Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

INTOLERANSI

Dosen Pengampu
Sutriono S.P., M.Agr

DISUSUN OLEH:
1. Fitria Hariani (23053073)
2. Zahara As-shifa Panjaitan (23053069)
3. Mariana Ardila (23053102)
4. Jainafa Putri Anugrah (23053132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN

T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Intoleransi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah tentang Intoleransi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Kisaran, 29 Oktober 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Intoleransi ........................................................................... 3
a. Definisi Intoleransi ............................................................................. 3
b. Jenis-jenis Intoleransi ......................................................................... 4
B. Penyebab Intoleransi ............................................................................. 5
a. Faktor internal .................................................................................... 6
b. Faktor eksternal .................................................................................. 6
C. Dampak Intoleransi ............................................................................... 7
a. Dampak Sosial ................................................................................... 7
b. Dampak Politik .................................................................................. 7
c. Dampak Ekonomi .............................................................................. 8
D. Penanggulangan Intoleransi .................................................................. 8
E. Implementasi Nilai Pancasila Terhadap Pencegahan Intoleransi ..... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13
A. Kesimpulan .............................................................................................. 13
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat pluralitas tinggi.


Perbedaan berbagai aspek berupa agama, budaya, suku, ras, golongan, dan
berbagai bentuk keanekaragaman yang lainnya menjadi bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan. Adanya sebuah perbedaan merupakan modal besar
untuk membangun kehidupan yang penuh dengan kekayaan kehidupan. Setiap
kelompok mampu saling memperkaya dan memberikan perspektif kehidupan
yang bermanfaat guna meningkatkan kualitas kehidupan bersama (Naim, 2016:
424). Harapan kehidupan seperti ini terwujud apabila pluralitas dikelola
dengan baik. Mengelola pluralitas dalam realitasnya tidak selalu mudah.
Banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, seperti perilaku rasisme
dan intoleransi. Kegagalan dalam mengelola pluralitas bisa menjadi titik
mundur karena banyak pertentangan yang terjadi. Bahkan pertentangan
tersebut berakhir dengan konflik yang berkepanjangan. Semakin rendahnya
perilaku toleran di kalangan masyarakat terlihat melalui beberapa survei yang
menunjunkkan. Tanda-tanda intoleransi ditandai dengan empat aspek antara
lain demonisasi dan kebencian, diskriminasi, kriminalisasi, dan kekerasan.
Demonisasi dan kebencian muncul kerika pemerintah daerah bekerja sama
ddengan kelompok radikal untuk menekan kelompok tertentu, diskriminasi
ketika satu kelompok dengan kelompok lainnya tidak diperlakukan secara adil,
kriminalisasi ketika upaya hukum dilakukan untuk menciptakan hierarki status
keagamaan, dan terakhir kekerasan yang bersifat sektarian dan komunal.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud intoleransi?
2. Apa penyebab terjadinya intoleransi?
3. Apa dampak dari intoleransi?

1
4. Bagaimana cara penanggulangan intoleransi?
5. Bagaimana nilai Pancasila dapat mencegah intoleransi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud intoleransi.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya intoleransi.
3. Untuk mengetahui dampak intoleransi.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara penanggulangan intoleransi.
5. Untuk mengetahui bagaimana nilai Pancasila dapat mencegah intoleransi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Intoleransi
a. Definisi Intoleransi
Kata Intoleransi berasal dari awalan kata “In” yang memiliki arti “tidak,
dan bukan” sedangkan kata dasarnya “Toleransi” yang secara Bahasa kata
Toleransi berasal dari Bahasa Arab tasyamukh yang memiliki arti ampun,
maaf, dan lapang dada (Munawir,1987:1098). Dalam Bahasa Inggris,
toleransi berasal dari kata tolerance/toleration, yaitu suatu sikap
membiarkan, mengakui, dan menghormati terhadap perbedaan dengan
orang lain, baik masalah pendapat (Opinion), agama/kepercayaan, maupun
dalam segi ekonomi, sosial, dan politik.
Sedangkan secara terminologi, menurut Umar Hasyim, toleransi adalah
pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga
masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan
menetukan nasib masing-masing, selama dalam menjalankan dan
menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan
syarat-syarat asas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat
(Hasyim, 1979 : 22).
Menurut W.J.S. Purwadarminta (1986) dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, toleransi adalah sikap/sifat menenggang berupa menghargai
serta memperbolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan
maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri. Berdasarkan
beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah sikap
atau tingkah laku dari seseorang untuk memberikan kebebasan kepada
orang lain dan memahami atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-
hak asasi manusia.
Dari semua istilah di atas dapat disimpulkan bahwa Intoleransi
merupakan kebalikan sikap dari semua prinsip yang terdapat di Toleransi,
yaitu ketidak mampuan seseorang untuk menahan diri dan tidak suka
kepada oranglain, sikap suka mencampuri urusan orang lain dan

3
menentang sikap atau keyakinan orang lain, serta dengan sengaja
mengganggu oranglain.

b. Jenis-jenis Intoleransi
Intoleransi yang dapat terjadi di Masyarakat menurut jenis-jenisnya, yaitu:
1. Intolerasi agama, yaitu sikap atau perilaku diskriminatif yang dilakukan
terhadap kelompok agama tertentu. Negara Indonesia adalah negara
yang pluralis terdiri dari 6 agama. Karena banyaknya agama
mengakibatkan adanya pandangan dari agama tertentu yang
beranggapan bahwa agama yang dianutnyalah yang paling benar dan
umat agama lain dipandang lebih rendah. Pemahaman yang salah ini
mengakibatkan banyaknya kasus pelanggaran kebebasan dalam
beragama terhadap sesama pemeluk agama. Dapat dikatakan prilaku
intoleransi semakin banyak bermunculan dan aktif saat ini. Kasus
tersebut meliputi penyesatan, penggerebekan, diskriminasi, intimidasi,
penyegelan rumah ibadah, pembubaran kegiatan keagamaan,
pembekuan, penyerangan, provokasi, ujaran kebencian, dan larangan
beribadah.
2. Intoleransi suku, yaitu sikap atau perilaku diskriminatif yang dilakukan
terhadap kelompok suku tertentu. Perilaku diskriminatif ini merupakan
sebuah perasaan Etnosentrisme yang muncul pada suatu bangsa yang
memandang cara hidup bangsanya lebih baik dari bangsa lain.
Etnosentrisme erat kaitannya dengan sikap rasis seperti yang dialami
oleh orang-orang papua.
3. Intoleransi ras, yaitu sikap atau perilaku diskriminatif yang dilakukan
terhadap kelompok ras tertentu. Adanya diskriminasi ras dan etnis
dalam kehidupan bermasyarakat merupakan hambatan bagi hubungan
kekeluargaan, persaudaraan, persahabatan, perdamaian, keserasian,
keamanan, dan kehidupan bermata pencaharian di antara warga negara
yang pada dasarnya selalu hidup berdampingan.
4. Intoleransi gender, yaitu sikap atau perilaku diskriminatif yang
dilakukan terhadap kelompok gender tertentu. Ketidakadilan dan

4
diskriminasi gender merupakan kondisi kesenjangan dan etimpangan
atau tidak adil akibat dari sistem struktur sosial dimana baik perempuan
dan laki-laki menjadi korban dari sistem tersebut. Ketidakadilan gender
terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan
sepanjang peradapan manusia dalam berbagai bentuk yang bukan
hanya menimpa perempuan saja tetapi juga dialami oleh laki-laki.
Meskipun secara keseluruhan ketidakadilan gender dalam berbagai
kehidupan lebih banyak dialami oleh kaum perempuan, namun
ketidakadilan gender itu berdampak pula terhadap laki-laki.
5. Intoleransi politik, yaitu sikap atau perilaku diskriminatif yang
dilakukan terhadap kelompok politik tertentu. Orang-orang yang
melakukan intoleransi politik secara alami bereaksi dengan melakukan
kekerasan dan intimidasi. Yang dimana semakin buruk dan
merugikannya efek intoleransi politik membuat masyarakat berpotensi
untuk saling menekan satu sama lain agar conform.

Intoleransi dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti kekerasan fisik,


pengusiran, penghinaan, dan diskriminasi dalam akses ke layanan publik
atau pekerjaan.

B. Penyebab Intoleransi
Banyaknya pergesekan-pergesekan antar kepentingan yang
menyebakan konflik dan tindak-tindak intoleransi. Sehingga menyebabkan
timbulnya hal-hal berikut:
1. Konflik sosial oleh macam-macam pemicu, seperti persaingan politik,
perebutan sumber-sumber ekonomi, dan tuntutan-tuntutan hak atas
ketidakadilan struktural. Kebebasan yang disalahgunakan untuk
kepentinganorang seorang atau golongan sendiri niscaya menyebabkan
gesekan-gesekan kepentingan yang menimbulkan konflik.
2. Kebebasan yang disalah gunakan untuk kepentingan dan keuntungan
sendiri juga melahirkan ketimpangan struktural baik secara ekonomi
maupun politik sebagai akibat posisi elite yang paling
diuntungkan secara alamiah:

5
a. Ketimpangan di bidang politik (political inequality) tercermin
dalam budaya politik dinasti dan membirunya darah politik pasca
reformasi. Karena itu, meskipun demokrasi dan prinsip kedaulatan
rakyat dikembangkan, tetapi praktik oligarki politik terus merajalela.
b. Ketimpangan di bidang ekonomi (economic inequality) tercermin
index gini ratio yang meningkat dari 0,35 menjadi 0,41. Artinya,
meskipun perekonomian tumbuh dan dinilai cukup baik, tetapi
kesenjangan ekonomi semakin timpang.

Adapun faktor-faktor lain penyebab terjadinya intoleransi adalah:


a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam ataupun individu
yang dapat menyebabkan intoleran.
1. Perbedaan dalam memahami ajaran secara tekstual, yang menghasilkan
pengamalan yang berbeda dalam internal keagamaan.
2. Status ekonomi, yang dapat menimbulkan sikap intoleransi atau tidak
pengertian dalam hidup berdampingan sebagai Masyarakat.
3. Status sosial, yang dapat melahirkan intoleransi akibat perbedaan
jabatan, pekerjaan, dan latar belakang.
4. Kualitas pendidikan, yang dapat menyebabkan intoleransi dalam
kehidupan bermasyarakat.
5. Informasi keagamaan dan fanatisme, yang dapat menimbulkan sikap
intoleransi terhadap kelompok agama lain.
6. Politisasi agama, yang dapat memicu terjadinya intoleransi dalam
kehidupan bermasyarakat.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupaka faktor yang berasal dari luar yang dapat memicu
intoleran.
1. Ketidakadilan dalam ekonomi, termasuk pembagian pemanfaatan
sumber daya alam sehingga adanya perbedaan jumlah yang didapat.
2. Perbedaan adat istiadat. Perbedaan ini dapat menyebabkan intoleran
karena adanya perbedaan antara adat yang satu dengan yang lainnya.

6
3. Kekerasan dalam bidang sosial.
4. Aksi pemaksaan
5. Globalisasi, pesaatnya globalisasi banyak sekali hal yang mengalami
pergeseran dan perubahan sikap individu.
6. Demokrasi yang didominasi oleh "low class". Demokrasi yang lebih
berjalan untuk kelas bawah daripada kelas atas yang sangat memicu
terjadi intoleran.
7. Perkembangan media sosial. Perkembangan media sosial yang pesat
dimana kita semua dapat mengakses berbagai hal maka mudah sekali
terjadi intoleran.

C. Dampak Intoleransi
Intoleransi dapat memiliki dampak yang negatif terhadap Masyarakat,
Adapun dampak tersebut terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Dampak Sosial
1. Tingkat kriminalitas yang meningkat, terutama pada remaja.
2. Memandang masyarakat dan kebudayaan sendiri lebih baik, sehingga
menimbulkan sikap merendahkan kebudayaan lain. Sikap ini
mendorong konflik antarkelompok.
3. Terjadinya konflik ras, antarsuku, atau agama.
4. Terjadinya kemunduran suatu bangsa dan negara, karena pemerintah
sulit membangun kebijakan.
5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan.
6. Menghambat usaha pembangunan dan pemerataan sarana dan
prasarana.

b. Dampak Politik
1. Meningkatnya sentimen konservatisme agama di masyarakat dapat
merusak demokrasi dan merongrong kebinekaan yang ada di Indonesia.
2. Politisasi agama yang diwujudkan dalam politik identitas merusak
berpotensi merusak demokrasi dan merongrong kebinekaan yang ada
di Indonesia.

7
3. Intoleransi dan sikap beragama yang cenderung keras membawa
dampak ikutan pada memburuknya kualitas demokrasi di Indonesia,
terutama ketika agama dipolitisasi dan dimanifestasikan ke dalam
kekuatan politik identitas yang membelah Masyarakat.
4. Intoleransi di bidang politik dikhawatirkan merusak toleransi dalam
kehidupan sosial masyarakat yang selama ini terjaga.

c. Dampak Ekonomi
1. Terjadinya kesenjangan ekonomi antara golongan ekonomi masyarakat
atas dengan masyarakat menengah ke bawah 1
2. Terjadinya eksploitasi ekonomi yang merugikan golongan yang lemah.
3. Terjadinya penghambatan dalam pembangunan dan pemerataan sarana
dan prasarana.
4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan.

D. Penaggulangan Intoleransi
Dengan melakukan Upaya-upaya penanggulangan intoleransi dapat
mengurangi terjadinya intoleransi di Masyarakat serta dapat menghindari
dampak negatif yang ditimbulkanya. Selain itu pemerindah juga perlu bekerja
sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan menghargai
keberagaman. Berikut cara menanggukangi intololeransi:
1. Meningkatkan pemahaman tentang keberagaman dan toleransi melalui
pendidikan dan sosialisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: a.
a. Menyelenggarakan pelatihan dan seminar tentang toleransi bagi guru
dan Masyarakat.
b. Menyediakan buku-buku dan materi pembelajaran yang mengajarkan
tentang toleransi dan keberagaman
c. Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi tentang toleransi dan
keberagaman di Masyarakat.

8
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara:
a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui
program-program partisipatif.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan Pembangunan.

3. Meningkatkan kerjasama antar kelompok masyarakat. Hal ini dapat


dilakukan dengan cara:
a. Menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan kelompok masyarakat
yang berbeda-beda untuk memperkuat kerjasama dan toleransi antar
kelompok Masyarakat.
b. Membuat forum diskusi dan dialog antar kelompok masyarakat untuk
membahas permasalahan yang berkaitan dengan toleransi dan
keberagaman.

4. Merespon secara cepat dan tepat semua permasalahan di dalam masyarakat


yang berpotensi menimbulkan intoleran. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara:
a. Membuat sistem pengaduan dan penanganan permasalahan yang cepat
dan tepat.
b. Melibatkan semua pihak yang terkait dalam menangani permasalahan
yang berkaitan dengan intoleransi.

5. Mengambil langkah-langkah cepat, tepat, tegas, dan proporsional


berdasarkan peraturan perundang-undangan dan menghormati nilai-nilai
hak asasi manusia untuk menghentikan segala bentuk tindak kekerasan
akibat intoleran dan/atau potensi konflik sosial. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara:
a. Menegakkan hukum dan peraturan yang berlaku secara tegas dan adil.
b. Menghormati hak asasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan dalam
menangani permasalahan yang berkaitan dengan intoleransi.

9
6. Menyelesaikan berbagai permasalahan yang disebabkan oleh suku, agama,
ras, antar golongan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Membuat program-program yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan yang berkaitan dengan intoleransi.
b. Melibatkan semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan intoleransi.

7. Kontra radikalisasi melalui media sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara:
a. Membuat program-program yang bertujuan untuk mengatasi
radikalisme di media sosial.
b. Melakukan sosialisasi tentang bahaya radikalisme di media sosial

8. Tidak memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain.


9. Peduli terhadap lingkungan sekitar.
10. Tidak mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap superioritas
11. Meningkatkan pemahaman siswa tentang keragaman budaya, agama, dan
latar belakang melalui Pendidikan.
12. Menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan siswa dari berbagai latar
belakang dan budaya untuk membantu siswa memahami perbedaan dan
kesamaan mereka dengan yang lain.
13. Memperkuat keragaman dan penghormatan di lingkungan belajar agar
semua siswa dapat merasa dihargai dan terlibat dalam proses belajar.
14. Pendidikan tentang hak asasi manusia dan etika juga dapat membantu
mencegah intoleransi

E. Implementasi Nilai Pancasila Terhadap Pencegahan Intoleransi


Implementasi Nilai Pancasila dapat dilakukan dengan mengikuti nilai-nilai
pancasila sebagai berikut:
1. Nilai ketuhanan

10
Nilai-nilai ketuhanan harus diinternalisasi dalam kehidupan masyarakat,
baik di lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaan,
maupun lingkungan masyarakat. Semua agama mengajarkan perdamaian,
kedamaian, kasih sayang, saling menghormati, saling menghargai, dan
saling tenggang rasa antar pemeluk agama, sehingga tidak boleh ada
penganut agama yang satu mengkafirkan dan mentoghutkan pemeluk
agama lain hanya karena beda keyakinan/ beda aliran kepercayaan/ dan
beda agama. Nilai ketuhanan dalam Pancasila justru mengharuskan kepada
semua pemeluk agama untuk memeluk agama dan aliran kepercayaannya
masing-masing, tanpa harus menyudutkan pemeluk agama lain.
2. Nilai Kemanusian
Nilai-nilai kemanusiaan, yang didalamnya terkandung penghormatan
terhadap hak dan kewajiban, menghargai manusia lain, menghormati orang
lain, dan menjunjung tinggi HAM, harus mampu diinternalisasi dan
disosialisasikan kepada semua komponen bangsa. tidak boleh dalam
kehidupan masyarakat menghina agama lain, menistakan ajaran agama lain,
menjelek-jelekan penganut agama lain, dan memprovokasi orang untuk
membunuh, menyiksa, maupun menyerang pemeluk agama lain, karena hal
itu akan melanggar nilai-nilai ketuhanan dalam Pancasila.
3. Nilai Persatuan
Nilai-nilai persatuan yang merupakan nilai Pancasila mencerminkan bahwa
Pancasila dapat memperkokoh NKRI, meneguhkan bhineka tunggal ika,
dan menumbuhkan semangat wawasan kebangsaan, bela negara, dan
patriotisme. Nilai nilai persatuan ini harus terus dikumandangkan kepada
semua komponen bangsa agar terhindar dari intoleransi.
4. Nilai Musyawarah Mufakat
Musyawarah mufakat merupakan amanat dalam Pancasila sila keempat,
yang seharusnya menjadi solusi dan jalan pemecahan terhadap setiap
sengketa, konflik, maupun perselisihan ataupun beda pendapat di tengah
masyarakat. Selama ini, perbedaan dipandang sebagai kutukan sehingga
yang satu meniadakan yang lain dengan cara-cara kekerasan.
5. Nilai Keadilan

11
Nilai keadilan merupakan nilai universal yang diakui oleh seluruh
masyarakat dunia, sehingga Pancasila sebagai falsafah negara, khususnya
sila kelima, harus mendapatkan tempat dihati masyarakat Indoensia untuk
ditaati, dipatuhi, direalisasikan, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Intoleransi adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan
ketidakmampuan seseorang untuk menghormati, menerima, atau memahami
perbedaan dengan orang lain, terutama dalam hal keyakinan, agama, suku, ras,
gender, dan politik. Intoleransi mencakup tindakan-tindakan seperti
diskriminasi, penindasan, kekerasan, dan penghinaan terhadap kelompok atau
individu yang berbeda. Berbagai jenis intoleransi, termasuk intoleransi agama,
suku, ras, gender, dan politik. Intoleransi ini muncul dalam bentuk diskriminasi,
penyerangan, dan pembatasan hak-hak asasi manusia kelompok yang menjadi
sasaran intoleransi. Faktor-faktor yang menyebabkan intoleransi mencakup
konflik sosial, ketidakadilan ekonomi dan politik, faktor internal (seperti
perbedaan dalam pemahaman agama, status ekonomi, sosial, dan kualitas
pendidikan), serta faktor eksternal (seperti perbedaan adat istiadat, kekerasan
sosial, dan globalisasi).
Intoleransi memiliki dampak negatif, termasuk peningkatan
kriminalitas, konflik sosial, ketidakadilan ekonomi, dan gangguan terhadap
pembangunan dan pemerataan. Upaya untuk mengatasi intoleransi termasuk
meningkatkan pemahaman tentang toleransi melalui pendidikan dan sosialisasi,
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, mempromosikan
kerjasama antar kelompok masyarakat, merespons permasalahan dengan cepat,
mengambil langkah-langkah hukum yang tegas

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas. Kami juga memahami bahwasannya makalah kami
masih sangat kurang baik dari segi referensi maupun isi. Dalam penulisan
makalah ini banyak hal-hal kecil yang terlewatkan oleh kami. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat

13
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abib, A. S., & Juita, S. R. (2020). PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA SMAN


I BOJA TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN
ETNIS. KADARKUM: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 1-7.

Amin, M. (2020). Merebaknya Intoleransi (Hate Speech Dan Hate Crime) Dalam
Politik Indonesia. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 12(1),
87-99.

Chusniyah, T., & Firdaus, M. K. (2020). Perbedaan Intoleransi Politik Jamaah


Nahdlatul Wathan Terhadap Jamaah Ahmadiyah Ditinjau Dari
Gender. Ulumuddin: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, 10(2), 103-116.

Mustikawati, L., Zidan, U. A., Arvianti, P. M., Kasih, S. F., Krisman, H., Aisyah, N., ...
& Desandi, M. R. (2023). DAMPAK INTOLERANSI SOSIAL TERHADAP
TINGKAT KRIMINALITAS REMAJA DI SMK BINA MANDIRI
BEKASI. Pendidikan Karakter Unggul, 1(6).

Kamaluddin, K., Sari, I., & Anggraini, M. (2021). Intoleransi Menurut Tokoh Agama
Islam Dan Kristen. Studia Sosia Religia, 4(1).

Khairunnisa, K., Widarto, J., Sani, A. N., Furqonita, I., & Alifah, N. I. Q. (2023).
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA INTOLERANSI TERHADAP
KESETARAAN GENDER DALAM DUNIA PENDIDKAN. Pendidikan
Karakter Unggul, 1(1).

Subagyo, A. (2020). Implementasi Pancasila Dalam Menangkal Intoleransi,


Radikalisme Dan Terorisme. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 6(1), 10-24.

Putri, A. F., Tasbita, S. K., Isnaizar, I., & Arrizki, A. N. (2021). Intoleransi di
Masyarakat.

Rijaal, M. A. K. (2021). Fenomena Intoleransi Antar Umat Beragama Serta Peran


Sosial Media Akun Instagram Jaringan Gusdurian Indonesia Dalam

15
Menyampaikan Pesan Toleransi. Syiar: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran
Islam, 1(2), 101-114.

Sari, E. N., & Samsuri, S. (2020). Etnosentrisme dan sikap intoleran pendatang
terhadap orang Papua. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 22(1), 142-
150.

Tampubolon, R. O. (2019). GAMA-A?# 2 Intoleransi Agama Sebagai Sumber


Penciptaan Karya Tari (Doctoral dissertation, ISI Yogyakarta).

https://kependudukan.brin.go.id/liputan-media/waspadai-intoleransi-dalam-sikap-
politik/

https://www.kompas.id/baca/polhuk/2020/12/29/intoleransi-berdampak-buruk-pada-
demokrasi

https://hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/2018/08/14/148509/intoleransi-ekonomi-
tionghoa-dan-bung-hatta.html

https://ntt.kemenag.go.id/berita/451920/penyebab-intoleransi-adalah-tiga-lingkaran-
setan

https://kumparan.com/ragam-info/5-faktor-penyebab-intoleransi-dalam-kehidupan-
masyarakat-210vBkBtfni

16

Anda mungkin juga menyukai