Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KEPERAWATAN

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Disusun Oleh:
1. Widyaningrum Dwi Setyowati
2. Yais Ummi Kulsum
3. Yayang Ridho Setiyoso
4. Yerlina Putri Idayati
5. Yoqi Putra Prasetya
6. Yulia Setiya Melati
7. Yuni Dwi Lestari
8. Yuniar Tri Wijayanti

KELOMPOK H
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat serta
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Discharge Planning”.
Makalah ini disusun sebagai pertanggung jawaban dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan.
Kami meyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penyusunan makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Madiun, 22 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.........................................................................................................
1.2Rumusan Masalah...................................................................................................
1.3Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Discharge Planning....................................................................................
2.2Tujuan Discharge Planning.....................................................................................
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning.....................................................................
2.4Penerima Discharge Planning..................................................................................
2.5Jenis Discharge Planning.........................................................................................
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning.......................................
2.7Prinsip Discharge Planning.....................................................................................
2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning..................................................................
2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan...................................
2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien........................................................
2.11 Pada Hari Kepulangan Pasien..............................................................................
2.12Keberhasilan Discharge Planning ..........................................................................
BAB III ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
BAB IV PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan
yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit
dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit
akan bermakna jika dilanjutkan dengan ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini,
perencaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan,
dimana peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan dirumah,
konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu
dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang
kedaruratan dengan masalah minor, seringkali diterima kembali dalam waktu 24jam
sampai 48jam, dan kemudian pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan
yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada.
Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan
beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam
perencaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga aoa yang
disampaikan dapat mengerti dan berguna untuk keperawatan dirumah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen discharge planning?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning
2 Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning
3 Mengidentifikasi Struktur
4 Mengidentifikasi Prinsip
5 Mengidentifikasi Proses
6 Mengidentifikasi Pengetahuan
7 Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning
8 Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi Discharge Planning


Discharge Planning adalah suatu proses yang sistematis dalam pelayanan kesehatan
untuk membantu pasien dan keluarga dalam menetapkan kebutuhan,
mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana perawatan yang akan dilakukan
setelah pasien pulang dari rumah sakit sehingga dapat meningkatkan atau
mempertahankan derajat kesehatannya (Zwicker & Picariello, 2003)

2.2Tujuan Discharge Planning


Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di
transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan
untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga
dengan menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri.
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning
Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan
multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi
layanan kesehatan kepada pasien. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau
koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit
yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan
fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit
untuk merencanakan serta mengimplementasikan discharge planning. Seorang discharge
planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan
tindakan dan proses kelanjutan perawatan.
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit, karena pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan
kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning.

2.4Penerima Discharge Planning


Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning atau
rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana pemulangan tidak
hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan
kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama
2.5Jenis Discharge Planning
Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara
dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau
Puskesmas terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali,
maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau
dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat/
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning
Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu,
yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian informasi
kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan
perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi
yang disampaikan lebih mudah diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran
pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi tersebut
sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam
memberikan informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai
dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien
berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan
belajarnya juga semakin tinggi.
2.7Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
mungkin timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien
masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada discharge
planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar tidak
terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien
dengan penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah atau
rencana dari discharge planning yang akan dilakukan
2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan
Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan. Kesamaan
tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat sampai
dengan adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama mendapatkan
perawatan di rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih lengkap dapat di
urut sebagai berikut:
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat keperawatan, rencana
perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan secara
terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang berhubungan
dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat dari gangguan
kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat
mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan, langkah, fasilitas
kamar mandi). (Perawat yang melakukan perawatan di rumah hadir pada saat rujukan
dilakukan, untuk membantu pengkajian).
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji perlunya
rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan klien
setelah pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang
relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah
2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien
a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat kepada
pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di
rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang
dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku
2.11 Pada Hari Kepulangan Pasien
Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan, atau
alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk pulang ke
rumah.
c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-
barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih
tertinggal. Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien yang telah
ditandatangani dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk mengembalikan
barang-barang berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang
berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali
instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih perlu
membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan kereta
dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan mekanika
tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga
dimana sumber transaportasi merupakan hal yang diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu
keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain yang
berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi
pasien akan menerima salinan dari format tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.
2.12 Keberhasilan Discharge Planning
Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan untuk
pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-
instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil
atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien
mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat terkoordinasi
dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai
suatu rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan
rumah sakit. Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke
lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa
indicator.
Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge
planning pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan perawatan
yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien untuk
kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat koping
terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Role :
Dokter : Widyaningrum D.S
Kepala Ruangan : Yais Ummi K
Ketua Tim (PP) : Yayang Ridho S
Perawat 1 (PA Tim1) : Yerlina Putri I
Perawat 2 (PA Tim 1) : Yoqi Putra P
Perawat 3 (PA Tim 2) : Yulia Setiya M
Pasien : Yuni Dwi Lestari
Keluarga Pasien : Yuniar Tri W

 (Ruang IRNA 8)
Dokter dan perawat pelaksana 2 melakukan visite pagi hari di ruang IRNA
8, kamar 002, Pada pasien Ny. N dengan diagnose Anemia.

