Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EKONOMI PARIWISATA
SOTO AYAM LAMONGAN

DOSEN PENGAMPU:

Caria Ningsih, S.E., M.Si., Ph.D

Disusun oleh

Haris Muktafin 1907801

PROGRAM STUDI DI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
PRA KATA

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini
kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Soto Ayam Lamongan.
Adapun makalah Soto Ayam Lamongan ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar. Akhirnya
penyusun mengharapkan manfaat dari makalah Ekonomi Pariwisata tentang Soto Ayam
Lamongan, sehingga dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Bandung, 16 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

pra kata...............................................................................................................................i
daftar tabel........................................................................................................................iii
daftar gambar....................................................................................................................iv
bab 1. pendahuluan...........................................................................................................1
1.1 Profil Produk.............................................................................................................1
1.2 Sejarah dan budaya..................................................................................................1
1.3 Standar Resep Pembuatan.......................................................................................1
bab 2. analisis produk........................................................................................................3
2.1 model dan kurva permintaan...................................................................................3
2.2 model dan kurva penawaran....................................................................................4
2.3 keseimbangan pasar.................................................................................................4
2.4 nilai elastisitas..........................................................................................................5
2.5 konsep produksi.......................................................................................................6
2.6 analisis pasar............................................................................................................9
bab 3. kesimpulan............................................................................................................10
daftar pustaka..................................................................................................................11

daftar tabe
Tabel 1. Data Permintaan dan Penawaran Penjualan Lontong Kari...................................3
Tabel 2. Data Komponen Biaya Tetap................................................................................7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Permintaan Penjualan Lontong kari.......................................................4
Gambar 2. Kurva Penawaran Penjualan Lontong Kari........................................................4
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Profil Produk


Soto Lamongan adalah sajian makanan soto ayam yang khas dari Lamongan, Jawa Timur.
Soto yang satu ini sangat khas dan berbeda dengan soto lainnya, baik dari segi penyajian maupun
rasanya. Soto Lamongan merupakan salah satu makanan tradisional dari Lamongan yang sangat
terkenal kelezatannya. Tidak hanya di daerahnya sendiri, namun juga merupakan masakan yang
sangat terkenal di indonesia.
Soto Lamongan ini sedikit berbeda dengan soto lainnya. Salah satu ciri khas dari Soto
Lamongan ini terletak pada serbuk krupuk udangnya yang sering disebut Poya. Apabila serbuk
Poya tersebut di campurkan dengan kuahnya maka akan menghasilkan rasa gurih yang khas pada
Soto Lamongan ini. selain rasanya nikmat, aroma Soto Lamongan ini juga sangat menggugah
selera.
Proses pembuatan Soto Lamongan ini hampir sama dengan soto pada umumnya. Namun
daging ayam yang digunakan adalah daging ayam kampung pilihan, sehingga menghasilkan rasa
ayam yang gurih dan empuk. Untuk kuah dari Soto Lamongan ini dibuat dari bumbu khusus
dengan aneka rempah yang membuat rasa kuahnya sangat kuat. Selain itu kuahnya juga
menggunakan kaldu ayam asli sebagai penyedap rasa.
Dalam penyajiannya, Soto Lamongan ini disajikan dengan nasi dan bahan tambahan lainnya
seperti suwiran daging ayam, irisan kol, tomat, daun bawang, mie bihun dan irisan telur ayam
dalam satu mangkuk. Kemudian di siram dengan kuah soto dan ditamburkan Poya dan bawang
goreng. Selain itu ada juga yang menambahkan seperti ceker ayam, kulit ayam, sayap ayam dan
kentang goreng sebagai pelengkap. Untuk penambah rasa Soto Lamongan ini bisa di tambahkan
seperti sambal, jeruk nipis dan kecap.
Soto Lamongan memiliki cita rasa yang gurih dan kuah yang bening dengan rasa ayam yang
sangat terasa sehingga menjadi keistimewaan tersendiri pada Soto Lamongan ini. Tidak lupa
juga campuran serbuk Poya yang menjadikan Soto Lamongan ini semakin terasa kelezatannya.
Selain itu didukung dengan isi soto seperti suwiran daging ayam, daun bawang, telur dan bahan
lainnya membuat Soto Lamongan ini sangat kaya akan rasa.
Lontong kari memiliki aroma daging yang berbalut rempah sehingga sangat menggugah
selera makan. Pada Lontong kari, daging yang disajikan lembut dengan potongan lontong
didalamnya serta siraman kuah kari yang gurih, ditambah dengan telur rebus, kedelai goreng,
dan bawang goreng.
1.2 Sejarah dan budaya
Lamongan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak
wisata kuliner, salah satunya adalah Soto Lamongan. Soto Lamongan ini merupakan makanan
tradisonal khas Lamongan yang memiliki keunikan dibandingkan dengan soto lainnya yaitu
terletak pada serbuk krupuk udang yang sering disebut poya. Dengan campuran poya tersebut,
semakin menambah kenikmatan rasa yang mengunggah selera para pecinta kuliner. Sehingga
Soto Lamongan ini sangat terkenal dan menjadi icon kota Lamongan. Soto Lamongan ini sudah
menyebar di berbagai tempat di Indonesia.

1
Menurut Dennys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya mengungkapkan
bahwa, Soto adalah makanan cina bernama caudo yang pertama kali dipopulerkan di Semarang.
Lambat laun istilah caudo berubah menjadi Soto. Sedangkan, dalam logat Makassar berubah
menjadi Coto dan orang Pengkalongan menyebutnya Tauto bahkan di berbagai daerah
menyebutnya Sauto. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Ary Budiyanto dan Intan Kusuma
Wardhani dengan judul Menyantap Soto Melacak Jao To menemukan bahwa soto berasal dari
makanan China dalam dialek Hokkian yang bernama cau do. Arti dari cau do sendiri adalah
rerumputan jeroan atau jeroan berempah. Menurut Antropolog dari Universitas Gadjah Mada,
Dr. Lono Simatupang mengemukakan bahwa Soto merupakan campuran dari berbagai macam
tradisi. Di dalamnya terdapat pengaruh lokal dan budaya lain. mi atau soun misalnya berasal dari
tradisi Cina karena hanya Cina yang memiliki teknologi membuat mi atau soun. Ada pula yang
mengungkapkan bahwa kemungkinan soto juga mendapat pengaruh oleh bangsa India misalnya
penggunaan kunyit dalam pembuatan soto seperti pembuatan kari dari India.
Konon orang Cina memiliki aturan dalam makan, seperti larangan memakan daging kerbau,
dan menyisahkan makan terutama nasi. Selain itu, di wilayah Kudus dan sekitarnya memiliki
larangan untuk memakan daging sapi karena pengaruh budaya Hindu. Dalam budaya tersebut
menganggap bahwa sapi adalah hewan suci. Warisan Hindu di Indonesia disimbolkan dengan
pilihan daging ayam dan kerbau. Oleh karena itu, soto terkenal dengan campuran daging ayam.
Selain itu juga penyajian nasi yang dicampur atau dipisah sesuai selera. Masyarakat Jawa sendiri
selalu menyajikan nasi sebagai makanan pokok dan mencampurnya dengan soto dengan
menambahkan serbuk koya. Serbuk koya tersebut merupakan budaya kuliner Tionghoa
peranakan yang banyak mendiami berbagai daerah di Indonesia, termasuk juga daerah
Lamongan.
Dalam proses penyebaran soto di berbagai daerah dipengaruhi oleh penyebaran manusia dan
melalui proses industri yang diikuti oleh upaya lokalitas.
Soto Lamongan adalah makanan khas dari kota Lamongan, Jawa Timur. Soto Lamongan
sangat istimewa dibanding dengan soto daerah lain, dikenal dengan kuah kuning yang gurih.
Citarasa tersebut diperoleh dari bubuk koya yang terbuat dari kerupuk udang dan bawang putih
goreng yang ditumbuk halus hingga menjadi bubuk. Bisa juga dengan menambahkan taburan
selendri cincang. Ciri utama dari Soto Lamongan juga tidak jauh berbeda dengan soto dari
daerah lain yaitu menggunakan kunyit sehingga soto disebut dengan makanan kuah kuning
namun Soto Lamongan memiliki kuah dengan menambahkan kaldu gurih dari daging ayam, baik
ayam negeri maupun ayam kampung. Selain daging ayam yang disuir-suir, isi dalam mangkuk
Soto Lamongan meliputi irisan kol, irisan tomat, irisan telor rebus, dan soun yang sudah direbus.
Soun lebih dikenal dengan bihun. Soto Lamongan juga tidak hanya menggunakan bagian daging
saja, namun juga bagian kulit, cakar ayam, dan sayap ayam. Selain itu juga bisa memesan bagian
punggung dan rongkong.
1.3 Standar Resep Pembuatan
Resep Soto Lamongan
Bahan – bahan :
• 1 ekor ayam kampung segar ukuran sedang

2
• 3 batang serai yang dimemarkan
• 5 lembar daun salam
• 3 batang daun bawang segar. Cuci bersih kemudian potong sepanjang kurang lebih 1 sampai
1,5 cm
• 1 ruas jari orang dewasa lengkuas yang dimemarkan
• 5 lembar daun jeruk
• 1 sdm gula pasir
• 2 1/2 sdm garam
• 3,5 liter air bersih secukupnya
• Minyak secukupnya untuk menumis bumbu halus

Bumbu yang dihaluskan :


• 10 siung bawang putih ukuran biasa
• 5-8 siung bawang merah
• 4 butir kemiri
• 3 ruas jari orang dewasa kunyit yang sudah dibakar
• 1 sdt ketumbar
• 2 ruas jari orang dewasa jahe
• 1 sdt merica
Bahan pelengkap Soto :
• 6 pcs telur ayam rebus yang sudah dibelah
• 150-200 gram soun yang sudah direndam dengan air panas
• Daun seledri segar yang sudah dirajang secukupnya sesuai selera.
• 250 gram kecambah yang sudah direbus
• Kol yang sudah dirajang secukupnya sesuai selera.
• Jeruk segar untuk diperas airnya nanti secukupnya sesuai selera.
• Bawang merah goreng secukupnya.

Proses Pembuatan Koya


Bahan

3
• 8 buah kerupuk udang yang sudah digoreng
• 6 siung bawang putih ukuran sedang

Langkah – langkah
1. Pertama goreng kerupuk udang dan bawang putihnya.
2. Tumbuk atau haluskan semua bahan tadi sampai berbentuk bubuk.

Proses Pembuatan Sambal Soto


Bahan
• 100 gram cabai rawit
• Garam secukupnya sesuai selera
• 1 siung bawang putih ukuran sedang

Langkah – langkah
1. Rebus buah cabainya.
2. Uleg cabai dengan bawang putih dan beri sedikit garam dapur lalu sajikan.

Langkah – Langkah Pembuatan Soto Lamongan


1. Ambil panci kemudian tuangkan air dan rebus daging ayam sampai mendidih.
2. Setelah mendidih buang busa yang mengambang kemudian rebus lagi sampai daging ayam
kampungnya matang.
3. Sambil menunggu matang, haluskan semua bumbu halus.
4. Siapkan wajan penggorengan dan beri minyak secukupnya.
5. Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan kemudian tumis sampai tercium harum.
6. Masukkan daun salam, batang serai, lengkuas dan daun jeruknya kemudian aduk-aduk
kembali sampai harum dan semua bahan tadi matang.
7. Cek daging ayam, kalau sudah matang masukkan bumbu halus yang sudah ditumis ke dalam
pancinya dan aduk sampai mendidih.
8. Tambahkan garam dapur dan gula pasir sesuai selera kemudian aduk kembali sampai
mendidih.
9. Biarkan mendidih beberapa saat dan tes rasa. Tambahkan gula dan garam dapur jika dirasa
kurang kemudian aduk kembali.
10. Setelah pas rasanya, tuang daun bawang dan taburkan di atasnya kemudian aduk kembali.
11. Ambil daging ayamnya kemudian potong dan suwir suwir sesuai selera.
12. Tulang dan sisa daging ayam bisa dimasukkan kembali dan dihangatkan bersama kuah soto
nya.
13. Hidangkan soto bersama koya serta sambal

4
5
BAB 2. ANALISIS PRODUK

2.1 model dan kurva permintaan


Berikut ini, merupakan tabel yang berisikan data penjualan umum terkait
permintaan dan penawaran dari penjualan lontong kari di sebuah rumah makan
bernama Lontong Kari Kebon Karet yang beralamat di Jl. Otto Iskandardinata Gg.
Kebon Karet.
Harga (P) Permintaan (Qd) Penawaran (Qs)
Rp23,000 100 80
Rp25,000 60 100

Tabel 1. Data Permintaan dan Penawaran Penjualan Lontong Kari

Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh data bahwa harga dari satu buah porsi
lontong kari yang dijual yaitu Rp23.000 dengan permintaan setiap harinya bahkan
mencapai 100 unit, dan kuantitas produk yang ditawarkan kepada pembeli
biasanya 80 unit. Jika terjadi suatu hal seperti kenaikan harga bahan baku, maka
harga satu porsi dinaikkan menjadi Rp25.000 dan permintaan per harinya pun
menurun menjadi 60 unit, sedangkan sebagai produsen menawarkan produk
kepada konsumen meningkat dan mencapai 100 unit.
Dari data tabel 1, dapat diperoleh model atau fungsi dari persamaan
permintaan (demand), sebagai berikut :
P1 = Rp23.000 Q1= 100
P2 = Rp25.000 Q2= 60

P−P1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q 2−Q 1

P−23.000 Q−100
=
25.000−23.000 60−100
p−23.000 Q−100
=
2.000 −40
(P-23.000)(-40) = (Q-100)(2.000)
-40P + 920.000 = 2.000Q – 200.000
2.000Q = -40P + 920.000 + 200.000
2.000Q = -40P + 1.120.000
−40 P+1.120 .000
Q=
2.000
Q = -0,02 + 560
Model atau Fungsi Permintaannya Qd = -0,02P + 560 atau Qd = 560 – 0,02P

6
7

23.000

25.000

P
60
100
Gambar 1. Kurva Permintaan Penjualan Lontong kari

Q
2.2 model dan kurva penawaran
Berdasarkan data pada tabel 1, dapat diperoleh data untuk menentukan
model atau fungsi dari penawaran penjualan lontong kari, sebagai berikut :
P1= Rp23.000 Q1= 80
P2= Rp25.000 Q2= 100
P−P1 Q−Q 1
=
P 2−P1 Q 2−Q 1

P−23.000 Q−80
=
25.000−23.000 100−80

P−23.000 Q−80
=
2.000 20
(P-23.000)(20) = (Q-80)(2.000)
20P – 460.000 = 2.000Q – 160.000
2.000Q = 20P – 460.000 + 160.000
2.000Q = 20P – 300.000
20 P−300.000
Q=
2.000
Q = 0,01P – 150
Model atau Fungsi Penawarannya, Qs = 0,01P-150 atau Qs = -150 + 0,01P
23.0
25.0
00
00

P
0
8
10
0

Gambar 2. Kurva Penawaran Penjualan Lontong Kari


Q

2.3 keseimbangan pasar


Harga dan Kuantitas barang yang akan diperoleh jika terjadi keseimbangan
pasar yaitu :
8

Qd = -0,02P + 560
Qs = 0,01P - 150
Qd = Qs
-0,02P + 560 = 0,01P – 150
560 + 150 = 0,01P + 0,02P
710 = 0,03P
710
P=
0,03
P = 23.666,67
Q = -0,02P + 560
= -0,02(23.666,67) + 560
-473,3 + 560
86,7
Atau
Q = 0,01P – 150
= 0,01(23.666,67) – 150
236,67 – 150
86,7
Maka, untuk mencapai keseimbangan pasar pada penjualan lontong kari, Harga
yang diperoleh yaitu Rp23.666,67 dan kuantitas barangnya 86,7 atau dapat
dibulatkan menjadi 87 unit.

2.4 nilai elastisitas


 Elastisitas Permintaan
ΔQ P
Ed= ×
ΔP Q
Lontong kari yang dijual pada saat hari raya atau kenaikan harga bahan
baku yaitu Rp25.000 dan jumlah permintaannya adalah 60. Pada saat harga
kembali normal dan diturunkan kembali menjadi Rp23.000 dan jumlah
permintaannya adalah 100. Berikut ini perhitungan elastisitas permintaannya :
100−60 25.000
Ed= ×
23.000−25.000 60

40 25.000
Ed= ×
−2.000 60

40
Ed= × 416,7
−2.000

Ed = 8,33 (Ed > 1)


Permintaan Elastis

 Elastisitas Penawaran
9

ΔQ P
Ed= ×
ΔP Q
Lontong kari mula-mula dijual dengan harga Rp23.000 dan jumlah
penawarannya adalah 80. Lalu, terjadi kenaikan harga bahan baku sehingga harga
satu porsi lontong kari dinaikkan menjadi Rp25.000 dengan jumlah penawarannya
yaitu 100. Berikut ini merupakan perhitungan elastisitas penawarannya :
25.000−23.000 23.000
Es= ×
100−80 80

2.000 23.000
Es= ×
20 80

Es=100× 287,5

Es = 28.750 (Es > 1)


Penawaran Elastis

 Elastisitas silang
Apabila permintaan beras perbulan 5 kg pada saat harga lontong kari satu
porsi Rp23.000. Maka pada saat harga satu porsi lontong kari Rp25.000,
permintaan beras turun menjadi 2 kg per bulan.
Δ Qx Py
Exy= ×
Δ Py Qx

2−5 23.000
Exy= ×
25.000−23.000 5

−3 23.000
Exy= ×
2.000 5
−69.000
Exy=
10.000
Exy = -6,9 (Exy < 0)
Beras dan Lontong Kari merupakan barang komplementer

2.5 konsep produksi


 Biaya Tetap (Fix Cost)
Biaya Tetap merupakan biaya yang secara total tidak berubah saat
aktivitas bisnis. Yang masuk dalam kelompok biaya ini yaitu bangunan,
mesin, kendaraan, dan biaya aktiva lainnya. Biaya ini tidak dipengaruhi
oleh volume penjualan. [ CITATION Dan16 \l 1057 ]
Berikut ini merupakan perhitungan jumlah biaya tetap pada
terhadap penjualan lontong kari :
10

Komponen Biaya Tetap Harga Perkiraan Lama Pemakaian


Etalase Rp1,200,000 8 Tahun
Pisau Rp67,000 4 Tahun
Wadah Rp90,000 4 Tahun
Panci Rp100,000 3.5 Tahun
Baskom Rp110,000 4 Tahun
Wajan Rp128,000 3 Tahun
Spatula Rp59,000 4 Tahun
Kompor dan Tabung Gas Rp232,000 4 Tahun
Piring Rp114,000 3 Tahun
Sendok Rp90,000 3 Tahun
Garpu Rp75,000 3 Tahun
Meja Rp300,000 5 Tahun
Kursi Rp200,000 5 Tahun
Nampan Rp58,000 3 Tahun
Serbet Rp33,000 2.5 Tahun
Gaji Karyawan Rp2,400,000 1 Bulan
Sewa Gedung Rp12,000,000 1 Tahun

Tabel 2. Data Komponen Biaya Tetap

Perhitungan Biaya Tetap 1 Bulan :


1. Etalase : 1.200.000 : 8 Tahun = 150.000
: 150.000 : 12 = Rp12.500,00
2. Pisau : 67.000 : 4 Tahun = 16.750
: 16.750 : 12 = Rp1.395,00
3. Wadah : 90.000 : 4 Tahun = 22.500
: 22.500 : 12 = Rp1.875,00
4. Panci : 100.000 : 3,5 Tahun = 28.572
: 28.572 : 12 = Rp2.381,00
5. Baskom : 110.000 : 4 Tahun = 27.500
: 27.500 : 12 = Rp2.292,00
6. Wajan : 128.000 : 3 Tahun = 42.666
: 42.666 : 12 = Rp3.555,00
7. Spatula : 59.000 : 4 Tahun = 14.750
: 14.750 : 12 = Rp1.229,00
8. Kompor dan Gas : 232.000 : 4 Tahun = 58.000
: 58.000 : 12 = Rp4.833,00
9. Piring : 114.000 : 3 Tahun = 38.000
: 38.000 : 12 = Rp3.166,00
10. Sendok : 90.000 : 3 Tahun = 30.000
: 30.000 : 12 = Rp2.500,00
11. Garpu : 75. 000 : 3 Tahun = 25.000
: 25.000 : 12 = Rp2.083,00
11

12. Meja : 300.000 : 5 Tahun = 60.000


: 60.000 : 12 = Rp5.000,00
13. Kursi : 200.000 : 5 Tahun = 40.000
: 40.000 : 12 = Rp3.333,00
14. Nampan : 58.000 : 3 tahun = 19.333
: 19.333 : 12 = Rp1.611,00
15. Serbet : 33.000 : 2,5 Tahun = 13.200
: 13.200 : 12 = Rp1.100,00
16. Gaji Karyawan : Rp2.400.000,00
17. Sewa Gedung : 12.000.000 : 1 Tahun = 12.000.000
: 12.000.000 : 12 = Rp1.000.000,00
Total Biaya Tetap Per 1 bulan yaitu : Rp3.448.853,00

 Biaya Variabel
Biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap
peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap
penurunan aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung,
biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas
yang menimbulkan biaya. [ CITATION Dan16 \l 1057 ]
Berikut ini merupakan perhitungan biaya variabel terhadap pemjualan
lontong kari per 1 bulan :
1. Ayam kampung : Rp50.000 x 30 = Rp1.500.000
2. Jintan : Rp6.500 x 30 = Rp195.000
3. Santan Kelapa : Rp8.000 x 30 = Rp240.000
4. Garam : Rp1.500 x 30 = Rp 45.000
5. Serai : Rp1.500 x 30 = Rp45.000
6. Ketumbar : Rp2.500 x 30 = Rp75.000
7. Kayu Manis : Rp5.500 x 30 = Rp165.000
8. Minyak Goreng : Rp15.000 x 30 = Rp450.000
9. Kunyit : Rp1.000 x 30 = Rp30.000
10. Kemiri : Rp2.000 x 30 = Rp60.000
11. Jahe : Rp1.000 x 30 = Rp30.000
12. Cabai Merah : Rp8.000 x 30 = Rp240.000
13. Bawang Putih : Rp8.500 x 30 = Rp255.000
14. Bawang Merah : Rp9.000 x 30 = Rp270.000
15. Biaya Air dan Listrik : Rp15.000 x 30 = Rp450.000
Total Biaya Variabel per 1 bulan : Rp4.050.000,00

 Profit
Omzet per bulan :
100 porsi x Rp23.000 = Rp2.300.000
12

2.300.000 x 30 = Rp69.000.000

Profit/Keuntungan per bulan :


Total Pendapatan – Biaya Operasional
Rp69.000.000 – Rp7.498.853 = Rp61.501.147

 Pengeluaran
Total Biaya Operasional = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel
Total Biaya Operasional : Rp3.448.853 + Rp4.050.000 = Rp7.498.853

2.6 analisis pasar


Pada penjualan lontong kari ini termasuk kedalam pasar persaingan
sempurna. Pengertian dari pasar persaingan sempurna itu sendiri yaitu suatu pasar
di mana jumlah penjual dan pembeli (konsumen) sangat banyak dan produk atau
barang yang ditawarkan atau dijual sejenis atau serupa. Pasar persaingan
sempurna merupakan pasar di mana penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi harga sehingga harga di pasar benar-benar merupakan hasil
kesepakatan dan interaksi antara penawaran dan permintaan. [ CITATION Din20 \l
1057 ]
Ciri dari pasar persaingan sempurna salah satunya adalah bersifat
homogen serta sebagai price taker (pengikut harga). Dalam pasar persaingan
sempurna, para produsen biasanya mengikuti harga barang yang sejenis dan
umum di pasaran, agar harga yang dibuat tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah
dari yang biasanya diperjualbelikan di pasaran.
Memang makanan lontong kari ini umumnya dijual dengan harga
Rp10.000 satu porsi, namun lontong kari yang dijual di Kebon Karet ini jenisnya
merupakan bisnis rumah makan, dan pada bisnis rumah makan tentu biaya yang
dikeluarkan meliputi biaya sewa gedung dan gaji karyawan yang relatif cukup
mahal. Oleh karena itu, harga satu porsi lontong kari di Kebon Karet ini dapat
mencapai harga Rp23.000 satu porsinya dalam keadaan normal. Hal tersebut
sangat wajar dan masih termasuk kedalam ciri price taker karena harga satu porsi
makanan di rumah makan memang rata-ratanya di rentang harga Rp20.000, serta
para konsumen yang membelinya pun tidak kaget dan menganggap hal ini wajar.
Bahkan di rumah makan lontong kari Kebon Karet ini pun dikenal selalu penuh
setiap harinya, permintaan dalam satu hari dapat mencapai 100 unit. Hal ini
menandakan bahwa terdapat kesepakatan harga diantara produsen dan konsumen
yang merupakan salah satu ciri dari pasar persaingan sempurna.
BAB 3. KESIMPULAN

Bisnis makanan merupakan bisnis yang sangat menjanjikan serta


menguntungkan karena makan merupakan kebutuhan semua manusia, terutama
makanan pokok atau main course. Salah satunya merupakan bisnis makanan
lontong kari seperti rumah makan Lontong Kari Kebon Karet.
Berdasarkan analisis dan pemahaman saya, Lontong Kari Kebon Karet ini
memiliki permintaan yang cukup tinggi setiap harinya bahkan mencapai 100 unit
karena kunci utamanya terletak pada cita rasa yang berbeda pada lontong kari ini,
rasanya enak dan bahkan disajikan sangat komplit setiap satu porsinya. Menguasai
resep masakan dan pengetahuan bahan makanan sangat diperlukan untuk
membuat cita rasa yang lezat dan cocok di lidah banyak orang. Hal ini sangat
mepengaruhi kualitas dari produk yang dijual.
Dengan pengeluaran untuk membeli bahan baku yang relatif sama seperti
penjual lontong kari lainnya, tetapi terdapat nilai tambah untuk cita rasa yang
lebih enak dan penambahan porsi yang lebih banyak dibandingkan porsi lontong
kari lainnya. Bila cita rasanya telah disukai oleh banyak orang, maka pelanggan
pun akan terus berdatangan dan bahkan akan sampai ada yang berlangganan. Dan
juga biaya pengeluaran dari rumah makan ini relatif sedikit dan mendapatkan
biaya sewa gedung kurang lebih Rp.1.000.000 per bulan, dan bila biaya sewa
gedung lebih mahal pun, profit yang didapatkan tidak akan terlalu jauh berbeda
dan tetap memiliki profit yang tinggi.

13
DAFTAR PUSTAKA

(t.thn.).

Analia, D. (2020, Januari 6). Pengertian dan Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna. Diambil
kembali dari Jurnal.id: https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-ciri-ciri-
pasar-persaingan-sempurna/

Ardee. (2020, April 15). Lontong Kari, Sarapan Gurih dari Parahyangan. Diambil kembali
dari Indonesiakaya: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-
indonesia/detail/lontong-kari-sarapan-gurih-dari-parahyangan

Dekirty, X. (2019, Juni 28). Resep Lontong Kari Ayam Bandung yang Dapat Menggugah
Selera. Diambil kembali dari IDNTimes:
https://www.idntimes.com/food/recipe/xehi-dekirty/resep-lontong-kari-ayam-
bandung-exp-c1c2/3

Hambali, M. (2014, Juli 25). Asal Usul Lontong Kari. Diambil kembali dari NyonyaMelly:
https://www.nyonyamelly.com/blogs/news/14931793-asal-usul-lontong-kari

Hidayat, D. L. (2016). PENGARUH BIAYA PRODUKSI PENJUALAN TERHADAP


PROFIBILITAS. Repository Widyatama, 12.

14

Anda mungkin juga menyukai