kemaslahatan seluas-luasnya atas dasar iman kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan, yang
Al-Qur’an adalah pedoman atau petunjuk dari Allah swt yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw secara berangsur untuk seluruh umat manusia melalui perantara Malaikat
Jibril. Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an memiliki misi yang tidak berbeda dengan Islam,
yaitu menjadi rahmat bagi semesta dan menjadikan manusia yang berakhlak mulia tidak
hanya kepada Allah swt tetapi juga kepada seluruh makhluk di dunia. Al-Qur’an berisi pesan
yang universal, tetapi juga kontekstual pada zaman ke-Rasul-an. Adapun pesan kontekstual
yang dimaksud seperti ayat tentang perbudakan, mengatur peperangan, mengatur perkawinan,
dan sebagainya. Al-Qur’an merupakan petunjuk dan harus dipahami dan dijiwai dengan
prinsip tauhid dan kewajiban/kebajikan universal. Ada nilai-nilai kebajikan universal yang
bisa langsung menuju ke cita-cita akhir Islam, tetapi ada juga yang melalui target antara.
Seperti ayat tentang peperangan, tujuan akhirnya adalah mewujudkan kehidupan yang damai
tanpa adanya peperangan. Tetapi pada masa itu Rasulullah dan pengikutnya mengalami satu
masa yang diperangi oleh musuh, kemudian ada dua pilihan, yaitu diam mati atau melawan
sehingga ada kesempatan untuk hidup. Ayat peperangan ini turun saat berada di kondisi
darurat, tetapi jika dalam kehidupan yang damai, ayat peperangan ini tidak perlu dipahami
secara tekstual. Selanjutnya ayat tentang perbudakan, yang pada zaman dahulu masi
diterapkan. Sistem sosial tanpa perbudakan merupakan tujuan atau target akhir dari misi
Qur’an adalah firman Zat Yang Maha Tahu dan Maha Benar. Semua informasi yang terdapat
di dalam Al-Qur’an didasarkan kepada informasi yang tak terbatas dan pasti benar. Namun
pemahaman manusia atas Al-Qur’an yang memiliki pengetahuan yang terbatas bisa menjadi
benar ataupun salah. Salah satu ciri pemahaman Al-Qur’an yang valid adalah tidak
bertentangan dengan Islam, dimana Al-Qur’an menjadi petunjuk Tauhid dan kemaslahatan
yang seluas-luasnya. Kondisi kehidupan dapat mengubah pemahaman manusia terhadap Al-
Qur-an, tetapi Al-Qur’an memiliki isi pasti benar. Pemahaman manusia terhadap Al-Qur’an
dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya latar belakang keilmuan yang dipengaruhi oleh
ilmu yang dipelajari, politik dan ekonomi yang dipengaruhi oleh kepentingan dari politik dan
ekonomi, jenis kelamin atau gender dipengaruhi oleh pengalaman yang tidak dialami oleh
gender lain, dan banyak lagi faktor yang memengaruhi pemahaman manusia. Faktor-faktor
tersebut akhirnya akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Prinsip yang harus
dipegang dalam memahami Al-Qur’an adalah tidak bertentangan dengan misi Islam yang
dirumuskan oleh ulama, antara lain menjaga agama, jiwa, akal, kehormatan, keturunan, harta,