Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DISKRIMINASI YANG TERJADI DI NEGARA INDONESIA

SEBAGAI BENTUK PERMASALAHAN DEMOKRASI

Ditujukan memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampu


Oleh:
Septa Juliana, S.Sos, M,Si

DISUSUN OLEH :

ANDI FEBRIANTO
(223410046)

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS TEKNIK
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang
telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-
Nya.Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umatnya degan suri tauladan-Nya yang baik.

Dan segalah Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan


anugrah, kesempatan dan pemikiran sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pendidikan Kewarganegaraan” ini dengan lancer tanpa halangan
apapun.

Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi


atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya,
membaca akan masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan,
saran dan semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.

Dalam penulisan makalah ini, penulis yakin bahwa banyak sekali


kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharap sekali kritik dan saran dari
pembaca sehingga akan membawa perbaikan untuk kedepannya. Dan yang
terakhir penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Terimakasih.

Pekanbaru, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Diskriminasi.................................................................................................3
2.1.1 Jenis Kelamin.........................................................................................3
2.1.2 Usia..........................................................................................................4
2.1.3 Agama atau Kepercayaan.....................................................................4
2.1.4 Kebangsaan............................................................................................4
2.1.5 Bahasa.....................................................................................................5
2.1.6 Nama.......................................................................................................5
2.2 Minoritas.......................................................................................................6
2.3 Keterkaitan Diskriminasi dengan Pancasila..............................................6
2.3.1 Melanggar Sila Pertama........................................................................6
2.3.2 Melanggar Sila Kedua...........................................................................7
2.3.3 Melanggar Sila Ketiga...........................................................................7
2.3.4 Melanggar Sila Keempat.......................................................................7
2.3.5 Sila Kelima.............................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman. Maka


dari itu tidak bisa dipungkiri setiap orang tentu memiliki kesamaan dan
ketidaksamaan baik ketidaksamaan dalam bidang Agama, suku, ras, golongan
bahkan yang paling sederhana yaitu ketidaksamaan dalam berpendapat. Karena
ketidaksamaan inilah yang seharusnya membentuk warga indonesia kedalam
sebuah kesatuan. Tertera dalam UUD 1945 pasal (1) ayat (1) yang berbunyi
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Namun
sudah lebih tujuh puluh tahun negara Indonesia merdeka masyarakat lebih sering
terlihat menyudutkan suatu perbedaan. Dapat kita jumpai dimedia massa dimana
diskriminasi yang dilakukan kaum mayoritas terhadap kaum minoritas, kurang
menghargai pendapat hanya karna perbedaan suku, warna kulit, maupun agama.

Sebagian dari warga Indonesia memang sering terlihat mengatasnamakan


sebuah perbedaan/ketidaksamaan untuk melakukan sebuah tindakan diskriminasi
terhadap sesame warga Indonesia. Negara Indonesia memliki dasar negara yaitu
Pancasila. Indonesia juga memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya
“berbeda-beda tapi tetap satu”. Dari semboyan yang tertulis masyarakat Indonesia
sudah mengerti bahwa walaupun Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras
dan agama namun semuanya adalah satu saudara, satu tanah air, tahan air
Indonesia. Banyak suku, ras dan agama yang ada masyarakat harus memiliki
toleransi yang kuat demi terciptanya kedamai didalam suatu negara. Sikap tolenasi
dari kebhinekaan pun harus sangat menonjol dan kuat.

Kasus diskriminasi yang sangat berbekas di Indonesia ialah pada rezim


Orde Baru dibawah kekuasaan Soeharto dimulai terjadi pergolakan politik yang
luar biasa, bersamaan dengan perubahan politik itu rezim Orde Baru melarang
segala sesuatu yang berbau Cina. Segala kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan
adat-istiadat Cina tidak boleh dilakukan lagi. Hal ini dituangkan ke dalam
Instruksi Presiden (Inpres) No.14 tahun 1967. Dikarenakan masyarakat keturunan
Cina dicurigai masih memiliki ikatan yang kuat dengan tanah leluhurnya dan rasa
nasionalisme mereka terhadap Negara Indonesia diragukan. Sehingga keluarlah
kebijakan yang amat diskriminatif terhadap masyarakat keturunan Cina baik.
Selain itu juga dikeluarkan Surat Edaran No.06/Preskab/6/67 yang memuat
tentang perubahan nama. Dalam surat itu disebutkan bahwa masyarakat keturunan
Cina harus mengubah nama Cinanya menjadi nama yang berbau Indonesia,
misalnya Sun Yat Po menjadi Kartinah, penggunaan bahasa Cina pun dilarang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu:
1. Apa itu Diskriminasi?
2. Apa itu Minoritas?
3. Keterkaitan diskriminasi kaum minoritas terhadap Pancasila       
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi
syarat, yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang maksud Diskriminasi
2. Untuk mengetahui tentang maksud kaum Minoritas
3. Mempelajari keterkaitan perlakuan Diskriminasi dengan Pancasila

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diskriminasi
Diskriminasi adalah suatu perbuatan, praktik atau kebijakan yang
memperlakukan seseorang atau kelompok secara berbeda dan tidak adil atas dasar
karakteristik dari seseorang atau kelompok itu. Didalam suatu negara misalnya
Indonesia memiliki keberagaman merupakan suatu hal yang tentu saja sering kita
jumpai. Namun, oleh karena itu kita tidak bisa menghindar dari yang namanya
perbedaan. Dan karena ada berbagai budaya dan agama pasti ada sebuah
perbedaan hanya bagaimana kita menanggapi sebuah perbedaan tersebut.
Perbedaan bukanlah suatu masalah namun perbedaan adalah sebuah keindahan
dalam suatu kehidupan bersama.

Istilah diskriminasi telah dikenal dalam bahasa Inggris to


discriminate sejak awal abad ke-17. Istilah ini berasal dari bahasa
latin discriminat, berakar dari kata dis (berarti memilah atau memisah)
dan crimen (berarti dibedakan berdasarkan suatu pertimbangan baik-buruk).
Sebelum perang saudara Amerika Serikat pada abad ke-18, istilah "diskriminasi"
hanya digunakan dalam arti biasa "untuk membedakan". Sejak Perang Saudara
Amerika, istilah discrimination berkembang sebagai kosakata bahasa Inggris
untuk menjelaskan tentang perlakuan merugikan terhadap individu yang semata-
mata didasarkan pada ras mereka, yang kemudian digeneralisir sebagai
keanggotaan dalam kelompok atau kategori tertentu yang tidak diinginkan secara
sosial.

Terdapat beberapa perlakuan diskriminasi terhadap seseorang antara lain

2.1.1 Jenis Kelamin


Seksisme adalah bentuk diskriminasi berdasarkan jenis kelamin
atau gender seseorang. Diskriminasi ini sering dikaitkan
dengan stereotip dan peran gender dan dapat meliputi keyakinan bahwa
satu jenis kelamin atau gender secara intrinsik lebih unggul dari jenis
kelamin yang lain. Seksisme ekstrim dapat mendorong pelecehan

3
seksual, pemerkosaan, dan bentuk-bentuk kekerasan seksual
lainnya. Diskriminasi gender termasuk seksisme dan diskriminasi terhadap
orang-orang berdasarkan identitas gender mereka atau gender atau
perbedaan jenis kelamin mereka. Diskriminasi gender secara khusus
didefinisikan dalam hal ketidaksetaraan di tempat kerja. Diskriminasi
berdasarkan seks atau jenis kelamin mungkin timbul dari kebiasaan dan
norma-norma sosial atau budaya.

2.1.2 Usia
Ageisme atau diskriminasi usia adalah diskriminasi dan stereotip
berdasarkan usia seseorang. Pandangan ini merupakan seperangkat
keyakinan, norma, dan nilai yang digunakan untuk membenarkan
diskriminasi atau subordinasi berdasarkan usia seseorang. Ageisme paling
sering diarahkan pada orang tua, atau remaja dan anak-anak.

2.1.3 Agama atau Kepercayaan


Diskriminasi agama adalah diskriminasi dengan memperlakukan
orang atau kelompok secara berbeda dan merugikan karena apa yang
mereka percaya atau tidak percayai atau karena perasaan mereka
terhadap agama tertentu. Misalnya, populasi Yahudi di Jerman, dan di
sebagian besar Eropa, menjadi sasaran diskriminasi di bawah Adolf
Hitler dan partai Nazi-nya antara tahun 1933 dan 1945. Mereka dipaksa
tinggal di ghetto, mengenakan tanda pengenal bintang Daud di pakaian
mereka, dan dikirim ke kamp konsentrasi dan kamp kematian di pedesaan
Jerman dan Polandia, tempat mereka disiksa dan dibunuh, semua ini
dilakukan karena agama Yahudi mereka. Banyak undang-undang (yang
paling menonjol Hukum Nuremberg tahun 1935) memisahkan mereka
yang beragama Yahudi karena dianggap mempunyai status lebih rendah
dari populasi Kristen.

2.1.4 Kebangsaan
Diskriminasi berdasarkan kebangsaan biasanya dimasukkan
dalam undang-undang ketenagakerjaan di negara-negara
maju. Diskriminasi ini kadang-kadang dianggap tergabung dengan

4
diskriminasi rasial, meskipun dapat pula dipisahkan. Undang-undang yang
mengaturnya bisa beragam, seperti melarang penolakan perekrutan
berdasarkan kebangsaan, mengajukan pertanyaan tentang asal-usul, hingga
larangan pemecatan, pensiun paksa, kompensasi dan gaji, dll., berdasarkan
kebangsaan.

2.1.5 Bahasa
Keanekaragaman bahasa dilindungi dan dihormati oleh banyak
negara yang menghargai keragaman budaya. Namun, orang terkadang
mengalami perlakuan berbeda karena bahasa pilihan mereka dikaitkan
dengan kelompok, kelas, atau kategori tertentu. Contoh penting
adalah sentimen Anti-Prancis di Amerika Serikat serta sentimen Anti-
Quebec di Kanada yang menargetkan orang-orang yang berbicara bahasa
Prancis. Diskriminasi terjadi jika ada perlakuan yang merugikan terhadap
seseorang atau sekelompok orang yang berbicara atau tidak berbicara
bahasa atau bahasa tertentu. Contohnya adalah ketika ribuan penduduk asli
Wayúu Kolombia diberi nama ejekan dan tanggal lahir yang sama, oleh
pejabat pemerintah dalam sebuah kampanye untuk memberi mereka kartu
identitas. Masalah ini tidak ditemukan sampai bertahun-tahun kemudian.

2.1.6 Nama
Diskriminasi berdasarkan nama seseorang juga dapat terjadi. Para
peneliti menunjukkan bahwa bentuk diskriminasi ini didasarkan pada arti
nama, pengucapannya, keunikannya, afiliasi gendernya, dan afiliasi
rasnya. Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa para perekrut
karyawan di dunia nyata menghabiskan rata-rata hanya enam detik untuk
meninjau setiap resume sebelum membuat keputusan awal "cocok/tidak
cocok" dan bahwa nama seseorang adalah salah satu dari enam hal yang
paling mereka fokuskan. Prancis telah melarang untuk melihat nama
seseorang di resume saat menyaring daftar awal kandidat yang paling
memenuhi syarat. Britania Raya, Jerman, Swedia, dan Belanda juga telah
bereksperimen dengan proses ringkasan tanpa nama. Beberapa
diskriminasi yang nyata dapat dijelaskan oleh faktor lain seperti frekuensi
nama. Efek dari diskriminasi nama berdasarkan kelancaran nama tidak

5
begitu kentara, kecil dan tunduk pada norma yang berubah secara
signifikan.

2.2 Minoritas
Minoritas adalah sebuah golongan atau kelompok yang jumlah anggotanya
jauh lebih kecil atau jauh lebih sedikit dibandingkan dengan golongan lain dalam
suatu daerah atau tempat tertentu baik dilingkup masyarakat maupun dilingkup
pendidikan. Mayoritas dan minoritas memang tidak bisa dipisahkan, jika tidak ada
mayoritas tidak mungkin ada sebutan minoritas begitu juga sebaliknya jika tidak
ada minoritas tidak mungkin ada suatu kumpulan yang disebut mayoritas.

Istilah "kelompok minoritas" sering diterapkan bersama dengan


wacana hak asasi manusia dan hak kolektif yang mengemuka pada abad ke-20.

Terminologi "minoritas" juga sering diasosiasikan dengan "yang lain".


Istilah itu muncul karena adanya stigmatisasi dan objektivikasi mayoritas terhadap
“yang lain”. Budi Hardiman dalam karyanya Massa, Terror, dan Trauma melihat
“yang lain” sebagai kelompok yang termarginalkan secara sosial, seperti kaum
minoritas dan homoseksual. Dalam konteks beragama dan berkepercayaan, “yang
lain” dikonstruksikan sebagai mereka yang beragama non-mayoritas, seperti umat
Kristiani di lingkungan Muslim atau sebaliknya, dan beragama mayoritas tetapi
dengan latar belakang yang berbeda, seperti Ahmadiyah, Islam Liberal, dan
sebagainya.

2.3 Keterkaitan Diskriminasi dengan Pancasila


2.3.1 Melanggar Sila Pertama
Pelanggaran terhadap Sila Ketuhan Yang Maha Esa, hal ini
berkaitan dengan adanya diskriminasi yang dilakukan oleh suatu agama
terhadap agama lain. Karena tidak ada satupun agama di Indonesia ini
yang mengajarkan untuk membeda-bedakan tetapi semua agama yang ada
di Indonesia ini mengajarkan untuk saling menghargai dan toleransi.
Terdapat banyak contoh prilaku diskriminasi yang melanggar sila pertama
di negara kita ini. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhan Yang Maha Esa”
ini menunjukan negara Indonesia adalah negara bertuhan dan keyakinan
warga negara terhadap tuhan. Berarti kita sesama warga negara Indonesai

6
memiliki Tuhan yang satu. Bukan berarti memiliki agama yang satu tetapi
artinya kita sebagai mahkuk ciptaan Tuhan harusnya saling bersatu
dengan cara menghargai antar agama yang berbeda.

2.3.2 Melanggar Sila Kedua


Sila Kedua yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradap”, dalam konteks diskriminasi yang terjadi di negara kita masih
banyak masyarakat Indonesia yang tidak mendapatkan keadilan
sebagaimana mestinya. Misalnya, dalam hal Kesehatan yang sering kita
jumpai perbedaan perlakuan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit
terhadap masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dikarenakan adanya
perbedaan tingkatan sosial, jabatan, faktor kekayaan, dan lain-lain. Hal ini
sangat bertentangan dengan sila kedua yang mana sesama masyarakat
yang tinggal di negara kita mendapat perlakuan yang sama tanpa ada
pembeda, baik itu difasilitas, dokter, serta obat-obatan.

2.3.3 Melanggar Sila Ketiga


Dengan adanya perlakukaan Diskriminasi antar sesame baik itu
dalam hal Agama, Warna Kulit, Suku, Jenis Kelamin, Usia dan lain-lain.
Hal ini jelas melanggar Sila ketiga “Persatuan Indonesia”, karena prilaku
Diskriminasi seorang masyarakat terhadap masyarakat lainnya akan
mengundang perpecahan antar sesama warga negara Indonesia yang
nantinya akan menimbulkan konflik antar suatu golongan dengan
golongan lainnya.

2.3.4 Melanggar Sila Keempat


Pelanggaran Sila keempat terkait Diskriminasi sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Sila keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” berarti kita
dalam suatu lingkungan sosial atau dalam lingkungan sekolah untuk
mengatasi suatu permasalahan haruslah diselesaikan dengan musyawarah.
Namun, sering terlihat pembedaan perlakukaan yang diberikan kepada
seorang pemberi masukan atau pendapat yang memiliki kesan diskriminasi
contohnya seperti mencemooh, menghina, tertawa dan lain-lain. Prilaku

7
ini jelas bertentangan dengan sila keempat yang mana menghargai
pendapat dalam suatu musyawarah adalah hal yang wajib di lakukan.

2.3.5 Sila Kelima


Disila ini dikatakan keadilan bagi seluruh rakyat aritinya tidak ada
perbedaan atas dasar apapun. Semua warga negara Indonesia berhak
mendapat keadilan yang sama dimata sesamanya. Indonesia adalah negara
yang beradasarkan pada Pancasila seharusnya tidak ada diskriminasi
terhadap siapapun karaena semua manusia hidup dalam perbedaan yang
salah satunya adalah perbedan agama. perebedaan agama memang masih
menjadi tolak ukur diskriminasi diIndonesia terutama Diskriminasi
minoritas yang mengatasnamakn agama, artinya seseorang itu
didiskriminasi karena berbeda agama dari sebagian besar orang-orang
yang terdapat diwilayah tersebut.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Diskriminasi adalah suatu perbuatan, praktik atau kebijakan yang
memperlakukan seseorang atau kelompok secara berbeda dan tidak adil
atas dasar karakteristik dari seseorang atau kelompok itu.
2. Minoritas adalah sebuah golongan atau kelompok yang jumlah anggotanya
jauh lebih kecil atau jauh lebih sedikit dibandingkan dengan golongan lain
dalam suatu daerah atau tempat tertentu baik dilingkup masyarakat
maupun diligkup pendidikan.
3. Perlakuan Diskriminasi yang diterima oleh masyarakat Indonesia
merupakan pelanggaran terhadap Pancasila. Indonesia yang merupakan
negara Demokrasi yang berlandasan Pancasila secara lansung menjadi
permasalahan Demokrasi yang ada di Indonesia, karena negara demokrasi
merupakan negara yang masyarakatnya memiliki hak dan perlakuan yang
sama rata tanpa ada pembedaan baik berdasarkan Agama, Suku, Warna
Kulit, Usia, Jenis Kelamin dan lain-lain.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ilenia, O. F. (2018). DISKRIMINASI TERHADAP KAUM MINORITAS
MENCORENG WAJAH DEMOKRASI TANAH AIR DITINJAU DARI TEORI
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT.

Nostalgia, Potongan. (2017). Diskriminasi Etnis Tionghoa: Dari Orde Lama Sampai
Orde Baru, https://kumparan.com/potongan-nostalgia/diskriminasi-etnis-tionghoa-
dari-orde-lama-sampai-orde-baru/full

10

Anda mungkin juga menyukai