SKRIPSI SARJANA
Dikerjakan oleh:
HARIATI SIMANULLANG
100702005
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan
Judul ini dipilih karena penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih
dalam tentang Nominalisasi dalam Bahasa Melayu Deli. Terwujud skripsi ini
bukanlah semata-mata jerih payah penulis sendiri, tetapi tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
skripsi ini.
dalam skripsi ini. Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan saran
Hariati Simanullang
Nim : 100702005
UCAPAN TERIMAKASIH
Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan berkah untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis juga menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan saran, dukungan,
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
II, Pembantu Dekan III, serta seluruh staff dan pegawai dijajaran Fakultas
Ilmu Budaya.
staff dan jajaran pegawai yang di Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu
ii
5. Ibu Drs. Rozana Mulyani, M. Hum dan Ibu Drs. Asriati Purba, M. Hum
selaku Dosen penguji yang telah menguji dan telah memberikan masukan
materi, tenaga dan pikiran. Serta telah banyak melimpahkan kasih sayang
dan doa kepada penulis sedari kecil sampai dengan sekarang sehingga
Karso Wanry Simanullang, S.SI dan Royani lisma Simanullang, S.SI, yang
Desa yang telah memberikan respon yang baik kepada penulis dalam
Cherly, dan yang tidak bisa kusebut satu persatu dan seluruh anak
IMSAD terima kasih penulis ucapkan atas bantuan dan dorongan serta doa
10. Kepada Juli Chandra Sitompul yang selalu mendukung dengan doa dan
iii
Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan pada kesempatan ini, yang telah
membantu penulisan dan proses studi. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa membalas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak
penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu koreksi dan
Hariati Simanullang
Nim : 100702005
iv
ABSTRAK
ABSTRAK
vi
ابسر
هاراي ١ ٢٠١٤,جود سكرفي :نوميناليساي دام هاسا مايو دي
vii
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………... i
UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................... ii
ABSTRAK……………………………………………………………….. v
2.1.5 Nominalisasi........................................................................ . 22
2.2.1 Nominalisasi......................................................................... 27
ix
BAB lV PEMBAHASAN.......................................................................... 36
LAMPIRAN
ABSTRAK
ABSTRAK
vi
ابسر
هاراي ١ ٢٠١٤,جود سكرفي :نوميناليساي دام هاسا مايو دي
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing
berbagai-bagai suku bangsa itu dapat mencapai keserasian hidup sebagai bangsa
yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan
kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, memiliki ciri budaya yang
berbeda satu sama yang lainnya, satu diantaranya adalah bahasa-bahasa daerah di
Indonesia memiliki kedudukan yang amat penting, hal ini terlihat didalam
budaya nasional. Dengan ayat itu, negara memberi kesempatan dan keleluasaan
Melayu. Bahasa Melayu terdiri dari beberapa dialek, misalnya Pesisir timur
dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan
bahasa Melayu Dialek "e" dan di Kabupaten Langkat juga masih menggunakan
bahasa Melayu dialek "e" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya.
oleh para ilmu bahasa, baik dibidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
sosiolinguistik, dan lain sebagainya. Namun pada kesempatan ini, penulis ingin
diantaranya:
Indonesia sebagai padanan sufiks {-er}, {-ist}, dan {ian} dalam bahasa
padanan bahasa Indonesia untuk sufiks {-ist}, dan {ian} dalam bahasa
Deli masih perlu dilakukan untuk menambah keragaman penelitian tentang kajian
morfologi.
Melayu Deli. Selain itu, sepengetahuan penulis belum ada tulisan mengenai
Nominalisasi dalam Bahasa Melayu Deli. Hal ini membangkitkan penulis dalam
Melayu Deli ?
2. Apa fungsi dan makna nomina secara morfologis dalam bahasa Melayu
Deli ?
a. Manfaat Teoritis
dan benar.
b. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan
dengan judul skripsi ini. Hasil penelitian ini akan dipertanggung jawabkan, karena
itulah disertakan data-data yang akurat dan yang ada hubungannya dengan objek
yang diteliti.
struktur bahasa yang mencakup kata dari bagian-bagian kata yakni morfem”.
bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata
membuat kesimpulan bahwa morfologi itu adalah suatu cabang ilmu bahasa yang
itu dapat disusun membentuk kata . Atau dengan kata lain, suatu bidang ilmu
1. Kata dasar
Contoh: sepeda
2. Kata berimbuhan
Contoh: bersepeda
3. Kata majemuk
4. Kata ulang
Contoh: berbondong-bondong
bentuk kata. Karena itu, maka morfologi, disamping bidangnya yang utama
perubahan golongan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata.
Arti kata ini misalnya, bersepeda dan sepeda , yang berarti sepeda, artinya benda
yang memiliki roda dua yang dijalankan. Serta bersepeda artinya kegiatan dengan
Jadi arti kata hanya mengertikan kata tersebut. Juga bisa dilihat dari
sepeda dan bersepeda dengan diberi imbuhan maka kata sepeda dan bersepeda
pun menjadi beda. Morfologis (proses), yaitu morfemis adalah proses perubahan
dari golongan kata yang satu lalu berubah menjadi golongan kata yang lain akan
tetapi dengan kata dasar yang sama. Misalnya sepeda menjadi bersepeda hanya
untuk kata dasar sepeda, maka untuk menunjukkan arti-arti imbuhan gramatikal,
lain yang merupakan bentuk dasarnya, terdapat tiga proses morfologis, yaitu
(komposisi).
1. Proses Afiksasi
dan sufiks.
Prefiks pe- , dan prefiks ke- dalam bahasa Melayu Deli dapat membentuk
Prefiks pe- yang dapat membentuk nomina dari kata dasar verba.
Contoh:
Prefiks ke- yang dapat membentuk nomina dari kata dasar adjektiva.
Contoh:
Infiks el-, dan er- dalam bahasa Melayu Deli hanya ditemukan pada
nomina.
Contoh :
c. Sufiks -an
Contoh:
Contoh :
Contoh :
d. Konfiks peN- + an
Contoh :
Contoh :
2. Proses Reduplikasi
reduplikasi seluruh bentuk dasar, reduplikasi sebagian bentuk dasar, dan dengan
Contoh:
rumah-rumah „rumah-rumah‟
atap-atap „atap-atap‟
langit-langit „langit-langit‟
andung-andung „nenek-nenek‟
emak-emak „ibu-ibu‟
abah-abah „bapak-bapak‟
uhang-uhang „orang-orang‟
kerete-kerete „kereta-kereta‟
anak-anak „anak-anak‟
Contoh :
makan-makanan „makan-makanan‟
tidor-tidoran „tidur-tiduran‟ „
minum-minuman „minum-minuman‟
main-mainan „main-mainan‟
Contoh :
uhang-uhangan „orang-orangan‟
3. Proses Pemajemukan
Contoh :
Afiksasi merupakan nama lain dari morfem terikat. Morfem terikat kata
yang tidak dapat berdiri sendiri. Sedangkan kata yang dapat berdiri sendiri disebut
1. Bentuk terikat me- bila diletakkan pada kata yang fonem awalnya konsonan /p/,
maka bentuk terikat me- berubah menjadi /mem/ dan diikuti dengan hilangnya /p/.
Contoh :
pinjam „meminjam‟
pakai „memakai‟
potong „memotong‟
panjang „memanjang‟
2. Bentuk terikat me- bila diletakkan pada kata yang fonem awalnya konsonan /d/,
Contoh :
dengar „mendengar‟
derita „menderita‟
dendam „mendendam‟
darat „mendarat‟
dengki „mendengki‟
dapat „mendapat‟
3. Bentuk terikat me- bila dilekatkan pada kata yang berfonem awal konsonan /g/,
Contoh:
guncang „mengguncang‟
gunting „menggunting‟
gulung „menggulung‟
gugat „menggugat‟
gantung „menggantung‟
1. Bentuk terikat be-, bila dikatakan dengan kata yang fonem awalnya vocal, maka
Contoh:
adat „beradat‟
adik „beradik‟
arus „berarus‟
alas „beralas‟
main „bermain‟
iman „beriman‟
Bentuk terikat pe- bila dilekatkan pada kata yang fonem awalnya konsonan /b/,
Contoh :
beli „pembeli‟
buka „pembuka‟
baca „pembaca‟
bual „pembual‟
balut „pembalut‟
bohong „pembohong‟
Bentuk terikat te- bila dilekatkan pada kata yang fonem awalnya vokal, berubah
ter- .
Contoh :
ukur „terukur‟
olah „terolah‟
ungkit „terungkit‟
a. Bentuk terikat -i
ludah „ludahi‟
tampar „tampari‟
tulis „tulisi‟
putih „putihi‟
sakit „sakiti‟
Bentuk terikat -an pada umumnya sejalan dengan bentuk terikat -an
didalam bahasa Indonesia. Bentuk terikat -an dapat mengubah kata kerja , kata
Contoh :
makan „makanan‟
tulis „tulisan‟
bakar „bakaran‟
dapat „dapatan‟
jahit „jahitan‟
minun „minuman‟
potong „potongan‟
kuning „kuningan‟
satu „satuan‟
puluh „puluhan‟
ratus „ratusan‟
ribu „ribuan‟
Setiap kata ulang sudah pasti memiliki bentuk dasar seperti, sia-sia,
mondar-mandir dll. Dari deretan morfologik dapat ditentukan bahwa tidak ada
satuan yang lebih kecil dari kata-kata tersebut. atau komparatif, mungkin kata-
kata itu dapat dimasukkan golongan kata ulang. Pengulangan tidak merubah
Pada cara ini ada pengecualian yaitu pada imbuhan setinggi-tingginya ini
reduplikasi seluruh bentuk dasar, reduplikasi sebagian bentuk dasar, dan dengan
Contoh :
atap-atap „atap-atap‟
abah-abah „bapak-bapak‟
gubuk-gubuk „gubuk-gubuk‟
andung-andung „nenek-nenek‟
anak-anak „anak-anak‟
dinding-dinding „dinding-dinding‟
Contoh :
makan-makanan „makan-makanan‟
tidor-tidoran „tidur-tiduran‟
main-mainan „main-mainan‟
minum-minuman „minum‟minuman‟
Contoh :
uhang-uhangan „orang-orangan‟
gabungan kata dasar yang telah bersenyawa atau yang sudah membentuk satu
Contoh :
Kumis kucing dalam arti „sejenis tanaman „ adalah kata majemuk, tetapi
kumis kucing dalam arti „kumis dari seekor kucing‟ bukanlah kata majemuk.
Pokok kata (tidak bisa diartikan jika sendiri), tetapi setelah bergabung kemudian
Ciri-ciri majemuk.
Jika kursi malas merupakan klausa, tentu kata kursi dapat diikuti kata „itu‟
menjadi „kursi itu malas‟, kata malas dapat didahului kata tidak, sangat, atau
agak, menjadi :
Jelas bahwa semua itu tidak mungkin berbeda dengan adik malas yang
Jika kursi malas itu merupakan frase, tentu dapat disela dengan kata
menjadi kursi yang malas seperti halnya adik malas yang diantara unsurnya dapat
Kalau dipisahkan dengan kata (itu, yang, dll) tidak memberi benar.
Contoh:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa „kursi itu malas‟ maka majemuk karena
merupakan kata yang tidak benar. „Adik itu malas‟ merupakan kata yang benar
dan jelasnya.
merupakan klausa, dan juga tidak merupakan frase, melainkan merupakan kata
majemuk. Dengan melihat ciri-ciri kata mejemuk tersebut dapat ditentukan satuan
mana yang merupakan kata majemuk dan satuan mana yang tidak merupakan kata
Contoh:
Karena kata lomba merupakan pokok kata, jadi lomba lari merupakan kata
majemuk.
secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk (1) bergabung dengan partikel
manusia, binatang, benda, konsep, dan pengertian. Kalimat yang predikatnya kata
kerja, maka nomina ini cenderung menduduki fungsi subjek, objek dan pelengkap.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nomina adalah salah
satu bentuk atau wujud mungkin berupa kata dasar dan mungkin pula kata jadian
yang mempunyai sifat sama dan menyatakan benda atau yang dibendakan.
nomina itu adalah salah satu bentuk atau wujud mungkin berupa kata dasar dan
mungkin pula kata jadian yang mempunyai sifat sama dan menyatakan benda atau
yang dibendakan. Atau dengan kata lain, kata benda itu adalah semua kata yang
merupakan nama diri, nama benda atau yang dibendakan dan bentuknya ada yang
bentuk dasar, dan berbentuk turunan. Serta dilihat dari wujud benda atau kata
benda itu ada yang berwujud nyata ( kongkrit) dan ada yang tidak berwujud
(abstrak).
Demikian juga dalam bahasa Melayu Deli, kata benda itu terdiri dari bentuk
dasar atau berupa bentuk tunggal dan bentuk turunan atau kompleks. Serta wujud
dari benda yang dimaksud ada yang nyata (kongkrit) dan ada yang tidak berwujud
(abstrak).
Nomina dapat merupakan kata nama dari sesuatu nomina atau sesuatu yang
dibendakan yang berfungsi sebagai nomina, nama orang, kata ganti benda orang
yang sering muncul dalam frasa nomina. Nomina itu dapat dilihat dalam bentuk
berikut.
Contoh :
gunung „gunung‟
lembah „lembah‟
padang „ladang‟
laot „laut‟
kampung „kampung‟
istana „istana‟
klambir „kelapa‟
tangge „tangga‟
cangkir „cangkir‟
seluwar „celana‟
rumah „rumah‟
kepale „kepala‟
2.1.5 Nominalisasi
pembentukan nomina yang berasal dari morfem atau kelas kata yang lain.
a. afiksasi
Prefiks ke- dan per- sebagai pembentuk kata tidak lagi produktif. Hanya ada
tiga kata yang dibentuk dengan ke- dan satu dengan per-: ketua, kekasih, kehendak
dan pertapa.
Sebaliknya prefiks pe-/peN- yang membentuk nomina lewat prefiks me- sangat
produktif, karena dapat ditempatkan pada berbagai dasar dan memiliki makna:
Contoh :
Contoh :
Contoh ;
Contoh :
Contoh :
Konfiks ke-an dapat membentuk nomina langsung dari kata dasar. Makna
yang terbentuk:
Contoh :
b. Dalam keadaan:
Contoh :
Contoh ;
akhiran –kan atau –i. Verba yang berhubungan dengan kelima nomina di atas
menghargai.
Proses ini berlangsung melalui prefiks ber-. Morfem seperti juang, coba dan
Kata perjuangan berasal dari kata berjuang, dan persetujuan dari bersetuju (yang
sudah tidak lazim digunakan di Indonesia), sedangkan percobaan berasal dari kata
Contoh :
Contoh :
Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk dan
berlaku secara umum yang akan mempermudah penulis dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi . Teori diperlukan untuk membimbing dan memberi arah
2.2.1 Nominalisasi
pembentukan kata dari sebuah bentuk melalui pembubuhan afiks (dalam proses
proses hasil membentuk nomina dari kelas kata lain dengan mempergunakan afiks
tertentu”.
a. Afiksasi
Dalam proses afiksasi sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga
hasilnya menjadi sebuah kata, misalnya pada dasar baca diimbuhkan afiks me-
sehingga menghasilkan kata membaca yaitu sebuah verba transitif aktif, pada
berjuang.
sufiksasi yaitu proses pembubuhan sufiks dan infiksasi yakni proses pembubuhan
infiks.
1. Prefiks pe-
Prefiks pe- pada kelas kata verba yang dapat membentuk nomina.
Contoh :
Prefiks pe- pada kelas kata adjektiva yang dapat membentuk nomina.
Contoh :
2. Konfiks per-an
Konfiks per- an pada kelas kata verba yang dapat membentuk nomina.
Contoh :
3. Konfiks pe-an
Contoh :
Konfiks pe –an pada kelas kata adjektiva yang dapat membentuk nomina.
Contoh :
4. Sufiks -an
Sufiks –an pada kelas kata verba yang dapat membentuk nomina
Contoh :
Infiks –el- dan –er- pada kelas kata nomina yang dapat membentuk
nomina.
Contoh :
b. Reduplikasi
lazim disebut dengan istilah kata ulang. Secara umum dikenal adanya tiga macam
Contoh :
diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi yang berubah bisa bunyi
Contoh :
bolak-balik
ramah-tamah
sayur-mayur
3. pengulangan sebagian, artinya yang diulang dari bentuk dasar itu hanya
salah satu suku katanya saja ( dalam hal ini suku awal kata) disertai
Contoh :
Penggabungan sebuah bentuk pada bentuk dasar yang ada dalam proses
komposisi. Penggabungan ini juga merupakan alat yang banyak digunakan dalam
pembentukan kata karena banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam
Contoh :
2. rumah, maka dibentuk gabungan kata seperti rumah gadai, rumah sakit,
makna suatu kesatuan bahasa, (2) hubungan antara satu-satuan dengan unsur-
unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satu-satuan, (3)
penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu, (4) peran unsur dalam suatu ujaran dan
hubungannya secara struktural dengan unsur lain, (5) peran sebuah unsur dalam
satuan sintaksis yang lebih luas, misal nomina yang berfungsi sebagai subjek atau
objek”.
Contoh :
Prefiks ke- dalam bahasa Melayu Deli hanya terdapat pada kata „tua‟ dan
„kasih‟. Maka prefiks ke- berfungsi mengubah kelas kata adjektiva menjadi kelas
kata nomina.
Contoh :
Prefiks pe- dalam bahasa Melayu Deli berfungsi mengubah kelas kata
Contoh :
pembicara, yang menyatakan ujaran dan semua hal yang ditunjukkan, misalnya
Prefiks pe- pada kelas kata verba membentuk nomina yang menyatakan
makna :
Contoh :
gemar melukis‟.
BAB lll
METODE PENELITIAN
Sebagaimana menurut Nazir (2009: 54) bahwa metode deskriptif yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
data dasar berkala. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
data dan informasi yang bersumber dari buku-buku kepustakaan yang ada
33
Hamparan perak, Kabupaten Deli Serdang. Penulis memilih Lokasi ini karena
merupakan daerah mayoritas penutur asli bahasa Melayu Deli. Penyusun skripsi
ini penulis memperoleh data dari lapangan (File Research) dan kepustakaan
(Library Research). Sumber data tersebut berbentuk lisan dan tulisan. Data lisan
diperoleh dari penutur bahasa Melayu Deli, Sedangkan data tulisan diperoleh dari
Sumber data yang diperoleh dalam pendeskripsian ini adalah kutipan dari
buku-buku yang ada relevansinya dengan skripsi ini. Sebagai sumber data penulis
mempersiapkan instrumen atau alat bantu penelitian. Alat atau instrumen yang
wawancara narasumber,dan
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
3. Metode Kepustakaan
yang berkaitan dengan bahan yang sedang diteliti, serta mencari buku-buku yang
Adapun langkah-langkah dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
1. Reduksi data, yaitu melakukan identifikasi nomina, pada tahap ini peneliti
memutar ulang hasil rekaman dan dilakukan transkip data hasil rekaman.
4. Membuat kesimpulan.
BAB IV
PEMBAHASAN
terbentuk melalui proses afiksasi. Pembentukan dari afiksasi ini ada yang dibentuk
langsung dari akar, tetapi sebagian besar di bentuk dari akar melalui kelas verba
dari akar itu. Yang dibentuk langsung dari akar adalah nomina turunan berkonfiks
ke-an, seperti kepandaian yang bermakna „hal pandai‟ dan kepartaian yang
bermakna‟ hal partai‟. Sedangkan contoh yang dibentuk dari akar melalui verba
dari akar itu adalah pembaca yang bermakna gramatikal „yang membaca‟,
a. Prefiks ke-
b. Prefiks pe-
36
c. Prefiks ter-
d. Konfiks peN…-an
e. Konfiks pe-an
f. Konfiks per-an
g. Sufiks –an
pelekatan Prefiks ke- pada kelas kata adjektiva. Dalam bahasa Melayu Deli hanya
Contoh :
Contoh :
Contoh :
ter- pada kelas kata verba. Namun, kelas kata verba yang hanya dilakukan dalam
Contoh :
Contoh :
Contoh :
e. Konfiks pe- an
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Sufiks –an dapat membentuk nomina dari kata dasar verba, adjektiva dan
kata bilangan.
Contoh :
Contoh :
Contoh :
macam bentuk. Reduplikasi yang secara nyata masih hidup dan tetap dipakai
1. Reduplikasi murni
Reduplikasi murni adalah perulangan atas bentuk dasar yang berupa kata
dasar.
Contoh :
andung-andung „nenek-nenek‟
dudok-dudok „duduk-duduk‟
rumah-rumah „rumah-rumah‟
anak-anak „anak-anak‟
dinding-dinding „dinding-dinding‟
sakit-sakit „sakit-sakit‟
betanak-betanak „memasak-memasak‟
2. Reduplikasi berimbuhan
lingga kedua.
nomina bebas atau lebih yang mengandung satu pengertian baru. Bahasa Melayu
sebenarnya tidak dapat dipisahkan atau antara unsur-unsur kata majemuk itu tidak
mungkin disisipi unsur lain yang menyebabkan terpisahnya unsur kata majemuk
itu . Misalnya disisipi /yang/, /itu/, /ny/, /dan/, /akan/ dan lain-lain. Jika ada
penambahan bubuhan pada unsur kata mejemuk itu , maka bubuhan itu
berhubungan dengan semua unsur-unsur kata majemuk itu, maka bubuhan itu
dibedakan atas :
Contoh :
Contoh :
a. Prefiks ke-
Bila prefiks ke- melekat pada kata „tua‟ (adjektiva) dan „kasih‟
(adjektiva) dalam bahasa Melayu Deli , maka prefiks ke- berfungsi mengubah
Contoh :
b. Prefiks pe-
Bila prefiks pe- melekat pada kelas kata verba dalam bahasa Melayu
Deli, maka prefiks pe- berfungsi mengubah kelas kata verba menjadi kelas kata
nomina.
Contoh :
Bila prefiks pe- melekat pada kelas kata adjektiva dalam bahasa Melayu
Deli, maka prefiks pe- berfungsi mengubah kelas kata adjektiva menjadi kelas
kata nomina.
c. Prefiks ter –
Bila prefiks ter- melekat pada kelas kata verba dalam bahasa Melayu
Deli, maka prefiks ter- berfungsi mengubah kelas kata verba menjadi kelas kata
nomina. Prefiks ter- pada kelas kata verba hanya dilakukan dalam bidang hukum
Contoh :
d. Konfiks peN – an
Bila konfiks peN- an melekat pada kelas kata verba dalam bahasa Melayu
Deli, maka konfiks peN-an berfungsi mengubah kelas kata verba menjadi kelas
kata nomina.
Contoh :
Bila konfiks peN- an melekat pada kelas kata adjektiva dalam bahasa
Contoh :
e. Konfiks pe- an
Bila konfiks pe- an melekat pada kelas kata verba dalam bahasa Melayu
Deli, maka konfiks pe- an berfungsi mengubah kelas kata verba menjadi kelas
kata nomina.
Contoh :
Bila konfiks pe- an melekat pada kelas kata adjektiva dalam bahasa
Contoh :
f. Konfiks per- an
Bila konfiks per- an melekat pada kelas kata verba dalam bahasa Melayu
Deli, maka konfiks per- an berfungsi mengubah kelas kata verba menjadi kelas
kata nomina.
Contoh :
g. Sufiks –an
Bila sufiks- an melekat pada kelas kata verba dalam bahasa Melayu Deli,
maka sufiks –an berfungsi mengubah kelas kata verba menjadi kelas kata
nomina.
Contoh :
timbul akibat proses tata bahasa yang lazim disebut makna gramatikal (Muchtar
2002 :167).
makna :
Prefiks pe- yang melekat pada kelas kata verba membentuk nomina yang
Contoh :
kerjaannya menari‟
Contoh :
„alat untuk me
nggali‟
menyulam‟
melukis'
Contoh :
biasa bekerja di
ladang‟
Contoh :
Prefiks ter yang melekat pada kelas kata verba membentuk nomina yang
Contoh :
Contoh :
Konfiks pe-an yang melekat pada kelas kata verba membentuk nomina
Contoh :
Konfiks per-an yang melekat pada kelas kata verba membentuk nomina
Contoh :
bekerja sesuatu‟
gkuh‟
Sufiks -an yang melekat pada kelas kata verba membentuk nomina yang
Contoh :
sedikit.
Contoh :
alat masak‟
makna menyatakan terbuat dari dan menyatakan alat. Untuk kedua menerangkan
unsur pertama.
Contoh :
Contoh :
Contoh :
untuk.
Contoh :
BAB V
5.1 Kesimpulan
2. Proses pembentukan nomina pada kelas kata verba, adjektiva, dan numeral
5. Fungsi dan makna secara morfologis dalam bahasa Melayu Deli dapat
mengubah kelas kata verba, dan adjektiva menjadi kelas kata nomina, jika
dilekati oleh prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks yang melekat pada kelas
6. Dalam reduplikasi hanya dibentuk dengan sufiks –an dan ada juga sedikit
dari kelas kata verba, dan komposisi dapat dibentuk pada kelas kata verba,
5.2 Saran
dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Mahasatya
Bloomfileld, Leonard. (1973). Language, George Allen & Unwin Ltd. London.
Pustaka Utama.
Penerbit PT Gramedia.
press.
C.V. Karyono.
IKIP.
Angkasa.
Nama : Hamdin
Umur : 56 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 70 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Berdagang
Umur : 74 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Umur : 60 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Berdagang
Nama : Syahrul
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Syahlan
Umur : 70 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta