utara


merubah kelas katanya, akan tetapi lebih ‘menguatkan maksud’ dari kata yang akan

diikutinya. Begitu pula pada kalimat (18) pada kata tsuyoi yang merupakan jenis

adjektiva-i (i-keiyoushi) yang mendapat prefiks /TE–/ (手) terbentuk menjadi tezuyoi

dan tetap merupakan jenis adjektiva-i (i-keiyoushi). Hanya saja pada kalimat (18)

perubahan bunyi konsonan depan terjadi, yaitu dari /ts/ menjadi /z/ setelah mendapat

prefiks /TE–/ (手). Hal ini merupakan kekhususan yang terjadi pada bahasa Jepang.

11. Prefiks/Awalan (Settouji ) /DO–/ (ど)

Prefiks /DO–/ (ど) menyatakan “sesuatu yang hebat”. Formulanya yaitu : Prefiks

/DO–/ (ど) + morfem. Contoh:

17) そのどぎつい光は目に悪い。EJJE.WEBLIO.JP

Sono dogitsui hikari wa me ni warui.

Cahaya yang menyulitkan (menyakitkan) itu merusak mata.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kitsui kitsu- i- do- dogitsui
(きつい) (きつ) (い) (ど) (どぎつい)
(sulit, sukar) (menyulitkan)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [do-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/kitsui/  /do-/ + /kitsu-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kitsui/  /do-/ + /kitsu-/ + /-i/  /do-/ + /gitsu-/ + /-i/  /dogitsui/

きつい→ ど- + -きつい → どぎつい

きつい 「ド+キツイ」「ド+ギツイ」 どぎつい

Saringan :

SA : [ [do-]Pref + [-kitsui]Adj-p ]Adj-i

IF : [ [do-]Pref ] + [-kitsu]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [do-]Pref ] + [-gitsu]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [do-]pref ] + [-gitsui]Adj-p ]Adj-i

SL : dogitsui

Kamus :

(kitsui = sulit, susah)  (do + kitsui)  (do + gitsui)  (dogitsui =

menyulitkan)

dogitsui yaitu ”keadaan yang ’menyulitkan’ ”

Contoh:

18) あのパーティーはどえらいパーティーだった。EJJE.WEBLIO.JP

Ano paatii wa doerai paatii data.

Pesta itu sumgguh pesta yang luar biasa.

Universitas Sumatera Utara


Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
erai era- i- do- doerai
(えらい) (えら) (い) (ど) (どえらい)
(hebat) (sangat hebat)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)
KPK :

[ [do-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/erai/  /do-/ + /era-/ + /-i/  /doerai/

えらい→ ど- + -えらい → どえらい

えらい 「ド+エライ」 どえらい

Saringan :

SA : [ [do-]Pref + [-erai]Adj-p ]Adj-i

: [ [do-]Pref ] + [-era]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [do-]pref ] + [-erai]Adj-p ]Adj-i

SL : doerai

Kamus :

(erai = hebat, pandai, luar biasa)  (do + erai)  (doerai = sangat hebat)

doerai yaitu ”keadaan yang ’sangat hebat’ ”

Universitas Sumatera Utara


Analisis Kata :

Pada kalimat (19) pada kata kitsui yang merupakan adjektiva-I (i-keiyoushi) setelah

mendapat prefiks /DO–/ ( ど ) terbentuk kata dogitsui yang merupakan jenis

adjektiva-I (i-keiyoushi). prefiks /DO–/ (ど) hanya menguatkan maksud dari kata

yang diikutinya. Namun terjadi perubahan bunyi konsonan depan /k/ pada kata kitsui

menjadi /g/ menjadi gitsui akibat pelekatan prefiks /DO–/ (ど) tersebut. Pada kalimat

(20) pada kata erai yang merupakan jenis adjektiva-I (i-keiyoushi) yang mendapat

pelekatan prefiks /DO–/ (ど) yang membentuk kata doerai yang merupakan jenis

adjektiva-I (i-keiyoushi) dan tidak terjadi perubahan jenis kelas katanya. Pada kata

erai tidak terjadi perubahan bunyi vokal depannya. Hal ini hanya terjadi pada

konsonan depannya saja.

12. Prefiks/Awalan (Settouji ) /DOSU–/ (どす)

Prefiks /DOSU–/ (どす) menyatakan “sesuatu yang hebat”. Formulanya yaitu :

Prefiks /DOSU–/ (どす) + morfem. Contoh:

19) 床にはどす黒く血がたまっていた。EJJE.WEBLIO.JP

Yuka ni wa dosuguroku chi ga tamatte ita.

Di lantai itu tergenang darah yang sudah menghitam.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kuroi kuro- i- dosu- dosuguroi
(黒い) (黒) (い) (どす) (どす黒い)
(hitam) (menghitam)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [dosu-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang menjadi ’X’

/kuroi/  /dosu-/ + /kuro-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kuroi/  /dosu-/ + /kuro-/ + /-i/  /dosu-/ + /guro-/ + /-i/  /dosuguroi/

黒い→ どす- + -黒い → どす黒い

黒い 「ドス+クロイ「ドス+グロイ」 どす黒い

Saringan :

SA : [ [dosu-]Pref + [-kuroi]Adj-p ]Adj-i

: [ [dosu-]Pref ] + [-kuro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [dosu-]Pref ] + [-guro]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [dosu-]pref ] + [-guroi]Adj-p ]Adj-i

SL : dosuguroi

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(kuroi = hitam)  (dosu + kuroi)  (dosu + guroi)  (dosuguroi = hitam,

menghitam)

dosuguroi yaitu ”keadaan yang ’menghitam’ ”

Analisis Kata :

Pada kalimat (21) terdapat kata dosuguroku yang berasal dari kata dosuguroi. Kata

dosuguroku pada bentuk /ku/ nya merupakan fungsi penerang kata benda/nomina.

Akhiran /i/ nya diganti dengan bentuk sambung /ku/. Kata dosuguroi yang

merupakan jenis adjektiva-I (i-keiyoushi ) berasal dari pembentukan kata kuroi yang

merupakan jenis adjektiva-I (i-keiyoushi) yang mendapat pelekatan prefiks /DOSU–/

(どす) . Konsonan depan /k/ pada kata kuroi berubah menjadi /g/ menjadi guroi

setelah mendapat prefiks /DOSU–/ (どす) , sehingga terbentuklah kata dosuguroi.

13. Prefiks/Awalan (Settouji ) /WARU–/ (悪)

Prefiks /WARU–/ (悪) menyatakan “sesuatu yang buruk atau jelek”. Formulanya

yaitu : Prefiks /WARU–/ (悪) + morfem. Contoh:

21) あの政治家は悪賢い。EJJE.WEBLIO.JP

Ano seijika wa warugashikoi.

Politikus itu sangat licik (jahat).

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kashikoi kashiko- i- waru- warugashikoi
(賢い) (賢) (い) (悪) (悪賢い)
(gigih, ulet) (licik, jahat)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)
KPK :

[ [waru-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : sifat yang ’X’

/kashikoi/  /waru-/ + /kashiko-/ + /-i/  konsonan depan /k/ menjadi /g/

/kashikoi/  /waru-/ + /kashiko-/ + /-i/  /waru-/ + /gashiko-/ + /-i/ 

/warugashikoi/

賢い→ 悪- + -賢い → 悪賢い

賢い 「ワル+カシコイ」「ワル+ガシコイ」 悪賢い

Saringan :

SA : [ [waru-]Pref + [-kashikoi]Adj-p ]Adj-i

: [ [waru-]Pref ] + [-kashiko]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [waru-]Pref ] + [-gashiko]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [waru-]pref ] + [-gashikoi]Adj-p ]Adj-i

SL : warugashikoi

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(kashikoi = gigih, ulet)  (waru + kashikoi)  (waru + gashikoi) 

(warugashikoi = sangat buruk, licik, jahat)

warugashikoi yaitu ”sifat yang ’licik, buruk, jahat’ ”

Analisis Kata :

Pada kalimat (22) terdapat kata warugashikoi yang merupakan hasil pembentukan

dari kata kashikoi yang merupakan jenis adjektiva-I (i-keiyoushi) dan pelekatan

prefiks /WARU–/ (悪) yang merupakan prefiks adjektiva yang menyatakan ‘sesuatu

yang buruk atau jelek’. Konsonan i depan /k/ pada kata kashikoi setelah mendapat

prefiks /WARU–/ (悪) berubah menjadi /g/ dan menjadi gashikoi .

14. Prefiks/Awalan (Settouji ) /TA–/ (た)

Prefiks /TA–/ ( た ) menyatakan “memperkuat sesuatu hal”. Formulanya yaitu :

Prefiks /TA–/ (た) + morfem. Contoh:

22) 彼に面会するのはたやすい。EJJE.WEBLIO.JP

Kare ni menkaisuru no wa tayasui.

Bertemu dengannya itu mudah sekali.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
yasui yasu- i- ta- tayasui
(やすい) (やす) (い) (た) (たやすい)
(mudah, murah) (sangat mudah)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [ta-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang sangat ’X’

/yasui/  /ta-/ + /yasu-/ + /-i/  /tayasui/

やすい→ た- + -やすい → たやすい

やすい 「タ+ヤシイ」 たやすい

Saringan :

SA : [ [ta-]Pref + [-yasui]Adj-p ]Adj-i

: [ [ta-]Pref ] + [-yasu]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [ta-]pref ] + [-yasui]Adj-p ]Adj-i

SL : tayasui

Kamus :

(yasui = mudah, murah)  (ta + yasui)  (tayasui = sangat mudah)

tayasui yaitu ”keadaan yang sangat ’mudah’ ”

Universitas Sumatera Utara


Analisis Kata :

Pada kalimat (23) kata tayasui yang merupakan adjektiva-I (i-keiyoushi) terbentuk

dari kata yasui yang merupakan adjektiva-i (i-keiyoushi) dengan penambahan prefiks

/TA–/ (た) tidak merubah jenis kelas katanya, akan tetapi lebih untuk menyatakan

keadaan sesuatu hal.

15. Prefiks/Awalan (Settouji ) /SORA–/ (空)

Prefiks /SORA–/ ( 空 ) menyatakan “sesuatu yang keadaan”. Contohnya seperti

soraganashii (空悲しい) yang bermakna ‘kesedihan yang sia-sia’ , sorahazukashii

( 空 恥 ず か し い ) yang artinya ‘malu yang sia-sia’. Formulanya yaitu : Prefiks

/SORA–/ (空) + morfem. Contoh:

23) その子の行く末が空恐ろしい。EJJE.WEBLIO.JP

Sono ko no yukusue ga soraosoroshii.

Saya merasa sangat cemas (ketakutan) dengan masa depan anak itu.

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
osoroshii osoroshi- i- sora- makkuroi
(恐ろしい) (恐ろし) (い) (空) (空恐ろしい)
(menakutkan) (ketakutan yang
sia-sia)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [sora-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/osoroshii/  /sora-/ + /osoroshi-/ + /-i/  /soraosoroshii/

恐ろしい→ 空- + - 恐ろしい → 空恐ろしい

恐ろしい 「ソラ+オソロシイ」 空恐ろしい

Saringan :

SA : [ [sora-]Pref + [-osoroshii]Adj-p ]Adj-i

: [ [sora-]Pref ] + [-osoroshi]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [sora-]pref ] + [-osoroshii]Adj-p ]Adj-i

SL : soraosoroshii

Kamus :

(osoroshii = menakutkan)  (sora + osoroshii)  (soraosoroshii = ketakutan

yang sia-sia)

soraosoroshii yaitu ”keadaan yang ’ketakutan yang sia-sia’ ”

Analisis Kata :

Prefiks SORA–/ (空) merupakan prefiks yang menyatakan keadaan. Pada kalimat (24)

pada kata soraosoroshii yang terbentuk dari prefiks /SORA–/ ( 空 ) dengan kata

osoroshii yang merupakan jenis adjektiva-I (i-keiyoushi). Setelah mendapat prefiks

/SORA–/ (空) tidak mengalami perubahan pada jenis kelas katanya.

Universitas Sumatera Utara


16. Prefiks/Awalan (Settouji ) /NAMA–/ (生)

Prefiks /NAMA–/ (生) menyatakan “keadaan”. Contohnya: namajiroi (生白い),

namanurui (生ぬるい). Formulanya yaitu : Prefiks /NAMA–/ (生) + morfem.

Contoh:

24) 生暖かい風が吹いてきた。EJJE.WEBLIO.JP

Namaatatakai kaze ga fuite kita.

Angin yang hangat datang menghembus.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
atatakai atataka- i- nama- namaatatakai
(暖かい) (暖か) (い) (生) (生暖かい)
(hangat) (hangat)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [nama-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan atau sifat yang ’X’

atatakai/  /nama-/ + /atataka-/ + /-i/  /namaatatakai/

暖かい→ 生- + -暖かい→ 生暖かい

暖かい「ナマ+アタタカイ」 生暖かい

Universitas Sumatera Utara


Saringan :

SA : [ nama-]Pref + [-atatakai]Adj-p ]Adj-i

: [ [nama-]Pref ] + [-atataka]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [nama-]pref ] + [-atatakai]Adj-p ]Adj-i

SL : namaatatakai

Kamus :

(atatakai = hangat)  (nama + atatakai)  (namaatatakai = hangat)

namaatatakai yaitu ”keadaan atau sifat yang ’hangat’ ”

Analisis Kata:

Pada kalimat (25) terdapat kata namaatatakai yang merupakan pembentukan yang

berasal dari prefiks /NAMA–/ (生) dengan kata atatakai yang merupakan adjektiva-I

(i-keiyoushi). Prefiks /NAMA–/ ( 生 ) tidak merubah jenis kelas kata yang

mengikutinya, akan tetapi lebih sebagai prefiks yang menegaskan kata yang

mengikutinya.

17. Prefiks/Awalan (Settouji ) /MONO–/ (物)

Prefiks /MONO–/ ( 物 ) menyatakan “hal suatu keadaan”. Contohnya: mono

sawagashii (物騒がしい), monoosoroshii (物恐ろしい), monoganashii (物悲しい),

monokibishii (物厳しい), dan lain-lain. Formulanya yaitu : Prefiks /MONO–/ (物) +

morfem. Contoh:

25) 彼の物柔らかな話し方はとても説得力に富む。EJJE.WEBLIO.JP

Kare no monoyawaraka na hanashikata wa totemo settokuryoku ni tomu.

Universitas Sumatera Utara


Cara bicaranya yang ramah lembut sangat persuasif.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
yawaraka na yawaraka- na- mono- Monoyawaraka na
(柔らかな) (柔らか) (な) (物) (物柔らかな)
(lembut) (hal yang lembut)
Daftar
Morfem Adj-na Adj-pb Adj-pt Pref Adj-na
(DM)

KPK :

[ [mono-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan dan sifat yang ’X’

/yawaraka na/  /mono-/ + /yawaraka-/ + /-na/  /monoyawaraka na/

柔らかな→ 物- + -柔らかな→ 物柔らかな

柔らかな「モノ+ヤワラカナ」 物柔らかな

Saringan :

SA : [ [mono-]Pref + [-yawaraka na]Adj-p ]Adj-i

: [ [mono-]Pref ] + [-yawaraka]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-i

: [ [mono-]pref ] + [-yawaraka na]Adj-p ]Adj-i

SL : monoyawaraka na

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(yawaraka na = lembut)  (mono + yawaraka na)  (monoyawaraka na =

lembut)

monoyawaraka na yaitu ”keadaan dan sifat yang ’ramah dan lembut’ ”

Contoh:

26) 彼は物静かな人で、良家の出だった。EJJE.WEBLIO.JP

Kare wa monoshizuka na hito de, ryouka no dashidatta.

Dia orang yang terkesan tenang, dan berasal dari keluarga baik-baik.

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
shizuka na shizuka- na- mono- monoshizuka na
(静かな) (静か) (な) (物) (物静かな)
(tenang) (tenang)
Daftar
Morfem Adj-na Adj-pb Adj-pt Pref Adj-na
(DM)

KPK :

[ [mono-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan atau sifat yang ’X’

/shizuka na/  /mono-/ + /shizuka-/ + /na-/  /monoshizuka na/

静かな→ 物- + -静かな→ 物静かな

静かな「モノ+シズカナ」 物静かな

Universitas Sumatera Utara


Saringan :

SA : [ [mono-]Pref + [-shizuka na]Adj-p ]Adj-i

: [ [mono-]Pref ] + [-shizuka]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-i

: [ [mono-]pref ] + [-shizuka na ]Adj-p ]Adj-i

SL : monoshizuka na

Kamus :

(shizuka na = tenang, pendiam)  (mono + shizuka na)  (monoshizuka na =

tenang)

monoshizuka na yaitu ”keadaan yang ’tenang, sepi’ ”

Contoh:

27) 初めての外国旅行では見るものすべてが 物珍しく 感じられる。

EJJE.WEBLIO.JP

Hajimete no gaikoku ryokou de wa mirumono subete ga monomezurashiku

kanjirareru.

Ketika pertama kalinya jalan-jalan keluar negeri, saya merasa semua yang saya

lihat terasa aneh luar biasa.

Berikut penguraian proses kaidah pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Prefiks Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Settougo) Prefiksasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
mezurashii mezurashi- i- mono- monomezurashii
(珍しい) (珍し) (い) (物) (物珍しい)
(aneh) (hal yang aneh)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Pref Adj-i
(DM)

KPK :

[ [mono-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i

Makna : keadaan atau hal yang ’X’

/mezurashii/  /mono-/ + /mezurashi-/ + /-i/  /monomezurashii/

珍しい→ 物- + -珍しい→ 物珍しい

珍しい「モノ+メズラシイ」 物珍しい

Saringan :

SA : [ [mono-]Pref + [-mezurashii]Adj-p ]Adj-i

: [ [mono-]Pref ] + [-mezurashi]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ]Adj-i

: [ [mono-]pref ] + [-mezurashii]Adj-p ]Adj-i

SL : monomezurashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(mezurashii = aneh)  (mono + mezurashii)  (monomezurashii = hal yang

aneh)

monomezurashii yaitu ”keadaan yang ’aneh, luar biasa’ ”

Analisis Kata :

Pada kalimat (27) terdapat kata monoyawaraka na yang berasal dari pembentukan

kata pada prefiks /MONO–/ ( 物 ) yang melekat pada kata yawaraka na yang

merupakan adjektiva-na (na-keiyoushi). Namun tidak terjadi perubahan jenis kelas

katanya dan pelekatan prefiks /MONO–/ (物) juga tidak merubah maknanya secara

total. Prefiks /MONO–/ (物) hanya sebagai penegasan suatu hal keadaan pada kata

yang mengikutinya. Begitu pula pada kalimat (28) pada kata monoshizuka na yang

terjadi akibat pembentukan yang berasal dari prefiks /MONO–/ (物) dengan kata

shizuka na yang merupakan adjektiva-na (na-keiyoushi). Sedangkan pada kalimat

(29) kata monomezurashii yang berasal dari pembentukan yang terjadi antara prefiks

/MONO–/ (物) dengan kata mezurashii yang merupakan jenis adjektiva-i (i-keiyoushi)

juga tidak terjadi perubahan jenis kelas katanya.

4.1.1.2. Sufiks/Akhiran (Setsubijii、接尾辞)

Sufiks/akhiran (Setsubiji), yaitu suatu pengimbuhan dengan menambahkan

di belakang kata dasar.

Universitas Sumatera Utara


4.1.1.2.1. Proses Pembentukan Adjektiva (Keiyoushi) dengan Pelekatan

Sufiks (Setsubiji, 接尾辞)

1. Sufiks/Akhiran (Setsubiji ) / –PPOI/(-っぽい)

a) Nomina (Meishi)

Sufiks/akhiran /-PPOI/ (-っぽい) mempunyai makna ”menjadi seperti”.

Formulanya yaitu : morfem + sufiks (setsubiji) –PPOI. Contoh:

26) 彼女は女性から見ても色っぽい。AVB LVL-1&2, hal 28

Kanojo wa josei kara mitemo iroppoi.

Dia itu sexy meskipun dilihat dari sisi cewek sekalipun.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
iro iro- - -ppoi iroppoi
(色) (色) (っぽい) (色っぽい)
(warna) (seksi)
Daftar
Morfem N Npb Npt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Npb + [-ppoi]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ yang menjadi seperti atau seolah-olah

Universitas Sumatera Utara


/iro/  /iro-/ + /-ppoi/  /iroppoi/

色 → 色 + -っぽい → 色っぽい

色 「イロ+ッポイ」  色っぽい

Saringan :

SA : [ [iro]Np + [-ppoi]Suf ]Adj-i

IS : [ [iro-]Npb] + [-ppoi]Suf ]Adj-i

SL : iroppoi

Kamus :

iro = warna)  (iro + ppoi)  (iroppoi = sexy)

iroppoi yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi seperti ’seksi”

Analisis kata :

Sufiks/akhiran /-PPOI/ ( - っ ぽ い ) dapat merubah kelas kata benda/nomina

(meishi) menjadi kelas kata adjektiva (keiyoushi). Pada kalimat (29) terdapat kata iro

(warna) yang merupakan kelas kata nomina (meishi), setelah ditambahkan

akhiran/sufiks /-PPOI/ ( - っ ぽ い ) berubah menjadi iroppoi (sexy) yang

merupakan kelas kata adjektiva-i (i-keiyoushi).

b) Verba (Doushi)

Sufiks/akhiran /-PPOI/ (-っぽい) mempunyai makna ”menjadi seperti”.

Formulanya yaitu : morfem + sufiks (setsubiji) –PPOI. Contoh:

27) 飽きっぽいのか、何をしても長 続きしない。3日でやめる。AVB LVL-

1&2, hal 94

Universitas Sumatera Utara


Akippoi no ka, nani wo shitemo nagatsuzukishinai. Mikka de yameru.

Apakah karena mudah bosan, apapun yang dilakukan tidak pernah berlangsung

lama. 3 hari sudah berhenti.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Pangkal Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Bebas/ Akar Terikat
Kata (Gobi)
(Gokan)
Akiru aki- -ru -ppoi akippoi
(飽きる) (飽き) (る) (っぽい) (飽きっぽ
bosan, lelah) い)
mudah bosan
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vbp + [-ppoi]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ yang menjadi seperti atau seolah-olah

/akiru/  /aki-/ + /-ru/  akhiran /-ru/ nya dihilangkan

/akiru/  /aki-/ + /-ru/  /aki-/ + /-ppoi/  /akippoi/

飽きる → 飽き + -っぽい → 飽きっぽい

飽きる 「アキ+ッポイ」  飽きっぽい

Saringan :

SA : [ [akiru]Vp + [-ppoi]Suf ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


IL : [ [aki-]Vpb + [-ru]Vpt ] + [-ppoi]Suf ]Adj-i

[ [aki-]Vpb + [-ppoi]Suf ]Adj-i

SL : akippoi

Kamus :

(akiru = bosan, lelah)  (aki + ppoi)  (akippoi = mudah bosan, cepat lelah)

Akippoi yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi seperti ’mudah bosan terhadap

sesuatu hal’”.

Analisis kata :

Sufiks/akhiran /-PPOI/ (-っぽい) dapat merubah kelas kata kerja/verba (doushi)

menjadi kelas kata adjektiva (keiyoushi). Silabel atau akhiran /-ru/ pada penanda kata

kerjanya dihilangkan kemudian ditambahkan dengan akhiran /-PPOI/ (-っぽい).

Pada kalimat (30) kata akiru (bosan. lelah) yang merupakan kelas kata kerja (verba)

setelah mendapat akhiran /-PPOI/ (-っぽい), akibatnya berubah menjadi akippoi

(mudah bosan) yaitu menjadi kelas kata adjektiva (keiyoushi).

c) Adjektiva (Keiyoushi)

Sufiks/Akhiran (setsubiji) /–PPOI/ (-っぽい)mempunyai arti ”menjadi seperti”

atau ”seolah-olah” yang mempertegas bentuk sifat dari katanya. Formulanya yaitu :

morfem + sufiks /–PPOI/(-っぽい). Contoh:

31) 彼は安っぽいものを売る人です。EJJE.WEBLIO.JP

Kare wa yasuppoi mono wo uru hito desu.

Dia penjual barang-barang murah.

Universitas Sumatera Utara


Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Pangkal Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Bebas/ Akar Terikat
Kata (Gobi)
(Gokan)
yasui yasu- -i -ppoi yasuppoi
(安い) (安) (い) (っぽい) (飽きっぽい)
(murah, mudah) (murahan)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Adj-pb + [-ppoi]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ yang menjadi seperti”

/yasui/  /yasu-/ + /i/ + /-ppoi/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/yasui/  /yasu-/ + /-ppoi/  /yasuppoi/

安い → 安- → 安- + -っぽい → 安っぽい

安い 「ヤス+ッポイ」 安っぽい

Saringan :

SA : [ [yasui]Adj-p + [-ppoi]Suf ]Adj-i

: [ [yasu-]Adj-pb + [-i]Adj-pt ] + [-ppoi]Suf ]Adj-i

[ [yasu-]Adj-pb + [-ppoi]Suf ]Adj-i

SL : yasuppoi

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(yasui = mudah, murah)  (yasu + ppoi)  (yasuppoi = murahan)

yasuppoi yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi seperti ’murahan”.

Analisis kata :

Sufiks/Akhiran (Setsubiji ) /–PPOI/ ( - っ ぽ い ) berfungsi membentuk kelas

adjektiva-i (i-keiyoushi). Pada adjektiva-i (i-keiyoushi) akhiran atau silabel /-i/ nya

dihilangkan kemudian ditambahkan akhiran /–PPOI/ (-っぽい). Pada kalimat

(31) yaitu yasui yang merupakan kelas kata adjektiva-i (i-keiyoushi) dimana setelah

mendapat sufiks /–PPOI/ (-っぽい)menjadi yasuppoi yang merupakan kelas

kata adjektiva-i (i-keiyoushi). Pelekatan sufiks /–PPOI/ ( - っ ぽ い ) ini tidak

merubah jenis dari kelas katanya.

2. Sufiks/Akhiran (Setsubiji ) /–RASHII/(-らしい)

Sufiks/akhiran /–RASHII/(-らしい)hampir sama makna dan fungsinya dengan

akhiran /-PPOI/, yaitu sufiks/akhiran --rashii mempunyai makna ”menjadi seperti”.

Formulanya yaitu : morfem + sufiks /–RASHII/(-らしい).

a) Nomina (Meishi)

Contoh:

32) 彼女はとても女らしい。EJJE.WEBLIO.JP

Kanojo wa totemo onnarashii.

Universitas Sumatera Utara


Dia sangat feminim.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Onna onna- - -rashii onnarashii
(女) (女) (らしい) (女らしい)
(perempuan) (keperempuan-
perempuanan)
Daftar
Morfem N Npb - Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Npb + [-rashii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ yang menjadi seperti atau seolah-olah

/onna/  /onna-/ + /-rashii/  /onnarashii/

女→女- →女- + -らしい →女らしい

女 「オンナ+ラシイ」 女らしい

Saringan :

SA : [ [onna]Np + [-rashii]Suf ]Adj-i

: [ [onna-]Npb ] + [-rashii]Suf ]Adj-i

SL : onnarashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(onna = wanita)  (onna + rashii)  (onnarashii = feminim, kewanitaan)

onnarashii yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi seperti ’perempuan atau

kewanita-wanitaan’”

Analisis kata :

Sufiks/akhiran /–RASHII/ ( - ら し い ) , fungsinya sebagai sufiks pembentuk

adjetkiva-i (i-keiyoushi). Dimana pada kalimat (32) diatas yang merubah kelas kata

nomina (meishi) menjadi kelas kata adjektiva-i (i-keiyoushi). Kata onnarashii

(keperempuanan, feminim) yang merupakan adjektiva-i (i-keiyoushi) pada kalimat

(32) berasal dari pembentukan kata onna yang merupakan kelas kata nomina yang

ditambah sufiks /–RASHII/(-らしい)

b) Adjektiva-na (na-keiyoushi)

Contoh:

33) 彼女は馬鹿らしい質問をされていらいらした。EJJE.WEBLIO.JP

Kanojo wa bakarashii shitsumon wo sarete irairashita.

Dia dikesalkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang terkesan konyol itu.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Pangkal Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Bebas/ Akar Terikat
Kata (Gobi)
(Gokan)
baka na baka- -na -rashii bakarashii
(馬鹿な) (馬鹿) (な) (らしい) (馬鹿らしい)
(bodoh) (kelihatan
bodoh)

Daftar
Morfem Adj-na Adj-pb Adj-pt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Adj-pb + [-rashii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ yang menjadi seperti atau kelihatan seperti”

/baka na/  /baka-/ + /-na/  akhiran /-na/ nya dihilangkan

/baka na/  /baka-/ + /-rashii/  /bakarashii/

馬鹿な→ 馬鹿- → 馬鹿- + -らしい → 馬鹿らしい

馬鹿な「バカ+ラシイ」 馬鹿らしい

Saringan :

SA : [ [baka na]Adj-p + [-rashii]Suf ]Adj-i

: [ [baka-]Adj-pb ] + [-na]Vpt ] + [-rashii]Suf ]Adj-i

[ [baka-]Adj-pb ] + [-rashii]Suf ]Adj-i

SL : bakarashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(baka na = bodoh, konyol)  (baka + rashii)  (bakarashii = kelihatan

bodoh)

bakarashii yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi kelihatan seperti ’bodoh’ ”.

Analisis Kata :

Pada kata bakarashii pada kalimat (33) berasal dari kata baka na (bodoh, konyol)

yang merupakan kelas kata adjektiva-na (na-keiyoushi) namun setelah mendapat

sufiks /–RASHII/(-らしい)berubah menjadi kata bakarashii yang merupakan

jenis adjektiva-i (i-keiyoushi). Jadi dapat disimpulkan bahwa sufiks /–RASHII/(-ら

しい) sebagai sufiks pembentuk adjektiva-i (i-keiyoushi).

c) Adjektiva-i (i-keiyoushi)

Contoh:

34) 彼は寂しいらしいです。EJJE.WEBLIO.JP

Kare wa kibishiirashii desu.

Dia kelihatan disiplin.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
kibishii Kibishi- -i -rashii kibishiirashii
(厳しい) (厳し) (い) (らしい) (厳しいらしい)
(disiplin, ketat (kelihatan
aturan) disiplin)

Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Adj-pb + [-rashii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ yang menjadi seperti atau kelihatan seperti”

/kibishii/  /kibishi-/ + /-i/

/kibishii/  /kibishi-/ + /-i/ + /-rashii/  /kibishirashii/

寂しい →寂しい- →寂しい- + -らしい →寂しいらしい

寂しい 「キビシイ+ラシイ」 寂しいらしい

Saringan :

SA : [ [kibishii]Adj-p + [-rashii]Suf ]Adj-i

: [ [kibishi-]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ] + [-rashii]Suf ]Adj-i

[ [kibishii-]Adj-p ] + [-rashii]Suf ]Adj-i

SL : kibishiirashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(kibishii = disiplin, ketat aturan)  (kibishii + rashii)  (kibishiirashii =

kelihatan disiplin)

kibishiirashii yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi kelihatan ’disiplin’ ”.

Contoh:

35) その照明は本当に眩しいらしいです。EJJE.WEBLIO.JP

Sono shoumei wa hontou ni mabushii desu.

Cahaya itu sungguh menyilaukan.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
mabushii mabushi- -i -rashii mabushiirashii
(眩しい) (眩し) (い) (らしい) (眩しいらしい)
(silau) (kelihatan
menyilaukan)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Adj-pb + [-rashii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ yang menjadi seperti atau kelihatan seperti”

/mabushii/  /mabushi-/ + /-i/

Universitas Sumatera Utara


/mabushii/  /mabushi-/ + /-i/ + /-rashii/  /mabushirashii/

眩しい→ 眩しい- + -らしい → 眩しいらしい

眩しい  「マブシイ+ラシイ」 眩しいらしい

Saringan :

SA : [ [mabushii]Adj-p + [-rashii]Suf ]Adj-i

: [ [mabushi-]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ] + [-rashii]Suf ]Adj-i

[ [mabushii-]Adj-p ] + [-rashii]Suf ]Adj-i

SL : mabushiirashii

Kamus :

(mabushii = silau)  (mabushi + rashii)  (mabushirashii = kelihatan

menyilaukan)

mabushiirashii yaitu ”sesuatu sifat yang menjadi kelihatan ’menyilaukan’ ”.

Analisis kata :

Sufiks/Akhiran (setsubiji ) /–RASHII/ ( - ら し い ) hampir mirip dengan

sufiks/Akhiran (Setsubiji ) /–PPOI/ (-っぽい)baik dari fungsi pembentukannya

maupun dari segi arti dan maknanya. Sufiks/Akhiran (setsubiji ) /–RASHII/(-らし

い)juga befungsi membentuk kelas kata adjektiva. Pada contoh kalimat (34) dan

(35) diatas dimana keduanya merupakan jenis kelas kata adjektiva-i (i-keiyoushi)

setelah mendapat pelekatan sufiks /–RASHII/(-らしい), silabel atau akhiran /-i/

Universitas Sumatera Utara


nya tidak dihilangkan. Penambahan akhiran /–RASHII/(-らしい)hanya semakin

memperkuat maksud.

3. Sufiks/ Akhiran (Setsubiji) /–SHII/ (-しい)

Sufiks/ Akhiran (setsubiji) akhiran /–SHII/ ( - し い ) mempunyai arti

menyatakan ”keadaan”. Formulanya yaitu : morfem bebas + sufiks /–SHII/(-し

い).

a) Kata Kerja/ Verba (Doushi)

Kata kerja atau verba (doushi) yang mendapat penambahan sufiks /-SHII/ (-し

い) dapat membentuk adjektiva-i (i-keiyoushi). Misalnya pada kata kerja golongan I

dengan akhiran /-mu/, misalnya : konomu (menyukai), hohoemu (tertawa), nozomu

(berharap), dan lainnya. Kata kerja golongan I dengan akhiran /-u/, misalnya :

wazurau, utagau (disangkakan)

Contoh:

37) 彼女の謙虚な態度を好ましく感じた。AVB LVL-1&2, hal 91

Kanojo no kenkyo na taido wo konomashiku kanjita.

Saya merasa lebih suka dengan sikap rendah hatinya.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Konomu kono- -mu -shii konomashii
(好む) (好) (む) (しい) (好ましい)
(menyukai) (disukai)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ menjadi sesuatu”

/konomu/  /kono-/ + /-mu/  /kono-/ + /-ma/  akhiran vokal /u/ menjadi /a/

/konomu/  /kono-/ + /-mu/  /kono-/ + /-ma/  /kono-/ + /-ma/ + /-shii/ 

/konomashii/

好む →好 - → 好 -+-ま - + -しい → 好ましい

好む「コノ+マ+シイ」 好ましい

Saringan :

SA : [ [konomu]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [kono-]Vpb ] + [-mu]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [kono-]Vpb ] + [-ma]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [konoma-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : konomashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(konomu = kesukaan)  (konoma + shii)  (konomashii = disukai)

konomashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan ’disukai’ ”.

Contoh:

38) 仲がいい家族は見ていてほほえましい。AVB LVL-1&2, hal 91

Naka ga ii kazoku wa mite ite hohoemashii.

Keluarga yang akrab dan menyenangkan untuk dilhat.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
hohoemu hohoe- -mu -shii hohoemashii
(ほほえむ) (ほほえ) (む) (しい) (好ましい)
(tertawa) (menyenangkan)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ menjadi sesuatu”

/hohoemu/  /hohoe-/ + /-mu/  /hohoe-/ + /-ma/  akhiran vokal /u/ menjadi

/a/

Universitas Sumatera Utara


/hohoemu/  /hohoe-/ + /-mu/  /hohoe-/ + /-ma/  /hohoe-/ + /-ma/ + /-shii/

 /hohoemashii/

ほほえむ →ほほえ - → ほほえ -+-ま - + -しい → ほほえましい

ほほえむ「ホホエ+マ+シイ」 ほほえましい

Saringan :

SA : [ [hohoemu]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [hohoe-]Vpb ] + [-mu]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [hohoe-]Vpb ] + [-ma]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [hohoema-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : hohoemashii

Kamus :

(hohoemu = tertawa)  (hohoema + shii)  (hohoemashii = lucu,

menyenangkan)

hohoemashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan ’menyenangkan’ ”.

Contoh:

41) 歩き山の時は、雨具を特参するのが望ましい。AVB LVL-1&2, hal 91

Arukiyama no toki wa, amagu wo tokusansuru no ga nozomashii.

Sewaktu jalan-jalan ke gunung, diharapkan khusus membawa perlengkapan

hujan.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Nozomu nozo- -mu -shii nozomashii
(望む) (望) (む) (しい) (望ましい)
(mengharapkan) (harapan)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ menjadi sesuatu”

/nozomu/  /nozo-/ + /-mu/  /nozo-/ + /-ma/  akhiran vokal /u/ menjadi /a/

/nozomu/  /nozo-/ + /-mu/  /nozo-/ + /-ma/ + /-shii/  /nozomashii/

望む →望 - →望 -+-ま - + -しい → 望ましい

望む「ノゾ+マ+シイ」 望ましい

Saringan :

SA : [ [nozomu]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [nozo-]Vpb ] + [-mu]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [nozo-]Vpb ] + [-ma]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [nozoma-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : nozomashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(nozomu = mengharapkan)  (nozoma + shii)  (nozomashii = diharapkan)

nozomashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan yang’’diharapkan ”.

Contoh:

42) 親戚との付き合いが煩わしいことがある。AVB LVL-1&2, hal 90

Shinseki to no tsukiai ga wazurawashii koto ga aru.

Saya pernah merasa susah (rumit) bertemu dengan kerabat.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Pangkal Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Bebas/ Akar Terikat
Kata (Gobi)
(Gokan)
Wazurau wazura- -u -shii wazurawashii
(煩う) (煩) (う) (しい) (煩わしい)
(mengharapkan) (susah, rumt)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang menjadi ’X’”

/wazurau/  /wazura-/ + /-u/  /wazura-/ + /-wa/  akhiran /u/ menjadi /a/

/wazurau/  /wazura-/ + /-u/  /wazura-/ + /-wa/ + /-shii/  /nozomashii/

Universitas Sumatera Utara


煩う →煩う - →煩 - + -わ - + -しい → 煩わしい

煩う「ワズラ+ワ+シイ」煩わしい

Saringan :

SA : [ [wazurau-]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [wazura-]Vpb ] + [-u]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [wazura-]Vpb ] + [-wa]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [wazurawa-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : wazurawashii

Kamus :

(wazurau = khawatir, prihatin)  (wazurawa + shii)  (wazurawashii = susah,

rumit)

wazurawashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan yang ’sulit’ ”.

Contoh:

43) この薬を飲むとやせるというが、本当かどうか疑わしい 。AVB LVL-

1&2, hal 91

Kono kusuri wo nomu to yaseru to iu ga, hontou kadouka utagawashii.

Katanya disuruh minum obat ini, tetapi benar atau tidaknya saya masih curiga.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Utagau utaga- -u -shii Utagawashii
(疑う) (疑) (う) (しい) (疑わしい)
(mencurigai) (curiga)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang menjadi ’X’”

/utagau/  /utaga-/ + /-u/  /utaga-/ + /-wa/  akhiran vokal /u/ menjadi /a/

/utagau/  /utaga-/ + /-u/  /utaga-/ + /-wa/ + /-shii/  /utagawashii/

疑う → 疑う - → 疑わ - + -しい → 疑わしい

疑う「ウタガワ+シイ」 疑わしい

Saringan :

SA : [ [utagau-]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [utaga-]Vpb ] + [-u]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [utaga-]Vpb ] + [-wa]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [utagawa-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : utagawashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(utagau = mencurigai, ragu-ragu)  (utagawa + shii)  (utagawashii = curiga,

ragu-ragu)

utagawashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan ’curiga’ ”.

Contoh:

44) 何だか外が騒がしいので、ちょっと見てくるよ。AVB LVL-1&2, hal 90

Nandaka soto ga sawagashii no de, chotto mite kuruyo.

Karena ada ribut-ribut di luar, sebentar saya lihat dulu ya!.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Sawagu sawa- -gu -shii Sawagashii
(騒ぐ) (騒) (ぐ) (しい) (騒がしい)
(ribut, berisik) (ribut-ribut)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang menjadi ’X’”

/sawagu/  /sawa-/ + /-gu/  /sawa-/ + /-ga/  akhiran vokal /u/ menjadi /a/

/sawagu/  /sawa-/ + /-gu/  /sawa-/ + /-ga/ + /-shii/  /sawagashii/

Universitas Sumatera Utara


騒ぐ →騒ぐ - →騒が - + -しい → 騒がしい

騒ぐ「サワガ+シイ」騒がしい

Saringan :

SA : [ [sawagu-]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [sawa-]Vpb ] + [-gu]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IF : [ [sawa-]Vpb ] + [-ga]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [sawaga-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : sawagashii

Kamus :

(sawagu = berisik, keributan)  (sawaga + shii)  (sawagashii = ribut)

sawagashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan ’ribut, berisik’ ”.

Contoh:

45) クラスに同じ名前の学生がいるので、紛らわしい 。AVB LVL-1&2, hal

90

Kurasu ni onaji namae no gakusei ga iru no de, magirawashii.

Karena ada murid yang namanya sama dalam kelas, jadi bingung.

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Magireru magi- -reru -shii magirawashii
(紛れる) (紛) (れる) (しい) (紛らわしい)
(mengalihkan) (bingung)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang menjadi ’X’”

/magireru/  /magi-/ + /-reru/  /magi-/ + /-rawa/  akhiran vokal /reru/ nya

dihilangkan dan menjadi /rawa/, ini merupakan salah satu kekhususan dalam

bahasa Jepang

/magireru/  /magi-/ + /-reru/  /magi-/ + /-rawa/ + /-shii/  /magirawashii/

紛れる →紛 - →紛らわ - + -しい → 紛らわしい

紛れる「マギラワ+シイ」紛らわしい

Saringan :

SA : [ [magireru-]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [magi-]Vpb ] + [-reru]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [magi-]Vpb ] + [-rawa]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [magirawa-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


SL : magirawashii

Kamus :

(magireru = membelokkan, mengalihkan)  (magirawa + shii) 

(magirawashii = bingung)

magirawashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan ’bingung’ ”.

Contoh:

46) 12月はやることが多くて、慌しい毎日だ。AVB LVL-1&2, hal 91

12 gatsu wa yaru koto ga ookute, awatadashii mainichi da.

Pada bulan 12 (desember) karena ada banyak hal yang dilakukan, setiap

hari terburu-buru (sibuk).

Berikut Penguraian Pembentukan Katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Pangkal Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Bebas/ Akar Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Awateru awa- -teru -shii awatadashii
(慌てる) (慌) (てる) (しい) (慌しい)
(kebingungan) (terburu-buru)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang menjadi ’X’”

Universitas Sumatera Utara


/awateru/  /awa-/ + /-teru/  /awa-/ + /-tada/  akhiran /teru/ nya

dihilangkan menjadi /tada/, ini merupakan kekhususan dalam bahasa Jepang

/awateru/  /awa-/ + /-teru/  /awa-/ + /-tada/ + /-shii/  /awatadashii/

慌てる → 慌 - →慌ただ - + -しい → 慌ただしい

慌てる「アワタダ+シイ」 慌ただしい

Saringan :

SA : [ [awateru-]Vp + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [awa-]Vpb ] + [-teru]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [awa-]Vpb ] + [-tada]Vpt ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [awatada-]Vp ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : awatadashii

Kamus :

(awateru = kebingungan, panik)  (awatada + shii)  (awatadashii = terburu-

buru)

awatadashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan ’terburu-buru’ ”

Analisis kata :

Pembentukan kelas kata adjektiva yang berasal dari kelas kata lain disebut keiyoushi

teki. Dalam hal ini ditunjukkan pada kalimat (38), (39) (40) dan (41). Sufiks/

Akhiran (setsubiji) akhiran /–SHII/ ( - し い ) dapat merubah kelas kata verba

(doushi) menjadi kelas kata adjektiva (keiyoush). Kelas kata verba yang terbagi atas

golongan I, II dan III dapat berubah menjadi kelas kata adjektiva hanya dengan

Universitas Sumatera Utara


menambahkan akhiran /–SHII/ (-しい).Penambahan akhiran /–SHII/ (-し

い) pada kelas kata verba akan mengakibatkan vokal terakhir pangkal kata dari

verba-nya berubah menjadi /a/. Untuk verba golongan I, akhiran vokal belakangnya

diganti menjadi vokal /a/ kemudian ditambahkan akhiran /–SHII/ (-しい). Untuk

verba golongan II, RU nya dihilangkan, sehingga akar kata-nya saja berubah menjadi

/a/ kemudian ditambah akhiran /–SHII/ (-しい). Jadi setiap kata yang mendapat

akhiran /–SHII/ (-しい), vokal kata-nya tersebut berubah menjadi /a/

4. Sufiks/ Akhiran (Setsubiji) /–MASHII/ (-ましい)

Sufiks (setsubiji) /–MASHII/ ( - ま し い ) mempunyai arti

menyatakan ”keadaan”. Formulanya yaitu : morfem bebas + sufiks /–MASHII/

(-ましい).

a) Adjektiva-i (i-keiyoushi)

Contoh:

1) 何という浅ましいことをしたのだろう。EJJE.WEBLIO.JP

Nanto iu asamashii koto wo shita no darou!

Itu suatu perbuatan yang hina untuk dilakukan kan!

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kamus Kata Kata Sufiks Hasil


(Jishokei) Pangkal Pangkal (Setsubigo) Sufiksasi
Bebas/ Terikat
Akar Kata (Gobi)
(Gokan)
asai asa- -i -mashii asamashii
(浅い) (浅) (い) (ましい) (浅ましい)
(dangkal) (keji,tercela,hina,rendah)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X]Vpb + [-mashii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan ’X’ menjadi sesuatu atau keadaan sesuatu”

/asai/  /asa-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/asai/  /asa-/ + /-i/ + /-mashii/  /asamashii/

浅い → 浅い- → 浅- + -ましい → 浅ましい

浅い 「アサ+イ+マシイ」「アサ+マシイ」 浅ましい

Saringan :

SA : [ [asai-]Adjp + [-mashii]Suf ]Adj-i

: [ [asa-]Adj-pb ] + [-i]Adj-pt ] + [-mashii]Suf ]Adj-i

: [ [asa-]Adj-pb ] + [-mashii]Suf ]Adj-i

SL : asamashii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(asai = dangkal)  (asai + mashii)  (asamashii = keji, tercela, hina, rendah

kedudukan)

asamashii yaitu ”sesuatu sifat atau keadaan yang’’keji, tercela, hina, rendah ”.

4.1.1.3. Sisipan (Secchuji)

Sisipan (Secchuji), yaitu suatu pengimbuhan dengan menambahkan di tengah

kata dasar (infiks). Pada sisipan bahasa Jepang hanya terdapat pada kelas kata verba

(doushi). Pada adjektiva bahasa Jepang terdapat beberapa contoh sisipan seperti :

a) (miru = melihat)  (mi + e + ru)  (mieru = kelihatan)

/miru/  /mi-/ + /-ru/  /mi-/ + /-e/ + /-ru/  /mieru/

見る「ミ+エ+ル」 見える

b) (niru = memasak, merebus)  (ni + e + ru)  (nieru = masak, mendidih)

/niru/  /ni-/ + /-ru/  /ni-/ + /-e/ + /-ru/  /nieru/

煮る「ニ+エ+ル」 煮える

c) (kiku = mendengar)  (kiko + e + ru)  (kikoeru = kedengaran)

/kiku/  /kiku-/ + /ru-/  /kiko-/ + /-e/ + /-ru/  /kikoeru/

聞く「キコ+エ+ル」 聞こえる

Melihat contoh di atas dapat dianalisis bahwa pada bentuk sisipan bahasa

Jepang disisipkan fonem /e/ kemudian diikuti akhiran dalam bentuk kamus /ru/. Pada

bentuks (a) dan (b) karena merupakan kata kerja golongan II yang memiliki akhiran

Universitas Sumatera Utara


/ru/ maka tidak merubah bunyi pengucapannya, cukup hanya ditambahkan sisipan /e/

saja. Akan tetapi pada bentuk (c) pada kata kiku yang merupakan kata kerja golongan

I bentuk akhiran pada morfem terikat /ku/ berubah bunyi menjadi /ko/. Kemudian

ditambahkan sisipan /e/ dan akhiran dalam bentuk kamus /ru/ sehinggga kata kiku

yang merupakan kata kerja golongan I setelah mendapat sisipan /e/ menjadi kikoeru

dan memiliki akhiran bentuk kamus /ru/ seperti kata kerja golongan II.

4.1.2. Reduplikasi (Juufuku、重複)

Reduplikasi (Juufuku), yaitu pengulangan kata. Dalam bahasa Jepang,

onomatope juga merupakan unsur yang mengalami proses ulangan. Dalam bahasa

Indonesia, bentuk pengulangan kata dasar biasanya menggunakan garis penghubung

(-) yaitu sebagai penanda bentuk kata ulang misalnya : makan-makan, jalan-jalan, dan

sebagainya. Pada bentuk pengulangan bahasa Jepang yang merupakan pengulangan

utuh digunakan tanda /々/ sebagai penanda bentuk kata ulangnya. Akan tetapi dapat

juga dengan tetap menuliskan ulang secara utuh katanya. Kozumi (1993: 108-109)

membagi reduplikasi menjadi dua, yaitu : reduplikasi dasar dan reduplikasi afiks.

4.1.2.1. Reduplikasi Afiksasi Dengan Penanda Akhiran Adjektiva-i (i-keiyoushi)

Reduplikasi yang terjadi akibat proses afiksasi khususnya pada kelas kata

adjektiva bahasa Jepang tidak terlalu rumit dalam proses pembentukan katanya.

Reduplikasi atau pengulangan kata yang dapat membentuk adjektiva dengan proses

Universitas Sumatera Utara


afiksasi dapat dilakukan dengan menambahkan sufiks /-SHII/ (-しい). Sufiks /-SHII/

(-しい) berfungsi untuk membentuk sebuah kelas kata adjektiva-i (i-keiyoushi) yang

memiliki arti ”menjadi sangat, menjadi seperti, kelihatan seperti”. Pengulangan kelas

kata lain dapat membentuk adjektiva-i (i-keiyoushi) dengan ditambahkan sufiks /-

SHII/ (-しい).

1. Reduplikasi Kata Kerja/Verba dengan Penambahan Sufiks /-SHII/ (-しい)

Reduplikasi verba dengan penambahan sufiks /-SHII/ (-しい) yang dapat membentuk

adjektiva-i (i-keiyoushi) memiliki formula yaitu : pengulangan morfem bebas +

sufiks /--SHII/ (-しい). Contoh:

1) 近所で何か事件があったらしく、朝から騒々しい。AVB-LVL-1&2, hal-

92

Kinjo de nani ka jiken ga attarashiku, asa kara souzoushii.

Sepertinya ada sesuatu kejadian dengan tetangga sebelah, dari pagi

sudah ribut(berisik).

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Sou sou- - -sou -shii souzoushii
(騒 ) (騒 ) (騒 ) (しい) (騒々しい )
(berisik) (berisik)
Daftar
Morfem V Vpb - V-Red Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X1-]Vpb + [-X2]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/sou/  /sou/ + /sou/ + /-shii/  /sou/ + /zou/ + /-shii/  /souzoushii/ 

konsonan depan /s/ nya berubah menjadi /z/

騒 → 騒- → { [騒- + -騒] + しい }→ 騒騒しい → 騒々しい

騒「『ソウ+ソウ』+シイ」「『ソウ+ゾウ』+シイ」 騒騒し

い atau 騒々しい

Saringan :

SA : [ [sou-]Vpb + [-sou]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [sou-]Vpb ] + [-sou]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IF : [ [sou-]Vpb ] + [-zou]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

[ [souzou-]Vpb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : souzoushii

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(sou = ribut, berisik)  [ (sou + sou) + shii ]  [ (sou + zou) + shii ] 

(souzoushii = ribut, berisik)

souzoushii yaitu ”sesuatu keadaan yang ’berisik, bising, ribut’ ”

Contoh:

2) 初めて会った人に「秋ちゃん」だなんて、馴れ馴れしい 。AVB-LVL-

1&2, hal-92

Hajimete no atta hito ni [aki-chan] da nante, narenareshii.

Pertama kali bertemu dengan [aki-chan], dia ramah tamah.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Pangkal Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Bebas/ Terikat
Akar Kata (Gobi)
(Gokan)
nare nare- -ru -nare -shii Narenareshii
(馴れ る) (馴れ ) (る) (馴れ ) (しい) (馴れ々しい )
(terbiasa) (ramah tamah)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt V-Red Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X1-]Vpb + [-X2]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat yang ’X’

Universitas Sumatera Utara


/nareru/  /nare/ + /-ru/  akhiran /-ru/ nya (penanda verba) dihilangkan

/nare/  /nare/ + /nare/ + /-shii/  /narenareshii/

馴れる→ 馴れ- → { [馴れ- + -馴れ] + しい }→ 馴れ馴れしい → 馴れ々

しい

馴れる「『ナレ+ナレ』+シイ」 馴れ馴れしい  馴れ々しい

Saringan :

SA : [ [nareru-]Vp + [-nare]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [nare-]Vpb + [-ru]Vpt ] + [-nare]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [nare-]Vpb ] + [-nare]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [narenare-]Vpb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : narenareshii

Kamus :

(nareru = terbiasa)  [ (nare + nare) + shii ]  (narenareshii = ramah

tamah)

narenareshii yaitu ”sifat yang ’ramah’ ”

Contoh:

3) 彼女の習ったばかりの英語でたどたどしく あいさつした。AVB-LVL-

1&2, hal-92

Kanojo no naratta bakari no eigo de tadotadoshiku aisatsushita.

Dia memberi salam dengan terbata-bata dengan bahasa Inggris yang baru saja

dipelajarinya.

Universitas Sumatera Utara


Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Pangkal Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Bebas/ Terikat
Akar Kata (Gobi)
(Gokan)
tadoru tado- -ru -tado -shii tadotadoshii
(辿る ) (辿 ) (る) (辿 ) (しい) (辿々しい )
(menempu (terbata-bata)
h)
Daftar
Morfem V Vpb Vpt V-Red Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X1-]Vpb + [-X2]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/tadoru/  /tado/ + /-ru/  akhiran /-ru/ nya (penanda verba) dihilangkan

/tado/  /tado/ + /tado/ + /-shii/  /tadotadoshii/

辿る →辿- → { [辿- + -辿] + しい }→ 辿辿しい → 辿々しい

辿る「『タド+タド』+シイ」 辿辿しい  辿々しい

Saringan :

SA : [ [tadoru-]Vp + [-tado]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [tado-]Vpb + [-ru]Vpt ] + [-tado]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [tado-]Vpb ] + [-tado]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


: [ [tadotado-]Vpb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : tadotadoshii

Kamus :

(tadoru = menempuh)  [ (tado + tado) + shii ]  (tadotadoshii = terbata-

bata, terhuyung-huyung)

tadotadoshii yaitu ”keadaan yang ’terhuyung-huyung, terbata-bata’ ”

Contoh:

4) 山の朝の空気は本当にすがすがしい。AVB-LVL-1&2, hal-92

Yama no asa no kuuki wa hontou ni sugasugashii.

Udara pagi pegunungan benar-benar segar.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Suga suga- - -suga -shii sugasugashii
(すが ) (すが ) (すが ) (しい) (すがすがし
(memegan い)
g erat-erat) (segar)

Daftar
Morfem V Vpb - V-Red Suf Adj-i
(DM)

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Vpb + [-X2]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/suga/  /suga/ + /suga/ + /-shii/  /sugasugashii/

すが → すが- → { [すが- + -すが] + しい }→ すがすがしい

すが「『スガ+スガ』+シイ」  すがすがしい

Saringan :

SA : [ [suga-]Vp + [-suga]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [suga-]Vpb + [-suga]V-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [sugasuga-]Vpb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : sugasugashii

Kamus :

(suga = memegang erat-erat)  [ (suga + suga) + shii ]  (sugasugashii =

segar, nyaman)

sugasugashii yaitu ”sesuatu keadaan yang ’segar, nyaman’ ”

2. Reduplikasi Adjektiva-i dengan Penambahan Sufiks /-SHII/ (-しい)

Reduplikasi adjektiva-i yang dapat membentuk adjektiva-I (i-keiyoushi)

dengan cara menambahkan sufiks /-SHII/ (-しい), hampir sama dengan pengulangan

kata kerja/verba yang membentuk adjektiva-i (i-keiyoushi). Perhatikan contoh berikut

ini :

Universitas Sumatera Utara


5) 法廷の中は重々しい空気が漂っていた。AVB-LVL-1&2, hal-92

Houtei no naka wa omoomoshii kuuki ga tadayotte ita..

Di dalam pengadilan suasananya terasa berat (serius.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Omoi omo- -I -omo -shii omoomoshii
(重い ) (重 ) (い) (重 ) (しい) (重々しい )
(berat) (berat, serius)
Daftar
Morfem Adj-i Adj-pb Adj-pt Adj-Red Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/omoi/  /omo/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/omo/  /omo/ + /omo/ + /-shii/  /omoomoshii/

重い → 重- → { [重- + -重] + しい }→ 重重しい→ 重々しい

重い「『オモ+オモ』+シイ」 重重しい  重々しい

Saringan :

SA : [ [omoi-]Adj-p + [-omo]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


IL : [ [omo-]Adj-pb + [-i]Adj-pt ] + [-omo]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [omo-]Adj-pb + [-omo]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [omoomo-]Adj-pb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : omoomoshii

Kamus :

(omoi = berat)  [ (omo + omo) + shii ]  (omoomoshii = serius, berat,

bermartabat)

omoomoshii yaitu ”sesuatu keadaan yang ’serius, berat’ ”

Contoh:

6) 人の悪口を軽々しく言うな。AVB-LVL-1&2, hal-92

Hito no waruguchi wo karugarushiku iuna!.

Jangan katakan dengan ringannya (mudah) menjelek-jelekkan seseorang.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Karui karu- -I -karu -shii karugarushii
(軽い ) (軽 ) (い) (軽 ) (しい) (軽々しい )
(ringan) (berat, serius)

DM Adj-i Adj-pb Adj-pt Adj-Red Suf Adj-i

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/karui/  /karu/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/karu/  /karu-/ + /-karu/ + /-shii/  /karu-/ + /-garu/ + /-shii/ /karukarushii/

 konsonan depan /k/ nya berubah menjadi /g/

軽 い →軽- → { [軽- + -軽] + しい }→ 軽軽しい→ 軽 々しい

軽 い 「『カル+カル』+シイ」『カル+ガル』+シイ」 軽軽し

い  軽 々しい

Saringan :

SA : [ [karui-]Adj-p + [-karu]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [karu-]Adj-pb + [-i]Adj-pt ] + [-karu]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [karu-]Adj-pb + [-karu]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IF : [ [karu-]Adj-pb + [-garu]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [karugaru-]Adj-pb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : karugarushii

Kamus :

(karui = ringan)  [ (karu + karu) + shii ]  [ (karu + garu) + shii ]

(karugarushii = ringan, sesuka hati)

karugarushii yaitu ”sifat atau keadaan yang ’ringan, sesuka hati’ ”

Universitas Sumatera Utara


Contoh:

7) 白々しいお世辞はやめてください。AVB-LVL-1&2, hal-92

Shirajirashii oseji wa yamete kudasai.

Tolong hentikan sanjungan yang tidak tahu malu itu.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Shira shira- - -shira -shii shirajirashii
(白 ) (白 ) (白 ) (しい) (白々しい )
(berat) (berat, serius)
Daftar
Morfem Adj Adj-pb - Adj-Red Suf Adj-i
(DM)

KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/shira/  /shira/+ /-shira/ + /-shii/  konsonan depan kata yang diulang

berubah yaitu dari /sh/ menjadi /j/.

/shira/  /shira/+ /-shira/ + /-shii/  /shira/+ /-jira/ + /-shii/  /shirajirashii/

白 →白- → { [白- + -白] + しい }→ 白白しい → 白々しい

白「『シラ+ジラ』+シイ」白白しい  白々しい

Universitas Sumatera Utara


Saringan :

SA : [ [shira-]Adj-p + [-shira]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [shira-]Adj-pb + [-shira]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IF : [ [shira-]Adj-pb + [-jira]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [shirajira-]Adj-pb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : shirajirashii

Kamus :

(shira = putih)  [ (shira + jira) + shii ]  (shirajirashii = tidak tahu malu)

shirajirashii yaitu ”sesuatu keadaan yang ’tidak tahu malu’ ”

Contoh:

8) 新人社員は見ていて初々しい。AVB-LVL-1&2, hal-92

Shinjinshain wa miteite uiuishii.

Pegawai baru kelihatan masih polos.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM:

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat
(Gokan) (Gobi)
Uii ui- -I -ui -shii uiuishii
(初い ) (初 ) (い) (初 ) (しい) (初々しい )
(berat) (berat, serius)

DM Adj-i Adj-pb Adj-pt Adj-Red Suf Adj-i

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/uii/  /ui-/ + /-ui/ + /-shii/  /uiuishii/

初 → 初- → { [初- + -初] + しい }→ 初初しい → 初々しい

初「『ウイ+ウイ』+シイ」 初初しい  初々しい

Saringan :

SA : [ [uii-]Adj-p + [-ui]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [ui-]Adj-pb + [-i]Adj-pt ] + [-ui]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [ui-]Adj-pb + [-ui]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [uiui-]Adj-pb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : uiuishii

Kamus :

(uii = pertama, baru)  [ (ui + ui) + shii ]  (uiuishii = tidak berdosa. polos)

uiuishii yaitu ” keadaan atau sifat yang ’tidak berdosa, polos’ ”

3. Reduplikasi Adjektiva-na dengan Penambahan Sufiks /-SHII/ (-しい)

Contoh:

9) まだしつこく馬鹿馬鹿しい話を聞かせようってんなら、犬をけかしかけ

るぞ!。EJJE.WEBLIO.JP

Universitas Sumatera Utara


Madashitsukoku bakabakashii hanashi wo kikaseyoutten nara, inu wo

kekashikakeruzo!

Jika kau masih ngotot datang hanya untuk memperdengarkan

perkataan konyolmu itu, akan kulepaskan anjing ini!.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kamus Hasil Pembentukan kata


(Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Pangkal Reduplikasi Sufiksasi Hasil


Kamus Bebas/ Akar Terikat (Juufuku) (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Kata (Gobi)
(Gokan)
baka na baka- -na -baka -shii bakabakashii
(馬鹿な ) (馬鹿 ) (な) (馬鹿 ) (しい) (馬鹿々しい )
(bodoh) (konyol, bodoh)

DM Adj-na Adj-pb Adj-pt Adj-Red Suf Adj-i

KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau sesuatu hal yang ’X’

/baka na/  /baka/ + /-na/  akhiran /-na/ atau /-da/ nya dihilangkan

/baka na/  /baka/ + /baka/ + /-shii/  /bakabakashii/

馬鹿な →馬鹿 - → { [馬鹿 - + -馬鹿 ] + しい }→ 馬鹿馬鹿 しい→ 馬

鹿々しい

馬鹿な 「『バカ+バカ』+シイ」 馬鹿馬鹿 しい  馬鹿々しい

Universitas Sumatera Utara


Saringan :

SA : [ [baka na-]Adj-p + [-baka]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [baka-]Adj-pb + [-na]Adj-pt ] + [-baka]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [baka-]Adj-pb + [-baka]Adj-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [bakabaka-]Adj-pb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : bakabakashii

Kamus :

(baka na = bodoh)  [ (baka + baka) + shii ]  (bakabakashii = bodoh)

bakabakashii yaitu ” sifat atau sesuatu hal yang ’bodoh’ ”

Analisis kata :

Pada contoh kata yowayowashii dan araarashii keduanya merupakan adjektiva-i (i-

keiyoushi) yang terjadi akibat pembentukan kata dengan reduplikasi afiksasi dengan

penambahan sufiks /-SHII/ ( しい). Pada kalimat kata yowayowashii berasal dari

pengulangan kata yowai. Akhiran /i/ pada kata yowai dihilangkan kemudian

ditambahkan sufiks /-SHII/ (しい). Pada contoh kata bakabakashii yang terbentuk

dari kata baka na yang merupakan jenis adjektiva-na (na-keiyoushi), akhiran /na/ atau

/da/ nya dihilangkan kemudian kata baka diulang setelah itu ditambahkan sufiks /-

SHII/ (しい). Hal ini mengakibatkan perubahan jenis kata pada kata bakabakashii

yang merupakan adjektiva-i (i-keiyoushi).

Universitas Sumatera Utara


4. Reduplikasi Nomina dengan Penambahan Sufiks /-SHII/ (-しい)

Reduplikasi nomina dengan penambahan sufiks /-SHII/ (-しい) yang dapat

membentuk adjektiva-i (i-keiyoushi) hampir sama dengan pengulangan kata pada kata

kerja maupun kata sifat yaitu pengulangan morfem bebas ditambah sufiks /-SHII/ (-し

い). Contoh:

10) 春子は、けんかをしてから何だか私に余所余所しい 感じがする。AVB-

LVL-1&2, hal-92

Haruko wa, kenka wo shitekara nanda ka watashi ni yosoyososhii kanji ga suru.

