Anda di halaman 1dari 13

TUGAS AKHIR BAHASA INDONESIA

Pengobatan Diabetes Mellitus Secara Konvensional Vs Modern

Dosen Pengampu : 1. Chotibul Umam, S.S., M.Hum.


2. Ns. Henni Kusuma, M.Kep., Sp.Kep.MB
3. Ns. Yuni Dwi Hastuti, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH :

TRI RATNA DEWI


22020116120022
A.16.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
review literature tentang ” Pengobatan Diabetes Mellitus Secara Konvensional vs
Modern” ini telah saya susun dengan maksimal .
Dan harapan saya semoga review literature ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya untuk memeperbaiki bentuk maupun
menambah isi review literature agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam review literature. Oleh karena itu, saya sangat mengharapakan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan review literature ini.

Semarang, 30 November 2016

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi di Indonesia merupakan beban ganda bagi kebijakan pembangunan


kesehatan nasional. Di bidang kesehatan bangsa Indonesia masih berjuang memerangi
berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain.
Namun, di beberapa daerah atau kelompok masyarakat lain terutama di kota-kota besar,
masalah kesehatan utama justru dipicu oleh perubahan hidup akibat urbanisasi dan
modernisasi. yaitu obesitas. Masih tingginya angka kurang gizi di beberapa daerah dan
meningkatnya prevalensi obesitas di daerah lain merupakan beban yang kompleks dan
harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesia dalam upaya pembangunan bidang
kesehatan, sumber daya manusia dan ekonomi. Meningkatnya masalah kelebihan gizi
atau obesitas diikuti oleh peningkatan prevalensi diabetes mellitus tipe 2 yang sangat
tajam dan peningkatan ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Diabetes mellitus merupakan penyakit terjadi karena perubahan pola hidup atau
gizi yang salah, namun ternyata penyakit ini juga bisa terjadi karena konsumsi makanan
yang banyak mengandung racun misal: singkong yang banyak terdapat pada daerah
tropis (tropical diabetes). Komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita diabetik
adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak. Salah satu perubahan
patologis yang terjadi pada anggota gerak ialah timbulnya luka. Luka yang timbul ini
dapat berakibat fatal hingga amputasi pada daerah luka. Penanganan luka secara
komprehensif diperlukan agar tidak menimbulkan gangren dan amputasi. Salah satu
penanganan luka yang dewasa ini digunakan adalah perawatan luka teknik modern
dengan menggunakan hidrokoloid. Perawatan luka modern dipercaya lebih efektif dari
perawatan luka konvensional (menggunakan kassa steril) yang banyak digunakan di
rumah sakit.
B. Tujuan
Adapun Tujuan penulisan review literature ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu diabetes mellitus
2. Untuk mengetahui faktor penyebab penyakit diabetes mellitus
3. Untuk mengetahui macam- macam pengobatan diabetes mellitus secara
konvensional dan secara modern
4. Untuk mengetahui dampak positif dan negative dari pengobatan diabetes
mellitus secara konvensional dan secara modern.

BAB 11
PEMBAHASAN
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan
metabolisme karbohidrat yang berlangsung kronis, dan pada suatu saat dapat
(1).
menyebabkan berbagai komplikasi yang bersifat kronis pula Diabetes Mellitus
merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan) melebihi nilai
normal yaitu kadar gula darah lebih dari 200mg/dl (2).
Penyakit ini menimbulkan beberapa komplikasi, komplikasi yang paling sering
terjadi pada pasien diabetes mellitus adalah terjadinya perubahan patologis pada
anggota gerak, yaitu timbulnya luka pada kaki. Luka yang bila tidak dirawat dengan
(3)
baik akan berkembang menjadi ulkus gangren . Luka diabetik sangat mudah
menimbulkan komplikasi pada penderitanya berupa infeksi akibat invasi bakteri serta
(4).
adanya hiperglikemia menjadi tempat yang optimal untuk pertumbuhan bakteri
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada luka diabetik adalah bakteri yang
menghasilkan biofilm. Biofilm ini dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeuroginosa. Adanya biofilm pada dasar luka dapat menghambat
aktivitas fagositosis neutrofil polimorfonuklear dalam proses penyembuhan luka .
Luka menjadi pintu gerbang masuknya bakteri dan sering polimikrobial yang meliputi
bakteri gram positif dan negatif aerob yang menyebar cepat melalui kaki yang dapat
menyebabkan kerusakan berat dari jaringan. Luka menjadi lahan yang subur bagi
pertumbuhan mikroorganisme (5).
Faktor lain yang dapat menyebabkan tingginya kolonisasi pada luka responden
adalah tingginya kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang tinggi mengakibatkan
rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lain, sehingga aliran darah akan
terganggu . Akibat gangguan sirkulasi, penurunan sensasi dan hilangnya fungsi saraf
sensorik bisa menyebabkan terjadinya luka diabetik serta infeksi yang tidak terkontrol
dapat berujung pada timbulnya dalam merawat pasien diabetes mellitus dengan cara
membuat perencanaan untuk ganggren (6). Kondisi luka diabetes dapat dijumpai dalam
berbagai stadium yang masing-masing membutuhkan perawatan tersendiri, mulai dari
stadium ringan yang cukup menggunakan alat-alat sederhana sampai stadium lebih berat
yang harus mengunakan sarana prasarana dan seorang perawat khusus diabetes. Seorang
perawat mempunyai peran dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mencegah
timbulnya luka kaki diabetes dengan cara melakukan perawatan kaki; mengendalikan
beban pada kaki, memotong kuku, inspeksi kaki setiap hari, menjaga kelembaban,
menggunakan alas kaki yang sesuai, melakukan olahraga kaki. Pencegahan terhadap
timbulnya luka memberikan pengaruh positif bagi pasien terhadap pencegahan amputasi
pada kaki diabetik, sehingga diperlukan program penanganan pasien diabetes mellitus
yang komprehensif (7).

Adapun beberapa penyebab yang memicu penyakit diabetes mellitus yang


berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor
risiko yang dapat diubah dan faktor lain. Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes
adalah penderita polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolic
memiliki riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti
stroke, PJK, atau peripheral rrterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol,faktor stres,
kebiasaan erokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan kafein (8).

1. Obesitas (kegemukan)
Terdapat suatu hubungan antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada
derajat kegemukan dengan IMT > 23,ini dapat menyebabkan peningkatan kadar
glukosa darah menjadi 200mg% (9).
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipermtensi berhubungan erat dengan tidak
tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam
tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer (9).
3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
Seorang yang menderita diabetes mellitus pasti dalam tubuhnya mempunyai gen
diabetes. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang
menderita diabetes mellitus (9).
4. Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida
> 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan
rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapati pada pasien diabetes (9).
5. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena diabetes mellitus adalah >
45 tahun. (9).

Ada beberapa pengobatan konvensional yang masih digunakan untuk perawatan luka
diabetes,antara lain :
a. Menggunakan Madu
Madu dipercaya sebagai obat dalam berbagai penyakit salah satunya adalah
untuk perawatan luka diabetes. Penanganan luka pada pasien diabetes mellitus dapat
dilakukan dengan terapi non farmakologis. Madu merupakan terapi non farmakologis
(10)
yang biasa diberikan dalam perawatan luka diabetes mellitus .Sifat antibakteri dari
madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi anti inflamasi dari madu
dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses
penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain
mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit
(11).
Madu terbukti mempunyai kemampuan untuk membasmi sejumlah bakteri di
antaranya bakteri gram positif dan gram negatif. Madu menyebabkan peningkatan
tekanan osmosis di atas permukaan luka. Hal tersebut akan menghambat tumbuhnya
bakteri kemudian membunuh bakteri tersebut. Kandungan gula yang tinggi dalam madu
mampu memperlambat pertumbuhan bakteri. Teksturnya yang kental membantu
pembentukan lapisan pelindung anti pembusukan dari luar.Hasil penelitian sebelumnya
melaporkan bahwa madu diketahui memiliki kemampuan sebagai efek antibakteri,
seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (11). Penelitian lain juga menjelaskan
bahwa madu mengandung zat antibakteri sehingga baik untuk mengobati luka luar dan
penyakit infeksi. Madu mempunyai sifat osmolalitas yang tinggi sehingga bakteri sulit
untuk hidup. Sifat ini terdapat pada madu murni, sedangkan pada madu campuran bakteri
masih bisa hidup (11).
b. Menggunakan balutan kasa steril atau kasa NaCI
Metode perawatan luka diabetes dengan penggunaan kasa termasuk material
pasif dengan fungsi utamanya sebagai pelindung, menjaga kehangatan dan menutupi
penampilan yang tidak menyenangkan dari luka tersebut. Disamping itu metode
perawatan kasa juga dipakai untuk melindungi luka dari trauma mempertahankan area
luka atau untuk penekanan luka dan area sekitar luka dan mencegah kontaminasi bakteri.
Perawatan pada luka diabetes yang menggunakan cara konvensional ini didukung
dengan penggunaan antiseptik dan antibiotik (8).

Dengan kemajuan zaman dan teknologi pasti berdampak positif bagi dunia
kesehatan khususnya untuk pengobatan dan perawatan luka pada penderita diabetes
mellitus . Selain perawatan dan pengobatan luka diabetes mellitus secara konvensional
juga terdapat beberapa perawatan luka dan pengobatan secara modern antara lain :

a. Perawatan luka dengan modern dressing

Metode perawatan yang digunakan dengan menggunakan dressing modern yaitu


Alginate, Foam dressing, Hidrogel. Pada luka dengan eksudasi sedang sampai tinggi,
luka basah dengan terowongan yang dalam digunakan Alginate dan Foam dressing pada
luka yang basah, untuk luka yang cenderung kering digunakan Hidrogel. Alginate
dressing adalah absorban tingkat tinggi, nonadheren, biodegradable, turunan serat
nonwoven dari rumput laut terdiri dari garam kalsium, asam alginic dan asam
mannuronic dan guluronic. Cara kerjanya : ketika alginate dressing kontak dengan cairan
sodium yang berasal dari drainage luka, akan terjadi pertukaran ion kalsium dan sodium
yang akan membentuk sodium alginate gel, gel ini akan mempertahankan kelembaban
dan mendukung lingkungan luka yang terapeutik. Indikasi penggunaan alginate dressing
adalah pada luka dengan eksudasi sangat banyak seperti: luak yang menggaung, ulkus
decubitus, ulkus vaskuler, luak insisi, luka dehicence, tunnels, saluran sinus, luka donor
skin graft, luka tendon yang terlihat dan luka infeksi. Foam dressing berfungsi sebagai
absorban yang terbuat dari polyurethane dan memberikan tekanan pada permukaan luka
(8).

Dari perawatan luka diabetes mellitus baik secara konvensional maupun secara
modern mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ini beberapa kelebihan
dan kekurangan perawatan luka diabetes mellitus dengan cara konvensional :

1. Dampak perawatan luka diabetes dengan menggunakan madu

Bahwa kita tahu madu adalah cairan alami yang dihasilkan dari nectar bunga dan
dihisap oleh lebah. Madu sangat baik untuk pengobatan berbagai macam penyakit
khususnya untuk perawatan luka pada penderita diabetes mellitus. Kelebihannya adalah
madu mengandung antibiotik yang berguna untuk melawan bakteri patogen penyebab
penyakit infeksi, sehingga pertumbuhan beberapa mikroorganisme yang berhubungan
(12) .
dengan penyakit atau infeksi dapat dihambat oleh madu Efek madu pada
penyembuhan luka menghasilkan semacam zat kimia untuk debridemen, jaringan rusak
dan mati. Proses debridemen luka pada pasien yang dirawat menggunakan madu sangat
mudah diangkat atau dibersihkan, jaringan nekrotik berupa gumpalan debris berwarna
putih kekuningan dan berserabut sangat mudah terangkat dari dasar luka (13). Selain itu,
madu tidak mempunyai dampak negative bagi perawatan luka diabetes mellitus. Namun
dari segi kekurangannya, perawatan luka diabetes menggunakan madu memerlukan
waktu yang lama.

2. Dampak perawatan luka diabetes dengan menggunakan balutan kasa steril atau
kasa NaCI
Pada balutan konvensional cenderung memberikan dampak yang buruk
karena pemakaian kompres kasa sebagai upaya mempertahankan kelembaban
kurang dapat dipertahankan lebih lama sehingga luka lebih sering diganti
balutannya. Fenomena ini akan membawa dampak timbulnya cidera ulang pada
dasar luka yang akan menstimulasi terjadinya inflamasi ulang pada dasar luka.
Balutan konvensional kurang dapat menjaga kelembaban karena NaCl akan
menguap sehingga kasa menjadi kering. Kondisi kering menyebabkan kasa
lengket pada luka sehingga mudah terjadi trauma ulang. Kekurangan kasa dalam
menjaga kelembaban lingkungan luka menyebabkan masa perawatan luka yang
memanjang. Penggantian balutan pada perawatan konvensional lebih sering
dilakukan dibandingkan kelompok modern. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kondisi stress jaringan yang sedang regenerasi sehingga secara psikologis. pasien
akan lebih sering mengeluh kesakitan sebagai dampak terjadinya cidera ulang
pada dasar luka (14).

Selain itu, terdampak dampak positif yang ditimbulkan dari perawatan


luka diabetes mellitus secara modern adalah :
Perawatan luka diabetes mellitus dengan menggunakan modern dressing
sangat memberikan manfaat yang sangat besar dibandingkan dengan perawatan
luka diabetes mellitus secara konvensional. Perawatan modern dressing yang
diberikan bersifat memberikan kehangatan dan lingkungan yang moist (lembab)
pada luka. Kondisi yang lembab pada permukaan luka dapat meningkatkan
proses perkembangan luka, mencegah dehidrasi jaringan dan kematian sel
kondisi ini juga dapat meningkatkan interaksi antara sel dan faktor pertumbuhan.
Oleh karena itu metode perawatan harus bersifat menjaga kelembaban dan
mempertahankan kehangatan pada luka. Metode perawatan modern memiliki
prinsip kerja dengan menjaga kelembaban dan kehangatan area luka (8). Metode
modern dressing ini sangat dianjurkan untuk perawatan luka diabetes mellitus.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai


oleh kenaikan) melebihi nilai normal yaitu kadar gula darah lebih dari 200mg/dl. Metode
perawatan luka diaplikasikan pada pasien dengan luka diabetes melitus untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan perawatan luka diabetes.
Balutan modern mempunyai tingkat perkembangan perbaikan luka diabetik yang lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan balutan konvensional. Selain itu, perawatan
luka modern lebih efektif dari pada perawatan luka konvensional (menggunakan kasa
steril). Walaupun perawatan luka modern dressing lebih besar pengaruhnya , ada
perawatan luka diabetes yang menggunakan madu. Madu sangat aman untuk dipakai dan
dapat menurunkan resiko infeksi seoptimal mungkin.

B. SARAN

Diharapkan dapat menambah wawaasan dan pengetahuan bagi penderita luka


diabetes melitus tentang cara merawat luka, sehingga mengurangi efek samping yang
ditimbulkan oleh obat obatan medis dan biaya yang tinggi karena perawatan luka yang
lama. Metode perawatan luka diaplikasikan pada pasien dengan luka diabetes melitus
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan perawatan luka diabetes.
Selain itu untuk para instansi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan dengan memberikan program terapi nonfarmakologi misalnya
perawatan luka menggunakan madu sebagai bentuk penatalaksanaan luka pada pasien
diabetes mellit. Responden diharapkan mengetahui manfaat perawatan luka
menggunakan madu sehingga dapat melakukan perawatan luka diabetik secara mandiri
dan menurunkan risiko infeksi seoptimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
1. smeltzer SC, dkk. brunner and suddarth's texbook of medical surgical nursing (9 th
Ed). philadelpia : s.n., 2000.

2. misnadiarly. Diabetes Mellitus: Gangren, Ulcer, Infeksi.Mengenal


Gejala,Menanggulangi dan Mencegah Komplikasi. Jakarta : Pustaka
Populer Obor, 2006.

3. S, Suyono. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu Edisi 4. Jakarta : FK


Universitas Indonesia, 2004.

4. Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III . Edisi 4. Jakarta : FK
Universitas Indonesia, 2006.

5. PJM, Stevens. Ilmu Keperawatan Jilid 2 EDISI 2. Jakarta : EGC, 1999.

6. Riyadi S, Sukarmin. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008.

7. Penggunaan Balutan Modern Memperbaiki Proses Penyembuhan Luka Diabetes.


Ismail, Dina Dewi Sartika Lestari, Irawaty, Dewi and Haryati, Tutik
Sri. Malang : Jurnal Kedokteran Brawijaya, 2009, Vol. XXV. Available
from: jkb.ub.ac:id/index.php/jkb/article/viewFile/196/190

8. Studi Meta Analisis Perawatan Luka Kaki Diabetes dengan Modern Dressing.
Handayani, Luh Titi. Jember : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Jember, 2016, Vol. 6. 2. Available from :
jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/download/133/83
9. Diabetes Melitus Tipe 2. Fatimah, Restyana Noor. Lampung : Medical Faculty,
Lampung University, 2015, Vol. 4. Available from:
juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/615/619.
10. Suriadi. Perawatan Luka. 1. Jakarta : Sagung Seto, 2004.

11. Analisa Madu dari Segi Kandungannya Berikut Khasiatnya Masing- Masing . Y,
Intanwidya. Bogor : Pustaka Populer Obor, 2005.

12. S, Hammad. 99 Resep Sehat dengan Madu . Solo : Aqwamedika, 2012.

13. Efektivitas Madu Terhadap Penyembuhan Luka Gangren Diabetes Mellitus di


RSUP H. Adam Malik Medan. LL, Situmorang. Sumatera Utara :
Universitas Sumatera Utara , 2009. Available from :
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25284

14. Teknik Perawatan Luka Modern dan Konvensional Terhadap Kadar Interleukin
dan Interleukin 6 pada Pasien Luka Diabetik. Nontji, Werna, Hariati ,
Suni and Arafat, Rosyidah. Makassar : Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin , 2014. Available from :
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7331

15. Riyadi S, Sukarmin. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan


Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008.

16. Suriadi. Perawatan Luka. 1. Jakarta : Sagung Seto, 2004.

Anda mungkin juga menyukai