Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

“STUDI LAPANGAN TOLERANSI DALAM BERMASYARAKAT”


Disusun guna memenuhi tugas ulangan tengah semester mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Sarbaini, M. Pd
Reja Fahlevi, M.Pd

Disusun Oleh :
Nurul Azkiya (2110123220001)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmatNya dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
tugas ini “Studi Lapangan Toleransi dalam Masyarakat”. Shalawat serta salam tak lupa saya
haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Saya bersyukur kepada Ilahi
Rabbi yang telah memberikan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Prof. Dr. H. Sarbaini, M. Pd dan Bapak Reza Fahlevi, S. Pd., M. Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas tentang
toleransi kepada saya.

Dengan tersusunnya hasil tugas ini, saya berharap dapat lebih memahami secara
mendalam dan dapat lebih berhati hati, menambah wawasan, dan menyadari tentang
pentingnya toleransi dalam kehidupan.. saya menyadari bahwa hasil tugas ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas atau penyusunan tugas berikutnya menjadi
lebih baik.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapa saja yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah saya susun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, kepada
Bapak Prof. Dr. H. Sarbaini, M. Pd dan Bapak Reza Fahlevi, S. Pd., M. Pd. Semoga Allah
SWT selalu mencurahkan berkah dan ridho kepada kita semua. Aamiin

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................II

DAFTAR ISI............................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUSAN PENULISAN..............................................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................2

D. MANFAAT PENULISAN..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. PENGERTIAN TOLERANSI........................................................................................3

B. HASIL WAWANCARA.................................................................................................4

C. TUJUAN DAN MANFAAT TOLERANSI....................................................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

A. KESIMPULAN.............................................................................................................12

B. SARAN.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

LAMPIRAN.............................................................................................................................14

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk (pluralistic society),


kemajemukannya tersebut antara lain ditandai oleh berbagai perbedaan, baik perbedaan
kehidupan politik, sosial, budaya, suku bangsa, adat istiadat maupun agama.
Kemajemukan ini menjadi keunikan bangsa yang patut dijaga bersama. Untuk itu,
semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai penjaga toleransi dalam keberagaman
diharapkan dapat terus dipertahankan demi terwujudnya pembangunan nasional.
Salah satu fakta bangsa Indonesia yang tidak dapat kita pungkiri dalam kehidupan
sosial adalah keragaman agama yang dipeluk oleh masyarakat. Mayoritas penduduk
Indonesia beragama Islam. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri),
jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 237,53 juta jiwa per 31 Desember 2021.
Jumlah itu setara dengan 86,9% dari populasi tanah air yang mencapai 273,32 juta orang.
Posisi kedua ditempati oleh penduduk beragama Kristen sebanyak 20,45 juta jiwa.
Sebanyak 8,43 juta penduduk Indonesia beragama Katolik.  Kemudian, penduduk
Indonesia yang beragama Hindu dan Buddha masing-masing sebanyak 4,67 juta jiwa
(1,71%) dan 2,03 juta jiwa (0,74%). Penduduk yang memeluk agama Konghucu sebanyak
73.635 jiwa.  Sementara, ada 126.515 penduduk Indonesia yang menganut aliran
kepercayaan. Proporsinya hanya 0,05% dari total penduduk Indonesia.
Setiap warganegara memiliki kebebasan memeluk suatu agama dan menjalankan
ibadah menurut agama dan kepercayaan yang diyakininya. Dalam kehidupan
bermasyarakat tidak boleh untuk memaksakan suatu agama kepada seseorang. Seseorang
memutuskan memeluk suatu agama atas dasar kemerdekaan pribadi yang dikaruniakan
oleh Allah Swt sejak ia lahir atas dasar Negara kita yang berdasarkan Pancasila
diperincikan lagi ke dalam Undang-Undang Dasar yang disebut UUD 1945 Pasal 29 ayat
(2) yang berbunyi : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
Pernyataan ini mengandung arti bahwa keanekaragaman pemeluk agama yang ada di
Indonesia diberi kebebasan untuk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan keyakinan
masing-masing. Kebebasan yang yang dimaksudkan diatas dilakukan agar akhirnya tidak
mengganggu dan merugikan umat yang beragama lain, karena jika hal tersebut terjadi
akan membawa akibat yang dapat menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Di

1
Indonesia sudah banyak konflik yang mengatas namakan agama sebagai pemicu
perpecahan. Seperti yang terjadi di Maluku, telah terjadi konflik berdarah dan berapi yang
menelan banyak korban jiwa dan harta serta menghancurkan sendi – sendi kehidupan
diberbagai bidang. Unsur – unsur keagamaan dijadikan sebagai pemicu dan sasaran
penghancuran dalam konflik. Konflik yang mengatas namakan latar belakang perbedaan
agama di Indonesia seperti kasus di Maluku dan Lampung menjadi bukti bahwa
kerukunan umat beragama tidak bersifat tetap melainkan terkait dan terpengaruh
dinamika sosial yang terus berkembang.

B. RUMUSAN PENULISAN

1. Apa pengertian Toleransi?


2. Bagaimana pandangan orang-orang tentang toleransi?
3. Apa tujuan dan manfaat toleransi?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan saya membuat studi lapangan tentang “Studi Lapangan Toleransi dalam
Masyarakat” adalah agar mahasiswa bisa belajar membaca situasi dan mengambil
keputusan dalam bertindak tegas memerangi perbuatan keliru atau menyimpang tentang
toleransi. Hal ini salah satu bagian dari menyelamatkan masa depan dan kehormatan yang
dimiliki setiap manusia. Melalui kegiatan ini juga diharapkan pendidikan di perkuliahan
dapat menjadi salah satu yang menjadi pelopor dalam membantu dan memberantas
kejahatan toleransi agar tercipta kehidupan yang damai dan indah untuk semua orang.

D. MANFAAT PENULISAN

Saya membuat studi lapangan tentang “Studi Lapangan Toleransi dalam


Masyarakat” ini diharapkan dapat mendapatkan manfaat yaitu agar kita dapat
mengetahui, memahami, dan mendalami, tentang toleransi dan hal yang dapat
menimbulkan konflik toleransi dan pencegahannya. Dengan adanya tugas ini juga
bermanfaat agar kita dapat lebih peduli tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TOLERANSI

Menurut KBBI, Toleransi berasal dari kata “toleran” yang artinya bersifat atau
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dsb) yang berbeda atau bertentangan
dengan pendirian sendiri.
Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa Latin, tolerare, yang artinya
sabar dan menahan diri.   Sedangkan secara terminologi, toleransi adalah sikap
saling menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan,
kepercayaan kepada antarsesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.
Berdasarkan arti secara bahasa, toleransi dapat dimaknai sebagai
kemampuan setiap orang untuk bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang
tidak sejalan dengannya.
Pengertian dari beberapa ahlipun berbeda-beda. Toleransi menurut Max
Isaac Dimont adalah sikap saling menghargai tindakan orang lain yang berbeda-beda
dan dengan adanya sikap menghargai, perdamaian akan tercipta selama tidak ada
tindakan yang keluar dari batasan norma di masyarakat. Sedangkan menurut Djohan
Effendi memberikan makna yang sangat luas, Menurutnya, toleransi adalah sikap atau
perilaku seseorang yang menghargai berbagai macam perbedaan. Perbedaan yang
dimaksud bisa berupa perbedaan perilaku, agama, maupun budaya.
Secara umum toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan
menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan
perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.
Di Indonesia, sikap Toleransi sangat dijunjung tinggi. Toleransi inilah yang
menjadi kunci perdamaian bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya sikap toleransi,
konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi. Hal
tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar
belakang perbedaan yang beragam. Sikap toleransi patut dijaga demi menjaga
keutuhan persaudaraan, tanpa memandang perbedaan. Mengingat besarnya peran
toleransi dalam masyarakat, arti toleransi yang sesungguhnya harus diketahui untuk
selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam toleransi  salah satu
bentuknya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati

3
dan menghargai antar penganut agama lain, seperti:  Tidak memaksakan orang lain
untuk menganut agama kita; Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan
apapun; serta Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk
beribadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing. Contoh sikap toleransi secara
umum antara lain: menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang
berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antarsesama manusia tanpa
memandang suku, ras, agama, dan antargolongan.

B. HASIL WAWANCARA

1. Narasumber 1
Nama : Andi Darliani
Status : Mahasiswa Universitas Negeri Lambung Mangkurat Banjarmasin Prodi
ILmu Ekonomi Studi Pembangunan
Hasil Wawancara : Andi Darliani adalah mahasiswa yang berasal dari Tanah
Bumbu Yang sekarang menetap disalah satu komplek Banjarmasin selama 1 tahun
ini. Berdasarkan hasil wawancara menurut Andi Darliani toleransi adalah sikap
kita menghargai atau menghormati perbedaan sesama manusia walaupun kita
berbeda suku, ras, maupun agama karena toleransi merupakan hal yang sangat
penting dan timbal baliknya pun akan ke kita juga akhirnya. Kita tidak dapat
menghindari yang namanya perbedaan karena negara kita pun dikenal dengan
pluralistic society atau bangsa yang majemuk. Pada lingkungan asalnya dan
lingkungan tempat tinggalnya sekarang dirasakan masih banyak masyarakat yang
melakukan toleransi dengan baik. Contohnya seperti saat SMA di lingkungan
Andi Darliani banyak perbedaan suku dan agama namun belum pernah terjadi
pertikaian, caci maki, membeda-bedakan, menjelekkan salah satu agama atau
suku, dan hal nnegatif lainnya. Setiap orang memiliki hak untuk memeluk agama
tanpa paksaan dari orang lain. Hak kebebasan dalam beragama ini termasuk
beribadah dan taat pada agama yang dianut. Di Indonesia, toleransi beragama
diatur dalam UUD 1945. Toleransi diperlukan untuk menghargai seseorang yang
ada di lingkungan maupun organisasi, berhak meyakini agama yang berbeda.
Selain itu, toleransi diperlukan untuk tidak membeda-bedakan teman yang
berbeda keyakinan.

4
Begitu pula di lingkungan tempat tinggalnya sekarang, Banjarmasin. Pada
lingkungan tempat tinggalnya pun tetap menjunjung tinggi tentang toleransi baik
itu perbedaan suku, ras, maupun agama. Menghargai perbedaan adalah kuci untuk
kedamaian hidup kita. Dengan kondisi lingkungan yang harmonis akan terjalin
rasa sama-sama sayang dan saling tolong menolong. Namun, pada lingkungan
perkuliahannya terdapat sedikit masalah tentang toleransi antar suku karena masih
ada yang berteman atau bergaul hanya dengan sesama sukunya saja. Dalam
lingkungannya masih terdapat beberapa orang yang mengasingkan diri dan
menjauh tidak bergaul karena merasa berbeda suku. Padahal dalam semboyan
negara kita Bhineka tunggal ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu juga
sangatlah mengandung arti yang dalam dan semboyan negara inipun diatur dalam
pasal 36A UUD 1945. Para leluhur kita pun sudah menyiapkan jauh-jauh hari
agar kita dapar bejalan beriringan tanpa ada yang mengintimidasi atau
terintimidasi. Perbedaan adalah suatu keunikan yang dapat saling melengkapi
kekurangan. Menurut Andi Darliani berteman dengan orang yang berbeda suku itu
menyenangkan karena kita akan mendapatkan pengetahuan tambahan tentang
budaya, kebiasaan, dan lain sebagainya tentang suku tersebut. Kebudayaan kita
yang sangat beragam dan unik ini dapat menjadi keunggulan dan kita dapat
mengenalkan kebudayaan Indonesia di dunia internasional, bangga memakai
produk budaya buatan anak bangsa, mempelajari budaya di Indonesia dan
mengambil sikap positif dari budaya tersebut, dan tidak berbicara buruk terhadap
kebudayaan orang lain.  Unsur-Unsur Toleransi Memberi Kebebasan dan
Kemerdekaan Kebebasan adalah kemampuan individu untuk bertindak sesuai
keinginannya..

2. Narasumber 2
Nama: Muhammad Rezeki Nur Hasby
Status: Mahasiswa Universitas Negeri Lambung Mangkurat Banjarmasin
Program Studi Pendidikan Geografi 2020
Hasil Wawancara: Narasumber 2 ini adalah salah satu mahasiwa ULM
Banjarmasin yang berasal dari Palangkaraya dan sekarang menetap di
Banjarmasin. Berdasarkan hasil wawancara menurutnya toleransi merupakan
saling menghargai perbedaan namun tetap dalam kontek kebaikan dengan sesama

5
masyarakat dan susuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Contohnya seperti
jangan menoleransi dan membiarkan perbuatan keliru orang yang meminum arak
dengan pandangan bahwa dia tidak mengganggu juga karena meminum hal
tersebut pasti akhirnya mengandung hal negatif untuk individu itu sendiri.
Sebagai sesama sudah sepatutnya kita mengingatkan dan mengarahkannya ke
jalan yang benar. Apabila tetap melakukan hal tersebut kita dapat melaporkan
dan bekerja sama dengan pihak yang berwajib karena Negara kita adalah Negara
hukum.
Pada kondisi keadaan lingkungan tempat tinggalnya sekarang menurutnya
kurang adanya toleransi. Pada toleransi terdapat masalah karena masih terdapat
kelompok mayoritas masih mengesampingkan yang kelompok minoritas. Dalam
kehidupan bermasyarakat  tidak boleh untuk memaksakan atau mngintimidasi
suatu agama kepada seseorang karena kebebasan beragama merupak hak masing-
masing individu. Seseorang memutuskan memeluk suatu agama atas dasar
kemerdekaan pribadi yang dikaruniakan oleh Allah Swt sejak ia lahir atas dasar
Negara kita yang berdasarkan Pancasila diperincikan lagi ke dalam Undang-
Undang Dasar yang disebut UUD 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi : Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Pernyataan
ini mengandung arti bahwa keanekaragaman pemeluk agama yang ada di
Indonesia diberi kebebasan untuk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing. Kebebasan yang yang dimaksudkan diatas dilakukan
agar akhirnya tidak mengganggu dan merugikan umat yang beragama lain, karena
jika hal tersebut terjadi akan membawa akibat yang dapat menggoyahkan
persatuan dan kesatuan bangsa. Di Indonesia sudah banyak konflik yang mengatas
namakan agama sebagai pemicu perpecahan. Oleh karena itu kita harus tidak
melakukan tindakan diskriminasi pada seseorang yang berbeda suku,
memperlakukan semua orang sama dan sejajar meski berbeda suku, menghormati
dan menghargai suku lain, menghargai kebudayaan suku lain, tidak merusak dan
menjarah barang seseorang yang berbeda suku, dan saling membantu dan
menolong. 

6
3. Nama: Muhammad Setiawan
Status: Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Program Studi
Ilmu Hukum 2021
Hasil Wawancara : Dalam lingkungan tempat dinggalnya di batola setiawan
belum pernah menemukan adanya perbedaan agama. Pada hasil wawancara
setiawan juga menyebutkan dalam kehirupan toleransi antar suku adem ayem dan
belum pernah ada konflik antar suku. Bahkan tingkat tolong menolong dan
gotong royong masyara katnya masih sangat tinggi. Contohnya seperti pada saat
tetangga akan melaksanakan hajatan ataupun nikahan maka para tetangga atau
masyarakat di sekitar lingkungannya saling tolong menolong dan bahu-membahu
saling membantu padahal perbedaan suku yang ada dilingkungannya sangatlah
beragam seperti suku jawa, dayak, dan banjar. Ada beragam suku dan budaya
yang tersebar di beberapa daerah. Untuk menjaga perdamaian dan keharmonisan
suku, sebagai warga negara harus menghormati dan menghargai. Toleransi dalam
Sosial Budaya Indonesia mempunyai keragaman sosial budaya yang harus dijaga
dan dipertahankan. Keragaman sosial budaya ini dapat menciptakan toleransi.
Misalnya mempelajari keragaman budaya lain, mencintai produk buatan
Indonesia, dan menghargai perbedaan budaya.
Setiawan baru merasakan yang namanya lingkungan beda agama pada saat ia
berkuliah di ULM Banjarmasin karena di kelasnya banyak sekali pemeluk agama
yang berbeda seperti agama islam, hindu, protestan, dan katolik. Namun juga
tetap tidak ada yang namanya pertikaian dan perselisihan. Bahkan para pemeluk
agama non islam mengucapkan selamat beribadah, selamat berbuka puasa, dan
lain sebagainya sebagai bentuk toleransinya kepada umat islam yang sedang
menyambut bulan suci Ramadhan. Toleransi diperlukan untuk menghargai
seseorang yang ada di lingkungan maupun organisasi, berhak meyakini agama
yang berbeda. Selain itu, toleransi diperlukan untuk tidak membeda-bedakan
teman yang berbeda keyakinan. Karena kebebasan beragama diatur dalam
undang-undang Negara kita yaitu Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara menjamin
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya”. Pasal tersebut menjelaskan setiap orang berhak
memeluk agama, serta negara melindungi warganya untuk beribadah. Jadi hal
yang dapat dilakukan masyarakat atau kita sebagai warga Negara adalah tidak
memaksakan agama yang dianut ke seseorang yang berbeda keyakinan,
7
menghargai dan menghormati agama yang dianut orang lain, tidak menganggu
ibadah dan jalannya kegiatan keagamaan orang lain, tidak merusak tempat ibadah
dan mengganggu ketenangan agama lain, tidak menghina dan merendahkan
agama orang lain, berteman dengan orang yang berbeda keyakinan, tidak berlaku
diskriminasi pada seseorang yang berbeda agama di sekolah, tempat kerja, dan
lingkungan, tidak mengucilkan warga yang berbeda keyakinan di lingkungan
tempat tinggal, dan menerima perbedaan orang lain. 

C. TUJUAN DAN MANFAAT TOLERANSI

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat kita dapatkan beberapa manfaat dan
tujuan dalam wawancara, yaitu :

1. Menjaga keharmonisan masyarakat


Sikap toleransi dapat menjaga hubungan masyarakat agar tetap harmonis di
tengah perbedaan. Dengan adanya sikap toleransi, kenyamanan dan ketenteraman
masyarakat akan terjaga tanpa adanya konflik karena perbedaan tertentu.
2. Mencegah perpecahan
Sikap toleransi bertujuan untuk mencegah terjadinya perpecahan akibat
banyaknya perbedaan. Terjadinya perpecahan yang dapat merugikan masing-
masing individu dalam melakukan aktivitas sosialnya.
3. Menyatukan perbedaan
Toleransi diciptakan untuk saling melengkapi dan menyatukan perbedaan
karena perbedaan berpotensi menyebabkan konflik.
4. Meningkatkan perdamaian
Setiap warga negara wajib memiliki sikap toleransi untuk mengurangi
permasalahan di berbagai konflik yang bisa muncul di masyarakat.

Sikap toleran memberikan banyak manfaat bagi masyarakat atau individu yang
menerapkannya. Disadari atau tidak disadari memberikan dampak positif atas
penerapannya yang berulang, manfaat tersebut adalah:

1. Membangun rasa nasionalisme.


2. Menanamkan rasa persaudaraan.
3. Menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang.

8
4. Mengurangi sifat egois.
5. Mempermudah proses musyawarah.

Toleransi tumbuh dengan kesadaran bahwa keanekaragaman suku, agama, ras,


dan bahasa terjadi karena sejarah dengan semua faktor yang memengaruhinya.
Dengan keberagaman yang ada, sikap toleransi merupakan sebuah kewajiban
sehingga setiap orang bisa hidup berdampingan dengan damai.

Orang yang sudah menerapkan sikap toleransi dalam kehidupannya, memiliki


beberapa ciri-ciri di antaranya:

1. Menghormati orang lain.


2. Memberi kebebasan bagi orang lain.
3. Menghargai pendapat orang lain.
4. Tidak memandang perbedaan fisik dan psikis dalam bersosialisasi.

Setiap jenis perbedaan yang ada di masyarakat memiliki contoh penerapan sikap
toleransi yang berbeda-beda. Berikut contoh-contoh sikap toleransi yang bisa
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat:

2. Toleransi beragama.
3. Toleransi budaya.
4. Toleransi berpolitik.
5. Toleransi pergaulan.
6. Toleransi sekolah.
7. Toleransi lingkungan keluarga.
8. Toleransi bermedia sosial.

Toleransi dalam Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan
bangsa Indonesia, tertulis di lambang Garuda Pancasila. Kata tersebut berada di pita
yang dicengkeram di kaki burung Garuda. Mengutip dari buku Pendidikan Toleransi

9
Berbasis Kearifan Lokal, semboyan negara diatur dalam pasal 36A UUD 1945. Arti
kata Bhinneka Tunggal Ika yakni “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Kata Bhinneka ini menjelaskan keberagaman suku, bahasa, agama, ras, dan
budaya di Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika menjelaskan meski berbeda, namun tetap
satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semboyan ini
menghubungkan toleransi dari bangsa yang majemuk. Sikap dan perilaku toleran
perlu diciptakan, caranya menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.
Toleransi Toleransi Beragama Sila pertama Pancasila, berbunyi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”. Artinya Indonesia adalah negara Ketuhanan, menghendaki warganya
untuk menganut satu agama atau kepercayaan. Di Indonesia, ada 6 agama yang diakui
yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Tanpa adanya toleransi
umat beragama akan terjadi diskriminasi, kekerasan, dan konflik antar masyarakat
berbeda keyakinan. Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945, mengatur setiap warga negara untuk
memeluk agama dan menjamin perlindungan. Pasal 29 Ayat 2 berbunyi “Negara
menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat
menurut agama dan kepercayaannya. Pasal tersebut menjelaskan setiap orang berhak
memeluk agama, serta negara melindungi warganya untuk beribadah. Toleransi
Keberagaman Suku Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ada beragam
suku dan budaya yang tersebar di beberapa daerah. Untuk menjaga perdamaian dan
keharmonisan suku, sebagai warga negara harus menghormati dan menghargai.
Toleransi dalam Sosial Budaya Indonesia mempunyai keragaman sosial budaya yang
harus dijaga dan dipertahankan. Keragaman sosial budaya ini dapat menciptakan
toleransi. Misalnya mempelajari keragaman budaya lain, mencintai produk buatan
Indonesia, dan menghargai perbedaan budaya.

Untuk melakukan toleransi kita harus terlebih dahulu menumbuhkan sikap


toleransi dalam diri itu sendiri. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), ada 9 cara terbaik untuk menumbuhkan sikap toleransi, di antaranya
sebagai berikut:

1. Bersikap dan menghormati lain dengan baik tanpa memandang usia, agama, ras,
dan budaya.
2. Tidak membicarakan keburukan orang lain.
3. Mendengarkan orang lain ketika berbicara tanpa memotong pembicaraan.

10
4. Berbicara dengan sopan dan santun, seperti menggunakan kata-kata “permisi”,
“silakan”, “tolong” dan “maaf”.
5. Tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah.
6. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
7. Menerima orang lain yang berbeda fisik, agama, atau ras.
8. Menghargai diri sendiri, dan
9. Menghargai privasi orang lain, misalnya mengetuk pintu sebelum masuk kamar
anggota keluarga lain, meminta izin sebelum meminjam barang.

Sedangkan dalam buku Pendidikan Toleransi Isi Berbasis Kearifan Lokal oleh
Muhammad Japar dkk, ada tiga hal yang termasuk bentuk-bentuk sikap toleransi
yaitu:

1. Menghargai dan menghormati hak orang lain.


2. Tidak Mendiskriminasi atau membeda-bedakan orang berdasarkan suku agama,
ras, gender dan sebagainya.
3. Tidak menyakiti atau mengganggu kebebasan orang lain dalam memilih agama,
keyakinan politik dan memilih kelompok.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk (pluralistic society),


kemajemukannya tersebut antara lain ditandai oleh berbagai perbedaan, baik
perbedaan kehidupan politik, sosial, budaya, suku bangsa, adat istiadat maupun
agama. Sebuah perbedaan merupakan jalan untuk saling melengkapi bukannya
menjadi dasar atas pertikaian, perpecahan, dan perkelahian. Bahkan tentang
perbedaan ini juga diatur dalam undang-undang seperti semoyan kita Bhinneka
Tunggal Ika yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu” yang diatur pada diatur
dalam pasal 36A UUD 1945. Bahkan untuk hal beraga pun diatur pada pasal 29 Ayat
2 UUD 1945 yang mengatur setiap warga negara berhak untuk memeluk agama dan
menjamin perlindunganya.

B. SARAN

Toleransi merupakan hal yang penting dan wajib dilakukan semua orang tanpa
terkecuali. Sebagai Negara yang majemuk pun hal ini sudah pastinya sangat
diperlukan. Oleh karena itu dengan hal sekecil apapun kita tetap wajib melakukan
toleransi. Kita sebagai mahasiswa harus bisa menjadi pelopor karena jika tidak kita
yag memulai siapa lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Japar, Muhammad, Syifa Syarifa, dan Dini Nur Fadhillah. 2020. “Pendidikan
Toleransi Berbasis Kearifan Lokal”. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing
Sofia. 2021. “Apa Sih yang Dimaksud dengan Toleransi?”,
https://mediaindonesia.com/humaniora/440134/apa-sih-yang-dimaksud-
dengan-toleransi diakses pada Jumat, 15 April 2022 pukul 22.52 Wita
 Fajri, Dwi Latifatul. 2021. "Pengertian Toleransi dan Contoh Sikap dalam Kehidupan
Sehari-Hari", https://katadata.co.id/safrezi/berita/61cc238c67015/pengertian-
toleransi-dan-contoh-sikap-dalam-kehidupan-sehari-hari, diakses pada Jumat,
15 Paril 2022 pukul 23.30 Wita
Kumparan. 2021. “Berikut cara menumbuhkan sikap toleransi agar terciptanya hidup
rukun antar sesama”, https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-
menumbuhkan-sikap-toleransi-agar-tercipta-kerukunan-antar-sesama-
1vRo1TKXURG/full, diakses pada Sabtu, 16 April 2022 pukul 06.00 Wita
Permana, Dany Setyo, Noor Rachmat, dan Yusuf Ismail. 2014. Jurnal “Potret Sikap
Toleransi Beragama Siswa(Studi Kasus SMA Negeri 5 Jakarta Pusat Kelas
XI)”
Pamungkas, Cahyo. 2014. Jurnal “Toleransi Beragama dalam praktik social (Studi
Kasus Hubungan Mayoritas dan Minoritas Agama di Kabupaten Buleleng)”.

13
LAMPIRAN
Dokumentasi

Narasumber 1 : Andi Darliani

Narasumber 2 : Muhammad Rezeki Nur Hasby

Narasumber 3 : Muhammad Setiawan

14

Anda mungkin juga menyukai