Si Haruko, terasa bersikap dingin setelah bertengkar mengenai sesuatu hal

dengan saya.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Kata Reduplik Sufiksasi Hasil


Kamus Pangkal Pangkal asi (Setsubiji) Reduplikasi
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Juufuku)
Akar Kata (Gobi)
(Gokan)
yoso yoso- - -yoso -shii Yosoyososhii
(余所 ) (余所 ) (余所 ) (しい) (余所々しい )
(tempat lain) (bersikap dingin)

DM N Npb - N-Red Suf Adj-i

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Npb + [-X2]N-Red + [-shii]Suf ]Adj-i

Makna : sifat atau sesuatu hal yang ’X’

/yoso/  /yoso/ + /yoso/ + /-shii/  /yosoyososhii/

余所 → 余所- → { [余所- + -余所] + しい }→ 余所余所しい→ よそよそ

しい

余所「『ヨソ+ヨソ』+シイ」 余所余所しい  余所々しい

Saringan :

SA : [ [yoso-]Np + [-yoso]N-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

IL : [ [yoso-]Npb ] + [-yoso]N-Red ] + [-shii]Suf ]Adj-i

: [ [yosoyoso-]Npb ] + [-shii]Suf ]Adj-i

SL : yosoyososhii

Kamus :

(yoso = tempat lain)  [ (yoso + yoso) + shii ]  (yosoyososhii = bersikap

dingin)

yosoyososhii yaitu ” sifat atau keadaan yang ’bersikap dingin ”

4.1.2.2. Reduplikasi Kata Dasar Dengan Penanda Akhiran Adjektiva-na (Na-

Keiyoushi)

Dalam bahasa Indonesia, bentuk pengulangan kata dasar biasanya

menggunakan garis penghubung (-) yaitu sebagai penanda bentuk kata ulang

Universitas Sumatera Utara


misalnya : makan-makan, jalan-jalan, dan sebagainya. Pada bentuk pengulangan

bahasa Jepang yang merupakan pengulangan utuh digunakan tanda / 々/ sebagai

penanda bentuk kata ulangnya. Akan tetapi dapat juga dengan tetap menuliskan ulang

secara utuh katanya.

Pada bentuk reduplikasi bahasa Jepang seperti tanda (々) ini memang lebih banyak

dipakai bila dibandingkan dengan mengulang katanya secara utuh. Tanda (々) ini

dinilai lebih praktis dan menghemat penulisan. Misalnya : 様々な atau さまざま

な ( macam-macam, jenis-jenis), dan 色々な atau いろいろな (iroiro na =

macam-macam, jenis-jenis). Contoh:

1) いろいろな意見。EJJE.WEBLIO.JP

Iroiro na iken

Bermacam-macam pendapat

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplik Bentuk Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal asi Terikat pada Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat (Juufuku) Adjektiva
(Gokan) (Gobi) Bahasa Jepang
Iro iro- - -iro Na iroiro na
(色) (色) (色) (な ) (色々な)
(warna) (bermacam-
macam)

DM N Npb - N-Red Adj-pt Adj-na

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Npb + [-X2]N-Red + [-na]Adj-pt ]Adj-na

Makna : keadaan yang ’X’

/iro/ { /iro-/ + /-iro/ } + /-na/  /iroiro na/

色「色+色」「イロ+イロ」色色な atau 色々な atau いろいろ

Saringan :

SA : [ [iro-]Npb + [-iro]N-Red ]Adj-na

: [ [iro-]Npb ] + [-iro]N-Red ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

[ [iroiro-]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

SL : iroiro na

Kamus :

(iro = warna)  (iro +iro)  (iroiro na = macam-macam)

iroiro na yaitu ”sesuatu keadaan yang ’bermacam-macam, berjenis-jenis’ ”

Contoh:

2) 様々な 風景。EJJE.WEBLIO.JP

Samazama na keshiki

Berbagai macam pemandangan

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Pangkal Kata Reduplikas Bentuk Terikat Hasil


Kamus Bebas/ Akar Pangkal i pada Adjektiva Reduplikasi
(Jishokei) Kata Terikat (Juufuku) Bahasa Jepang
(Gokan) (Gobi)
sama sama- - -sama Na samazama na
(様 ) (様 ) (様 ) (な ) (様 々な)
(yang (bermacam-
terhormat) macam)

DM N Npb - N-Red Adj-pt Adj-na

KPK :

[ [X1-]Npb + [-X2]N-Red + [-na]Adj-pt ]Adj-na

Makna : keadaan yang ’X’

/sama/ { /sama-/ + /-sama-/ }  { /sama-/ + /-zama/ } konsonan /s/

menjadi /z/

/sama/ { /sama-/ + /-sama-/ }  { /sama-/ + /-zama/ } { /sama-/ + /-

zama/ } + /-na/

 /samazama na/

様 「サマ+サマ」atau「サマ+ザマ」様様な atau 様々な atau さま

ざまな

Saringan :

SA : [ [sama-]Npb + [-sama]N-Red ]Adj-na

IL : [ [sama-]Npb ] + [-sama]N-Red ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

Universitas Sumatera Utara


IF : [ [sama-]Npb ] + [-zama]N-Red ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

[ [samazama-]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

SL : samazama na

Kamus :

(sama = yang terhormat)  (sama + zama)  (samazama na = macam-

macam)

iroiro na yaitu ”sesuatu keadaan yang ’bermacam-macam, berjenis-jenis’ ”

Contoh:

3) 一生に食事したが、別々に払った。EJJE.WEBLIO.JP

Isshouni shokuji shita ga, betsubetsu ni haratta.

Kami makan bersama-sama, tetapi membayar sendiri-sendiri (masing-masing).

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk


Hasil Pembentukan kata
Kamus
(Gokeisei)
(Jishokei)

Bentuk Kata Kata Reduplikasi Bentuk Terikat Hasil


Kamus Pangkal Pangkal (Juufuku) pada Adjektiva Reduplikasi
(Jishokei) Bebas/ Terikat Bahasa Jepang
Akar Kata (Gobi)
(Gokan)
betsu betsu- - -betsu Na betsubetsu na
(別 ) (別 ) (別 ) (な ) (別 々な)
(pisah) (masing-masing)

DM N Npb - N-Red Adj-pt Adj-na

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Npb + [-X2]N-Red + [-na]Adj-pt ]Adj-na

Makna : keadaan yang ’X’

/betsu/ { /besu-/ + /-betsu/ } + /-na/  /betsubetsu na/

別「別+別」 「ベツ+ベツ」 別別な atau 別々な atau べつべつな

Saringan :

SA : [ [betsu-]Npb + [-betsu]N-Red ]Adj-na

: [ [betsu-]Npb ] + [-betsu]N-Red ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

[ [betsubetsu-]Adj-pb ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

SL : betsubetsu na

Kamus :

(betsu = beda, terpisah) (betsu + betsu)  (betsubetsu na = masing-

masing,sendiri-sendiri)

betsubetsu na yaitu ”sesuatu keadaan yang ’masing-masing, sendiri-sendiri,

terpisah-pisah’ ”

4.1.3. Pemajemukan/Kata Majemuk (Fukugo、複合)

Pemajemukan (fukugo), yaitu penggabungan dua buah kata yang membentuk

satu kata baru. Dalam bahasa Jepang, menurut Koizumi (1993:109) adalah

merupakan penggabungan beberapa morfem yang terbagi atas berbagai variasi.

Universitas Sumatera Utara


Pemajemukan dalam bahasa Jepang pada pembentukan kelas kata adjektiva

(keiyoushi) dengan kelas kata lainnya yaitu :

4.1.3.1. Adjektiva-I (i-keiyoushi)

a) Nomina + Adjektiva  (meishi + keiyoushi)

Contoh:

1) 粘り強い性格なので、面倒でも完成するまでやめない。AVB-LVL-1&2,

hal 94

Nebaritsuyoi seikaku nanode, mendou demo kanseisuru made yamenai.

Karena sifatnya yang gigih, meskipun merepotkan, tidak akan berhenti sampai

berhasil.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Hasil Pembentukan Kata
Kamus Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu-
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
Nebari nebari- - Tsuyoi tsuyo- -i nebari + Nebaritsuyo
(粘り ) (粘り ) (強い) (強) (い) tsuyoi i
(lengket) (kuat) 粘り+強い (粘り強い)
(gigih)

D Np Npb - Adj-p Adj-pb Adj-pt Np +Adj-p Adj-i


M

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Np + [-X2]Adj-p ]Adj-i

Makna : sifat atau sesuatu hal yang ’X’

/nebari-/ + /-tsuyo/ + /-i/  /nebaritsuyoi/

「粘り+強い」「ネバリ+ツヨイ」 粘り強い

Saringan :

SA : [ [nebari-]Np + [tsuyoi-]Adj-p ]Adj-i

SL : nebaritsuyoi

Kamus :

(nebari = lengket, melekat) + (tsuyoi = kuat)  (nebari + tsuyoi) 

(nebaritsuyoi = gigih)

nebaritsuyoi yaitu ” sifat yang ’gigih, ulet, tekun ”

Contoh:

2) 面倒な仕事でも少しずつ根気強くやれば、いつかは終わる。AVB-LVL-

1&2, hal 95

Mendou na shigoto demo sukoshizutsu konkizuyoku yareba, itsuka wa owaru.

Meskipun pekerjaannya merepotkan, jika dikerjakan sedikit demi sedikit

dengan tekun, suatu saat pasti akan selesai.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Hasil Pembentukan Kata
Kamus Bentuk Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan -kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
konki konki- - Tsuyoi tsuyo- -i konki + tsuyoi Nebaritsuyoi
(根気 ) (根気 ) (強い) (強) (い) 根気 +強い (粘り強い)
(kesabaran) (kuat) (tekun)

D Np Npb - Adj-p Adj-pb Adj-pt Np +Adj-p Adj-i


M

KPK :

[ [X1-]Np + [-X2]Adj-p ]Adj-i

Makna : sifat atau sesuatu hal yang ’X’

/konki-/ + /-tsuyo/ + /-i/  konsonan depan /ts/ pada kata tsuyoi berubah

menjadi /z/

/konki-/ + /-tsuyo/ + /-i/  /konki-/ + /-zuyo/ + /-i/  /konkizuyoi/

「根気+強い」「コンキ+ツヨイ」「コンキ+ズヨイ」 根気強

Saringan :

SA : [ [konki-]Np + [tsuyoi-]Adj-p ]Adj-i

IF : [ [konki-]Np + [zuyoi-]Adj-p ]Adj-i

SL : konkizuyoi

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(konki = kesabaran, kegigihan) + (tsuyoi = kuat)  (konki + tsuyoi)  (konki +

zuyoi) (konkizuyoi = tekun, gigih)

konkizuyoi yaitu ” sifat yang ’tekun, gigih, ulet”

Contoh:

3) 名高い画家。EJJE.WEBLIO.JP

Nadakai gaka.

Pelukis yang terkenal.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Hasil Pembentukan Kata
Kamus Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu-
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
na na- - Takai taka- -i na + takai nadakai
(名 ) (名 ) (高い) (高) (い) 名+高い (名高い)
(nama) (tinggi) (terkenal)

D Np Npb - Adj-p Adj-pb Adj-pt Np +Adj-p Adj-i


M

KPK :

[ [X1-]Np + [-X2]Adj-p ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/na-/ + /-taka/ + /-i/  konsonan depan /t/ pada kata takai berubah menjadi /d/

Universitas Sumatera Utara


/na-/ + /-taka/ + /-i/  /na-/ + /-daka/ + /-i/  /konkizuyoi/

「名+高い」「ナ+タカイ」「ナ+ダカイ」 名高い

Saringan :

SA : [ [na-]Np + [takai-]Adj-p ]Adj-i

IL : [ [na-]Np + [dakai-]Adj-p ]Adj-i

SL : nadakai

Kamus :

(na = nama) + (takai = tinggi)  (na + takai)  (na + dakai)  (nadakai =

terkenal)

nadakai yaitu ” keadaan yang ’terkenal’ ”

b) Verba + Adjektiva  (doushi + keiyoushi)

Contoh:

4) 彼は機嫌が取り難い。EJJE.WEBLIO.JP

Kare wa kigen ga torinikui.

Humornya sulit diterima.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Hasil Pembentukan Kata
Kamus Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu-
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
torimasu tori- -masu Nikui niku- -i tori + nikui torinikui
(取ります ) (取り ) (ます) (難い) (難) (い) 取り+難い (取り難い)
(mengambil) (sulit) (sulit
diterima)

D Vp Vpb Vpt Adj-p Adj-pb Adj-pt Vpb +Adj-p Adj-i


M

KPK :

[ [X1-]Vpb + [-X2]Adj-p ]Adj-i

Makna : keadaan yang ’X’

/torimasu-/ + /-niku/ + /-i/  akhiran penanda verba /-masu/ pada kata

“torimasu” dihilangkan

/torimasu-/ + /-niku/ + /-i/  /tori-/ + /-niku/ + /-i/  /torinikui/

「取り+難い」 「トリ+ニクイ」 取り難い

Saringan :

SA : [ [torimasu-]Vp + [nikuii-]Adj-p ]Adj-i

IL : [ [tori-]Vpb + [masu-]Vpt ] + [nikui-]Adj-p ]Adj-i

: [ [tori-]Vpb + [nikui-]Adj-p ]Adj-i

SL : torinikui

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(torimasu = mengambil) + (nikui = sulit, susah, sukar)  (tori + nikui) 

(torinikui = sulit diterima)

torinikui yaitu ” keadaan yang ’sulit diterima’ ”

Contoh:

5) 私は彼に会うのが待ち遠しい。EJJE.WEBLIO.JP

Watashi wa kare ni au no ga machidooshii.

Saya tidak sabar bertemu dengannya.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Hasil Pembentukan
Kamus Kamus Kata
(Jishokei) (Jishokei) (Gokeisei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu Pemajem
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat -kan u-
Akar (Gobi) Akar (Gobi) kan
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
machimasu machi- -masu Tooshii tooshi- -i machi + machidoo
(待ちます ) (待ち ) (ます) (遠しい) (遠し) (い) tooshii shii
(mengambil) (sulit) 待ち +遠 (待ち遠
しい しい)
(tidak
sabaran)

D Vp Vpb Vpt Adj-p Adj-pb Adj-pt Vpb +Adj-p Adj-i


M

KPK :

[ [X1-]Vpb + [-X2]Adj-p ]Adj-i

Universitas Sumatera Utara


Makna : sifat yang ’X’

/machi-/ + /-masu/ + /-tooshi/ + /-i/  akhiran /-masu/ pada kata “machimasu”

nya dihilangkan

/machi-/ + /-masu/ + /-tooshi/ + /-i/  konsonan depan /t/ pada kata “tooshii’

berubah menjadi /d/

/machi-/ + /-masu/ + /-tooshi/ + /-i/  /machi-/ + /-tooshi/ + /-i/  /machi-/ +

/-dooshi/ + /-i/  /machidooshii/

「待ちます+遠しい」  「待ち+遠しい」 「マチマス+トオシイ」

「マチ+ドオシイ」 待ち遠しい

Saringan :

SA : [ [machimasu-]Vp + [tooshii-]Adj-p ]Adj-i

IL : [ [machi-]Vpb + [masu-]Vpt ] + [tooshii-]Adj-p ]Adj-i

IF : [ [machi-]Vpb + [tooshii-]Adj-p ]Adj-i

: [ [machi-]Vpb + [dooshii-]Adj-p ]Adj-i

SL : machidooshii

Kamus :

(machimasu = menunggu) + (tooshii = cepat) (machi + tooshii)  (machi +

dooshii)  (machidooshii = tidak sabaran)

machidooshii yaitu ” sifat yang ’tidak sabaran’ ”

Universitas Sumatera Utara


Contoh:

6) 本の筋は、単に信じ難い。EJJE.WEBLIO.JP

Hon no suji wa, tan ni shinjigatai.

Plot cerita buku ini, sulit dipercaya sangat simple.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Hasil Pembentukan Kata
Kamus Bentuk Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu-
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
shinjiru shinji- -ru Katai kata- -i shinji+katai shinjigatai
(信じる ) (信じ ) (る) (難い) (難) (い) 信じ+難い (信じ難い)
(mempercayai) (sulit) (sulit
dipercaya)

D Vp Vpb Vpt Adj-p Adj-pb Adj-pt Vpb +Adj-p Adj-i


M

KPK :

[ [X1-]Vpb + [-X2]Adj-p ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang ’X’

/shinji-/ + /-ru/ + /-kata/ + /-i/  akhiran /-ru/ pada kata “shinjiru” dihilangkan

/shinji-/ + /-kata/ + /-i/  konsonan depan /k/ pada kata “katai’ berubah

menjadi /g/

Universitas Sumatera Utara


/shinji-/ + /-ru/ + /-kata/ + /-i/  /shinji-/ + /-kata/ + /-i/  /shinji-/ + /-gata/ +

/-i/  /shinjigatai/

「信じる+難い」 「シンジ+カタイ」「シンジ+ガタイ」 信じ難

Saringan :

SA : [ [shinjiru-]Vp + [katai-]Adj-p ]Adj-i

IL : [ [shinji-]Vpb + [ru-]Vpt ] + [katai-]Adj-p ]Adj-i

IF : [ [shinji-]Vpb + [katai-]Adj-p ]Adj-i

: [ [shinji-]Vpb + [gatai-]Adj-p ]Adj-i

SL : shinjigatai

Kamus :

(shinjiru = percaya) + (katai = sulit, sukar, keras)  (shinji + gatai) 

(shinjigatai = sulit dipercaya)

shinjigatai yaitu ” sifat atau keadaan yang ’sulit dipercayai’

c) Adjektiva-i + Adjektiva-i  (i-keiyoushi + i-keiyoushi)

Contoh:

7) 細長い机。EJJE.WEBLIO.JP

Hosonagai tsukue.

Meja yang memanjang

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Hasil Pembentukan Kata
Kamus Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu-
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
hosoi hoso- -i nagai naga- -i hoso+nagai hosonagai
(細い ) (細 ) (い) (長い) (長) (い) 細+長い (細長い)
(tipis) (panjang) (memanjang)

D Adj-p Adj-pb Adj-pt Adj-p Adj-pb Adj-pt Adj-pb+Adj-p Adj-i


M

KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-p ]Adj-i

Makna : sifat atau keadaan yang ’X’

/hoso-/ + /-i/ + /naga-/ + /-i/  akhiran /-i/ pada kata “hosoi” dihilangkan

/hoso-/ + /-i/ + /naga-/ + /-i/ /hoso-/ + /naga-/ + /-i/ /hosonagai/

「細い+長い」 「細+長い」 「ホソイ+ナガイ」「ホソ+ナガイ」

 細長い

Saringan :

SA : [ [hosoi-]Adj-p + [-nagai]Adj-p ]Adj-i

IL : [ [hoso-]Adj-pb + [-i]Adj-pt ] + [-nagai]Adj-p ]Adj-i

: [ [hoso-]Adj-pb + [-nagai]Adj-p ]Adj-i

SL : hosonagai

Universitas Sumatera Utara


Kamus :

(hosoi = tipis) + (nagai = panjang)  (hoso + nagai)  (hosonagai =

memanjang)

hosonagai yaitu ” keadaan yang ’memanjang’

4.1.3.2. Adjektiva-na (na-keiyoushi)

a) Nomina + Adjektiva  (meishi + keiyoushi)

Contoh:

1) 小柄で色白な愛嬌のある顔をしていた。EJJE.WEBLIO.JP

Kogara de irojiro na aikyou no aru kao wo shite ita.

Dia punya wajah yang mungil dengan (kulit) putih bersih mempesona.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Hasil Pembentukan Kata
Kamus Bentuk Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
iro iro- - shiroi shiro- -i iro+shiro+na Irojiro na
(色 ) (色 ) (白い) (白) (い) 色+白+な (色白な)
(warna) (putih) (putih
bersih)

D Np Npb - Adj-p Adj-pb Adj-pt Np +Adj-pb Adj-na


M + Adj-pt

Universitas Sumatera Utara


KPK :

[ [X1-]Np + [-X2]Adj-pb + [-na]Adj-pt ]Adj-na

Makna : keadaan yang ’X’

/iro-/ + /-shiroi/ + /-na/ /iro-/ + /-shiro/ + /-i/ + /-na/  pada kata “shiroi”

akhiran /-i/ nya dihilangkan

/iro-/ + /-shiroi/ + /-na/ /iro-/ + /-shiro/ + /-i/ + /-na/  konsonan depan /sh/

pada kata “shiro” berubah menjadi /j/

/iro-/ + /shiroi/+ /-na/ /iro-/ + /-shiro/ + /-i/ + /-na/  /iro-/ + /-shiro/ + /-

na/  /iro-/ + /-jiro/ + /-na/  /irojiro na/

「色 + 白」「イロ+シロ+ナ」「イロ+ジロ+ナ」 色白な

Saringan :

SA : [ [iro-]Np + [shiroi-]Adj-p + [-na]Adj-pt ]Adj- na

IL : [ [iro-]Np + [ [shiro-]Adj-pb + [-i]Adj-pt ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

IF : [ [iro-]Np + [ [jiro-]Adj-pb + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [irojiro-]Adj-p + [-na]Adj-pt ]Adj-na

SL : irojiro na

Kamus :

(iro = warna) + (shiroi = putih)  (iro + jiro)  (irojiro = putih bersih, adil)

irojiro na yaitu ” keadaan yang ’putih bersih, adil ”

Universitas Sumatera Utara


b) Adjektiva + Adjektiva  (keiyoushi + keiyoushi)

Contoh:

2) 猫はとてもきれい好きな動物だ。EJJE.WEBLIO.JP

Neko wa totemo kireizuki na doubutsu da.

Kucing itu hewan yang sangat suka kebersihan.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Hasil Pembentukan Kata
Kamus Bentuk Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu-
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
kirei na kirei- -na suki na suki- -na kirei+ suki +na kireizuki na
(きれい (きれい ) な (好きな) (好き) (な) きれい+好き (きれい好き
な) (suka) +な な)
(cantik, (suka
bersih) kebersihan)

D Adj-na Adj-pb - Adj-p Adj-pb Adj-pt Adj-pb +Adj-p Adj-na


M

KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-p ]Adj-na

Makna : keadaan atau sifat yang ’X’

/kirei-/ + /-suki/+ /-na/  konsonan depan /s/ pada kata “suki” berubah menjadi

/z/

/kirei-/ + /-suki/ + /-na/ /kirei-/ + /-zuki/ + /-na/ /kireizuki na/

Universitas Sumatera Utara


「きれい+好き」 「キレイ+スキ+ナ」 「キレイ+ズキ+ナ」 き

れい好きな

Saringan :

SA : [ [kirei na-]Adj-p + [suki na-]Adj-p ]Adj-na

IL : [ [kirei-]Adj-pb + [ [-na]Adj-pt ] + [ [suki-]Adj-pt ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

IF : [ [kirei-]Adj-pb + [ [-zuki]Adj-pb + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [kireizuki-]Adj-p + [-na]Adj-pt ]Adj-na

SL : kireizuki na

Kamus :

(kirei = cantik, bersih) + (suki = suka)  (kirei + suki)  (kireizuki = suka

kebersihan)

kireizuki na yaitu ” keadaan atau sifat yang ’suka kebersihan ”

c) Verba + Nomina  (doushi + meishi)

Contoh:

3) いつでも勝ちたいという 勝気な 性格のため、強そうに見える。AVB-

LVL-1&2, hal 95

Itsudemo kachitai to iu kachiki na seikaku no tame, tsuyosou ni mieru.

Karena dikatakan kapanpun ingin selalu menang untuk itu perlu sikap pantang

menyerah, dan harus kelihatan seolah-olah kuat.

Berikut penguraian pembentukan katanya :

Universitas Sumatera Utara


DM :

Kata Pangkal (Kp) dalam Bentuk Kata Pangkal (Kp) dalam Hasil Pembentukan Kata
Kamus Bentuk Kamus (Gokeisei)
(Jishokei) (Jishokei)

Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Proses Hasil


Kamus Pangkal Pangkal Kamus Pangkal Pangkal Pemajemu- Pemajemu
(Jishokei) Bebas/ Terikat (Jishokei) Bebas/ Terikat kan kan
Akar (Gobi) Akar (Gobi)
Kata Kata
(Gokan) (Gokan)
kachimasu kachi- -masu ki ki- - kachi + ki + kachiki na
(勝ちま (勝ち ) ます (気) (気) na (勝気な)
す) (udara) 勝ち+気+ (mau
(menang) な menang)

D Vp Vpb Vpt Np Npb - Vpb +Np + Adj-na


M Adj-pt

KPK :

[ [X1-]Adj-pb + [-X2]Adj-p ]Adj-na

Makna : keadaan atau sifat yang ’X’

/kachi-/ + /-masu/ + /-ki/ + /-na/  bentuk penanda verba pada akhiran /masu/

dihilangkan

/kachi-/ + /-masu/ + /-ki/ + /-na/ /kachi-/ + /-ki/ + /-na/  /kachiki na/

「勝ちます+気」 「カチマス+キ +ナ」 「カチ+キ+ナ」 勝気な

Saringan :

SA : [ [kachimasu-]Vp + [ki-]Adj-p + [-na]Adj-pt ] ]Adj-na

IL : [ [kachi-]Vpb + [ [-masu]Vpt ] + [ [ki-]Adj-pt ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [kachi-]Vpb + [ [ki-]Adj-pt ] + [-na]Adj-pt ]Adj-na

: [ [kachiki-]Adj-p + [-na]Adj-pt ]Adj-na

Universitas Sumatera Utara


SL : kachiki na

Kamus :

(kachimasu = kemenangan) + (ki = udara)  (kachi + ki)  (kachiki na = sifat

yang mau menang)

kachiki na yaitu ” keadaan atau sifat yang ’suka kebersihan ”

4.2. Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) pada Adjektiva (Keiyoushi )

Perubahan bentuk kata disebut juga konjugasi. Konjugasi dalam bahasa jepang

disebut dengan istilah katsuyoukei. Perubahan bentuk (katsuyoukei) dapat membentuk

morfem terikat pada adjektiva bahasa Jepang (keiyoushi). Morfem terikat (結合形態

素、ketsugoukeitaiso) yang terbentuk atas : morfem bebas + morfem terikat terdiri

atas : Penggabungan antara morfem bebas sebagai kata dasarnya ditambah dengan

imbuhan/afiks sebagai morfem terikatnya. Afiks adalah bentuk terikat yang bila

ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya Morfem terikat

dengan pembentukan antara morfem bebas + morfem terikat ini yaitu morfem yang

bergantung kepada morfem lain dalam pembentukannya.

Pembentukan dan perubahan kata yang terjadi akan mengakibatkan perubahan

fungsinya dalam kalimat. Begitu pula dengan adjektiva (keiyoushi) yang memiliki

fungsi dalam suatu kalimat utuh. Berikut ini adalah fungsi adjektiva dalam kalimat.

Universitas Sumatera Utara


4.2.1. Proses Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) Pada Adjektiva (Keiyoushi)

1. Adjektiva/kata sifat i (いー形容詞、i-keiyoushi) yaitu :

• Perubahan bentuk jishokei ( bentuk kamus ) , contohnya yaitu : shiroi = 白い

「シロ+イ」= putih), akai = 赤い「アカ+イ」= merah),

• Perubahan shuushikei yaitu perubahan dalam bentuk peletakan adjektiva di

akhir kalimat, contohnya yaitu : takai = 高い「アカ+イ」= tinggi), dan

muzukashii = 難しい「ムズカシ+イ」= sulit).

• Perubahan bentuk mizenkei yaitu perubahan daalam bentuk kemungkinan,

contohnya yaitu : chisakarou = 小 さ か ろ う 「 チ イ サ + カ ロ ウ 」 =

kemungkinan kecil).

• Perubahan bentuk kateikei yaitu perubahan dalam bentuk pengandaian.

Perubahan dalam bentuk kateikei ini terdapat dalam bentuk (KEREBA),

contohnya yaitu : 安ければ「ヤス+ケレバ」(yasukereba = jika murah).

• Perubahan bentuk Renyoukei (bentuk TA), contohnya yaitu : takakunatta= 高く

なった「タカ+クナッタ」= menjadi mahal).

2. Adjektiva/kata sifat na (なー形容詞、na-keiyoushi) :

• Perubahan bentuk jishokei ( bentuk kamus ) : yuumei-na = 有名な「ユウメイ

+ ナ 」 = terkenal), kirei-na= 綺 麗 な 「 キ レ イ + ナ 」 = bersih,cantik),

hansamu-na = ハンサムな「ハンサム+ナ」= tampan), dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara


• Perubahan bentuk shuushikei ( peletakan adjektiva di akhir kalimat ), 有名だ

「ユウメイ+ダ」(yuumei-na = terkenal), 綺麗だ「キレイ+ダ」kirei-na =

bersih,cantik), ハンサムだ「ハンサム+ダ」(hansamu-na = tampan), dan

lain-lain.

• Perubahan bentuk mizenkei ( kemungkinan ) contohnya yaitu : 静かだろう

「シズカ+ダロウ」(shizukadarou = jika tenang).

• Perubahan bentuk renyoukei (bentuk TA), contohnya yaitu : 賑やかだった

「ニギヤカ+ダッタ」 (nigiyaka datta = dulu ramai).

• Perubahan bentuk kateikei ( bentuk pengandaian ) dalam bentuk NARA

contohnya yaitu : 綺麗なら「キレイ+ナラ」(kireinara = kalau cantik).

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Kata Pada Adjektiva (Keiyoushi)

1. Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) dalam Bentuk Kamus (Jishokei)

Perubahan Bentuk (katsuyoukei) dalam jishokei yaitu dalam bentuk kamus

atau bentuk dasar kata itu sendiri. Dalam perubahan bentuk kamus ini, adjektiva-nya

tidak mengalami perubahan bentuk kata dasarnya. Jadi dapat dikatakan bentuk kamus

(jishoukei) suatu adjektiva bahasa Jepang akan tetap menjadi kata dasar pada kata

sifatnya itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara


a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi perubahan dalam bentuk kamus tidak ada. Silabelnya tetap

berakhiran /i/ (い) yang juga merupakan bentuk dasarnya. Contohnya, kata’takai’(高

い) yang makna leksikalnya ’tinggi, mahal’. Contoh:

日本は物価が高い。MNN-I, hal-164

Nihon wa bukka ga takai.

Di Jepang harga barang mahal

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(takai = tinggi, mahal)

/takai/  /taka-/ + /-i/

高い→ 高- →高- + -い →高いい

高い い 「タカ+イ」 高い い

b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi pun sama dengan i-keiyoushi, yaitu dalam bentuk kamus

tidak mengalami perubahan dan merupakan bentuk dasarnya. Silabelnya berakhiran

/na/ (な) atau /da/ (だ).Contohnya, kata ’suki-na’(好きな) atau’suki-da’ (好きだ)

yang makna leksikalnya ’suka’. Contoh:

私は相撲が好きだ。MNN-I, hal-166

Watashi wa sumo ga suki da.

Saya suka olahraga sumo.

Universitas Sumatera Utara


Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(suki na = suka)  (suki + da)  (suki da = suka)

/suki na/  /suki-/ + /-da/  akhiran /da/ nya dipakai

/suki na/  /suki-/ + /-da/  /suki da/

好きな→ 好き- → 好き- + -だ → 好きだ

好きな 「スキ+ダ」 好きだ

2. Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) dalam Mizenkei

Perubahan dalam bentuk mizenkei, yaitu perubahan bentuk kata sifat yang

mencakup kemungkinan dan juga menyatakan bahwa aktivitas atau tindakannya belum

dilakukan atau belum terjadi sampai sekarang.

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi, perubahan yang terjadi adalah silabel /i/ (い) berubah

menjadi silabel /karou/. Contohnya, kata ’oo-i’ yang makna leksikalnya ’besar,

banyak’ berubah menjadi ’oo-karou’ yang maknanya menjadi ’kemungkinan besar’.

Contoh:

今日は多かろう、雨が降りそうだ。EJJE.WEBLIO.JP

Kyou wa ookarou, ame ga furisou da.

Hari ini kemungkinan besar hujan akan turun.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(oo = besar)  (oo + karou)  (ookarou = kemungkinan besar)

/ooi/  /oo-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

Universitas Sumatera Utara


/ooi/  /oo-/ + /-i/  /oo-/ + /-karou/  /ookarou/

多い→多- →多- + -かろう → 多かろう

多い 「オオ+カロウ」 多かろう

b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi, perubahan yang terjadi adalah silabel /na/ (な) menjadi

silabel /darou/ (だろう). Contohnya, kata ’kirei-na’ yang makna leksikalnya ’cantik’

menjadi ’kirei-darou’ yang makna leksikalnya ’kemungkinan cantik’. Contoh:

このスタイルはきれいだろう。EJJE.WEBLIO.JP

Kono sutairu wa kirei darou?

Gaya ini cantik kan?

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(kirei na = cantik)  (kirei + darou)  (kireidarou = cantik kan!)

/kirei na/  /kirei-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/kirei na/  /kirei-/ + /-na/  /kirei-/ + /-darou/  /kireidarou/

きれいな→きれい- →きれい- + -だろう →きれいだろう

きれいな 「キレイ+ダロウ」きれいだろう

3. Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) dalam Shuushikei

Perubahan dalam bentuk shuushikei yaitu perubahan bentuk kata sifat di

akhir kalimat.

Universitas Sumatera Utara


a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi perubahan pada silabel /-i/ ( い ) tidak mengalami

perubahan jika terdapat diakhir kalimat, hanya cukup ditambahkan akhiran /-desu/

(です) atau dalam bentuk bahasa biasa/sehari yang berakhiran /-da/ (だ) jika terdapat

dalam suatu kalimat. Contohnya, kata’naga-i’ yang makna leksikalnya ’panjang’, jika

diletakkan dalam akhir suatu kalimat maka cukup ditambahkan akhiran /-desu/ atau

akhiran /-da/. Contoh:

仕事は忙しいですか。MNN-II, hal 53

Shigoto wa isogashii desu ka.

Apakah pekerjaanmu sibuk ?.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(isogashii = sibuk)  (isogashii + desu)  (isogashii desu = panjang. lama)

/ isogashii /  / isogashi-/ + /-i/ + /-desu/ / isogashii desu/ atau menggunakan

bentuk /-da/

/isogashii/  / isogashi-/ + /-i/ + /-da/ / isogashii da/

忙しい→忙し- → 忙し- + -い + -です → 忙しいですatau 忙しいだ

忙し い 「イソガシ+イ+デス」忙しいですatau 忙しいだ

b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi silabel /na/ tidak digunakan atau hilang dalam suatu akhir

kalimat dan ditambahkan akhiran-desu (です) atau akhiran-da (だ), contohnya kirai-

na yang makna leksikalnya benci berubah menjadi ’kirai desu’ atau ’kirai da’. Tapi

Universitas Sumatera Utara


silabel /da/ (だ) digunakan dalam akhir suatu kalimat bentuk biasa namun tidak

digunakan dalam bentu sopan. Contohnya, kata ’hitsuyou-da’ yang makna

leksikalnya ’perlu’ dalam bentuk biasa akan tetap ’hitsuyou-da’, tapi dalam bentuk

sopan digunakan desu (です) yaitu ’ hitsuyou desu’. Contoh:

a. パーチイーの準備に10にんは必要です。MNN-II, hal-138

Paatii no junbi ni 10 nin wa hitsuyou desu.

Perlu 10 orang untuk persiapan pesta itu .

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(hitsuyou na = perlu)  (hitsuyou + desu)  (hitsuyou desu = perlu)

/hitsuyou na/  /hitsuyou-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/hitsuyou na/  /hitsuyou-/ + /-na/  /hitsuyou-/ + /-desu/  /hitsuyou desu/

必要な→必要- →必要- + -です →必要です

必要な 「ヒツヨウ+デス」必要です

4. Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) dalam Kateikei

Perubahan dalam bentuk kateikei, yaitu perubahan bentuk kata sifat

pengandaian. menyatakan makna pengandaian, dan merupakan perubahan bentuk kata yang diikuti

/--ba/.

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi silabel /i/ ( い ) mengalami perubahan bentuk menjadi

silabel /kereba/ ( け れ ば ). Contohnya, kata ’isogashi-i’ yang makna

Universitas Sumatera Utara


leksikalnya ’sibuk’ berubah menjadi ’isogashi-kereba’ yang makna leksikalnya

menjadi ’kalau sibuk’. Contoh:

今日, 忙しければ、明日来てください。(MNN-II, hal.78)

Kyou, isogashikereba, ashita kite kudasai.

Kalau sibuk hari ini, silahkan datang besok.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(isogashii = sibuk)  (isogashii + kereba)  (isogashikereba = kalau sibuk)

/isogashii/  /isogashi-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/isogashii/  /isogashi-/ + /-i/  /isogashi-/ + /-kereba/  /isogashikereba/

忙しい →忙 し- →忙 し- + -ければ→ 忙しければ

忙しい 「イソガシ+ケレバ」忙しければ

b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi silabel /na/ ( な ) atau silabel /da/ ( だ ) mengalami

perubahan bentuk menjadi silabel /nara/ ( な ら ). Contohnya, kata ’hima-na’

atau ’hima-da’ yang makna leksikalnya ’senggang’ berubah menjadi ’hima-nara’

yang makna leksikalnya menjadi ’kalau senggang’. Contoh:

土曜日、ひまなら、海に行きませんか。(MNN-II, hal 78)

Doyoubi, hima nara, umi ni ikimasenka?

Hari sabtu ini, kalau senggang, mau tidak ke laut?

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(hima na = senggang)  (hima + nara)  (hima nara = jika senggang)

Universitas Sumatera Utara


/hima na/  /hima-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/hima na/  /hima-/ + /-na/  /hima-/ + /-nara/  /hima nara/

ひまな→ひま- →ひま- + -なら→ひまなら

ひまな 「ヒマ+ナラバ」ひまなら

5. Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) dalam Rentaikei

Perubahan dalam bentuk rentaikei, yaitu perubahan bentuk kata sifat yang

biasanya diikuti oleh bentuk yougen seperti nomina (meishi)

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi silabel /i/ (い) tidak mengalami perubahan bentuk, hanya

saja biasanya dikuti oleh nomina/kata benda (meishi). Contoh:

すばらしい夢ですね。MNN-II, hal 11

Subarashii yume desune!。

Mimpi yang luar biasa ya!.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(subarashii = luar biasa, hebat)  (subarashi + i)

subarashii  /subarashi-/ + /-i/  /subarashii/

すばらしい → すばらし- + -い→ すばらしい

すばらしい 「スバラシ+イ」 すばらしい

Universitas Sumatera Utara


b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi silabel /na/ (な) tidak hilang setelah diikuti oleh nomina

(meishi). Tetapi silabel /da/ (だ) tidak termasuk, yang ada hanya silabel /na/ (な).

Contoh:

花がたくさんあって、きれいな庭ですね!。(MNN-II, hal 102)

Hana ga takusan atte, kirei na niwa desune!

Karena ada banyak bunga, kebunnya cantik ya!.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(kirei na = cantik)  (kirei + )  (kirei na = cantik)

/kirei na/  /kirei-/ + /-na/  akhiran /na/ nya dipakai

きれいな→きれい- →きれい- + -な →きれいな

きれいな 「キレイ+ナ」

6. Perubahan Bentuk (Katsuyoukei) dalam Renyoukei

Renyoukei yaitu menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas yang sudah terjadi.

Perubahan dalam bentuk renyoukei yang memiliki berbagai perubahan bentuk yaitu :

1) Perubahan bentuk waktu lampau

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi mengalami perubahan bentuk silabel /i/ ( い ) menjadi

silabel /katta/ (かった). Contohnya, kata ’atsu-i’ yang makna leksikalnya ’panas’

berubah menjadi ’atsu-katta’ dalam bentuk waktu lampau. Contoh:

エアコンがついていませんでしたから、暑かったです。 MNN-II, hal-29

Universitas Sumatera Utara


Eakon ga tsuite imasen deshitakara, atsukatta desu.

Panasnya, karena AC-nya tidak dihidupkan.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(atsui = panas)  (atsu + katta)  (atsukatta = panas)

/atsui/  /atsui-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/atsui/  /atsu-/ + /-i/  /atsu-/ + /-katta/  /atsukatta/

暑い→ 暑- → 暑- + -かった→ 暑かった

暑い 「アツ+カッタ」 暑かった

b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /na/ (な) atau

/da/ ( だ ) menjadi silabel /datta/ ( だ っ た ) atau deshita ( で し た ). Contohnya,

kata ’taihen-na’ yang makna leksikalnya ’sulit’ berubah menjadi ’taihen-deshita’

dalam bentuk waktu lampau. Contoh:

楽しかったけど、大変でした。MNN-II, hal-99

Tanoshikatta kedo, taihen deshita.

Meskipun menyenangkan, tapi repot.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(taihen na = sulit, repot)  (taihen + deshita)  (taihen deshita = sulit, repot)

/taihen na/  /taihen-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/taihen na/  /taihen-/ + /-na/  /taihen-/ + /-datta/  /taihen deshita/

大変な→大変- →大変- + -でした →大変でした

Universitas Sumatera Utara


大変 な 「タイヘン+デシタ」大変でした

2) Perubahan yang diikuti kata lain dalam bentuk positif ( + )

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi mengalami perubahan bentuk silabel /i/ ( い ) berubah

menjadi silabel /ku/ (く)yang biasanya diikuti kata lain. Contohnya, ’aka-i’ yang

makna leksikalnya ’merah’ berubah menjadi ’aka-ku’. Jika digunakan dalam kalimat

atau kata biasanya diikuti kata lain, seperti : akaku natte (menjadi merah). Contoh:

白ワインに赤ワインをいれると、ワインは赤く なってしまいます。

(MNN-II, hal-83)

Shiro wain ni aka wain wo ireru to, wain wa akaku natte shimaimashita.

Kalau dimasukkan anggur (wine) merah ke dalam anggur (wine) putih, anggur

(wine) nya akan menjadi merah.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(akai = merah)  (akaku + ku + natte)  (akaku natte = menjadi merah)

/akai/  /aka-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/akai/  /aka-/ + /-i/  /aka-/ + /-ku/ + /-natte/  /akaku natte/

赤い→ 赤- → 赤- + -く + -なって → 赤くなって

赤い 「アカ+ク+ナッテ」赤くなって

b. na-keiyoushi

Universitas Sumatera Utara


Dalam na-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /na/ (な) atau

silabel /da/ (だ) hilang dan menjadi silabel /ni/ (に) yang termasuk dalam partikel

(joudoushi). Jika digunakan dalam kalimat maka akan diikuti dengan kata lain.

Contohnya, kata ’taisetsu-na’ yang makna leksikalnya ’penting’ berubah

menjadi ’taisetsu-ni’. Jika digunakan dalam kalimat atau kata biasanya diikuti kata

lain. Contoh:

電気や水は大切に使いましょう。(MNN-II, hal 152)

Denki ya mizu wa taisetsu ni tsukaimashou.

Mari kita gunakan air dan listrik dengan hati-hati (berharga, penting).

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(taisetsu na = penting, berharga)  (taisetsu + ni)  (taisetsu ni = penting,

berharga)

/taisetsu na/  /taisetsu-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/taisetsu na/  /kantan-/ + /-na/  /taisetsu-/ + /-ni/  /taisetsu ni/

大切な→大切- →大切- + -に →大切に

大切な 「タイセツ+ニ」大切に

3) Perubahan dalam bentuk negatif ( - ) atau menyangkal

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /i/ (い) berubah

menjadi /ku-nai/ ( く な い ). Contohnya, kata ’omoshiro-i’ yang makna

Universitas Sumatera Utara


leksikalnya ’menarik’ berubah menjadi ’omoshiro-kunai’ yang makna

leksikalnya ’tidak menarik’. Contoh:

でも、簡単すぎて、運転が面白くないです。 (MNN-II, hal 152)

Demo, kantan sugite, unten ga omoshirokunai dsesu.

Tapi, karena terlalu gampang, mengendarainya jadi tidak menarik

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(omoshiroi = menarik)  (omoshiro + kunai)  (omoshirokunai = tidak menarik)

/omoshiroi/  /omoshiro-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/omoshiroi/  /omoshiro-/ + /-i/  /omoshiro-/ + /-kunai/  /omoshirokunai/

面白 い→面白 - →面白 - + -くない → 面白くない

面白い 「オモシロ+クナイ」面白くない

b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /na/ atau silabel

/da/ berubah menjadi silabel /dewa-nai/ (ではない) atau /ja-nai/ (じゃない) yaitu

dalam bentuk biasa atau silabel /dewa-arimasen/ ( で は あ り ま せ ん ) atau /ja

arimasen/ (じゃありません) yaitu dalam bentuk sopan. Contohnya, kata ’suki-na’

yang makna leksikalnya ’suka’ berubah menjadi ’suki-dewa-nai’ atau ’suki-ja-nai’

yang makna leksikalnya ’tidak suka’. Contoh:

スポーツはあまり好きじゃないんです。(MNN-II, hal.2)

Supotsu wa amari suki janain desu.

Saya tidak begitu suka olahraga.

Universitas Sumatera Utara


Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(suki na = cantik)  (suki + janai)  (suki janai = tidak suka)

/suki na/  /suki-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/suki na/  /suki-/ + /-na/  /suki-/ + /-janai/  /suki janai/

好きな→好き- →好き- + -じゃない →好きじゃない

好きな 「スキ+ジャナイ」好きじゃない

4) Perubahan dalam bentuk alasan yaitu sebab-akibat

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /i/ (い) berubah

menjadi silabel /kute/ ( く て ). Contohnya, kata ’muzukashi-i’ yang makna

leksikalnya ’sulit’ berubah menjadi ’muzukashi-kute’ yang makna leksikalnya ’

karena sulit’. Contoh:

問題が難しくて、わかりません。MNN-II, hal-122

Mondai ga muzukashikute, wakarimasen.

Karena soalnya sulit, jadi tidak mengerti.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(muzukashii = sulit)  (muzukashi + kute)  (muzukashikute = karena sulit)

/muzukashii/  /muzukashi-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/muzukashii/  /muzukashi-/ + /-i/  /muzukashi-/ + /-kute/  /-muzukashikute/

難しい→難し- →難し- + -くて →難しくて

難しい 「ムズカシ+クテ」難しくて

Universitas Sumatera Utara


b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /na/ (な) atau

silabel /da/ (だ) menjadi silabel /de/ (で). Contohnya, kata ’kirei-na’ yang makan

leksikalnya ’cantik’ berubah menjadi ’kirei-de’ yang makna leksikalnya’dan cantik’.

Contoh:

そこにはとても きれいで 、優しいお姫様がいました。(MNN-II, hal

135)

Soko ni wa totemo kirei de, yasashii ohimesama ga imashita.

Disitu, tinggal seorang putri yang baik hati, dan sangat cantik

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(kirei na = cantik)  (kirei + de)  (kirei de = cantik)

/kirei na/  /kirei-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/kirei na/  /kirei-/ + /-na/  /kirei-/ + /-de/  /kirei de/

きれいな→きれい- →きれい- + -で→きれいで

きれいな 「キレイ+デ」きれいで

5) Perubahan dalam bentuk halus/sambung

a. i-keiyoushi

Dalam i-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /i/ (い) berubah

menjadi silabel /u/ (う) ditambah dengan kata ’gozaimasu’ (ございます) sebagai

bentuk halus. Contohnya, kata ’oo-i’ yang makna leksikalnya ’banyak’ berubah

Universitas Sumatera Utara


menjadi ’oo-u’ ditambah ’gozaimasu’ sehingga menjadi’oo-u gozaimasu’ (おおうご

ざいます). Contoh:

見るべきところも 多うございます。

Miru beki tokoro mo oou gozaimasu.

Banyak juga tempat yang harus dilihat.

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(ooi = banyak)  (oo + u + gozaimasu)  (oou gozaimasu = banyak)

/ooi/  /oo-/ + /-i/  akhiran /-i/ nya dihilangkan

/ooi/  /oo-/ + /-i/  /oo-/ + /-u/ + /-gozaimasu/  /oou gozaimasu/

多い→多- →多- + -う → -ございます →多うございます

多い 「オオ+ウ+ゴザイマス」 多うざいます

b. na-keiyoushi

Dalam na-keiyoushi mengalami perubahan bentuk dari silabel /na/ (な) atau

silabel /da/ (だ) berubah menjadi silabel /de/ (で). Kemudian jika silabel /de/ (で)

ditambah dengan kata ’gozaimasu’ (ございます) akan menjadi suatu pola bentuk

sopan. Contohnya, kata ’jouzu-na’ yang makna leksikalnya ’pandai’ berubah

menjadi ’jouzu-de’ ditambah dengan ’gozaimasu’ sehingga menjadi ’jouzu-de

gozaimasu’ (上手でございます). Contoh:

マイ-さんは上手でございます。

Mai-san wa jozude gozaimasu.

Universitas Sumatera Utara


Mai itu sungguh pandai

Berikut Penguraian Perubahan Bentuk Katanya :

(jouzu = pandai)  (jouzu + de gozaimasu)  (jouzu de gozaimasu = pandai)

/jouzu na/  /jouzu-/ + /-na/  akhiran /na/ atau /da/ nya dihilangkan

/jouzu na/  /jouzu-/ + /-na/  /jouzu-/ + /-de/ + /-gozaimasu/  /jouzude

gozaimasu/

上手な→上手- →上手- + -で → -ございます →上手でございます

上手な 「ジョウズ+デ+ゴザイマス」上手でございます

4.3. Hasil Temuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan pada data penelitian maka diperoleh hasil temuan

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

4.3.1. Hasil Temuan Penelitian Pembentukan Kata pada Adjektiva Bahasa

Jepang

4.3.1.1. Afiksasi (Setsuji)

4.3.1.1.1. Prefiks (Settouji)

Hasil temuan penelitian yang diperoleh dari proses pembentukan kata pada

adjektiva (keiyoushi) diatas melalui proses morfermis/afiksasi dengan pelekatan

prefiks (settouji) bahasa Jepang, dan untuk memudahkan pemahaman pembaca, maka

dibuatlah sebuah tabel hasil.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3.1.1.1. Proses Afiksasi dengan Pelekatan Prefiks pada Adjektiva

(keiyoushi) bahasa jepang

N Prefiks Kata Jenis Hasil Pembentukan kata


O (Morfem Kata (Gokeisei)
Jenis Fungsi Dasar) Hasil Jenis Akibat
Prefiksasi Kata Prefiksasi
1. KO- Prefiks yang urusai Adj-i kourusai Adj-i Tidak terjadi
menyatakan (ribut) (agak ribut) perubahan jenis
agak, sedikit kata
kitanai Adj-i kogitanai Adj-i terjadi
(kotor) (agak kotor) perubahan bunyi
konsonan depan
2. FU- Prefiks manzoku na Adj- fumanzoku Adj-na Tidak terjadi
bentuk (puas) na na perubahan jenis
Negasi (tidak puas) kata

3. MA- prefiks yang akai Adj-i makka na Adj-na Merubah jenis


menyatakan (merah) (kemerah- kelas kata dari
“menjadi merahan) adjektiva-i
seperti” menjadi
adjektiva-na
shiroi Adj-i masshiroi Adj-i Tidak terjadi
(putih) (keputih- perubahan jenis
putihan) kata

kuroi Adj-i makkuro na Adj-na Merubah jenis


(hitam) (kehitam- kelas kata dari
hitaman) adjektiva-i
menjadi
adjektiva-na
kuroi Adj-i makkuroi Adj-i Tidak terjadi
(hitam) (kehitam- perubahan jenis
hitaman) kata

4. KA- Prefiks yang kosoi Adj-i kabosoi Adj-i Tidak terjadi


menyatakan (tipis) (agak tipis) perubahan jenis
keadaan kata, tetapi
terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/h/ menjadi /b/
kuroi Adj-i kaguroi Adj-i Tidak terjadi
(hitam) (agak hitam) perubahan jenis
kata, kana tetapi
terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/k/ menjadi /g/

Universitas Sumatera Utara


5. OO- Prefiks yang baka na Adj- oobaka na Adj-na Tidak terjadi
menyatakan (bodoh) na (bodoh perubahan jenis
banyak, sekali) kata
besar
6. DAI- prefiks yang joubu na Adj- Daijoubu na Adj-na Tidak terjadi
menyatakan (baik-baik) na (tidak apa- perubahan jenis
besar apa) kata

7. USU- prefiks yang akai Adj-i usuakai Adj-i Tidak terjadi


menyatakan (merah) (merah perubahan jenis
arti “tipis” pucat) kata

kitanai Adj-i usugitanai Adj-i Tidak terjadi


(kotor, (agak kotor) perubahan jenis
jorok) kata, akan tetapi
terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/k/ menjadi /g/
8. ASA- prefiks yang kuroi Adj-i asaguroi Adj-i Tidak terjadi
menyatakan (hitam) (hitam) perubahan jenis
arti “pekat” kata, akan tetapi
terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/k/ menjadi /g/
9. URA- prefiks yang kanashii Adj-i uraganashii Adj-i Tidak terjadi
menyatakan (sedih) (sedih yang perubahan jenis
keadaan mendalam) kata, akan tetapi
terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/k/ menjadi /g/
hazukashii Adj-i urahazukash Adj-i Tidak terjadi
(malu) ii perubahan jenis
(malu) kata

10 TE- Prefiks yang kibishii Adj-i tekibishii Adj-i Tidak terjadi


. menyatakan (disiplin, (ketat) perubahan jenis
keadaan ketat) kata
tsuyoi Adj-i tezuyoi Adj-i Tidak terjadi
(kuat) (kuat) perubahan jenis
kata. akan tetapi
terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/ts/ menjadi /z/
11 DO- Prefiks yang kitsui Adj-i dogitsui Adj-i Tidak terjadi
menyatakan (sukar) (sulit sekali) perubahan jenis
keadaan kata, akan tetapi
terjadi

Universitas Sumatera Utara


perubahan bunyi
konsonan depan
/k/ menjadi /g/
erai Adj-i doerai Adj-i Tidak terjadi
(hebat) (hebat perubahan jenis
sekali) kata
12 DOSU- Prefiks yang kuroi Adj-i dosuguroi Adj-i Tidak terjadi
. menyakan (hitam) (menghitam) perubahan jenis
keadaan kata, akan tetapi
terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/k/ menjadi /g/
13 WARU- Prefiks yang kashikoi Adj-i warugashiko Adj-i Tidak terjadi
. menyatakan (gigih, ulet) i perubahan jenis
sesuatu yang (licik, jahat) kata, akan tetapi
buruk terjadi
perubahan bunyi
konsonan depan
/k/ menjadi /g/
16 TA- Prefiks yang yasui Adj-i tayasui Adj-i Tidak terjadi
. menyatakan (murah, (mudah perubahan jenis
keadaan mudah) sekali) kata

17 SORA- Prefiks yang osoroshii Adj-i soraosoroshi Adj-i Tidak terjadi


. menyatakan (menakutkan i perubahan jenis
kekosongan ) (ketakutan) kata

18 NAMA- Prefiks yang atatakai Adj-i namaatataka Adj-i Tidak terjadi


. menyatakan (hangat) i perubahan jenis
keadaan (hangat) kata

19 MONO- Prefiks yang yawaraka na Adj- mono Adj-na Tidak terjadi


. menyatakan (lembut) na yawaraka na perubahan jenis
“hal” (ramah kata
lembut)
shizuka na Adj- monoshizuka Adj-na Tidak terjadi
na na perubahan jenis
(tenang) kata

mezurashii Adj-i monomezura Adj-i Tidak terjadi


(aneh, tidak shii perubahan jenis
biasa) (aneh luar kata
biasa)

Universitas Sumatera Utara


4.3.1.1.2. Sufiks (Setsubiji)

Hasil temuan penelitian yang diperoleh dari proses pembentukan adjektiva

(keiyoushi) dengan pelekatan sufiks (setsubiji), dan untuk memudahkan pembaca

dibuatlah tabel. Tabel 4.3.1.1.2. Proses Afiksasi dengan Pelekatan Sufiks pada

Adjektiva (keiyoushi) bahasa jepang.

N Sufiks Kata Jenis Hasil Pembentukan kata


O (Morfem Kata (Gokeisei)
Jenis Fungsi Dasar) Hasil Jenis Akibat
Sufiksasi Kata Sufiksasi
1 -PPOI Sufiks Onna N onnappoi Adj-i Merubah jenis
. pembentuk (perempuan) (feminim) kelas kata dari
adjektiva nomina
menjadi
adjektiva-i
Iro N iroppoi Adj-i Merubah jenis
(warna) (seksi) kelas kata dari
nomina
menjadi
Adjektiva-i
Akiru V akippoi Adj-i Merubah jenis
(bosan, lelah) (mudah bosan) kelas kata dari
verba menjadi
adjektiva-i
Yasui Adj-i yasuppoi Adj-i Tidak terjadi
(murah) (murahan) perubahan
jenis kata
2 -RASHII Sufiks Onna N onnarashii Adj-i Merubah jenis
. pembentuk (perempuan) (kepermpuana kelas kata dari
adjektiva n) nomina
(K35) menjadi
adjektiva-i

Universitas Sumatera Utara


baka na Adj-na bakarashii Adj-i Merubah jenis
(bodoh) (kebodoh- kelas kata dari
bodohan) adjektiva-na
menjadi
adjektiva-i
Kibishii Adj-i kibishii rashii Adj-i Tidak terjadi
(ketat, disiplin) (kedisiplin- perubahan
disiplinan) jenis kata
Mabushii Adj-i mabushii Adj-i SDA
(silau) rashii
(menyilaukan)
3 -SHII Sufiks Konomu V konomashii Adj-i Merubah jenis
. pembentuk (menarik) (disukai) kelas kata dari
adjektiva verba menjadi
adjektiva
Hohoemu V hohoemashii Adj-i SDA
(tertawa) (lucu,
menarik)
Nozomu V nozomashii Adj-i SDA
(mengharapkan) (harapan)
Wazurau V wazurawashii Adj-i Terdapat
(rumit, susah) (khawatir, perubahan
prihatin) bunyi dari
penanda verba
pada akhiran
/u/ menjadi
/wa/
Utagau V utagawashii Adj-i Terdapat
(mencurigai, (curiga, ragu- perubahan
ragu-ragu) ragu) bunyi dari
penanda verba
pada akhiran
/u/ menjadi
/wa/

Universitas Sumatera Utara


Sawagu V sawagashii Adj-i Terdapat
(ribut, berisik, (ribut, berisik) perubahan
bising) bunyi dari
penanda verba
pada akhiran
/gu/ menjadi
/ga/
Magireru V magirawashii Adj-i Terdapat
(mengalihkan, (bingung) perubahan
membelokkan) bunyi dari
penanda verba
pada akhiran
/reru/ menjadi
/rawa/
Awateru V awatadashii Adj-i SDA
(kebingungan, (terburu-buru,
terburu-buru) sibuk)

4.3.1.2. Reduplikasi (Juufuku)

4.3.1.2.1. Reduplikasi dengan Penanda Akhiran –i (i-keiyoushi)

Hasil temuan penelitian yang diperoleh dari proses pembentukan adjektiva

(keiyoushi) dengan reduplikasi afiksasi dengan penanda akhiran adjektiva-i (i-

keiyoushi) dibuatlah sebuah tabel hasil. Tabel 4.3.1.2.1. Hasil proses pembentukan

adjektiva (keiyoushi) dengan reduplikasi afiksasi penanda adjektiva-i (i-keiyoushi)

N Kata (Morfem Dasar) Hasil Reduplikasi


O (Juufuku)
Akar kata Jenis Hasil Jenis Akibat Reduplikasi
(Gokan) Kata Reduplikasi Kata
1. Sou V Souzoushii Adj-i Merubah kelas kata kerja
(berisik) (berisik, bising, ribut) menjadi adjektiva-i (i-

Universitas Sumatera Utara


keiyoushi)
2. Nareru V Narenareshii Adj-i Merubah kelas kata kerja
(terbiasa) (ramah tamah) menjadi adjektiva-i (i-
keiyoushi)
3. Tadoru V Tadotadoshii Adj-i Merubah kelas kata kerja
(menempuh) (terbata-bata, menjadi adjektiva-i (i-
terhuyung-huyung) keiyoushi)
4. Sugaru V Sugasugashii Adj-i Merubah kelas kata kerja
(memegang (segar, nyaman) menjadi adjektiva-i (i-
erat-erat) keiyoushi)
5. Omoi Adj-i Omoomoshii Adj-i Tidak terjadi perubahan
(berat) (berat) jenis kelas kata
6. Karui Adj-i Karugarushii Adj-i Tidak terjadi perubahan
(ringan) (ringan) jenis kelas kata
7. Shira Adj-i Shirajirashii Adj-i Tidak terjadi perubahan
(putih) (tidak tahu malu) jenis kelas kata, tetapi
terjadi perubahan bunyi
konsonan depan /sh/
menjadi /j/
8. Ui Adj-i Uiuishii Adj-i Tidak terjadi perubahan
(pertama, baru) (polos, tidak berdosa) jenis kelas kata
9. Baka na Adj-na Bakabakashii Adj-i Merubah kelas kata sifat-
(bodoh) (bodoh) na/adjektiva-na (na-
keiyoushi) menjadi
adjektiva-i (i-keiyoushi)
10 Yoso N Yosoyososhii Adj-i Merubah kelas kata
. (tempat lain) (bersikap dingin) benda/nomina (meishi)
menjadi adjektiva-i (i-
keiyoushi)

Universitas Sumatera Utara


4.3.1.2.2. Reduplikasi dengan Penanda Akhiran –na (na-keiyoushi)

Hasil temuan penelitian yang diproleh dari proses pembentukan adjektiva

(keiyoushi) dengan reduplikasi afiksasi penanda adjektiva-na (na-keiyoushi),

dibuatlah Tabel 4.3.1.2.2. Hasil proses pembentukan (keiyoushi) dengan reduplikasi

afiksasi penanda adjektiva-na (na-keiyoushi)

N Kata (Morfem Dasar) Hasil Reduplikasi


O (Juufuku)
Akar kata Jenis Hasil Jenis Akibat Reduplikasi
(Gokan) Kata Reduplikasi Kata
1 Iro N Iroiro na Adj-na Merubah kelas kata
. (warna) (macam-macam) benda/nomina (meishi)
menjadi adjketiva-na
(na-keiyoushi)
2 Sama N Samazama na Adj-na Merubah kelas kata
. (yangterhormat) (bermacam-macam) benda/nomina (meishi)
menjadi adjketiva-na
(na-keiyoushi)
3 Betsu N Betsubetsu na Adj-na Merubah kelas kata
. (beda, terpisah) (masing-masing) benda/nomina (meishi)
menjadi adjketiva-na
(na-keiyoushi)

4.3.1.3. Pemajemukan (Fukugo)

Hasil temuan penelitian yang diperoleh dari proses pembentukan kata

adjektiva dengan proses pemajemukan (fukugo) dengan membuat sebuah tabel hasil.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3.1.3.a Hasil proses pembentukan adjektiva-i (i-keiyoushi) dengan

melalui proses pemajemukan (fukugo).

N Kata Hasil Pemajemukan


O (tango) (Fukugo)
Kata Jenis Kata Jenis Hasil Jenis Keterangan
Dasar Kata Dasar Kata Pemajemukan Kata
1. Nebari N Tsuyoi Adj-i nebaritsuyoi Adj-i N + Adj-i  Adj-I
(lengket) (kuat) (gigih)
2. konki N Tsuyoi Adj-i konkizuyoi Adj-i N + Adj-i  Adj-I
(kesabara (kuat) (tekun, gigih) Konsonan depan /ts/
n) pada kata “tsuyoi”
berubah menjadi /z/.
3. Na N Takai Adj-i Nadakai Adj-i N + Adj-i  Adj-I
(nama) (tinggi) (terkenal) Konsonan depan /t/
pada kata “takai”
berubah menjadi /d/
4. Torimasu V Nikui Adj-i Torinikui Adj-i V +Adj-i  Adj-I
(mengam (sulit, (sulit diraih) Bentuk penanda
bil) sukar) verba pada akhiran
/masu/ dihilangkan
5. machima V Tooshii Adj-i machidooshii Adj-i V +Adj-i  Adj-I
su (tidak (tidak sabaran) Bentuk penanda
(menung melalui) verba pada akhiran
gu) /masu/ nya
dihilangkan
6. Shinjiru V Katai Adj-i shinjigatai Adj-i V +Adj-i  Adj-I
(memper (keras, (sulit dipercaya) Bentuk penanda
cayai) sulit) verba pada akhiran
/ru/ dihilangkan,
terjadi perubahan
bunyi konsonan
depan /k/ pada kata
“katai” berubah

Universitas Sumatera Utara


menjadi /g/
7. Hosoi Adj-i Nagai Adj-i hosonagai Adj-i Adj-i + Adj-I  Adj-
(tipis) (panjang) (memanjang) I
Akhiran /-i/ pada kata
“hosoi” dihilangkan
dan hanya dipakai
akar katanya (gokan)
yaitu menjadi
“hoso”.