Perawat P2 : “Selamat pagi, Bu. Bagaimana keadaan Ibu hari ini?”


Pasien : “Pagi. Sudah mendingan suster, Saya sudah tidak lemas
lagi.”
Perawat P2 : “Bagaimana tidurnya tadi malam Bu?”
Pasien : “Nyenyak suster”
Perawat P2 : “Hari ini dokter bersama saya akan mengecek kondisi
kesehatannya, silahkan dokter.”
Dokter : “Selamat pagi, Bu. Saya dengar dari suster yang merawat
Ibu bahwa kondisi Ibu sudah mulai membaik dan dari hasil
laboratorium juga sudah menunjukkan perkembangan yang
baik, Bagaimana pola makannya, Bu? Apakah pagi ini
makanannya sudah di habiskan Bu?”
Pasien : “Hari ini saya makan habis 1 porsi, dokter. Berbeda dengan
kemarin.
Dokter : “Sudah bagus pola makannya. Nanti lebih banyak minum air
putih, agar suhu badan ibu tetap normal dan untuk
memperbaiki sistem kekebalan tubuh ibu juga. Secara
pengamatan keseluruhan dari hasil saya, ibu sudah mengalami
perkembangan kesehatan yang cukup baik. Hanya saja perlu
banyak istirahat dulu dalam beberapa hari.”
Perawat : “Baik ibu, sekarang bisa istirahat kembali. Sebelum saya
tinggalkan, apakah ibu ada pertanyaan?”
Pasien : “Tidak ada, suster.”
Perawat : “Baik kalau tidak ada, kami permisi bu.”

 (Ruang Perawat)
Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana 1
dan perawat pelaksana 2 berdiskusi mengenai keadaan pasien Ny. N dan
rencana pemberian terapi selanjutnya.

Kepala Ruangan : “Dok, mengenai pasien Ny. N , dari hasil observasi yang
dilakukan perawat, kondisi pasien sudah membaik dan dari
hasil laboratorium normal. “
Dokter : “Tadi juga saya sudah melihat hasil laboratoriumnya
memang menunjukkan peningkatan dan bisa dikatakan
normal, tapi menurut saya perlu diobservasi terlebih dahulu
untuk memastikan keadaannya.”
Kepala Ruangan : “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien sudah bisa
membaik, intervensi keperawatan yang diberikan juga sudah
tercapai, dan hanya perlu untuk lebih banyak istirahat dan
pemulihan saja.”
Dokter : “Baik terimakasih informasinya, kita observasi dulu untuk
hasil lab, makan, dan kondisi umumnya jika keadaan pasien baik
bisa dijadwalkan untuk pulang.”
Ketua Tim : “Baik Dok, dari hasil lab yang menunjukkan bahwa
Hemoglobinnya sudah normal, keadaan umum pasiennya juga
sudah membaik, porsi makannya juga sudah banyak dok, dan
menurut kami itu bisa dilakukan dirumah. Tadi kami juga
sudah ditelfon oleh UGD, jika ada pasien baru yang harus
masuk dan butuh penanganan hari ini. Mengingat ruangan
kami yang sudah penuh, kami berencana untuk memulangkan
salah satu pasien kami yang kondisinya sudah benar-benar
membaik hari ini”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, mengenai keluhan yang nantinya jika muncul lagi,
kita sudah merencanakan discharge planning. Discharge
planning ini nantinya akan diberikan edukasi tentang pola
makan dan isirahat yang cukup kepada pasien mengenai yang
perlu diperhatikan di rumah nanti”
Ketua Tim : “Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan diberikan
oleh perawat-perawat yang bertugas hari ini. Menurut dokter
bagaimana?”
Dokter : “Iya kalau begitu tolong keluarga pasien di edukasi dan di
beri pemahaman mengenai informasi nutrisi yang cukup dan
istrirahat yang cukup apa yang harus dilakukan di rumah.”
Ketua Tim : “Iya nanti akan diberikan leaflet yang berisikan informasi
penting bagi kelurga pasien.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, jadi bagaimana bisa dipulangkan pasien Ny. N hari
ini?”
Dokter : “Bisa. Pasien Ny. N bisa pulang hari ini, saya akan membuat
surat ijin pulangnya dan resep obat yang harus diberikan ke
pasien.”
Kepala Ruangan : “Perawat P2, ini format discharge planning yang sudah saya
setujui dan bisa dilakukan pada pasien Ny. N. Bisa disiapkan
untuk discharge planning sekarang.”
Perawat P1 : “Baik pak, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu. Perawat
P2, tolong panggilkan keluarga pasien Ny. N agar datang ke
ruangan perawat sekarang.”
Perawat P2 : “Baik, ”
 (Ruang IRNA 8)
Perawat Pelaksana 2 Memanggil keluarga Ny. N
Perawat P2 : “Selamat Pagi, bu.
Pasien : “Iya pagi juga suster.”
Perawat P2 : “Tadi setelah dibicarakan dengan Dokter. Ny. N hari ini boleh
pulang, karena keadaan sudah membaik dan semua hasil
pemeriksaan juga menunjukkan peningkatan normal. Keluarga
pasien bisa menyelesaikan administrasi terlebih dahulu, setelah
menyelesaikan administrasi kemudian ibu langsung ke ruang
perawat ya, karena ada beberapa penjelasan terkait perencanaan
pulang Ny. N hari ini.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster.”

 Keluarga pasien menyelesaikan persyaratan administrasi

Perawat 2 : “ silahkan masuk bu”.


Karu : “ Silahkan duduk bu, admisnitrasinya sudah diselesaikan ya?”
Keluarga Pasien : “sudah sus”
Karu : “baiklah, jadi begini bu berdasarkan hasil lab kondisi Ny. N sudah
membaik dan dokter juga sudah mengijinkan untuk pulang. Untuk
perawatan dirumah usahakan Ny. N tetap jaga, istirahat, makan yang
cukup ya bu, untuk aktivitas setelah ini tolong dibatasi dulu ya,bu. Ini
untuk from persetujuan pulangnya bisa TTD disini bu”.
(Keluarga pasien menandatangani form tersebut)
“Baik sudah bu,untuk selanjutnya ini hasil laboratoium Ny. N, kami
akan melepas infusnya. ada yang ditanyakan bu?”.
Keluarga :”Tidak bu”.
Karu :” baik, silahkan menyelesaikan administrasi dulu Ibu”.
Keluarga : “ Baik sus, terima kasih, permisi bu”.
Karu :”Iya sama-sama”.
Keluarga pasien pun keluar ruangan perawat dan menuju ke ruang administrasi
untuk menyelesaikan administrasinya.

 Keluarga pasien dan perawat pelaksana 2 menuju keruang perawat


Ketua Tim : “Selamat pagi, Bu. Keluarganya Ny. N?” Keluarga
pasien : “Iya, suster.”

Ketua Tim : “Begini, setelah dokter tadi melakukan pemeriksaan terhadap


Ny. N, dan dari hasil tindakan keperawatan, kondisi Ny. N
sudah membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan dirumah.”
Keluarga Pasien : “Apa benar suster adik saya boleh pulang?”
Ketua Tim : “Iya. Pasien sudah bisa pulang hari ini dan ini resep obat yang
harus ditebus dulu sebelum pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik suster.”
Ketua Tim : “Begini sebelum nanti Ny. N pulang kami akan memberikan
penyuluhan. Jadi penyuluhan ini penting nantinya untuk
menjalani selama pemulihan di rumah. Apa Ibu bersedia untuk
diberikan penyuluhan ini?”
Keluarga Pasien : “Saya setuju suster, jadi saya nantinya tahu yang benar
mengenai perawatan keluarga saya dirumah.”
Ketua Tim : “Baiklah, nanti akan diperjelas lagi oleh perawat 2, silahkan
perawat 2?
Perawat P2 : Iya. ”Ibu minta waktunya sebentar sebelum pulang, untuk
memberikan penjelasan cara pemulihan kondisi Ny. N
dirumah. Sekarang, saya minta untuk memberikan form ini
kepada Ny. N agar ditanda tangani. Form ini berisi persetujuan
Ny. N untuk dilakukan penyuluhan sebelum pulang.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster. Nanti akan saya berikan.Terima kasih,
sus.” Perawat P2 : Sama-sama.

 (Ruang IRNA 8)
Perawat pelaksana 1, Perawat pelaksana 3 memberikan Discharge Planning
pada pasien dan keluarga pasien

Perawat P1 : “Selamat Pagi, hari ini kami dari perawat ruang IRNA 8 yang
bertugas pagi ini, akan memberikan penyuluhan mengenai yang
harus diperhatikan selama pemulihan dirumah. Sebelumnya ada
yang ingin ditanyakan dulu sebelum dimulai?”
Pasien dan Keluarga : “Tidak suster.”
Perawat P1 : Nanti akan dijelaskan mengenai informasi-informasinya,
kemudian nanti akan ditanyakan kembali dan diakhiri dengan
pemberian leaflet yang bisa dibawa pulang. Nanti yang akan
memberikan informasi adalah teman perawat saya. Bagaimana
bisa dimulai sekarang?”
Pasien dan Keluarga : “Bisa suster.”
Perawat P3 : “Selamat Pagi. Benar dengan Ny. N?”
Pasien : “Iya benar, suster.”
Perawat P3 : “Saya perawat 3 akan memberikan sedikit informasi kepada
Ibu dan keluarga mengenai cara perawatan Ny. N
dirumah nanti setelah Ibu pulang dari rumah sakit. Mungkin
sebelumnya sudah tahu mengenai penyakit yang di alami?”
Pasien : “Kekurangan darah sus, jadinya saya sering lemas,pusing dan
BB turun.”
Perawat P3 : “Baik,bu.Saya jelaskan,ya. Anemia itu betul yang dikatakan
ibu kekurangan darah yaitu sel darah merah. Dan akibatnya
organ tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan
membuat ibu pucat,pusing,dingin di tangan dan kaki, detak
jantung ibu tidak teratur dan penurunan nafsu makan. Untuk
cara pencegahannya dengan mengkomsumsi zat besi, asam
folat dan vitamin B12. Contoh makanannya seperti daging,
kacang-kacangan, sayur, buah-buahan, tahu,tempe, susu, dan
kacang kedelai. Jadi bu kesimpulannya ibu harus makan-
makanan yang bernutrisi dan cukup serta beristirahat cukup dan
olahraga cukup. Bagaimana ibu apakah sudah paham dan ada
yang ingin ditanyakan.
Pasien : “Mba saya itu sudah makan sayur setiap hari, tapi kenapa kok
masih kurang darah ya mba ?.”
Perawat P1 : “Jadi gini bu, untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi harus
ditambahi buk misal makan sayur + buah atau susu atau dengan
lauk yang kaya protein seperti tahu dan tempe bu.”
Perawat P3 : “Bagaimana bu apakah sudah paham?”
Pasien : “Paham mba, tapi kalau lauknya saya makannya selalu beli
gorengan dan minumnya selalu es mba karena itu kesukaan
saya.”
Perawat P3 : “Nah, itu bu masalahnya, jadi jangan keseringan makan makanan
yang tidak sehat ya bu seperti es dan gorengan karena akan
membuat asupan gizi ibu menjadi buruk .
Perawat P1 : “Sudah paham,bu?”

Pasien : “Sudah mba”.

Perawat P3 : “Baik bu kalau begitu , bisa mengulangi apa saja yang harus
di lakukan Ny. Nurul saat di rumah nanti”.
Keluarga Pasien : “Istirahat yang cukup, olahraga cukup, makan makanan yang
yang sehat seperti sayuran,buah,susu,tahu,tempe.”
Perawat P3 : “Benar juga. Itu artinya Ny. Nurul dan keluarga sudah mampu
untuk melakukan perawatan dirumah.”
Perawat P1 : “Sebelum saya akhiri, apakah ada pertanyaan?”
Pasien : “Tidak ada suster.”
Perawat P1 : “Baik, kalau tidak ada, ini saya bagikan leaflet kepada
Ny.Nurul. Isinya kurang lebih sama dengan apa yang saya
jelaskan tadi, dan saya harap ini bisa bermanfaat. Baik, sekian
dari kami, terima kasih atas kerjasamanya, semoga lekas
sembuh, dan ingat untuk kontrol kesehatan 1 minggu lagi.
Selamat pagi.”
Pasien & Keluarga: “Selamat pagi suster dan terimakasih.”
Perawat 1 & 2 : Sama-sama bu.

Perawatpun menuju ners station dan melaporkan kepada karu bahwa pasien
sudah diberikan penyuluhan dan tinggal mengurus format disharge planing.
Kemudian di konsulkan kepada Kepala rungan.

Perawat 1 :”Pak ini formnya untuk pasien Ny.N, tolong bapak periksa mungkin
ada kesalahan”.
Karu : “ Oh, iya baik sus terimakasih segera bantu pasien untuk persiapan
pulang ya.”
Perawatpun berjalan menuju rungan pasien.
Perawat 2 :” Permisi,bu. Saya akan melepaskan infusnya dulu bu sebelum ibu
pulang (melakukan tindakan pelepasan infus)”.
Keluarga Pasien :” Iya sus”.
Perawat 2 :” Sudah selesai bu, apakah sudah ada yang akan menjemput bu?”
Pasien :” Sudah sus yang menunggu sudah ada di depan”
Perawat 2 :”Baik bu kalau begitu mari saya antar ke depan menggunakan kursi
roda”.
Pasien :”Baik sus terimakasih.”
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa
siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses
formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah manajemen keperawatan yang berjudul
“Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan kritik dan saran
yang membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih baik dari
yang saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai