Anda di halaman 1dari 104

ANALISIS CAMPUR KODE

PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN


DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA
(AKPAR) MEDAN

TESIS

Oleh

BOONI TAUHID
067009003/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
ANALISIS CAMPUR KODE
PADA MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN
DAN MANAJEMEN PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA
(AKPAR) MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora


dalam Program Studi Linguistik Pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara

Oleh

BOONI TAUHID
067009003/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Telah diuji pada
Tanggal 29 Agustus 2008

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Robert Sibarani, MS


Anggota : Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D
: Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D
: Prof. Dr. Jawasi Naibaho, M.Hum
Judul Tesis : ANALISIS CAMPUR KODE PADA
MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN
PERHOTELAN DAN MANAJEMEN
PARIWISATA AKADEMI PARIWISATA
(AKPAR) MEDAN
Nama Mahasiswa : Booni Tauhid
Nomor Pokok : 067009003
Program Studi : Linguistik

Menyetujui
Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S.) (Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.)
Ketua Anggota

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.)

Tanggal Lulus : 29 Agustus 2008

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
JUDUL TESIS

ANALISIS CAMPUR KODE PADA MAHASISWA JURUSAN


MANAJEMEN PERHOTELAN DAN MANAJEMEN PARIWISATA
AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN

THESIS TITLE

CODE MIXING ANALYSIS ON THE STUDENTS OF HOTEL


MANAGEMENT DEPARTMENT AND TOURISM DEPARTMENT
OF MEDAN TOURISM ACADEMY

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji campur kode pada mahasiswa Jurusan Manajemen

Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan. Peristiwa

campur kode timbul sehubungan dengan adanya kontak bahasa. Kajian kedua masalah

ini dilakukan dengan pendekatan sosiolinguistik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya campur kode, faktor

campur kode serta jenis campur kode yang dominan pada mahasiswa AKPAR Medan.

Data dalam penelitian ini bersumber pada data lisan melalui teknik obervasi partisipan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam peristiwa tutur pada mahasiswa

Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata

(AKPAR) Medan terjadi campur kode. Campur kode ini berupa percampuran bahasa

Indonesia dan bahasa Inggeris.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode adalah (1) identifikasi

peranan, (2) keinginan untuk menjelaskan, dan (3) kebiasaan.

Kata Kunci : Campur Kode, Identifikasi Peranan, Menjelaskan, Kebiasaan

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
ABSTRACT

This research investigates code mixing to the students of Hotel Management

Department and Tourism Management Department of Medan Tourism Academy

(AKPAR). Code mixing occurs caused by language contact. This is examined by

sociolinguistic approach.

This research is aimed to know about the happening of code mixing, the

dominant factors and kinds of code mixing to the students of AKPAR Medan as well.

The data is roated of oral language by participant observation technique.

The result of this research shows that the students’ speech of Hotel Management

Department and Tourism Management Department of Medan Tourism Academy is

found code mixing. This is in the form of code mixing between Indonesian and English

language.

Code mixing is caused by some factors, namely (1) subject (2) describing and

interpreting, and (3) daily routine.

Key Word : Code Mixing, Subject, Interpreting, Daily Routine

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat

kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini. Adapun Tesis ini

berjudul : “Analisis Campur Kode pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan Dan

Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan”.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri penulis, Institusi

AKPAR Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, serta menjadi

masukan bagi perkembangan bahasa di Indonesia.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa Tesis ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu saran dan masukan yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan

tulisan ini. Akhirnya penulis berharap agar tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Terimakasih.

Medan, Agustus 2008

Penulis

BOONI TAUHID

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih, karena

berkat rahmat-Nyalah tesis ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar

Magister Humaniora pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

Disadari bahwa penulis masih memiliki keterbatasan kemampuan dan

pengalaman sehingga menemukan kendala dalam menyelesaikan tesis ini, namun hal itu

dapat teratasi dikarenakan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini, sudah sepantasnyalah disampaikan ucapan terima kasih yang

setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada :

Para Pembimbing, Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S. dan Ibu Prof. T.

Silvana Sinar, M.A., Ph.D., yang telah banyak meluangkan waktu di sela-sela

kesibukan tugas sehari-hari dengan memberikan pemikiran yang sangat berguna kepada

penulis dialam menyelesaikan tesis ini.

Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H,

Sp.A(K), ; Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. ; Ketua

Program Studi Linguistik SPs USU Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D ; Sekretaris

Program Studi Linguistik SPs USU Drs. Umar Mono, M.Hum ; Direktur AKPAR

Medan Drs. Renalmon Hutahaean, MM atas kesempatan yang telah diberikan kepada

penulis untuk mengikuti studi Program Magister (S2) di USU.

Istri tercinta Dra. Hevy Anna Lubis serta Ananda tersayang Rifki Akmal yang

senantiasa memberikan semangat, mengiringi langkah penulis dengan do’a restu, serta

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
cinta kasih yang tiada batas sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan di Sekolah

Pascasarjana USU.

Para Dosen Sekolah Pascasarjana Program Studi Lingusitik USU yang telah

mendedikasikan ilmu serta wawasan pengetahuan yang penulis dapatkan selama

perkuliahan.

Prof. Amrin Saragih, M.A. Ph.D. dan Prof. Dr. Jawasi Naibaho sebagai penguji

sidang meja hijau

Para staf Administrasi Program Studi Linguistik SPs USU, khususnya Bapak

Rabullah, SH. Yang sangat banyak membantu penulis, Putri, Mbak Nila, dan Kak Kar.

Teman-teman seangkatan dan seperjuangan pada Program Studi Lingusitik USU

yang sama-sama saling mendengar keluh kesah, berbagi suka dan duka, canda serta

pengalaman di saat-saat kuliah.

Rekan-rekan sesama Pembantu Direktur di Akademi Pariwisata Medan yakni,

Pembantu Direktur I Drs. Kosmas Harefa, ; Pembantu Direktur II Drs. Edison Sinurat,

M.AP

Para kolega di Bagian Adm Kemahasiswaan AKPAR Medan, Rahmat

Darmawan, Faridah Yusfianti, Femmy Indriani, Abdul Kadir Ritonga, Handoko, Donna

Adelaide yang telah banyak memberikan inspirasi selama penulisan tesis ini. Seluruh

rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tidak akan pernah dapat membalas semua kebaikan

yang telah penulis dapatkan, mudah-mudahan segala bantuan, perhatian dan dorongan

tersebut mendapat balasan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata penulis

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
berharap kiranya tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Terima Kasih.

Medan, Agustus 2008


Penulis,

BOONI TAUHID

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
RIWAYAT HIDUP

NAMA : BOONI TAUHID

NIM : 067009003

ALAMAT : KOMP. VILLA PALEM KENCANA


JL. BINJAI KM. 12 BLOK T NO.6
MEDAN

NO TELP ; HANDPHONE : 8443358 - 08126546369

PROGRAM STUDI : LINGUSITIK

TEMPAT/ TGL LAHIR : MEDAN, 23 APRIL 1968

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

PENDIDIKAN : SARJANA PEND. BAHASA INGGERIS


IKIP NEGERI MEDAN

NAMA ISTRI : DRA. HEVY ANNA LUBIS

NAMA ANAK : RIFKI AKMAL

E-MAIL : booni_akpar@yahoo.com

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ........................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………............. 1


1.1 Latar Belakang …………………………………………......... 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………..…. 7
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………. 7
1.4 Landasan Teori …………………………………………….... 8
1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………….. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….. 10


2.1 Bahasa dalam Konteks Sosial ……………………………….. 13
2.2 Kontak Bahasa dan Kedwibahasaan ……………………….... 16
2.2.1 Kontak Bahasa ………………………………………….. 16
2.2.2 Kedwibahasaan ………………………………………….. 16
2.3 Sikap Bahasa ………………………………………………… 19
2.4 Pemilihan Bahasa dan Wujudnya …………………………… 20
2.4.1 Pemilihan Bahasa ………………………………………... 20
2.4.2 Wujud Pemilihan Bahasa ………………………………... 21
2.5 Alih Kode ……………………………………………............ 22

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
2.6 Campur Kode ……………………………………………….. 25

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………..… 30


3.1 Pendekatan Penelitian……………………………………….… 30
3.2 Data dan Sumber Data………………………………………… 32
3.3 Situasi Sosial………………………………………………….. 33
3.3.1 Tempat………………………………………………… 33
3.3.2 Pelaku………………………………………….............. 34
3.3.3 Aktivitas……………………………………………….. 36
3.4 Prosedur Data………………………………………………… 36
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data …………………………….. 36
3.4.2 Teknik Pengolahan Data …..………………………….. 37
3.5 Analisis Data………………………………………………….. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 40


4.1 Hasil penelitian………………………………………………... 40
4.1.1 Campur Kode Kedalam (Inner-Code Mixing) dan Campur 40
Kode Keluar (Outer-Code Mixing) ....................................
4.1.2 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Identifikasi
Peranan................................................................................ 41
4.1.3 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Keinginan
Menjelaskan dan Menafsirkan............................................ 44
4.1.4 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Kebiasaan............. 46
4.2 Pembahasan................................................................................. 52
4.2.1 Pemerolehan data campur kode pada program studi
MTH.................................................................................... 52
4.2.2 Pemerolehan data campur kode pada program studi
MTB.................................................................................... 56
4.2.3 Pemerolehan data campur kode pada program studi
MDK................................................................................... 59

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
4.2.4 Pemerolehan data campur kode pada program studi
MUP................................................................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 66


5.1 Kesimpulan…………………………………………………... 66
5.2 Saran………………………………………………………….. 67

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 69

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
DAFTAR TABEL

NO Judul hal
1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Divisi Kamar 35
........................
2 Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Hidangan 35
......................
3 Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Boga ............................. 35
4 Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan ................. 36
5 Campur kode karena faktor Identifikasi Peranan (IP) ..................................... 43
6 Campur kode karena faktor Menjelaskan dan Menafsirkan (M) .................... 45
7 Campur kode karena faktor Kebiasaan (K) ..................................................... 47
8 Faktor Campur Kode Yang Paling Dominan .................................................. 48
9 Jumlah Campur Kode ...................................................................................... 49
10 Frekuensi Jenis Campur Kode 51
.........................................................................
11 Frekuensi Dominan Jenis Campur Kode ......................................................... 52
12 Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTH .............................. 55
13 Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTB ............................. 58
14 Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MDK ............................. 61
15 Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MUP .............................. 64
16 Jumlah peristiwa tutur campur kode ............................................................... 65

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
DAFTAR LAMPIRAN
NO Judul hal
1. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTH ....................................... 72
2. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTB ....................................... 73
3. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MDK ....................................... 74
4. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MUP ....................................... 75
5. IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MTH ...................................... 76
6. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTB ....................................... 77
7. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MDK ....................................... 78
8. PEMEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MUP ....................................... 79
9. PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTH) 80
......................
10. PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTB) ...................... 81
11. PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MDK) ..................... 82
12. PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MUP) ...................... 83
13. GAMBAR DAN ARTI LOGO AKADEMI PARIWISATA (AKPAR)
MEDAN .......................................................................................................... 84

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

“.....” : Kutipan

IP : Identifikasi peranan

M : Menjelaskan dan Menafsirkan

K : Kebiasaan

AKPAR : Akademi Pariwisata

AK : Alih Kode

CK : Campur Kode

L : Leksikal

F : Frasa

K : Klausa atau kalimat

MTH : Manajemen Tata Hidangan

MTB : Manajemen Tata Boga

MDK : Manajemen Divisi Kamar

MUP : Manajemen Usaha Perjalanan

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat

menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih

menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah

pembinaan bahasa.

Dalam kehidupan sehari-hari mulai dari interaksi intrapersonal, maupun yang

meluas pada kehidupan berbangsa dan bertanah air, bahasa memegang peran utama.

Peran tersebut meliputi bagaimana proses mulai dari tingkat individu hingga suatu

masyarakat yang luas memahami diri dan lingkungannya. Sehingga pada saat inilah

fungsi bahasa secara umum, yaitu sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan

alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, memberikan perannya.

Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk

diperbincangkan. Bagi bahasa hidup, yaitu bahasa yang masih terus digunakan dan

berkembang, persentuhannya dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan permasalahan

tersendiri. Di satu sisi, persentuhan itu menambah perkembangan bahasa itu sendiri,

namun di sisi lain justru mengancam keberadaan bahasa tersebut.

Tatanan kehidupan baru, globalisasi dan reformasi telah membawa berbagai

perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi itu memungkinkan bahasa

asing, terutama bahasa Inggeris, memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan

mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Keberadaan bahasa Indonesia akibat pengaruh budaya global terutama

pemakaian bahasa asing dalam berbagai bentuk kegiatan komunikasi, mengakibatkan

masyarakat mulai kurang menghargai bahasa nasionalnya sendiri. Kondisi seperti ini

memberikan pendidikan bahasa yang salah terhadap masyarakat, sehingga mereka akan

terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang salah dan tidak tepat. Bahasa Indonesia

adalah sebagai bagian dari jati diri bangsa. Untuk itu bahasa Indonesia harus didukung

oleh semua penggunanya dan dikembangkan terus agar dapat menjalankan fungsinya

sebagai bahasa nasional.

Bahasa Indonesia harus tetap mampu memperkokoh jati diri dan kepribadian

bangsa. Walaupun pada sisi yang lain, sebagai bagian dari masyarakat global, bahasa

Indonesia juga harus bersikap lentur dan luwes dalam menerima pengaruh dan

perubahan peradaban.

Fenomena kebahasaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia adalah anggapan

bahwa kalau berbahasa diselingi dengan bahasa asing akan menimbulkan rasa kagum

dari para pendengarnya. Kelihatannya kalau berbicara tidak diselingi oleh kalimat atau

kata dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggeris, pembicara khawatir dianggap tidak

termasuk kaum intelektual atau tidak internasional.

Oleh karena itu, penggarapan dan penanggulangan permasalahan yang timbul

dari masalah bahasa memerlukan usaha yang nyata. Salah satu contoh masalah yang

perlu mendapat perhatian adalah fenomena alternasi bahasa, yaitu suatu keadaan dimana

seorang penutur menggunakan dua bahasa atau lebih dalam tuturannya. Thaha (1985 :6)

mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana perekat yang mempertalikan orang-orang

dalam sistem kemasyarakatan selain sebagai unsur pendukung kebudayaan. Sehubungan

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
dengan hal tersebut dapat disebutkan bahwa masalah bahasa adalah masalah

sosiolinguistik yang menyangkut beraneka ragam kepentingan di dalam satu wilayah.

Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada bahasa yang seragam dalam

masyarakat, tetapi memperlihatkan adanya variasi dalam penggunanaanya. Keberadaaan

variasi bahasa seperti itu merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji lebih

mendalam. Pertanyaan yang menarik adalah "Bagaimana anggota masyarakat itu

memilih bahasa atau variasi bahasa yang tersedia dalam berkomunikasi baik dengan

anggota komunitasnya maupun bukan dengan anggota komunitasnya itu ?"

Bahasa merupakan salah satu ciri khas manusia. Tidak mungkin ada manusia

yang tidak menggunakan bahasa dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Walaupun

demikian besarnya arti bahasa ini, sering juga kita tidak sadari apalagi memikirkannya.

Berebda halnya dengan beberapa orang peneliti budaya yang menemukan bahwa bahasa

sangat mendasar bagi kehidupan manusia.

Koentjaraningrat (1967) misalnya mengatakan bahwa bahasa merupakan satu

unsur vital dalam suatu kebudayaan. Suatu kebudayaan yang tinggi derajadnya

didukung oleh suatu bahasa dengan kesusasteraan yang besar, walaupun suatu bahasa

pada dasarnya cukup hanya berfungsi sebagai alat komunikasi praktis di antara sesama

penuturnya. Bahkan yang lebih menarik, Levi-Strauss (1963) menyimpulkan bahwa

bahasa dan kebudayaan merupakan produk atau hasil dari aktivitas nalar manusia.

Jika dilihat dalam lingkup regional negara kita, pentingnya fungsi bahasa dapat

dengan jelas terlihat dari kedudukan bahasa-bahasa daerahnya yang menyokong bahasa

nasionalnya itu sendiri. Kedudukan bahasa daerah dalam kehidupannya sudah pasti

sebagai dasar unsur penyumbang dalam kebudayaan nasional.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Pada saat berkomunikasi, seseorang yang menguasai dua bahasa atau lebih,

harus memilih bahasa mana yang akan digunakan ; bahasa pertama, yaitu bahasa yang

pertama-tama dikuasai sejak awal hidupnya, atau bahasa kedua, yaitu bahasa yang

dikuasainya setelah bahasa pertama, atau bahasa ketiga bahkan keempat, yaitu bahasa

yang dikuasainya setelah bahasa pertama dan kedua dan seterusnya atau bahkan

mencampurkan dua bahasa atau lebih kedalam tuturannya. Untuk lebih sederhana dapat

dikatakan bahwa pada saat berkomunikasi, seseorang yang multilingual atau sebagai

komunitas yang multi bahasa harus memilih bahasa mana yang akan digunakan ; bahasa

pertama yaitu bahasa ibu, atau bahasa kedua, yakni bahasa asing. Pergantian/peralihan

bahasa atau pencampuran bahasa itu disebut oleh para ahli sebagai alih kode atau

campur kode. Alih kode adalah penggunaan satu bahasa pada satu keperluan dan

menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain, sedangkan campur kode adalah

penggunaan suatu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan bahasa-bahasa lain

(Chaer, 1995:203).

Menurut Pateda (1987) bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang

digunakan manusia untuk mencapai tujuan. Pada saat berkomunikasi, pembicara lebih

banyak menggunakan bahasa tertentu untuk memperjelas makna yang sulit dimengerti

atau diterima lawan bicara. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat

yang bilingual dalam berkomunikasi akan membuat pemilihan bahasa dan alih kode

dalam komunitas masyarakat tersebut.

Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa wujud dari alih kode atau campur kode dapat

berupa perpindahan dari kata, frasa, klausa, atau kalimat dari bahasa yang satu kepada

bahasa yang lain (Chaer, 1995:154). Tampaknya, terdapat perbedaan antara rumusan

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
pertama dan rumusan kedua. Rumusan pertama mengandung arti bahwa alih kode

terjadi dalam tataran yang lebih besar, yaitu berupa klausa atau kalimat, sedangkan

campur kode merupakan percampuran dua bahasa atau lebih dalam tataran lebih kecil

yaitu serpihan-serpihan berupa kata atau frasa. Akan tetapi pada rumusan kedua

dijelaskan bahwa percampuran bahasa baik dalam bentuk alih kode atau campur kode

dapat berupa kata, frasa, klausa atau kalimat.

Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam etnis dapat disebut

sebagai masyarakat bilingual, dimana masyarakat tersebut disamping mampu berbahasa

daerahnya juga mampu berbahasa Indonesia atau bahkan masyarakat Indonesia juga

dapat dikategorikan sebagai masyarakat multilingual, dimana mampu berbahasa daerah,

mampu berbahasa Indonesia juga mampu berbicara bahasa asing tertentu, khususnya

bahasa Inggeris. Bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggeris, yang mampu dikuasai

masyarakat Indonesia dikarenakan telah dipelajari sejak jenjang pendidikan sekolah

dasar bahkan ada yang dimulai sejak pendidikan pra-sekolah dasar.

Permasalahan kontak bahasa sebagai bagian dari masalah sosiolinguistik di

dalam masyarakat yang bilingual atau multilingual seperti ini sangat sering terjadi.

Sehingga masalah campur kode kerap dilakukan sebagai akibat dari penguasaan bahasa

yang lebih dari satu tersebut.

Kajian terhadap bahasa telah banyak dilakukan oleh para pakar bahasa, baik

kajian ilmu bahasa murni maupun interdisipliner. Salah satu kajian bahasa yang bersifat

interdisiplin ilmu ini adalah sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan perpaduan antara

sosio dan linguistik, yakni dua bidang ilmu empiris yang memiliki kaitan yang sangat

erat.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Kridalaksana (1984:2) mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang

mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara para bahasawan

dengan ciri fungsi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Adapunn yang menjadi

esensi apa yang dikemukakan oleh kridalaksana adalah probabilitas munculnya

keseragaman bahasa sehingga melahirkan kajian bahasa yang melibatkan masyarakat.

Kajian bahasa yang melibatkan masyarakat bahasa khususnya mengenai ciri atau ragam

bahasa disebut linguistik.

Chaer dan Agustina (1984 : 3) mengemukakan, “sosiolinguistik adalah bidang

ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaaan

bahasa itu di dalam masyarakat”.

Bahasa Inggeris di Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan merupakan salah

satu bahasa asing yang harus dipelajari dan dikuasai disamping bahasa lain seperti

bahasa Mandarin, Perancis dan Jepang untuk dua jurusan yakni Manajemen

Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana dari dua jurusan tersebut terdapat empat

program studi yaitu : Program studi Manajemen Divisi Kamar (MDK) ; Manajemen

Tata Hidangan (MTH); Manajemen Tata Boga (MTB) dan Manajemen Usaha

Perjalanan (MUP). Sebagai masyarakat yang multilingual atau sebagai komunitas yang

multi bahasa, terlebih lagi sebagai komunitas yang berkecimpung di bidang Pariwisata

dan Perhotelan, mahasiswa tersebut secara disadari atau tidak disadari sering mengalami

gejala campur kode di dalam komunikasi, khususnya komunikasi lisan.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah disebutkan di atas, maka

penelitian ini hanya mengkhususkan kajian campur kode pada mahasiswa AKPAR

Medan. Sebagai mana dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana campur kode terjadi dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan

Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan ?

2. Faktor campur kode apakah yang paling dominan dalam situasi tutur pada

mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR

Medan ?

3. Jenis campur kode apakah yang paling dominan dalam situasi tutur pada

mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR

Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Terjadinya campur kode dalam situasi tutur pada mahasiswa jurusan Manajemen

Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan.

2. Faktor campur kode yang paling dominan dalam situasi tutur pada mahasiswa

jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan.

3. Jenis campur kode yang paling dominan dalam situasi tutur pada mahasiswa

jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
1.4 Landasan Teori

Dalam penelitian ini dibutuhkan teori-teori yang dapat dijadikan acuan atau

pedoman untuk mendukung penelitian campur kode pada Bentuk campur kode pada

mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan.

Fasold (1984) di dalam Chaer (1995 : 152) menjelaskan bahwa kalau seseorang

menggunakan satu kata atau frase satu bahasa dan dia memasukkan kata tersebut

kedalam bahasa lain yang digunakannya dalam berkomunikasi, maka dia telah

melakukan campur kode.

Menurut Chaer (1995) bahwa setiap bahasa atau ragam bahasa yang digunakan

namun masih memiliki keotonomian masing-masing dan dilakukan secara sadar dan

sengaja dengan sebab-sebab tertentu maka disebut dengan alih kode, sedangkan campur

kode adalah percampuran bahasa atau kode namun ada sebuah kode yang utama atau

dominan yang memiliki fungsi dan tingkat korespondensi yang tinggi sebagai sebuah

kode, sedangkan bahasa lain hanyalah berupa serpihan-serpihan (kata, frasa atau klausa)

saja.

Rahardi (2006 : 24-25) menyebutkan bahwa komunitas multilingual atau

multibahasa akan mengalami berbagai macam kode kebahasaan dan pergeseran

kebahasaannya dalam setiap pertuturan antarwarganya, peristiwa pergeseran kebahasaan

itu bisa terjadi di dalam aneka macam ranah (domain) dan kesempatam (chance) sebagai

akibat kompleksitas dalam pembelajaran dan pemahaman bahasa yang bersangkutan.

Peristiwa pergeseran/percampuran kode-kode kebahasaan itulah dapat terjadi

penggambaran fakta bahasa yang murni, bahasa yang berhakikat tidak berdimensi satu,

tetapi berfaset serbajamak.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Thelander (1976 : 103) dalam Kusumawati (2004 : 5) menjelaskan bahwa

apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase yang

digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases) dan

masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka

peristiwa yang terjadi adalah campur kode.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai berikut :

1. Memperkaya kajian linguistik di bidang Sosiolinguistik khususnya campur

kode.

2. Memberikan pandangan kepada penelitian mengenai pembelajaran bahasa

Indonesia dan bahasa Inggeris.

3. Bagi AKPAR Medan, kajian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk

pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa–bahasa Asing, terutama bahasa

Inggeris, di bidang Pariwisata dan Perhotelan.

4. Menjadi bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

5. Menjadi sumbangsih yang memadai bagi Pustaka dan Litbang AKPAR Medan.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia sebagai negara berkembang merupakan contoh kecil negara yang

multikultural, dimana kelompok-kelompok komunitas yang berbeda hidup

berdampingan dengan kemajemukan baik dari sisi agama, kelompok, etnik, profesi

politik maupun dari sisi golongan-golongan sosio-ekonomik yang beragam. Hal ini

mengindikasikan bahwa Negara Indonesia adalah tempat persentuhan budaya-budaya.

Karena bermacam-macam sebab, dapat terjadi pertemuan antara dua masyarakat yang

masing-masing menggunakan bahasa yang berlain-lainan.

Nababan (1984 : 32) menjelaskan suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana

orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa

(speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut

percampuran bahasa itu

Akibatnya penutur kedua bahasa itu dapat belajar unsur-unsur dari bahasa lain

yang belum dikenal sebelumnya. Kemampuan mengerti sampai dapat menggunakan

secara aktif bahasa yang lain melahirkan keadaaan yang disebut

kedwibahasaan/bilingualisme. Adapun konsep-konsep mengenai kedwibahasaan akan

penulis paparkan pada bagian berikutnya.

Penggunaan bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat pemersatu rasa

kesatuan dan persatuan bangsa. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai lambang kebanggaan nasional, jati diri bangsa, sarana pemersatu berbagai etnik

dan juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antar daerah dan antar budaya daerah.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Pengguna bahasa Indonesia sering memasukkan serpihan-serpihan bahasa asing

terutama bahasa Inggeris di dalam peristiwa tutur, sehingga dapat ditemui banyaknya

penggunaan bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa asing di bangku kuliah

atau di forum-forum resmi lainnya. Bahkan hal yang lebih memprihatinkan adalah

percampuran bahasa tersebut dapat mereduksi bahasa Indonesia. Pemertahanan bahasa

Indonesia terhadap pergeseran penggunaan bahasa asing menjadi suatu fenomena yang

sangat menarik bagi peneliti untuk dikaji.

Adalah fakta bahwa berkomunikasi dengan baik adalah menggunakan bahasa

yang dimengerti oleh penutur dan petutur tanpa adanya percampuran bahasa yang satu

dengan bahasa lain yang pada akhirnya membingungkan atau menyebabkan orang lain

tidak memahami isi pembicaraan sehingga tujuan bahasa itu akan menjadi hilang atau

tidak dipahami sama sekali.

Sinar ( 2007 : 55) menyatakan bahwa , “...the fact that language has evolved to

served human needs, as such that one needs to focus on how people use language in

order to understand it”.

Berdasarkan pendapat di atas, secara sederhana dapat dipahami bahwa bahasa

itu ada karena diperuntukkan bagi kebutuhan manusia, sehingga pengguna bahasa itu

harus benar-benar memahami bahwa penggunaan bahasa adalah agar orang lain

mengerti akan bahasa yang digunakan.

Fasold (1985 : 213) mengungkapkan bahwa pemertahanan dan pergeseran

bahasa ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Ia

merupakanhasil kolektif dari pilihan bahasa (languageChoice) .

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Selanjutnya, dikemukakan bahwa pemertahanan bahasa dan pergeseran bahasa

(language maintenance and shift) adalah,"Language shift simply means that a

community gives up a language completely in favour of another one. The members of

the community, when the shift has taken place, have collectively chosen a new language

where and old one used to be used. In language maintenance, the community

collectively decides to continue using the language in domains formerly shift is

progress. If the members of speech community are monolingual and are not collectively

acquiring another language, then they are obviously use pattern…… “’ Fasold (1985 :

213)

Berdasarkan definisi di atas, secara sederhana dapat dialih bahasakan ke dalam

bahasa Indonesia bahwa pergeseran bahasa itu terjadi manakala masyarakat pemakai

memilih suatu bahasa baru untuk mengganti bahasa sebelumnya. Dengan kata lain,

pergeseran bahasa itu terjadi karena masyarakat bahasa tertentu beralih ke bahasa lain.

Bahasa pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat

penuturnya karena selain merupakan fenomena sosial, bahasa juga merupakan fenomena

budaya.

Sibarani (1987 : 35) menyatakan bahwa, dalam kaitannya dengan kebudayaan,

bahasa juga memiliki semua karakteristik kebudayaan tersebut karena bahasa juga

merupakan milik anggota masyarakat; bahasa ditransmisikan secara sosial; bahasa

tercermin dalam ide, tindakan, dan hasil karya manusia; bahasa sebagai sarana manusia

untuk berperan, bertindak, berinteraksi, dan berfungsi dalam kehidupan masyarakat;

bahasa juga harus dipelajari; dan bahasa juga dapat membahagiakan masyarakat lewat

pesan yang disampaikan.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
2.1 Bahasa dalam Konteks Sosial

Sebagai fenomena sosial, bahasa merupakan suatu bentuk perilaku sosial yang

digunakan sebagai sarana komunikasi dengan melibatkan sekurang-kurangnya dua

orang peserta. Oleh karena itu, berbagai faktor sosial yang berlaku dalam komunikasi,

seperti hubungan peran di antara peserta komunikasi, tempat komunikasi berlangsung,

tujuan komunikasi, situasi komunikasi, status sosial, pendidikan, usia, dan jenis kelamin

peserta komunikasi, juga berpengaruh dalam penggunaan bahasa.

Sementara itu, sebagai fenomena budaya, bahasa selain merupakan salah satu

unsur budaya, juga merupakan sarana untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya

masyarakat penuturnya. Atas dasar itu, pemahaman terhadap unsur-unsur budaya suatu

masyarakat--di samping terhadap berbagai unsur sosial yang telah disebutkan di atas--

merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari suatu bahasa. Hal yang sama

berlaku pula bagi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, mempelajari bahasa Indonesia--

lebih-lebih lagi bagi para penutur asing--berarti pula mempelajari dan menghayati

perilaku dan tata nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat Indonesia.

Di dalam masyarakat atau suatu komunitas tertentu, seseorang tidak lagi

dipandang sebagai individu yang terpisah dari yang lain, tetapi merupakan anggota

kelompok sosial. Oleh sebab itu, bahasa dan pemakaiannya tidak saja diamati secara

individual, tetapi selalu dihubungkan dengan kegiatan masyarakat. Dengan kata lain,

bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual, tetapi juga merupakan gejala

sosial.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Di dalam pemakaiannya, bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor

linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor non linguistik. Faktor-faktor non linguistik yang

berpengaruh terhadap pemakaian bahasa, antara lain ialah faktor sosial dan faktor

situasional. Adanya kedua faktor ini dalam pemakaian bahasa menimbulkan variasi

bahasa, yaitu bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing

memiliki pola umum bahasa induknya.

Setiap penutur mempunyai sifat-sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh penutur

lain. Sifat-sifat khas seperti ini disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Sifat-sifat khas

yang disebabkan oleh faktor fisik, misalnya karena perbedaam bentuk atau kualitas alat-

alat tuturnya. Sifat-sifat khas karena faktor psikis biasanya disebabkan antara lain oleh

perbedaan watak dan tempramen, intelegensi dan sikap mental lainnya. Baik sifat khas

karena faktor fisik maupun karena faktor psikis mengakibatkan sifat khas pula dalam

tuturannya. Sifat khas dalam tuturn seseorang yang berbeda dengan orang lain dikenal

dengan istilah idiolek.

Berbahasa pada hakikatnya adalah berkomunikasi. Berkomunikasi berarti

menyampaikan pesan dari satu pihak kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa.

Untuk itu, agar komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif dan efisien,

dalam arti baik dan benar, penutur bahasa selain perlu memiliki pengetahuan tentang

kaidah bahasa, seperti tata bahasa, sistem bunyi, dan leksikon, juga perlu mengetahui

berbagai aspek sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat yang bahasanya dipelajari.

Troike (1982:25) menyatakan bahwa kompetensi komunikatif tidak hanya

mencakup pengetahuan tentang bahasa, tetapi juga mencakup kemampuan

menggunakan bahasa itu sesuai dengan konteks sosial budayanya. Jadi, kompetensi

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
komunikatif itu tidak hanya berisi pengetahuan tentang masalah kegramatikalan suatu

ujaran, tetapi juga berisi pengetahuan tentang patut atau tidaknya suatu ujaran itu

digunakan menurut status penutur dan pendengar, ruang dan waktu pembicaraan, derajat

keformalan, medium yang digunakan, pokok pembicaraan, dan ranah yang melingkupi

situasi pembicaraan itu.

Pandangan tersebut mengisyaratkan bahwa faktor-faktor sosial budaya yang

menjadi konteks penggunaan bahasa merupakan hal yang perlu diketahui oleh para

pembelajar bahasa agar mereka dapat berkomunikasi secara baik dan benar dalam

situasi yang sebenarnya.

Bahasa dalam konteks sosial (masyarakat / komunitas) dipelajari melalui

sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik bersifat interdisipliner

dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian tentang hubungan antara bahasa dengan

faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat tutur.

Kebutuhan akan sosiolinguistik makin terasa setelah menghadapi berbagai

masalah kebahasaan. Masalah ini timbul karena disamping studi bahasa cenderung

bersifat multidisipliner, juga karena adanya kenyataan bahwa bahasa itu selalu berubah

sejalan dengan perubahan masyarakat pemakainya.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
2.2 Kontak Bahasa dan Kedwibahasaan

2.2.1 Kontak Bahasa

Apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang

sama, maka dapat dikatakan bahwa bahasa tersebut saling kontak. Terjadinya peristiwa

saling kontak ini karena penutur mampu menguasai dua bahasa atau lebih sehingga di

dalam komunikasi dia dapat menggunakan bahasa yang diketahuinya.

Rohmana (2000:13) mengambil dari Mackey (1977:554) memberikan pengertian

kontak bahasa sebagai pengaruh bahasa yang satu kepada bahasa yang lain baik

langsung maupun tidak langsung. Ia membedakan antara kontak bahasa dan

kedwibahasaan, yaitu bahwa kontak bahasa cenderung merupakan gejala bahasa,

sedangkan kedwibahasaan lebih cenderung kepada gejala tuturan. Hal ini berarti bahwa

kedwibahasaan terjadi akibat dari kontak bahasa.

Suwito (1985:39) mengemukakan bahwa kontak bahasa terjadi dalam situasi

kontak sosial, yaitu situasi dimana seseorang belajar bahasa kedua didalam

masyarakatnya. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa kontak bahasa

menyebabkan adanya pengaruh terhadap bahasa pertama yang dimiliki dwibahasawan.

Berdasarkan pandangan di atas, jelaslah bahwa kontak bahasa meliputi segala

peristiwa persentuhan bahasa. Peristiwa ini mengakibatkan adanya kemungkinan

pergantian pemakaian bahasa oleh penutur dalam kontak sosialnya. Fenomena semacam

ini terjadi pula dalam wujud kedwibahasaan campur kode.

2.2.2 Kedwibahasaan

Sosiolinguistik pada umumnya mengkaji masyarakat dwibahasawan dan

multibahasawan. Pengertian kedwibahasaan mulai dikemukakan oleh Bloomfield

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
(1958:56) yang mengatakan bahwa kedwibahasaan ialah gejala penguasaan bahasa

kedua dengan derajat kemampuan yang sama seperti penutur asli sebagaimana

dirumuskan sebagai native-like control of two languages. Ini berarti bahwa bahwa

seorang dwibahasawan (bilingualis) adalah orang yang menguasai dua bahasa dengan

sama baiknya. Tampaknya pendapat ini terlalu berat dan banyak ahli bahasa yang

berpendapat bahwa sulit untuk menentukan sejauh mana seorang penutur dapat

menggunakan dua bahasa yang sama baiknya karena tidak ada alat yang dapat

digunakan untuk mengukurnya secara akurat. Oleh karena itu, pengertian

kedwibahasaan yang dikemukakan Bloomfield di atas, dipandang sebagai salah satu

jenis saja dari kedwibahasaan.

Berbeda dengan pendapat Bloomfield, Fishman (1972:566) mengatakan bahwa

maksud dan tujuan penggunaan dua bahasa sangat beraneka ragam dan berbeda dari

orang ke orang. Selanjutnya dikatakan bahwa pemakaian bahasa sangat bergantung pada

topik, penyimak, dan konteks. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa sangatlah tidak

realistik untuk menuntut agar kedwibahasaan selalu dibatasi sebagai penguasaan dua

bahasa secara sempurna dalam segala konteks, kondisi, dan situasi.

Suwito (1985) mengatakan bahwa istilah kedwibahasaan adalah istilah yang

pengertiannya bersifat relatif. Relativitas demikian terjadi karena batas seseorang untuk

dapat disebut dwibahasawan itu bersifat manasuka dan hampir tidak dapat ditentukan

secara pasti. Karena pandangan orang terhadap kedwibahasaan didasarkan kepada

pandangannya terhadap batas kedwibahasaan seseorang, maka pandangannya tentang

kedwibahasaan juga berbeda-beda. Dengan demikian maka pengertian tentang

kedwibahasaan selalu berkembang dan cenderung meluas.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Siregar (1998:13) mengatakan salah satu tujuan penelitian kedwibahasaan adalah

berusaha memberikan berbagai gejala sosial dan bahasa yang berasal dari penggunaan

dua bahasa atau lebih di dalam repertoar bahasa masyarakat itu.

Nababan (1984:28) merumuskan batasan kedwibahasaan (bilingualisme) sebagai

kebiasaan seseorang menggunakan dua bahasa atau lebih dalam interaksi dengan orang

lain. Kemampuan atau kesanggupan seseorang berdwibahasa disebut bilingualitas.

Orang yang berdwibahasa mencakup pengertian kebiasaan memakai dua bahasa atau

kemampuan memakai dua bahasa. Dengan demikian, konsep pemikiran tersebut

memberikan arah terhadap (1) bilingualitas dan (2) bilingualisme yang bermakna

kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam kehidupan sehari-hari dengan kemampuan

menggunakan bahasa di dalam komunitasnya.

Pada umumnya ada persamaan pendapat di antara para ahli mengenai

kedwibahasaan yaitu, bahwa dwibahasaan merupakan tempat persentuhan bahasa-

bahasa, dan pentingnya persentuhan bahasa sebagai suatu prasyarat untuk memahami

perubahan-perubahan bahasa dan variasi bahasa (Haugen, 1953 :3-4).

Kedwibahasaan juga dirumuskan sebagai mengenal dua bahasa. Seseorang

dwibahasawan tidak perlu secara aktif menggunakan kedua bahasa atau lebih, tapi

cukup kalau bisa memahami apa yang dituturkan oleh orang lain (Haugen, 1953 :7).

Sementara seseorang dwibahasawan menurut Lubis (2002 : 11) akan

menyampaikan suatu pesan lewat bahasa pada pendengarannya, ada dua faktor penentu

yang menjadi penghambat perjalanan pesan itu sebelum ia dapat diujarkan oleh

penuturnya. Pertama adalah kaidah beberapa bahasa yang dikenalnya yang berbeda satu

dari yang lain. Yang dimaksud kaidah bahasa ialah seberapa jauh penutur

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
dwibahasawan menguasai kaidah bahasa-bahasa yang diketahui, agar ia dapat

mengujarkan pesan yang dikandung dengan bentuk bahasa yang benar. Hambatan kedua

merupakan wujud dari pertimbangan komunikasi.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa seseorang yang tergolong

dwibahasawan tidak mutlak harus menguasai bahasa kedua semahir bahasa pertama.

Walaupun hanya mengetahui bahasa kedua secara pasif keadaan tersebut sudah dapat

dikategorikan sebagai seorang dwibahasawan. Penguasaan bahasa kedua baik bahasa

asing maupun bahasa daerah sangat ditentukan oleh frekuensi pemakaian bahasa

tersebut.

2.3 Sikap Bahasa

Chaer (1995:200) membagi sikap bahasa atas dua macam, yaitu (1) sikap

kebahasaan dan (2) sikap non kebahasaan, seperti sikap politik, sikap sosial, sikap

estetis, dan sikap keagamaan. Kedua jenis sikap ini dapat menyangkut keyakinan

mengenai bahasa. Dengan demikian, sikap bahasa adalah tata keyakinan yang relatif

berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang

memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang

disenanginya. Namun, perlu diperhatikan bahwa sikap terhadap bahasa bisa positif dan

bisa negatif.

Garvin dan Mathiot (dalam Chaer, 1995 : 201) menyebutkan tiga ciri pokok dari

sikap bahasa, yaitu (1) kesetiaan bahasa (language loyalty), yang mendorong

masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya, dan apabila perlu mencegah

adanya pengaruh bahasa lain, (2) kebanggaan bahasa (language pride), yangmendorong

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan

kesatuan masyarakat, dan (3) kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm),

yang mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun ; dan

merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan, yaitu kegiatan

menggunakan bahasa (language use). Ketiga ciri yang dikemukakan di atas merupakan

ciri-ciri positif terhadap bahasa. Sebaliknya, kalau ketiga ciri sikap bahasa itu sudah

menghilang atau melemah dari diri seseorang atau diri sekelompok orang anggota

masyarakat tutur, maka berarti sikap negatif terhadap suatu bahasa telah melanda diri

orang atau kelompok itu.

2.4 Pemilihan Bahasa dan Wujudnya

2.4.1 Pemilihan Bahasa

Didalam pergaulan sehari-hari, penutur bahasa sering mengubah variasi bahasa

yang digunakan, bahkan ada kalanya mengubah dari satu bahasa ke bahasa lain.

Terjadinya perubahan bahasa atau variasi bahasa disebabkan oleh kemampuan penutur

bahasa menguasai lebih dari satu bahasa atau variasi bahasa. Sebelum mengubah bahasa

dan variasi bahasa yan digunakan, maka penutur bahasa berhadapan dengan faktor-

faktor pemilihan bahasa. Pada masyarakat bahasa yang heterogen tersedia beberapa

kode, baik yang berupa bahasa, dialek, maupun variasi, bahkan sampai gaya bahasa

sekalipun. Dengan tersedianya kode-kode itu, anggota masyarakat akan memilihnya

sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Grosjean (1982 :136) berpendapat bahwa terdapat empat faktor yang

berpengaruh dalam pemilihan bahasa. Keempat faktor tersebut adalah (1) partisipan, (2)

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
situasi, (3) Isi wacana, dan (4) funngsi interaksi. Dia menekankan beberapa hal yang

harus diperhatikan sehubungan dengan empat faktor pemilihan bahasa tersebut. Faktor

pemilihan bahasa partisipan adalah keahlian berbahasa, pilihan bahasa yang dianggap

lebih tepat, usia, pendidikan, pekerjaan, latar belakang etnis, keintiman dan sebagainya.

Aspek yang berhubungan dengan faktor situasi adalah lokasi atau latar, tingkat

formalitas serta kehadiran pembicara. Faktor isi wacana adalah topik sementara faktor

yang berhubungan dengan fungsi interaksi yaitu menaikkan status, menciptakan jarak

sosial, dan memerintah serta melarang.

Menurut Sugiyono (2005:49) situasi sosial sangat berperan aktif pula di dalam

menentukan pemilihan bahasa dimana, situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu :

Tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara

sinergis. Situasi sosial tersebut juga dapat dinyatakan sebagai obyek yang ingin

diketahui ”apa yang terjadi” didalamnya.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan bahasa yang dilakukan

oleh dwibahasawan atau multibahasawan disebabkan oleh empat faktor utama. Dari ke

empat faktor tersebut, tampaknya faktor partisipan menduduki kedudukan yang lebih

penting dari pada faktor-faktor lainnya. Jadi karakteristik pembicara dan pendengar

merupakan faktor penentu terpenting dalam pemilihan bahasa.

2.4.2 Wujud Pemilihan Bahasa

Fasold (1984 : 80) menyebutkan tiga wujud pilihan bahasa, yaitu (1) alih kode

(code-switching), (2) campur kode (code mixing), dan peminjaman bahasa (language

borrowing). Ketiga fenomena itu dapat terjadi secara simultan. Beberapa penulis, seperti

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Marasigan (1983) dan Fasold (1984) menyatakan bahwa ketiga fenomena itu sulit

dibedakan secara substansial. Itulah sebabnya mereka berpendapat serta menyarankan

agar menggunakan konsep ‘kontinum’ yang dapat memberikan pemahaman dan

pengertian secara lebih baik, sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian

sosiolinguistik. Ketiga jenis pilihan bahasa itu dipandang sebagai titik-titik dalam suatu

kontinum dari pilihan bahasa dengan skala yang relatif lebih besar sampai kepada

pilihan bahasa yang relatif lebih kecil.

Memandang perlu tentang perbedaan antara pilih bahasa pada alih kode dan

campur kode, maka penulis menjabarkan keduanya. Namun, karena penelitian ini

berhubungan dengan campur kode maka alih kode tidak dibicarakan lebih luas.

2.5 Alih Kode

Alih kode (AK) dapat diartikan sebagai istilah umum untuk menyebut pergantian

(peralihan) dalam pemakaian dua bahasa atau lebih. Sobarna (1994 : 28) menyebutkan

bahwa alih kode dapat terjadi antar bahasa daerah di dalam suatu bahasa nasional yang

disebut alih kode kedalam dan antar bahasa asli (daerah atau Indonesia) dengan bahasa

asing yang disebut alih kode keluar.

Fishman (Chaer, 1995 : 143) menyebutkan konteks berbahasa dapat

mempengaruhi seseorang beralih kode, bergantung pada siapa berbicara, dengan bahasa

apa, kepada siapa, kapan, dan dengan tujuan apa. Untuk dapat memahami pendapat di

atas dapat di ilustrasikan sebagai berikut : Nanang dan Ujang, keduanya bersal dari

Priangan, lima belas menit sebelum kuliah dimulai sudah hadir diruang kuliah.

Keduanya terlibat dalam percakapan menggunakan bahasa Sunda, bahasa ibu keduanya.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Ketika sedang asik bercakap-cakap masuklah Togar, teman kuliah mereka yang berasal

dari Tapanuli yang tidak dapat berbahasa Sunda. Togar menyapa mereka dalam bahasa

Indonesia, lalu mereka terlibat percakapan dalam bahasa Indonesia. Dari ilustrasi di

atas di dalam pengalihan bahasa tercakup dalam peristiwa yang disebut alih kode

(Chaer, 1995 140-142).

Alih kode adalah penggunaan satu bahasa pada satu keperluan dan menggunakan

bahasa yang lain pada keperluan lain, sedangkan campur kode adalah penggunaan suatu

bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan bahasa-bahasa lain (Chaer, 1995:203).

Menurut Gumperz (1976) alih kode memiliki beberapa fungsi, yaitu :

1. sebagai acuan unsur yang tidak atau kurang dipahami di dalam bahasa yang

digunakan, kebanyakan terjadi karena pembicara tidak mengetahui suatu kata

dalam bahasa lain.

2. berfungsi direktif, dalam hal ini pendengar dilibatkan langsung, alih kode

diarahkan langsung pada pendengar, peserta ujaran dalam percakapan ini dapat

berpikir tentang fungsi langsung dari pemilihan bahasa.

3. berfungsi ekspresif, pembicara menekankan identitas alih kode melalui

penggunaan dua bahasa dalam wacana yang sama.

4. berfungsi untuk menunjukkan perubahan nada dalam konversasi dan berfungsi

fatik.

5. berfungsi sebagai metabahasa, dengan pemahaman alih kode digunakan dalam

mengulas suatu bahasa baik secara langsung maupun tidak langsung.

6. berfungsi di dalam humor atau permainan, hal ini sangat berperan di dalam

masyarakat bilingual/multilingual.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Sementara itu Suwito (1985:72) mengemukakan beberapa faktor penyebab

terjadinya alih kode, yaitu :

1. Penutur

Seorang penutur kadang-kadang dengan sadar berusaha beralih kode terhadap

lawan tuturnya karena suatu maksud. Hal ini dilakukan dengan maksud

mengubah situasi, misalnya dari situasi resmi ke situasi tak resmi.

2. Lawan tutur

Alih kode juga dilakukan dengan maksud ingin mengimbangi bahasa yang

digunakan oleh lawan tuturnya.

3. Hadirnya penutur ketiga

Alih kode dilakukan karena kehadiran orang ketiga dalam situasi tutur karena

berbeda latar belakang kebahasaannya. Hal ini dilakukan untuk netralisasi situasi

dan sekaligus menghormati hadirnya orang ketiga tersebut.

4. Pokok pembicaraan (topik)

Alih kode terjadi karena berubahnya pokok pembicaraan, misalnya dari pokok

pembicaraan yang bersifat formal beralih ke pokok pembicaraan yang bersifat

informal.

5. Untuk membangkitkan rasa humor.

6. Untuk sekedar bergengsi.

Biasanya pembicaraan alih kode akan selalu diikuti dengan campur kode.

Ohoiwutun (1996 :72) menyatakan bahwa, hadirnya alih kode dan campur kode

merupakan akibat dari kemampuan anggota masyarakat berbahasa lebih dari satu.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Bilamana seseorang yang melaksanakan pembicaraan pada dasarnya mengirimkan

berupa kode-kode kepada lawan bicaranya. Kalau hanya satu pihak memahami apa yang

dikodekan lawan bicaranya maka selanjutnya ia akan mengambil keputusan dan berbuat

sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan.

Kode menurut Poejosoedarmo (1976:3) adalah sistem tutur yang peranan bahasanya

mempunyai ciri khas sesuai latar belakang penutur, hubungan penutur dengan lawan

bicaranya, dan situasi tutur yang ada. Selanjutnya, kode tutur adalah sistem tutur yang

kebahasaannya memiliki ciri-ciri khas dengan penerapannya mencerminkan salah satu

keadaan, salah satu komponen tutur seperti latar belakang orang pertama dan orang

kedua, situasi bicara dan lawan lain. Kode tutur ini merupakan bahasa atau varian

bahasa yang digunakan dalam komunikasi masyrakat (Poejosoedarmo 1976 :9)

2.6 Campur Kode

Bertemunya dua kebudayaan yang berlainan akan mengakibatkan persentuhan

dua bahasa. Keadaaan ini akan menyebakan kontak bahasa (language contact) dari dua

kebudayaan yang memiliki dua bahasa yang berbeda. (Suwito, 1985:39). Kondisi seperti

ini dimungkinkan biilamana seorang penutur menggunakan lebih dari satu bahasa di

dalam masyarakat tutur. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa tidak akan pernah

mungkin seorang penutur dalam masyarakat tutur, akan menggunakan satu bahasa

secara murni serta tidak terpengaruh oleh bahasa lainnya sementara di dalam lingkungan

masyarakat tutur itu sendiri terdapat aneka bahasa dan juga di dalam diri penutur sudah

ada kemampuan aneka bahasa tersebut kondisi seperti ini dapat menimbulkan gejala

campur kode.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Di dalam suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua

bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa menuntut percampuran bahasa itu.

Dalam keadaan demikian hanya kesantaian penutur dan/atau kebiasaannya yang dituruti.

Tindak bahasa yang demikian kita sebut campur kode. Di Indonesia campur kode ini

sering sekali terdapat dalam keadaan berbincang-bincang yang dicampur ialah bahasa

Indonesia dengan bahasa daerah. Jikalau orang itu “terpelajar”, kita dapat juga melihat

campur kode antara bahasa Indonesia (atau bahasa daerah) dengan bahasa asing .

Nababan (1984 : 32)

Selanjutnya Nababan (1984) menjelaskan bahwa ciri yang menonjol dalam

campur kode ini ialah situasi informal. Dalam situasi berbahasa yang formal, jarang

terdapat campur kode. Kalaupun terdapat campur kode dalam keadaan demikian, hal itu

disebabkan karena tidak ada istilah atau ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang

dipakai. Sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa asing ; dalam bahasa

tulisan, hal ini kita nyatakan dengan mencetak miring atau menggaris bawahi kata /

ungkapan bahasa asing yang bersangkutan. Kadang-kadang terdapat juga campur kode

ini bila pembicara ingin memamerkan “keterpelajarannya” atau “kedudukannya”.

Campur kode (CK) merupakan salah satu aspek dari ketergantungan bahasa

dalam masyarakat bilingual/multilingual. Ciri ketergantungan itu ditandai oleh adanya

hubungan timbal balik antara fungsi dan peran kebahasaan. Peran menunjukkan siapa

yang menggunakan bahasa itu, yang ditandai oleh latar belakang sosial penutur, tingkat

pendidikan, dan sebagainya ; sedangkan fungsi menunjukkan apa yang hendak dicapai

penutur dengan campur kode dan sejauh mana bahasa yang dipakai memberikan

peluang untuk bercampur kode.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Fasold (1984:180) mengatakan bahwa campur kode merupakan fenomena yang

lembut. Serpihan-serpihan satu bahasa digunakan oleh seorang penutur, namun pada

dasarnya dia menggunakan bahasa lain. Serpihan-serpihan bahasa yang diambil dari

bahasa lain itu biasanya berupa kata-kata, tetapi dapat juga berupa frasa, atau unit

bahasa yang lebih besar.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005 : 190), campur kode adalah

penggunaan satuan bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya

bahasa atau ragam bahasa, dimana pemakaiannya berupa kata, klausa, idiom, sapaan

dan sebagainya.

Scotton (1979:65) menjelaskan bahwa campur kode sebagai pilihan kode atau

bahasa yang berhubungan dengan pemakaian bahasa atau lebih dalam kalimat yang

sama atau percakapan. Selanjutnya dikatakan bahwa wujud dari campur kode dapat

merupakan pergantian dari kata, frasa, klausa atau kalimat dari bahasa yang satu kepada

bahasa yang lain.

Merujuk pada pendapat dari landasan teori di atas, teridentifikasi bahwa campur

kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi

keotonomiannya. Seorang penutur misalnya, yang dalam bahasa Indonesia banyak

menyelipkan serpihan-serpihan bahasa lain, termasuk bahasa asing, bisa dikatakan

bahwa dia telah melakukan campur kode.

Seperti telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa mahasiswa AKPAR

Medan adalah mahasiswa yang multilingual atau sebagai komunitas yang menggunakan

multi bahasa dalam interaksi verbal sehari-hari. Interaksi verbal antara sesamanya sering

mengakibatkan terjadinya percampuran kata/leksikal, frasa, klausa atau kalimat.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Akibatnya kadar penguasaan bahasa ibu dari masing-masing penutur bahasa tersebut

semakin lama semakin berkurang. Hal ini tampak jelas terjadi di dalam aktivitas

keseharian dan pada saat penelitian yang sering menggunakan bahasa campuran dalam

tuturannya. Dapat disimpulkan bahwa semakin berkurangnya kadar kemampuan dalam

menguasai bahasa ibu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya campur kode.

Imawati (1996:26) mengemukakan dua faktor utama sebagai penyebab campur

kode yaitu (1) sebagai jawaban atas situasi tutur, misalnya masuk orang ketiga atau

adanya pergantian topik pembicaraan, penggunaan frasa tertentu dalam berbagai salam,

dan (2) sebagai alat retorik, misalnya penekanan pentingnya kata tertentu dengan jalan

menggunakan kata padanan dalam bahasa lain, atau untuk menghindari penggunaan

kata-kata tabu dengan mengambil kata-kata dari bahasa lain.

Campur Kode bisa terjadi karena penutur telah terbiasa menggunakan bahasa

campur demi kemudahan belaka. Kata-kata itu seakan telah ada di ujung lidah, dan pola

peralihan bahasa yang terdapat pada tuturannya tampaknya diluar kesadaran penuturnya.

Hal itu sejalan dengan pendapat Haugen (1972 : 34) yang mengatakan bahwa campur

kode terjadi sebagai akibat timbulnya semacam dorongan untuk memicu pelatuk. Ia juga

mengatakan bahwa campur kode bisa juga terjadi karena adanya dorongan ekspresif.

Dorongan ini disebabkan oleh gaya bahasa, atau bahkan tidak disebabkan apapun.

Pendapat Haugen ini tampaknya sangat releban dengan hasil penelitian yang telah

penulis lakukan sebab penulis berasumsi bahwa campur kode yang dilakukan oleh

mahasiswa AKPAR Medan sebaga penutur bahasa sebagaimana telah disebutkan di

atas, umumnya hanya karena kebiasaan tanpa mempunyai tujuan atau sebab yang jelas.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Di dalam menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada

mahasiswa AKPAR, penulis mengacu kepada tiga faktor yang dikemukakan Suwito,

yaitu (1) identifikasi peranan, (2) identifikasi ragam dan (3) keinginan untuk

menjelaskan dan menafsirkan. Mengingat bahwa campur kode dalam penelitian ini

dibatasi pada campur kode antarbahasa saja, maka faktor identifikasi ragam tidak di

analisis dalam penelitian ini. Dengan demikian, hanya dua faktor yang dijadikan acuan

dalam menganalisis campur kode ini, yaitu (1) identifikasi peranan, dan (2) keinginan

menjelaskan dan menafsirkan. Akan tetapi, tampaknya kedua faktor ini saling

bergantung dan tidak jarang tumpang tindih, sehingga sulit untuk menentukan

perbedaan antara keduanya secara jelas.

Selain pendapat Suwito di atas, penulis juga mengacu kepada pendapat Haugen

(Rohmana, 2000:67) yang menekankan pula pada faktor kebiasaan. Penulis berasumsi

bahwa apa yang diajukan tersebut sangat relevan dengan apa yang ingin penulis capai

dalam penelitian ini. Jadi dalam menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya campur

kode dalam penelitian ini, penulis membatasi pada tiga faktor-faktor berikut : (1)

identifikasi peranan, (2) keinginan menjelaskan dan menafsirkan, dan (3) kebiasaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa campur kode itu terjadi karena

adanya hubungan timbal balik antara peranan (penutur), bentuk bahasa dan fungsi

bahasa. Artinya, penutur mempunyai latar belakang sosial tertentu cenderung memilih

bentuk campur kode untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu.

Dalam hubungannya dengan penelitian ini, penulis berpendapat bahwa campur

kode yang terjadi di lokasi penelitian, yakni di AKPAR Medan adalah merupakan akibat

dari kontak sosial melalui interaksi verbal antara sesama penutur bahasa.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Linguistik memperlakukan bahasa bukan sebagai sesuatu yang statis, melaikan

sesuatu yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya

pemakainya. Oleh sebab itu, pendekatan kepada bahasa dapat dilakukan secara

deskriptif (sinkronis), yaitu dengan mempelajari pelbagai aspeknya pada suatu masa

tertentu atau secara historis (diakronis), yaitu dengan mempelajari perkembangannya

dari waktu ke waktu (Kridalaksana. 2005 :12)

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode gabungan deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif, dimana akan dibuat deskripsi yang sistematis dan

akurat mengenai data yang diteliti. Metode deskriptif yang dipilih karena penelitian

yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas tentang objek yang

diteliti secara alamiah. ( Djajasudarma 1993:8-9 ).

Selain itu Surakhmad (1980:139) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah

metode yang mencoba mengambarkan dan menganalisis data mulai dari tahap

pengumpulan, penyusunan data dibarengi dengan analisis dan interpretasi terhadap data-

data tersebut.

Kajian deskriptif menurut Chaer (2007 : 9) biasanya dilakukan terhadap struktur

internal bahasa, yakni struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), struktur

kalimat (sintaksis), struktur wacana dan struktur semantik. Kajian deskriptif ini

dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan data, mengklasifikasi data lalu

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
merumuskan kaidah-kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu. Pada

dasarnya rumusan kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu tidak lain dari

pada teori terhadap data itu.

Kajian deskriptif menurut Chaer (2007 : 9) biasanya dilakukan terhadap struktur

internal bahasa, yakni struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), struktur

kalimat (sintaksis), struktur wacana dan struktur semantik. Kajian deskriptif ini

dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan data, mengklasifikasi data, lalu

merumuskan kaidah-kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu. Pada

dasarnya rumusan kaidah terhadap keteraturan yang terdapat pada data itu tidak lain dari

pada “teori” terhadap data itu. Selama data yang ditemukan tidak menyimpang dari

status keteraturan maka teori itu tetap dapat diterima ; tetapi apabila ditemukan data

yang menyimpang, maka teori tersebut harus ditinjau kembali.

Sugiyono (2005 :23) menyebutkan bahwa metode kualitatif paling cocok

digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh

melalui lapangan, dengan metode kualitatif peneliti melakukan penjelajahan,

pengumpulan data selanjutnya diverifikasi.

Kajian kualitatif menurut Chaer (2007:11) pada dasarnya dilakukan untuk

menyusun teori, bukan untuk menguji teori. Atau dengan kata lain, kajian kualitatif ini

untuk menemukan pengetahuan baru, atau merumuskan teori baru berdasarkan data

yang dikumpulkan. Kajian kualitatif ini juga bersifat menjelaskan suatu masalah, yakni

masalah yang diteliti. Kajian dimulai dengan merumuskan masalah, merumuskan fokus,

kajian, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan kajian, dilanjutkan dengan

pengumpulan data oleh peneliti sendiri sebagai instrumennya.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Sementara Moleong (2000 : 22) menyebutkan bahwa penelitian yang

menggunakan kuantitatif adalah penelitian yang melibatkan perhitungan dan angka.

Di dalam mengamati interaksi yang terjadi, penulis melaksanakan metode ini

dengan cara mengamati, ikut berperan serta dan melakukan wawancara mendalam

terhadap mahasiswa. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Sugiyono (2005: 22-23)

bahwa untuk memahami interaksi sosial yang kompleks penelitian dengan metode

kualitatif melakukannya dengan cara ikut berperan serta, wawancara yang mendalam

terhadap interaksi tersebut sehingga ditemukan pola-pola yang jelas.

3.2 Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari bahasa lisan yang secara

empiris terjadinya campur kode yang dituturkan oleh mahasiswa Akademi Pariwisata

(AKPAR) Medan jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana

dari dua jurusan tersebut terdapat empat program studi yaitu : Program studi

Manajemen Divisi Kamar (MDK) ; Manajemen Tata Hidangan (MTH);

Manajemen Tata Boga (MTB), dan Manajemen Usaha Perjalanan (MUP).

Menurut Chaer (2000 : 134-135) karena bahasa itu dipakai atau digunakan dalam

berbagai tindak kegiatan dan kehidupan, maka kiranya objek, topik atau materi yang

bisa dijadikan sumber data bisa dijadikan kajian secara umum, misalnya, ... (25) alih

kode dan campur kode dalam suatu masyarakat multilingual atau multietnis, (26)

interferensi dari suatu bahasa terhadap bahasa lain (27) bilingualisme dalam suatu

masyarakat multilingual atau multietnis.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
3.3 Situasi Sosial

Menurut Sugiyono (2005:49) dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

istilah populasi tetapi situasi sosial. Situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu : Tempat

(place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi

sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui ”apa

yang terjadi” didalamnya.

3.3.1 Tempat

Penelitian berlangsung di Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan, salah satu

Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah naungan Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata selain tiga UPT lain yang ada di Indonesia yakni : Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, dan Akademi Pariwisata Makassar, dimana

UPT tersebut adalah sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat yang ada di daerah

dalam menghasilkan sumber daya manusia di bidang pariwisata.

Pengamatan dilakukan pada lokasi-lokasi sebagai berikut :

1. Program Manajemen Tata Hidangan (MTH) memiliki fasilitas : Restoran

Nataboan, Bar, Restoran Miki, Ruangan briefing/rapat, Ruangan tempat

penyimpanan tas (locker), Area tempat cuci piring dan Ruang kelas.

2. Program Manajemen Tata Boga (MTB) memiliki fasilitas : Dapur (kitchen),

Ruang Pengendalian Biaya (cost control), Ruangan briefing/rapat Ruangan

tempat penyimpanan tas (locker), Ruang tempat pembuatan roti/kue (Pastry),

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Ruangan tempat pembersihan ikan dan daging (butcher), Ruang pendinginan

dan Ruang kelas.

3. Program Manajemen Divisi Kamar (MDK) memiliki fasilitas : Hotel Nirwana,

Ruang simulasi kantor depan (front office), Ruang tempat penerimaan cucian

(laundry), Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan briefing/rapat,

Ruang penyimpanan peralatan dan bahan kimia/pembersih (store), dan Ruang

kelas.

4. Program Manajemen Usaha Perjalanan (MUP) memiliki fasilitas : Somba Tour

& Travel, Bus Pariwisata, Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan

briefing/rapat, dan Ruang kelas.

3.3.2 Pelaku

Adapun pelaku di dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Pariwisata

(AKPAR) Medan semester II, IV dan VI jurusan Manajemen Perhotelan dan

Manajemen Pariwisata, dimana dari dua jurusan tersebut terdapat empat program studi

yaitu : Program studi Manajemen Divisi Kamar (MDK) ; Manajemen Tata Hidangan

(MTH); Manajemen Tata Boga (MTB), dan Manajemen Usaha Perjalanan (MUP).

Selanjutnya adalah gambaran keadaan sekarang tentang jumlah mahasiswa

AKPAR Medan pada dua jurusan tersebut sebagaimana tabel berikut :

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Tabel 1
Jurusan Manajemen Perhotelan
Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Divisi Kamar
No Prog. Studi Semester Jumlah
1 MDK A II 27 orang
2 MDK B II 28 orang
3 MDK A IV 26 orang
4 MDK VI 36 orang
117 orang

Tabel 2
Jurusan Manajemen Perhotelan
Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Hidangan
No Prog. Studi Semester Jumlah
1 MTH A II 27 orang
2 MTH B II 26 orang
3 MTH A IV 26 orang
4 MTH VI 34 orang
113 orang

Tabel 3
Jurusan Manajemen Perhotelan
Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen Tata Boga
No Prog. Studi Semester Jumlah
1 MTB A II 26 orang
2 MTB B II 29 orang
3 MTB A IV 26 orang
4 MTB VI 48 orang
129 orang

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Tabel 4
Jurusan Manajemen Pariwisata
Jumlah mahasiswa Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan
No Prog. Studi Semester Jumlah
1 MUP A II 29 orang
2 MUP B II 30 orang
3 MUP IV 26 orang
4 MUP VI 25 orang
110 orang

Aktivitas

Adapun aktivitas atau kegiatan diteliti di dalam penelitian ini adalah kegiatan-

kegiatan yang berhubungan erat dengan keempat program studi yang ada di AKPAR

Medan, antara lain seperti : reservasi kamar hotel, penetapan atau pengeluaran tiket

pesawat, pemesanan makanan dan minuman, penyampaian informasi tentang objek

wisata, dan lain sebagainya.

3.4. Prosedur Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data alamiah dilakukan dengan pemeriksaan data dari

sumber data yang berhubungan dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini dengan

cara mengamati/observasi, merekam, mencatat, mengklasifikasikan dan

mengelompokkan data yang diperoleh menurut ciri-ciri, faktor dan jenis yang ada

kaitannya dengan perumusan masalah dalam penelitian.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Teknik observasi menurut atau pengamatan Chaer (2007 : 136) dilakukan oleh si

peneliti dengan melihat dan menghayati perilaku berbahasa di dalam suatu peristiwa

tutur. Metode atau teknik ini digunakan dengan alasan bahwa suatu perilaku berbahasa

hanya dapat dipahami benar apabila disaksikan di dalam situasi yang sebenarnya yang

berada di dalam konteks yang lengkap. Dalam mengamati perilaku orang-orang yang

terlibat di dalam suatu peristiwa tutur, peneliti tidak sekedar melihat atau menyaksikan,

dia harus mencatat hal-hal yang relevan, terutama bentuk perilaku setiap partisipan di

dalam peristiwa tutur itu. Untuk memudahkan pencatatan itu sudah seharusnya dibuat

lembar observasi yang berisi kolom-kolom tempat mencatat atau yang berisi

keterangan-keterangan singkat.

Moleong (2000) menyatakan bahwa, pengamatan tidak bisa berdiri sendiri, artinya

tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan datanya. Oleh karena itu selain pengamatan,

penulis melakukan pengumpulan data dengan cara merekam serta mencatat data

tuturan dimana terjadinya campur kode dalam situasi tutur, mengidentikfikasikan serta

mengelompokkan faktor-faktor campur kode dan jenis campur kode yang paling

dominan dalam situasi tutur.

3.4.2 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan kedalam beberapa tahap.

Tahap pertama adalah menuliskan tuturan lisan kedalam tulisan sehingga akan

tergambarkan terjadinya campur kode pada mahasiswa AKPAR Medan, kemudian

dipilih tuturan-tuturan yang akan di analisis. Tahap kedua adalah memerikan faktor-

faktor campur kode serta mengidentifikasikan jenis-jenis campur kode yang paling

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
dominan. Tahap ketiga adalah menyimpulkan hasil penelitian campur kode pada

mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan

3.5 Analisis Data

Metode kajian (analisis) yang dipakai dalam penganalisisan adalah dengan

analisis induktif. Menurut Sugiyono (2005:89) analisis data kualitatif adalah bersifat

induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya

dikembangkan. Sementara Djajasudarma (1993: 13) menyebutkan bahwa data secara

induktif yaitu data yang dikaji melalui proses yang berlangsung dari data ke teori.

Berangkat dari teori Djajasudarma (1993 : 58-60) yang menyatakan bahwa metode

kajian (analisis) dapat dibedakan antara metode kajian (analisis) padan dan metode

kajian (analisis) distribusional. Djajasudarma (1993 : 58) menyatakan bahwa metode

kajian padan di dalam penelitian kualitatif alat penentunya adalah unsur luar bahasa.

Menurut Djajasudarma metode kajian padan dapat dibedakan atas : metode padan

referensial, metode padan fonetik artikuler, metode padan translasional dengan penentu

bahasa atau langue lain, metode padan pragmatis, metode padan ortografi. Metode

kajian (analisis) distribusional menurut Dajajasudarma (1993: 60-61) adalah metode

kajian dengan teknik pemilihan data berdasarkan kategori (kriteria) tertentu dari segi

kegramatikalan.

Berdasarkan paparan di atas, data sebagai objek penelitian ini dianalisis dengan

metode kajian padan, khususnya metode kajian padan translasional karena metode ini

menjadikan objek penelitian sebagai standar pembaku berdasarkan kesepadanan,

keselarasan, kesesuaian dan kesamaannya (Djajasudarma, 1993:58) serta metode kajian

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
distribusional dengan teknik substitusi yang digunakan untuk mencari/menentukan

sinonimi pada batas tertentu (Djajasudarma, 193:62). Semua data yang diperoleh

diseleksi sesuai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini dari mulai

menuliskan tuturan lisan kedalam tulisan sehingga tergambarkan terjadinya campur

kode, memerikan sesuai dengan faktor-faktor campur kode yang sesuai dengan

landasan teori, serta mengidentifikasikan jenis-jenis campur kode yang paling dominan

sampai pada tahap menyimpulkan hasil penelitian campur kode pada mahasiswa jurusan

Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Setelah data terkumpul dan dianalisis, maka diperolehlah hasil penelitian dari

Campur Kode pada mahasiswa jurusan manajemen perhotelan dan manajemen

pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan.

4.1.1 Campur Kode Kedalam (Inner-Code Mixing) dan Campur Kode Keluar

(Outer-Code Mixing)

Campur kode dibedakan atas campur kode ke dalam (inner-code mixing) dan

campur kode keluar (outer-code mixing). Campur kode kedalam berupa campur kode

yang berasal dari bahasa asli dengan variasi-variasinya, sedangkan campur kode keluar

berupa campur kode bahasa asli dengan bahasa asing. Mengingat bahwa penelitian ini

dilakukan dengan berbagai keterbatasan, maka data campur kode yang dijaring dibatasi

pada campur kode keluar saja.

Data yang diperoleh dalam peneltian ini menunjukkan bahwa mahasiswa

AKPAR Medan melakukan campur kode dalam tuturan mereka. Sesuai dengan hasil

temuan selama penelitian berlangsung, terjadinya percampuran bahasa/campur kode

diperikan berdasarkan program studi yang ada di AKPAR Medan

Mengacu kepada pembatasan masalah sebagaimana disebutkan di dalam

penelitian ini, peneliti membahasa serta menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
campur kode pada tiga faktor berikut : (1) identifikasi peranan, (2) keinginan

menjelaskan dan menafsirkan, dan (3) kebiasaan. Di bawah ini diuraikan satu persatu

terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan dan

Manajemen Pariwisata AKPAR Medan.

4.1.2 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Identifikasi Peranan

Mengacu kepada keterangan di atas sebagai bahan pertimbangan dalam

menanalisis data, maka peneliti memberikan batasan di dalam penelitian ini. Batasan

tersebut adalah jika di dalam tuturan itu menunjukkan adanya indikasi mengenai status

sosial, pendidikan penutur atau otoritas kekuasaan maka dapat dikategorikan bahwa

campur kode itu akibat dari faktor identifikasi peranan (IP).

Data yang menunjukkan peristiwa tutur yang ditemui terjadinya campur kode

yang dilakukan oleh penutur bahasa oleh mahasiswa AKPAR Medan karena faktor

identifikasi peranan dapat dilihat pada peristiwa tutur sebagai berikut :

(1) ‘Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam 11.00’

‘Amir, tata mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam 11.00’

(2) ‘Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker’

‘Tolong baju praktik, disimpan rapi di rak penyimpanan’

Kedua peristiwa diatas menunjukkan bahwa telah terjadi campur kode bahasa

yang disebabkan karena faktor identifikasi peranan. Hal ini dipertimbangkan

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
berdasarkan status sosial atau otoritas kekuasaan. Pada kedua peristiwa tutur yang

diucapkan penutur kepada petutur memberikan indikasi bahwa si penutur memiliki

status sosial yang lebih tinggi dari pada petutur.

Pada peristiwa tutur (1) terlihat bahwa penutur menegur lawan tuturnya untuk

merapikan meja dikarenakan akan ada tamu yang datang. Dengan demikian penulis

berpendapat bahwa tuturan tersebut memberikan indikasi dimana penutur memiliki

status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan lawan tuturnya. Demikian pula

dengan peristiwa tutur (2) penutur menegur lawan tuturnya untuk menyimpan baju

praktik dengan rapi di rak penyimpanan. Hal yang sama seperti peristiwa tutur (1) diatas

bahwa si penutur memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada petutur.

(3) ‘Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini’

‘Bahan kimia yang baru datang diletakkan di lemari sini’

(4) ‘Keep Silent, ada yang bertanya’

‘Tolong diam ada yang bertanya’

Pada peristiwa tutur (3) terlihat bahwa penutur memberi tahu dimana harus

diletakkan bahan kimia yang baru datang kepada lawan tuturnya. Sementara pada

peristiwa tutur (4) penutur menegur lawan tuturnya untuk diam sementara waktu

dikarenakan ada orang lain yang bertanya. Dengan demikian penulis berpendapat bahwa

peristiwa tutur tersebut memberikan indikasi dimana penutur memiliki status sosial yang

lebih tinggi dibandingkan dengan lawan tuturnya. Hal yang sama seperti peristiwa tutur

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
(1) dan (2) diatas bahwa si penutur memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada

petutur.

Melihat hasil penelitian ini lebih mendalam telah ditemui banyak campur kode

pada peristiwa tutur yang terjadi pada para mahasiswa di AKPAR Medan yang

dikumpulkan dari berbagai area peneltian yang ada. Faktor terjadinya campur kode

untuk tiap-tiap program studi yang terjadi dapat dilihat pada lampiran 2 dari peneltian

ini.

Selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat

mengkompilasi terjadinya campur kode pada peristiwa tutur yang disebabkan faktor

identifikasi peranan yang terjadi pada mahasiswa di AKPAR Medan sebagaimana

tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 5

Campur kode karena faktor Identifikasi Peranan (IP)

No Program Peristiwa Tutur Faktor Identifikasi


Studi Terjadinya campur kode Peranan (IP)
1 MTH 40 11

2 MTB 37 15

3 MDK 42 11

4 MUP 32 9

Jumlah 151 46

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
4.1.3 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Keinginan Menjelaskan dan

Menafsirkan

Di dalam penelitian ini penulis membatasi bahwa jika tuturan itu menunjukkan

adanya indikasi bahwa penutur mengadakan kontak langsung dengan lawan tuturnya

dan berusaha menjelaskan atau menafsirkan sesuatu, maka dapat dikategorikan bahwa

campur kode ini terjadi karena faktor menjelaskan dan menafsirkan (M).

Data yang menunjukkan peristiwa tutur yang ditemui terjadinya campur kode

yang dilakukan oleh penutur bahasa oleh mahasiswa AKPAR Medan karena faktor

keinginan menjelaskan dan menafsirkan dapat dilihat pada peristiwa tutur sebagai

berikut :

(1) ‘Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang’
‘Anak itu kalau tidak di tindak lanjuti, seperti itu memang’

(2) ‘Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up’
‘Ayo duduk disana aja karena mejanya belum dibersihkan’

(3) ‘Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed .’


‘Kentangnya di kukus terlebih dahulu, pak, baru diremas’.

Ketiga peristiwa tutur di atas menunjukkan adanya keinginan penutur untuk

mengekspresikan atau menjelaskan sesuatu pada lawan tuturnya. Pada peristiwa tutur

(1) terlihat bahwa penutur memberikan gambaran tentang keadaan seorang mahasiswa

yang selalu harus dibimbing. Peristiwa tutur (2) mengekspresikan bahwa penutur

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
menjeaskan keadaan meja yang belum siap untuk dipakai dan peristiwa tutur (3)

menunjukkan bahwa penutur berusaha untuk menjelaskan atau memberi tahu lawan

tuturnya tentang proses masakan. Selanjutnya terlihat peristiwa tutur sebagaimana

berikut :

(4) ‘Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari’

‘Anak semester dasar mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari’

Pada peristiwa tutur (4) terlihat bahwa penutur memberikan gambaran tentang

kemungkinan (menafsirkan) seseorang yang telah mengambil sesuatu. Peristiwa di atas

menunjukkan bahwa telah terjadi campur kode bahasa yang disebabkan karena faktor

keinginan penutur menjelaskan dan menafsirkan sesuatu kepada lawan tuturnya.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, terjadinya campur kode pada peristiwa

tutur yang disebabkan faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan yang terjadi pada

mahasiswa di AKPAR Medan sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 6

Campur kode karena faktor Menjelaskan dan Menafsirkan (M)

No Program Peristiwa Tutur Faktor Menjelaskan dan


Studi Terjadinya Campur Menafsirkan (M)
Kode
1 MTH 40 11
2 MTB 37 7
3 MDK 42 18
4 MUP 32 10
Jumlah 151 46

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
4.1.4 Terjadinya Campur Kode karena Faktor Kebiasaan

Yang dimaksud dengan peristiwa campur kode karena faktor kebiasaan (K) yaitu

campur kode yang terjadi hanya akibat dari pergaulan antara penutur bahasa tanpa

mempunyai maksud tertentu.

Data yang menunjukkan peristiwa tutur yang ditemui terjadinya campur kode

yang dilakukan oleh penutur bahasa oleh mahasiswa AKPAR Medan karena faktor

kebiasaan dapat dilihat pada peristiwa tutur sebagai berikut

(1) ‘in charge dimana ?’


‘bertugas dimana?’

(2) ‘Pinjam gun spray nya lah !’


‘Pinjam penyemprot air lah !’

Kedua peristiwa tutur di atas memperlihatkan percampuran kosa kata dalam

campur kode yang tidak mempunyai maksud tertentu, baik mencerminkan status sosial

dan tingkat pendidikan penuturnya maupun keinginan penutur untuk menjelaskan

sesuatu.

(3) ‘Gak diajak juga, it’s Okay’

‘Gak diajak juga, tidak apa-apa’

(4) ‘No problem, mau duduk dimana saja’

‘Gak ada masalah mau duduk dimana saja’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Peristiwa tutur campur kode seperti di atas semata-mata terjadi karena faktor

pertemuan atau pergaulan yang kerap terjadi dalam suatu komunitas berbahasa,

sehingga penulis menganggap menjadi bentuk campur kode karena faktor kebiasaan.

Dengan demikian dari data yang telah dipaparkan di atas menunjukkan peristiwa

campur kode yang dilakukan mahasiswa AKPAR Medan dengan pencampuran bahasa

antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggeris.

Dari data hasil penelitian diperoleh, terjadinya campur kode pada peristiwa tutur

yang disebabkan faktor kebiasaan yang terjadi pada mahasiswa di AKPAR Medan

sebagaimana tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 7

Campur kode karena faktor Kebiasaan (K)

No Program Peristiwa Tutur Faktor Kebiasaan (K)


Studi Terjadinya Campur
Kode
1 MTH 40 18

2 MTB 37 15

3 MDK 42 13

4 MUP 32 13

Jumlah 151 59

Merujuk kepada tabel 5 sampai dengan tabel 7 di atas, tabel berikut ini adalah

deskripsi campur kode yang diperoleh dari peristiwa tutur dari ketiga faktor

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
sebagaimana yang telah disebutkan pada bab terdahulu, yakni: (1) identifikasi peranan,

(2) keinginan menjelaskan dan menafsirkan, dan (3) kebiasaan.

Selanjutnya dari deskripsi tersebut ditentukan faktor yang paling dominan atas

peristiwa campur kode yang terjadi pada mahasiswa AKPAR Medan, yakni :

Tabel 8

Faktor Campur Kode Yang Paling Dominan

No Program Peristiwa Faktor Faktor Faktor


Studi CK IP M K
1 MTH 40 11 11 18
2 MTB 37 15 7 15
3 MDK 42 11 18 13
4 MUP 32 9 10 13
Jumlah 151 46 46 59

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa campur kode pada perstiwa tutur yang

disebabkan faktor identifikasi peranan (IP) adalah berjumlah 46; perstiwa tutur yang

disebabkan faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan (M) adalah berjumlah 46;

dan perstiwa tutur yang disebabkan faktor identifikasi kebiasaan (K) adalah berjumlah

59. Dapat disimpulkan bahwa campur kode yang disebabkan oleh faktor kebiasaan (K)

adalah yang paling dominan dikarenakan dari 151 data peristiwa tutur yang ada campur

kode karena faktor kebiasaan adalah sebanyak 59. Selanjutnya penulis

mengggambarkan sebagaimana berikut :

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
46
(IP)
59
(K)

46 (M)

Diagram Campur Kode

Sebagaimana telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, bahwa jenis atau

wujud dari terjadinya campur kode dapat berupa percampuran atau perpindahan dari

kata/leksikal, frasa, klausa atau kalimat dari bahasa yang satu kepada bahasa yang lain,

dalam penelitian ini hanya dibatasi dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggeris.

Pada lampiran 3 digambarkan bahwa dari 151 peristiwa tutur yang diperoleh

sebagai temuan penelitian, penulis menemu kenali ada sebanyak 170 serpihan baik itu

berupa kata/leksikal, frasa, klausa atau kalimat sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Tabel 9
Jumlah Campur Kode

No Program Studi Jumlah Campur Kode


1 MTH 43

2 MTB 44

3 MDK 48

4 MUP 35

Jumlah 170

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Dari temuan penelitian dipaparkan pula contoh-contoh jenis campur kode yang

terjadi pada peristiwa tutur pada mahasiswa AKPAR Medan.

Adapun contoh jenis campur kode dalam bentuk leksikal (L) yang ditemui di

dalam penelitian yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut :

(1) ‘Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers’

‘Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang sandal’

(2) ‘Siapa waiter yang meng handle meja ini?’

‘Siapa pelayan yang menangani meja ini?

(3) ‘Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus’

‘Pendingin kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus’

Adapun contoh jenis campur kode dalam bentuk frasa (F) yang ditemui di dalam

penelitian yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut :

(1) ‘Jangan lupa mengisi message form nya’

‘Jangan lupa mengisi format pesan nya’

(2) ‘Guest request tolong cepat disediakan’

‘Permintaan tamu tolong cepat disediakan’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
(3) ‘Letakkan table number di tengah meja’

‘Letakkan nomor meja di tengah meja

Adapun contoh jenis campur kode dalam bentuk klausa atau kalimat (K) yang

ditemui di dalam penelitian yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut :

(1) ‘Gak diajak juga, it’s Okay’

‘Gak diajak juga, tidak apa-apa’

Dari paparan di atas tergambar jenis campur kode yang terjadi pada mahasiswa

jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan. Tabel di

bawah ini dideskripsikan frekuensi jenis campur kode yang ditemui dalam penelitian ini

terhadap mahasiswa AKPAR Medan, yakni :

Tabel 10
Frekuensi Jenis Campur Kode
No Prog. Studi CK L F K

1 MTH 43 17 26 -

2 MTB 44 33 11 -

3 MDK 48 24 24 -

4 MUP 35 22 12 1

Jumlah 170 96 73 1

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis campur kode pada tiga

kategori tersebut dapat tergambar sebagaimana tabel di bawah ini :

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Tabel 11

Frekuensi Dominan Jenis Campur Kode

No Jenis Campur Kode Jumlah


Campur kode
1 Leksikal/kata 96

2 Frasa 73

3 Klausa/kalimat 1

Jumlah 170

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa campur kode dalam jenis leksikal yang

berjumlah 96 ; jenis frasa berjumlah 73 ; dan jenis klausa atau kalimat berjumlah 1.

Dapat disimpulkan bahwa campur kode jenis leksikal adalah yang paling dominan

dikarenakan dari 170 data peristiwa tutur yang ada, campur kode dalam jenis leksikal

adalah sebanyak 96.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemerolehan data campur kode pada program studi MTH

Program Manajemen Tata Hidangan (MTH) memiliki fasilitas : Restoran

Nataboan, Bar, Restoran Miki, Ruangan briefing/rapat, Ruangan tempat penyimpanan

tas (locker), Area tempat cuci piring dan Ruang kelas. Hasil penelitian yang diperoleh

terhadap data tuturan campur kode adalah sebagai berikut :

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
1. ’Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam 11.00’

2. ‘Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up’

3. ‘No problem, mau duduk dimana saja’

4. ’Coaster nya juga harus dipakai’

5. ‘Guest request tolong cepat disediakan’

6. ‘Pakai glass cleaner untuk membersihkannya’

7. ‘Swimmming pool berada di lantai tiga bu !’

8. ‘Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement’

9. ‘Live band show ada di bar kami di lantai bawah’

10. ‘Maaf pak meja nya mau di clear up’

11. ‘Minta guest comment nya ya’

12. ’Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi’

13. ‘Boleh request nggak?’

14. ‘Bill yang tadi di letakkan dimana ?’

15. ‘Kok gobletnya belum di polish?’

16. ’Berapa pax besok undangan yang datang ?’

17. ’Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur’

18. ’Minta ice cube nya mbak’

19. ‘Jangan di clear up dulu ya’

20. ’Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja’

21. ’Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak?’

22. ‘Apakah bapak mau tambah ice water nya ?’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
23’ ‘Bill nya di pending aja dulu’

24. ‘Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya’

25. ‘Letakkan table number di tengah meja’

26. ‘Untuk room service biar Ridwan yang antar’

27. ‘Saya lebih suka hot water saja’

28. ’Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali’

29. ‘Minta ashtray nya mbak’

30. ‘Ambil bowl dan cuci yang bersih’

31. ’Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu’

32. ’Makanan ini antar ke table enam’

33. ‘Jika menyajikan makanan utamakan ladies first’

34. ’Pepper nya letakkan di meja tamu’

35. ‘Saya pesan satu soft drink’

36. ‘Gunakan water pitcher untuk tuangkan air’

37. ‘Table cloth nya harus selalu bersih’

38. ’Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu’

39. ’Siapa waiter yang meng handle meja ini?’

40. ‘Today specialities kami harganya terjangkau’

Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke

dalam tabel sebagai berikut :

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Tabel 12
Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTH

Program Studi Manajemen Tata Hidangan

No Tuturan Ket
1 Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam 11.00 IP
2 Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up M
3 No problem, mau duduk dimana saja K
4 Coaster nya juga harus dipakai IP
5 Guest request tolong cepat disediakan IP
6 Pakai glass cleaner untuk membersihkannya IP
7 Swimmming pool berada di lantai tiga bu ! M
8 Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement M
9 Live band show ada di bar kami di lantai bawah M
10 Maaf pak meja nya mau di clear up M
11 Minta guest comment nya ya K
12 Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi M
13 Boleh request nggak? K
14 Bill yang tadi di letakkan dimana ? K
15 Kok gobletnya belum di polish? K
16 Berapa pax besok undangan yang datang ? K
17 Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur IP
18 Minta ice cube nya mbak K
19 Jangan di clear up dulu ya IP
20 Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja IP
21 Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak? K
22 Apakah bapak mau tambah ice water nya ? K
23 Bill nya di pending aja dulu K
24 Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya M
25 Letakkan table number di tengah meja IP
26 Untuk room service biar Ridwan yang antar K
27 Saya lebih suka hot water saja K
28 Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali K
29 Minta ashtray nya mbak K
30 Ambil bowl dan cuci yang bersih IP
31 Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu IP
32 Makanan ini antar ke table enam IP
33 Jika menyajikan makanan utamakan ladies first M
34 Pepper nya letakkan di meja tamu M
35 Saya pesan satu soft drink K
36 Gunakan water pitcher untuk tuangkan air M
37 Table cloth nya harus selalu bersih K
38 Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu M
39 Siapa waiter yang meng handle meja ini? K
40 Today specialities kami harganya terjangkau K

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
4.2.2 Pemerolehan data campur kode pada program studi MTB

Program Manajemen Tata Boga (MTB) memiliki fasilitas : Dapur (kitchen),

Ruang Pengendalian Biaya (cost control), Ruangan briefing/rapat Ruangan tempat

penyimpanan tas (locker), Ruang tempat pembuatan roti/kue (Pastry), Ruangan tempat

pembersihan ikan dan daging (butcher), Ruang pendinginan dan Ruang kelas. Hasil

penelitian yang diperoleh terhadap data tuturan campur kode adalah sebagai berikut :

1. ‘Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed’

2. ‘Keep Silent, ada yang bertanya’

3. ‘In charge dimana ?’

4. ‘Permintaan chemical harus di request’

5. ‘Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis’

6. ‘Grooming harus dipelihara’

7. ’Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki’

8. ’Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa’

9. ’Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik’

10. ‘Maaf pak permintaan cool food sudah habis’

11. ’Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus’

12. ‘Anak Basic terus di follow up cara kerjanya’

13. ‘Tolong ya piringnya di clear up’

14. ‘Sebelum operasional coba double check kembali’

15. ’Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional’

16. ‘Garnishnya harus cerah’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
17. ’Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel’

18. ‘Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang’

19. ‘Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur’

20. ‘Ingredients nya apa aja?’

21. ’Spatula yang besar yang dipakai’

22. ‘Ini di grill dulu kan pak?’

23. ‘Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan’

24. ‘Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain’

25. ‘Tolong onion nya di chopped’

26. ‘Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya’

27. ‘Coba strain dulu sauce nya’

28. ‘Sudah di saute dagingnya ?’

29. ‘Grill kan sebentar ayam itu’

30. ‘Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya’

31. ‘Sudah kamu scale tepungnya?’

32. ’Towing kan dulu ikan itu’

33. 'Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu’

34. ‘Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan’

35. ‘Kenapa kamu cairkan butter itu’

36. ‘Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh’

37. ‘Buahnya di blend biar hancur’

Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke

dalam tabel sebagai berikut :

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Tabel 13
Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MTB

Program Studi Manajemen Tata Boga

No Tuturan Ket
1 Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed M
2 Keep Silent, ada yang bertanya IP
3 in charge dimana ? K
4 Permintaan chemical harus di request IP
5 Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis IP
6 Grooming harus dipelihara K
7 Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki M
8 Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa K
9 Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik IP
10 Maaf pak permintaan cool food sudah habis M
11 Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus M
12 Anak Basic terus di follow up cara kerjanya K
13 Tolong ya piringnya di clear up IP
14 Sebelum operasional coba double check kembali IP
15 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP
16 Garnishnya harus cerah K
17 Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel M
18 Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang IP
19 Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur K
20 Ingredients nya apa aja? K
21 Spatula yang besar yang dipakai K
22 Ini di grill dulu kan pak? K
23 Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan K
24 Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain M
25 Tolong onion nya di chopped IP
26 Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya IP
27 Coba strain dulu sauce nya IP
28 Sudah di saute dagingnya ? K
29 Grill kan sebentar ayam itu IP
30 Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya IP
31 Sudah kamu scale tepungnya? K
32 Towing kan dulu ikan itu IP
33 Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu IP
34 Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan K
35 Kenapa kamu cairkan butter itu K
36 Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh K
37 Buahnya di blend biar hancur M

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
4.2.3 Pemerolehan data campur kode pada program studi MDK

Program Manajemen Divisi Kamar (MDK) memiliki fasilitas : Hotel Nirwana,

Ruang simulasi kantor depan (front office), Ruang tempat penerimaan cucian (laundry),

Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan briefing/rapat, Ruang

penyimpanan peralatan dan bahan kimia/pembersih (store), dan Ruang kelas. Hasil

penelitian yang diperoleh terhadap data tuturan campur kode adalah sebagai berikut :

1. ’Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker’

2. ‘Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini’

3. ’Pinjam gun spray nya lah’

4. ‘Bahan chemical nya abis’

5. ‘Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus’

6. ‘Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil’

7. ‘Anda in charge di public area sesi pertama’

8. ’Saya minta kamar di extend 1 hari lagi’

9. ‘Permintaan barang guest supplies di pending dahulu’

10. ‘Special request bapak itu adalah koran pagi’

11. ‘Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja’

12. ‘Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel’

13. ’Jangan lupa mengisi message form nya’

14. ’Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur’

15. ‘Di lobby area lebih menyenangkan memang’

16. ‘Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
17. ‘Bath towel jangan di bawa keluar ruangan’

18. ‘Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged’

19. ’Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers’

20. ’Kak, Minta soap untuk di kamar tamu’

21. ’Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery’

22. ’Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter’

23. ‘Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool’

24. ’Maaf pak, kamarnya bisa di make up ?’

25. ‘Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat’

26. ‘Minuman di dalam kamar free of charge’

27. ’Yang belum di grooming buat barisan baru’

28. ‘Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka’

29. ‘Team work memang penting’

30. ‘Kalau gak enjoy pasti gak nyaman’

31. ‘Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang’

32. ’Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding’

33. ‘Sudah error ya?’

34. ‘Bersihkan semua suggetion box nya’

35. ‘Pakai trollley aja biar gampang’

36. ’Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih’

37. ‘Sebagian untuk casual di sini minggu depan’

38. ‘Hotel sudah di confirm, pak’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
39. ’Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua’

40. ’Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat’

41. ‘Tolong check semua keperluan sebelum bekerja’

42. ‘Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint’

Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 14 : Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MDK

Program Studi Manajemen Divisi Kamar

No Tuturan Ket
1 Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker IP
2 Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini IP
3 Pinjam gun spray nya lah K
4 Bahan chemical nya abis M
5 Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus M
6 Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil IP
7 Anda in charge di public area sesi pertama K
8 Saya minta kamar di extend 1 hari lagi M
9 Permintaan barang guest supplies di pending dahulu IP
10 Special request bapak itu adalah koran pagi M
11 Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja M
12 Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel M
13 Jangan lupa mengisi message form nya M
14 Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur M
15 Di lobby area lebih menyenangkan memang M
16 Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception M
17 Bath towel jangan di bawa keluar ruangan IP
18 Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged M
19 Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers M
20 Kak, Minta soap untuk di kamar tamu K
21 Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery M
22 Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter M
23 Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool M
24 Maaf pak, kamarnya bisa di make up ? K
25 Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat M
26 Minuman di dalam kamar free of charge K
27 Yang belum di grooming buat barisan baru IP

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
28 Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka K
29 Team work memang penting K
30 Kalau gak enjoy pasti gak nyaman K
31 Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang IP
32 Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding K
33 Sudah error ya? K
34 Bersihkan semua suggetion box nya IP
35 Pakai trollley aja biar gampang K
36 Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih IP
37 Sebagian untuk casual di sini minggu depan K
38 Hotel sudah di confirm, pak M
39 Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua IP
40 Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat M
41 Tolong check semua keperluan sebelum bekerja IP
42 Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint K

4.2.4 Pemerolehan data campur kode pada program studi MUP

Program Manajemen Usaha Perjalanan (MUP) memiliki fasilitas : Somba Tour

& Travel, Bus Pariwisata, Ruangan tempat penyimpanan tas (locker), Ruangan

briefing/rapat, dan Ruang kelas. Hasil penelitian yang diperoleh terhadap data tuturan

campur kode adalah sebagai berikut :

1. ‘Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang’

2. ‘Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari’

3. ‘Gak diajak juga, it’s Okay’

4. ’Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional’

5. ’Harga tiket sudah termasuk tax’

6. ‘Kamu harus greeting terlebih dahulu’

7. ‘Pengajuan permintaan harus segera di follow up’

8. ’Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan’

9. ‘Bisa ditanyakan di counter depan’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
10. ‘Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya’

11. ’Nanti setelah break kita langsung praktek’

12. ‘Besok kita morning briefing terlebih dulu’

13. ‘Pesawatnya lima belas menit lagi take off’

14. ’Misinya memang selalu on time’

15. ’Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu’

16. ‘Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih’

17. ‘Mudah-mudahan semuanya clear’

18. ’Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional’

19. ‘Silahkan lihat nomor seat nya ya pak !’

20. ‘Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat’

21. ‘Ucapkan thank you itu penting’

22. ’Semua travelling bag nya harus diberi nomor’

23. ‘Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya’

24. ’Saya mau booking tiket untuk Medan – Jakarta’

25. ‘Pesawat yang dari Jakarta salah landing’

26. ’Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta’

27. ’Ini tiket tidak bisa di refund’

28. ‘Check in jam 9 pagi di airport’

29. ‘Penerbangannya nggak connect ke Denpasar’

30. ‘Guidenya di complain sama tamu’

31. ‘Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket ?’

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
32. ‘Makan malam di arrange di jalan’

Dari data peristiwa tutur campur kode di atas penulis mengidentifikasikannya ke

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 15
Identifikasi terjadinya campur kode Program Studi MUP

Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan

No Tuturan Ket
1 Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang M
2 Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari M
3 Gak diajak juga, it’s Okay K
4 Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional M
5 Harga tiket sudah termasuk tax M
6 Kamu harus greeting terlebih dahulu IP
7 Pengajuan permintaan harus segera di follow up IP
8 Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan M
9 Bisa ditanyakan di counter depan K
10 Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya IP
11 Nanti setelah break kita langsung praktek IP
12 Besok kita morning briefing terlebih dulu IP
13 Pesawatnya lima belas menit lagi take off M
14 Misinya memang selalu on time K
15 Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu IP
16 Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih M
17 Mudah-mudahan semuanya clear M
18 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP
19 Silahkan lihat nomor seat nya ya pak ! K
20 Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat K
21 Ucapkan thank you itu penting K
22 Semua travelling bag nya harus diberi nomor IP
23 Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya IP
24 Saya mau booking tiket untuk Medan – Jakarta K
25 Pesawat yang dari Jakarta salah landing K
26 Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta K
27 Ini tiket tidak bisa di refund M
28 Check in jam 9 pagi di airport K
29 Penerbangannya nggak connect ke Denpasar K
30 Guidenya di complain sama tamu K
31 Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket ? K
32 Makan malam di arrange di jalan M

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Dari hasil temuan penelitian yang penulis laksanakan di atas dapat diketahui

bahwa ada sejumlah peristiwa tutur terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan

Manajemen Perhotelan dan jurusan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan yang

tergambar pada tabel berikut :

Tabel 16

Jumlah peristiwa tutur campur kode

No Jurusan Program Studi Jumlah


1 Manajemen Perhotelan MTH 40

2 Manajemen Perhotelan MTB 37

3 Manajemen Perhotelan MDK 42

4 Manajemen Pariwisata MUP 32

Jumlah 151

Dari seluruh tabel di atas terlihat bahwa penulis memperoleh sejumlah total 151

peristiwa tutur selama periode peneltian ini berlangsung yang di jumlahkan dari empat

program studi yang ada di AKPAR Medan.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa peneltian ini dibatasi

pada campur kode keluar saja yakni berupa campur kode bahasa ibu dengan bahasa

asing, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Data terjadinya campur kode yang terjaring dalam situasi tutur pada mahasiswa

jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan

sebanyak 151 peristiwa tutur.

2. Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya campur kode adalah sebagai

berikut :

a. Identifikasi Peranan

Data campur kode menunjukkan indikasi karena adanya pengaruh faktor ini

sebanyak 46 peristiwa tutur dari 151 data peristiwa tutur.

b.Keinginan Menjelaskan dan Menafsirkan

Data campur kode menunjukkan indikasi karena adanya pengaruh faktor ini

sebanyak 46 peristiwa tutur dari 151 data peristiwa tutur.

c.Faktor Kebiasaan

Data campur kode menunjukkan indikasi karena adanya pengaruh faktor ini

sebanyak 59 peristiwa tutur dari 151 data peristiwa tutur.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa faktor kebiasaan mendominasi

penyebab terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan Manajemen

Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan. Walaupun demikian,

baik dari data campur kode yang terjadi karena faktor identifikasi peranan,

maupun karena faktor keinginan menjelaskan dan menafsirkan tidak tertutup

kemungkinan menjadi yang lebih dominan bilamana penelitian ini dilanjutkan

pada masa mendatang.

3. Jenis campur kode yang ditemui di dalam penelitian pada peristiwa tutur

mahasiswa AKPAR Medan adalah jenis leksikal, frasa, klausa atau kalimat,

dimana jenis leksikal yang berjumlah 96 dari 170 peristiwa tutur; jenis frasa

berjumlah 73 dari 170 peristiwa tutur; dan jenis klausa atau kalimat berjumlah 1

dari 170 peristiwa tutur. Dapat disimpulkan bahwa jenis campur kode yang

paling dominan dari peristiwa tutur yang ditemui pada mahasiswa AKPAR

Medan adalah jenis leksikal.

4. Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada mahasiswa jurusan

Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata AKPAR Medan adalah

dikarenakan sikap bahasa seperti : kebiasaan, kemudahan penggunaan,

lingkungan akademis, leksikal serta frasa yang sulit ditemui didalam bahasa ibu.

Saran

Setelah penulis melakukan penelitian tentang kajian sosiolinguistik ini ternyata

masih banyak hal-hal yang belum diteliti dalam kajian ini dari berbagai permasalahan-

permasalahan yang ada. Sikap bahasa yang baik dan benar di dalam penggunaan suatu

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
bahasa sebaiknya menjadi perhatian, bilamana bahasa Indonesia dipergunakan

sebaiknya digunakan dengan baik dan benar dan bilamana suatu bahasa asing digunakan

maka sebaiknya juga digunakan dengan baik dan benar.

Oleh sebab itu, penulis berharap agar hasil peneltian ini dapat dijadikan sebagai

salah satu acuan di dalam melaksanakan peneltian selanjutnya.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
DAFTAR PUSTAKA

Bloomfield, Leonard. 1958. Language, Twelfth Impression. Great Britain : Cox and
Wyman Ltd

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran.
Jakarta : Rineka Cipta

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik : Suatu Perkenalan Awal.
Jakarta : Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta : Balai Pustaka

Djajasudarma. T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan


Kajian. Eresco. Bandung.

Fasold, Ralph. 1984. Sociolinguistics of Society. New York : Basil Blackwell.

------------------- 1984. Sociolinguistics of Society. New York : Basil Blackwell. Dalam


Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik : Suatu Perkenalan
Awal. Jakarta : Rineka Cipta

Fishman, J.A. 1972. The Description of Social Billigualism. California : Stanford


University Press

Gumperrz, J. J. 1976. The Sociolinguistic Significance of Conversational Code-


Switching. Working Papers of The Language Behaviour Research Laboratory No.
46. Berkeley : University of California

Haugen, Elnar. 1953. Linguistics and Dialinguistics : Billingualism and Language


Contact. Washington DC : Georgetown University Press

----------------- . 1972. Direction in Modern Linguistics. Chicago : University Press

Koentaraningrat. 1967. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Yokyakarta :


Kanisius

------------------.2005. Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta :


PT. Gramedia

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Levi-Strauss, C. 1963. Stuctural Antrophology. New York : Basic Books

Lubis, Halomoan Noor. 2002. Pelaku Pilih Bahasa dan Alih Kode : Suatu Kajian
Sosiolinguistik. Medan

Mackey, William. 1977. The Description of Billingualism. New York : Mouton


Publishers. Dalam Rohmana. 2000. Alih Kode dan Campur Kode Dalam
Pemakaian Bahasa Pada Unit Pemukiman Transmigrasi Di Kabupaten Kendari-
Sulawesi Tenggara. Bandung : Universitas Padjajaran

Moleong, J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik : Suatu Pengantar. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Umum

Ohoiwutun, Paul. 1996. Sosiolinguistik ; Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat


dan Kebudayaan. Jakarta : Kesaint Blanc

Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung : Angkasa

Poejosoedarmo, Soepomo. 1976. Kode dan Alih Kode. Yogyakarta : Balai Penelitian
Bahasa

Rahardi, R. Kunjana. 2006. Dimensi-Dimensi Kebahasaan. Yogyakarta : Penerbit


Erlangga

Scotton, C.M. 1979. Code Switching as a Safe Choice in Choosing a Lingua Franca

Sibarani, Robert. 1987. Antropolinguistik. Medan : Penebit Poda

Sinar, Tengku Silvana. 2007. Phasal and Experential Realizations in Lecture Discourse
: A Systemic – Function Analysis. Medan : National Library Republic of Indonesia

Siregar, Bahren Umar. 1998. Pemertahanan Bahasa dan Sikap Bahasa. Jakarta : Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Sobarna, Cece. 1998. Alih Kode dan Campur Kode di Kalangan Remaja Kota Bandung.
Laporan Penelitan. Bandung : The Toyota Foundation

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta

Suwito. 1983. Pengantar Awal Sosiolinguistik ; Teori dan Problema.. Surakarta : Henry
Offset

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
-----------1985. Pengantar Awal Sosiolinguistik ; Teori dan Problema. Edisi ke-2.
Surakarta : Henry Offset

Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Thelander, Mats. 1976. Code Switching and Code Mixing ? Di dalam Kusumawati., Tri
Indah. 2004. Campur Kode dalam Novel Priyayi Karya Umar Khayam. Tesis :
USU

Thaha, Zainuddin. 1986. Satu Wacana Dua Bahasa : Faktor-faktor Sosiolinguistik Alih
Kode Bahasa Bugis-Bahasa Indonesia. Unhas. Ujung Pandang

Troike Saville, M. 1982. The Ethnography of Communication. Oxford : Basil Blackwell

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 1
PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTH

No Tuturan
1 Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam 11.00
2 Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up
3 No problem, mau duduk dimana saja
4 Coaster nya juga harus dipakai
5 Guest request tolong cepat disediakan
6 Pakai glass cleaner untuk membersihkannya
7 Swimmming pool berada di lantai tiga bu !
8 Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement
9 Live band show ada di bar kami di lantai bawah
10 Maaf pak meja nya mau di clear up
11 Minta guest comment nya ya
12 Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi
13 Boleh request nggak?
14 Bill yang tadi di letakkan dimana ?
15 Kok gobletnya belum di polish?
16 Berapa pax besok undangan yang datang ?
17 Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur
18 Minta ice cube nya mbak
19 Jangan di clear up dulu ya
20 Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja
21 Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak?
22 Apakah bapak mau tambah ice water nya ?
23 Bill nya di pending aja dulu
24 Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya
25 Letakkan table number di tengah meja
26 Untuk room service biar Ridwan yang antar
27 Saya lebih suka hot water saja
28 Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali
29 Minta ashtray nya mbak
30 Ambil bowl dan cuci yang bersih
31 Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu
32 Makanan ini antar ke table enam
33 Jika menyajikan makanan utamakan ladies first
34 Pepper nya letakkan di meja tamu
35 Saya pesan satu soft drink
36 Gunakan water pitcher untuk tuangkan air
37 Table cloth nya harus selalu bersih
38 Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu
39 Siapa waiter yang meng handle meja ini?
40 Today specialities kami harganya terjangkau

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 2

PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MTB

No Tuturan
1 Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed
2 Keep Silent, ada yang bertanya
3 in charge dimana ?
4 Permintaan chemical harus di request
5 Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis
6 Grooming harus dipelihara
7 Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki
8 Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa
9 Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik
10 Maaf pak permintaan cool food sudah habis
11 Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus
12 Anak Basic terus di follow up cara kerjanya
13 Tolong ya piringnya di clear up
14 Sebelum operasional coba double check kembali
15 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional
16 Garnishnya harus cerah
17 Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel
18 Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang
19 Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur
20 Ingredients nya apa aja?
21 Spatula yang besar yang dipakai
22 Ini di grill dulu kan pak?
23 Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan
24 Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain
25 Tolong onion nya di chopped
26 Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya
27 Coba strain dulu sauce nya
28 Sudah di saute dagingnya ?
29 Grill kan sebentar ayam itu
30 Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya
31 Sudah kamu scale tepungnya?
32 Towing kan dulu ikan itu
33 Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu
34 Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan
35 Kenapa kamu cairkan butter itu
36 Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh
37 Buahnya di blend biar hancur

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 3
PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MDK

No Tuturan
1 Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker
2 Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini
3 Pinjam gun spray nya lah
4 Bahan chemical nya abis
5 Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus
6 Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil
7 Anda in charge di public area sesi pertama
8 Saya minta kamar di extend 1 hari lagi
9 Permintaan barang guest supplies di pending dahulu
10 Special request bapak itu adalah koran pagi
11 Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja
12 Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel
13 Jangan lupa mengisi message form nya
14 Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur
15 Di lobby area lebih menyenangkan memang
16 Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception
17 Bath towel jangan di bawa keluar ruangan
18 Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged
19 Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers
20 Kak, Minta soap untuk di kamar tamu
21 Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery
22 Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter
23 Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool
24 Maaf pak, kamarnya bisa di make up ?
25 Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat
26 Minuman di dalam kamar free of charge
27 Yang belum di grooming buat barisan baru
28 Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka
29 Team work memang penting
30 Kalau gak enjoy pasti gak nyaman
31 Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang
32 Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding
33 Sudah error ya?
34 Bersihkan semua suggetion box nya
35 Pakai trollley aja biar gampang
36 Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih
37 Sebagian untuk casual di sini minggu depan
38 Hotel sudah di confirm, pak
39 Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua
40 Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat
41 Tolong check semua keperluan sebelum bekerja
42 Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 4
PEROLEHAN DATA CAMPUR KODE MUP

No Tuturan
1 Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang
2 Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari
3 Gak diajak juga, it’s Okay
4 Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional
5 Harga tiket sudah termasuk tax
6 Kamu harus greeting terlebih dahulu
7 Pengajuan permintaan harus segera di follow up
8 Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan
9 Bisa ditanyakan di counter depan
10 Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya
11 Nanti setelah break kita langsung praktek
12 Besok kita morning briefing terlebih dulu
13 Pesawatnya lima belas menit lagi take off
14 Misinya memang selalu on time
15 Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu
16 Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih
17 Mudah-mudahan semuanya clear
18 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional
19 Silahkan lihat nomor seat nya ya pak !
20 Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat
21 Ucapkan thank you itu penting
22 Semua travelling bag nya harus diberi nomor
23 Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya
24 Saya mau booking tiket untuk Medan – Jakarta
25 Pesawat yang dari Jakarta salah landing
26 Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta
27 Ini tiket tidak bisa di refund
28 Check in jam 9 pagi di airport
29 Penerbangannya nggak connect ke Denpasar
30 Guidenya di complain sama tamu
31 Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket ?
32 Makan malam di arrange di jalan

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 5
IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MTH

No Tuturan Ket
1 Amir, set up mejanya cepat, karena tamu sudah akan datang jam 11.00 IP
2 Ayo duduk disana aja karena mejanya belum di clear up M
3 No problem, mau duduk dimana saja K
4 Coaster nya juga harus dipakai IP
5 Guest request tolong cepat disediakan IP
6 Pakai glass cleaner untuk membersihkannya IP
7 Swimmming pool berada di lantai tiga bu ! M
8 Bila ada kehilangan diharap menghubungi lost and found departement M
9 Live band show ada di bar kami di lantai bawah M
10 Maaf pak meja nya mau di clear up M
11 Minta guest comment nya ya K
12 Bapak dapat makan breakfast di restoran kami mulai jam 7 pagi M
13 Boleh request nggak? K
14 Bill yang tadi di letakkan dimana ? K
15 Kok gobletnya belum di polish? K
16 Berapa pax besok undangan yang datang ? K
17 Saya minta sugar bowl nya diangkat ke dapur IP
18 Minta ice cube nya mbak K
19 Jangan di clear up dulu ya IP
20 Saya minta menu stand diletakkan tepat di atas meja IP
21 Permisi pak, boleh saya ambil orderan bapak? K
22 Apakah bapak mau tambah ice water nya ? K
23 Bill nya di pending aja dulu K
24 Saya pesan nasi dengan semur ayam untuk main course nya ya M
25 Letakkan table number di tengah meja IP
26 Untuk room service biar Ridwan yang antar K
27 Saya lebih suka hot water saja K
28 Kalau kita keep smile ke tamu pasti tamu akan datang kembali K
29 Minta ashtray nya mbak K
30 Ambil bowl dan cuci yang bersih IP
31 Jangan lupa periksa kebenaran bill nya sebelum diserahkan ke tamu IP
32 Makanan ini antar ke table enam IP
33 Jika menyajikan makanan utamakan ladies first M
34 Pepper nya letakkan di meja tamu M
35 Saya pesan satu soft drink K
36 Gunakan water pitcher untuk tuangkan air M
37 Table cloth nya harus selalu bersih K
38 Hapalkan semua menu knowledge untuk antisipasi pertanyaan tamu M
39 Siapa waiter yang meng handle meja ini? K
40 Today specialities kami harganya terjangkau K

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 6
IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MTB

No Tuturan Ket
1 Kentangnya di steam terlebih dahulu, pak, baru di mashed M
2 Keep Silent, ada yang bertanya IP
3 in charge dimana ? K
4 Permintaan chemical harus di request IP
5 Katakan no stock bila barang yang kamu punya habis IP
6 Grooming harus dipelihara K
7 Tap air nya rusak sedang diminta untuk diperbaiki M
8 Kalau tidak fresh ya nggak apa-apa K
9 Untuk membuat tamu satisfied, kita harus memberikan pelayanan yang baik IP
10 Maaf pak permintaan cool food sudah habis M
11 Freezer kita sudah rusak perlu diganti dengan yang bagus M
12 Anak Basic terus di follow up cara kerjanya K
13 Tolong ya piringnya di clear up IP
14 Sebelum operasional coba double check kembali IP
15 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP
16 Garnishnya harus cerah K
17 Makanan ini di garnished dengan kentang rebus, bunga kol dan wortel M
18 Semua alat-alat harus di inventory jangan sampai hilang IP
19 Dia memang selalu menjadi trouble maker di dapur K
20 Ingredients nya apa aja? K
21 Spatula yang besar yang dipakai K
22 Ini di grill dulu kan pak? K
23 Breadnya sudah masak, tinggal di dinginkan K
24 Sayurnya di saute, lantas masukkan ingredients yang lain M
25 Tolong onion nya di chopped IP
26 Di skin out aja kaldunya, baru yang lain di masukkan ke dalamnya IP
27 Coba strain dulu sauce nya IP
28 Sudah di saute dagingnya ? K
29 Grill kan sebentar ayam itu IP
30 Cutting board nya di cuci bersih agar enak makainya IP
31 Sudah kamu scale tepungnya? K
32 Towing kan dulu ikan itu IP
33 Sayuran ini harus di boiled terlebih dahulu IP
34 Biji merica ini di crushed agar bisa digunakan K
35 Kenapa kamu cairkan butter itu K
36 Kalau ayam diletakkan di chiller pasti fresh K
37 Buahnya di blend biar hancur M

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 7
IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MDK
No Tuturan Ket
1 Tolong baju praktik, disimpan rapi di locker IP
2 Chemical yang baru datang diletakkan di lemari sini IP
3 Pinjam gun spray nya lah K
4 Bahan chemical nya abis M
5 Biar licin di steam aja, pasti hasilnya bagus M
6 Mesin pressing yang di sudut saja yang di pakai, yang ini terlalu kecil IP
7 Anda in charge di public area sesi pertama K
8 Saya minta kamar di extend 1 hari lagi M
9 Permintaan barang guest supplies di pending dahulu IP
10 Special request bapak itu adalah koran pagi M
11 Dial no 1 pak bila bapak membutuhkan apa saja M
12 Hotel menyediakan limousine service untuk kebutuhan tamu hotel M
13 Jangan lupa mengisi message form nya M
14 Harap jangan meletakkan ashtray disamping/diatas tempat tidur M
15 Di lobby area lebih menyenangkan memang M
16 Tamu hotel harap menitipkan guest room key ke reception M
17 Bath towel jangan di bawa keluar ruangan IP
18 Jika tamu menginginkan towel, ashtray akan di charged M
19 Setiap kamar dilengkapi dengan dua pasang slippers M
20 Kak, Minta soap untuk di kamar tamu K
21 Kami tidak menjamin atas kehilangan barang berharga seperti jewelery M
22 Hotel melayani permintaan tamu utuk extra bed dan baby sitter M
23 Tamu dapat menikmati fasilitas hotel seperti swimming pool M
24 Maaf pak, kamarnya bisa di make up ? K
25 Tolong dipasang do not disturb sign nya pak bila bapak sedang istirahat M
26 Minuman di dalam kamar free of charge K
27 Yang belum di grooming buat barisan baru IP
28 Keep safely ya, jangan sampai ada yang buka K
29 Team work memang penting K
30 Kalau gak enjoy pasti gak nyaman K
31 Besok biasakan make line seperti ini sebelum saya datang IP
32 Jangan cepat marah, teman kamu kan just kidding K
33 Sudah error ya? K
34 Bersihkan semua suggetion box nya IP
35 Pakai trollley aja biar gampang K
36 Lantainya agar di mopping biar kelihatan bersih IP
37 Sebagian untuk casual di sini minggu depan K
38 Hotel sudah di confirm, pak M
39 Tingkatkan selalu team work pada diri anda semua IP
40 Jangan sampai phone call lebih dari dua kali berdering baru diangkat M
41 Tolong check semua keperluan sebelum bekerja IP
42 Bagaimana cara anda untuk tangani guest complaint K

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 8
IDENTIFIKASI FAKTOR CAMPUR KODE MUP

No Tuturan Ket
1 Anak itu kalau tidak di follow up, seperti itu memang M
2 Anak basic mungkin yang ambil tadi sewaktu dia kemari M
3 Gak diajak juga, it’s Okay K
4 Maaf pak penerbangan bapak di cancel 2 jam karena alasan operasional M
5 Harga tiket sudah termasuk tax M
6 Kamu harus greeting terlebih dahulu IP
7 Pengajuan permintaan harus segera di follow up IP
8 Kami melaksanakan general cleaning 1 kali sebulan M
9 Bisa ditanyakan di counter depan K
10 Tolong ya Basic itu di press cara kerjanya IP
11 Nanti setelah break kita langsung praktek IP
12 Besok kita morning briefing terlebih dulu IP
13 Pesawatnya lima belas menit lagi take off M
14 Misinya memang selalu on time K
15 Tolong perhatikan attitude adik kelas kamu IP
16 Pesawat menuju Denpasar di delay dua jam lebih M
17 Mudah-mudahan semuanya clear M
18 Persiapannya jangan last minute biar terkejar jam operasional IP
19 Silahkan lihat nomor seat nya ya pak ! K
20 Silahkan bapak mencoba tour package yang kami buat K
21 Ucapkan thank you itu penting K
22 Semua travelling bag nya harus diberi nomor IP
23 Tiketnya tolong di issued hari ini untuk saya IP
24 Saya mau booking tiket untuk Medan – Jakarta K
25 Pesawat yang dari Jakarta salah landing K
26 Kalau mau ke Denpasar transit di Jakarta K
27 Ini tiket tidak bisa di refund M
28 Check in jam 9 pagi di airport K
29 Penerbangannya nggak connect ke Denpasar K
30 Guidenya di complain sama tamu K
31 Tanggal keberangkatannya sudah di fix date di tiket ? K
32 Makan malam di arrange di jalan M

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 9
PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTH)

No Tuturan Jlh
1 set up - tata 1
2 clear up - bersihkan 1
3 No problem-tidak/nggak ada masalah 1
4 Coaster-tatakan 1
5 Guest request-permintaan tamu 1
6 glass cleaner- pembersih kaca 1
7 swimming pool- kolam renang 1
8 lost and found departement- bagian yang mengurus penemuan/kehilangan 1
9 Live band show-pertunjukkan band 1
10 clear up - bersihkan 1
11 guest comment-komentar tamu 1
12 breakfast - sarapan pagi 1
13 request - permintaan 1
14 Bill- rekening/kwitansi 1
15 goblet - gelas ; polish- bersihkan 2
16 pax- paket 1
17 sugar bowl- tempat gula 1
18 ice cube- es batu 1
19 clear up - bersihkan 1
20 menu stand-daftar menu 1
21 order- pesanan 1
22 ice water- air es 1
23 Bill-rekening/kwitansi ; pending- tunda/tahan 2
24 main course- makanan utama 1
25 table number- nomor meja 1
26 room service- layanan kamar 1
27 hot water - air panas 1
28 keep smile- tetap senyum 1
29 ashtray- asbak 1
30 bowl- mangkuk 1
31 Bill- rekening/kwitansi 1
32 table - meja 1
33 ladies first- wanita terlebih dahulu 1
34 Pepper- merica 1
35 soft drink-minuman ringan 1
36 water pitcher- ceret/ketel 1
37 Table cloth - taplak meja 1
38 menu knowledge- pengetahuan menu 1
39 waiter- pelayan ; handle- menangani 2
40 Today specialities- menu khusus 1
43

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 10

PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MTB)

No Tuturan Jlh
1 steam- kukus ; mashed- remas pakai jari tangan 2
2 Keep Silent- diam 1
3 in charge - bertugas 1
4 chemical- bahan kimia; request- diminta 2
5 no stock - tidak ada persediaan 1
6 Grooming- penampilan/periksa penampilan 1
7 Tap- kran 1
8 fresh- segar 1
9 satisfied- puas 1
10 cool food - makanan dingin 1
11 Freezer-pendingin 1
12 Basic- dasar; follow up- di ikuti 2
13 clear up - bersihkan 1
14 double check - periksa benar-benar 1
15 last minute- tergesa-gesa 1
16 Garnish-hiasan/dihias 1
17 Garnish-hiasan/dihias 1
18 inventory- data 1
19 trouble maker- pembuat onar 1
20 Ingredients - bahan 1
21 Spatula- codet kayu 1
22 grill - panggang 1
23 Bread- roti 1
24 saute- tumis; ingredients- bahan 2
25 onion- bawang merah ; chopped - di potong-potong 2
26 skin out- buang buih/busa 1
27 strain/saring; sauce-kuah/kaldu 2
28 saute-tumis 1
29 Grill- panggang 1
30 Cutting board -papan alas 1
31 scale-timbang 1
32 Towing-hela/biarkan 1
33 boiled - rebus 1
34 crushed-pecahkan 1
35 butter-mentega 1
36 chiller-pendingin ; fresh-segar 2
37 blend -mencampurkan/dicampurkan 1
44

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 11

PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MDK)

No Tuturan Jlh
1 locker- rak penyimpanan 1
2 chemical- bahan kimia 1
3 gun spray-penyemprot air 1
4 chemical- bahan kimia 1
5 steam- uap 1
6 pressing-strika 1
7 in charge- bertugas; public area- area umum 2
8 extend- perpanjang 1
9 guest supplies- keperluan tamu ; pending- tunda/simpan 2
10 Special request - permintaan khusus 1
11 Dial - putar 1
12 limousine service- penyediaan mobil 1
13 message form- format pesan 1
14 ashtray- asbak 1
15 lobby area- wilayah depan/lobi 1
16 guest room key- kunci kamar ; reception-penerimaan tamu 2
17 Bath towel-handuk mandi 1
18 towel handuk ; ashtray- asbak; charged- kenakan biaya 3
19 slippers- sandal 1
20 soap - sabun 1
21 jewelery- perhiasan 1
22 extra bed-tempat tidur tambahan;baby sitter-jasa pengurusan anak 2
23 swimming pool- kolam renang 1
24 make up-bersihkan/tata 1
25 do not disturb sign-tanda jangan diganggu 1
26 free of charge- cuma-cuma/gratis 1
27 grooming - penampilan/periksa penampilan 1
28 Keep safely-simpan benar-benar aman 1
29 Team work- kerjasama 1
30 enjoy- menikmati 1
31 make line - baris/ antri 1
32 just kidding- canda 1
33 error- salah/menyalahi 1
34 suggetion box- kotak saran 1
35 trollley -kereta dorong 1
36 mopping -bersihkan/pel 1
37 casual-biasa/ pegawai lepas 1
38 confirm- konfirmasi 1
39 team work-kerjasama 1
40 phone call-panggilan telepon 1
41 check- periksa 1
42 guest complaint-keluhan tamu 1
48

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 12
PADANAN ARTI DAN JUMLAH CAMPUR KODE (MUP)

No Tuturan Jlh
1 follow up- di ikui terus/ditindak lanjuti 1
2 basic-dasar 1
3 it’s Okay- tidak apa-apa 1
4 cancel- tunda 1
5 tax-pajak 1
6 greeting-memberi salam 1
7 follow up- di ikui terus/ditindak lanjuti 1
8 general cleaning- pembersihan menyeluruh 1
9 counter-meja/bagian 1
10 Basic - dasar ; press- paksa 2
11 break- istirahat 1
12 morning briefing-rapat pagi 1
13 take off- berangkat 1
14 on time - tepat waktu 1
15 attitude-sikap 1
16 delay- tunda 1
17 clear- beres 1
18 last minute-tergesa-gesa 1
19 seat- tempat duduk 1
20 tour package- paket tour 1
21 thank you- terima kasih 1
22 travelling bag - tas perjalanan/sandang 1
23 issued-dibuat/diterbitkan 1
24 booking-pesan 1
25 landing-mendarat 1
26 transit-singgah 1
27 refund-diuangkan kembali 1
28 Check in- daftar; airport-bandar udara 2
29 connect-hubungkan/sambung 1
30 Guide- pemandu; complain-keluh 2
31 fix date-pastikan 1
32 arrange- atur 1
35

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Lampiran 13
GAMBAR DAN ARTI LOGO
AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN

Nama AKADEMI PARIWISATA (AKPAR) MEDAN yang tersusun dalam bentuk


lingkaran menunjukkan kebulatan tekad dalam upaya menghasilkan tenaga-tenaga
profesional di bidang Pariwisata.

Lambang AKPAR Medan mempunyai 5 (lima) bagian yang mencerminkan kebesaran


Pancasila, dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang menjadi pedoman atas segala
upaya dan kegiatan Almamater AKPAR Medan demi kepentngan Negara dan Bangsa.

Ke 5 (lima) bagian tersebut mempunyai makna sebagai berikut :

BOLA DUNIA : menggambarkan pariwisata sebagai suatu dunia


yang tersendiri dan unik.

BUKU TERBUKA : melambangkan ilmu pengetahuan dan teknologi


yang tidak habis-habisnya untuk dipelajari dan
diamalkan sepanjang masa.

MATA PENA : melambangkan karya dan karsa dalam bidang


pariwisata sebagai hasil dari ilmu yang
ditekuninya.

LINGKARAN DAN GELANG : menggambarkan pariwisata sebagai wahana


untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta
persahabatan dunia.

ANAK PANAH : yang mengarahkan ke 4 (empat) penjuru dunia


yang menggambarkan ruang lingkup kerja yang
bebas dan luas tanpa batas.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008
Arti Simbol Warna

BIRU TUA : melambangkan kejujuran dan kesetiakawanan


yang mengakar pada nilai UUD 1945.

BIRU MUDA : melambangkan kelembutan yang mempesona


yang dimiliki oleh setiap insan pariwisata.

PUTIH : melambangkan kesucian jiwa dan kebesaran hati.

KUNING EMAS : melambangkan kejayaan dan keluhuran nilai-


nilai budaya bangsa Indonesia.

Booni Tauhid : Analisis Campur Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan
USU Repository©2008

Anda mungkin juga menyukai