Tabel 4.3.1.3.b Hasil proses pembentukan adjektiva-na (na-keiyoushi) melalui

proses pemajemukan (fukugo)

N Kata (Morfem Dasar) Hasil Pemajemukan


O (Fukugo)
Kata Jenis Kata Jenis Hasil Jenis Keterangan
Dasar Kata Dasar Kata Pemajemukan Kata
1. Iro N Shiroi Adj-i irojiro na Adj- N + Adj-i  Adj-na
(warna) (putih) (polos, warna na Konsonan depan /sh/
putih) pada kata “shiroi”
berubah mejadi /j/ dan
akhiran /i/ dihilangkan
2. kirei na Adj-na suki na Adj- kireizuki na Adj- Adj-na +Adj-na 
(cantik, (suka) na (suka na Adj-na
bersih) kebersihan) Konsonan depan /s/
pada kata “suki”
berubah mejadi /z/
3. kachimasu V Ki N kachiki na Adj- V + N  Adj-na
(menang) (udara) (pantang na Bentuk penanda verba
menyerah, mau pada akhiran /masu/
menang) pada kata “kachimasu”
dihilangkan

Universitas Sumatera Utara


4.3.2. Hasil Temuan Penelitian Perubahan Bentuk Kata pada Adjektiva Bahasa

Jepang

Melihat penjelasan diatas dapat dibuat Tabel 4.3.2.a Pembentukan dan

perubahan bentuk kata pada adjektiva-i (i-keiyoushi) dan adjektiva-na (na-

keiyoushi/keiyoudoushi) dengan mengambil contoh kata 寒い(samui = dingin) dan

病気な (byouki-da = sakit) berdasarkan pola bentuk positif dan bentuk negatif,

bentuk sekarang dan bentuk lampau, serta bentuk biasa dan bentuk formal/sopan

Adjektiva-i (i-keiyoushi) Adjektiva-na (Na-keiyoushi/keiyoudoushi)


(い形容詞) (な形容詞)
Bentuk Bentuk Lampau Bentuk Sekarang Bentuk Lampau
Sekarang (過去) (非過去) (過去)
(非過去)
Bentuk samui Samukatta byouki da byouki data
Biasa (dingin) (dingin) (sakit) (sakit)
(普通) (寒い) (寒かった) (病気だ) (病気だった)

samukunai samukunakatta byouki ja nai /byouki byouki janakatta / byouki


dewanai dewanakatta
(tidak dingin) (tidak dingin) (tidak sakit) (tidak sakit)
(寒くない) (寒くなかった) (病気じゃない/病気で (病気じゃなかった/病気で
はない) はなかった)
Bentuk samui desu samukatta desu byouki desu byouki deshita
Formal/ (dingin) (dingin) (sakit) (sakit)
Sopan (寒いです) (寒かったです) (病気です) (病気でした)
(丁寧)
samukunai samukunakatta byouki ja byouki ja arimasen
desu desu arimasen/byouki dewa deshita/byouki dewa arimasen
arimasen deshita
(tidak dingin) (tidak dingin) (tidak sakit) (tidak sakit)
(寒くないで (寒くなかったで (病気じゃありません/ (病気じゃありませんでし
す) す) 病気ではありません) た/病気ではありませんで
した)
byouki janai desu/byouki
samuku samuku arimasen dewanai desu byouki janakatta desu/byouki
arimasen deshita (tidak dingin) dewanakatta desu
(tidak dingin) (病気じゃないです/病 (tidak dingin)
(tidak dingin) (寒くありませ 気ではないです) (病気じゃなかったです/で
(寒くありま んでした) はなかったです)
せん)

Universitas Sumatera Utara


Dalam bahasa Jepang terdapat pengecualian atau pengkhususan pada kata ‘ii’

atau ‘yoi’ yang makna leksikalnya ‘baik, bagus’. Dalam bahasa Jepang kata ‘ii’ atau

‘yoi’ khusus pada kata ini sedikit berbeda dibandingkan adjektiva lainnya. Berikut

adalah Tabel 4.3.2.b Pembentukan dan perubahan bentuk pada kata いい(ii = baik,

bagus) atau 良い(yoi = baik, bagus) yang merupakan kelas kata adjektiva-i (i-

keiyoushi).

Adjektiva-i (i-keiyoushi)
(い形容詞)
Bentuk Sekarang Bentuk Lampau
(非過去) (過去)
Bentuk Biasa Ii yokatta
(普通) (baik, bagus) (baik, bagus)
(いい) (よかった)

yokunai yokunakatta
(tidak baik, tidak bagus) (tidak baik, tidak bagus)
(よくない) (よくなかった)
Bentuk ii desu yokatta desu
Formal/Sopan (baik, bagus) (baik, bagus)
(丁寧) (いいです) (よかったです)

yokunai desu yokunakatta desu


(tidak baik, tidak bagus) (tidak baik, tidak bagus)
(よくないです) (よくなかったです)

yoku arimasen yoku arimasen deshita


(tidak baik, tidak bagus) (tidak baik, tidak bagus)
(よくありません) (よくありませんでした)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3.2.c. Perubahan bentuk kata (katsuyoukei) pada adjektiva-i (i-

keiyoushi) dengan menggunakan contoh kata : kuroi (hitam), dan adjektiva-na (na-

keiyoushi) dengan menggunakan contoh shizuka na/shizuka da (tenang, sepi).

Jenis I - keiyoushi Na - keiyoushi Keterangan


Perubahan
No
Jishokei kuro-I shizuka-da Bentuk dasar
(hitam) (tenang, sepi)

1 Mizenkei kuro-karou shizuka-daro Kemungkinan


(kemungkinan (bila tenang)
hitam)

2 Renyoukei kuro-katta shizuka-datta Lampau (+)


(hitam) (tenang, sepi) Diikuti

kuro-ku shizuka-ni Predikat


(menjadi hitam) (menjadi tenang)

kuro-ku-nai shizuka-de-nai Menyangkal (-)


(tidak hitam) (tidak tenang)

kuro-kute shizuka-de Bentuk Sambung


(hitam) (tenang, sepi)

kuro-u (gozaimasu) Shizuka-de Sambung/halus


(hitam) (gozaimasu) (bentuk sopan)
(tenang,sepi)

3 Shuushikei kuro-I Shizuka-da Akhir kalimat


(hitam) (tenang, sepi)

4 Rentaikei kuro-I Shizuka-na Diikuti nomina


(hitam) (tenang, sepi)

5 Kateikei kuro-kereba shizuka-nara Pengandaian


(jika hitam) (jika tenang)

Universitas Sumatera Utara


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang ada. Penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1) Proses pembentukan kata pada adjektiva bahasa Jepang terdiri atas

a. Proses pembentukan kata (gokeisei) pada adjektiva bahasa Jepang terdiri

atas afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan. Afiksasi pada adjektiva

bahasa Jepang terdiri atas prefiksasi dan sufiksasi. Reduplikasi pada

adjektiva bahasa jepang yaitu reduplikasi kata dasar dan reduplikasi

afiksasi. Pemajemukan pada adjektiva bahasa Jepang terjadi dengan

penggabungan dengan kelas kata lain seperti verba dan nomina.

Pemajemukan pada adjektiva bahasa Jepang dapat terjadi dengan

penggabungan satu kanji atau lebih.

b. Proses perubahan bentuk kata (katsuyoukei) pada adjektiva bahasa Jepang

terdiri dari jishokei (perubahan dalam bentuk kamus), mizenkei

(perubahan dalam bentuk kemungkinan dan perubahan bentuk yang

menyatakan kemajuan atau kelanjutan dari suatu aktivitas), kateikei

(perubahan dalam bentuk pengandaian), shuushikei (perubahan dalam

bentuk peletakan adjektiva di akhir kalimat), renyoukei (perubahan dalam

bentuk menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas yang sudah terjadi),

Universitas Sumatera Utara


rentaikei (perubahan bentuk yang diikuti yougen seperti nomina). Jenis

perubahan bentuk kata (katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi) dalam

bahasa Jepang hampir sama dengan jenis perubahan verba (doushi), tetapi

tidak ada perubahan ke dalam bentuk bentuk perintah (meireikei). Hal ini

disebabkan makna adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang, yaitu kata

yang berfungsi untuk menunjukkan keadaan, sifat, atau perasaan yang

diakhiri dengan huruf /i/ dan huruf /na/ atau /da/.

2) Akibat yang ditimbulkan pada pembentukan kata pada adjektiva-i (i-keiyoushi)

yaitu

a. Prefiks-prefiks bahasa Jepang yang melekat pada kelas kata adjektiva-i

tidak dapat merubah jenis kelas katanya. Prefiksasi pada adjektiva-i (i-

keiyoushi) menimbulkan perubahan bunyi pada konsonan depan seperti

/k/ berubah menjadi /g/, /s/ menjadi /j/ dan /ts/ menjadi /z/, /h/ menjadi /p/,

/f/ dan /b/ , /t/ menjadi /d/. Namun pada vokal depan seperti /a/, /i/, /u/,

/e/, /o/ pada katanya tidak mengalami perubahan bunyi. Hal inilah yang

merupakan kekhususan dalam bahasa Jepang.

b. Sufiks bahasa Jepang yang dapat membentuk kelas kata adjektiva-i (i-

keiyoushi) yaitu /-PPOI/, /-RASHII/, /-SHII/. Sufiks /-PPOI/ /-SHII/, /-

RASHII/ dapat merubah kelas kata lain seperti verba dan nomina menjadi

adjektiva. Dalam adjektiva bahasa Jepang tidak ditemukan infiks dan

konfiks seperti dalam bahasa Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


c. Reduplikasi pada adjektiva bahasa Jepang terdapat dalam reduplikasi kata

dasar dan reduplikasi dengan penambahan afiksasi. Reduplikasi afiksasi

dengan penambahan sufiks /-SHII/ membentuk kelas kata adjektiva-i (i-

keiyoushi), seperti : wakawakashii, bakabakashii, dan lain sebagainya.

d. Pemajemukan pada adjektiva bahasa Jepang banyak terjadi akibat

penggabungan dengan jenis kelas kata lainnya seperti dengan kelas kata

nomina (meishi) dan verba (doushi).

3) Akibat yang ditimbulkan pada pembentukan kata pada adjektiva-na yaitu

a. Reduplikasi kata dasar pada adjektiva-na (na-keiyoushi) bahasa Jepang

seperti : iroiro na, samazama na.

b. Pada perubahan bentuk (katsuyoukei) pada adjektiva bahasa Jepang, yang

paling banyak mengalami perubahan bentuk hanya i-keiyoushi saja,

sedangkan na-keiyoushi tidak terlalu banyak mengalami perubahan

bentuk. Bagian yang mengalami perubahan dalam i-keiyoushi yaitu

fonem /i/, sedangkan pada na-keiyoushi yang mengalami perubahan

adalah /na/ atau /da/.

5.2.Saran

Saran penulis kepada pembaca dan masyarakat :

1) Penelitian dalam kajian pembentukan kata (gokeisei) dan perubahan bentuk kata

(katsuyoukei) pada adjektiva (keiyoushi) dalam bahasa Jepang khususnya dalam

kajian ilmu morfologi bahasa Jepang harus lebih sering dilakukan oleh para

peneliti yang mempelajari bahasa Jepang yang berasal dari Indonesia yang

Universitas Sumatera Utara


kemudian menuangkannya dalam tulisan bahasa Indonesia untuk selanjutnya

akan menjadi sumber informasi maupun ilmu pengetahuan bagi para pelajar

bahasa Jepang lainnya.

2) Bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui bahasa Jepang, maka perlu untuk

mengetahui dasar-dasar ilmu linguistik bahasa Jepang yang dimulai dari

mempelajari kajian ilmu morfologi bahasa Jepang. Kajian pembentukan kata dan

perubahan bentuk kata khususnya kelas kata adjektiva bahasa Jepang perlu untuk

dipelajari sebagai salah satu dasar dari mempelajari ilmu bahasa Jepang.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Akmajian, dkk. 1984. Linguistic : An Introduction to Language and communication.


Cambridge, Massachussetts : The MIT Press

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Lingustik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa

Aronoff. Mark. 1976. Word Formation in Generative Grammar. Cambridge ;


Massachusets Institute of Technology, The MIT Press

Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic Morphology. Edinburg University Press

Bauer, Peter Thomas. 1983. English Word Formation. City of Cambridge :


Cambridge University Press

Ba’dulu, A. Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta : Rineka Cipta

Cahyono, Bambang. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya : Universitas


Airlangga

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Dardjowidjojo, Soenjono. 1988. “Morfologi Generatif : Teori dan Permasalahannya”


dalam Peliba I, Soejono (Peny.). Jakarta : Lembaga Bahasa Atma Jaya

Daulay, Lelita Sari. 2009. Analisis In On Koutai Bahasa Jepang ditinjau dari segi
Morfofonemik. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara

Hasibuan, Adriana. 2003. Analisis Morfologi Verba Bahasa Jepang. Thesis. Medan :
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Hirai, Masao. 1989. Nandemo Wakaru Shinkokugo Handobukku. Tokyo : Sanseido

Iori, Isao. 2000. Nihonggo Bunpou Hando Bukku. Tokyo : Suriee Neeto Waaku

Iori, Isao. 2001. Atarashii Nihonggogaku Nyuumon. Tokyo : 3A Network

Iwabuchi, Tadasu. 1989. Nihon Bunpoo Yoogo Jiten. Tokyou : Sanseido

Kageyama, Taro. 1982. Word Formation in Japanese . Tokyo : Lingua

Kageyama, Taro. 1993. Bunpou to Gokeisei (Nihonggo kenkyuu Shoso) : Shohan


Edition. Tokyo : Hitsuji Shobo

Katamba, Francis. 1993. Morphology. London : The Macmillan Press

Katamba, Francis. 1994. Morphology : Modern Linguistik. London : The Macmillan


Press

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores : Nusa Indah

Kitahara, Yasuo. 1995a. Gaisetsu Nihonggo. Tokyo : Asakura Shoten

Kitahara, Yasuo. 1995b. Nihonggogaku. Tokyo : Sakai Shoten

Koizumi, Masatoshi. 1993. Object agreement phrases and the split VP hypothesis. In
Papers on Case and Agreement I: MIT working papers in linguistics 18, 99-
148.

Koizumi, Masatoshi. 1995. Phrase structure in minimalist syntax. Doctoral


dissertation, MIT, Cambridge, Mass.

Koizumi, Tamotsu. 1993. Nihonggo Kyoushi no Tame no Genggogaku Nyuumon.


Tokyo : Taishukan Shoten

Universitas Sumatera Utara


Kouda, Etsuko, dkk. Exercise for Japanese Languange Proficiency Test : Advanced
Vocabulary Book for Levels 1&2.

Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka umum

Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta :


Gramedia Pustaka Umum

Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum

Nida, Eugene. 1949. Morphology: The Descriptive Analysis of Words. State of


Michigan : Univ. of Michigan Press

Matsuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1993. Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo:
Kuroshio Shuppan

Matsuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1999. Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo:
Kuroshio Shuppan

Mattsura, Kenji. 1994. Kamus bahasa Jepang-Indonesia. Japan, Kyoto : Kyoto


Sangyo University Press

Nomoto, Kikuo. 1988. Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar Edisi Bahasa
Indonesia. Tokyo : Kokuritsu Kokugo Kekyusho

Nomura, Masaki dan Seiji Koike. 1992. Nihonggo Jiten. Tokyo

Okuda, Kunio. 1992. Nihonggo Kyooikugaku. Tokyo : Fukumura Shuppan

Okutsu, Keiichiro. 1996. Seisei Nihongo Bunporon „Gramatika Bahasa Jepang -


kajian Transformasi Generatif, Tokyo : Taishukan Shoten.

O’ Grady, William, dan Michael Dobrovolsky. 1989. Cotemporary Linguistic. New


York : St. Martin Press

Universitas Sumatera Utara


Parera, J. D, 1991. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga

Parera, J. D, 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum

Ramlan. 1987. Sintaksis Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Karyono

Ramlan, M. 1985. Morfologi : Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta : Karyono

Ramlan, M. 1985. Tata bahasa Indonesia Penggolongan Kata. Yogyakarta : Andi


offset

Renariah. 2005. Afik (suffik) bahasa Jepang yang menyatakan “orang”. Jawa Barat :
Jurnal Media Komunikasi

Ritonga, Parlaungan dan Mascahaya. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa.


Medan : Bartong Jaya

Saeed, John. I. 1997. Semantics. Beijing : Blackwell Publishers

Sagawa, Yuriko. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo : Kurosio Shuppan.

Samsuri. 1994. Analisis Bahasa : Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta :


Airlangga

Saputra, Arif Eko. 2004. Analisis Konstraktif Afiksasi Jepang dan Bahasa Indonesia
Ditinjau dari Segi Morfologi, Skripsi. Medan : USU

Scalise, Sergio. 1984. Generative Morphology. Dordrecht Holland/Cinnaminsion-


USA : Foris Publication.

Simpen, I Wayan. 2008. Afiksasi Bahasa Bali :Sebuah kajian morfologi Generatif’.
Bali : Universitas Udayana

Universitas Sumatera Utara


Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan : USU
Press

Shimizu, Yoshiaki. 2000. Gaisetsu Nihonggogaku-Nihonggo Kyooiku, Tokyou :


Oofuu.

Shinmura, Izuru. 1998. Koojien. Tokyou : Iwanami Shoten

Spencer, Andrew. 1991. Morphological Theory : An Introduction to Word Structure


in Generative Grammer. Cambridge : Cambridge University Press

Sudjianto, dan Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta :
Kesaint Blanc

Sugimoto, Tsutomu dan Iwabuchi Masashi. 1990. Nihonggogaku Jiten. Tokyo :


Sakura Kaede

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora


Utama Press (UHP)

Tamamura, Fumio. 2001. Nihonggogaku wo Manabu Hito no Tame ni. Tokyo :


Sekaishishousha

Tanaka, Yone. 2000. Minna no Nihonggo I (Shokyuu I Honyaku Bunpou Kaisetsu


Indonesiago Ban). Japan : 3A Corporation. Seri A Network

Tanaka, Yone. 2001. Minna no Nihonggo II (Shokyuu II Honyaku Bunpou Kaisetsu


Indonesiago Ban). Japan : 3A Corporation. Seri A Network

Tanaka, Yone. 2002. Minna no Nihonggo (Shokyuu I). Surabaya : Pustaka Lintas
Budaya. Seri A Network

Universitas Sumatera Utara


Tanaka, Yone. 2002. Minna no Nihonggo (Shokyuu II). Surabaya : Pustaka Lintas
Budaya. Seri A Network

Taniguchi, Goro. (1997). Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia, Jakarta: Dian


Rakyat.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa

Tomine, Shinichiro. Verbal Morphology and Its Syntactic Reflexes (B. W.


Rohrbacher (1999) Morphology-Driven Syntax: A Theory of V-to-I Raising
and Pro-Drop). 18:2 (2001) 619-644

Tsujimura, Natsuko. 1996. An Introduction to Japanese Linguistics. Massachussets :


Blackwell

Tomomatsu, Etsuko, dkk. 1996. Donna Toki Dou Tsukau Nihonggo Hyogen Bunkei
500 : 500 Essential Japanese Expression : A Guide to Correct Usage of Key
Sentence Patterns. Tokyo : ALC

Ueda, Masanobu. On the Scientific Nature of Generative Grammar (N. Chomsky, The
Generative Enterprise Revised: Discussions with R. Huybregts, H. van
Riemsdijk, N. Fukui and M. Zushi, With a New Foreword by N. Chomsky).
23:2 (2006), 593-606

Vance, Timothy J. 1993. Prefiks dan Sufiks dalam Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint
Blanc

Verhaar. J.W.M. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta : UGM

Universitas Sumatera Utara


Daftar Internet

http://ja.wikipedia.org/wiki/活用 diunduh pada tanggal 8 Januari 2011


http://ja.wikipedia.org/wiki/形容詞 diunduh pada tanggal 8 Januari 2011
http://ja.wikipedia.org/wiki/形容 動 詞 diunduh pada tanggal 8 Januari 2011
http://ja.wikipedia.org/wiki/形容詞 diunduh pada tanggal 3 Agusutus 2011
http://people.ucalgary.ca/~xyang/kobun/3-3.htm diunduh tanggal 3 Agustus 2011
http://www.akenotsuki.com/kyookotoba/shiryoo/bunrui/keiyooshi.html diunduh
tanggal 3 Agustus 2011
http://study-japanese.web.infoseek.co.jp/grammar/6.htm diunduh pada tanggal 3
Agusutus 2011
http://cosmos.nobody.jp/grammar/adjectives.html diunduh pada tanggal 3 Agustus
2011
http://www.geocities.jp/niwasaburoo/03keiyousi.html diunduh pada tanggal 3
Agustus 2011
http://choidebu.com/bunpou/keiyoushi.htm diunduh pada tanggal 3 Agustus 2011
http://homepage3.nifty.com/i-yasu/Lesson7.htm diunduh tanggal 3 Agusutus 2011
http://study.u-biq.org/14.html diunduh tanggal 3 Agustus 2011
http://wwwsoc.nii.ac.jp/elsj/eltitle.html diunduh tanggal 15 Agustus 2011
http://www.jonsay.co.uk/dictionary.php?langa=Indonesian&langb=Japanese&categ
ory=adjectives diunduh pada tanggal 5 Agustus 2011
http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/artikel/bahasa/kata_sifat.html
diunduh pada tanggal 5 Agustus 2011
http://ja.wikipedia.org/wiki/接尾辞 diunduh pada tanggal 3 november 2011
http://ja.wikipedia.org/wiki/接頭辞 diunduh pada tanggal 3 november 2011
http://study.u-biq.org/15.html diunduh pada tanggal 20 november 2011
http://study-japanese.web.infoseek.co.jp/grammar/6.htm diunduh pada tanggal 20
november 2011

Universitas Sumatera Utara


http://www.geocities.co.jp/collegeLife-Labo/6084/keiyoudousi.htm diunduh pada
tanggal 20 november 2011
http://ejje.weblio.jp/content/ diunduh pada tanggal 20 november 2011
http://ejje.weblio.jp/content/形容詞 diunduh pada tanggal 20 november 2011
http://k-tan.staba.jp/home/restudy/adjective.htm diunduh pada tanggal 01 desember
2011
http://nihongoichiban.com/2011/03/27/list-of-japanese-prefixes/ diunduh pada
tanggal 01 desember 2011
http://xc-demo.carli.illinois.edu/xc-1.0rc-test/node/2645241?hit=7&caller=xc-search
diunduh pada tanggal 01 desember 2011
http://www.hiroshimau.ac.jp/category/index/lang/en/template_id/15/category_id/15/c
ategory_child_id/45 diunduh pada tanggal 01 desember 2011
http://jp.wordmind.com/ecmastercgi/Jsearch.cgi?kwd=%C3%D1%A4%BA%A4%AB
%A4%B7%A4%A4&bool=and&word=im diunduh pada tanggal 01 desember 2011
http://tangorin.com/kanji/ diunduh pada tanggal 01 desember 2011
http://www.geocities.jp/balloon_rhetoric/example/compound.html diunduh pada
tanggal 11 febuari 2012
http://www7b.biglobe.ne.jp/~paradise/watanabe-hukugougo.htm diunduh pada
tanggal 11 febuari 2012

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Klarifikasi Istilah :

bunpou = gramatika atau tata bahasa Jepang


doushi = jenis kelas kata kerja atau verba dalam bahasa
Jepang
Go/tango = kata dalam bahasa Jepang
Gokeisei = pembentukan kata dalam bahasa Jepang
Goyouron = ilmu pragmatik bahasa Jepang
Ikeitai = alomorf dalam bahasa Jepang
i-keiyoushi = jenis kelas kata adjektiva dalam bahasa Jepang yang
berakhiran /i/
imiron = ilmu semantik bahasa Jepang
jodoushi = kopula dalam bahasa Jepang
Katsuyoukeii = perubahan bentuk kata dalam bahasa Jepang
Keitairon = morfologi dalam bahasa Jepang
Keitaiso = morfem dalam bahasa jepang
keiyoudoushi = jenis kelas kata adjektiva dalam bahasa Jepang yang
memiliki fungsi mirip seperti verba dan berakhiran
/da/
meishi = jenis kelas kata benda atau nomina dalam bahasa
Jepang
na-keiyoushi = jenis kelas kata adjektiva dalam bahasa Jepang yang
berakhiran /na/ atau /da/
Nihonggo no genggogaku = ilmu linguistik bahasa Jepang
Onseigaku = ilmu fonetik bahasa Jepang
Oninron = ilmu fonologi bahasa Jepang
Shakai genggogaku = ilmu sosiolinguistik bahasa Jepang
Setsuji = imbuhan dalam bahasa Jepang
Settouji = prefiks dalam bahasa Jepang
Setsubiji = sufiks dalam bahasa Jepang
Secchuuji = infiks dalam bahasa Jepang
tougouron = ilmu sintaksis bahasa Jepang
yougen = kelas kata yang dapat mengalami perubahan bentuk

Universitas Sumatera Utara


RUMUS DAN LAMBANG

[ [Y1-]Pref + [-X]Adj-p ]Adj-i  Rumus Kaidah Pembentukan Kata (KPK) adjektiva-


i melalui proses sufiksasi
[X] : merupakan morfem bebas yang mengalami pembentukan
[X]Adj-p : merupakan morfem pangkal (bebas) pada adjektiva
[Y1-]Pref : merupakan morfem terikat (afiks) melalui proses prefiksasi
Contoh : [ [ko-]Pref + [X]Adj-p ] Adj-i  [ [ko-]Pref + [-urusai]Adj-p ] Adj-i

[ [X-]Np + [-Y2]Suf ]Adj-i  Rumus Kaidah Pembentukan Kata (KPK) Adjektiva-


i melalui proses sufiksasi
[X] : merupakan morfem bebas yang mengalami pembentukan
[X]Np : merupakan morfem pangkal (bebas) pada kelas kata nomina
[-Y2]Suf : merupakan morfem terikat (afiks) melalui proses sufiksasi
Contoh : [ [X]Np + [-ppoi]Suf ]Adj-i  [ [onna-]Np + [-ppoi]Suf ]Adj-i

[ [X1-]Vpb + [-X2]V-Red + [-Y2]Suf ]Adj-i  Rumus Kaidah Pembentukan Kata (KPK)


Adjektiva-i melalui proses reduplikasi
[X] : merupakan morfem bebas yang mengalami pembentukan
[X1]Vpb : merupakan morfem pangkal (bebas) pada kelas kata verba
[X2]V-Red : merupakan morfem verba yang mengalami pengulangan
[-Y2]Suf : merupakan morfem terikat (afiks) melalui proses sufiksasi
Contoh : [ [X1-]Vpb + [-X2]V-Red + [-shii]Suf ]Adj-i  [ [nareru-]Vp + [-nare]V-Red + [-
shii]Suf ]Adj-i

[ [X1-]Npb + [-X2]N-Red + [-Y2]Adj-pt ]Adj-i Rumus Kaidah Pembentukan Kata


(KPK) Adjektiva-i melalui proses
reduplikasi
[X] : merupakan morfem bebas yang mengalami pembentukan
[X1]Npb : merupakan morfem pangkal (bebas) pada kelas kata nomina
[X2]N-Red : merupakan morfem nomina yang mengalami pengulangan
[-Y2]Adj-pt : merupakan morfem terikat (afiks) pada adjektiva pangkal
terikat /na/
Contoh : [ [X1-]Npb + [-X2]N-Red + [-na]Adj-pt ]Adj-na  [ [X1-]Npb + [-X2]N-Red + [-
na]Adj-pt ]Adj-na

[ [X1-]Np + [-X2]Adj-p ] Adj-i  Rumus Kaidah Pembentukan Kata (KPK) Adjektiva-i


melalui proses pemajemukan
[X] : merupakan morfem bebas yang mengalami pembentukan
[X1]Np : merupakan morfem pangkal (bebas) pada kelas kata nomina
[X2]Adj-p : merupakan morfem adjektiva pangkal yang mengalami
pemajemukan
Contoh : [ [X1-]Np + [-X2]Adj-p ]Adj-i  [ [nebari-]Np + [tsuyoi-]Adj-p ]Adj

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4.3.1.1.1. Proses Afiksasi dengan Pelekatan Prefiks pada Adjektiva


(keiyoushi) bahasa Jepang (hal 221)
Tabel 4.3.1.1.2. Proses Afiksasi dengan Pelekatan Sufiks pada Adjektiva (keiyoushi)
bahasa Jepang (hal 224)
Tabel 4.3.1.2.1. Proses Pembentukan Adjektiva (Keiyoushi) Dengan Reduplikasi
Afiksasi Penanda Adjektiva-na (na-keiyoushi) (hal 226)
Tabel 4.3.1.2.2. Proses Pembentukan Adjektiva (Keiyoushi) Dengan Reduplikasi
Afiksasi Dengan Penanda Akhiran Adjektiva-i (i-keiyoushi) (hal
228)
Tabel 4.3.1.3.a. Proses Pembentukan Adjektiva-I (i-keiyoushi) Melalui Proses
Pemajemukan (Fukugo) (hal 229)
Tabel 4.3.1.3.b. Proses Pembentukan Adjektiva-na (na-keiyoushi) Melalui Proses
Pemajemukan (Fukugo) (hal 230)
Tabel 4.3.2.a Pembentukan dan perubahan bentuk adjektiva-i (i-keiyoushi) dan
adjektiva-na (na-keiyoushi/keiyoudoushi) dengan mengambil
contoh kata 寒い(samui = dingin) dan 病気な (byouki-da =
sakit) berdasarkan pola bentuk positif dan bentuk negatif, bentuk
sekarang dan bentuk lampau, serta bentuk biasa dan bentuk
formal/sopan (hal 231)
Tabel 4.3.2.b Pembentukan dan perubahan bentuk pada kata い い (ii = baik,
bagus) atau 良い(yoi = baik, bagus) yang merupakan kelas kata
adjektiva-i (i-keiyoushi) (hal 232)
Tabel 4.3.2.c Perubahan bentuk kata (katsuyoukei) pada adjektiva-i (i-keiyoushi)
dengan menggunakan contoh kata : kuroi (hitam), dan adjektiva-na
(na-keiyoushi) dengan menggunakan contoh shizuka na/shizuka da
(tenang, sepi) (hal 233)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

KPK : Kaidah Pembentukan Kata


DM : Daftar Morfem
KPK : Kaidah Pembentukan Kata
Kp : Kaidah Pembentukan
SA : Struktur Asal
SL : Struktur Lahir
V : Verba
N : Nomina
Adj-i : Adjektiva-i
Adj-na : Adjektiva-na
Adv : Adverbia
Vp : Verba Pangkal
Vpb : Verba Pangkal Bebas
Vpt : Verba Pangkal Terikat
Np : Nomina Pangkal
Npb : Nomina Pangkal Bebas
Npt : Nomina Pangkal Terikat
Adj-i-p : Adjektiva-i Pangkal
Adj-pb : Adjektiva-i Pangkal Bebas
Adj-pt : Adjektiva-i Pangkal Terikat
Adj-na-p : Adjektiva-na Pangkal
Adj-pb : Adjektiva-na Pangkal Bebas
Adj-pt : Adjektiva-na Pangkal Terikat
Advp : Adverbia Pangkal
Adv-pb : Adverbia Pangkal Bebas
Adv-pt : Adverbia Pangkal Terikat
IL : Ideosinkresi Leksikal
IF : Ideosinkresi Fonologis
IS : Ideosinkresi Semantis
SDA : Sama Dengan Atas
MNN-I : Minna No Nihonggo I
MNN-II : Minna No Nihonggo II
AVB-LVL-1&2 : Advance Vocabulary Book For Levels 1 & 2

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR KELAS KATA ADJEKTIVA-I

N Adjektiva-i Kanji/ Bentuk Kanji/ Bentuk Kanji/ Arti


O (i-keiyoushi) Hiragana Bebas Hiragana Terikat Hiragana
(Gokan) (Gobi)
1. urusai うるさい urusa- うるさ -i い ribut, berisik

2. kitanai 汚い kitana- 汚 -i い Kotor

3. akai 赤い aka- 赤 -i い Merah

4. shiroi 白い shiro- 白 -i い Putih

5. kuroi 黒い kuro- 黒 -i い Hitam

6. hosoi 細い hoso- 細 -i い Tipis

7. kanashii 悲しい kanashi- 悲し -i い Sedih

8. hazukashii 恥ずかしい hazukashi- 恥ずかし -i い Malu

9. kibishii 厳しい kibishi- 厳し -i い Ketat,


disiplin
10. tsuyoi 強い tsuyo- 強 -i い Kuat

11. kitsui きつい kitsu- きつ -i い Sulit

12. erai 偉い era- 偉 -i い Hebat

13. kashikoi 賢い kashiko- 賢 -i い Gigih

14. yasui 安い yasu- 安 -i い Murah,


mudah
15. osoroshii 恐ろしい osoroshi- 恐ろし -i い Takut

16. atatakai 暖かい atataka- 暖か -i い Hangar

17. mezurashii 珍しい mezurashi- 珍し -i い Aneh

18. mabushii 眩しい mabushi- 眩し -i い Silau

19. omoi 重い omo- 重 -i い Berat

20. karui 軽い karu- 軽 -i い Ringan

21. uii 初い ui- 初 -i い Pertama, baru

22. omoshiroi 面白い omoshiro- 面白 -i い Menarik

23. amai 甘い ama- 甘 -i い Manis

24. isogashii 忙しい isogashi- 忙し -i い Sibuk

25. atarashii 新しい atarashi- 新し -i い Baru

Universitas Sumatera Utara


26. ookii 大きい ooki- 大き -i い Besar

27. shitashii 親しい shitashi- 親し -i い Akrab

28. chikai 近い chika- 近 -i い Dekat

29. tanoshii 楽しい tanoshi- 楽し -i い Senang

30. hayai 早い、速い haya- 早、速 -i い Cepat

31. oishii 美味しい oishi- 美味し -i い Enak

32. itai 痛い ita- 痛 -i い Sakit

33. samui 寒い samu- 寒 -i い Dingin

34. Ii, yoi 良い i-, yo- 良 -i い baik, bagus

35. Asai 浅い asa- 浅 -i い Dangkal

36. muzukashii 難しい muzukashi- 難し -i い sulit, susah,


sukar
37. takai 高い taka- 高 -i い tinggi, mahal

38. chiisai 小さい chisa- 小さ -i い Kecil

39. subarashii 素晴らしい subarashi- 素晴らし -i い luar biasa

40. atsui 暑い atsu- 暑 -i い Panas

41. atsui 厚い atsu- 厚 -i い tebal, ramah,


hangat
42. usui 薄い usu- 薄 -i い Tipis

43. yowai 弱い yowa- 弱 -i い Lemah

DAFTAR KELAS KATA ADJEKTIVA-NA

N Adjektiva-na Kanji/ Bentuk Kanji/ Bentuk Kanji/ Arti


O (na-keiyoushi) Hiragana Bebas Hiragana Terikat Hiragana
(Gokan) (Gobi)
1. manzoku na 満足な manzoku- 満足 -na/-da な/だ Puas
2. baka na 馬鹿な baka- 馬鹿 -na/-da な/だ Bodoh
3. joubu na 丈夫な joubu- 丈夫 -na/-da な/だ baik-baik
4. yawaraka na 柔らかな yawaraka- 柔らか -na/-da な/だ Lembut
5. shizuka na 静かな shizuka- 静か -na/-da な/だ tenang, sepi
6. kirei na きれいな kirei- きれい -na/-da な/だ cantik, bersih
7. suki na 好きな suki- 好き -na/-da な/だ Suka
8. byouki na 病気な byouki- 病気 -na/-da な/だ Sakit
9. kiken na 危険な kiken- 危険 -na/-da な/だ Bahaya
10. kantan na 簡単な kantan- 簡単 -na/-da な/だ Mudah

Universitas Sumatera Utara


11. suteki na すてきな suteki- すてき -na/-da な/だ Bagus
12. genki na 元気な genki- 元気 -na/-da な/だ Sehat
13. shinsetsu na 親切な shinsetsu- 親切 -na/-da な/だ Ramah
14. jouzu na 上手な jouzu- 上手 -na/-da な/だ pintar, pandai
15. yuumei na 有名な yuumei- 有名 -na/-da な/だ Terkenal
16. hansamu na ハンサム hansamu- ハンサム -na/-da な/だ Tampan

17. nigiyaka na にぎやか nigiyaka- にぎやか -na/-da な/だ Ramai

18. hitsuyou 必要な hitsuyoui- 必要 -na/-da な/だ Perlu
19. hima na ひまな hima- ひま -na/-da な/だ Senggang
20. taihen na 大変な taihen- 大変 -na/-da な/だ Gawat
21. taisetsu na 大切な taisetsu- 大切 -na/-da な/だ Penting
22. bukiyou na 不器用な bukiyou- 不器用 -na/-da な/だ canggung,
janggal
23. bukimi na 不気味な bukimi - 不気味 -na/-da な/だ aneh, ngeri,
seram
24. shinsen na 新鮮な shinsen - 新鮮 -na/-da な/だ Segar
25. tokubetsu na 特別な tokubetsu 特別 -na/-da な/だ Khusus
-
26. odayaka na 穏やかな odayaka - 穏やか -na/-da な/だ tenang, damai
27. omo na 主な omo- 主 -na/-da な/だ Penting
28. kiraku na 気楽な kiraku- 気楽 -na/-da な/だ mudah,
gampang
29. iya na 嫌な iya- 嫌 -na/-da な/だ Benci
30. kirai na 嫌いな kirai- 嫌い -na/-da な/だ Benci
31. anzen na 安全な anzen- 安全 -na/-da な/だ Aman
32. anraku na 安楽な anraku- 安楽 -na/-da な/だ Ketenangan,
menyenangkan

33. adeyaka na 艶やかな adeyaka- 艶やか -na/-da な/だ cantik,


menarik,
molek
34. benri na 便利な benri- 便利 -na/-da な/だ Praktis
35. seikou na 生硬な seikou- 生硬 -na/-da な/だ Halus
36. seikou na 精巧な seikou- 精巧 -na/-da な/だ Kasar

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR KELAS KATA VERBA

N Verba Kanji/ Bentuk Kanji/ Bentuk Kanji/ Arti


O (Doushi) Hiragana Bebas Hiragana Terikat Hiragana
(Gokan) (Gobi)
1. sawagu 騒ぐ sawa- 騒 -gu ぐ berisik, ribut
2. konomu 好む kono- 好 -mu む menyukai
3. hohoemu ほほえむ hohoe- ほほえ -mu む tertawa
4. nozomu 望む nozo- 望 -mu む mengharapkan
5. wazurau 煩う wazura- 煩 -u う rumit, susah
6. utagau 疑う utaga- 疑 -u う mencurigai
7. kiku 聞く ki- 聞 -ku く mendengar
8. magireru 紛れる magire- 紛れ -ru る mengalihkan,
membelokkan
9. awateru 慌てる awate- 慌て -ru る kebingungan,
terburu-buru
10. miru 見る mi- 見 -ru る melihat
11. niru 煮る ni- 煮 -ru る memasak
12. akiru 飽きる aki- 飽き -ru る bosan, lelah
13. nareru 馴れる nare- 馴れ -ru る terbiasa
14. tadoru 辿る tado- 辿 -ru る menempuh
15. sugaru 縋る suga- 縋 -ru る memegang erat-
erat
16. shinjiru 信じる shinji- 信じ -ru る mempercayai
17. torimasu 取ります tori- 取り -masu ます mengambil
18. machimasu 待ちます machi- 待ち -masu ます menunggu
19. kachimasu 勝ちます kachi- 勝ち -masu ます menang

DAFTAR KELAS KATA NOMINA

N Nomina Kanji/ Arti


O (Meishi) Hiragana
1. onna 女 wanita, perempuan
2. iro 色 Warna
3. machi 区 Wilayah
4. sama 様 yang terhormat
5. betsu 別 Pisah
6. yoso 余所 tempat lain
7. nebari 粘り Lengket. melekat
8. konki 根気 Kegigihan, kesabaran
9. na 名 Nama
10. ki 気 Udara

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR KATA-KATA ADJEKTIVA-I BAHASA JEPANG (I-KEIYOUSHI)

3 拍形容詞
●●○型の形容詞 ( あか い ・ あこ う ・ あか かった となる類。 他の活用形
は こちらを参照 )
あかい【赤い】 ・ あかい【明い】 ・ あさい【浅い】 ・ あつい【厚
い】 ・ あまい【甘い】 ・ あらい【荒い・粗い】 ・ うすい【薄
い】 ・ うとい【疎い】 ・ おそい【遅い】 ・ おもい【重い】 ・ かた
い【堅い・硬い】 ・ かたい【難い】 ・ かるい【軽い】 ・ きつい ・
くどい ・ くぼき【窪き】 ・ くらい【暗い】 ・ さくい ・ すごい【凄
い】 ・ すぼき【窄き】 ・ つらい【辛い】 ・ とおい【遠い】 ・ まる
い【丸い・円い】
●○○型の形容詞 ( し ろい ・ し ろ う ・ し ろ かった となる類。 他の活用
形は こちらを参照 )
あおい【青い】 ・ あしい【悪しい】 ・ あつい【暑い・熱い】 ・ い
しい【美しい】 ・ いたい【痛い・甚い】 ・ うまい【美い・旨い】 ・
うまい【上手い】 ・ えらい【偉い】 ・ おおい【多い】 ・ おしい
【惜しい】(※●●○とも) ・ かゆい【痒い】 ・ からい【辛い・苛い・
酷い】 ・ きよい【清い】 ・ くさい【臭い】 ・ くろい【黒い】 ・ け
しき【怪しき】 ・ ごとし【如し】 ・ こわい【恐い・強い】 ・ さむ
い【寒い】 ・ しぶい【渋い】 ・ しろい【白い】 ・ せまい【狭
い】 ・ たかい【高い】 ・ たけき【猛き】 ・ ちかい【近い】 ・ つよ
い【強い】 ・ ながい【長い・永い】 ・ にがい【苦い】 ・ にくい
【憎い】 ・ にぶい【鈍い】 ・ ぬるい【温い】 ・ はやい【早い・速
い】 ・ ひくい【低い】 ・ ひろい【広い】 ・ ふかい【深い】 ・ ふと
い【太い】 ・ ふるい【古い】 ・ ほしい【欲しい】 ・ ほそい【細
い】 ・ むごい【惨い・酷い】 ・ もろい【脆い】 ・ やすい【安い・
易い】 ・ ゆるい【緩い】 ・ よわい【弱い】 ・ わかい【若い】 ・ わ
るい【悪い】
4 拍形容詞
●●●○型の形容詞 ( とうと い ・ とうと う ・ とうと かった となる類。 他
の活用形は こちらを参照 )
あかるい【明るい】 ・ あやうい【危うい】 ・ あやしい【怪しい】 ・
いやしい【賤しい】 ・ おもたい【重たい】 ・ かなしい【悲しい】 ・
けむたい【煙たい】 ・ とうとい【尊い】 ・ ねむたい【眠たい】 ・
むなしい【空しい】(※●●○○とも) ・ やさしい【優しい】(※●●○○と
も) ・ よろしい【宜しい】 ・ わびしい【侘しい】

Universitas Sumatera Utara


●●○○型の形容詞 ( うれ しい ・ う れしゅう ・ う れしかった となる類。
他の活用形は こちらを参照 )
あえなき【敢えなき】 ・ あどなき ・ あまねき【遍き】 ・ いとしい
【愛しい】 ・ いみじい ・ うるさい【煩い】 ・ うれしい【嬉し
い】 ・ おかしい ・ おさない【幼い】 ・ おだしき【穏しき】 ・ おな
じい【同じい】 ・ おぼしい【思しい・覚しい】 ・ かしこい【賢
い】 ・ かわいい【可愛い】 ・ きたない【汚い・穢い】 ・ きびしい
【厳しい】 ・ くやしい【悔しい】 ・ くるしい【苦しい】 ・ くわし
い【詳しい】 ・ けだかい【気高い】 ・ けわしい【険しい】 ・ こい
しい【恋しい】 ・ こだかい【小高い】 ・ さかしい【賢しい】 ・ さ
がしき【峻しき】 ・ さびしい【寂しい】 ・ したしい【親しい】(※
●●●○とも) ・ すくない【少ない】 ・ すげない【素気無い】 ・ すずし
い【涼しい】 ・ せんない【詮無い】 ・ ただしい【正しい】(※●●●○
とも) ・ たのしい【楽しい】 ・ たやすい【容易い】 ・ ちいさい【小
さい】 ・ つたない【拙い】 ・ つれない【連無い】 ・ とぼしい【羨
しい・乏しい】 ・ はかない【果無い】 ・ はげしい【激しい】 ・ ひ
さしい【久しい】 ・ ひとしい【等しい】 ・ まさしき【正しき】 ・
まずしい【貧しい】 ・ まぢかい【間近い】 ・ みじかい【短い】 ・
みにくい【醜い】 ・ めでたい ・ ものうい【物憂い】 ・ やましい
【疚しい】 ・ ゆかしい【床しい・懐しい】 ・ ゆゆしい【由々し
い】 ・ よしなき【由無き】 ・ わりない【理無い】
その他・例外的な 4 拍形容詞
●○○○型の形容詞
おおきい【大きい】(※●●●○とも) ・ ていたい【手痛い】
○●●○型の形容詞
おいしい ・ しんどい
●○○○型または●●○○型の形容詞
かいない【甲斐無い】

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai