Anda di halaman 1dari 8

Nama :

1. Ferdinand Tori - 2006571293 - Ilmu Aktuaria


2. Nida Nur Faiza - 2006568866 - Matematika
3. Safira Mecca Lovani - 2006486550 - Matematika
4. Ainun Syafna Maharani - 2006571186 - Statistika
5. Herardita Cahyaning Wulan - 2006568632 - Matematika
6. Zahra Nurasma - 2006570044 - Fisika
7. Rahma Wirdatul Umami - 2006568954 - Biologi
Tugas : Mata Kuliah Pengembangan Karakter Terintegrasi Pekan 6

KONSEP PERENCANAAN TUGAS PURWARUPA PENGGANTI UTS

MPKT adalah salah satu mata kuliah wajib Universitas yang dibawa oleh Universitas
Indonesia dan bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam membentuk kekuatan dan
keutamaan karakter mahasiswa. Melalui MPKT, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi
penting untuk menjadi akademik yang dewasa dan memiliki kekuatan dan keutamaan karakter
yang mencakup kekuatan kognitif, afektif, dan konatif (kehendak). Pada pembelajaran sebelum
UTS, MPKT memfasilitasi mahasiswa untuk dapat memahami dasar pembentukan karakter dan
menguasai dasar kekuatan kognitif, yaitu logika. Untuk dapat mengembangkan dasar itu, seorang
mahasiswa harus bisa mengenal dirinya sendiri sebagai seorang mahasiswa, baik sebagai
individu maupun bagian dalam kelompok sehingga dia dapat mengembangkan dirinya dengan
baik. Dalam kehidupan berkelompok, manusia juga harus memiliki keterampilan - keterampilan
yang dibutuhkan dalam menjalin hubungan kelompok yang efektif agar mahasiswa bisa
meningkatkan kualitas hidup, bukan hanya dirinya sendiri, melainkan juga sesamanya yang ada
di kelompok tersebut. Sebagai penerus bangsa, MPKT mengajarkan kita untuk bisa menjadi
cendekia yang bertindak berdasarkan logika, etika, dan mempunyai karakter yang benar,
khususnya sebagai warga UI, maka mahasiswa harus bisa menjalankan kehidupan sehari -
harinya berdasarkan pancasila. Terakhir, sebagai warga Indonesia, mahasiswa harus bisa menjadi
pribadi yang memahami hakikat kewarganegaraan dan dasar falsafah negara yang ada di
pancasila agar dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Kelima
nilai yang ada di dalam pancasila harus bisa diimplementasikan oleh mahasiswa dalam menjalani
kehidupannya. Sebagai bentuk nyata dari pemahaman mahasiswa mengenai pelajaran MPKT,
mahasiswa harus bisa menjalani kehidupan antikorupsi dan mengambil peran dalam
memberantas korupsi, salah satu penyakit bangsa Indonesia yang sudah menimbulkan banyak
dampak kerugian. Di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat, para generasi muda,
seperti mahasiswa membutuhkan arahan yang tepat untuk bisa membangun karakter yang baik
dan tidak mengalami dilema moral maupun sesat pikir. Sebagai mahasiswa Universitas
Indonesia, sudah seharusnya kita memahami dan mengerti sembilan nilai UI karena kesembilan
nilai itu dirancang sedemikian rupa agar mahasiswa bisa membangun karakter yang mempunyai
etika dan moral yang baik dan bisa mengaplikasikan kemampuannya dalam memberi warna
untuk kemajuan Indonesia bahkan dunia. Untuk itu, MPKT hadir sebagai wadah yang
merangkum segala harapan Universitas Indonesia bagi mahasiswanya untuk bisa melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi dan mempunyai kemampuan yang diharapkan di Abad ke-21 ini.
Hal ini menjadikan pelajaran MPKT adalah hal yang penting dan esensial untuk dipelajari oleh
mahasiswa baru Universitas Indonesia sebagai bekal untuk menghadapi dunia yang keras.
Walaupun terdapat banyak tantangan, seperti PJJ, mahasiswa UI diharapkan tetap mengamalkan
pentingnya mempelajari MPKT dan mengaplikasikannya untuk kepentingan bangsa, negara, dan
masyarakat.

Sebagai pengganti Ujian Tengah Semester, MPKT memberikan tugas untuk membuat
purwarupa yang bisa berupa e-booklet atau video. Purwarupa ini dibuat dengan tema isu - isu
yang berkaitan dengan Jati diriku sebagai cendekia dan warga negara Indonesia yang setia pada
pancasila dan antikorupsi. Setelah berdiskusi melalui forum dan grup line, kita memutuskan
untuk bisa membuat e-booklet karena pembuatan video membutuhkan teknik editing yang cukup
lama dan membutuhkan desain animasi yang cukup lama. Oleh karena itu, dengan
mempertimbangkan jumlah pengalaman yang kelompok kami punya, kami memutuskan untuk
menggunakan e-booklet, e-booklet kami berjudul “Jati Diriku sebagai Mahasiswa UI dan
Indonesia.” Booklet kami akan memuat beberapa halaman dan bertujuan untuk memberikan
materi mengenai beberapa hal yang harus bisa diperhatikan oleh mahasiswa dan diterapkan
dalam menjalani kehidupannya sebagai cendekia maupun sebagai warga negara Indonesia yang
setia pada pancasila. Selain itu, booklet ini juga bertujuan untuk bisa memberikan beberapa
pandangan baru mengenai pentingnya seorang mahasiswa menjadi cendekia yang selalu
bertindak sesuai etika dan logika serta menjadi WNI yang setia pada dasar negara dan
mengagungkan sikap antikorupsi. Booklet ini juga memberikan beberapa saran yang bisa
dilakukan oleh mahasiswa untuk membentuk kekuatan dan keutamaan karakter yang diinginkan.
Untuk membuat e-booklet ini, kelompok kami menggunakan konsep yang akan dituangkan
dalam desain e-booklet, desain yang digunakan mencerminkan semangat perjuangan para
pemuda Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mencapai tujuan hidupnya.
Booklet ini akan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pembukaan yang terdiri dari cover dan daftar isi,
lalu materi dan isu - isu dari bab jati diriku sebagai cendekia, bab jati diriku sebagai WNI yang
setia pada pancasila, dan bab jati diriku sebagai WNI yang antikorupsi, terakhir penutupan yang
terdiri kesimpulan dan bagan hubungan antar topik. Untuk bisa membuat e-booklet ini, kami
menggunakan aplikasi canva untuk bisa membuat desain yang bisa lebih unik dan menarik serta
sesuai dengan konsep yang kita inginkan. Selain itu, kami juga menggunakan grup line dan
forum diskusi untuk bisa mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang konsep dan tidak
terjadi salah komunikasi dalam pembuatan konsep. Kami juga menggunakan berbagai sumber
internet untuk bisa mencari referensi maupun gambar yang bisa membuat booklet kita makin
menarik dan berbobot. Untuk menggabungkan informasi itu, kami menggunakan google docs,
lalu kami membuat PPT yang berisi outline dari poster maupun infografis yang menjadi halaman
booklet dan pada akhirnya, kami akan mengeditnya di canva serta membuatnya berdasarkan
konsep dan color palette yang sudah ditetapkan.

Selama enam pekan pembelajaran MPKT, topik yang dipelajari meliputi Jati Diri sebagai
Cendekia, Jati Diri sebagai WNI yang Setia pada Pancasila, dan Jati Diri sebagai WNI yang
Antikorupsi. Topik-topik tersebut akan kami bahas dan akan kami berikan contoh kasusnya.

Memasuki topik Jati Diri sebagai Cendekia. Cendekia dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki arti 1) tajam pikiran; lekas mengerti (kalau diberi tahu tentang sesuatu),
cerdas; pandai, 2) cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar (pandai menggunakan
kesempatan); cerdik, dan 3) terpelajar, cerdik pandai; cerdik cendekia. Untuk menjadi seorang
cendekia, ada beberapa nilai yang harus diperhatikan dan dimiliki. Nilai-nilai tersebut adalah
karakter, filsafat, logika, dan etika. Karakter yang harus dimiliki seorang cendekia ada 24
karakter yang harus dimiliki dan mencakup kebijaksanaan dan pengetahuan, keadilan,
pengelolaan diri, keberanian, kemanusiaan dan cinta, serta transendensi. Filsafat merupakan cara
berpikir untuk memahami sesuatu dengan kritis, radikal, sistematis, dan rasional serta melahirkan
ilmu pengetahuan lainnya. Logika adalah studi tentang metode-metode yang digunakan untuk
menentukan penalaran yang benar. Terakhir, etika merupakan kapasitas berpikir kritis, radikal
dan mendalam, dan analisis mengenai keputusan moral dan nilai dari tindakan individu.

Namun, masih ada beberapa kekeliruan dalam penerapan seseorang menjadi cendekia.
Terdapat pelanggaran-pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya dimiliki. Salah satu
contoh kasusnya adalah kasus pemecatan Dokter Terawan oleh Ikatan Dokter Indonesia.
Mengutip dari tirto.id, terjadi pelanggaran prinsip dalam kode etik kedokteran sebagai kasus
pelanggaran terhadap nilai etika cendekia. Pelanggaran tersebut yaitu terkait Pasal 4, Pasal 18,
Pasal 3 ayat 17, dan Pasal 16 terkait kebijakan dokter. Mengenai pasal 16, Dokter Terawan
dianggap tidak bijak dalam mengumumkan dan menerapkan temuan metode brainwash. metode
tersebut dipromosikan beliau sebagai pengobatan yang efektif. Namun, dalam putusan Majelis,
temuan Dokter Terawan belum dapat dijadikan terapi alternatif untuk mengganti operasi standar.
Akibat pelanggaran kode etik tersebut, izin praktik Dokter Terawan dicabut.

Contoh pelanggaran lain adalah pelanggaran kode etik hakim ad hoc Tindak Pidana
Korupsi, Syamsul Rakan Chaniago, yang sengaja berkomunikasi dan mengadakan pertemuan
pengan penasihat hukum Syafruddin Temenggung. Dalam Pasal 17 ayat (5) Undang-undang
Kekuasaan Kehakiman menjelaskan bahwa seorang hakim harus berperilaku adil dan harus
menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan pencabutan haknya mengadili perkara. Lalu,
dalam Pasal 17 ayat (6) dijelaskan bahwa apabila terjadi pelanggaran, putusan dinyatakan tidak
sah dan hakim yang bersangkutan dikenakan sanksi administratif. Syamsul Rakan Chaniago
dikenakan sanksi etik berupa hakim non palu selama 6 bulan sesuai Pasal 21 huruf b Peraturan
Bersama Ketua MA dan Ketua KY.

Dari kedua contoh pelanggaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran terhadap
nilai-nilai yang seharusnya dimiliki cendekia memberikan dampak negatif bagi diri sendiri dan
lingkungan. Hal ini dikarenakan cendekia dianggap sebagai panutan masyarakat dalam
berperilaku dan beretika. Oleh karena itu, diharapkan seorang cendekia dapat memegang
nilai-nilai penting dan memberikan contoh yang sesuai dengan nilai tersebut agar tercipta
lingkungan yang sejahtera.

Topik kedua adalah Jati Diriku sebagai WNI yang Setia pada Pancasila. Sebagai
mahasiswa, kita harus menunjukkan jati diri sebagai WNI yang paham dengan kebangsaan,
kenegaraan kewarganegaraan, dan bagaimana cara untuk mengimplementasikan nilai-nilai dari
Pancasila di situasi dunia yang dinamis. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dengan
berbagai faktor-faktor pemersatu bangsa yang dihadirkan melalui peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada bangsa Indonesia. Negara Indonesia dapat berdiri kokoh juga dengan adanya rakyat,
wilayah, pemerintahan, pengakuan kedaulatan, konstitusi, dan tujuan dari negara Indonesia.
Terdapat pengambilan kebijakan berdasarkan keadaan geografi (geopolitik) dan dijalankan
dengan geostrategi. Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup
masyarakat Indonesia yang terdiri dari lima nilai yang saling melengkapi, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, kesatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.

Namun, Terdapat pelanggaran-pelanggaran yang tidak mencerminkan Jati Diriku sebagai


WNI yang Setia pada Pancasila. Contoh kasusnya adalah Terjadi vandalisme berupa pencoretan
pada lantai dan dinding Mushola Darussalam menggunakan cat semprot serta penyobekan
Al-Qur’an pada 30 September 2020. Menurut Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo, hal tersebut adalah
pelanggaran sila ke-1 Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu, pelaku vandalisme
tersebut tidak sesuai dengan kaidah-kaidah moral dan harus ada tindakan tegas dari aparat
kepolisian karena tindakan ini tidak diperbolehkan oleh siapapun dari latar belakang manapun
karena semua orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga, memelihara dan melindungi
tempat ibadah. Di balik kasus tidak terpuji tersebut, tidak sedikit juga contoh yang
mencerminkan Jati Diriku sebagai WNI yang Setia pada Pancasila salah satunya adalah BP2MI
melakukan kegiatan Penandatanganan dan Deklarasi Kesetiaan Terhadap Ideologi Pancasila dan
UUD 1945 di lingkungan BP2MI dipimpin oleh Kepala BP2MI didampingi Pejabat Eselon I dan
II. Pernyataan yang ditandatangani oleh seluruh pegawai BP2MI adalah setia mengakui
Pancasila sebagai ideologi NKRI dan UUD RI 1945 sebagai konstitusi Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta setia menjalankan tugas-tugas di lembaga kenegaraan dalam
Pemerintahan yang sah dan menjalankan kehidupan berbangsa bernegara berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945, dengan menghormati dan menjunjung tinggi kebhinekaan Indonesia serta
menentang keras segala bentuk intoleransi dan radikalisme.

Topik terakhir yang akan dibahas yaitu mengenai Jati Diri sebagai WNI yang
Antikorupsi. Korupsi merupakan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi yang
secara moral dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memperkaya diri yang
dapat merugikan orang lain dan negara. Terdapat 7 buah bentuk tindak pidana korupsi,
diantaranya yaitu penyalahgunaan wewenang sehingga merugikan keuangan negara,
suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan
dalam pengadaan, serta gratifikasi. Seperti yang kita ketahui, korupsi memberikan dampak yang
sangat besar bagi masyarakat. Beberapa dampak nyata yang dirasakan oleh masyarakat
diantaranya yaitu tingginya tingkat kemiskinan, kematian pada bayi, kriminalitas, dan angka
putus sekolah. Selain itu, korupsi juga menyebabkan rendahnya angka pendidikan, melemahnya
investasi dan pertumbuhan ekonomi, kesehatan buruk, serta maraknya perdagangan ilegal.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita masih menjumpai banyak tindakan korupsi yang
terjadi baik di tingkat pusat maupun di lingkungan sekitar. Salah satu contoh dari tindak pidana
korupsi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini yaitu kasus korupsi dana bantuan Covid-19 yang
dilakukan oleh Menteri Sosial Juliari P. Batubara. Dalam kasus korupsi tersebut, KPK telah
menetapkan Mensos Juliari berserta empat tersangka lainnya dalam program bantuan sosial
penanganan Covid-19. Keempat tersangka lainnya yaitu pejabat pembuat komitmen di
Kemensos Matheus Joko Susanto dan Adi Wahyono, serta Adrian I M dan Harry Sidabukke
selaku pihak swasta. Perkara ini berawal dari pengadaan bansos penanganan Covid-19 berupa
paket sembako di Kemensos RI tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp5,9 Triliun. Dari bedah kasus
yang dilakukan, KPK mengungkap ada kesepakatan fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang
disetorkan para rekanan kepada Kemensos melalui Matheus.Untuk fee tiap paket bansos,
disepakati sebesar Rp10 ribu per paket sembako dari nilai Rp300 ribu per paket bansos yang
akan diterima Juliari.

Sebagai seorang penerima, Juliari, Adi dan Matheus dijerat Pasal Pasal 12 huruf a atau
Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sementara itu, selaku pemberi, Ardian dan Harry
disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dari contoh kasus tindak pidana korupsi diatas, dapat kita lihat bahwa hal tersebut
membawa dampak yang amat merugikan bagi rakyat. Dalam konferensi pers yang dilakukan
oleh KPK, Ketua KPK, Firli Bahuri, menduga Juliari Peter Batubara (JPB) menerima Rp17
miliar dari korupsi bansos sembako yang ditujukan untuk keluarga miskin yang terdampak akibat
wabah Covid-19. Hal ini sangat merugikan terutama bagi rakyat Indonesia yang membutuhkan
bantuan sosial dari Pemerintah. Salah satu dampak yang dirasakan oleh masyarakat yaitu tingkat
kemiskinan yang naik, terutama di masa pandemi seperti ini.

Penjelasan di atas adalah konsep perencanaan tugas MPKT yang kelompok kami
rancang, dalam perencanaanya, kami menggabungkan berbagai materi yang sudah disampaikan
oleh buku ajar MPKT A, baik dalam bab jati diriku sebagai cendekia, maupun dalam bab jati
diriku sebagai warga negara Indonesia yang setia pada pancasila dan antikorupsi. Untuk lebih
bisa memahami materi tersebut. Selain memberikan materi, kelompok kami juga menyajikan
isu-isu yang disertai dengan penjelasan dan kaitannya dengan materi yang diajarkan. Pada
akhirnya, kelompok kami memberikan kesimpulan supaya pembaca booklet bisa benar - benar
memahami tujuan dari pembuatan booklet dan mendapatkan manfaat yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari - hari. Konsep yang kami buat ini memanglah masih jauh dari kata sempurna,
tetapi kami akan terus menyempurnakannya sehingga bisa menghasilkan luaran yang berkualitas
sesuai dengan tema yang diusung dalam booklet ini.
DAFTAR PUSTAKA

Devina Halim, KY Ungkap Dua Alasan Maraknya Pelanggaran Hakim, diakses di


https://nasional.kompas.com/read/2018/09/06/21011321/ky-ungkap-duaalasan-
maraknya-pelanggaran-hakim, pada 11 April 2021 pukul 21.10.

Kaelan. Pendidikan Moral Pancasila. Jakarta: Kencana, 2002

Kresna, Mawa. 2018. “Di Balik Alasan IDI Memecat Dokter Terawan”. Diakses pada 11
April pukul 17.15. https://tirto.id/di-balik-alasan-idi-memecat-dokter-terawan-cHrA

Markum, ME., Meinarno, EA., Juneman. Hubungan Pancasila dan Identitas Nasional:
Masihkah Remaja Kita Mengingatnya? Depok: Laporan penelitian hibah riset pascasarjana
Universitas Indonesia, 2011.

Tim Revisi. (2017). Buku Ajar MPKT A. Depok: Universitas Indonesia.

Peterson, C., dan M.E.P. Seligman. Character Strengths and Virtues: A Handbook &
Classification. New York: Oxford University Press, Inc, 2004.

Somatri, GR. Pancasila dalam Perubahan Sosial-Politik Indonesia Modern. Jakarta:


Dalam Restorasi Pancasila, 2006.

Anda mungkin juga menyukai